Anda di halaman 1dari 13

Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 419

DAMPAK MANISAN TERHADAP EKONOMI


MASYARAKAT DI KABUPATEN CIANJUR

The Impact of Pickles to People’s Economy in Cianjur

Oleh Enden Irma Rachmawaty


Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung
Jl. Cinambo No.136 Telp./Fax (022) 7804942 Ujung Berung - Bandung 42094

Naskah Diterima: 27 Juli 2012 Naskah Disetujui:28 Agustus 2012

Abstrak

Di setiap daerah pasti mempunyai menu makanan khas sendiri, menu makanan
khas ini timbul dari lingkungannya sendiri, dan dapat dipastikan tidak diketahui asal mula
pembuatnya, yang pasti pembuatan menu makanan tersebut merupakan warisan yang
turun temurun, begitu juga dengan pengrajin makanan khas Cianjur. Pengrajin makanan
khas Cianjur bukan hanya buah-buahan sebagai bahan pokok pembuatan manisan, tetapi
bisa juga dari bahan pokok sayuran. Ada beberapa yang termasuk kedalam makanan khas
Cianjur, di antaranya adalah Manisan Sayuran Sawi. Manisan Kedondong, Manisan
Canar, Manisan Salak, Manisan Rumput Laut, Manisan Jambu Biji, Manisan Pala, dan
lain-lain. Pada awalnya semua jenis makanan khas Cianjur merupakan konsumsi
masyarakat dengan status sosial menengah kebawah, tetapi pada saat ini semua jenis
makanan khas Cianjur tersebut sudah merupakan konsumsi semua lapisan masyarakat.
Hal ini ditandai bukan hanya dijual di toko-toko tetapi sudah masuk ke supermarket-
supermarket yang ada di Cianjur, bahkan banyak juga yang memakai sebagai menu
pelengkap dalam rangka hajatan di hotel-hotel berbintang. Alasan dilakukannya
penelitian ini adalah sebagai upaya untuk mendapatkan informasi yang lebih dalam
tentang manisan Cianjur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metoda
wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa manisan Cianjur cukup
mengalami perkembangan baik dari segi bahan maupun pemanfatannya.

Kata Kunci: Pengrajin Makanan Khas, Cianjur.

Abstract

Every region has its own typical food that has been developed within its society
and no one knows who made it first. The fact is that it is inherited from one generation to
another. This also happens to artisan food of Cianjur who make manisan (pickles) of
fruits and vegetables. Formerly the pickles were consumed by middle to lower class in the
society, but it gradually becomes popular to everyone. This kind of food can be found
either in small shops or supermarkets. Hotels serve them as desserts. This research seeks

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


420 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

more detailed information about pickles of Cianjur by using descriptive method and
interviews. The result shows that pickles from Cianjur have been developing very well.

Keywords: food artisan of typical food, Cianjur

A. PENDAHULUAN kerajinan tradisional dengan berbagai


Tiap masyarakat memiliki kebuda- bentuk, jenis, dan penyajiannya. Bentuk
dan jenis makanan pada masing-masing
yaan yang hidup dalam komunitas
daerah berbeda, salah satu kerajinan
wilayahnya, kebudayaan dapat menampil-
kan suatu corak khas yang dapat dilihat tradisional yang sekarang masih tetap
dipelihara keberadaannya adalah kerajinan
oleh masyarakat luar bahkan oleh masyara-
kat yang bersangkutan. Kebiasaan-kebi- manisan pada masyarakat di Kabupaten
asaan yang terpelihara dan dijunjung tinggi Cianjur.
Keberadaan kerajinan tradisional
mengandung nilai-nilai yang luhur, yang
kemudian merupakan unsur kebudayaan makanan khas manisan pada masyarakat
Kabupaten Cianjur tersebut dapat diketahui
yang dihayati oleh seluruh masyarakat
pendukungnya. Karena biasanya nilai-nilai cukup unik, sebab kerajinan manisan
yang terkandung di dalamnya banyak masyarakat Cianjur ini merupakan
kerajinan manisan yang sudah ada dan
berkaitan dengan sistem kepercayaan pada
terpelihara secara turun temurun hingga
masyarakat setempat.
saat ini meskipun kerajinan ini sudah mulai
Perubahan-perubahan kebudayaan
akan menyebabkan terjadinya pergeseran berkurang, oleh karena itu berangkat dari
nilai, gagasan yang di satu pihak punahnya hal tersebut diatas penulis mengadakan
penelitian terhadap Kerajinan Manisan
sistem ekonomi tradisional yang lama dan
Masyarakat Kabupaten Cianjur.
dilain pihak timbulnya sistem ekonomi
Kerajinan manisan masyarakat
baru dengan nilai dan gagasan baru.
Pergeseran yang terjadi, menggugah kita Kabupaten Cianjur di Provinsi Jawa Barat,
untuk mengetahui sampai sejauh mana keberadaanya masih terjaga sampai saat
peranan kebudayaan didalam sistem ini. Meskipun wilayah penyebaran
ekonomi tradisional. pengrajin manisan khas Cianjur ini mulai
berkurang tidak di semua wilayah Cianjur.
Salah satu bentuk dari kebudayaan
yang masih hidup itu adalah kerajinan. Salah satu bukti dari terjaganya kerajinan
Dalam kehidupan masyarakat, khususnya manisan masyarakat Cianjur adalah
masyarakat Jawa Barat, kebudayaannya banyaknya toko, kios di sepanjang jalan
sangat banyak dan sangat beragam, baik provinsi menuju Cianjur, baik dari arah
Bandung maupun Bogor. Berkurangnya
bentuk, jenis maupun cara penyajiannya.
Hal ini terlihat dari keberadaan berbagai pengrajin manisan Cianjur yang hanya
pada daerah tertentu saja menjadi salah
macam kerajinan di masyarakat.
Keberadaan kerajinan tradisional satu kekhawatiran akan hilangnya budaya
pada masyarakat, khususnya pada saat ini makanan tradisional khas Cianjur. Manisan
masyarakat Cianjur memiliki khas
umumnya kurang begitu menarik perhati-
an. Masyarakat lebih tertarik pada hasil tersendiri yang menyebabkan begitu
terkenalnya makanan ini.
karya bangsa asing. Kenyataan ini
berdampak luas pada keberadaan makanan
tradisional yang berdampak pada terkikis-
B. HASIL BAHASAN
nya nilai-nilai budaya dan ekonomi.
Kabupaten Cianjur terletak di tengah
Jawa Barat salah satu provinsi di
Provinsi Jawa Barat, berjarak 65 km dari
Indonesia yang cukup kaya dengan

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 421

ibu kota Provinsi Jawa Barat (Bandung) Kecamatan Tanggeung, Pagelaran,


dan 120 km dari ibu kota Negara (Jakarta). Kadupandak, Takokak, Sukanagara dan
Secara Astronomis Kabupaten Cianjur Campaka. Sedangkan Cianjur bagian
terletak di antara 106o42 sampai 107o25 selatan, merupakan dataran rendah yang
bujur timur dan 6o21 sampai 7o32 lintang berbukit-bukit kecil yang diselingi
selatan, dengan batas wilayah yaitu: pegunungan yang melebar sampai ke
 sebelah utara berbatasan dengan daerah pantai Samudra Indonesia.
wilayah Kabupaten Bogor dan Tanahnya labil dan sering terjadi longsor.
Kabupaten Purwakarta; Terdapat area perkebunan dan persawahan
 sebelah timur berbatasan dengan tetapi tidak begitu luas. Kecamatan yang
wilayah Kabupaten Bandung, masuk wilayah ini adalah: Kecamatan
Kabupaten Bandung Barat dan Agrabinta, Sindangbarang, Cidaun,
Kabupaten Garut; Naringgul dan Cibinong.
 sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur terletak di kaki
Samudera Indonesia; Gunung Gede dengan ketinggian sekitar
 dan di sebelah barat berbatasan dengan 450 meter di atas permukaan laut dan
wilayah Kabupaten Sukabumi. terendah sekitar 7 meter di atas permukaan
Secara umum Cianjur beriklim laut. Bagian lainnya berupa perkebunan
tropis, dengan pengaruh angin sangat dan persawahan. Menurut Van Bamelen
besar, sehingga terdapat pergantian musim, yang berkebangsaan Belanda, lokasi
yakni musim kemarau dan musim Kabupaten Cianjur termasuk zona
penghujan, curah hujan pertahunnya rata- Bandung, yang secara geografis wilayah
rata berkisar antara 2.500 milimeter sampai ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
4000 milimeter dengan jumlah hari hujan  Cianjur bagian utara, merupakan
150 hari per tahun. Adapun suhu udara dataran tinggi terletak di kaki Gunung
Kabupaten Cianjur berkisar antara 15 Gede dan Gunung Pangrango yang
derajat celsius. Suhu terendah terjadi di menjadi sumber mata air bagi banyak
Cianjur bagian utara dan suhu tertinggi sungai, antara lain Citarum, dengan
terjadi di Cianjur bagian selatan. anak-anak sungainya Cisokan,
Secara geografis wilayah Kabupaten Cikundul, Ciranjang, Cidamar,
Cianjur terbagi ke dalam tiga bagian yaitu: Cisadea, dan Cilaki. Dengan curah
Cianjur Bagian Utara, Tengah dan Selatan. hujan rata-rata 2.825 per tahun, maka
Cianjur utara yang merupakan dataran daerah ini cocok dijadikan areal
tinggi di kaki Gunung Gede meliputi perkebunan dan pesawahan.
daerah puncak dan Cipanas. Ketinggian  Cianjur bagian tengah merupakan
daerah puncak 1.450 meter di atas daerah berbukit-bukit. Struktur
permukaan laut. Daerah ini dari kota tanahnya labil karena terletak pada
Cianjur berjarak lebih kurang 1,5 jalur gempa bumi dari wilayah
kilometer. Kecamatan yang masuk ke Kabupaten Sukabumi bagian selatan,
wilayah ini adalah: Kecamatan Cibeber, di samping itu daerah ini sering terjadi
Bojongpicung, Ciranjang, Karangtengah, tanah longsor. Selain itu, daerah
Cianjur, Warungkondang, Cugenang, lainnya terdiri atas areal perkebunan
Pacet, Mande, Cikalongkulon, Sukaluyu, dan areal pesawahan yang digunakan
Cilaku dan Sukaresmi. Cianjur bagian sebagai lahan pertanian terutama padi.
tengah, merupakan daerah yang berbukit-  Cianjur bagian selatan merupakan
bukit kecil dengan keadaan struktur dataran yang terdiri atas bukit-bukit
tanahnya labil sehingga sering terjadi tanah kecil diselingi pegunungan-pegunung-
longsor. Dataran lainnya terdiri atas area an yang melebar ke samudera Hindia.
perkebunan dan persawahan. Kecamatan Sebagaimana daerah lainnya, Cianjur
yang masuk ke daerah ini adalah: bagian selatan ini merupakan daerah

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


422 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

yang tanahnya labil dan sering terjadi ten Cianjur merupakan salah satu daerah
longsor dan gempa bumi, begitu juga swasembada padi. Produksi padi per tahun
sebagian areal tanahnya digunakan sekitar 625.000 ton. Produksi pertanian
sebagai arel perkebunan dan padi terdapat hampir di seluruh wilayah
pesawahan. Cianjur, kecuali di Kecamatan Pacet dan
Kepadatan penduduk Kabupaten Sukanagara yang didominasi oleh tanaman
Cianjur pada tahun 2005 sekitar 548,94 hias dan tanaman sayuran yang di pasok ke
jiwa per km². laju pertumbuhan penduduk daerah Jabodetabek. Potensi perkebunan
Kabupaten Cianjur ini tidak merata, di Kabupaten Cianjur cukup besar ada
terlihat bahwa sekitar 63,90 % penduduk sekitar 19,4 persen dari seluruh luas
Kabupaten Cianjur terkonsentrasi di bagian merupakan area perkebunan. Selama ini
utara, 19,19% mendiami berbagai dikelola oleh Perkebunan Besar Negara
kecamatan di bagian tengah dan sisanya (PBN) seluas 10.709 hektar, Perkebunan
sebanyak 17,12% berada di berbagai Besar Swasta (PBS) sekitar 20.174 hektar
kecamatan di bagian selatan Kabupaten dan Perkebunan Rakyat (PR) seluas 37.167
Cianjur. hektar.
Kepadatan penduduk di kecamatan- Cianjur memiliki filosofi yang
kecamatan wilayah utara jauh lebih tinggi sangat bagus, yakni ngaos, mamaos dan
dibandingkan wilayah selatan dan tengah, maenpo yang mengingatkan tentang 3
dengan demikian pengembangan potensi (tiga) aspek keparipurnaan hidup. Ngaos
ekonomi kecamatan-kecamatan di wilayah adalah tradisi mengaji yang mewarnai
tengah dan selatan menghadapi kendala suasana dan nuansa Cianjur dengan
untuk dikembangkan, antara lain karena masyarakat yang dilekati dengan ke
penduduknya masih jarang dan terpencar beragamaan. Citra sebagai daerah agamis
sehingga secara ekonomis pengembangan ini konon sudah terintis sejak Cianjur ada
di wilayah tersebut kurang menguntunkan. dari ketiadaan yakni sekitar tahun 1677
Terjadinya kesenjangan penyebaran dimana tatar Cianjur ini dibangun oleh
penduduk secara geografis dimungkinkan para ulama dan santri tempo dulu yang
berkaitan erat dengan faktor daya tarik gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah
wilayah terutama dengan aspek ekonomi sebabnya Cianjur juga sempat mendapat
serta ketersediaan sarana tempat tinggal julukan gudang santri dan kyai. Bila di
yang memadai. tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar
Mata pencaharian penduduk Cianjur jauh sebelum masa perang
Kabupaten Cianjur berada di sektor: (1) kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan
Pertanian 372.422 orang, (2) Industri perjuangan kemerdekaan pada masa itu
17.671 orang, (3) Perdagangan 109.965 tumbuh dan bergolak pula di pondok-
orang, (4) Jasa-jasa 21.891 orang, (5) pondok pesantren. Banyak pejuang-
sektor lain 87.535 orang (Badan Statistik pejuang yang meminta restu para kyai
Pusat Kabupaten Cianjur, 2011). sebelum berangkat ke medan perang.
Sebagaimana daerah beriklim tropis, Mereka baru merasakan lengkap dan
wilayah Cianjur Utara tumbuh subur percaya diri berangkat ke medan juang
tanaman sayuran, teh dan tanaman hias. Di setelah mendapat restu para kyai. Mamaos
Wilayah Cianjur Tengah tumbuh dengan adalah seni budaya yang menggambarkan
baik tanaman padi, kelapa dan buah- kehalusan budi dan rasa menjadi perekat
buahan. Sedangkan di wilayah Cianjur persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata
Selatan tumbuh tanaman palawija, pergaulan hidup. Seni mamaos tembang
perkebunan teh, karet, aren, cokelat, kelapa Sunda Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa
serta tanaman buah-buahan. Sebagai dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati
daerah agraris yang pembangunannya Kusumahningrat yang dikenal dengan
bertumpu pada sektor pertanian, Kabupa- sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 423

pupuhu (pemimpin) tatar Cianjur sekitar Pada masa ini, penyebaran tembang
tahun 1834-1862. Cianjuran makin meluas, dan tembang-
Seni mamaos ini terdiri dari alat tembangnya sangat digemari oleh kaum
kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi muda pada jamannya karena bersifat
rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling romantis.
yang mengiringi panembanan atau juru. Sistem kekerabatan orang Sunda
Pada umumnya syair mamaos ini lebih pada umumnya dan masyarakat Cianjur
banyak mengungkapkan puji-pujian akan pada khususnya, dipengaruhi oleh
kebesaran Tuhan dengan segala hasil keyakinan beragama dan adat istiadat
ciptaanNya. Sedangkan maenpo adalah secara turun temurun, hal ini tercermin dari
seni diri pencak silat yang menggambarkan ungkapan yang menyebutkan bahwa “ulah
keterampilan dan ketangguhan. Pencipta munjung ka gunung ulah muja ka sagara,
dan penyebar maenpo ini adalah R. tapi kudu munjung ka indung jeung muja
Djadjaperbata atau dikenal dengan nama ka bapa”. Ungkapan tersebut mencermin-
R. H. Ibrahim aliran ini mempunyai ciri kan eratnya kekerabatan, di samping wajib
permainan rasa yaitu sensitivitas atau patuhnya seorang anak kepada kedua
kepekaan yang mampu membaca segala orang tuanya, masyarakat Sunda menyebut
gerak lawan ketika anggota badan saling kekerabatan tersebut dengan “bondoroyot”
bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu terutama sebutan dalam kerabat keluarga
Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan batih.
(pukulan). Agama Islam merupakan agama
Apabila filosofi tersebut diresapi, yang dianut mayoritas penduduk
pada hakekatnya merupakan simbol- Kabupaten Cianjur. Sementara pemeluk
simbol rasa keberagaman, kebudayaan dan agama lain seperti: Kristen, Hindu, Budha,
kerja keras. Dengan keberagaman sasaran dan Konghucu merupakan bagian kecil
yang ingin dicapai adalah terciptanya yang dianut penduduk Kabupaten Cianjur.
keimanan dan ketaqwaan masyarakat Jumah pemeluk agama Islam tercatat
melalui pembangunan akhlak yang mulia. 1.379.606 orang, dan sisanya penduduk
Dengan kebudayaan, masyarakat Cianjur yang beragama Katholik 3.743 orang,
ingin mempertahankan keberadaannya Protestan 2.391 orang, Hindu 251 orang,
sebagai masyarakat yang berbudaya, Budha 2008 orang, dan Konghucu berjum-
memiliki adab, tatakrama dan sopan santun lah 1.174 orang. Dari jumlah pemeluk
dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja agama-agama tersebut tentunya diimbangi
keras sebagai implementasi dari filosofi pula dengan sarana pribadatan yang
maenpo, masyarakat Cianjur selalu tersedia di Kabupaten Cianjur. Hal ini
menunjukan semangat keberdayaan yang dibuktikan dengan tersedianya 3.386
tinggi dalam meningkatkan mutu. masjid, dan 1.126 mushola bagi pemeluk
Seni tradisional yang terdapat di agama Islam. Selain sarana peribadatan
Kabupaten Cianjur sampai sekarang masih tersebut terdapat pula; tajug, yaitu bangun-
dilestarikan keberadaannya seperti; an kecil yang didirikan di atas kolam atau
tembang cianjuran, ketuk tilu jaipongan, pinggiran sungai untuk melakukan salat
kecapian, pencak silat, angklung buncis, atau tempat beristirahat usai membajak
calung, seni gondang, seni dulag, dan seni tanah.Tajug tersebut ditemukan di wilayah
wayang golek. Seni tembang cianjuran Kabupaten Cianjur terutama di daerah-da-
yang merupakan gaya tembang khas erah pedesaan yang mayoritas panduduk-
daerah Cianjur dengan pengiring kecapi nya bermata pencaharian sebagai petani.
dan suling bertempo bebas dengan syair Adapun jumlah tempat ibadat agama
berpola pupuh. Cianjuran ini muncul atas Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu di
prakarsa dalam Pancaniti, bupati Cianjur, Kabupaten Cianjur, terdapat 22 buah
yang diteruskan oleh putranya R. Alibasah. Gereja, 2 buah Vihara, 2 buah Pura, dan 1

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


424 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

buah Klenteng. Tempat-tempat peribadatan dengan manisan dari daerah lain, adalah
tersebut pada umumnya didirikan di cara para pedagang memajang
lokasi-lokasi strategis yang mudah dijang- dagangannya, yakni dengan menempatkan
kau oleh pemeluknya, seperti di sepanjang dalam deretan bejana bekas botol yang
jalan raya dan pusat kota Kabupaten menjadi hiasan tersendiri yang menarik.
Cianjur dan sebagian lagi terdapat di kota- Awalnya hanya buah pala saja yang dibuat,
kota kecamatan dan di perkampungan namun kini buah telah biasa dijadikan
penduduk. manisan, dari salak sampai ceremai.
Kehidupan umat beragama bagi Menurut salah satu generasi perintis
masyarakat Cianjur dirasakan bertambah manisan Cianjur dari keluarga Ny. Tan,
mantap. Hal itu didasari oleh kesadaran manisan Cianjur mulai terkenal sejak
masing-masing pemeluk agama untuk dikunjungi oleh istri Presiden Soekarno.
melaksanakan ibadahnya dengan tenang Saat ini generasi perintis manisan Cianjur,
dan damai. Bagi umat Islam umumnya, generasi ke-3 dan ke-4 masih memper-
mereka taat menjalankan kewajiban- tahankan keaslian manisan Cianjur dengan
kewajiban agama seperti; salat lima waktu, tidak menggunakan bahan pengawet.
puasa, dan menunaikan ibadah haji ke Manisan yang kemudian menjadi
tanah suci Mekah bagi mereka yang makanan olahan masyarakat Cianjur
mampu. Suasana kehidupan keagamaan khususnya wilayah kota dan sekitarnya,
tersebut dapat dilihat dalam berbagai menjadi salah satu dari mata pencaharian
kegiatan yang tidak didominasi oleh orang yaitu dengan memproduksi dan menjual-
tua, melainkan anak-anak dan generasi nya. Manisan Cianjur dapat ditemukan di
muda, hal ini nampak pada hari-hari biasa sepanjang jalan Bandung-Cianjur, Cianjur-
yang telah menjadi kegiatan rutin. Jakarta, Bogor, Sukabumi. Toko-toko
sepanjang jalan tersebut di atas menjadi
salah satu pemandangan yang khas
1. Kerajinan Manisan di Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur.
Manisan Cianjur muncul pada akhir
tahun lima puluhan atau awal enampuluh- 2. Jenis Manisan Cianjur
Manisan buah adalah buah-buahan
an, bersamaan dengan meluapnya produksi
buah dari sekitar Cianjur, akibat yang direndam dalam larutan gula selama
beberapa waktu. Manisan biasanya
terganggunya distribusi buah dan palawija
menyusul “nasionalisasi” perusahaan- dimakan sebagai hidangan pelengkap
perusahaan dagang Belanda oleh untuk merangsang nafsu makan. Teknologi
membuat manisan merupakan salah satu
Pemerintah saat itu. Membludaknya buah-
cara pengawetan makanan yang sudah
buahan yang membusuk itu, memunculkan
diterapkan sejak dahulu kala. Perendaman
ide mengawetkan yang sudah dimiliki oleh
para perantau Cina dari leluhurnya di manisan akan membuat kadar gula dalam
daratan Cina. Melalui serangkaian proses buah meningkat dan kadar airnya
berkurang. Keadaan ini akan menghambat
yang cukup panjang, buah-buahan yang
semula mudah membusuk (jamur atau pertumbuhan mikroba perusak sehingga
buah akan lebih tahan lama. Teknologi
kapang) karena sinar matahari atau
yang berkembang saat ini memungkinkan
kesalahan pada saat panen menjadi lebih
awet. Sekali pun ilmu mengawetkan ini manisan dapat bertahan dalam jangka
berasal dari Cina, namun rasa (taste) nya waktu yang cukup lama. Pada saat ini telah
jauh berbeda dengan aslinya di sana. Rasa berkembang berbagai jenis manisan yang
berkembang di masyarakat Kabupaten
manisan Cianjur jauh lebih manis yang
Cianjur, yaitu: Manisan Basah, yaitu
dikombinasikan dengan rasa masam dari
buah, menimbulkan rasa khas Cianjur. Ciri manisan yang diperoleh setelah penirisan
khas manisan Cianjur yang berbeda buah dari larutan gula. Manisan basah
mempunyai kandungan air yang lebih

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 425

banyak dan penampakan yang lebih Manisan jenis buah mangga ini
menarik karena serupa dengan buah banyak terdapat di pasaran, baik wilayah
aslinya. Manisan basah biasanya dibuat Cianjur maupun untuk keluar Cianjur.
dari buah yang keras. Contoh buah untuk Proses produksi atau pembuatan manisan
manisan basah adalah: kolangkaling, buah mangga adalah sebagai berikut:
mangga, kedondong, salak, pepaya,
ceremai, belimbing, jambu biji, canar, Bahan:
rumput laut, bengkuang, dan nangka. 1. Buah mangga yang masih segar/masih
Manisan Kering, yaitu manisan yang mengkal 10 kg
diperoleh setelah buah ditiriskan kemudian 2. Gulapasir 5 kg
dijemur sampai kering. Manisan kering ini 3. Kapur sirih 1 sdt
memiliki daya simpan yang lebih lama, 4. Natriumbenzoat 4 sdt
kadar air yang lebih rendah, dan kadar gula 5. Garam dapur 15 gr
yang lebih tinggi. Manisan kering biasanya 6. Panili 2 sdm
dibuat dari buah yang teksturnya lunak 7. Air matang 7 ltr
seperti: kedondong, Asamjawa, Bengku-
Alat: Pisau, Saringan, Baskom, Kompor
ang, dan pala.
Manisan Sayuran, manisan ini Cara Pembuatan:
merupakan manisan yang relatif baru 1. Kupas buah mangga kemudian dicuci
dikembangkan oleh masyarakat Cianjur. dan potong sesuai dengan ukuran yang
Manisan sayuran yaitu masian yang terbuat dikehendaki.
dari bahan sayuran termasuk ke dalam 2. Rendam dalam air garam panas (50 gr
jenis manisan basah. Sayuran yang biasa /1 ltr air) selama 2 jam lalu tiriskan
digunkan untuk manisan sayuran ini 3. Kemudian Rendam dalam air kapur (1
seperti, sawi dan cabai. Manisan sayuran sdm kapur sirirh dalam 1,5lt air)
ini berpusat di wilayah Warung Kondang. selama 1 atau 2 hari lalu tiriskan
Manisan jenis ini juga mulai ramai
dipasarkan.
Manisan Kelapa (Nata De Coco),
yaitu manisan yang terbuat dari bahah air
kelapa yang melalui proses fermentasi.
Manisan kelapa yang lebih terkenal dengan
istilah nata de coco ini mulai dirintis di
Kabupaten Cianjur sekitar tahun 1983.
Manisan ini berpusat di wilayah kota Manisan buah yang sudah dikemas
Cianjur. Manisan kelapa ini banyak 4. Masukkan gula pasir dalam 2,5 lt air,
dipasarkan. aduk sampai rata. Tambahkan garam
dan natriumbenzoat lalu panaskan
3. Teknik Pembuatan Manisan hingga mendidih,
Manisan cianjur sejak dahulu 5. Masukan potongan buah ke dalam
memiliki daya tarik tersendiri hingga saat larutan gula yang sedang mendidih
ini, tentunya hal itu tidak terlepas dari sampai buah tersebut setengah matang.
sistem produksi yang berkelanjutan. Proses Angkat panci dari kompor dan
produksi atau pembuatan manisan cianjur diamkan (rendam) 1 malam, lalu
sendiri terus berkembang seiring dengan tiriskan,
perkembangan teknologi tanpa mengurangi 6. Panaskan air gula sisa penirisan dan
kulaitas dari manisan cianjur itu sendiri. tambahkan vanili lalu masukkan lagi
Dilihat dari produksi tersebut, maka dapat potongan buah tersebut. Angkat panci
diurai dalam beberapa bagian, yaitu: dari kompor dan diamkan satu malam.
a. Manisan Buah Mangga Untuk mendapatkan manisan basah,

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


426 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

tiriskan buah, sedangkan air gula sisa Manisan Kedondong pedas


penirisan terakhir dapat diolah lebih c. Manisan Buah Salak
lanjut dengan menambahkan 1/2 kg
Manisan buah salak cara pembu-
gula. Panaskan sampai kental
atannya sama dengan pembuatan manisan
kemudian didinginkan. Setelah dingin buah mangga, hanya bahan bakunya saja
siap dikemas sebagai hasil samping yang diganti dengan salak. tapi tidak
sirup buah.
menutup kemungkinan setiap tempat
7. Manisan buah mangga siap dikonsumsi produksi memiliki resep rahasia tersendiri.
dan dikemas dan dipasarkan.
Manisan Salak juga dapat dibuat dengan
Proses pembuatan manisan buah rasa pedas.
mangga ini membutuhkan waktu 4-5 hari,
manisan hasil produksi ini dapat bertahan
cukup lama antara 1-2 bulan. Manisan
buah mangga juga dapat diproduksi
dengan rasa yang pedas. Prosesnya sama
dengan proses pembuatan manisan
mangga, hanya ditambahkan dengan cabe
merah yang sudah dihaluskan.
b. Manisan Buah Kedondong
Manisan buah kedongdong cara
pembuatannya sama dengan pembuatan Manisan Salak Pedas
manisan buah mangga, hanya bahan baku-
nya saja yang diganti dengan kedondong.
tapi tidak menutup kemungkinan setiap
tempat produksi memiliki resep rahasia
tersendiri. Manisan kedongdong juga dapat
dibuat dengan rasa pedas.

Manisan Salak
Manisan Kedondong d. Manisan Jambu Biji
Manisan buah jambu biji cara
pembuatannya sama dengan pembuatan
manisan buah mangga, hanya bahan
bakunya saja yang diganti dengan jambu
biji. tapi tidak menutup kemungkinan
setiap tempat produksi memiliki resep
rahasia tersendiri.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 427

Manisan Canar
Manisan Jambu Biji h. Manisan Pala
e. Manisan Bengkuang
Sebagai manisan perintis, manisan
Manisan bengkuang cara
pala ini selalu ada dipasaran. Manisan pala
pembuatannya sama dengan pembuatan
cara pembuatannya sama dengan pembuat-
manisan buah yang lain, hanya bahan
an manisan buah yang lain, hanya bahan
bakunya saja yang diganti dengan
bakunya saja yang diganti dengan pala.
Bengkuang. Tapi tidak menutup kemung-
Tapi tidak menutup kemungkinan setiap
kinan setiap tempat produksi memiliki
tempat produksi memiliki resep rahasia
resep rahasia tersendiri. Manisan Beng-
tersendiri. Manisan pala ini selain dibuat
kuang juga dapat dibuat dengan rasa pedas.
manisan basah, juga dapat dibuat manisan
kering.
f. Manisan Kolangkaling
Manisan Kolangkaling cara pembu-
atannya sama dengan pembuatan manisan
buah yang lain, hanya bahan bakunya saja
yang diganti dengan Kolangkaling Tapi
tidak menutup kemungkinan setiap tempat
produksi memiliki resep rahasia tersendiri.

Manisan Pala

Manisan Kolangkaling i. Manisan Rumput Laut


g. Manisan Canar Manisan rumput laut cara
Manisan Canar cara pembuatannya pembuatannya sama dengan pembuatan
sama dengan pembuatan manisan buah manisan buah yang lain, hanya bahan
yang lain, hanya bahan bakunya saja yang bakunya saja yang diganti dengan rumput
diganti dengan Canar. Tapi tidak menutup laut. Tapi tidak menutup kemungkinan
kemungkinan setiap tempat produksi setiap tempat produksi memiliki resep
memiliki resep rahasia tersendiri. rahasia tersendiri. Manisan rumput laut ini
selain dibuat manisan basah, juga dapat
dibuat, manisan kering.

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


428 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

l. Manisan Pepaya
Manisan Pepaya cara pembuatannya
sama dengan pembuatan manisan buah
yang lain, hanya bahan bakunya saja yang
diganti dengan Pepaya. Hanya manisan
papaya ini sifatnya kering, jadi setelah
ditiriskan papaya kemudian dijemur
kurang lebih sepertiga hari. Tapi tidak
menutup kemungkinan setiap tempat
produksi memiliki resep rahasia tersendiri.

Manisan Rumput Laut

j. Manisan Belimbing
Manisan Belimbing cara pembuatan-
nya sama dengan pembuatan manisan buah
yang lain, hanya bahan bakunya saja yang
diganti dengan Belimbing. Tapi tidak
menutup kemungkinan setiap tempat
produksi memiliki resep rahasia tersendiri.

Manisan Pepaya
m. Manisan Asam
Manisan Asam cara pembuatannya
sama dengan pembuatan manisan buah
yang lain, hanya bahan bakunya saja yang
diganti dengan Asam. Hanya manisn
papaya ini sifatnya kering, jadi setelah
ditiriskan asam kemudian dijemur kurang
lebih sepertiga hari. Tapi tidak menutup
kemungkinan setiap tempat produksi
Manisan Belimbing memiliki resep rahasia tersendiri.
k. Manisan Ceremai
Manisan Ceremai cara pembuatan-
nya sama dengan pembuatan manisan buah
yang lain, hanya bahan bakunya saja yang
diganti dengan Ceremai. Tapi tidak
menutup kemungkinan setiap tempat
produksi memiliki resep rahasia tersendiri.

Manisan Asam

Manisan Ceremai

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 429

n. Manisan Sawi (Sayuran) 4. Bahan Baku


Manisan Sawi merupakan manisan Olahan Manisan Cianjur yang makin
jenis sayuran, manisan jenis ini relative berkembang tidak terlepas dari
baru dikembangkan oleh masyarakat ketersediaan bahan baku yang memadai.
Cianjur. Proses pembuatannya hampir Semua olahan manisan Cianjur baik itu
sama dengan pembuatan manisan buah, buah-buahan, sayuran dan kelapa
hanya bahan bakunya saja yang diganti memerlukan bahan baku yang tidak
dengan sayuran, dalam hal ini sawi. Tapi sedikit, diperlukan stok yang cukup
tidak menutup kemungkinan setiap tempat banyak. Sebagian besar pengrajin olahan
produksi memiliki resep rahasia tersendiri. manisan Cianjur memperoleh bahan baku
dari wilayah Cianjur sendiri. Bahan baku
buah-buahan dibeli dari pasar-pasar yang
ada di wilayah Kabupaten Cianjur, atau
langsung dari petani di wilayah Cianjur.
Apabila stok di Cianjur tidak ada, maka
para pengrajin olahan manisan Cianjur ini
biasa membeli bahan baku buah-buahan
dari Pasar Induk Caringin di Kota
Bandung. Atau bahkan ada beberapa
pengrajin yang memiliki rekanan bahan
baku buah-buahan dari wilayah Sukabumi
dan Bogor.
Manisan Sayuran Sawi Khusus untuk bahan baku
o. Manisan Kelapa atau Nata De Coco pembuatan manisan kelapa/nata de coco,
Untuk manisan kelapa cara bahan baku cukup dari wilayah kota
pembuatannya berbeda dengan manisn Cianjur. Biasanya bahan baku yang berupa
buah lainnya. Berikut cara pembuatan air kelapa diperoleh dari pedagang kelapa
manisan kelapa ini adalah sebagai berikut: di pasar tradisional.
1) Bahan: 5. Tenaga Kerja
- 100 ltr air kelapa Industri manisan yang berkembang
- 100 gr CH2O di Kabupaten Cianjur, sejak dulu hingga
- Cuka makan 150 cc sekarang sebagian besar merupakan
- Gula pasir 500 gr industri rumahan yang memperkerjakan
2) Proses fermentasi, sebelumnya air saudara dan tetangganya. Hanya sebagian
kelapa sudah dimasak hingga mendidih kecil saja yang menggunakan jasa tenaga
dengan bahan yang telah dituliskan kerja dari luar daerah. Sebagian besar dari
pada poin pertama. Kemudian baru industri manisan merupakan industri yang
proses fermentasi lebih kurang selama diwariskan dari para leluhurnya, sehingga
8 hari. mereka pun dalam produksinya hanya
3) Proses netralisasi minimal selama 2 memperkerjakan saudara, baik saudara
hari dekat maupun saudara jauh.
4) Setelah proses netralisasi manisan
dapat dikonsumsi dan dapat diolah 6. Pemasaran
untuk berbagai jenis masakan. Atau Olahan manisan yang telah siap
dapat dikemas untuk dipasarkan. dikonsumsi, biasanya dikemas dan siap
Demikian cara pembuatan manisan dipasarkan. Pendistribusian hasil olahan
kelapa yang dilaksanakan oleh pengrajin di manisan ini dilakukan dengan mengantar
wilayah Cianjur kota. Mungkin setiap langsung ke rekan bisnis untuk wilayah
tempat produksi memiliki resep dan bahan yang berada di Kabupaten Cianjur. Ada
tambahan tersendiri. pula rekanan yang menjemput hasil olahan

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung


430 Patanjala Vol. 4, No. 3, September 2012: 419-432

ke tempat produksi. Biasanya pemasaran buahan dan sayuran antara lain:


olahan manisan ini berada di wilayah kolangkaling, mangga, kedongdong, salak,
Cianjur kota, wilayah Warung Kondang, bengkoang, asam Jawa, pala, leci, canar,
wilayah Ciranjang wilayah Cipanas dan pepaya, nangka, belimbing, jambu biji,
beberapa wilayah kecamatan Cianjur ceremai, rumput laut, sawi dan cabai. Saat
lainnya. lagi manisan yang berkembang adalah
Untuk pendistribusian ke luar manisan kelapa atau lebih dikenal dengan
wilayah Kabupaten Cianjur, terutama ke nama nata de coco. Bahan bakunya adalah
wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan air kelapa.
Banten biasanya diantar langsung ke Manisan hasil olahan masyarakat
tempat yang memesan. Wilayah pemasaran Cianjur ini selain dipasarkan di wilayah
di daerah Jawa Barat meliputi Kabupaten Cianjur, juga dipasarkan ke wilayah lain
Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kota seperti Tanggerang, Bandung, DKI
Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Jakarta, Garut, Tasikmalaya hingga
Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, bengkulu dan Lampung. Manisan ini
Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, didistribusikan sesuai pesanan dari rekanan
Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten bisnis di masing-masing daerah. Biasanya
Purwakarta, Kabupaten Bekasi dan minimal seminggu sekali para pengrajin
Kabupaten Karawang. Untuk wilayah olahan manisan Cianjur ini mendistri-
Banten, pemasarannya ke wilayah busikan hasil olahannya.
kabupaten dan Kota Tangerang. Sementara Selalu ada manfaat atau nilai yang
untuk Wilayah DKI Jakarta meliputi dapat diambil hikmahnya dari tumbuh dan
semua kota Di DKI Jakarta. berkembangnya setiap kegiatan, tidak
Pendistribusian olahan manisan ke terkecuali dengan pertumbuhan kerajinan
wilayah-wilayah tersebut dilakukan dalam manisan Cianjur ini. manisan Cianjur yang
rentang satu minggu sekali atau sesuai merupakan warisan dari nenek moyang
dengan pesanan. masyarakat Cianjur, dilestarikan bahkan
Selain wilayah-wilayah di atas dikembangkan oleh masyarakatnya, hal ini
pemasaran olahan manisan Cianjur juga menjadi bukti sebagai penghormatan kepa-
sampai ke pulau Sumatera, yaitu ke da para leluhur atau nenek moyangnya.
wilayah Lampung dan Bengkulu. Untuk Selain itu sistem produksi, distribusi dan
wilayah Lampung dan Bengkulu pen- pemasaran yang hampir melibatkan
distribusian dilakukan dengan cara keluarga dan tetangga sekitarnya membuat
dipaketkan. Pendistribusian dilaksanakan ikatan kekeluargaan semakin kokoh.
sesuai dengan pesanan, tetapi rata-rata bisa Dengan memperkerjakan saudara dan
didistribusikan seminggu sekali. tetangga berarti telah mempererat
persaudaraan dan silaturahmi sehingga
C. PENUTUP kerukunan diantara mereka semakin erat.
1. Kesimpulan Berkembangnya manisan Cianjur
Saat ini manisan Cianjur sudah juga membuat beberapa orang bekerjasama
berkembang dengan pesat, jumlah buah- membuat kelompok produksi, distribusi
buahan yang dapat dijadikan manisan pun dan pemasaran. Nilai kerjasama ini sangat
semakin banyak. Selain buah-buahan pada luar biasa dalam menumbuhkembangkan
saat ini masyarakat Cianjur pun usaha dan persaudaraan. Dengan kerjasana
mengembangkan manisan sayuran. membangun kelompok diyakini usaha akan
Manisan buah-buahan pun saat ini diolah semakin kuat dan berkembang. Dengan
dengan rasa lain yaitu pedas. Sebuah tumbuh dan berkembangnya olahan
kreativitas dalam pengolahan manisan manisan Cianjur hingga ke daerah lain,
yang patut dibanggakan. Beberapa buah membuat ekonomi masyarakat Cianjur
yang menjadi bahan baku manisan buah- yang bergelut dengan olahan manisan

Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung 2012


Dampak Manisan Terhadap… (Enden Irma Rachmawaty) 431

Cianjur ini menjadi meningkat. Mereka, Cianjur dan Lembaga Kebudayaan


baik yang terlibat di produksi, distribusi Cianjur, 2008.
maupun pemasaran akan memdapatkan
nilai ekonomi yang lebih dari tumbuh kem- Rieza D Dienaputra, dkk, Sejarah Lokal
bangnya usaha olahan manisan Cianjur ini Cianjur, Bandung : Minor Books,
2006.
2. Saran
Manisan Cianjur dapat dikatakan
Sejarah Daerah Jawa Barat. 1984. Proyek
menjadi idola bagi setiap orang yang
Inventarisai dan Dokumentasi
berkunjung ke wilayah Kabupaten Cianjur.
Kebudayaan Daerah, Departemen
Tetapi olahan manisan ini perlu
Pendidikan dan Kebudayaan.
pengembangan inovasi agar lebih banyak
tawaran untuk dipasarkan. Misalnya dalam
Mumuh Muhsin Z,.M. 2010. Bunga
pengembangan bahan baku buah-buahan,
Rampai Sejarah dan Kebudayaan.
dapat ditambah dengan buah-buahan yang
Kementerian Kebudayaan dan
saat ini belum di produksi. Misalnya
Pariwisata. BPSNT. Bandung
dengan membuat manisan anggur,
lengkeng dan buah-buahan lainnya yang
Yetti Herayati, dkk. 1986. Makanan:
mungkin dapat dibuat manisan. Sama
Wujud Variasi dan Fungsi Serta
halnya dengan sayuran, perlu dibuat
Cara Penyajiannya Pada Orang
tambahan manisan dengan variasi jenis
Sunda Daerah Jawa Barat.
sayuran lain diluar sawi dan cabai.
Bandung: Departemen Pendidikan
Bukankah masih banyak sayuran yang
dan Kebudayaan
mungkin dapat dibuat manisan sayuran.
Dengan tambahan ragan jenis buah,
2. Internet
diharapkan pasar manisan Cianjur akan
http://www.Cianjurcybercity.com/2009/02/
lebih berkembang. Selain tambahan jenis
20/
buah dan sayuran, mungkin perlu inovasi
bentuk potongan buah-buahan agar lebih
http://www.cianjur.Co.Id
menarik. Dan mungkin perlu inovasi lain
yang memungkinkan rasanya lebih lezat.
Selain itu perlu dukungan yang lebih
nyata dari pemerintah daerah, agar olahan
manisan ini dapat menjadi bentuk dari
warisan budaya yang terus lestari. Dengan
berkembangnya olahan manisan saat ini,
menjadi modal besar bagi pemerintah
untuk membantu agar olahan manisan
Cianjur ini semakin berkembang, bukan
hal yang tidak mungkin manisan Cianjur
dapat di expor ke luar negeri dan hal ini
akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi
masyarakat Kabupaten Cianjur khususnya
dan bangsa Indonesia umumnya.

DAFTAR SUMBER

1.Buku
Denny Natamihardja, Bunga Rampai dari
Cianjur, Cianjur Dinas Pendidikan

2012 Balai Pelestarian Nilai Budaya Bandung

Anda mungkin juga menyukai