Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH LAPORAN KEUANGAN

PT. METRODATA ELECTRONICS, Tbk

Disusun Oleh Kelompok 3 :


Alif Anggrian - 1621105
Faisal Luzan – 1621022
Ahmad Afifudin - 1621013

Kelas C / Semester 2

AMIK PURNAMA NIAGA INDRAMAYU


TAHUN 2017
Jl. Ir H.Juanda Indramayu Telp. (0234)7008175, 274464 Fax. 274400 Indramayu 45213
LATAR BELAKANG PT. METRODATA ELECTRONICS, Tbk

Perseroan didirikan pada tanggal 17 Februari 1983 sebagai salah satu perusahaan dalam
kelompok usaha METRODATA yang telah berkiprah di bidang TIK sejak tahun 1975. Sejak
didirikan, Perseroan mengalami perubahan nama beberapa kali, dan terakhir pada tanggal 28
Maret 1991 namanya diubah menjadi PT Metrodata Electronics Tbk hingga sekarang.
Di tahun 2008, Perseroan mengakuisisi Soltius Asia Pte Ltd, perusahaan konsultan SAP
yang mapan. Soltius Asia Pte Ltd adalah pemilik PT Soltius Indonesia yang kini merupakan
salah satu entitas anak Perseroan dalam kelompok METRODATA. Perseroan membeli
37,21% saham PT Xerindo Teknologi, perusahaan dengan keahlian di bidang perencanaan
radio, instalasi, pengujian/commisioning, perawatan, dan sebagainya. kemudian
Pada tanggal 14 Februari 1990 Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek
Indonesia (IDX: MTDL).

Pada tanggal 28 Januari 2011, Perseroan mendirikan entitas anak, PT My Icon


Technology, yang bergerak di bidang ICT Modern Retail meliputi modern store, e-commerce
dan shop in shop dengan menyediakan produk-produk TIK secara ritel dan langsung kepada
konsumen selaku pengguna akhir.
VISI & MISI
VISI:

 Memaksimalkan nilai bagi pemangku kepentingan dan membangun


lingkungan yang ideal untuk bekerja.

MISI:

 Menjadi perusahaan Teknologi Informasi dan Komunikasi


terkemuka yang memberikan nilai tambah kepada para
mitra usaha dalam melakukan transformasi bisnis.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Rasio merupakan ukuran yang sering digunakan dalam analisis laporan keuangan
karena dalam mengadakan interpretasi atau analisis laporan keuangan suatu perusahaan
penganalisis laporan keuangan memerlukan adanya ukuran. Mengadakan analisis
interpretasi atau analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi pihak internal maupun eksternal. Salah satu pihak eksternal yang
merasakan manfaat dari adanya analisis laporan keuangan adalah kreditur. Dengan
demikian, rasio merupakan alat “Arithmatical Terms” yang dapat digunakan untuk
menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan.
Dalam makalah ini, kami akan membahas tentang keadaan dan perkembangan
keuangan PT. METRODATA ELECTRONIC, Tbk. Serta cara pemenuhan kewajiban
perusahaan terebut dengan menggunakan analisis rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktivitas, dan rasio profitabilitas berdasarkan neraca dan laporan laba-rugi pada PT.
METRODATA ELECTRONIC, Tbk. Periode 2014,2015, dan 2016.
RASIO LIKUIDITAS

Rasio ini adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
finansial jangka pendek yang terdapat pada perusahaan.

1. Current Ratio

Current Ratio adala rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang atau kewajiban yang harus segera di penuhi dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.

 Tahun 2014
Aktiva Lancar 2.478.912
= =1,70 = 170%
Hutang Lancar 1.457340

 Tahun 2015

Aktiva Lancar 3.133.192


= =1,75 = 175%
Hutang Lancar 1.788.359

 Tahun 2016

Aktiva Lancar 3.358.766


= =1,85 = 185%
Hutang Lancar 1.812.433

Analisis :
Pada tahun 2014, current rato PT. Metrodata Electronic, Tbk. Sebesar 170%
yang diperoleh dengan perbandingan aktiva lncar sebesar Rp.2.478.912,- dengan
hutang lancar sebesar Rp.1.457.340,-. Hal ini berarti setiap rp.1,- hutang lancar
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.1,70,-.

Pada tahun 2015, current ratio PT. Metrodata Electronic, Tbk. Mengalami
kenaikan dari current ratio 170% pada tahun 2014 menjadi 175% pada tahun 2015
yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.3.133.192,- dengan hutang
lancar sebesar Rp.1.788.359,-. Yang berarti bahwa setiap Rp.1,- hutang lancar dapat
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.1,50,-.

Pada tahun 2016, current ratio PT. Metrodata Electronic, Tbk. Mengalami
kenaikan kembali dari current ratio 175% pada tahun 2015 menjadi 185% pada tahun
2016 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp.3.358.766,- dengan
hutang lancar sebesar Rp.1.812.433,- Yang berarti bahwa setiap Rp.1,- hutang lancar
dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.1,85,-.
2. Working Capital To Total Assets Ratio

Adalah rasio yang mengukur likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto
dari jumlah aktiva, atau kemampuan suatu perusahaan dalam menjamin modal kerjanya
terhadap total aktiva.

 Tahun 2014
Aktiva Lancar−Hutang Lancar
Jumlah Aktiva
2.470.912−1.457 .340 1.021 .572
= =0,37 = 37%
2.734 .196 2.734 .196

 Tahun 2015
Aktiva Lancar−Hutang Lancar
Jumlah Aktiva

3.133.192−1.788 .359 1.344 .833


= =0,38 = 38%
3.496 .665 3.496 .665
 Tahun 2016

Aktiva Lancar−Hutang Lancar


Jumlah Aktiva

3.358.766−1.812 .433 1.546 .333


= =0,39 = 39%
3.876 .021 3.876 .021

Analisis :

Pada tahun 2014, PT. Metrodata Electronic, Tbk. Memperoleh modal kerja sebesar
37% dengan pebandingan antara aktiva lancar yang dikurangi hutang lancar total sebesar
Rp.1.021.217,- dengan jumlah aktiva sebesar Rp.2.734.196,- . Hal ini berarti setiap Rp.1,-
asset perusahaan Rp.0,37,- terdiri dari modal kerja (aktiva lancar)

Pada tahun 2015, PT. Metrodata Electronic, Tbk. Mengalami keniakan dalam
memperoleh modal kerja yaotu sebesar 38% dengan pebandingan antara aktiva lancar yang
dikurangi hutang lancar total sebesar Rp.1.344.833,- dengan jumlah aktiva sebesar
Rp.3.496.665,- . Hal ini berarti setiap Rp.1,- asset perusahaan Rp.0,38,- terdiri dari modal
kerja (aktiva lancar).

Pada tahun 2016, PT. Metrodata Electronic, Tbk. Mengalami keniakan dalam
memperoleh modal kerja yaotu sebesar 39% dengan pebandingan antara aktiva lancar yang
dikurangi hutang lancar total sebesar Rp.1.546.353,- dengan jumlah aktiva sebesar
Rp.3.876.021,- . Hal ini berarti setiap Rp.1,- asset perusahaan Rp.0,39,- terdiri dari modal
kerja (aktiva lancar).
Chart Title

5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Category 2 Category 3 Category 4

Series 1 Series 2 Series 3


RATIO LAVERAGE

Ratio ini dugunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di supply oleh milik
perusahaan dalam proposinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.

1. Total Debt To Equity Ratio

 Tahun 2014
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
Jumlah Modal Sendiri
1.457 .340+92.257 1.550.597
= =1,31 = 131%
1.183 .599 1.183.599

 Tahun 2015
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
Jumlah Modal Sendiri

1.788.359+ 159.321 1.947 .590


= =1,25 =125%
1.549 .075 1.549.075

 Tahun 2016
Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang
Jumlah Modal Sendiri

1.812.433+214.289 2.026 .722


= =1,09 = 109%
1.849 .299 1.849.299

Analisis :

Pada tahun 2014, rasio hutang sebesar 131% yang diperoleh dari perbandaingan total
hutang sebesar Rp.1.550.597,- dengan modal sendiri sebesar Rp.1.183.599,- Hal ini berarti
perusahaan dapat menutupi hutang setiap Rp.1,31,-

Pada tahun 2015, rasio hutang mengalami penurunan yaitu sebesar 125% yang
diperoleh dari perbandaingan total hutang sebesar Rp.1.947.590,- dengan modal sendiri
sebesar Rp.1.549.075,- Hal ini berarti perusahaan dapat menutupi hutang setiap Rp.1,25,-

Pada tahun 2016, rasio hutang kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 109%
yang diperoleh dari perbandaingan total hutang sebesar Rp.2.026.722,- dengan modal sendiri
sebesar Rp.1.849.299,- Hal ini berarti perusahaan dapat menutupi hutang setiap Rp.1,09,-
2. Long Term Debt To Equity Ratio

Tahun 2014

HutangJangkaPanjang 93.257
= = 11%
JumlahModalSendiri 1.183.599

Tahun 2015

HutangJangkaPanjang 159.231
= = 10 %
JumlahModalSendiri 1.549.075

Tahun 2016

HutangJangkaPanjang 214.289
= = 7%
JumlahModalSendiri 1.849.299

Analisis :

Pada tahun 2014, rasio hutang adalah sebesar 11% dari perbandingan hutang jangka
panjang sebesar Rp.93.257,- dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp.1.183.599,- Hal ini
berarti 11% dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka
panjang.

Pada tahun 2015, rasio hutang mengalami penurunan dari 11% pada tahun 2014
menjadi 10% pada tahun 2015 dari perbandingan hutang jangka panjang sebesar Rp.159.231,-
dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp.1.549.075,- Hal ini berarti 10% dari setiap rupiah
modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.

Pada tahun 2016, rasio hutang kembali mengalami penurunan dari 10% pada tahun
2015 menjadi 8% pada tahun 2016 dari perbandingan hutang jangka panjang sebesar
Rp.214.289,- dengan jumlah modal sendiri sebesar Rp.1.849.299,- Hal ini berarti 8% dari
setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk menjamin hutang jangka panjang.
RATIO AKTIVITAS

1. Total Aset Turn Over

 Tahun 2014
Penjualan Neto 8.444 .570
= = 3,08
Jumlah Aktiva 2.734 .196

 Tahun 2015

Penjualan Neto 9.960 .071


= = 2,84
Jumlah Aktiva 3.496 .665

 Tahun 2016

Penjualan Neto 10.048.153


= = 2,59
Jumlah Aktiva 3.876 .021

Analisis:

Pada tahun 2014, dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu
tahun berputar 3,08x. Atau setiap Rp.1,- setiap tahun dapat menghasilkan Rp.3.08,-

Pada tahun 2015, terjadi penurunan perputaran dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva yang semula berputar 3,08x pada tahun 2014. Dana yang tertanam pada tahun 2015
dalam keseluruhan aktiva rata-rata dalam satu tahun berputar sebesar 2,84x atau setiap Rp.1,-
setiap tahun dapat menghasilkan Rp.2,28,- .

Pada tahun 2016, kembali terjadi penurunan perputaran dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva yang semula berputar 3,08x pada tahun 2014 dan 2,84x pada tahun 2015
menjadi 2,59x pada tahun 2016. Atau setiap Rp.1,- setiap tahun dapat menghasilkan Rp.2,59,-

2.
2. Working Capital Turn Over

 Tahun 2014

Penjualan Neto
Aktiva Lancar−Hutang Lancar
8.444 .750 8.444 .750
= = 8,266x
2.478.912−1.457 .340 1.021 .572

 Tahun 2015

Penjualan Neto
Aktiva Lancar−Hutang Lancar

9.960 .071 9.960 .071


= = 7,40x
3.133.192−1.788 .359 1.344 .833

 Tahun 2016

Penjualan Neto
Aktiva Lancar−Hutang Lancar

10.048 .153 10.048.153


= = 6,49x
3.358.766−1.812 .433 1.546.333

Analisis:

Pada tahun 2014, dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 8,26x
dalam satu tahun.

Pada tahun 2015, dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 7,40x
dalam satu tahun.

Pada tahun 2016, dana yang tertanam dalam modal kerja berputar rata-rata 6,49x
dalam satu tahun.
RATIO PROVITABILITAS

1. Net Earning Power Ratio On Investment (ROI)

 Tahun 2014
Earning After Tax 277.929
= = 10%
Jumlah Aktiva 2.734 .196

 Tahun 2015

Earning After Tax 376.706


= = 11%
Jumlah Aktiva 3.496 .665

 Tahun 2016

Earning After Tax 312.930


= = 8%
Jumlah Aktiva 3.876 .021

Analisis :

Pada tahun 2013, kemampuan modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan


neto sebesar Rp. 0,10.

Pada tahun 2013, kemampuan modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan


neto menaik sebesar Rp. 0,11.

Pada tahun 2013, kemampuan modal yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan


neto menurun sebesar Rp. 0,08. dibanding tahun sebelumnya.

2. Rate of Return for the Ourners

 Tahun 2014
Earning After Tax 277.929
= = 23%
Jumlah Modal Sendiri 1.183.599

 Tahun 2015

Earning After Tax 376.706


= = 24%
Jumlah Modal Sendiri 1.549.075

 Tahun 2016
Earning After Tax 312.930
= = 16%
Jumlah Modal Sendiri 1.849.299

Analisis :

Pada tahun 2013, setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto RP.
0,23,- yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan biasa.

Pada tahun 2013, setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto menaik
sebesar RP. 0,24,- yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan biasa.

Pada tahun 2013, setiap rupiah modal sendiri menghasilkan keuntungan neto menurun
sebesar RP. 0,16 yang tersedia bagi pemegang saham preferen dan biasa.

Anda mungkin juga menyukai