Pertemuan IV
Nama : Wirda Hayati
NPM : 13/353626/SKU/00469
ISIAN TIDIER
Pelatihan MTNS dengan Metode ICATT pada mahasiswa Diploma III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Aceh
1 Nama Pelatihan MTBS dengan metode ICATT (IMCI Computer Assessment Tools Training)
Singkat
2 Alasan MTBS telah diperkenalkan oleh WHO di Indonesia dan mulai didopsi sejak tahun 1997
mengapa dan sudah diterapkan di 33 propinsi pada tahun 2009. Idealnya MTBS sudah berjalan
melakukan dengan cukup baik, namun kenyataannya masih ada puskesmas yang belum
pelatihan melaksanakan MTBS sesuai dengan pedoman yang ada bahkan ada yang tidak
MTBS menerapkannya sehingga target pemerintah 60% penerapan MTBS belum sepenuhnya
dengan dapat tercapai. Berbagai alasan yang menjadi pertimbangan penerapan MTBS seperti
metode ketersediaan sarana pra sarana, dukungan pimpinan, pengetahuan dan sebagainya.
ICATT Perlu dipersiapkan secara dini calon petugas kesehatan (mahasiswa keperawatan dan
(IMCI kebidanan) tentang MTBS sehingga setelah menjadi tenaga kesehatan dapat
Computer menerapkan MBTS dengan baik. Selama masa pendidikan mahasiswa sebagai calon
Assessment tenaga kesehatan perlu mendapatkan materi MTBS dan tehnik pengajaran yang efektif
Tools sehingga kompetensi MTBS dapat dipenuhi dengan baik oleh mahasiswa. Berbagai
Training) metode pengajaran MTBS dapat dilakukan salah satunya berbasis computer dengan
software yang telah dikembangkan oleh WHO yaitu ICATT.
Saat ini MTBS merupakan program nasional di Indonesia dan ICATT sangat
mendukung program tersebut, hal ini dikarenakan :
1. Proses adaptasi pedoman generic (modul) MTBS yang membutuhkan waktu
yang panjang menjadi lebih cepat dan mudah.
2. Proses revisi berkala modul lebih mudah dan lebih cepat dibandingan dengan
metode konvensional.
3. Memiliki beberapa alternative metode pelatihan MTBS misalnya belajar
mandiri, berkelompok, ataupun belajar jarak jauh.
Disamping itu ICATT juga memiliki banyak keuntungan yaitu lebih banyak petugas
yang dapat dilatih dan dapat menggunakan berbagai model pelatihan sehingga cakupan
pelatihan menjadi lebih luas, dapat meningkatkan kualitas pelatihan dikarenakan
pelatihan dapat dirancang secara khusus dan modul dapat direvisi atau di perbaiki serta
terupdate dengan cepat, meningkatkan pemanfaatan sumber daya lebih efisien
dikarenakan pelatihan waktu pelatihan lebih singkat sehingga tenaga kesehatan tidak
perlu terlalu lama meninggalkan tempat tugas, praktek klinis lebih singkat dan tidak
memerlukan pelatihan professional yang banyak, lebih efisien dikarenakan waktu
pembelajaran dikelas 2,5 kali lebih pendek, lebih ramah lingkungan, jumlah tutor
sesuai dengan ratio peserta, para peserta memiliki waktu yang lama untuk belajar
mandiri dan latihan dikarenakan waktu tatap muka dengan tutor sedikit, lebih mudah
karena dapat dilakukan melalui belajar mandiri, kelompok dan jarak jauh, dan cost
effective serta sustainability lebih tinggi.
3 Apa Melatih MTBS dengan software ICATT pada mahasiswa Diploma III Keperawatan
tindakan semester V dan menilai penerapan MTBS di Puskesmas pada saat praktek lapangan di
spesifiknya semester VI.
Pelatihan pada setiap klaster akan dilakukan selama 4 hari, jika ada 6 klaster maka
pelatihan ini akan dilaksanakan sebanyak 6 kali dengan tehnik dan cara yang sama
disetiap klaster. Adapun rincian kegiatan pelatihannya adalah:
Satu hari sebelum pelatihan fasilitator membagikan kuesioner pretest untuk mengukur
kondisi sebelum intervensi dengan soal sebanyak 20 butir dan waktu pelaksanaan 30
menit. Kemudian fasilitator memberikan tugas baca dan belajar mandiri kepada peserta
tentang MTBS dengan memberikan modul MTBS. Peserta akan diberikan daftar
ceklist yang berisikan isi dari software dan harus menconteng pada kolom isian yang
ada jika materi tersebut sudah dibaca dari buku modul.
Kegiatan post intervensi akan dilaksanakan pengukuran pada saat semester berikutnya
ketika mahasiswa melaksanakan praktik lapangan. Adapun kegiatannya :
1. Masing-masing peserta dari setiap klaster akan praktik selama 1 minggu di
puskesmas. Setiap hari mahasiswa harus melakukan MTBS minimal 1 kasus anak
usia 2 bulan – 5 tahun dan anak usia kurang 2 bulan.
2. Hasil praktik mahasiswa akan dinilai setiap hari selama 7 hari berturut-turut oleh
fasilitor.
6 Bagaimana Pelatihan dilakukan secara tatap muka, diskusi, simulasi dan test kepada anggota
model klaster dengan menggunakan laptop, modul MTBS dan kertas ebrisikan kasus.
pemberian
7 Di mana Pelatihan akan dilakukan di ruang kuliah Prodi Keperawatan Banda Aceh dengan
jumlah peserta setiap klaster maksimal 20 orang. Saat ini jumlah calon responden 90
orang sehingga jika dijadikan 6 klaster maka jumlah peserta setiap klaster adalah 15
peserta. Media yang akan dogunakan adalah infokus proyektor, laptop, modul MTBS,
formulir MTBS, dan form isian MTBS serta alat tulis
8 Kapan dan Pelatihan diberikan selama 4 hari untuk setiap klaster. Untuk pelatihan klaster
berapa kali berikutnya diselang waktu 3 hari, sehingga pelatihan akan dimulai hari senin – kamis,
diberikan jumat sampai minggu istirahat dan senin –kamis berikutnya untuk klaster yang lain
sampai semua klaster selesai dilatih. Setiap hari pelatihan terdiri dari 2-3 sesi dengan
total waktu pelatihan 4 hari dan dalam satu hari menggunakan waktu praktik dari pukul
08.00 wib – 17.00 wib. Jadi total waktu yang dibutuhkan 9 jam termasuk didalamnya
snack, sholat dan makam siang selama 1.5 jam.
9 Perubahan/ Diharapkan pelatiahn dapat berjalan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
modifikasi Seandainya ada hal-hal yang mengganggu selama proses pelatihan akan dilakukan
yang terjadi modifikasi sesuai kondisi tetapi tidak sampai mempengaruhi interensi yang dilakukan.
selama Jika ada hal yang mengganggu sampai mengubah intervensi maka pelatihan tersebut
proses akan dibatalkan dan dimulai dari proses awal.
pelatihan