PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembelajaran di SMK dirancang dengan pendekatan berbasis kompetensi, pendekatan berbasis pada
produksi dan pendekatan berbasis dunia kerja.Pembelajaran berbasis pada kompetensi adalah pembelajaran
yang ditekankan untuk membekali kompetensi secara tuntas kepada peserta didik yang mencakup aspek sikap
(attitude), pengetahuan (knowledge) dan ketrampilan (skill). Pembelajaran berbasis produksi adalah
pembelajaran yang ditekankan pada pemerolehan hasil belajar berupa barang jadi atau jasa sesuai dengan
standar dunia industri atau dunia usaha. Sedangkan pembelajaran berbasis dunia kerja mengarahkan peserta
didik dapat meningkatkan kompetensinya melalui dunia kerja. Pembelajaran di dunia kerja ini, peserta didik
harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia
kerja.
Pada dasarnya Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu model penyelenggaraan pendidikan yang
memadukan secara utuh dan terintegrasi kegiatan belajar siswa di sekolah dengan proses penguasaan keahlian
kejuruan melalui bekerja langsung di lapangan kerja. Metode tersebut dilaksanakan dalam rangka peningkatan
mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencapai relevansi antara pendidikan dengan kebutuhan
tenaga kerja.
Harapan utama dalam kegiatan prakerin ini di samping meningkatkan keahlian profesional siswa agar
sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja,agar siswa memiliki etos kerja yang meliputi: kemampuan
bekerja, motivasi kerja, inisiatif, kreatif, disiplin dan tanggung jawab sehingga menghasilkan hasil pekerjaan
yang berkualitas.
2. LANDASAN HUKUM
3. Kep. Menaker No: 285 / MEN / 1991 tentang Pelaksanaan Permagangan Nasional
5. Surat Keputusan Mendikbud Nomor : 0490 / U / 1992 tentang Sekolah Menengah Kejuruan
6. Surat Keputusan Mendikbud No: 323 / U / 1997 tentang Penyelenggaraan kebijakan Prakerin
1. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional, yaitu tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, keterampilan dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja;
2. Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara SMK dan dunia
kerja;
3. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
profesional;
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan.
Kerjasama antara SMK dengan instansi pasangan dilaksanakan dalam prinsip saling membantu, saling
Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) akan memberi nilai tambah atau
Penyelenggaraan Prakerin memberi keuntungan nyata bagi Institusi Pasangan antara lain:
1. Institusi Pasangan dapat mengenal kualitas peserta Prakerin yang belajar dan bekerja di tempat
Prakerin;
2. Umumnya peserta Prakerin telah ikut dalam proses pelayanan secara aktif sehingga pada
pengertian tertentu peserta Prakerin adalah tenaga kerja yang memberi keuntungan;
3. Institusi Pasangan dapat memberi tugas kepada peserta Prakerin untuk kepentingan pelayanan
2
4. Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta Prakerin lebih mudah diatur dalam hal
disiplin berupa kepatuhan terhadap peraturan Institusi Pasangan. Karena itu, sikap peserta Prakerin
5. Memberi kepuasan bagi Institusi Pasangan karena diakui ikut serta menentukan masa depan
Tujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagi peserta didik lebih terjamin
pencapaiannya. Terdapat kesesuaian yang lebih pas antara program pendiddikan dengan kebutuhan
lapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and Match). Memberi kepuasan bagi penyelenggaraan
pendidikan sekolah karena tamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baik untuk
Hasil belajar peserta Prakerin akan lebih bermakna, karena setelah tamat akan betul-betul
memiliki keahlian profesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dan sebagai bekal
Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri tamatan,
yang selanjutnya akan mendorong mereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkat
3
BAB II
B. Lama Prakerin 2 bulan, waktu dan tempat ditentukan oleh POKJA Prakerin;
C. Prakerin dilaksanakan selama 2 bulan penuh tanpa ada beban PBM di sekolah.
lembar;
D. Siswa diberi pilihan untuk menentukan tempat Prakerin sendiri dengan persetujuan sekolah;
4
G. Penjemputan Siswa Prakerin;
I. Seminar Prakerin.
A. Hak Peserta;
5. KEWAJIBAN PESERTA
1. Mematuhi peraturan yang berlaku atau ditetapkan oleh instansi pasangan (tempat pelatihan);
3. Menghormati instruktur;
5. Berlaku sopan dan santun serta bekerja jujur, bertanggung jawab berinisiatif dan kreatif terhadap
6. Berpakaian rapi dan sopan (tidak memakai sandal, kaos oblong, baju ketat, anting-anting dan
rambut gondrong;
c. Cat kuku;
5
d. Softlens ;
13.Membicarakan dengan segera kepada guru pembimbing, ketua kelompok instruktur apabila
14.Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwenang apabila terjadi kerusakan atau salah
15.Ikut memelihara sarana, prasarana pelatihan, kebersihan, ketertiban dan keamanan di tempat
pelatihan.
6. SANKSI PESERTA
Peserta yang tidak mengikuti atau meninggalkan kegiatan Prakerin tanpa ada surat keterangan akan
a. Surat teguran;
3. Menerima sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan dan memeriksa kesesuaian pesanan dan
5. Prosedur distribusi sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan untuk keperluan Floor Stock;
6
8. Melaksanakan prosedur dispensing sediaan farmasi sesuai permintaan dokter sesuai protap
12. Memberikan pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan;
13. Berkomunikasi dan Memberikan KIE kepada Pasien dibawah pengawasan Apoteker;
8. METODE EVALUASI
2. Kehadiran : 10 %
3. Pencapaian kompetensi : 50 %
4. Penyelesaian tugas : 15 %
huruf
2 B Memuaskan 81-90
7
BAB III. KEGIATAN PRAKERIN
a. Pemilihan
Pemilihan adalah proses kegiatan sejak dari meninjau masalah kesehatan yang terjadi di rumah sakit,
identifikasi pemilihan terapi, bentuk dan dosis, menentukan kriteria pemilihan dengan
memprioritaskan obat esensial, standardisasi sampai menjaga dan memperbaharui standar obat.
b. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah, dan harga perbekalan farmasi
yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran. Untuk menghindari kekosongan obat atau Alkes di
IFRS ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam proses perencanaan antara lain:
a) Kebutuhan
Perencanaan yang baik harus sesuai dengan kebutuhan IFRS, perhitungan kebutuhan yang benar
Lihat berapa jumlah stok sisa yang ada maka dari data tersebut dapat dijadikan acuan jumlah yang
c) Prioritas
Perbekalan farmasi yang sering dibutuhkan pasien di rumah sakit hendaklah diprioritaskan paling
d) Waktu Tunggu
Proses pengiriman perbekalan farmasi dari distributor ke IFRS memerlukan waktu. Pengadaan
melalui tender memerlukan waktu yang lama berbeda dengan pengadaaan melalui pembelian
8
e) Metode Perencanaaan
Metode perencanaan yang dapat dipergunakan antara lain metode konsumsi, metode
c. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi dilakukan dengan membuat surat pesanan (SP) yang ditujukan kepada
distributor atau PBF. Surat pesanan tersebut disusun berdasarkan perencanaan yang telah dilakukan.
Proses pengadaan dapat dilakukan dengan pembelian baik pembelian secara langsung atau melalui
tender.
a. Pembelian
d. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan menerima perbekalan farmasi yang telah dipesan ke PBF atau unit
e. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan pengaman barang dengan menempatkan obat-obatan atau Alkes
FIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang pertama masuk, maka yang lebih
dahulu dikeluarkan.
LIFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang terakhir masuk, maka yang lebih
dahulu dikeluarkan.
FEFO adalah metode penyimpanan berdasarkan barang yang masa kadaluarsanya paling dekat,
9
Metode ini lebih tepat dalam penyimpanan obat-obatan, misalnya sediaan tablet dipisah dengan
Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan obat-obatan tiap golongan dan tidak
mempertimbangkan bentuk sediaan atau efek farmakologinya, yang terpenting obat tertata sesuai
golongannya.
f) Berdasarkan Alfabetis
Perbekalan farmasi ditata sesuai namanya secara berurutan dari A sampai Z. Keuntungan
metode ini adalah obat atau alkes akan lebih mudah dicari dan kelemahannya gudang tidak
Metode ini dilakukan dengan cara menata obat sesuai khasiatnya misalnya obat untuk batuk
f. Pendistribusian
dalam proses terapi bagi pasien serta untuk menunjang pelayanan medis.
g. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kelebihan dan kekosongan
h. Pemusnahan
Pemusnahan adalah kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi yang tidak terpakai karena
a) Administrasi
10
b) Pelaporan
Pelaporan berisi kumpulan catatan pendataan kegiatan administrasi perbekalan farmasi, serta
j. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu pengelolaan perbekalan
farmasi.
Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketetapan penggunaan serta
pengamanan distribusi.Penggolongan obat ini terdiri dari obat bebas, obat bebas terbatas, obat
keras, obat psikotropika, obat narkotika dan obat wajib apotek (OWA).Penggolongan obat ini
tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 917/Menkes/Per/1993 yang kini diubah menjadi
1. Obat Bebas
Obat bebas yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, toko obat bahkan di warung.Obat bebas
ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam.Contoh obat bebas adalah paracetamol,
antasida dan obat batuk hitam.Penandaan obat bebas diatur berdasarkan SK Menkes RI
Nomor 2380/A/SK/VI/1983 tentang tanda khusus untuk obat bebas dan obat bebas terbatas.
Obat bebas terbatas atau yang masuk dalam daftar “W”, menurut bahasa Belanda “W” singkatan
dari “Waarschuwing” artinya peringatan.Jadi, maksudnya obat yang pada penjualannya disertai
dengan peringatan tertentu yang ditandai dengan lingkaran biru bergaris tepi hitam.Contoh obat
11
Obat-obatan yang masuk kedalam daftar obat “W” atau obat bebas terbatas adalah obat keras
yang dapat diserahkan kepada konsumen tanpa resep dokter, dalam penyerahannya
a. Obat tersebut hanya boleh dijual dalam bungkusan asli dari pabriknya atau pembuatnya.
b. Pada penyerahannya oleh pembuat atau penjual harus mencantumkan tanda peringatan yang
tercetak sesuai contoh. Tanda peringatan tersebut berwarna hitam, berukuran panjang 5 cm,
P. No.1
P. No. 2
Awas ! Obat Keras
Awas ! Obat Keras
Bacalah aturan
Hanya untuk kumur,
memakainya
jangan ditelan
P. No 4
P. No. 3
Awas ! Obat Keras
Awas ! Obat Keras
Hanya untuk dibakar
Hanya untuk bagian luar badan
P. No. 6
P. No. 5 Awas ! Obat Keras
Obat wasir, jangan di telan
Awas ! Obat Keras
3. Obat Keras
12
Obat keras disebut juga obat daftar “G” dalam bahasa Belanda “G” singkatan dari “Gevaarlijk” yang
berarti berbahaya.Maksudnya, obat keras adalah obat yang ada di apotek dan hanya dapat diberikan
dengan resep dokter.Penandaannya adalah lingkaran berwarna merah dengan garis tepi berwarna
hitam dan terdapat huruf K yang menyentuh garis tepi.Contoh obat keras adalah dexametason,
4. Obat Narkotika
Menurut UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan narkotika adalah zat atau
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Penandaan obat narkotika yaitu
a. Narkotika Golongan I
Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak untuk terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
b. Narkotika Golongan II
Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan untuk terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta
adalah petidin.
Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi ringan menimbulkan
13
Gambar II.5 Penandaan Obat Narkotika
5. Obat Psikotropika
Menurut UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, yang dimaksud psikotropika adalah zat atau obat
baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Penandaan obat psikotropika hampir sama dengan penandaan obat keras yaitu lingkaran merah dengan
garis tepi berwarna merah dengan huruf K yang menyentuh garis tepi.
a. Psikotropika Golongan I
Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma
b. Psikotropika Golongan II
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk pengobatan dan digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta berpotensi sedang
dan pentobarbital.
d. Psikotropika Golongan IV
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
14
Gambar II.6 Penandaan Obat Psikotropika
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker kepada pasien di apotek
tanpa resep dokter, tetapi harus diserahkan langsung oleh seorang apoteker kepada pasien disertai
informasi lengkap tentang penggunaan obat.Contoh obat wajib apotek yaitu asam mefenamat,
b. Peningkatan peran apoteker di apotek dalam pelayanan Komunikasi Edukasi Informasi (KIE);
Dafar Obat Wajib Apotek (DOWA) terbagi menjadi tiga daftar, yaitu:
a. Dexamethason
b. Omeprazole
c. Albendazol
a. Allopurinol
b. Diklofenak Natrium
c. Ranitidin
7. Pengelolaan Narkotika
15
Pengelolaan narkotika di IFRS diatur secara khusus dari pemesanan, penyimpanan, pelaporan,
pelayanan resep, pemusnahan hingga saluran distribusi obat narkotika.Tujuan dari pengelolaan
a. Pemesanan Narkotika
UU No. 9 tahun 1976 menyatakan bahwa Menteri Kesehatan memberikan izin kepada apotek dan
IFRS untuk membeli, meracik, menyediakan, menyimpan untuk persediaan, menguasai, menjual,
kepentingan pengobatan.
Pengadaan narkotika di apotek dilakukan dengan pesanan tertulis melalui surat pesanan narkotika
kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF). PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Surat pesanan narkotika
harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA) dengan mencantumkan nama jelas,
nomor Surat Izin Kerja (SIK), Surat Izin Apotek (SIA) dan stempel apotek. Satu pesanan terdiri
dari empat rangkap dan hanya dapat untuk memesan satu jenis obat narkotika.
b. Penyimpanan Narkotika
tentang Tata Cara Penyimpanan Narkotika, yaitu pada pasal 5 yang menyebutkan bahwa apotek
harus mempunyai tempat khusus untuk penyimpanan narkotika yang memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Harus dibuat seluruhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat;
c. Lemari dibagi dua masing-masing dengan kunci yang berbeda, bagian pertama digunakan
untuk menyimpan morfin, petidin dan garam-garam serta persediaan narkotika. Bagian
d. Apabila tempat khusus tersebut berupa lemari ukuran kurang dari 40/80/100 cm, maka
c. Pelaporan Narkotika
16
Apotek atau IFRS berkewajiban menyusun dan mengirimkan laporan narkotika setiap bulan paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.Dalam laporan tersebut diuraikan mengenai pembelian atau
pemasukan dan penjualan atau pengeluaran narkotika yang ada dalam tanggung jawabnya dan
ditandatangani oleh APA. Laporan tersebut ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau
b. Arsip.
Narkotika dapat digunakan untuk kepentingan pengobatan hanya dapat diberikan berdasarkan resep
dokter. Untuk resep dokter dan salinan resep yang mengandung narkotik, apotek atau IFRS
dilarang:
a. Melayani salinan resep yang mengandung narkotika, untuk resep narkotika yang baru dilayani
sebagian, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut hanya boleh dilayani
b. Melayani salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter, dengan demikian dokter tidak
9. Pemusnahan Narkotika
narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat lagi.Pelaksanaan pemusnahan narkotika di
apotek atau IFRS harus disaksikan oleh petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota.
17
b. Nama Apoteker Pengelola Apotek (APA);
c. Nama seorang saksi dari pemerintah dan seorang saksi lain dari apotek tersebut;
e. Cara pemusnahan;
Kemudian berita acara tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan
tembusan:
b. Arsip.
Secara umum bentuk saluran distribusi obat narkotika adalah sebagai berikut:
Produsen (PT Kimia Farma) → Pedagang Besar Farmasi ( PBF Kimia Farma) → Apotek atau IFRS
→ Pasien.
Secara khusus pemerintah mengatur penyaluran obat narkotika hanya boleh diproduksi dan
disalurkan oleh PT. Kimia Farma, dengan tujuan agar obat tersebut dapat terkendali dan diawasi
Ruang lingkup pengaturan psikotropika dalam UU No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika, bahwa
segala hal yang berhubungan dengan psikotropika yang dapat mengakibatkan ketergantungan.
Tujuan pengaturan psikotropika sama seperti dengan narkotika, yaitu mencegah terjadinya
penyalahgunaan dan peredaran gelap psikotropika serta menjamin ketersedian psikotropika untuk
a. Pemesanan Psikotropika
Obat psikotropika dipesan dengan surat pesanan psikotropika yang ditandatangani oleh APA
dengan mencantumkan SIK. Surat pesanan tersebut dibuat rangkap empat dan setiap surat
18
b. Penyimpanan Psikotropika
Obat golongan psikotropika disimpan terpisah dengan obat lain dalam suatu rak atau lemari
c. Penyerahan Psikotropika
Obat golongan psikotropika diserahkan oleh apotek, hanya dapat dilakukan kepada apotek
lainnya, rumah sakit, puskesmas balai pengobatan dan dokter kepada pasien berdasarkan resep
dokter.
d. Pelaporan Psikotropika
Obat psikotropika dilaporkan sebulan sekali dengan ditandatangani oleh APA dilakukan secara
Pelaporan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten atau Kota dengan tembusan:
b. Arsip.
Secara umum bentuk saluran distribusi obat psikotropika adalah sebagai berikut:
Obat Psikotropika dapat diproduksi oleh perusahaan farmasi selain PT Kimia Farma.
2. Melaksanakan prosedur dispensing sediaan farmasi sesuai permintaan dokter sesuai protap
19
5. Penyerahan obat dibawah pengawasan apoteker/pimpinan unit;
BAB IV
Laporan kegiatan Prakerin diwajibkan bagi seluruh siswa yang telah melaksanakan kegiatan Prakerin.
Laporan Prakerin terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian
awal dan bagian akhir untuk semua Institusi Pasanagan sama, sedangkan bagian inti tidak sama,
tergantung dari Institusi mana peserta didik melaksanakan praktik. Secara umum bagian dari laporan
1. BAGIAN AWAL
Halaman Sampul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Daftar Lainnya
20
2. BAGIAN INTI
BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ruang Lingkup
Sistematika Penulisan
Permasalahan
BAB 5 PENUTUP
Kesimpulan
Saran
3. BAGIAN AKHIR
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Batas kanan & batas atas 3 cm, sedangkan batas bawah dan batas kiri 4 cm
21
Jarak Ketikan adalah 2 (dua) spasi
Ukuran huruf 12
o Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana
Contoh :
o Penulisan nomor dan judul bab di tengah; dengan huruf besar, ukuran font 14,tebal.
o Penulisan nomor dan judul subbab; dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar,ukuran font 12,
tebal.
Penomoran Halaman
o Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah
bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak
o Bagian inti, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah
halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah,
Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan
kelanjutan dari penomoran pada bagian intiJudul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
22
o Penomoran gambar/grafik/tabel tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti
23
CONTOH
LAPORAN
PEKANBARU
TANGGAL …….SAMPAI………
Laporan ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan
Disusun oleh :
(nama siswa)
NISN/NIS
24
CONTOH
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulisan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) Di
Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporan ini, terutama
kepada:
5. Karyawan/Pegawai RS………
6. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam proses
Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan
Ujian Kompetensi Keahlian (UKK) Tahun Diklat 2019/2020 serta sebagai bukti bahwa telah melaksanakan
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan.Mudah-mudahan laporan ini
Pekanbaru, ..............
Penulis
25
Lembar Pengesahan
LAPORAN
(________________) (.................)
MENGETAHUI
26