Anda di halaman 1dari 2

Nama : Virginia Divina

NPM : 110110200236
Kelas : Hukum Arbitrase dan Penyelesaian Sengketa Alternatif Kelas E
Dosen : Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H., Dr. Purnama Trisnamansyah, S.H., M.H., dan
Mursal Maulana, S.H.,M.H.

Urgensi Indonesia dalam Ratifikasi The Singapore Convention on Mediation

Mediasi adalah sebuah proses untuk membahas dan menyelesaikan sengketa. Keuntungan
dari proses ini dalam penyelesaian sengketa adalah meningkatkan efisiensi dan menawarkan
fleksibilitas kepada para pihak. Dalam prosesnya, peran mediator bukan untuk mengadili,
melainkan untuk memfasilitasi diskusi antara pihak yang berselisih untuk mencapai solusi yang
dapat disepakati secara bersama. Keuntungan lainnya bagi para pihak dengan menggunakan
mediasi sebagai proses penyelesaian sengketa adalah bersifat rahasia serta efisiensi biaya dan
waktu. Bagi Negara, proses tersebut dapat membantu mengurangi tekanan pada sistem
pengadilan negara. The Singapore Convention on Mediation (“SCM”) dibentuk berdasarkan
tantangan proses mediasi pada sengketa komersial, yaitu kurangnya kerangka hukum yang
efisien dan harmonis dalam penegakan perjanjian penyelesaian lintas batas yang dihasilkan dari
mediasi. Oleh karena itu, SCM dikembangkan dan diadopsi oleh PBB.1
United Nations Convention on International Settlement Agreements Resulting from
Mediation atau yang biasa dikenal dengan nama The Singapore Convention on Mediation
merupakan sebuah peraturan kerangka hukum yang dibuat secara seragam dan efisien bagi
perjanjian penyelesaian sengketa internasional yang melalui proses mediasi. Hal ini dibuat oleh
para pihak dalam perjanjian untuk menyelesaikan sengketa komersil internasional melalui proses
mediasi. Konvensi SCM dibentuk sebagai instrumen yang esensial untuk memfasilitasi kegiatan
perdagangan internasional dan mempromosikan proses mediasi sebagai alternatif penyelesaian
sengketa yang dapat secara efektif menyelesaikan sengketa dalam bidang perdagangan. Ini
memastikan bahwa kesepakatan penyelesaian yang dimediasi internasional yang dicapai oleh
para pihak menjadi mengikat dan dapat ditegakkan di bawah prosedur yang disederhanakan dan
disederhanakan. Dengan demikian, hal ini dapat membantu dalam memperkuat terhadap keadilan
dan supremasi hukum, serta mendorong kepastian hukum dan stabilitas di bidang mediasi

1
Singapore Convention, “The Convention Text”, Singapore Convention on Mediation,
https://www.singaporeconvention.org/convention/text, diakses pada 29 Maret 2023
komersial internasional. Selain itu, dapat juga berkontribusi pada pengembangan sistem
komersial global berbasis aturan yang matang.2
Urgensi Indonesia dalam melakukan ratifikasi Konvensi SCM adalah dengan berkaca
pada dampak yang diberikan pada ratifikasi Konvensi New York 1959, yaitu memudahkan
eksekusi putusan arbitrase. Dengan demikian, SCM diharapkan dapat mempermudah eksekusi
aset hasil perjanjian mediasi. Hal ini bertujuan agar kreditur dapat dengan mudah mendapatkan
perintah eksekusi pengadilan di negara tempat eksekusi objek perjanjian mediasi dilakukan.
Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) dan (3) SCM dinyatakan bahwa perjanjian yang bukan merupakan
cakupan dari perjanjian mediasi yang dimaksud adalah perjanjian yang telah melalui proses
persidangan di muka pengadilan, apabila suatu perjanjian diperlakukan sebagai penilaian atau
penetapan di pengadilan negara yang bersangkutan, dan kesepakatan yang telah melalui tahapan
arbitrase dan telah dikukuhkan sebagai putusan arbitrase. Dengan demikian, Pengadilan tidak
berwenang untuk memeriksa sengketa yang telah dimuat dalam perjanjian mediasi sejak awal,
tetapi tetap berdasarkan perintah eksekusi dari Pengadilan bahwa perjanjian tersebut dapat
diterapkan. Kesimpulannya, Indonesia diperlukan untuk meratifikasi Konvensi SCM mengingat
semua negara anggota konvensi dapat mengeksekusi aset pihak lawan yang beritikad buruk dan
tidak memenuhi kewajiban yang tertuang dalam perjanjian mediasi3.

2
Ibid
3
Hamalatul Qur’ani, “Singapura Hasilkan Konvensi Mediasi dan Amandemen UNCITRAL 2002”, Hukum
Online, 29 Oktober 2018,
https://www.hukumonline.com/berita/a/singapura-hasilkan-konvensi-mediasi-dan-amandemen-uncitral-20
02-lt5bd6e3ef235f0/?page=2, diakses pada 29 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai