Bab 8 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertiroid
Bab 8 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertiroid
8.1 Pendahuluan
Hipertiroid adalah respon jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon
tiroid yang berlebihan. Hipertiroid ditemukan pada 0,8 – 1,3% pada populasi
di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi hipertiroid mencapai 6,9%.
Hipertiroid bisa disebabkan oleh stimulasi reseptor Thyroid-Stimulating
Hormone (TSH) yang berlebihan, sekresi otonom hormon tiroid, kerusakan
folikel tiroid dengan pelepasan hormon tiroid, dan sekresi hormon tiroid dari
sumber ekstratiroidal. Hipertiroid paling banyak disebabkan oleh penyakit
Graves yang merangsang aktivitas berlebihan kelenjar tiroid melalui
reseptornya (Rotua Dinarta Sihombing, Stella and Lannasari, 2021).
Kelenjar tiroid merupakan salah satu kelenjar yang berfungsi untuk mengatur
proses metabolisme dan fisiologi. Apabila terjadi gangguan maka akan
menghambat kerja metabolisme sel didalam tubuh. Pola hidup yang kurang
sehat merupakan salah satu penyebab tejadinya gangguan pada kelenjar tiroid.
Seperti pola makan, pola aktifitas, kurangnya menjaga kebersihan diri,
konsumsi obat-obatan, tembakau, dan merokok. Beberapa faktor etiologi
terjadinya hipertiroid seperti konsumsi alkohol, rokok, dan tembakau dalam
jangka panjang, serta faktor makanan dan faktor genetik (Irfandy & Rahman,
2015). Masalah kesehatan ini juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, serta
jenis makanan yang banyak mengandung iodin (Susanto & Irawan, 2016).
Dengan gaya hidup yang kurang sehat mampu memperberat dan
memperparah penyakit ini. Bisa jadi akan berkembang menjadi kanker tiroid,
dan dapat menyebabkan komplikasi yang akan menjalar ke oragan-organ
terdekat seperti jantung, paru-paru, dan otak. Selain itu dapat menyebabkan
kerusakan pada pita suara karena letaknya yang berdekatan dengan pita suara.
Umumnya proses penyembuhan pasien dengan hipertiroid berlangsung lama
dan membutuhkan konsistensi dalam pengobatan. Proses penyembuhan Pasien
dengan hipertiroid setidaknya membutuhkan waktu satu sampai dua tahun
dengan terapi obat dan akan dihentikan Ketika hipertiroid terkendali. Oleh
sebab itu pasien dengan hipertiroid membutuhkan dukungan keluarga (Dewi
Prajayanti M, 2019).
Dukungan keluarga atau Family support dibutuhkan pasien untuk mengontrol
penyakit. Suatu penelitian di Brazil menemukan bahwa kelurga berpengaruh
positif dalam mengontrol penyakit. Kesulitan dalam hubungan keluarga,
perhatian keluarga terhadap keturunannya, dan keterlibatan kecil dalam
perawatan pasien mempengaruhi kesembuhan pasien. Pasien yang memiliki
dukungan dari keluarga mereka menunjukkan perbaikan perawatan dari pada
yang tidak mendapat dukungan dari keluarga. Dukungan keluarga dapat
berupa perhatian mengenai penyakit mereka atau mengingatkan untuk minum
obat. Penelitian lain di Durango menemukan bahwa ada hubungan yang kuat
antara dukungan keluarga dan keberhasilan terapi pada pasien (Efendi and
Larasati, 2017).
2.2.1 Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan
keduanya. Hipertiroid akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar
TH dan TSH yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari
HT dan TSH. Hipertiroid akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan
Bab 2 Hakikat Pembelajaran Daring 3
HT yang tinggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit
yang menyebabkan Hipertiroid yaitu : Penyakit Graves, Toxic Nodular Goiter,
Minum obat hormon tiroid berlebihan, produksi TSH yang abnormal, tiroiditis,
dan komsumsi iodium berlebihan (Musoddaq, Hidayat and Samsudin, 2022).
2.2.5 Komplikasi
Menurut (Rotua Dinarta Sihombing, Stella and Lannasari, 2021) komplikasi
dari penyakit hipertiroid meliputi :
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal
ini disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian
belakang bola mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam
tinggi, takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan
ini merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus.
Faktor presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah
hipertiroidisme yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi,
ablasitiroid, pembedahan, trauma, miokardiak infark, overdosis obat.
2.2.6 Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid
yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak
jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal), obat antitiroid
digunakan dengan indikasi:
dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan. (Riasmini et al., 2017).
Dalam melakukan evaluasi perawat harus memperhatikan hal-hal penting
yaitu perawat memperkirakan kapan pertemuan terakhir dengan keluarga
dalam memberikan asuhan keperawatan, perlu dicatat bahwa keluarga
mungkin tidak siap untuk dilakukan terminasi (Nies and McEwen, 2019).
Bab 2 Hakikat Pembelajaran Daring 13
Pustaka
Alberta, L.T. (2012) ‘Pelayanan Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan
Pendekatan Proses Keperawatan’, Jurnal Keperawatan, v(3), pp. 147–152.
Available at:
http://journal.poltekkesdepkes-sby.ac.id/index.php/KEP/article/viewFile/
554/466.
Dewi Prajayanti M, D.W.H.S.C. (2019) ‘Gambaran Kadar Thyroid
Stimulating Hormone Pada Pasien Disfungsi Tiroid Di Laboratorium Klinik
Niki Diagnostic Center Denpasar’, Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan
Terhadap Pendekatan Pembelajaran Savi), 53(9), pp. 1689–1699.
Efendi, H. and Larasati, T. (2017) ‘Dukungan Keluarga dalam Manajemen
Penyakit Hipertensi’, Jurnal Majority, 6(1), pp. 34–40.
Iskandar (2021) ‘Kehamilan dengan Hipertiroid’, Jurnal Kedokteran
Nanggroe Medika, 4(1), pp. 16–21.
Musoddaq, M.A., Hidayat, T. and Samsudin, M. (2022) ‘The Relationship
between Stress Level and Hyperthyroid Incidence in Women of Childbearing
Age’, Mgmi, 14(1), pp. 11–22.
Nies, M. A. and McEwen, M. (2019) ‘Keperawatan kesehatan komunitas dan
keluarga’. Elsevier.
Pratama, Y. (2020) ‘DENGAN HIPERTIROID DI PUSKESMAS
SEKAYUN BENGKULU TENGAH TAHUN 2020 KARYA TULIS
ILMIAH OLEH : PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ( DIII )
FAKULTAS ILMU KESEHATAN ( FIKES ) UNIVERSITAS DEHASEN
BENGKULU TAHUN 2020 DENGAN HIPERTIROID DI PUSKESMAS
SEKAYUN BENGKULU TENGAH TAHUN 2020’, (Diii).
Riasmini, N. M. et al. (2017) ‘Panduan Asuhan Keperawatan Individu,
Keluarga, Kelompok, Dan Komunitas Dengan Modifikasi NANDA, ICNP,
NOC Dan NIC Di Puskesmas Dan Masyarakat’, IPKKI: Jakarta. Halaman,
pp. 33–52.
Rotua Dinarta Sihombing, Stella, S. and Lannasari (2021) ‘Hubungan Status
Hipertiroid dengan Tingkat Depresi Usia Dewasa Tengah di Komunitas Pita
Tosca Wilayah DKI Jakarta’, Journal of Nursing Education and Practice,
14 Dasar-Dasar Manajemen: Teori, Tujuan dan Fungsi
Biodata Penulis:
Erviana lahir di Majene, pada 15 November 1992. Lulus
S1 di Program Studi Keperawatan dan Profesi di Stikes
Marendeng Majene tahun 2017, dan lulus S2 di Program
Magister Keperawatan di Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta tahun 2019. Saat ini ia aktif sebagai salah satu
dosen keperawatan di Universitas Sulawesi Barat, Majene,
mengampu matakuliah Keperawatan Komunitas dan
Keluarga.