Pertemuan I
Nama : Wirda Hayati
NPM : 13/353626/SKU/00469
Stepped wedge adalah suatu variasi dari desain saling silang untuk percobaan yang dikontrol
secara acak (randomized controlled trials/RCT) dari intervensi yang berbeda Pada penelitian
yang berdasarkan praktik, klaster adalah praktik klinik secara umum, praktik menyilang dari satu
kondisi ke kondisi yang lain pada waktu yang berbeda antar kelompok control dan kelompok
intervensi dengan penyilangan hanya satu kali. Desain ini dapat dilakukan tindakan pada waktu
yang berbeda.
Desain stepped Wedge dapat dan memungkinkan dilakukan randomisasi dan menggunakan
individu-individu atau klaster sebagai langkah-langkahnya. Desain ini dapat mengatasi dilemma
etik pada saat intervensi yang dilakukan tidak seimbang, dapat mengatasi masalah logistic dan
financial jika implementasi dilakukan secara simultan, dapat mendeteksi tren serta meningkatkan
power statistic dengan kelompok perbandingan dan dapat mempelajari pengaruh konteks sebagai
periode waktu tertentu. Intervensi terhadap cluster atau kelompok responden dilakukan secara
random dan semua individu atau kelompok akan mendapatkan intervensi yang sama. Pada
Stepped Wedge design pengumpulan data dilakukan pada setiap kelompok saat dilakukan
intervensi. Penyilangan satu arah yang dilakukan biasanya dari control ke intervensi, sehingga
lebih banyak klaster yang yang dapat mulai dilakukan intervensi pada satu waktu. Waktu mulai
Stepped Wedge design dapat digunakan untuk untuk percobaaan yang memerlukan waktu yang
lebih lama dibandingkan dengan desain parallel tradisional yang mengukur efektifitas segera
setelah intervensi. Desain ini juga memberikan beberapa tantangan pada beberapa pelaksanaan
tindakan, seperti pencegahan kontaminasi diantara perticipan kelompok intervensi pada saat
menunggu intervensi yang akan dilakukan, memberikan hasil yang tidak dapat dilihat oleh
partisipan di kelompok intervensi atau control untuk menjaga informasi yang bias. Pengkaji
yang tidak terlihat oleh partisipan sangat penting untuk control terhadap status intervensi.
Manfaat-manfaat yang didapatkan dari Stepped Wedge design adalah dapat memberikan hasil
yang sesuai dengan etik dan ilmiah, hal ini dikarenakan pada saat memberikan intervensi secara
random berarti adil dan cara yang fair untuk menentukan sumber-sumber yang ada. Sedangkan
dari segi ilmiah tehnik random akan mengeliminir bias dan Stepped Wedge design dapat
mengukur pengaruh waktu intervensi terhadap efektivitas intervensi . Desain ini juga dapat
diterapkan untuk melihat pengaruh dari intervensi walaupun tidak dilakukan pengukuran pre
intervention.
Beberapa alasan memilih desain stepped wedges adalah 1) efisiensi merupakan unit tindakan
sebagai control, hanya sedikit unit yang diperlukan (sama dengan cross over design/desain
silang), 2) logistical atau financial, tidak diperkaenalkan intervensi pada semua unit satu kali, 3)
evaluasi efektifitas komunitas dari intervensi sebelumnya menunjukkan efikasi pada individu
yang diujicoba secara acak atau pada setting yang berbeda, atau pada program baru yang
dievaluasi secara sistematis, 4) untuk penelitian yang mempengaruhi waktu terhadap efektifitas
Disamping beberapa manfaat menggunakan desain stepped wedge ini, juga terdapat kerugian
diantaranya memerlukan percobaan yang panjang untuk interval waktu yang beragam (yang
terbaik adalah waktu yang singkat antara intervensi dan hasil), memerlukan pengumpulan data
yang beragam pointnya (yang terbaik adalah menggunakan data yang dikumpulkan secara rutin),
serta analisa data sangat komplek dan lebih banyak hasil pengkajian, memerlukan analisis silang
tidak langsung dikarenakan pengaruh intervensi tidak dapat diperkirakan secara ekslusive dengan
Pada desain stepped wedge cluster randomized trials (SW-CRTs)/ stepped wedge klaster yang
dicoba secara acak, klaster secara runtun diacak sampai point pada semua klaster terekspose
intervensi. Penggunaannya akan meningkat pada evaluasi tindakan yang telah dilakukan. Seperti
pada CRTs yang parallel desain stepped wedge digunakan untuk menghindari kontaminasi pada
saat intervensi dilakukan atau dievaluasi pada tingkat populasi. Bagaimanapun penelitian
dengan desain stepped wedge tepat digunakan dan di yakini bahwa intervensi adalah sesuatu
yang bermanfaat dan tidak menimbulkan kerusakan. Ketika evaluasi dari suatu intervensi yang
baru dilakukan akan memberikan fakta efektifitas atau ketika logistic tidak memungkinkan
digunakan pada intervensi yang simultan terhadap semua klaster (Hemming, 2014).
Desain/stepped wedge adalah suatu bentuk uji coba klaster, analisis dan desain dibutuhkan untuk
menghitung klaster yang di bentuk. Bagaimana pun penentuan parameter besaran sampel
(seperti kekuatan dan perbedaan yang dapat di deteksi) untuk desain ini tidak dapat di modifikasi
untuk individu yang di desain secara acak. Jika di aplikasi oleh peneliti kesehatan maka harus
melibatkan beberapa jenis SW-CRTs dengan desain yang tidak lengkap; misalnya beberapa
langkah atau untuk beberapa klaster data tidak dikumpulkan atau tidak berkonstibusi terhadap
analisis. Sering desain yang tidak lengkap ini di lakukan pada satu fase implementasi yaitu fase
transisi klaster dari control terhadap intervensi dan atau klaster pada periode ini tidak di anggap
sebagai control yang tidak terpapar penuh dengan intervensi. Bagaimana pun desain yang lain
juga tidak lengkap pada fase intervensi. Untuk meningkatkan kelonggaran gambaran jenis SW-
CRTs dan memungkinkan desain yang sangat tidak lengkap dapat di gunakan paralel CRT
konfensional dan paralel CRT dengan pengukuran dasar (analisis ANCOVA) dengan pendekatan
kohot terutama pada kasus-kasus khusus. Ketika desain SW-CRTs dilakukan pada berbagai
Beberapa fariasi dari SW-CRTs berdasarkan formula power yang dikembangkan, dalam bingkai
desain tunggal penelitian akan lebih mudah untuk melihat dampak pemilihan desain penelitian
pengumpulan dasar dimana tidak ada klaster yang terekpos dan di acak secara berurutan
terhadap interfensi yang tidak dapat di lakukan untuk semua klaster. Desain stepped
wedge beransumsi bahwa masing-masing dari poin waktu klaster akan di acak secara
berurutan terhadap interfensi dan waktu observasi akan di gambarkan dalam form data
analisis. Ini adalah desain yang komplet dan memiliki hubungan terbatas dengan desain
crosssectional yaitu desain yang observasi di kumpulkan pada partisipan yang berbeda di
setiap langkah. Bagaimana pun tidak berhubungan dengan desain kohot yang
partisipannya di ukur ulang setelah melewati waktu tertentu . Berikut gambar desain
WAKTU
BLOK
0 1 2 3 4 5
1 0 1 1 1 1 1
2 0 0 1 1 1 1
3 0 0 0 1 1 1
4 0 0 0 0 1 1
5 0 0 0 0 0 1
Pada desain ini terlihat ada enam point waktu dan klaster diacak terhadap blok.
Secara konvensional diasumsikan bahwa dengan tiap-tiap blok yang independen dan
ukuran blok yang sama. Point 1 menunjukkan blok yang terekspose dengan intervensi
dan 0 blok yang tidak terekspose dengan intervensi. Contoh jika ada 20 klaster, 4
klaster diacak dari control ke intervensi pada setiap lima langkah dan dengan periode
tunggal untuk pengumpulan data dasar. Metode ini disebut dengan desain pola
matrik.
b. Stepped Wedge desain tidak lengkap dengan satu sebelum dan dua setelah
pengukuran.
WAKTU
BLOK
0 1 2 3 4 5
1 0 1 1 . . .
2 . 0 1 1 . .
3 . . 0 1 1 .
4 . . 0 0 1 1
Pada model ini desain tidak lengkap seperti gambar sebelumnya. Pada model ini
kluaster atau blok dari klaster kemungkinan terekspose dengan intervensi diberikan
angka “1” yang tidak terekspose dengan intervensi diberikan angka” 0” dan yang
tidak berkonstribusi terhadap analisis diberi kode “.” Gambar diatas menunjukkan
bahwa semua klaster diacak secara berurutan, tetapi masing-masing klaster hanya
WAKTU
BLOK
0 1 2 3 4 5
1 0 . 1 1 1 1
2 0 0 . 1 1 1
3 0 0 0 1 1 1
4 0 0 0 . 1 1
5 0 0 0 0 . 1
Model ketiga ini adalah desain dimana data dikumpulkan melalaui periode waktu
disebut waktu transisi atau fase implemenatsi. Pada fase implementasi adanya suatu
periode transisi klaster dari control terhadap intervensi dan klaster pada waktu ini
juga tidak berhubungan dengan intervensi secara penuh sehingga juga dapat dijadikan
sebagai control.
d. Staggered Stepped Wedge , tetapi parallel, CRT
WAKTU
BLOK
0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 0 . . . . . 0 . .
2 0 . . . . . 1 . .
3 . 0 . . . . . 0 .
4 . 0 . . . . . 1 .
5 . . 0 . . . . . 0
6 . . 0 . . . . . 1
Salah satu alasan tersering penggunaan SW-CRT adalah adanya keinginan untuk melakukan
intervensi dalam jumlah yang besar dari klaster secara simultan. Suatu alternative terhadap SW-
CRT adalah melaksanakan suatu variasi dari CRT parallel secara keseluruhan yang kemudian
diacak sehingga desain ini seimbang dengan waktu. Angka ”1” menunjukkan intervensi dan
angka “0” adalah intervensi sedangkan tanda “.” Yang tidak berkaitan dengan analisis. Pada
model parallel tetapi staggered ada 3 poin waktu yaitu sejumlah klaster yang di acak pada saat
intervensi dan control dengan pengukuran awal dan pengukuran follow up. CRT parallel dengan
pengulangan pengukuran pada individu yang sama. Dhal ini didasari pada asumsi bahwa aka
nada perbedaan antara pengukuran awal dan follow up. Desain ini menggunakan desain pola
matrik sebagai skema yang representative , CRT parallel (dengan atau tanpa pengumpulan data
Pengujian klaster kadang-kadang dilakukan pada berbagai lapis klaster. Contohnya suatu CRT
dilakukan pada berbagai rumah sakit dan berbagai ruangan di tiap-tiap rumah sakit atau klaster
mewakili geografi wilayah dengan beberapa rumah sakit ditiap-tiap wilayah, atau kelas yang
dikelompokkan berdasarkan sekolah yang diinvestigasi efektif untuk dilakuakn intervensi. Hal
ini klaster akan terjadi berlapis dan dapat digunakan studi stepped wedge. Berikut gambar
WAKTU
RS WARD
0 1 2 3 4
1 1 0 . 1 1 1
2 0 . 1 1 1
3 0 . 1 1 1
2 1 0 0 . 1 1
2 0 0 . 1 1
3 0 0 . 1 1
3 1 0 0 0 . 1
2 0 0 0 . 1
3 0 0 0 . 1
Kepustakaan:
1. Hemming, K., Lilford, R., and Girling, A. (2013). Stepped-Wedge cluster randomized
controlled trials ; a generic framework including parallel and multiple – level designs.
Statistics in Medicine. In Wiley Online Library publ;ished online 24 oktober 2014.
3. Taylor, C. The Use of Stepped Wedge cluster randomized trials; systematic review. The
university of Birmingham.
4. Woertman, w,. Hoop, E.d., Moerbeek, M., Zuidema, S.U., Gerritsen D.L., Teerenstra, S.
(2013). Stepped Wedge design could reduce the required sample size in cluster
randomized trial. Journal of Clinical Epidemiology 66 , p. 752-758. Elsevier, published
online March 2013.
5. Zhou, C. (2012). Analysis of Stepped Wedge Cluster Randomized Trials for QI Research.
Pediatrics, School of Medicine, University of Washington CCHBD, Seattle