Anda di halaman 1dari 4

MK.

SISTEM HUKUM
DOSEN H.DAROS SH,MH

Ilham Shafrudin H
22.011.005 Reguler Sore
RESUME SISTEM HUKUM INDONESIA
"Sistem" adalah suatu kumpulan elemen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam konteks yang lebih luas, sistem mengacu pada entitas atau struktur yang terdiri dari
bagian-bagian yang berinteraksi dan bekerja bersama untuk membentuk kesatuan yang utuh.
Contoh sederhana dari sistem adalah jam tangan, yang terdiri dari roda gigi, jarum, baterai, dan
komponen lainnya yang bekerja bersama untuk menunjukkan waktu. Setiap bagian memiliki fungsi dan
peran tertentu, dan interaksi mereka membentuk sistem jam tangan yang berfungsi dengan baik.
Dalam berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu komputer, ilmu sosial, dan ilmu alam, istilah "sistem"
digunakan untuk menggambarkan entitas yang memiliki batas atau batasan tertentu, memproses masukan
(input), dan menghasilkan keluaran (output) berdasarkan aturan, fungsi, atau mekanisme tertentu. Sistem
bisa bersifat fisik, seperti mesin atau organisme biologis, atau bisa bersifat abstrak, seperti sistem
manajemen atau sistem sosial.
Penting untuk memahami bagaimana berbagai elemen dalam suatu sistem berinteraksi dan memengaruhi
satu sama lain, karena perubahan pada satu bagian dapat memiliki dampak pada kinerja keseluruhan
sistem. Dalam konteks yang lebih luas, manusia dan masyarakat kita juga dapat dipandang sebagai bagian
dari berbagai sistem yang kompleks, seperti sistem ekonomi, sistem politik, atau sistem ekologi, yang
semua saling terkait dan berpengaruh satu sama lain.
Unsur-unsur sistem adalah bagian-bagian atau komponen yang membentuk sistem dan bekerja bersama
untuk mencapai tujuan sistem secara keseluruhan. Dalam banyak kasus, unsur-unsur ini saling
berinteraksi dan saling memengaruhi. Berikut adalah beberapa unsur umum dalam sistem:
1. Masukan (Input): Merupakan sumber daya atau informasi yang dimasukkan ke dalam sistem
untuk diolah dan diubah menjadi keluaran. Masukan dapat berupa data, energi, bahan mentah,
atau informasi yang diperlukan oleh sistem untuk menjalankan fungsinya.
2. Proses (Prosesing): Merupakan serangkaian tindakan, fungsi, atau operasi yang dilakukan oleh
sistem untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang diinginkan. Proses merupakan inti dari
sistem dan berfungsi untuk mengatur bagaimana masukan diproses menjadi hasil yang
diharapkan.
3. Keluaran (Output): Merupakan hasil yang dihasilkan oleh sistem setelah memproses masukan.
Keluaran merupakan hasil akhir dari sistem dan mencerminkan tujuan yang ingin dicapai oleh
sistem.
4. Umpan Balik (Feedback): Merupakan informasi yang dikirimkan kembali ke sistem setelah
menghasilkan keluaran. Umpan balik memberikan informasi tentang kinerja sistem dan
digunakan untuk memantau, mengevaluasi, dan mengoreksi kinerja sistem agar sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan.
5. Batas (Boundary): Merupakan batas atau perbatasan yang membedakan sistem dari
lingkungannya. Batas menentukan apa yang termasuk dalam sistem dan apa yang tidak, serta
membatasi interaksi dengan lingkungan luar.
6. Lingkungan (Environment): Merupakan faktor-faktor atau kondisi yang ada di luar sistem dan
dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh sistem. Lingkungan menyediakan masukan ke sistem
dan menerima keluaran dari sistem.
7. Tujuan (Goal): Merupakan hasil atau keadaan yang ingin dicapai oleh sistem. Tujuan
memberikan arah dan tujuan bagi sistem untuk mencapai kinerja yang diharapkan.
8. Kontrol (Control): Merupakan mekanisme atau proses yang digunakan untuk mengatur atau
mengendalikan kinerja sistem agar sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Kontrol membantu
menjaga stabilitas dan konsistensi sistem.
9. Struktur (Structure): Merupakan susunan dan hubungan antara unsur-unsur dalam sistem.
Struktur menentukan bagaimana unsur-unsur berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain.
10. Waktu (Time): Merupakan dimensi waktu yang terlibat dalam sistem, termasuk waktu yang
dibutuhkan untuk memproses masukan menjadi keluaran, dan juga waktu dalam mengubah
kinerja sistem dan mencapai tujuan.
Setiap sistem memiliki kombinasi khusus dari unsur-unsur ini, dan pemahaman tentang unsur-unsur ini
membantu untuk menganalisis, merancang, dan mengoptimalkan sistem agar berfungsi sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan yang diinginkan.
Sistem hukum mengacu pada kerangka hukum yang berlaku di suatu negara atau wilayah tertentu untuk
mengatur perilaku masyarakat, menetapkan aturan, dan mengatur sengketa. Sistem hukum menetapkan
cara hukum diterapkan, diinterpretasikan, dan dijalankan oleh badan-badan pemerintah dan lembaga-
lembaga hukum.
Setiap negara memiliki sistem hukum yang berbeda, tergantung pada sejarah, budaya, dan tradisi
hukumnya. Ada beberapa jenis utama sistem hukum di dunia, di antaranya:
1. Sistem Hukum Romawi-Kontinental: Juga dikenal sebagai sistem hukum sipil, sistem ini
didasarkan pada hukum Romawi kuno dan sebagian besar digunakan di benua Eropa, Amerika
Latin, dan sebagian Asia. Hukum tertulis sangat penting dalam sistem ini, dan keputusan
pengadilan lebih sering mengacu pada peraturan hukum yang ada.
2. Sistem Hukum Umum: Sistem ini berkembang di Inggris dan menyebar melalui peradaban
Inggris, Amerika Utara, dan negara-negara Persemakmuran lainnya. Sistem hukum umum
didasarkan pada keputusan pengadilan sebelumnya (precedent) dan interpretasi hukum oleh
hakim. Pengadilan menggunakan putusan sebelumnya sebagai pedoman untuk mengambil
keputusan dalam kasus-kasus serupa.
3. Sistem Hukum Agama: Sistem hukum ini didasarkan pada ajaran agama tertentu dan digunakan
di beberapa negara dengan mayoritas penduduk beragama sama. Hukum Islam (Syariah) adalah
contoh yang paling terkenal dari sistem hukum agama.
4. Sistem Hukum Adat: Beberapa masyarakat dan suku-suku memiliki hukum adat yang berlaku di
samping atau bahkan menggantikan hukum nasional di wilayah mereka. Hukum adat biasanya
didasarkan pada tradisi lisan dan norma-norma yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Setiap sistem hukum memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan mungkin lebih cocok
dengan kondisi sosial, politik, dan budaya suatu negara atau wilayah. Sistem hukum memainkan peran
penting dalam mengatur masyarakat, melindungi hak-hak dan kebebasan individu, serta menjaga
ketertiban dan keadilan dalam suatu komunitas.
Ada beberapa macam sistem hukum yang digunakan di berbagai negara di seluruh dunia. Setiap sistem
hukum memiliki ciri-ciri unik dan didasarkan pada sejarah, budaya, dan perkembangan hukum di wilayah
tersebut. Berikut adalah beberapa macam sistem hukum yang umum dikenal:
1. Sistem Hukum Romawi-Kontinental (Hukum Sipil): Sistem hukum Romawi-Kontinental
adalah sistem hukum yang didasarkan pada hukum Romawi kuno dan berlaku di banyak negara
di Eropa, Amerika Latin, dan sebagian Asia. Ciri khas dari sistem ini adalah penggunaan hukum
tertulis yang dikodifikasikan dalam undang-undang, hukum perdata yang komprehensif, dan
peran yang kuat bagi hakim untuk menerapkan hukum.
2. Sistem Hukum Umum (Common Law): Sistem hukum umum berkembang di Inggris dan
kemudian menyebar ke wilayah-wilayah yang pernah menjadi koloni Inggris, termasuk Amerika
Serikat dan sejumlah negara Persemakmuran. Ciri utama dari sistem ini adalah kekuatan
yurisprudensi (putusan pengadilan sebelumnya) yang dijadikan preseden untuk menyelesaikan
kasus-kasus serupa di masa depan. Hakim memiliki peran yang signifikan dalam membentuk
hukum melalui putusan mereka.
3. Sistem Hukum Islam (Syariah): Sistem hukum Islam berdasarkan pada ajaran-ajaran agama
Islam dan berlaku di beberapa negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Hukum Islam
mencakup berbagai aspek kehidupan, termasuk hukum keluarga, hukum pidana, dan hukum
ekonomi, yang diambil dari Al-Quran dan Sunnah (ajaran Nabi Muhammad).
4. Sistem Hukum Adat (Customary Law): Sistem hukum adat merupakan hukum yang
berkembang di masyarakat tradisional dan berdasarkan pada kebiasaan, norma, dan tradisi yang
telah ada dalam komunitas tersebut. Hukum adat sering kali masih berlaku secara paralel dengan
sistem hukum nasional di beberapa wilayah.
5. Sistem Hukum Agama Lainnya: Selain hukum Islam, beberapa negara juga memiliki sistem
hukum yang didasarkan pada ajaran agama lainnya, seperti hukum Yahudi (Halakha) yang
berlaku di Israel dan beberapa negara Yahudi lainnya, serta hukum Hindu (Dharma Shastra) yang
berlaku di beberapa bagian India.
6. Sistem Hukum Socialis (Socialist Law): Sistem hukum ini berkembang dalam negara-negara
yang menganut paham sosialis atau komunis. Hukum sosialis biasanya didasarkan pada prinsip
kolektivitas dan kepemilikan bersama, serta mengatur berbagai aspek kehidupan, termasuk
ekonomi dan politik.
7. Sistem Hukum Kanonik (Canon Law): Sistem hukum kanonik adalah sistem hukum yang
digunakan dalam Gereja Katolik Roma dan berlaku untuk urusan internal Gereja, termasuk
disiplin gerejawi, hukum perkawinan, dan hukum kanonik lainnya.
Ketika melihat sistem hukum suatu negara, seringkali ada pengaruh atau kombinasi dari beberapa sistem
hukum di atas, tergantung pada sejarah dan pengaruh budaya yang berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai