Anda di halaman 1dari 3

Evaluasi Pelatihan bagi Pelatih untuk Pelatihan Gizi Bencana tahun 2023 dengan Metode

Pelatihan Full Daring

Oleh:
Ervina Fidia Damayanti (Widyaiswara Ahli Pertama)

Pendahuluan
Transformasi sistem kesehatan menjadi salah satu misi yang digaungkan oleh
Kementerian Kesehatan. Transformasi sistem kesehatan merupakan suatu upaya untuk
mengubah sistem kesehatan yang sudah ada agar dapat lebih efektif dan efisien dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan,
memperluas aksesibilitas, dan mengurangi disparitas dalam kesehatan antar wilayah. Terdapat
6 pilar yang menjadi strategi atau peta jalan untuk memajukan dan meningkatkan sistem
kesehatan. Pada pilar ketiga dari transformasi kesehatan Indonesia, Transformasi Sistem
Ketahanan Kesehatan memegang peran penting untuk mempertahankan sistem kesehatan
yang baik ditengah ancaman kesehatan global. Apabila dilihat lebih jauh, cakupan Transformasi
Sistem Ketahanan Kesehatan ini meliputi peningkatan ketahanan sektor farmasi & Alat
kesehatan memperkuat ketahanan tanggap darurat dengan melakukan jejaring nasional
surveilans berbasis lab, mempersiapkan tenaga cadangan tanggap darurat, dan melakukan
kesiapsiagaan krisis.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dapat dilakukan melalui
Pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan organisasi. Balai
Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK Ciloto) menyelenggarakan Pelatihan bagi Pelatih untuk
Pelatihan Gizi Bencana di BBPK Ciloto dengan sasaran 90 peserta dan terbagi menjadi dua
gelombang yaitu Angkatan 1 dan 2 untuk gelombang I dan Angkatan 3 di gelombang II, peserta
pelatihan berasal dari Balai Pelatihan Kemenkes, Balai Pelatihan Provinsi, Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, dan organisasi profesi PERSAGI.
Sebagai salah satu upaya Memperkuat ketahanan tanggap darurat terutama pada sub
klaster gizi adalah mempersiapkan SDM yang handal dan mampu dalam menanggulangi
masalah gizi pada masa pra, darurat, dan pasca bencana melalui Pelatihan Bagi Pelatih untuk
Pelatihan Gizi Bencana dan Pelatihan Gizi Bencana (End User). Pelatihan ini sesuai dengan
amanah Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional dalam percepatan perbaikan
gizi masyarakat untuk pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, serta respon cepat untuk
perbaikan gizi dalam kondisi darurat.
Kegiatan Pelatihan Bagi Pelatih untuk Pelatihan Gizi Bencana diharapkan mampu
mempersiapkan tim fasilitator/pelatih yang dapat memfasilitasi pelatihan gizi bencana sehingga
tujuan untuk membentuk tim gerak cepat gizi bencana secara berjenjang dari Provinsi,
Kabupaten, sampai ke tingkat Desa dapat tercapai. Oleh karena itu, Kegiatan Evaluasi ini
diharapkan dapat mengidentifikasi data dan informasi terkait pencapaian tujuan dari pelatihan
tersebut, mengidentifikasi kendala dan permasalahan yang ditemukan, serta dapat
merumuskan rekomendasi untuk perbaikan pada tahun mendatang. Hasil evaluasi selanjutnya
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, khususnya dalam
penyusunan rencana pelaksanaan pelatihan.
Hasil dan Pembahasan
1. Evaluasi Peserta
a. Kriteria peserta berdasarkan kurikulum sudah sesuai dengan kurikulum pelatihan
bagi pelatih untuk pelatihan gizi bencana di BBPK Ciloto, namun belum terdapat
peserta untuk kategori organisasi non pemerintahan.
b. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap nilai pretest, terdapat nilai minimal peserta
dengan nilai 0. Hal ini menjadikan koreksi bahwa apakah pretest dijadikan
indikator yang wajib dilakukan oleh peserta. Berdasarkan hasil diskusi didapatkan
hasil bahwa, pretest tetap wajib diikuti oleh peserta meskipun tidak masuk ke
pembobotan penilaian akhir.
c. Pelatihan dengan metode blended dirasakan lebih efektif, terutama untuk simulasi
gabungan dan microteaching perlu dilaksanakan dengan metode luring/ klasikal.
2. Evaluasi Fasilitator
a. Ketidaksesuaian antara isi modul dengan kurikulum serta kesalahan redaksional
pada modul. Sampai saat ini, sudah dilakukan perbaikan beberapa kali oleh tim
penyusun kurikulum modul untuk modul pelatihan gizi bencana dan akan terus
dilakukan untuk perbaikan kedepannya. Koreksi pada masing-masing mata
pelatihan dari peserta akan dijadikan bahan perbaikan modul kedepannya oleh tim
penyusun kurikulum modul pelatihan bagi pelatih untuk pelatihan gizi bencana.
b. Kunci jawaban untuk modul akan diberikan yang sudah terstandarisasi oleh tim
penyusun kurikulum modul pelatihan bagi pelatih untuk pelatihan gizi bencana.
3. Evaluasi Penyelenggara
a. Kriteria peserta lebih fleksibel (kriteria peserta minimal Srata 1, namun terdapat
instansi yang mengajukan peserta dengan pendidikan D3 Gizi)
b. Disposisi peserta pelatihan terlambat, diusahakan untuk diperbaiki sistem
pemanggilan peserta
Penutup
Berdasarkan evaluasi Pelatihan bagi Pelatih untuk Pelatihan Gizi Bencana tahun 2023
dengan Metode Pelatihan Full Daring dapat disimpulkan: 1) Berdasarkan data evaluasi
peserta terhadap pelatihan maka pelatihan akan lebih efektif jika dilaksanakan dengan
metode blended learning. 2) Dilaksanakan perbaikan modul dan kurikulum sebagai acuan
pelatihan gizi bencana berikutnya. 3) Disposisi untuk pemanggilan peserta akan diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai