Anda di halaman 1dari 5

SKALA EVALUASI KOMPONEN DUKUNGAN SISTEM DALAM IMPLEMENTASI

PROGRAM BK KOMPREHENSIF
Skala
No Pernyataan BD DS DSP
1 2 3 4 5 6 7
1. Konselor merumuskan definisi peran dan fungsi dari program BK
kepada orang tua, guru, dan personil sekolah liannya.
2. Konselor meningkatkan kesempatan untuk berkomunikasi efektif
dengan orang tua-sekolah.
3. Konselor memberikan pengetahuan melalui informasi yang
menyeluruh dengan media saluran komunikasi (website, buletin,
media lokal) kepada orang tua, sekolah dan masyarakat.
4. Konselor mendorong hubungan kerja yang positif dan saling
mendukung antara konselor dan guru.
5. Konselor mendukung pendekatan dalam bentuk tim yang berbasis
pada beberapa disiplin ilmu dalam membahas kebutuhan siswa
berdasarkan SKKPD.
6. Konselor memberikan dukungan dalam menciptakan lingkungan
belajar yang efektif bagi siswa
7. Konselor memberikan jaminan kepada pemimpin sekolah terkait
dengan kualitas layanan BK yang tersedia untuk semua siswa.
8. Konselor berdiskusi dengan pimpinan sekolah berkaitan dengan
perencanaan program BK.
9. Konselor melakukan konsultasi cara menyeluruh dengan pimpinan
sekolah berkaitan dengan pelaksanaan program BK.
10. Konselor menyampaikan hasil evaluasi program BK kepada
pimpinan sekolah untuk mendapatkan umpan balik yang bertujuan
mendapatkan perbaikan secara menyeluruh terkait pelaksanaan
program BK.
11. Konselor memfasilitasi pertemuan dengan komite sekolah atau
sejenisnya yang terdiri dari orang tua, tokoh masyarakat, konselor,
dan pengelola lainnya yang merupakan bagian dari pemangku
kepantingan di sekolah dalam rangka pengembangan aspek
pribadi/sosial, akademik, dan karir siswa secara menyeluruh
12. Menyusun rencana perkembangan program BK komprehensif
yang berbasis pada kebutuhan wilayah tertentu (tingkat
kota/kabupaten dan provinsi), dalam rangka mengembangkan
standar kompetensi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam
hidup.
13. Konselor sekolah pada wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten
dan provinsi) melakukan evaluasi yang telah ditetapkan terkait
dengan mengembangkan standar kompetensi siswa untuk
mencapai keberhasilan dalam hidup.
14. Membentuk komite penasehat pada tingkat sekolah dan wilayah
tertentu (tingkat kota/kabupaten dan provinsi), yang anggotanya
terdiri dari pihak sekolah dan masyarakat, dibentuk untuk meninju
kegiatan program BK yang telah diadopsi dalam rangka
mengembangkan standar kompetensi siswa untuk mencapai
keberhasilan dalam hidup.
15. Deskripsi rugas konselor untuk melaksanakan program BK
komprehensif pada wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten dan
provinsi) dalam rangka kompetensi siswa untuk mencapai
keberhasilan dalam hidup.
16. Konselor menyusun rencana perkembangan program BK
komprehensif bebasis pada kebutuhan wilayah tertentu (tingkat
kota/kabupaten dan provinsi), dalam rangka mengembangkan
standar kompetensi siswa untuk selalu belajar sepanjang khayat.
17. Konselor sekolah pada wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten
dan provinsi) melakukan evaluasi yang telah ditetapkan terkait
dengan mengembangkan standar kompetensi siswa untuk selalu
belajar sepanjang khayat.
18. Membentuk komite penasehat pada tingkat sekolah dan wilayah
tertentu (tingkat kota/kabupaten dan provinsi), yang anggotanya
terdiri dari pihak sekolah dan masyarakat, dibentuk untuk meninju
kegiatan program BK yang telah diadopsi dalam rangka standar
kompetensi siswa untuk selalu belajar sepanjang khayat.
19. Deskripsi tugas konselor dalam melaksanakan program BK
komprehensif pada wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten dan
provinsi) dalam rangka kompetensi siswa untuk selalu belajar
sepanjang khayat.
20. Menyusun rencana perkembangan komprehensif program BK
bebasis pada kebutuhan wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten
dan provinsi), dalam rangka mengembangkan standar kompetensi
siswa untuk. mencapai keberhasilan dalam dunia kerja.
21. Konselor sekolah pada wilayah tertentu (tingkat kota/kabupaten
dan provinsi) melakukan evaluasi yang telah ditetapkan terkait
dengan mengembangkan standar kompetensi siswa untuk.
mencapai keberhasilan dalam dunia kerja.
22. Membentuk komite penasehat pada tingkat sekolah dan wilayah
tertentu (tingkat kota/kabupaten dan provinsi), yang anggotanya
terdiri dari pihak sekolah dan masyarakat, dibentuk untuk meninju
kegiatan program BK yang telah diadopsi dalam rangka standar
kompetensi siswa untuk mencapai keberhasilan dalam dunia kerja.
23. Deskripsi tugas konselor berdasarkan untuk melaksanakan
program BK komprehensif pada wilayah tertentu (tingkat
kota/kabupaten dan provinsi) dalam rangka kompetensi siswa
untuk mencapai keberhasilan dalam dunia kerja.
24. Konselor mengevaluasi rancangan, prioritas, dan sumberdaya yang
tersedia untuk menentukan efektivitas dari program BK saat ini.
25. Konselor mengembangkan program yang sedang dilakukan saat
ini, untuk membuat program baru dalam rangka memperkuat atau
mengarahkan kembali program yang ada.
26. Konselor mengindentifikasi alokasi (waktu dan biaya) dan
sumberdaya yang diperlukan untuk empat komponen program BK
dan prioritas yang ditetapkan pada setiap komponen saat ini yang
bermanfaat sebagai perbaikan terhadap keputusan yang telah
dibuat.
27. Konselor menghimpun data dalam model program bimbingan
komprehensif untuk membandingkat data yang telah diperoleh
dengan rancangan program baru yang diinginkan.
28. Konselor menggunakan data dan saran untuk menyusun
kesimpulan serta pengambilan keputusan, rekomendasi dan
perencanaan untuk meningkatkan dan mervisi program BK dan
personil dalam mengimplementasikan program BK saat ini.
29. Konselor merumuskan visi-misi program BK berdasarkan hasil
identifikasi populasi untuk diberikan layanan, meliputi siswa,
orang tua, guru, dan personil sekolah.
30. Konselor merumuskan visi-misi program BK berdasarkan hasil
identifikasi tujuan dan konten layanan.
31. Konselor mengorganisasikan pelaksanaan program yang meliputi
empat komponen delivery system.
32. Alasan filosofis program BK berdasarkan keyakinan konselor
terhadap kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat.
33. Konselor mencantumkan asumsi dasat berkaitan dengan
pengakuan akan kompetensi dan pelatihan profesional konselor.
34. Konselor merancang atau merancang kembali program BK
komprehensif dengan mempertimbangkan pengalokasian waktu
yang diperlukan dalam semua fase, yang meliputi: pengorganisasi,
perencanaan, percancangan, pelaksanaan, dan evaluasi.
35. Konselor menilai kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat secara
kuantitatif dan kualitatif dalam rangka merancang program yang
diinginkan.
36. Data kuantitatif yang diperoleh meliputi: komponen, konten,
populasi, peran personil, dan kegiatan.
37. Konselor menetapkan rancangan program berdasarkan skala
prioritas dengan mempertimbangkan saran dan masukan.
38. Konselor memberikan akses yang seluas-luasnya pada siswa,
orang tua, guru, dan pihak lainnya untuk memperoleh layanan BK.
39. Konselor menetapkan program BK yang konkret dan terukur
dengan mempertimbangkan alokasi dari sumber daya yang
tersedia.
40. Konselor menyusun dokumen standar program BK yang terdiri
dari alasan, asumsi, definisi program, dan deskripsi pekerjaan
personil BK.
41. Konselor melakukan langkah-kangkah dalam mempublikasikan
standar program BK yang meliputi: menulis, mencetak, dapat
diadministrasikan, dan disalurkan kepada konselor, kepala sekolah,
lainnya dengan minat/investasi dalam program bimbingan.
42. Konselor mengumpulkan data terkait program saat ini kemudian
merancang dan membandingkan informasi yang tersedia dengan
program yang akan dirancang selanjutnya.
43. Konselor menghimpun rancangan program BK dari beberapa
sekolah untuk membandingkan dengan program BK yang dimiliki
sekarang, untuk langkah perbaikan program.
44. Konselor mengidentifikasi alokasi sumber daya manusia dalam
rangka pengembangan dan impemenentasi rencana induk untuk
perubahan implementasi program BK yang terdiri dari:
perbandingan antara konselor-konseli, tenaga pembantu dalam
pengadministrasian program, dan personel profesional yang
dibutuhkan
45. Mengidentifikasi alokasi sumber finansial dalam rangka
pengembangan dan impemenentasi rencana induk untuk perubahan
implementasi program BK yang terdiri dari: dukungan anggaran,
pengembangan fasilitas, dan pendanaan.
46. Mengidentifikasi alokasi sumber politik/kebijakan dalam rangka
pengembangan dan impemenentasi rencana induk untuk perubahan
implementasi program BK yang terdiri dari: membantuk komite
penasehat, memperbaharui prosedur/kebijakan.
47. Konselor mengembangkan time-line program BK secara realistik
untuk implementasi program dan mempertimbangkan kebutuhan
sumber daya yang tersedia.
48. Konselor merancang time-line program dengan mencantumkan
tujuan jangka panjang dan jangka pendek, termasuk rencana
program selama 1 tahun, 3 tahun, dan 5 tahun.
49. Konselor melaksanakan program BK komprehensif berdasarkan
hasil rancangan program yang telah dipublikasikan.
50. Konselor mengembangkan strategi dalam mengantisipasi kendala
yang akan dihadapi oleh konselor.
51. Konselor merancang dan menetapkan standar untuk kelengkapan
fasilitas BK, meliputi setting ruangan, privasi, penerapan
teknologi, kebutuhan instruksional, dan sumber finansial.
52. Kegiatan supervisi konseling dilakukan oleh supervisor yang
berlatar belakang BK.
53. Menetapkan perbandingan konselor di sekolah yaitu 1:200.
54. Konselor merancang pedoman kerja yang dijadikan sebagai acuan
dalam kegiatan evaluasi, sehingga kegiatan evaluasi menjadi
terarah.
55. Konselor meninjau kembali kinerja yang ditunjukkan berdasarkan
data hasil evaluasi.
56. Konselor terlibat secara aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
bertujuan untuk memperbaharui keterampilan dan pengetahuan
terhadap perkembangan pola pelaksanaan BK untuk meningkatkan
kinerja yang profesional.
57. Konselor diberikan akses dan dukungan untuk meningkatkan
profesionalisme melalui kegiatan-kegiatan ilmiah yang relevan.

Anda mungkin juga menyukai