Anda di halaman 1dari 33

LEMBAGA SOSIAL

Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan adanya lembaga sosial, di mana interaksi
sosial dapat terjadi di dalamnya. Contohnya, waktu kamu masih balita, kamu butuh peran
keluarga dalam membantumu mengerti norma dan bahasa, kamu butuh ayah dan bunda untuk
menentukan mana yang baik dan mana yang buruk, dan kamu butuh mereka untuk menjawab
segala pertanyaan-pertanyaan kamu. Terus ketika mulai memasuki umur-umur 6 tahun, kamu
mulai memasuki lembaga pendidikan atau biasa disebut sekolah. Kenapa kamu dimasukkan ke
dalam sekolah? Karena sekolah dianggap mampu membantumu untuk mengenal lebih luas lagi
ilmu pengetahuan, dapat membantumu membentuk karakter, juga dianggap mampu membantu
kamu menemukan bakat dan cita-cita.Baik keluarga maupun sekolah adalah bentuk dari lembaga
sosial.

1. Pengertian Lembaga Sosial


Menurut Koentjaraningrat, lembaga sosial adalah sistem tata kelakukan dan hubungan
yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Lembaga sosial dibentuk agar masyarakat
dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai bidang kehidupan seperti bidang ekonomi,
politik, sosial, dan budaya. Selain itu, lembaga sosial dibentuk agar masyarakat dapat hidup
dengan teratur. Dalam kehidupan sehari-harinya, ternyata masyarakat juga membutuhkan
keteraturan sosial yang berfungsi menjaga keseimbangan dan kesatuan dalam masyarakat.
Misalnya, manusia membutuhkan lembaga pendidikan untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan.

2. Karakteristik Lembaga Sosial


a. Memiliki simbol sendiri, sebagai tanda khasan atau ciri khusus lembaga.
b. Memiliki tata tertib dan tradisi, sebagai panutan secara tertulis dan tidak tertulis oleh
anggotannya.
c. Usianya lebih lama sehingga terjadi pewarisan dari generasi ke generasi.
d. Memiliki ideologi atau sistem gagasan mendasar yang dimiliki bersama, dianggap ideal
oleh anggotanya.
e. Memiliki alat kelengkapan untuk mewujudkan tujuan lembaga.
f. Memiliki tingkat kekebalan/daya tahan, tidak akan lenyap begitu saja.

3. Macam-Macam Lembaga Sosial

a. Lembaga Keluarga
Keluarga disebut lembaga karena dalam keluarga terdapat aturan-aturan yang harus
dipatuhi oleh seluruh anggota, misalnya aturan larangan pulang malam bagi semua anak-
anak. secara pengertian keluarga adalah kesatuan (masyarakat) yang terkecil. Di bawah ini
adalah beberapa fungsi dari lembaga keluarga:
1) Fungsi reproduksi
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi afeksi
4) Fungsi ekonomi
5) Fungsi pengawasan social
6) Fungsi proteksi (perlindungan)
7) Fungsi pemberian status

b. Lembaga Agama
Lembaga agama merupakan sistem keyakinan dan praktik keagaman dalam
masyarakat. Agama itu sendiri adalah ajaran, sistem, yang mengatur tata keimanan
(kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia. Adapun beberapa fungsi lembaga agama:
1) Sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok
2) Merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah untuk menghindari perilaku
menyimpang, seperti membunuh.
3) Pedoman perasaan keyakinan (confidence). Siapa pun yang berbuat baik maka akan
mendapat pahala dari Tuhan.
4) Pedoman keberadaan (existence). Keberadaan alam semesta dengan segala isinya
termasuk di dalam manusia harus disikapi rasa syukur dan ikhlas.
5) Pengungkapan keindahan (estetika). Manusia yang suka akan keindahan dapat
mengekspresikan rasa estetika dengan membangun rumah ibadah dan hal-hal lain
berkaitan dengan kepercayaan.
6) Memberikan identitas kepada manusia sebagai bagian dari suatu agama, misal sebagai
umat Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Khong Hu Chu.

c. Lembaga Ekonomi
Mengapa masyarakat membutuhkan lembaga ekonomi? Lembaga ekonomi didirikan
untuk mengatur kegiatan ekonomi di masyarakat. Kegiatan ekonomi di antaranya
perdagangan, ketenagakerjaan, dan juga transaksi jual beli. Contoh dari lembaga ekonomi
adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan
perusahaan.
Fungsi dari lembaga ekonomi seperti berikut:
1) Lembaga ekonomi memberi pedoman pertukaran barang
2) Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang ketenagakerjaan.
3) Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang cara mendapatkan barang atau bahan baku
4) Lembaga ekonomi memberi pedoman tentang harga jual barang di pasar.
d. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah lembaga yang bertanggung jawab atas terselenggaranya
pendidikan di masyarakat. Lembaga pendidikan sangat penting untuk terus dipelihara oleh
masyarakat karena fungsinya yang sangat penting

Jenis-Jenis Pendidikan

1) Pendidikan Formal
Lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal adalah sekolah.
2) Pendidikan Nonformal
Pendidikan pelengkap bagi masyarakat yang membutuhkan, seperti kursus ataupun
bimbingan belajar
3) Pendidikan Informal
Pendidikan yang di selenggarakan tidak resmi, seperti keluarga.

Adapun beberapa fungsi lembaga pendidikan:

1) Pendidikan memberi pengetahuan dan keterampilan.


2) Mengembangkan potensi yang dimiliki individu demi pemenuhan kebutuhan hidupnya.
3) Mengembangkan cara berpikir rasional.
4) Sarana melestarikan kebudayaan dengan cara mengajarkan dan membiasakan hal-hal
berkaitan dengan kebudayaan masyarakat sekitar.

e. Lembaga Politik
Lembaga politik adalah lembaga yang mengatur semua aktivitas yang berkaitan
dengan perpolitikan negara, seperti urusaan pemerintahan daerah dan pemerintahan negara.
Contoh lembaga politik yang ada di Indonesia adalah Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR
yang berfungsi sebagai wakil rakyat di pemerintahan pusat.

Adapun fungsi lembaga politik dapat kita jelaskan sebagai berikut:

1) Lembaga politik mengatur norma-norma tentang kekuasaan melalui undang-undang.


2) Lembaga politik berfungsi sebagai pengontrol atas konflik yang terjadi.
3) Menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.

Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia


Kondisi geografis suatu wilayah merupakan lingkungan alam yang terdiri atas daratan dan
perairan. Daratan dan perairan sebenarnya bukan dua tempat yang saling berpisah, karena dasar
perairan pada hakikatnya bersambungan dengan daratan. Wilayah negara Indonesia memiliki
letak yang strategis.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki banyak potensi
sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Indonesia memiliki bentang alam yang lengkap
dan bervariasi. Secara fisik hampir semua bentang alam yang ada di Indonesia menampakan
panorama alam yang sangat indah.

Indonesia memiliki keanekaragaman alam yang melimpah seperti iklim, cuaca, topografi,
dan yang lainnya. Semua itu merupakan anugerah Tuhan yang di berikan kepada kita untuk di
manfaatkan semaksimal mungkin. Sebagai wujud syukur atas segala karunia yang di berikan
Tuhan, kita harus menjaga dan melestariakn lingkungan alam yang ada di sekitar kita.

1. Kondisi Gegrafis Indonesia

2. Kondisi Penduduk Indonesia

Kondisi Geografis Indonesia

1. Letak

01. Letak Astronomis

Letak Astronomis yaitu letak suatu daerah berdasarkan koordinat garis bujur. Garis lintang yaitu
garis khayal yang memanjang yang memanjang dari barat ke timur sejajar dengan garis
khatulistiwa, sedangkan garis bujur yaitu garis khayal yang membujur dari utara ke selatan.
Letak astronomis Indonesia adalah letak absolut suatu negara atau wilayah berdasarkan posisi
garis lintang dan garis bujur. Indonesia terletak 6° 08’ LU - 11° 15’ LS dan antara 94° 45’ BT -
141° 05’ bt.

Berdasarkan garis lintangnya, kondisi geografis wilayah indonesia sebagai berikut.

1. Memiliki panjang garis lintang sekitar 17° dari utara ke selatan, batas paling utara adalah
6° 0’ LU di pulai We, Aceh sampai 11° 15’ LS Pulau Rote, NTT.

2. Sebagian besar wilayah Indonesia terletak di belahan bumi selatan.

3. Wilayah Indonesia dilalui garis khatulisma.

4. Beriklim tropis, Kondisi geografis beriklim tropis memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

• Temperatur udara rata-rata tinggi sepanjang tahun


• Sering terjadi hujan puncak (hujan Zenist)

• Rata-rata curah hujan tinggi

• Batu-batuan akan cepat mengalami pelapukan

• Memiliki berbagai jenis tumbuhan dan hewan

• Memiliki kebudayaan yang bersifat tropis

Cuaca dan iklim merupakan kondisi geografis yang berhubungan dengan unsur suhu
(temperatur), kelembapan utara, tekan udara, arah angin, dan curah hujan. Setelah satu unsur
cuaca dan iklim yang dapat di gambarkan dalam peta adalah curah hujan.

Adapun pembagian waktu di indonesia adalah sebagai berikut:

1. Waktu Indonesia Barat (WIB), Dengan berpedoman pada garis bujur 105° BT, daerah
Waktu Indonesia Barat meliputi Pulau Sumatra, Jawa, Provinsi Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah.

2. Waktu Indonesia Tengah (WITA), Dengan berpedoman pada garis bujur 120° BT,
Daerah Waktu Indonesia Tengah meliput Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan
Selatan, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan
Seluruh Provinsi di Pulai Sulawesi

3. Waktu Indonesia Timur (WIT), Dengan berpedoman pada garis bujur 1:35° BT, daerah
Waktu Indonesia Timur meliputi Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan semua provinsi di
pulau papua

02. Letak Geografis

Letak geografis yaitu letak suatu daerah dibandingkan dengan daerah-daerah lain dan
sekitarnya. Secara geografis wilayah indonesia berada di antara dua samudra, yaitu Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, berada diantara dua benua yaitu Benua Asia dan Benua
Australia. Serta berada diantara dua jalur pegunungan lipatan muda, yaitu pegunungan
lipatan muda Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.

1. Beriklim tropik dan mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau yang terjadi antara
bulan April sampai Oktober serta musim penghujan antara bulan Oktober sampai April.

2. Memiliki beraneka ragam flora dan fauna. Flora dan fauna Indonesia barat khas Asia,
sedangkan flora dan fauna di Indonesia timur khas Australia.

3. Dipengaruhi angin muson timur yang berasal dari benua Australia dan angin muson barat
yang berasal dari Benua Asia yang berhembus bergantian sepanjang tahun
4. Kedudukan Indonesia terletak pada posisi silang, di tengah-tengah percaturan lalu lintas
kehidupan dunia yang ramai

5. Posisi silang mudah mengundang bahayaa dari luar apalagi jika di kaitkan dengan sumber
daya alam

6. Indonesia mendapat pengaruh berbagai peradaban dari luar

03. Letak Geologis

Letak Geologis adalah letak suatu daerah atau negara dalam hubungannya dengan kondisi
geologis suatu daerah dengan lapisan bumi di bawahnya.

Letak Indonesia secara geologis, yaitu berada di antara Sirkum Pasifik (Indonesia Tengah),
Sirkum Australia (Indonesia Timur) dan lingkar Alpen-Banda (Indonesia barat).

04. Letak Kultur Historis

Letak kultur historis adalah letak suatu daerah atau negara dalam hubungannya dengan
kultur historis atau budaya daerah. Letak Indonesia berdasarkan kultur historis, yaitu
kepulauan Indonesia merupakan pertemuan dari berbagai kebudayaan dunia yang terjalin
satu sama lain

05. Letak Geomorfologis

Letak Geomorfologis adalah letak suatu negara berdasarkan bentuk permukaan bumi.
Pengaruh perbedaan letak geomorfologis sebagai berikut.

1. Perbedaan suhu udara yang bervariasi karena pengaruh ketinggian dan garis lintang

2. Dapat digunakan untuk menentukan kuantitas mineral pada batuan

3. Menentukan kepadatan penduduk

4. Dasar pembangunan untuk memperhitungkan perencanaan sebagai macam pembangunan

Secara geoorfologis, kepulauan Indonesia berada di pertemuan wilayah Dangkalan Sunda


yang merupakan dasar lautanWallace, dan Dangkalan sahul yang merupakan dasar lautan
weber

2. Luas dan Bentuk

Negara Indonesia yang berbentuk kepulauan merupakan negara kepulauan terbesar di


dunia. Pulau-pulau yang terdapat di wilayah Indonesiajumlahnya sekitar 13.466 pulau yang
sudah diberi nama. Belum semua pulau di beri nama dan diperkirakan ada 56% yang belum
mempunyai nama. Hanya sekitar 7% dari jumlah pulau itu yang sudah dihuni. Pulau yang
jumlahnya sangat banyak tersebut memiliki garis pantai yang panjang, yaitu sekitar 81,497
km atau dua kali keliling bumi di khatulistiwa.

Luas keseluruhan wilayah Indonesia adalah 5.193.252 km². Luas pulau-pulaunya


1.904.569 km², sedangkan luas lautnya 3.288.683 km². Dengan demikian perbandingan luas
daratan dan lautan Indonesia adalah 2:3.

3. Relief

Relief atau topografi adalah kondisi wilayah yang berhubungan dengan tinggi rendahnya
bentuk permukaan daraatan di permukaan bumi. Penampakan alam yang berhubungan
dengan relief di wilayah daratan terdiri atas gunung, pegunungan, dataran tinggi, dataran
rendah, bukit, lembah, dan tanjung atau semenanjung. Adapun relief di wilayah perairan
berupa sungai, danau, selat dan teluk.

Perhatiakn peta topografi dari salah satu pulau di Indonesia berikut ini

4. Flora dan Fauna

A. Flora
Flora adalah kenampakan alam yang berupa dunia tumbuh-tumbuhan. Wilayah indonesia
mempunyai keanekaragaman flora yang cukup banyak jenis-jenis menurut ahli botani,
terdapat sekitar 4.000 jenis pohon-pohonan, sekitar 5.000 jenis anggrek, dan lebih dari 1.500
jenis tumbuhan paku.

Orang pertama yang meneliti lingkungan hayati flora dan fauna di Indonesia adalah Alfred
Russel Wallacea. Ia menarik garis batas kehidupan flora dan fauna Indonesia untuk wilayah
kontinen Sahul adalah Weber.

Dengan demikian Indonesia memiliki tiga jenis flora, yaitu:

Flora Asiatis

Flora jenis asiatis merupakan flora yang terdapat di wilayah bagian barat yang juga dapat
ditemukan di wilayah benua Asia.

Contoh flora asiatis adalah meranti, kamfer, mahoni, rotan, anggrek hitam, pinus merkussi,
rafslesia arnodi, dan trembesi

Flora Australis

Flora jenis australis merupakan flora yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur yang
juga dapat ditemukan di wilayah benua Australia. Contoh flora australis adalah damar,
bakau, nipah dan sagu.

Flora Peralihan

Flora jenis peralihan hanya terdapat di wilayah peralihan dan bersifat endemik, yaitu hanya
ada di satu tempat. Contoh flora peralihan adalah kayu cendana, kayu ebben, (ebony), dan
kayu besi.
Fauna

Fauna adalah kenampakan alam yang berupa dunia binatang. Wilayah indonesia memiliki tiga
jenis keanekaragaman fauna berdasarkan penelitian Alfred Russel Wallacea dan Waber.

Jenis fauna di wilayah Indonesia sebagai berikut.

Fauna Asiatis

Fauna asiatis merupakan fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat yang juga dapat
ditemukan di wilayah Benua Asia. contoh fauna asiatis adalah gajah, harimau, orang utan,
banteng, badakdan beruang.

Fauna Australis

Fauna jenis australis merupakan fauna yang terdapat di wilayah Indonesia bagian timur yang
juga dapat ditemukan di wilayah Benua Australia. Contoh fauna australis adalah kanguru,
kasuari, betet dan candrawasih.
Fauna Peralihan

Fauna jenis peralihan hanya terdapat di wilayah peralihan dan bersifat endemik. Contoh fauna
peralihan adalah anoa, komodo, kuskus, tersius, dan babirusa

Kondisi Penduduk Indonesia

1. Kehidupan di Daerah Pantai

Pantai merupakan bagian dari daratan yang berbatasan dengan laut. Kehidupan
masyarakat di daerah pantai tentu saja banyak berkaitan erat dengan laut. Penduduk yang tinggal
di daerah ini umumnya bekerja sebagai nelayan daripada menjadi petani. Hal ini karena
wilayahnya yang dekat laut dan kondisi tanah yang kurang baik untuk bercocok tanam.
Berkenaan dengan hal itu, nelayan harus mempunyai kecakapan berenang, membuat jala (jaring),
membuat kapal, mengemudikan kapal, serta menangkap ikan. Selain itu, ada juga penduduk di
daerah pantai yang memiliki kecakapan mengolah garam dan ikan serta membudidayakan
tambak. Adapun pola pemukiman penduduk di daerah ini berbentuk pemukiman yang tersebar
secara memanjang (pola linier) mengikuti garis pantai.

Tidak semua penduduk di daerah pantai hidup sebagai nelayan, apalagi jika kawasan
pantai tersebut telah berubah menjadi kota-kota pelabuhan atau pusat-pusat kegiatan lainnya.
Banyak wilayah di daerah pantai yang tumbuh dan berkembang menjadi kota-kota pusat kegiatan
ekonomi, sosial-budaya, bahkan pemerintahan dan pertahanan keamanan. Di indonesia, kota-
kota pelabuhan yang berkembang tersebut, seperti Jakarta dan Surabaya. Sebagian besar
pemukiman di daerah pantai membentuk pola memanjang (linier) mengikuti garis pantai. Pola
pemukiman linier tersebut akan memudahkan para nelayan untuk pergi melaut. Adapun rumah-
rumah pemukiman penduduk nelayan biasanya mempunyai ventilasi yang banyak dan atapnya
berupa genteng dari tanah. Tujuannya adalah agar banyak udara dingin yang masuk ke rumah

Kehidupan di Daerah Dataran Rendah

Dataran rendah umumnya memiliki bentang alam yang luas dan datar. Suhu udaranya
stabil, tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Dataran rendah pun biasanya memiliki
berbagai kekayaan alam yang dapat menunjang kehidupan. Oleh sebab itu, banyak penduduk
yang tinggal di daerah dataran rendah. Penduduk di daerah dataran rendah bertempat tinggal
dengan pola pemukiman yang bentuk liniernya yang tersebar sejajar dengan arah jalur jalan dan
jalur aliran sungai. Adapun pemukiman yang berada di kota-kota pusat kegiatan ekonomi
(kawasan perdagangan dan perindustrian) memiliki pola pemukiman terpusat atau tersebar
mengelilingi pusat-pusat perekonomian yang ada.

Mata pencaharian yang di geluti penduduk berkaitan dengan kegiatan pertanian yang
menghasilkan tanaman pangan dan tanaman komoditas. Di daerah-daerah yang telah maju,
berkembang pula kegiatan penduduk yang berkaitan dengan perdagangan, transportasi,
komunikasi, dan pariwisata. Di samping itu, pusat pemerintahan, perbelanjaan, pertahanan, dan
keamanan negara ikut pula berkembang mengikuti perkembangan zaman.

3. Kehidupan di Daerah Pegunungan

Ciri-ciri kondisi geografis di daerah pegunungan, antara lain udaranya sejuk dan tanahnya
subur. Manusia yang tinggal di pegunungan dapat menyesuaikan diri dengan ketinggian yang
ada. Semakin tinggi ketinggian yang ada, semakin jarang penduduk yang tinggal di dalamnya.
Penduduk yang berada di kawasan ini ada yang tinggal dengan pola pemukiman terpusat di
sekitar lokasi wisata dan penambangan, namun ada pula yang bergerombol di sekitar lokasi tanah
perkebunan dan kehutanan.

Kondisi Geografis Indonesia

1. Jumlah Penduduk

Terdapat beberapa unsur yang dapat dipakai dalam mempelajari penduduk, yaitu
kelahiran, kematian, dan migrasi (perpindahan). Terdapat istilah dinamika penduduk yang terjadi
karena jumlah kelahiran berbeda dengan kematian dan jumlah penduduk yang datang berbeda
dengan jumlah penduduk yang pergi sehingga mengalami perubahan penduduk. Berikut ini
beberapa faktor yang dapat mengurangi jumlah penduduk.

a. positive cheks, yaitu faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya angka kematian.
Contohnya bencana alam, peperangan dan kejahatan

b. Preventive checks, yaitu faktor yang menghambat pertumbuhan tingkat kelahiran (moral
restrain). Contohnya penundaan pernikahan, pantang menikah, dan menahan hawa nafsu

2. Komposisi Penduduk
1) Berdasarkan Karakteristik Sosial
Berdasarkan tingkat pendidikan, kelompok penduduk ini dapat di kelompokan menjadi
tidak sekolah, belum tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat akademi
atau perguruan tinggi
Berdasarkan status perkawinan penduduk dapat di kelompokan menjadi kelompok
belum kawin, kawin, duda dan janda

2) Berdasarkan Ekonomi
Berdasarkan mata pencaharian penduduk tingkat pendapatannya, penduduk dapat
dikelompokan menjadi petani, buruh, pedagang, nelayan, wiraswasta, dan lain
sebagainya

3) Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin


Umur dan jenis kelamin merupakan ciri-ciri penduduk yang utama atau pokok.
Berdasarkan jenis kelamin, penduduk dikelompokan menjadi penduduk laki-laki dan
perempuan. Sedangkan berdasarkan umur, penduduk dapat dikelompokan menurut
ukuran tertentu, yaitu satu tahunan, atau dua puluh lima tahun. Komposisi penduduk
berdasarkan kedua ini dapat menunjukan jumlah tenaga kerja produktif dan
nonproduktif, pertumbuhan penduduk, angka ketergantungan dan sebagainya.

3. Kepadatan Penduduk

a. Kepadatan Penduduk Aritmatika atau Hitung

Kepadatan penduduk jenis ini merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dengan seluruh
luas wilayah. Berikut cara menghitung kepadatan penduduk berdasarkan aritmatika.

Kepadatan Jumlah penduduk (jiwa)

Penduduk aritmatika = Luas wilayah (km²)


b. Kepadatan Penduduk Fisiologis

Kepadatan penduduk jenis ini merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas
lahan pertanian. Berikut cara menghitung kepadatan penduduk fisiologis

Kepadatan Jumlah penduduk (jiwa)

Penduduk fisiologis = Luas lahan pertanian(km²)

c. Kepadatan Penduduk Agraris


Kepadatan penduduk jenis ini merupakan perbandingan antara penduduk yang memiliki
kegiatan di bidang pertanian dan luas lahan yang dapat diolah untuk pertanian. Berikut cara
menghitung kepadatan penduduk berdasarkan agraris
Kepadatan Jumlah petani (jiwa)
Penduduk agraris = Luas lahan pertanian (km²)

d. Kepadatan Penduduk Ekonomi


Kepadatan penduduk jenis ini merupakan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas
lahan menurut kapasitas produksinya, kepadatan penduduk ekonomi tergantung pada
bidang pertanian, industri, dan perdagangan. Berikut cara menghitung kepdatan penduduk
ekonomi.
Kepadatan Jumlah pendudk (jiwa)
Penduduk ekonomi = Luas lahan produksi (km²)

02. Interaksi Antarwilayah


Interaksi dapat di artikan sebagai hubungan timbal balik yang saling memengaruhi
sehingga hubungannya dengan desa dan kota, interaksi kedua tempat ini dipengaruhi oleh
munculnya keinginan untuk memenuhi kebutuhan dari kedua tempat. Pola interaksinya
tidak hanya terbatas pada faktor ekonomi saja, tetapi lebih dari itu pola interkasinya
berlangsung dalam sebuah aspek kehidupan. Selain itu, interaksi ini akan memunculkan
gerakan penduduk dari desa-kota sebagai bentuk nyatanya.
Pola pergerakan penduduk dari desa ke kota atau sebaliknya dapat dengan mudah
dipelajari melalui pendekatan ilmu geografi, karena pada dasarnya, pergerakan manusia
tidak akan pernah lepas dari aspek keruangan yang di dalamnya terkandung berbagai unsur,
baik unsur fisik, sosial, ekonomi dan budaya.sehubungan dengan adanya pola hubungan ini,
ulman mengemukakan sedikitnya ada tiga peristiwa yang memengaruhi munculnya
interaksinya antar duawilayah, sebagai berikut:
1. Adanya Wilayah yang Saling Melengkapi
Adanya wilayah yang saling melengkap disebabkan adanya ketersediaan dan persebaran
sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, ketersediaan tersebut
tidak merata di semua tempat. Contohna karawang sebagai salah satu pusat lumbung padi
Jawa Barat dan Bekasi sebagsi pusat industri.
2. Munculnya Kesempatan Untuk Berinvestasi
Munculnya kesempatan untuk berinvestasi di mungkinkan karena terdapat wilayah diantara
dua wilayah yang akan saling berinteraksi. Akibatnya, akan muncul persaingan diantara dua
wilayah. Contohnya kota A kekurangan barang B yang terdapat di kota B dan sebaliknya,.
keadaan ini secara langsung akan menimbulkan interaksi. Tetapi setelah muncul kota C
yang menyediakan barang yang dibutuhkan kota A dan B, hubungan kedua kota tersebut
melemah sehingga muncul persaingan diantara ketiga kota tersebut dan berlomba-lomba
untuk memenuhi kebutuhannya.
3. Kemudahan Pemindahan dalam Ruang
Pemenuhan sumber daya yang dibutuhkan oleh suatu tempat akan memilih tempat-tempat
yang memiliki berbagai kemudahan dalam pemenuhannya. Salah satu faktor
pertimbangannya adalah jarak dan biaya pengangkutan. Semakin mudah pengangkutannya
dan jarak yang ditempuh, semakin dekat akan memperkuat interaksi dua wilayah..

03. Pengaruh Interaksi Kota dan Desa

1. Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya


2. Pergerakan gagasan dan informasi, terutama dari kota ke desa
3. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah
4. Pergerakan manusia, baik dalam bentuk bekerja, rekreasi, menuntut ilmu, ataupun
keperluan-keperluan lainnya

Pengaruh Interaksi Kota dan Desa


Proses interaksi yang berlangsung secara terus menerus dengan intensitas yang relatif
tinggi tentunya dapat menimbulkan pengaruh, baik bagi wilayah pedesaan maupun
perkotaan. Pengaruh tersebut dapat bersifat negatif maupun positif. Contoh media yang
mengakibatkan adanya perubahan bagi kawasan pedesaan karena proses interaksi, yaitu
melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang
dilakukan mahasiswa, tenaga sukarela untuk pembangunan desa-desa terpencil, baik yang
dikirim pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), program pembangunan
desa, dan media-media lainnya.
Pengaruh positif yang dapat timbul akibat adanya interaksi kota-desa
1. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat
2. Adanya lembaga pendidikan di pedesaan dapat memberi pengetahuan dan
wawasan untuk turut serta dalam proses pembangunan
3. Tingkat ketergantungan desa terhadap kota dapat dikurangi karena wilayah desa
terus mengalami perkembangan ke arah kemandirian
4. Masuknya unsur-unsur teknologi ke wilayah pedesaan dapat lebih mengefektifan
produksi dan pengelolaan sumber daya alam

Adapun contoh pengaruh negatif interaksi kota-desa

1. Banyak lahan pertanian di desa yang terlantar karena penduduknya berurbanisasi


2. Gerakan penduduk desa ke kota dapat mengurangi jumlah penduduk desa usia produktif
yang diharapkan dapat membangun desanya
3. Timbulnya gejala urbanisme
4.

KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDHA

1. Proses Masuk dan Berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia


A. Proses Masuknya Melalui Perdagangan
Hubungan dagang antara india-cina semula dilakukan melalui jalur darat yang di
sebut dengan jalur sutra. Jalur ini membentang dari cina melewati Asia Tengah dan Asia
Selatan sampai Eropa. Dinamakan jalur sutra karena komoditas utama yang
diperdagangkan adalah kain sutra dari cina. Akan tetapi, sejak awal abad Masehi jalur ini
dipindahkan melalui laut karena situasi jalan darat Asia Tengah sudah tidak aman. Jalan
laut yang terdekat dari india ke Cina, yaitu melewati Selat Malaka (Indonesia).

B. Teori Masuknya Pengaruh hindu-budha di Indonesia


1) Teori Waisya, dikemukan oleh NJ,Krom yang menyatakan pengaruh Hindu-Budha
dibawa oleh golongan pedagang (waisya) india. Sebagian pedagang menetap dan
menikah dengan penduduk asli indonesia. Melalui pernikahan tersebut kebudayaan
hindu-budha menyebar dan berkembang di indonesia
2) Teori Ksatria, dikemukakan oleh C.C.Berg yang menyatakan bahwa para Ksatria india
memberi bantuan kepada penguasa pada pertikaian perebutan kekuasaan pada zaman
kerajaan. Sebagai imbalannya boleh menikah dan tinggal di daerah tersebut. Hal itu yang
menyebabkan para Ksatria mudah menyebarkan agam hindu-budha.
3) Teori Brahmana, dikemukan oleh J.C Van Leur yang menyatakan nahwa agama hindu
budha di bawa oleh para Brahmana yang datang ke Indonesia atas undangan para kepala
suku yang tertarik dengan agama hindu.
4) Teori Arus Balik, dikemukakan oleh F.D.K. Bosch yang menyatakan bahwa banyak
orang indonesia yang sengaja datang ke india untuk berziarah dan belajar agama hindu-
budha setelah kembali mereka menyebarkannya ke masyarakat indonesia.
5) Teori Sudra, dikemukan oleh Von Van Faber yang menyatakan peperangan yang terjadi
di india dan golongan sudra menjadi orang buangan dan kemudian meninggalkan india
dengan mengikuti kaum waisya dan berperan dalam penyebaran budaya hindu di
Indonesia

2. Pengaruh Hindhu-Budha Terhadap Masyarakat Indonesia


Masuknya pengaruh Hindu-Budha ke Indonesia telah membawa perubahan dalam
berbagai aspek/bidang kehidupan masyarakat Indonesia, diantaranya:
a. Bidang Pemerintahan
Sebelum kebudayaan Hindu-Budha masuk ke Indonesia, masyarakat dipimpin oleh kepala
suku yang dipilih oleh anggota masyarakat. Setelah masuk budaya Hindu-Budha ke
Indonesia, kepala suku digantikan oleh raja seperti di India. Raja ini didasarkan turun-
temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dewa yang mengatur dalam Negara.
b. Bidang Sosial
Pengaruh Hindu-Budha ditandai munclnya perbedaan antara kelompok masyarakat, yang
dikenal system kasta, di antaranya:
1) Kasta Brahmana (pendeta), sebagai golongan pertama
2) Kasta Kesatria (bangsawan, prajurit), menduduki golongan kedua
3) Kasta Waisya (pedagang dan petani), menduduki golongan ketiga
4) Kasta Sudra (rakyat biasa), menduduki golongan keempat/terendah
c. Bidang Ekonomi
Sejak terbentuknya jalur perdagangan yang menghubungkan India-Cina dan sebaliknya,
kegiatan perdagangan di kepulauan Indonesia berkembang pesat. Kemudian muncul pusat-
pusat perdangan yang akhirnyaberkembang menjadi pusat kerajaan Hindu-Budha
d. Bidang Agama
Sebelum masuknya agama hindu-budha, di indonesia telah berkembang kepercayaan
animisme, dinamisme dan percaya terhadap roh nenek moyang. Lalu di indonesia muncul
pengaruh hindu-budha mengemukakan bagaimana agama hindu-budha masuk dan
berkembang di indonesia :
Agama Budha
Dalam ajaran agama budha terdapat 3 unsur utama yang di sebut Tri Dharma, yaitu:
1. Tri Ratna (tiga mutiara) yaitu sang budha
2. Dharma, yaitu ajaran sang budha
3. Sanggha, yaitu umat budha
Ajaran agama budha bersumber pada kitab Tripitaka (tiga keranjang), yang ditulis dalam
bahasa Pali. Kitab Tripitaka terdiri 3 bagian, yaitu:
1. Vinaya Vitaka
2. Sutta Vitaka
3. Abdidarma Pitaka
Masyarakat budha tidak mengenal kasta, namun terbagi 2 golongan yaitu:
1. Golongan yang hidup dalam biara dan meninggalkan duniawi yang disebut Biksu (laki-
laki) dan Biksuni (perempuan)
2. Golongan penganut budha yang hidup dalam keduniawian

Agama Hindu
Ajaran agama hindu berpedoman pada kitab weda yang ditulis dalam bahasa sansekerta, dengan
tulisan/huruf Pallawa dan Pranagari, kitab Brahmana, dan kitab Upanisad.

1. Kitab Weda terdiri 4 bagian, yaitu Ragweda, Samaweda, Yajurweda, dan Atharweda

2. Kitab Brahmana, merupakan tafsir kitab weda

3. Kitab Upanisad, berisi cara-cara untuk menghindarkan dari samsara (sangsara)

Dalam perkembangan selanjutnya mengakui 3 (tiga) dewa sebagai dewa tertinngi yang
disebut TRIMURTI, yang terdiri :

Brahma (Dewa Pencipta) Wisnu (Dewa Pemelihara) Siwa ( Dewa Perusak)

e. Bidang Kebudayaan
Sebelum kebudayaan hindu-budha masuk, telah berkembang kebudayaan asli indonesia.
Akhirnya terjadi perpaduan antara kebudayaan asli indonesia dengan kebudayaan hindu-
budha (terjadi akulturasi), contohnya:
1. Seni Bangunan, bentuk candi di indonesia merupakan akulturasi antarunsur hindu-budha
dengan kebudayaan asli indonesia (punden berundak) yaitu merupakan bangunan untuk
sarana pemujaan terhadap roh nenek moyang.
2. Seni Rupa dan Seni Ukir, relief yang di pahatkan pada dinding pagar langkan candi
borobudur yang berupa pahatan riwayat sang budha. Di sekitar sang budha terdapat
lingkungan alam indonesia (seperti rumah panggung dan burung merpati)
3. Sastra dan Aksara, isi dan cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari india (bersumber
dari Mahabrata dan Ramayana) namun wayangnya asli india.
Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Hindu-Budha
Peninggalan sejarah kerajaan-kerajaan yang bercorak hindu dan budha di daerah-daerah
indonesia umumnya berupa:
1. seni bangunan, meliputi candi, petirtaan (pemandian), benteng, dan gapura
2. seni rupa, meliputi relief dan patung
3. seni sastra
4. agama
5. tulisan dan bahasa, serta
6. sistem penanggalan

Candi prambanan merupakan salah satu peninggalan agama hindu kompleks candi terbesar
di Indonesia yang terletak di klaten Jawa Tengah, candi ini mulai dibangun pada sekitar
tahun 850 masehi oleh Rakai Pikatan, dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung
Maha Sambu, pada masa kerajaan Medang Mataram.. Candi ini dipersembahkan
untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wisnu
sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa perusak. Berdasarkan prasasti Siwagrha
nama asli kompleks candi ini yang bermakna Rumah Siwa, dan memang
di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter
yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.
Candi borobudur merupakan peninggalan agama budha yang terletak di magelang Jawa
Tengah, Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia
Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama budha Mahayana sekitar
tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.. Agama hindu dan
budha masuk di berbagai tempat di indonesia melalui berbagai jalur, antara lain pendidikan,
jalur perdagangan, dan lain-lain. Agama hindu berkembang lebih dahulu, namun untuk
beberapa waktu, indonesia pernah menjadi pusat pendidikan dan pengetahuan agama budha
yang bertaraf internasional, seperti di sriwijaya.

Candi Borobudur
Candi Prambanan

Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia


Kebudayaan India yang masuk ke indonesia membawa perubahan penting di bidang
pemerintahan dan kepercayaan (religi) masyarakat. Pada mulanya, suatu desa di pimpin
oleh kepala suku yang di pilih karena memiliki kelebihan-kelebihan di banding yang
lainnya. Akan tetapi, setelah masuknya india kepala suku di gantikan oleh seorang raja
(orang yang di hormati) yang kedudukannya di gantikan secara turun temurun. Dengan
demikian bisa berubah menjadi kerajaan yang bercorak hindu dan budha.

1. Kerajaan Kutai
Kerajaan kutai merupakan kerajaan tertua di indonesia, berdiri sekitar 400-500
masehi, dengan kerajaan terletak pada aliran sungai mahakam kalimantan timur.
Perkembangan masyarakat sudah lebih maju di banding sebelum berdirinya
kerajaan. Raja yang terkenal adalah Raja Mulawarman, anak dari Aswarman, cucu
dari Kadungga, Raja pertama Kutai.Raja mulawarman adalah raja yang menganut
agama Hindu Siwa. Hal ini di tunjukan dengan adanya bukti dari salah satu prasasti
yang menyebut tempat suci Waprakeswara, yaitu tempat suci yang selalu di sebut
dengan Trimurti, yaitu Brahma, Wisnu dan Siwa.
Bukti yang mendukung adanya kerajaan kutai adalah ditemukannya tujuh buah
yupa (tugu batu bertulis untuk peringatan upacara korban) di daerah aliran sungai
mahakam. Yupa di buat atas perintah Raja Mulawarman. Agama hindu mempunyai
banyak dewa, namun tiga dewa yang senantiasa dipuja, yang lebih dikenal dengan
nama Trimurti, yaitu Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa.
Dalam agama hindu ada 4 kasta yang membedakan antara golongan satu dan yang
lainnya.
1) Kasta Brahmana (pendeta), sebagai golongan pertama
2) Kasta Kesatria (bangsawan, prajurit), menduduki golongan kedua
3) Kasta Waisya (pedagang dan petani), menduduki golongan ketiga
4) Kasta Sudra (rakyat biasa), menduduki golongan keempat/terendah

Yupa Agama Hindu

2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak hindu pemuja Dewa Wisnu
yang berkembang pada abad ke-5 Masehi sesudah kerajaan kutai. Raja yang paling
terkenal adalah Purnawarman dan agama yang di anut adalah Hindu aliran Wisnu.
Kerajaan Tarumanegara runtuh pada akhir abad ke-7, kemungkinan akibat serangan
kerajaan Sriwijaya.
Prasasti peninggalan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara adalah:
1) Ciaruteun
2) Kebun Kopi
3) Jambu
4) Pasir Awi
5) Muara Cianten
6) Lebak
7) Tugu

3. Kerajaan Holing
Kerajaan Holing di perkirakan terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini dikenal juga
dengan Kerajaan Kalingga. Keterangan tentang Kerajaan Holing didapat dari
prasasti dan catatan dalam negri cina.
Sumber prasasti peninggalan Kerajaan Holing adalah Prasasti Tukmas. Prasasti ini
di temukan di desa Dakwu daerah Grobogan, Purwodadi di lereng Gunung Merbabu
Jawa Tengah. Prasasti bertuliskan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti
tersebut menyebutkan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang
mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India. Pada
prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan
bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-
dewa hindu.

4. Kerajaan Kanjuruhan
Kerajaan Kanjuruhan merupakan kerajaan Hindu tertua di Jawa Timur.
Keterangan mengenai Kerajaan Kanjuruhan diperoleh dari Prasasti Dinoyo (760 M).
Prasasti ditulis dengan huruf Kawi (Jawa Kuno) dan ditemukan di Desa Dinoyo di
tepi sungai Merto (Malang, Jawa Timur). Prasasti tersebut memuat keterangan-
keterangan tentang Kerajaan Kanjuruhan.
Raja Kanjuruhan pertama adalah Dewa Singha, ia digantikan oleh putranya yang
bernama Liswa. Liswa menjadi raja dan bergelar Gajayana. Gajayana memeluk
adgama Hindu Siwa, selama pemerintahannya ia membuat tempat pemujaan untuk
Dewa Agatya. Di dalam tempat tersebut terdapat arca Dewa Agastya yang terbuat
dari bata merah, disamping arca juga terdapat bangunan batu bulat yang bernama
Lingga. Bangunan suci tempat pemujaan kepada dewa tersebut sekarang bernama
Candi Bandut. Kerajaan Kanjuruhan mengalami masa suram setelah diserang oleh
Kerajaan Hindu Mataram Kuno, Jawa Tengah.
5. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram Kuno berkembang di wilayah pedalaman Jawa Tengahsekitar
abad ke-8. Pusat kerajaan terletak di daerah yang disebut “Medang Bhumi
Mataram”. Kerajaan Mataram Kuno terbagi dalam dua kerajaan, yaitu kerajaan yang
bercorak Hindu diperintah oleh Dinasti Sanjaya dan kerajaan yang bercorak Budha
diperintah oleh Dinasti Syailendra.
1. Dinasti Sanjaya

Kerajaan Mataram Kuno Dinasti Sanjaya berlokasi di Jawa Tengah Bagian utara,
pusat kerajaan di Medang dan terleta di Poh Pitu. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-7.

Setelah Raja Sanna meninggal, Kerajaan Mataram terancam hancur. Sebagai


penggantinya adalah Raja Sanjaya. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Mataram
menjadi Kerajaan besar, Raja Sanjaya berhasil membangun Dinasti Sanjaya. Bukti-
bukti adanya Dinasti Sanjaya diketahui melalui Prasasti Canggal berisi asal usul
Raja Sanjaya dan pembangunan sebuah Lingga di bukit stritengga, serta Prasasti
Kedu/Prasasti Balitung/Prasasti Mantyasah, yang berisi tentang silsilah raja-raja
keturunan Dinasti Sanjaya.
2. Dinasti Syailendra
Dinasti Syailendra muncul pada pertengahan abad ke-8 di Jawa Tengah bagian
selatan, yaitu antara daerah Bagelen dan Yogyakarta. Pada waktu Dinasti Sanjaya di
pimpin oleh Rakai Panangkaran, Mataram kuno berada di bawah pengaruh Dinasti
Syailendra. Puncak kejayaan Dinasti Syailendra terjadi pada pemerintahan
samarattungga. Sumber sejarah dari Dinasti Syailendra umumnya berupa prasasti, di
antaranya Prasasti Kalasan, Prasasti Kelurak, Prasasti Ratu Buko, Prasasti Nalanda,
Prasasti Hamaparan, Prasasti Abhaya Giwiwhara, Kayumungan dan Prasasti
Sojomerto.

6. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Srwijaya mencapai puncak Kejayaan pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi,
terutama saat diperintah oleh Raja Balaputradewa. Yang berasal dari Jawa Tengah.
Balaputradewa adalah anak Samarantungga,Raja Mataram Kuno. Kerajaan
Sriwijaya dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, antara lain di
bidang mariim, menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda,
Semenanjung Malaya, dan sebagainya. Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang
yang baikdengan India, Cina dan bangsa-bangsa lain. Selain menonjol di bidang
maritim, Kerajaan Sriwijaya juga maju dalam bidang politik, ekonomi, dan agama
Budha.
Sumber Prasasti peninggala n Kerajaan Sriwijaya. Prasasti-prasasti yang merupakan
sumber sejarah Kerajaan Sriwijaya di tulis dengan hurf Pallawa dengan
menggunakan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut antara lain Prasasti
Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Palas Pasemah, Prasasti Kota Kapur,
Prasasti Karang Berahi dan Prasasti Nalanda (india). Masa keruntuhan Kerajaan
Sriwijaya pada akhir abad ke-12.

7. Kerajaan Medang Kamulan


Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu sekitar Sungai Brantas,
ibu kotanya bernama Watan Mas. Kerajaan ini didirikan oleh Mpu Sindok yang juga
sekaligus pendiri Dinasti Isyana. Pendiri Kerajaan Medang Kamulan adalahMpu
Sindok sekaligus sebagai raja pratama dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri
Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Sepeninggal Mpu Sindok, Kerajaan Medang
diperintah oleh Dharmawangsa Teguh. Pada masa pemerintahannya, Kerajaan
Medang mencapai kejayaannya di bawah kekuasaan Airlangga yng memindahkan
kerajaan ke Kahuripan untuk menghindari perang saudara maka Airlangga membagi
Kerajaannya menjadi dua yaitu Panjalu dengan ibukota Daha dan Jenggala yang
beribukota di Kahuripan.
Sumber prasasti mengenai sejarah Kerajaan Medang Kamulan, antara lain:
1) Pasasti Pucangan
2) Prasasti Anjuk Ladang dan Paradah
3) Prasasti Limus
4) Prasasti Silet
5) Prasasti Tarunhuyang
6) Prasasti Wurara
7) Prasasti Gandhakuti

8. Kerajaan Jenggala dan Kediri


Menurut Prasasti Wurara, buku Negarakertagama, dan buku Calon Arang (yang
ditulis pada zaman Majapahit), Raja Airlangga memerintahkan Mpu Bharada
membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu:
1) Kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, terletak di sebelah utara Sungai
Brantas
2) Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan ibu kota Daha, terletak di sebelah selatan
Sungai Brantas
Airlangga kemudian menjadi pertapa dengan nama Resi Gentayu. Pada tahun
1049 M, Airlangga wafat. Ia dimakamkan di Candi Belahan. Kerajaan Kediri
diperintah oleh Sri Samarawijaya (anak Dharmawangsa), sedangkan Kerajaan
Jenggala diperintah oleh Mapanji Garasakan (putra kedua Airlangga). Setelah
Airlangga wafat , terjadi perang saudara antara Jenggala dan Kediri. Perang ini
berlangsung sampai tahun 1052 M. Sebagai penggantinya adalah Kameswara, pada
masa ini muncul karya sastra yang sampai saat ini masih di kenal oleh masyarakat
sebagai cerita panji yang disebut Smaradhana karangan Mpu Dharmaja. Karya
sastra ini intinya mengisahkan tentang kisah cinta Kameswara (Kamajaya) dengan
Dewi Ratih (Candra Kirana).

9. Kerajaan Singasari
Ken Arok merupakan cikal bakal raja-raja di Singgasari dan Majapahit.
Perkembangan masyarakat pada zaman Kerajaan Singgasari sudah sangat maju.
Demekian pula perkembangan kebudayaan maupun perkembangan
pemerintahannya yang nampak dari peninggalan-peninggalan sejarahnya. Ken Arok
hanya hanya memerintah selama lima taun, karena pada tahun 1227 ia dibunuh oleh
seseorang atas perintah Anusapati (anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung), dengan
menggunakan keris Mpu Gandring. Setelah Ken Arok yang menjadi yang menjadi
Raja Singasari berturut-turut adalah Anusapati, Tohjaya,
Ranggawuni/Wisnuwhardana dan Kartanegara.
Pada zaman Raja Kertanegara, wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari menjadi
sangat luas, meliputi seluruh Jawa, Madura, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku, Melayu,dan Semenanjung Malaya. Ketika Raja Kertanegara
sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi ke luar Jawa, raja kecil di Kediri
mengadakan pemberontakan tahun 1292. Pemberontakan ini mengakibatkan para
pembesar kerajaan dan Raja Kertanegara gugur. Kerajaan Singasari yang besar itu
akhirnya runtuh setelah pemberontakan Jayakatwang pada tahun 1292

10. Kerajaan Majapahit


Raden Wijaya merupakan menantu dari Raja Kertanegara, ia adalah putra Lembu
Tai. Raden Wijaya kemudian menjadi Raja di Kerajaan Majapahit. Raden Wijaya
menggunakan gelar Kertarajasa. Ia memerintah dengan bijaksana, setelah Kertajasa
meninggal, ia digantikan putranya, Jayanegara. Jayanegara dikenal sebagai Raja
yang lemah. Pada masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan. Jayanegara
digantikan oleh adiknya, yaitu putri Tribuwanatunggadewi. Pada masa Tribuwana
juga terjadi beberapa kali pemberontakan. Namun, berkat kecakapan Gajah Mada,
pemberontakan dapat dipadamkan.

Pada waktu pemerintahan Hayam Wuruk, Kerajaan Majapahit mencapai puncak


kbesarannya. Berkat usaha Gajah Mada dan Adityawarman, hampir seluruh Nusantara
dapat ditaklukan. Luas daerah kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Indonesia
sekarang ditambah dengan Semenanjung Malaka dan Singapura. Untuk mengawasi
seluruh daerah kekuasaannya, Kerajaan Majapahit membangun armada laut yang kuat.
Hubungan persahabatan dijalin dengan negara tetangga, seperti Ceylon (Srilanka), Siam
(Thailand), Birma (Myanmar), Campa, India, dan Cina

Hayam Wuruk mempunyai seorang putri dari permaisurinya yang bernama


Kusuma Wardhani, yang kemudian menikah dengan Wikramawardhana. Dari
selirnya, Hayam Wuruk mempunyai anak bernama Bhre Wirabhumi. Agar tidak
terjadi perebutan takhta, Hayam Wuruk membagi Kerajaan Majapahitmenjadi dua.
Bagian barat diberikan kepada Kusumawardhani, sedangkan bagian timur diberikan
kepada Bhre Wirabhumi. Tidak lama setelah Hayam Wuruk meninggal, terjadi
perang antara Wikradhana dan Bhre Wirabhumi. Perang itu dikenal dengan sebutan
perang Paregreg (perang saudara). Dalam perang itu Bhre Wirabhumi tewas.

A. Pengertian Masa Pra Aksara


Masa praaksara (pra = sebelum; aksara = huruf) atau masa
Prasejarah adalah suatu zaman pada saat manusia belum mengenal
tulisan. Zaman praaksara sering juga disebut zaman Nirlikha (nir: tidak
ada, likha: huruf/ tulisan). Sementara itu, pengertian zaman Sejarah
adalah zaman pada saat manusia sudah mengenal tulisan. Manusia yang
hidup pada masa ini dikenal sebagai manusia purba.
Pembentukan kulit bumi terjadi berulang-ulang. Akibatnya, terjadi
lapisanlapisan pada kulit bumi. Dalam lapisan-lapisan kulit bumi ini,
terdapat sisa-sisa kehidupan. Sebagian dari sisa-sisa kehidupan itu telah
berubah menjadi keras seperti batu karena proses kimia. Inilah yang
dikenal sebagai fosil. Untuk mengetahui kehidupan masa lampau, fosil-
fosil inilah yang menjadi petunjuk. Ada bermacam-macam jenis fosil.
Ada fosil hewan, ada fosil tumbuhan, ada juga fosil berupa tulang
kerangka manusia.
Selain fosil, keberadaan kehidupan di masa praaksara juga dapat
diketahui dari artefak yang ditemukan. Artefak ialah benda-benda, seperti
alat, perhiasan yang menunjukkan kecakapan kerja manusia terutama
pada zaman dahulu yang ditemukan melalui penggalian arkeologi.
B. Pengelompokan Masa Praaksara
Pengelompokan masa praaksara dapat dilakukan berdasarkan
keadaan geologi dan perkembangan kebudayaannya.
1. Periodisasi Pra-aksara Berdasarkan Keadaan Geologi
Karena panjangnya sejarah bumi, untuk memudahkan
mempelajarinya, sejarah itu dibagi dalam masa-masa. Pembagian
masa atau zaman itu didasarkan atas geologi. Menurut susunannya,
lapisan bumi ini makin ke bawah makin tua, makin ke atas makin
muda. Adapun pembagian masa praaksara adalah seperti berikut.
a. Arkaeozoikum
Inilah masa tertua dalam sejarah perkembangan bumi. Pada
masa yang berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu
ini, keadaan bumi belum stabil, kulit bumi masih dalam
proses pembentukan, dan udara saat ini masih sangat panas
sehingga belum tampak tanda-tanda kehidupan.
b. Palaeozoikum
Masa ini berlangsung 340 juta tahun yang lalu. Palaeozoikum disebut juga Zaman
Primer. Pada masa ini, terjadi penurunan suhu bumi. Akibatnya, bumi lambat laun
menjadi dingin. Sudah ada tanda-tanda kehidupan yang makin jelas, yakni
munculnya makhluk bersel satu seperti bakteri dan sejenis amfibi dan reptil.
c. Mesozoikum
Masa ini berlangsung 140 juta tahun yang lalu. Mesozoikum disebut juga Zaman
Sekunder. Pada masa ini, kehidupan berkembang dengan sangat cepat. Jumlah ikan,
amfibi, dan reptil makin banyak. Reptil mencapai bentuk yang luar biasa besarnya,
seperti Dinosaurus dan Atlantosaurus. Fosil reptil raksasa ini banyak ditemukan
hampir di seluruh dunia. Fosil yang ditemukan antara lain Dinosaurus panjangnya
12 meter, Atlantosaurus 30 meter. Pada masa ini, burung dan binatang menyusui
sudah ada, namun masih rendah tingkatannya.
d. Kaenozoikum
Masa ini dikenal juga sebagai masa Neozoikum yang diperkirakan berusia 60 juta
tahun yang lalu. Pada masa ini, keadaan bumi sudah mulai stabil. Kehidupan makin
berkembang dan beraneka ragam. Masa ini dibagi menjadi dua seperti berikut.
1) Zaman Tersier.
Pada masa ini, reptil raksasa lambat laun lenyap, binatang-binatang menyusui
berkembang dengan baik, dan primat sudah ada. Monyet dan kera sudah
ditemukan pada masa ini.
2) Zaman Kuarter.
Masa ini berlangsung 600.000 tahun yang lalu. Tanda-tanda kehidupan manusia
telah ditemukan pada masa ini. Masa ini dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: -
Pleistosen yang berlangsung 600.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, kehidupan
manusia mulai ada dan terjadi perubahan suhu yang memengaruhi keadaan
kehidupan. Banyak air yang berubah menjadi es, terutama beberapa daratan yang
berdekatan dengan Kutub Utara tertutup es. Di daerah yang berjauhan dari
Kutub, terjadi musim hujan. - Holosen yang dimulai 20.000 tahun hingga dewasa
ini. Pada masa ini, muncul manusia cerdas (homo sapiens) yang merupakan
nenek moyang dari manusia modern.
2. Periodisasi Secara arkeologi
Zaman pra aksara berdasarkan pengadilan arkeologi, dapat dibagi menjadi dua
zaman sebagai berikut:
a. Zaman Batu Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat
kehidupan manusia terbuat dari batu, meskipun ada juga alat-alat tertentu yang
terbuat dari kayu dan tulang. Tetapi, pada zaman ini secara terbuat dari batu yang
digunakan terbuat dari batu. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, maka
zaman batu dibedakan lagi menjadi tiga periode sebagai berikut:
1) Zaman batu tua (Palaeolithikum)
Zaman batu tua merupakan suatu masa di mana hasil batuan alat-alat dari batunya
masih kasar dan belum diasah sehingga bentuknya masih sederhana. Misalnya
kapak genggam. Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak ditemukan di daerah
Pacitan dan Ngandong Jawa Timur.
2) Zaman batu madya (Mesolithikum)
Zaman batu madya merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat
kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Misalnya pebble/
kapak Sumatera.
3) Zaman batu muda (Neolithikum)
Zaman batu muda merupakan suatu masa di mana alat-alat kehidupan manusia
dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta bentuknya lebih sempurna dari
zaman sebelumnya. Misalnya, kapak persegi dan kapak lonjong.
b. Zaman Logam
Dengan dimulainya zaman logam, bukan berarti berakhinya zaman batu,
karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai
sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa
pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara
dominan.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berada dengan yang ada di
Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami tiga pembagian zaman tembaga,
zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia
Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki
zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih
dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga
dengan zaman perunggu.

3. Periodisasi Berdasarkan Perkembangan Kehidupan


Berdasarkan perkembangan kebudayaan dan peralatan yang digunakannya, masa
praaksara dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa berburu dan meramu, masa
bercocok tanam, dan masa perundagian.
1) Masa Berburu dan Meramu
Pada masa berburu dan meramu, keadaan alam masih belum stabil. Manusia
hidup secara berkelompok dan jumlahnya tidak terlalu banyak. Mereka selalu
berpindah-pindah (nomaden) mencari daerah baru yang dapat memberikan
makanan yang cukup. Makanannya diperoleh dengan cara berburu. Daerah
perburuan mereka tidak terlalu jauh dari sungai, danau, atau sumber-sumber air
yang lain karena binatang buruan selalu berkumpul di dekat sumber air. Hewan
yang diburu antara lain kera, badak, rusa, banteng, dan kerbau liar. Makanan
yang mereka kumpulkan adalah umbi-umbian, daun-daunan, dan buah-buahan.
Hewan dan tumbuhan yang dikumpulkan diolah dengan cara sederhana. Mereka
belum mengenal cara memasak makanan karena mereka belum mengenal alat
memasak seperti periuk belanga.
Peralatan yang digunakan oleh manusia untuk berburu pada waktu itu dibuat
dari batu, kayu, maupun tulang-tulang hewan dalam bentuk yang sederhana.
Alat-alat yang digunakan manusia purba pada saat itu adalah sebagai berikut.
(1) Kapak perimbas, digunakan untuk menguliti binatang hasil berburu,
merimbas kayu, dan memecah tulang.
(2) Alat serpih, digunakan sebagai gurdi, penusuk, dan sebagai pisau.
(3) Kapak genggam awal, digunakan untuk menggali ubi dan memotong
binatang hasil berburu.
2) Masa Bercocok Tanam
Pada masa ini, manusia purba sudah menguasai pengetahuan dan teknologi
yang berkaitan dengan usaha pertanian. Mereka juga sudah memiliki kemampuan
mengadakan persediaan makanan. Kemampuan ini diikuti juga dengan
kemahiran membuat wadah untuk menyimpan persediaan makanan tersebut.
Sistem kehidupan manusia pada masa bercocok tanam sudah mulai tinggal
menetap di suatu perkampungan. Kebutuhan mereka juga makin luas, misalnya
kebutuhan akan makanan dan pakaian. Untuk memenuhi kebutuhan makanan,
mereka bercocok tanam dengan cara berhuma, yaitu dengan menebangi hutan
dan menanaminya (bercocok tanam sederhana). Oleh sebab itu, masa ini dikenal
juga sebagai masa food producing karena manusia pada masa itu sudah mampu
memproduksi makanannya.
Masa bercocok tanam ditandai dengan berkembangnya kemahiran mengasah
alat-alat batu dan pembuatan gerabah (benda pecah-belah dari tanah liat yang
dibakar). Alat yang diasah antara lain kapak lonjong, beliung persegi, mata
panah, gerabah, dan perhiasan dari batu dan kerang.
Pada masa bercocok tanam, manusia purba juga sudah mengenal atau
menemukan api dan sudah mengembangkan alat transportasi air. Alat transportasi
yang pertama digunakan adalah rakit. Pada masa ini, kesenian pun mulai dikenal.
Mereka mulai membuat kalung dari kulit kerang dan gelang dari batu-batu yang
indah. Lukisan berwarna pun ditemukan di dalam gua-gua.
3) Masa Perundagian
Pada masa perundagian, manusia mulai mengenal teknologi pertukangan.
Mereka telah mampu mengolah logam, terutama perunggu dan besi. Kemampuan
mengolah logam hanya dapat dikerjakan oleh orang yang ahli (undagi). Oleh
sebab itu, masa ini dikenal dengan masa perundagian. Masa perundagian
merupakan masa perkembangan pesat dari berbagai kemahiran membuat alat.
Pada masa ini, telah dikenal sistem perdagangan. Sistem ini berkembang pada
awalnya untuk mendapatkan timah putih, bahan utama pembuatan alat-alat
perunggu. Alat-alat dari perunggu yang dihasilkan pada masa ini ialah nekara,
kapak, bejana, dan arca-arca. Alat-alat dari besi yang dihasilkan antara lain mata
kapak, mata sabit, mata pisau, mata tembilang, mata pedang, cangkul, tongkat.
Kemahiran membuat gerabah dan manik-manik pun makin baik. Manik-manik
sudah dibuat dari kaca.

C. Jenis Manusia Praaksara di Indonesia


A. Meganthropus
Fosil jenis Meganthropus, yaitu Meganthropus
Palaeojavanicus, ditemukan oleh Von Koenigswald pada tahun
1936 dan 1941 di Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah.
Manusia purba tertua di Jawa ini diperkirakan hidup tersebut
berasal dari masa sekitar 2–3 juta tahun yang lalu. Diperkirakan
perawakannya sudah tegap, rahang dan gerahamnya besar, serta
tidak berdagu sehingga menyerupai kera. Mereka hidup dari
makanan yang terutama berasal dari tumbuh-tumbuhan. Fosil
manusia ini dinamakan Meganthropus Palaeojavanicus yang
berarti manusia besar dari zaman Batu di Jawa.
B. Pithecanthropus
Fosil Pithecanthropus paling banyak ditemukan di
Indonesia. Pithecanthropus tidak setegap Meganthropus. Jenis-
jenis Pithecanthropus di Indonesia antara lain Pithecanthropus
Mojokertensis, Pithecanthropus Soloensis, dan Pithecanthropus
Erectus. Manusia purba yang diperkirakan hidup 2.500.000
sampai 1.250.000 tahun yang lalu ini berbadan tegak sekitar 165-
180 cm. Mereka masih menyerupai kera dengan tulang tengkorak
yang cukup tebal dan berbentuk lonjong. Pithecanthropus hidup
berburu dan mengumpulkan makanan. Mereka tinggal di padang
terbuka dan hidup secara berkelompok.
1. Pithecanthropus Erectus
Sebelum Von Koenigswald menemukan
Meganthropus Palaeojavanicus, seorang ahli antropologi
lain yang bernama Eugene Dubois berhasil menemukan
sebuah tengkorak di Desa Trinil, tepi Bengawan Solo pada
tahun 1891. Penelitian menunjukkan bahwa tengkorak
tersebut berasal dari masa sekitar 23 juta–30.000 tahun
yang lalu. Fosil tersebut menunjukkan bahwa pemilik
tengkorak tersebut berwajah bulat mirip kera dan berjalan
tegak. Karena itu, fosil manusia ini dinamakan
Pithecanthropus Erectus yang berarti menusia kera yang
berjalan tegak.
2. Pithecanthropus Soloensis
Sebelum menemukan Meganthropus
palaeojavanicus, pada tahun 1931 Von Koenigswald juga
berhasil menemukan tengkorak dan tulang kering yang
mirip dengan Pithecanthropus Erectus temuan Dubois.
Fosil tersebut kemudian diberi nama Pithecanthropus
Soloensis berarti manusia kera dari Solo yang ditemukan
di Sambung macan dan Sangiran.
3. Pithecanthropus Mojokertensis
Setelah menemukan Meganthropus palaeojavanicus,
di tahun 1937 Von Koenigswald kembali menemukan
tengkorak dan tulang kering yang mirip dengan
Pithecanthropus Erectus dan Pithecanthropus soloensis,
namun dari ukurannya diperkirakan bahwa fosil yang
ditemukan tersebut masih anakanak. Fosil tersebut
kemudian diberi nama Pithecanthropus mojokertensis yang
artinya manusia kera dari Mojokerto. Ciri fisik
Pithecanthropus Mojokertensis antara lain:
 Berbadan tegap, tidak sebesar Meganthropus
 Tinggi badan 105-180 cm
 Bertulang rahang dan bergeraham kuat, bagian kening
menonjol, tidak memiliki dagu
 Volume otak 750-1300 cc
 Bertulang atap tengkorak tebal dan bentuknya lonjong
 Mempunyai alat pengunyah dan otot tengkuk kecil

D. Homo
Manusia jenis homo lebih sempurna dari kedua jenis manusia
purba di atas. Manusia dengan tinggi badan antara 130-210 cm ini hidup
antara 25.000-40.000 tahun yang lalu. Jenisnya antara lain Homo
Soloensis (manusia purba dari Solo), Homo Wajakensis (manusia purba
dari Wajak), dan Homo Sapiens (manusia cerdas). Manusia purba jenis
ini telah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang untuk berburu.
Mereka juga telah mampu memasak makanannya walau dengan cara
sederhana.
Ciri-ciri manusia jenis homo antara lain:
 Fosil sudah mirip manusia sekarang
 Volume otak 1350-1450 cc
 Alat pengunyah, rahang gigi, dan otot tengkuk sudah mengecil
 Otak besar dan otak kecil sudah berkembang
 Berjalan tegak
 Tinggi badan 130-210 cm dengan berat badan 30-150 kg
 Muka tidak terlalu menonjol dan tulang tengkorak mulai
membulat
 Sudah mampu membuat peralatan dari batu dan tulang yang
sederhana
1. Homo Soloensis
Hampir bersamaan dengan penemuan
Meganthropus palaeojavanicus, Von Koenigswald
menemukan pula sebuah tengkorak manusia yang
memiliki volume otak lebih besar dari manusia-manusia
jenis Pithecanthropus. Struktur tengkorak manusia ini
tidak mirip dengan kera. Karena itu, fosil ini diberi nama
Homo soloensis yang artinya manusia dari Solo.
2. Homo Wajakensis
Fosil tengkorak manusia yang mirip dengan
penemuan Von Koenigswald pernah pula ditemukan
sebelumnya oleh seorang penambang batu marmer
bernama B.D. Von Rietschotten pada tahun 1889. Fosil
tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan diberi
nama Homo wajakensis, artinya manusia dari Wajak.
3. Homo Sapiens
Menurut kamus Bahasa Indonesia, Homo sapiens
(kb) artinya manusia yang berpikir; manusia yang hidup di
bumi sekarang ini. Ciri-ciri Homo Sapiens
 Tinggi tubuh 130-210 cm
 Otak lebih berkembang dari pada Meganthropus dan
pithecanthropus.
 Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
 Tonjolang kening sudah berkurang dan sudah berdagu.
 Mempunyai ciri-ciri ras Mongoloid dan
Austramelanosoid REN

Anda mungkin juga menyukai