Class Notes (Sesi Bu Ira)
Class Notes (Sesi Bu Ira)
Pertemuan I: Pengenalan
BORDER
Batas batas yang memisahkan suatu wilayh dengan wilayah lainnya. Ada yang terlihat, ada
yang tidak terlihat. Tiap wilayah memiliki regulasi dan pemerintahan. Pembatas dan pemisah
antara keduanya dinamai wilayah perbatasan.
Garis imajiner yang memisahkan wilayah wilayah suatu negaa dengan negara lainnya di
atas permukaan bumi (Starke, 1989). | Perbatasan darat, laut, dan udara.
Permasalahan di perbatasan sangat menarik karena kita melihat bagaimana pihak pihak
bernegosiasi di perbatasan karena itu tempat titik kumpul budaya budaya yang berbeda.
WILAYAH
Pemerintahan (kekuasaan dan aturan)
Penduduk (lokal)
Sejarah (sosial, politik, ekonomi)
Budaya (nilai-nilai dan produk budaya).
PRIMORDIALISME
Melekatnya etnisitas seseorang berdasarkan ikatan sejarah (e.g., Suku Bugis dan Suku
Makassar), budaya, dan adat istiadatnya masih sangat penting untuk membedakannya dari
etnis lain.
Persoalan Perbatasaan bukan hanya tentang apa yang berada di dalam dan di luar
perbatasan, melainkan juga apa yang terjadi di dalamnya.
CHRIS RUMFORD
Perbatasan adalah kunci untuk memahami konektivitas jaringan, sama halnya dengan
pertanyaan pertanyaan tentang identitas, kepemilikian, konflik politik, dan transformasi
sosial.
DAVID NEWMAN
“...So too, the study of bordering phenomenon has become multi-disciplinary, with
sociologists, political scientists, historians, internal lawyers, and anthropologists taking an
active part in the expanding discourse” | Perbatasan is an interdisciplinary study.
Pertanyaan Kritis
1. Apa yang terjadi?
2. Kapan terjadinya? (Time and Space).
3. Siapa yang berkaitan atas terjaidnya persengketaan?
4. Mengapa dapat terjadi
5. Bagaimana terjadinya?
6. Pokok permasalahan apa yang dapat diambil?
7. Apa perkspektifnya? (Dicoba untuk dilihat secara geokultural)
8. Bagaimana cara melakukan kajiannya?
Pendekatan: Diaspora. Identitas. Relasi Kuasa. Human Trafficking. HAM. Proses Akulturasi.
Konflik. Budaya Politik (Pemilu: kita melihat para partai appeal to the people by doing
campaigns).
Novelty/Kebaruan
Tinjauan pustaka berfungsi untuk mengetahui penelitian peneliyian terdahulu tentang korpus
(i.e. perbatasan). Mencari pengetahuan
Metode
Penelitian sosial humaniora menggunakan metode kualitatif
Metode penelitian kualitatif dapat berbentuk
Kepustakaan
Etnografi
Netnografi
Metodologi
Penelitian mencakup langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian.
Etnografi → metodologi harus menyertakan bukti2 lapangan yang mendukung. Metodologi dapat
dilakukan melalui observasi, awancara, kuesioner
Netnografi → memasukkan nama sumber internet dan tautannya
TUGAS PRESENTASI!
1. Pilih masalah perbatasan di Asia Tenggara
2. Bikin latar belakang
3. Tinjauan pustaka (literature review)
4. Rumusan Masalah: 1 dan 2
5. Metode dan Metodologi
Pertemuan II: Presentasi Perbatasan
Tinjauan II
Tropis → Subtropis (California, Nevada) → Subarctic Alaska. Kondisi cuaca yang ekstrim jadi
tantangan tiap hari, banyak pekerja yang punya penyakit dan masalah di pernapasan.
Ketidakadilan Pengawas
70% dari pekerja bilang kalo mereka diberlakukan tidak adil oleh supervisor mereka,
termasuk dalam jadwal bekerja. Mereka di bayar per jam kan ya, dan mereka ngerasa yang
dikasih jam bekerja lebih alias dapet duit lebih banyak itu cuma pekerja pekerja yang punhya
hubungan baik sama supervisor. Uniknya lagi, yang dimaksud oleh supervisor ini itu juga
migran Filipina alias mereka dari satu nation yang sama. Tapi, anehnya, supervisor ini
malah ada preferential treatment dengan kaya lebih ngebaik-baikin pekerja dari etnis lain,
contohnya migran dari Somalia.
Dan meskipun mereka bekerja di Alaska, Amerika Serikat, tapi day to day experience
mereka masih kental dengan pengaruh budaya dari Filipina, yaitu Pakikisama dan Hiya.
Pakikisama artinya getting along with each other, bergaul dengan baik dengan sesama. It
was great yeah, it fosters the Filipino brotherhood, until it was too much.
For example, when workers are treated unfairly or with disrespect from supervisors or when
they feel they may have made a mistake, they are less likely to report disrespect or mistakes
or they will minimize the situation because of fear of breaking pakikisama with the supervisor
or co-worker.
Kalo buat Hiya ini sendiri, arti harfiah rasa malu, atau Shame. Dan mungkin ini lebih ke
perlakuan dari supervisor ke pekerja mereka. Jadi kan mereka kerja per shift, dan shift
leader mereka yang juga supervisor mereka ini itu saling berlomba-lomba untuk dapet
output hasil ikan paling banyak, karena kalo lebih sedikit dari shift leader yang lain mereka
ngerasa Hiya ini, malu. Jadi, they put overly high expectations di produktivitas pekerja, jadi
yang kena lagi-lagi pekerja. Banyak pekerja, apalagi yang udah memasuki usia senja itu gak
bisa memenuhi kuota. Jadi mereka yang malu dan stres.
Hubungan sama tantangan masalah reunifikasi keluarga → mereka di “ujung dunia”, gak ada kontak
sama keluarga, dan mereka ga bisa pulang karena udah ada kontrak. They feel isolated, and depressed.
Beberapa pekerja, bahkan sampai harus turns to susbtance abuse dan narkoba. Yang paling
memprihatinkan adalah, mereka punya rekreasi tapi ga cukup waktunya.
members of an oppressed racial group believe the stereotypes about their group and thus
dissociate themselves from that group
Membahas Yang Sudah Dipresentasikan
Kelompok 1 diulas diperbatasan → apakah mereka pindah ke amerika? Apakah mengalami kehidupan
diperbatasan? Penekanan secara mental tapi juga fisik.
Ditambah fokusnya → akan lebih baik kalau membaca tentang problem perbatasan
Telah dimulai ratusan tahun yang lalu, ketika kekaisaran Romawi memperkenalkan budaya
Italia pada delegasi yang datang ke negerinya (Keer & Wiseman, 2013:21). Ini jadi
kebiasaan kalo ada delegasi/rombongan yang dateng itu disambut sama pimpinan tertinggi:
bagian perkenalan kebudayaan.
Negara untuk memperkenalkan budaya dna bahasa, mereka harus hadir di negara yang
dijadikan target. Mereka kerja sama sama kedutaan, terus nanti dipromosiin budaya mereka.
Hubungan kedua negara lebih relax dan santai. Pembicaraan tidak hanya soal politik dan
konflik, ada hal lain yang bisa dibicarakan dengan menikmati keindahan dari kebudayaan.
Produk-produk ada yang pure business tapi ada juga yang merupakan hasil dari diplomasi.
Diplomasi kebudayaan bisa menjadi sebab sebuah bisnis. Dari kerja sama informal, terus
dibuat sebuah kerja sama yang lebih formal dan masuk ke diplomasi ketika berhubungan
dengan pimpinan yasng lebih tinggi.
Kontak Antarnegara
Diplomasi Kebudayaan dapat dilakukan melalui hubungasn:
P to P: People to People: ASEAN → arena pertemuan. Dibungkus dalam arena olahraga dan kesenian.
G to G: Government to Government: Ada kerja sama formal, MoU.
Soft Power → dikemukakan oleh Joseph Nye pada tahun 1990 dalam buku Bound to Lead: the
Changing Nature of American Power. Kekuatan Diplomasi ada yang hard ada yang soft. Soft
power ini yang secara tidak sadar diterima oleh orang.
The ability to affect others through the co-optive means of framing the agenda, persuading
and eliciting positive attraction in order to obtain preferred outcomes. Kekuatan yang “tidak
terlihat” tapi tetep persuading dan membujuk.
Apakah soft power yang murni memengaruhi pihak lain, apakah menguntungkan pihak yang
lain atau ada udah dibalik batu?
Secara tidak sadar soft power korea udah masuk sampai ranah pribadi. Dari drama korea
kita ke tempat shooting di korea. Terus unconciously lebih prefer bibimbap daripada pecel
wokwsokd
Indonesia udah punya soft power belum? Kalo diliat sih belum.
Apakah sinetron Indonesia bisa bersaing dengan Korea? Ngga. Mungkin dari alur film,
mungkin harus lebih “internasional”.
Jepang maupun Korea tidak memakai bahasa Inggris sebagai perantara. Makanya soft
powernya mereka tuh kuat banget.
PENJELASAN
Kekuatan memengaruhi orang (bangsa) lain secara ilmiah (tanpa paksaan) dan menarik
minat positif untuk mencapai hasil yang diinginkan merupakan kekuatan tersembunyi dalam
pemahaman soft power.
Untuk budaya modern, Indonesia masih harus berlari kencang untuk mengejar budaya
budaya lain yang berhasil.
Terletak pada pemahaman bahwa hard power diterjemahkan sebagai material power,
sedangkan soft power diterjemahkan sebagai mental power.
Tidak semua negara menerima definisi ini mentah-mentah, tapi ini secara umum. Contoh
yang ga nerima itu Tiongkok. Kenapa?
Unlike hard power that accordingly to him “can rest on inducements (Carrots) and threats
(sticks).” Soft power rests on the ability to shape the preferences of others. Hence it uses a
different type of currency (not force, not money) to engender cooperation–an attraction to
shared values and the justness and duty of contributing to the achievements of those values.
Aestheticized culture is also considered an important source of soft power.
Korea Selatan → ekonominya dulu lemah banget. Terus butuh cara to generate economy again by
doing “Hallyu” wave.
SMART POWER
Kombinasi dari sifat coersive dari hard power dengan sifat persuasif dan atraktif dari soft
power. (Nye, 2010:8).
When Nye coined the term soft power, he excluded elements like investments and trade and
formal diplomacy and aid. Elements he considered more concrete carrots and sticks. Nye
bilang kalo soft power ini ga punya udang di balik batu.
“Soft power is not merely the same as influence. After all, the influence can also rest on the
hard power of threats or payments.” Nye focused purely on the attractiveness of a nation’s
brand, of it values and ideals, and norms.
Nation Branding Indonesia → apakah hal hal di Indonesia ini cukup bersaing dengan Asteng??? Kaya
alamnya.
Suatu negara mau memperbaiki citra negerinya yang kurang baik, dapat memakai konsep
nation branding sebagai alternatif dan menjadi bagian dari diplomasi. Kalau mau brand
bangsa kita, bisa aja kita rebranding.
E.g. Ramah jadi produktif. Tapi produktif juga harus jadi nyata.
Institut Konfusius (Tiongkok) → Bahasa, Budaya, dan perlu pengajar dari Cina bisa dikirim langsung
dari sini.
Anime – Pop Culture (Jepang) → sesuatu yang sangat kuat tapi mulai tergeser sama korsel
Drama Korea – Pop Culture (Korea Selatan) → JPOP V. KPOP
Film dan makanan/minuman (Amerika Serikat) → Film: tokoh utama orang Amerika vs Villain
USSR, penonton jadi kaya lebih mendukung US drpd USSR.
Kalo diplomasinya udah kuat, berarti pr nya sekarang adalah maintain it!!!
Amerika: Orang Amerika yang jadi tokoh utama harus selalu menang | Media menjadi
kekuatan soalnya bisa kaya “Oh, kalo gue nontonnya CNN, lebih reliable.”
China: Produk Murah!! Orang orang lebih prefer ke produk yang murah yang biasanya buatan cina
daripada produk lokal | Obat Cina → beberapa orang lebih milih pengobatan herbal Cina drpd ke
Dokter. E.g. “Oh kenyang nich aing, minumnya teh cina aja biar lemaknya turun” | Media: ada TV
pemerintah. Tiap kota punya channel sendiri. Tapi ada siaran yang disiarkan untuk umum
Korea: Drama | Boy/Girl Band | Elektronik → Jepang udah mulai turun. Orang kalo mau beli cuma
kek Samsung ape Iphone | Makanan
PERTANYAAN?
Kak Taki: Jepang menggunakan soft power via pop culture untuk mengubah branding
negara. Shinzo Abe sangat deny peristiwa Nanjing. Penolakan Shinzo Abe sebagai PM
Jepang mau tidak mau memengaruhi Masy. Jepang dalam melihat diri mereka sebagai
sebuah nation dari Jepang. Ketika Masy. Jepang mengganti sejarah yang mereka lihat dan
menghasilkan media pop culture yang punya unsur sejarah (Hetalia) menggambarkan
Jepang sebagai seseornag yang baik. Dan konsumen Korea dan Cina malah menikmati hal
tersebut. Jadi ini kaya “mengubah” sejarah, jadi kaya memendam permasalahan, bukan
penyelesaian sejarah.
Diplomasi Budaya susah buat masuk kalo ada bangsa yang merasa tersakiti. (e.g. Tiongkok
ke Jepang). Masalah urgen kurang cocok buat diplomasi kebudayaan, lebih cocok pake
diplomasi publik.
Nomor 1:
● Pertukaran Budaya: Negara-negara dapat mengadakan pertukaran seniman,
budayawan, musisi, penari, dan pelajar untuk memperkenalkan budaya mereka
kepada dunia luar dan memperkaya budaya mereka dengan pengaruh budaya asing.
● Festival Kebudayaan: Negara-negara dapat mengadakan festival kebudayaan yang
menampilkan seni tradisional, makanan, musik, tarian, dan pameran seni untuk
mempromosikan budaya mereka.
● Pelatihan dan Pendidikan: Menawarkan beasiswa dan program pertukaran
pendidikan untuk pelajar dan peneliti asing adalah cara untuk mempromosikan
pemahaman dan kerja sama budaya.
● Diplomasi Seni: Negara-negara dapat menggunakan seni sebagai alat diplomasi,
seperti mengirim kelompok seniman untuk mengadakan pertunjukan di negara lain
atau mengadakan pameran seni untuk mempromosikan pemahaman lintas budaya.
● Diplomasi Kuliner: Mempromosikan makanan dan minuman tradisional sebagai
bagian dari diplomasi kebudayaan dapat membantu memperkuat ikatan budaya dan
menarik wisatawan.
● Pelindungan Warisan Budaya: Negara-negara dapat bekerja sama untuk melindungi
dan memelihara warisan budaya mereka, seperti situs bersejarah dan warisan
budaya takbenda, yang dapat menjadi jembatan untuk kerja sama diplomatik.
● Diplomasi Media dan Teknologi: Berpartisipasi dalam kerja sama media dan
teknologi, seperti pertukaran film, program televisi, dan platform digital, dapat
mempromosikan budaya negara-negara di Asia Tenggara kepada dunia.
● Promosi Bahasa: Memfasilitasi pertukaran bahasa dan program pembelajaran
bahasa asing dapat memungkinkan orang untuk lebih memahami satu sama lain dan
memperkuat hubungan diplomatik.
● Perdagangan Budaya: Promosi dan ekspor produk budaya seperti pakaian
tradisional, kerajinan tangan, dan barang-barang seni dapat memperkuat ekonomi
dan hubungan ekonomi dengan negara-negara lain.
● Diplomasi Wisata: Menggunakan sektor pariwisata sebagai alat diplomasi dengan
mempromosikan tujuan wisata, mengadakan pameran pariwisata, dan mendorong
kunjungan wisatawan asing.
Nomor 2:
● Mempererat Hubungan Diplomatik: Diplomasi kebudayaan dapat membantu
mempererat hubungan diplomatik antara negara-negara dengan mempromosikan
pemahaman dan hubungan positif antarbudaya.
● Meningkatkan Citra Negara: Melalui promosi budaya, negara-negara dapat
meningkatkan citra mereka di mata dunia, yang dapat berdampak positif pada
perdagangan, pariwisata, dan dukungan internasional.
● Membuka Peluang Ekonomi: Promosi budaya dapat mendukung sektor-sektor
ekonomi seperti pariwisata, seni, kerajinan, dan kuliner, yang dapat menghasilkan
pendapatan dan peluang kerja.
● Mengatasi Perbedaan dan Konflik: Diplomasi kebudayaan dapat membantu
mengatasi perbedaan budaya dan agama yang mungkin menyebabkan ketegangan
atau konflik internasional.
● Mendorong Pertukaran Pendidikan dan Penelitian: Program pertukaran
pendidikan dan penelitian yang didasarkan pada diplomasi kebudayaan dapat
memperkuat sumber daya manusia, inovasi, dan kolaborasi antarnegara.
● Mempromosikan Perdamaian dan Kemanusiaan: Diplomasi kebudayaan juga dapat
digunakan untuk mempromosikan nilai-nilai perdamaian, hak asasi manusia, dan
kemanusiaan di tingkat internasional.
● Membangun Jembatan Antarbudaya: Di dunia yang semakin terhubung, diplomasi
kebudayaan dapat membantu membangun jembatan antara budaya-budaya yang
berbeda, mendorong saling pengertian dan toleransi.
● Menciptakan Keuntungan Soft Power: Diplomasi kebudayaan adalah bagian dari apa
yang dikenal sebagai "kekuatan lembut" suatu negara, yang dapat meningkatkan
pengaruh internasional negara tersebut tanpa menggunakan kekerasan atau
tekanan.
● Mendukung Organisasi Internasional: Negara-negara Asia Tenggara dapat
menggunakan diplomasi kebudayaan untuk mendukung organisasi internasional
seperti ASEAN dalam mencapai tujuan kerja sama regional dan perdamaian.
Nomor 3:
Nomor 2: