Anda di halaman 1dari 22

Kebijakan

Pelatihan SDMK
pada Masa Pandemi Covid-19

Kepala Bidang Pengembangan Pelatihan


Nusli Imansyah, SKM, M.Kes
Dasar
PETUNJUK
PELAKSANAAN (JUKLAK)
PELATIHAN BIDANG KESEHATAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19
KEPPRES
INPRES
Kebijakan-Kebijakan
Pelatihan Bidang Kesehatan
Pada Masa Pandemi Covid-19

PPSDMK
BADAN
SK KA
Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PELATIHAN
BIDANG KESEHATAN PADA MASA PANDEMI
CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19)
Tujuan
Sebagai acuan
penyelenggaraan pelatihan
bidang kesehatan pada masa
pandemi Covid-19.
Manfaat
Bagi Pusat Pelatihan SDM Kesehatan
Sebagai acuan dalam mengukur
kesesuaian penerapan pengelolaan
pelatihan bidang kesehatan pada masa
pandemi Covid-19.

Bagi Penyelenggara Pelatihan


Sebagai acuan dalam menyelenggarakan
pelatihan bidang kesehatan pada masa
pandemi Covid-19.
Ruang LINGKUP • PerLAN Nomor 8 Tahun 2018 tentang Pedoman
Pengembangan Kompetensi PNS melalui e- learning
• PerLAN Nomor 10 Tahun 2018 tentang Pedoman
• Kebijakan Pelatihan dimasa pendemi Pengembangan Kompetensi PNS
Covid 19 • SK Ka. Badan PPSDMK Nomor: HK.02.02/IV/1081/2020
tentang petunjuk pelaksanaan pelatihan bidang kesehatan
pada masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19

Pelaksanaan PELATIHAN pada masa Covid-19

Klasikal Distance learning Blended


(masa covid-19) full online

Kontrol mutu
Standar mutu

• Manajemen Pelatihan • Penyiapan SDM penyelenggara


• Skenario pembelajaran Pelatihan
• Metoda dan Media pembelajaran • Penyiapan fasilitator
• Sistem evaluasi • Penyiapan sarpras
Dituangkan dalam suatu panduan penyelenggaraan untuk setiap program pelatihan.

Penjaminan mutu
PELATIHAN
DENGAN METODE DI KELAS
(KLASIKAL)
Ketentuan metode pelatihan di kelas
1. Terapkan protokol pencegahan penularan corona virus disease
(Covid-19)
2. Seluruh peserta, pelatih/ fasilitator, instruktur dan panitia
pelatihan, wajib dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum
masuk kelas
3. Pelatihn dg kurikulum terstandar di SIAKPEL dengan jumlah
JPL <50 JPL.
4. Jumlah peserta memperhatikan kapasitas ruangan dengan
ketentuan jarak antar peserta minimal 1 (satu) meter.
Ketentuan
5. Penyelenggara pelatihan:
 menyediakan sarana untuk cuci tangan,
 memastikan ruang kelas dan alat-alat pelatihan tetap higienis,
 mengatur jumlah penghuni kamar maks 50% dari kapasitas kamar tsb,
 menyediakan komsumsi (makan dan snack) dalam kemasan box,
minum menggunakan tumbler masing-masing.
6. Akreditasi pelatihan diajukan melalui SIAKPEL
7. Ada quality control pelatihan
PELATIHAN DENGAN METODE
PEMBELAJARAN JARAK JAUH (DISTANCE LEARNING)
FULL ONLINE
Ketentuan distance learning full online
1. Pelatihan dgn kurikulum yang sudah terstandar di
SIAKPEL.
2. Pada pelatihan TIDAK TERDAPAT tujuan hasil
belajar untuk meningkatkan kompetensi ketrampilan
teknis (skill) yang hanya bisa dicapai dengan praktik
menggunakan alat tertentu yang tidak dimiliki oleh
peserta/ intitusi peserta.
3. Penyelenggara melakukan konversi struktur
program/ struktur kurikulum menjadi struktur
program pembelajaran distance learning full online,
4. Akreditasi pelatihan diajukan melalui SIAKPEL
dengan menambahkan lampiran dokumen skenario
pembelajaran online dan rancangan evaluasi
berbasis TI.
Ketentuan distance learning full online
5. Pengendali pelatihan memantau proses
pembelajaran online, kehadiran dan
partisipasi peserta.
6. Seluruh bukti pelatihan harus mencatumkan
keterangan tanggal, waktu dan tempat secara
otomatis.
7. Pemberian hak (honor dan Surat Pernyataan
Melaksanakan Tugas/ SPMT) bagi pelatih/
fasilitator dalam pembelajaran jarak jauh
(distance learning) dapat dikonversikan
setara dengan hak dalam penyelenggaraan
pembelajaran klasikal (normal).
1. Penyampaian materi/ mata pelatihan pd kelas
virtual dalam 1 kali pembelajaran maksimal
4 JPL (1 JPL = 45 menit), penyampaian
materi berikutnya setelah jeda minimal 60
menit;
2. Penugasan bisa dilakukan dg metode
Asinkronus Kolaboratif/ AK (penyelesaian
TEKNIS tugas di luar kelas virtual) dan Sinkronus
Maya/ SM (penyelesaian tugas di kelas
PEMBELAJARAN virtual)
3. Ada Quality Control Pelatihan
4. Evaluasi dilakukan terhadap peserta, pelatih/
fasiitator dan penyelenggaraan yang
dirancang berbasis TI.
Eval peserta dengan pembobotan:
a. Evaluasi substansi 60%
b. Evaluasi sikap perilaku 40%
PELATIHAN DENGAN METODE BLENDED
(KOMBINASI PELATIHAN KLASIKAL DAN DISTANCE LEARNING)
1. Pelatihan dengan kurikulum yang sudah terstandar di SIAKPEL.
2. Pada pelatihan terdapat tujuan hasil belajar untuk
meningkatkan kompetensi ketrampilan teknis (skill) yang hanya
bisa dicapai dengan praktik menggunakan alat tertentu.
3. Penyelenggara melakukan konversi struktur program/ kurikulum
pelatihan klasikal menjadi struktur program/ kurikulum
pelatihan blended:
4. Pelatihan dengan jumlah JPL >50 JPL, dapat dilaksanakan
secara blended dengan jumlah JPL tatap muka klasikal
< 50 JPL dan sisa JPL dilakukan melalui kelas virtual.
5. Pelatihan untuk mencapai kompetensi teknis (skill) yang
menggunakan metode On The Job Training (OJT), boleh
dilaksanakan selama institusi tempat OJT dapat memenuhi
protokol kesehatan.
.
6. Materi/ mata pelatihan yang bisa disampaikan dengan metode
di kelas (klasikal), dilakukan dengan mengikuti ketentuan
pelatihan klasikal.
7. Materi/ mata pelatihan dan penugasan yang akan diberikan
dengan metode jarak Jauh (distance learning) online, dilakukan
dengan mengikuti ketentuan pelatihan distance learning
8. Akreditasi pelatihan diajukan melalui SIAKPEL dengan
menambahkan lampiran dokumen skenario pembelajaran online
dan rancangan evaluasi berbasis TI.
9. Bukti Kehadiran, berupa rekaman video atau foto yang
menunjukkan proses pembelajaran pada saat praktik
ketrampilan teknis (skill);
10. Bukti Pembelajaran berupa laporan hasil OJT yang disertai
dengan foto kegiatan.
Pembelajaran
Metode Observasi Lapangan
atau Praktik Lapangan
1. Metode pembelajaran observasi atau
praktik lapangan dapat digantikan
dengan praktik mandiri.
2. Skenario/ rancangan pembelajaran
disusun oleh penyelenggara.
3. Bukti Kehadiran, berupa rekaman video,
foto, dan surat keterangan praktik
mandiri yang ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang.
4. Bukti pembelajaran berupa laporan hasil
pelaksanaan praktik mandiri.
PELAKSANAAN PELATIHAN
1. Penyelenggara menyusun skenario pembelajaran dan
menjadi dokumen tambahan yang harus dilampirkan pada
saat pengajuan akreditasi pelatihan. Skenario pembelajaran
yang disusun akan diberikan persetujuan oleh Puslat SDMK
2. Pelatihan dilaksanakan berdasarkan skenario pembelajaran
yang telah disetujui oleh Puslat SDMK.
3. Skenario pembelajaran yang telah disetujui oleh Puslat
SDMK dapat digunakan oleh penyelenggara lain.
METODE PEMBELAJARAN DISTANCE LEARNING

Sinkronus Maya (SM)


adalah pembelajaran (penyampaian materi/ mata pelatihan dan penugasan)
terjadi dalam situasi tatap muka langsung antara pelatih/ fasilitator dan peserta
di kelas virtual, dalam waktu bersamaan di tempat yang berbeda

Asinkronus Kolaboratif (AK)


adalah pembelajaran berupa penugasan yang diberikan secara online dengan
penyelesaian penugasan di luar kelas virtual. Selama proses penyelesaian
tugas, ada interaksi antara pelatih/ fasilitator dengan peserta dalam waktu yang
tidak bersamaan
Teknologi Synchronous dan Asynchronous
KEUNGGULAN DAN TANTANGAN DISTANCE LEARNING

KEUNTUNGAN TANTANGAN
- Aksesibilitas peserta yang tinggal - Jika mengandalkan media daring kemungkinan
jauh dari Lembaga diklat terdapat kendala teknis (misanya internet tidak
- Efisien (waktu ataupun sumberdaya). stabil, perangkat tidak saling kompatibel.
- Fleksibel tempat. - Kontrol pembelajaran rendah dan sangat
- Mengatur kecepatan belajar secara bergantung pada tingkat fokus (awareness)
mandiri. dari peserta didik (misalmya secraa online
hadir tapi tidak terpantau).
- Akomodasi pembelajaran praktik langsung/
technical skill/ simulasi seringkali terkendala
(teknologi komunikasi dan informasi tidak
sepenuhnya dapat menggantikan proses
komunikasi dan interaksi secara langsung
yang terjadi dalam pelatihan konvensional/
kelas).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai