Anda di halaman 1dari 5

ANALISA KERUSAKAN BEARING 222 16EK SKF PADA UNIT WASHING

STATION DI DEPARTEMEN WOODYARD PT. TOBA PULP LESTARI

Oleh:
Bastian Zulpani 1)
Alfredo Lumbangaol 2)
Hasballah 3)
S.Purba 4)
Universitas Darma Agung, Medan 1,2,3,4)
E-mail:
bastianzulpani@gmail.com 1)
alfredolumbangaol@gmail.com 2)
hasballah@gmail.com 3)
spurba@gmail.com 4)

ABSTRACT
The bearing serves to reduce the friction that occurs between the rotating machine parts and
the stationary ones (Arisandi, p. 1). Bearing is an object that is very important in every
rotating object. Damage to the bearing will greatly affect the work of a tool that uses
bearings. To find out the cause of the damage, preventive measures were taken which
included weekly data collection by using a vibration measuring device so that the bearing
condition could be identified. Damage to bearings often occurs suddenly. So to find out and
anticipate the cause of the damage, it is necessary to take preventive action by taking
vibration data from the bearing using a vibration measuring device.
Keywords: Bearing, vibration, frequenc.

ABSTRAK
Bantalan berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi diantara bagian mesin yang
berputar dengan yang diam/stationer (Arisandi, hal.1). Bantalan (Baering) merupakan suatu
benda yang sangat penting pada setiap benda yang berputar. Kerusakan pada bantalan akan
sangat mempengaruhi kerja suatu alat yang menggunakan bantalan (bearing). Untuk
mengetahui penyebab kerusakan dilakukan tidakan prevetif yang meliputi pengambilan data
mingguan dengan mengukan alat pengukur vibrasi sehingga kondisi bearing dapat diketahui.
Kerusakan pada bantalan seringkali terjadi secara tiba-tiba. Maka untuk mengetahui dan
mengantisipasi penyebab dari kerusakan tersebut perlu dilakukan tidakan preventif dengan
melakukan pengambilan data vibrasi dari bantalan dengan menggunakan alat pengukur
vibrasi.
Kata Kunci: Bearing, Vibrasi, Frekuensi

1. PENDAHULUAN dengan efektif dan efisien. Pada umumnya


1.1. Latar Belakang bantalan (bearing) digunakan pada setiap
Rusaknya suatu bantalan pada suatu perlatan yang berputar. Hal ini sesuai
sistem akan mengakibatkan terhambatnya dengan fungsi bantalan yaitu untuk
suatu proses produksi, sehingga mengurangi rugi-rugi putaran yang
mengakibatkan kerugian uang dan waktu diakibatkan oleh gesekan antara bagian
pada perusahaan. Kondisi tersebut harus yang berputar dengan bagian yang
diantisipasi sebelumnya. Untuk menceah diam/tetap. Setiap peralatan, baik yang
kondisi tersebut, beberapa langkah harus menggunakan penggerak motor listrik atau
segera dilakukan oleh suatu perusahaan pun motor bakar akan menggunakan
JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Vol 2, No 2, (2021) Desember 1-5 1
bantalan sebagai elemen yang tak 3. Perhitungan tentang kerusakan pada
tergantikan. Bantalan (Bearing) sangat elemen-elemen bearing secara teoritis.
rentan mengalami kerusakan, selain karena 4. Penelitian ini akan membahas tentang
faktor umur bearing, kerusakan pada hasil analisa dengan menggunakan
bearing disebabkan oleh adanya getaran teknologi Spetrum
pada motor penggerak. Kerusakan ini 2. TINJAUAN PUSTAKA
biasanya dimulai dari bagian inner-ring 2.1. Bantalan (bearing)
(ring dalam) yang diakibatkan oleh adanya Bantalan (bearing) adalah suatu
getaran pada motor penggerak, kemudian elemen mesin yang sering digunakan
kerusakan tersebut akan merambat untuk menumpu poros yang memiliki
kebagian ball atau roller bearing dan akan beban, dengan tujuan untuk memisahkan
terus berlajut hingga bagian outer-ring bagian yang berputar dengan bagian yang
(ring luar). Pada dasarnya sebuah bearing diam agar putaran atau gesekan bolak
diproduksi dengan standar yang tinggi dan baliknya dapat berlangsung secara halus.
material yang terkontrol. Ukuran diameter Bantalan dirancang sedemikian rupa
bola dan roler pada bearing dibuat dengan sehingga memungkinkan poros serta
toleransi 0,001 inch (0,00245 mm) atau elemen mesin lainnya dapat bekerja
lebih. Normalnya ball dan roller bearing dengan baik dan diharapkan mampu
terdiri dari dua ring baja yang dikeraskan, memikul berbagai jenis beban antara lain,
ball dan roller bearing dipisahkan oleh beban radial, beban aksian dan beban
rangka (cage) yang berfungsi untuk kombinasi
mengurangi gesekan.
2.2. Prinsip Kerja Bantalan
1.2. Rumusan Masalah Pada saat dua permukaan meluncur
Dari uraian penjelasa di atas, dapat dan menggelinding satu sama lainnya
diambil perumusan masalah sebagai maka akan menimbulkan gesekan.
berikut: Gesekan yang terjadi akan menghambat
1. Bagaimana mendeteksi kerusakan pada gerakan, menimbulkan panas, menambah
bantalan secara akurat. tenaga yang diperlukan dan menimbulkan
2. Bagaimana mengukur kerusakan pada akibat yang tidak diinginkan
bantalan sehingga penyebab kerusakan 2.3. Jenis-jenis bantalan gelinding
pada diketahui. 1. Deep groove ball bearing single row
3. Bagaimana mengetahui kerusakan pada 2. Deep Groove Ball Baering Row
bantalan dengan menggunakan hasil 3. Magneto Bearing
analasi teknologi serta kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya. 2.4. Kelebihan dan Kelemahan
1.3. Batasan Masalah Bantalan Gelinding
Untuk menentukan arah dari 1. Kelebihan Bantalan Gelinding
penelitian ini, maka ditentukan beberapa  Gerakan awal jauh lebih kecil
batasan masalah yang akan dibahas agar  Gesekan kerja lebih kecil sehingga
semakin memperjelas bagian-bagian yang penimbulan panas lebih kecil pada
akan dibahas. Adapun batasan masalah pembebanan yang sama
tersebut adalah sebagai berikut:  Peluasan yang terus menerus yang
1. Dalam penelitian ini hanya membahas sederhana
tentang bantalan gelinding (bearing)  Kemampuan dukung yang lebih
SKF 22216EK besar pada setiap lebar bantalan
2. Kerusakan yang sering terjadi pada 2. Kelemahan bantalan gelinding:
bantalan gelinding (bearing) SKF  Kebisingan pada bantalan
22216EK  Bantalannya dipecah-pecah

2 ANALISA KERUSAKAN BEARING 222 16EK SKF PADA UNIT WASHING STATION DI
DEPARTEMEN WOODYARD PT. TOBA PULP LESTARI:
Bastian Zulpani 1) Alfredo Lumbangaol 2) Hasballah 3) S.Purba 4)
 Kejutan yang kuat pada putaran atau roler bearing dipisahkan oleh rangka
bebas (cage) yang berfungsi untuk mengurangi
 Rugi-rugi gesekan gesekan.
3. METODE PELAKSANAAN Kerusakan pada sebuah bantalan
3.1. Dimensi Benda Penelitian (bearing) dapat diindikasikan dan
Benda yang diteliti pada penelitian dianalisis secara visual dengan mata
ini adalah Spherical Roller Bearing Double telanjang setelah bantalan dilepas dari
Row ( 222 16EK yang diproduksi oleh sebuah poros atau rumah (housing)
SKF). Berikut dimensi bendanya bantalan. Ada beberapa kasus kerusakan
bearing yang dapat dianalisis dengan
secara visual, yakni akibat kelebihan
beban, panas yang berlebihan, pemasangan
yang salah, kontaminasi dan kesalahan
pelumasan. Teknologi mutakhir telah
menyediakan alat untuk menganalisa
kerusakan elemen-elemen pada sebuah
bearing bedasarkan getaran yang
ditimbulkan. Pengukuran getaran yang
Gambar 1 Gambar bantalan gelinding dan ditimbulkan harus dilakukan pada saat
dimensinya mesin beroperasi.
Sumber: Data base Departement Condition Pengukuran getaran (vibration) pada
Monitoring PT. TPL bantalan dapat dilakukan dengan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan vibration test yang pada
Setiap mesin yang menggunakan penelitian ini alat yang digunakan adalah
penggerak motor listrik atau pun motor Spetrum. Kerusakan lokal pada bearing
bakar akan mengalami getaran. Getaran terjadi karena adanya impuls getaran pada
tersebut akan mempengaruhi kinerja dari saat terjadi tumbukan antara elemen yang
sebuah mesin. Getaran dapat terjadi berputar dengan cacat lokal. Nilai
dikarenakan beberapa hal seperti miss frekuensi impuls yang digunakan
alignment maupun unbalance. Penelitian tergantung pada letak cacat lokal pada
dilakukan pada sebuah bantalan (bearing) bearing 61 tersebut. Setiap kerusakan pada
mesin washing station dengan bearing memiliki frekuensi yang spesifik
menggunakan alat yang dinamakan namun dapat dihitung secara teoritis.
Spetrum untuk mengetahui getaran yang 4.1. Perhitungan
diakibatkan kerusakan elemen pada Menghitung Frekuensi Eksitasi Impuls
bantalan. Bantalan gelinding yang pada Cage (Elemen Pemisah)
digunakan yaitu tipe spherical roller Frekuensi kerusakan pada cage
bearing double row (222 16EK) dengan disebut dengan istilah fundamental train
diameter dalam (d)= 80 mm, diameter luar frequency (FTF) yang besarnya dapat
(D)= 140 mm, tebal bearing (B)= 33 mm, ditentukan secara teoritis dengan
jumlah elemen gelinding (Nb)= 32 buah, menggunakan persamaan berikut:
diameter picth (Pd)= 124 mm dan diameter 𝑭𝑻𝑭=𝒇𝒓𝟐×(𝟏−𝑩𝒅𝑷𝒅
elemen gelinding (Bd)= 29,4 mm. Pada 𝐜𝐨𝐬𝜶)........................(Suharjono,2004)
dasarnya sebuah bantalan gelinding Dimana:
diproduksi dengan standar yang tinggi dan Fr = Frekuensi Motor (Hz)
meterial yang terkontrol. Ukuran diameter Nb = Jumlah Elemen Gelinding
bola dan roler pada bearing dibuat dengan Pd = Diameter Picth (mm)
toleransi 0,001 inchi (0,00245) atau lebih. Bd = Diameter Elemen Gelinding (mm)
Normalnya bola dan roler bearing terdiri
dari dua ring baja yang dikeraskan, bola
JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Vol 2, No 2, (2021) Desember 1-5 61
Berdasarkan penelitian yang telah Pada penelitian ini bantalan yang
dilakukan di atas diperoleh data sebagai diteliti telah dioperasikan selama 4320 jam
berikut: atau sekitar 180 hari. Dimana berdasarkan
Fr = 50 Hz perhitungan umur bearing secara teoris di
Nb = 32 atas bantalan tersebut masih dapat
Pd = 109,37 mm dioperasikan selama 5995,262 jam lagi
Bd = 29,3 mm atau sekitar 249,8 hari lagi.
α = 0,83
maka: 4.4. Metode Pemeliharaan
FTF=fr2×(1−BdPd cosα) Berikut ini adalah beberapa metode
FTF=50 Hz2 × (1 − 29,3 mm109,37 mm pemeliharaan bantalan yang dilakukan
cos0,83) FTF=25 Hz × (1−0,268 ) dilingkungan operasinal PT. Toba Pulp
FTF =25 Hz ×0,732 Lestari, dimana perkerjaan ini dilakukan
FTF=18,3 Hz oleh Condition Monitoring Departement:
Berdasarkan perhitungan di atas, maka 1. Pelumasan (Re-Greasing) yang sesuai
besar kerusakan pada bantalan akibat permintaan operator
elemen pemisah (cage) adalah sebesar 18,3 2. Pengambilan data vibrasi, sound dan
Hz hal ini juga dapat diartikan sebagai temperatur yang dilakukan sekali dalam
kecepatan sumbu elemen gelinding seminggu
terhadap sumbu poros. Pada penelitian ini kejadian yang
4.2. Pembahasan ditemukan terjadi pada saat dilakukannya
Untuk mengetahui kondisi awal pengambilan data mingguan, kemungkikan
bantalan yang diteliti, maka dilakukan terjadinya kerusakan tersebut adalah pada
pencuplikan sinyal getaran pada saat rentan waktu dilakukannya pengambilan
bantalan dalam pada kondisi baik. Hal ini data sebelumnya sampai dengan
sangat penting dilakukan untuk pengambilan data ketika ditemukannya
menghindari kesalahan dalam menganalisa kerusakan tersebut.
data nantinya. Selain itu pengukuran sinyal 5. SIMPULAN
getaran pada motor juga dilakukan untuk Dari hasil analisa dan perhitungan,
mengetahui seberapa besar pengaruh diketahui bahwa pada putaran 2997 Rpm
getaran motor terhadap bantalan. Hasil dan Frekuensi (Fr)=50 Hz bantalan akan
pencuplikan tersebut disajikan dalam mengalami cacat pada elemen-elemen
selang waktu seperti yang terlihat pada bantalan di frekuensi:
gambar dibawah ini, dimana kecepatan a. Kerusakan pada elemen pemisah
putar yang terukur saat pencuplikan adalah (Cage) di frekuensi 18,3 𝐻𝑧
2990 rpm dimana kecepatan putar ini b. Keruskan pada elemen gelinding
konstan (roller) di frekuensi 86,397 𝐻𝑧
c. Kerusakan pada lintasan luar (Outer
Race) di frekuensi 585,6 𝐻𝑧
d. Kerusakan pada lintasan dalam (Inner
Race) di frekuensi 1014,4 𝐻𝑧

Kerusakan yang terjadi pada cage


(FTF), elemen gelinding (RFS), lintasan
luar (RPFO) dan lintasan dalam (RPFI)
Gambar 2. Sinyal pada bantalan mendekati fungsi linear karena rentan
Sumber: Data base Departement Condition waktu penelitian masih relatif singkat.
Monitoring PT. TPL Selain itu, kerusakan yang paling awal
muncul adalah terjadi pada rumah bantalan
4.3. Lama Penggunaan (cage) dimana kenaikan laju amplitudonya

4 ANALISA KERUSAKAN BEARING 222 16EK SKF PADA UNIT WASHING STATION DI
DEPARTEMEN WOODYARD PT. TOBA PULP LESTARI:
Bastian Zulpani 1) Alfredo Lumbangaol 2) Hasballah 3) S.Purba 4)
lebih tinggi dibandingkan kenaikan laju Setiawan, FD. 2008. Perawatan Mekanikal
amplitudo elemen-elemen lainnya. Mesin Produksi. Yogyakarta.
Sehingga pada penelitian dengan kondisi Maximus
lingkungan berdebu dapat dikatakan Suhardjono. 2004. Analisa Sinyal Getaran
diakibatkan oleh kerusakan pada rumah untuk Menentukan Jenis dan Tingkat
bantalan (cage). Kerusakan Bantalan. Jakarta: Jurnal
Hasil pengolahan sinyal getaran Teknik Mesin
menunjukkan indikasi bahawa bantalan www.SKF.com
yang bagus akan menghasilkan gelombang
yang halus, sedangkan bantalan yang
mengalami kerusakan akan menghasilkan
gelombang dengan amplitudo tinggi. Hal
ini merupakan indikasi pertama untuk
mendeteksi adanya kerusakan pada
bantalan. Selanjutnya untuk menentukan
jenis kerusakan bantalan, kita bisa mencari
amplitudo yang dominan pada daerah
frekuensi masing-masing komponen
bantalan.
Pada proses analisa dengan
menggunakan spetrum frekuensi keusakan
yang diperoleh tidak tepat berada sesuai
dengan data frekuensi hasil perhitungan
secara teoritis, melainkan terjadi disekitar
rentan frekuensi berdasarkan data
perhitungan secara teoritis. Tingkat
kerusakan pada kondisi mesin normal
(baik) amplitudo getaran relatif konstan,
tetapi saat mulai terjadi kerusakan maka
amplitudo getaran (vibration level) akan
meningkat dengan cukup besar. Jika
amplitudo getaran sampai pada batas
repair level, maka mesin harus direparasi
(breakdown).
6. DAFTAR PUSTAKA
Arisandi, Duddy. 2000. Teori Bantalan
Gelinding. Bandung: Gramedia
MSME, Ir. Sularso. Dasar Perencanaan
dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta. PT. Pradnya Paramita
Nadiyono, Yatin. 2013. Pemeliharaan
Mekanik Industri. Yogyakarta:
deepublish
N.N. 1989. Machine Condition
Monitoring. Denmark: Bruel &
Kjaer
Rahmatyani, A. 2003. Diagnosa
Kerusakan Bantalan Gelinding
Melalui Sinyal Getaran. Padang:
Jurnal Teknik Universitas Andalas

JURNAL TEKNOLOGI MESIN UDA, Vol 2, No 2, (2021) Desember 1-5 5

Anda mungkin juga menyukai