Anda di halaman 1dari 2

Nama : Devinta Nita Hidayah

Program Studi : PGMI


NIM : 192004

PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK


DI MASA PANDEMI

Word Health Organization (WHO) telah menyatakan Covid-19 sebagai pandemi


tanggal 11 Maret 2020. Penyebaran Covid-19 di Indonesia cenderung terus meningkat
dari waktu ke waktu, yang berdampak pada berbagai aspek sosial, ekonomi, pendidikan,
dan lain sebagainya. Dari pernyataan tersebut salah satu yang menjadi sorotan adalah
pendidikan di Indonesia, dimana masa pandemi ini siswa melaksanakan pembelajaran
sekolah melalui kegiatan pembelajara dalam jaringan (daring) mulai dari siswa tingkat
usia dini hingga menengah atas. Sehingga mau atau tidak mau semua harus beradaptasi
dengan keadaan tersebut.
Melihat keadaan tersebut dapat kita rasakan kelebihan maupun kekurangannya.
Kita pastinya tahu dimana sebelum kondisi pandemi ini sebagian besar peserta didik
belajar di sekolah dengan gurunya, sedangkan di masa pandemi ini yang paling
berperan besar adalah orang tua. Orang tua memiliki peran penting untuk menggantikan
peran guru di sekolah agar anak tetap mendapat kegiatan belajar guna mengembangkan
aspek perkembangan anak khususnya pada perkembangan keagamaannya. Menanamkan
nilai-nilai agama pada anak dapat di lakukan sejak usia dini karena pada masa ini anak
sedang membentuk kepribadiannya, maka harus diajarkan tentang agama agar anak
menjadi pribadi yang baik dan berakhlak baik.
Mengembangkan nilai keagamaan dan nilai moral pada anak di masa pandemi
ini dapat dimulai dari orang tua atau keluarga. Orang tua dapat mencontohkan dan
mengajak anak-anaknya untuk melaksanakan kegiatan keagamaan, contohnya
mengajarkan dan memberi tahu anak untuk melaksanakan kewajiban sholat,
mengajarkan belajar al-Qur’an, mengajarkan kegiatan-kegiatan baik lainnya, sehingga
anak akan terbiasa dengan hal baik dimanapun dan kapanpun anak itu berada.
Begitupun sebaliknya, apabila orang tua acuh terhadap perkembangan keagamaan
anaknya, anak akan menyepelekan nilai-nilai keagamaan dan moral sehingga akan
bertindak seenaknya karena merasa tidak ada yang melarang ataupun mengarahakan.
Dalam keadaan tersebut tentunya ada rasa kuwalahan juga dari orang tua dalam
mendidik anaknya. Sehingga di masa ini bagi orang yang mampu secara finansial
banyak yang memanggil guru privat untuk mengajarkan anak untuk belajar Al-Qur’an,
dikarenakan TPQ banyak yang diliburkan dan untuk membantu orang tua dalam
mendidik anak-anaknya. Akan tetapi, disamping itu masih banyak orang tua yang masih
acuh dalam perkembangan keagamaan pada anak-anaknya, sehingga banyak anak yang
tidak memanfaatkan waktunya dengan kegiatan yang baik, contohnya dalam
pembelajaran dalam jaringan ini anak menyalahgunakan penggunaan gadget. Jika tidak
dibatasi orang tua, anak tidak akan kenal waktu, melalaikan kewajibannya, hanya untuk
bermain gadget seharian.
Oleh karena itu, di sini dapat kita lihat bahwa peran orang tua untuk
mengajarkan atau menanamkan nilai agama anak itu sangat penting, agar anak tumbuh
dewasa menjadi pribadi yang baik sesuai ajaran-ajaran agama yang dianutnya, dan
peran guru hanya membantu anak untuk meningkatkan seluruh aspek perkembangan
anak agar perkembangan anak dapat tercapai atau berkembang dengan baik sesuai
tahapannya.

Anda mungkin juga menyukai