Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI :

Adalah suatu cara untuk dapat mengenal kembali sesuatu, atau suatu cara untuk
memastikan tentang persamaan sesuatu, dengan jalan memperhatikan dan memberikan
tanda-tanda yg luar biasa dari dan pada sesuatu, atau dg mempersamakan yg satu dg
lainya.

Pihak kepolisian atau badan-badan penegak hukum lainya sudah lama memakai sistem
”identifikasi” dalam melakukan tugasnya.

Ada 5 macam sistem identifikasi :


1. NARKOTIC = OBAT-OBAT BIUS;
2. TOXICOLOGY = RACUN-RACUN
3. BALISTIC = MEMPERSAMAKAN KALIBER DAN MACAM-MACAM PELURU;
4. HANDWRITTING AND QUESTIONED DOCUMENT;
5. PERSONAL IDENTIFICATION = CARA UNTUK MENGENAL (KEMBALI)
SESEORANG.

Cara mengenal orang dilakukan berbagai cara, seperti:


1 Memotong bagian anggaota tubuh seseorang yg melakukan kejahatan ( dlm hkm
islam dipotong tangannya).
2 Tanda-tanda pada badan (tatto); misalnya tentara-tentara sewaan di Romawi)
3 Di Cap dg besi panas (branding), (orang-orang yg dihukum seumur hidup di daerah
Siberia).

Identifikasi mengenai orang sesuai dg perkembangan kebudayaan dan tehnik ilmu


pengetahuan mengalami perubahan ,maka timbul sistem :
1.PHOTOGRAPHY
1. dengan ditemukan sistem Camera- Obscura, kemudian diolah thn 1816-1839 oleh
Nietze dan Daguerre, maka kepolisian telah memanfatkan hasil ini dg
menggunakan foto sebagai alat identifikasi orang.
2. setiap penjahat selalu diambil fotonya dr muka, samping kanan/kiri dg disertai
keterangan orang yg bersangkutan.
3. sistem ini lebih efektif, akan tetapi ada keberatan dan kekurangannya, baik
sengaja ataupun tidak.
4. yg disengaja : mis cara berpakaian dg make up, mk bentuk muka berubah atau dg
operasi plastik.
5. yg tidak disengaja : mis karena umur tua, kecelakaan dan sebaginya dpt merubah
bentuk wajah.

2.ANTHROPOMETRY ATAU BERTILLONAGE


1. Diciptakan oleh Alphonso Bertillon, seorang lulusan fak kedokteran Universitas
Paris, lalu jadi anggota polisi di Paris.
2. Anhtropometry berasal dari kata , anhtropos = tubuh manusia dan metric =
ukuran-ukuran.
3. Dasar dan pendapat dari Bertillon :
a. rangka tubuh manusia tidak akan mengalami perubahan setelah mencapai
umur 20 th;
b. tidak ada dua orang yg mempunyai ukuran-ukuran bagian-bagian tubuh yg
sama dalam segala-galanya.
4. Bagian-bagian tubuh yg diambil :
a. panjang dan lebar kepala
b. panjang jari tengah kiri, kaki kiri, lengan kiri dari siku sampai ujung jari
tengah, dan panjang kelingking kiri;
c. panjang telinga kanan.
d. tinggi badan sambil berdiri dan sambil duduk;
e. lebar badan dg kedua tangan direntangkan.
f.dicatat pula warna kulit, rambut dan mata, bentuk wajah, hidung, telinga dll,
juga tanda lain tahi lalat, bekas luka.
5. sistem ini mempunyai kelemahan dan kekurangan, terbatas untuk laki-laki umur
20 th sampai 65 thn.

3.DACTYLOSCOPY berasal dari dua suku kata bahasa

Yunani, dactylus = jari-jari


Scopein = melihat, meneliti atau mempelajari
Kelebihan sistem dictyloscopy ialah alat-alat dan cara- cara pengambilannya sangat
sederhana dan mudah, klasifikasinya lebih baik dan universal.
DACTYLOSCOPY memakai dasar-dasar yaitu:
a. bentuk teraan jari ( finger print, finger impression) seseorang tidak mengalami
perubahan sejak lahir sampai mati dan telah terjadi sejak bayi dalam kandungan (janin)
umur 4 bln .
dalam keadaan mati (rigor mortis) bentuk- bentuk teraan masih dapat dilihat, kecuali
hancur kulitnya. Mis pada mumi-mumi (mayat yg dibalsem)
b. Tidak ada satu orang atau dua orang yg berlainan mempunyai bentuk- bentuk teraan
yg sama. Sampai sekarang tidak ada dua jari yg mempunyai bentuk dan susunan garis-
garis yg sama. Juga dalam anak kembar tidak pernah diketemukan mempunyai teraan
jari yg sama.
c. Penggolongan kelas-kelas bentuk- bentuk teraan jari dapat dilaksanakan dg mudah
dan sederhana dg jalan membagi bentuk teraan kedalam beberapa golongan.
PENEMUAN DAKTILOSCOPI MODERN

1. Orang yg mula-mula menemukan bentuk teraan jari (finger prints pattern) secara
ilmiah ialah seorang bangsa Inggeris bernama NEHEMIAH GREW,M.D. thn 1684
telah memeberikan kuliah atau ceramah tentang bentuk-bentuk jari tangan
manusia.
2. 2 thn kemudian thn 1686 seorang bangsa Italia bernama MARCELLO MALPIGHI
(PROF ANATOMI DARI UNIVERSITAS DI BOLOGNE) yg mula-mula
menggunakan mokroskop dan mempermasalahkan susunan garis-garis papiler
pada tangan.
3. Thn 1892 SIR FRANCIS GALTON, seorang ahli bangsa Inggeris dalam usaha
mencari ” tanda-tanda keturunan” berdasarkan bentuk teraan jari, telah
menerbitkan buku dg judul ” Fingerprints”. Ia seorang antopologi berhasil
menemukan dasar pembagian bentuk-bentuk teraan yang dikenal dg sistem
klasifikasi A -L –W.
4. Penemuan Francis Galton diolah lagi oleh SIR EDWARD RICHARD HENRY
(Kepala polisi Metropolitan London, Inggeris), ia berhasil memecah teraan jari dari
3 gol menjadi 8 gol kecil, sistem ini dikenal dg nama GALTON- HENRY dan
banyak dipakai dg berbahasa Inggeris dan keduanya dianggap sebagai bapak dari
Daktiloskopi.

Di Indonesia tgl 12 Nop 1914 telah dibuka resmi Kantor Pusat Daktiloskopi, dasar
hukumnya :
a. K.B, tgl 16 Januari 1911 No.27 (Ind. Stbl. No. 234) ’tot de werkkring van het
Departemen van Justitie in Ned, Indie wordt gebracht de identficatie door het stelsel
van vingeerafdrukken ( dactiloscopy) enz........
b. Besluit G.G; Ned. Indie tgl 30 Maret 1920 No. 21, Stbl, 1920 No. 259, menetapkan: ”
het biy de afdeling Dactiloscopy het Departemen van Justitie werkzaam personeel
vormt het ”CENTRAAL KANTOOR VOOR DACTILOSCOPY”, ENZ......

ALAT-ALAT DAN CARA –CARA PENGAMBILAN TERAAN JARI.


Daktiloskopi sampai sekarang dianggap sebagai sistem identifikasi orang ( a means of
personal identification yang positif)
MATERI LANJUTAN.....

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN :


a. Tinta dakloscopi biasanya hitam.
b. Sepotong kaca atau benda lain yg keras dan licin ukuran 30 x 15.
c. Roller (roda karet), untuk meratakan lapisan tinta pada kaca.
d. Formulir ( slip) teraan jari terbuat dari kertas putih agak tebal menurut ukuran yg
telah ditentukan.
e. Meja kecil untuk meleteken dan melakukan pengambilan teraan jari, sebaiknya dg
tinggi 125 cm.
f. Alat-alat untuk membersihkan jari dan alat-alat pengambilan teraan jari seperti :
sabun, bensin/ minyak tanah, lap dan lain-lain

CARA MENGAMBIL TERAAN JARI :


a. Orang yg akan diambil teraan jari harus berdiri disebelah kanan dan tangan
dilemaskan (relax)
b. Lalu digulingkan jari-jari pada tinta satu persatu.
c. Jari yg diberi tinta cukup satu ruas ujung ditambah dg setengah ruas kedua ( 11/2
ruas)
d. Teraan ini disebut ” teraan berguling” karena seluruh gambaran atau permukaan
teraan jari yg seluas-luasnya (rolled impression)
e. Setelah itu dibuat ” Teraan rata”, yaitu pengambilan secara sekaligus dari kelima
jari kanan dan kiri.
f. Karene teraan tidak sama panjang, maka diambil 4 jari dulu sama-sama (telunjuk
smp dg kelingking), lalu ibu jari, cara ini disebut ”teraan rata (plain impressions), yg
diambil seluruh bagian jari-jari.

BENTUK-BENTUK TERAAN JARI (FINGER PRINT PATTERN)

Menuruy Francis Galaton, bentuk teraan jari manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu :
1. Bentuk teraan jari BUSUR (Arc type pattern) tandanya..A
2. Bentuk teraan jari JERAT (Loop type pattern) tandanya ..L
3. Bentuk teraan jari LINGKARAN (Whorl type pattern) tandanya....w

E.R Henry telah berhasil membagi tiga kelompok itu menjadi delapan kelompok yang lebih
kecil, yaitu:
I. Bentuk teraan Busur (Arch) menjadi 2 bagian:
1. B.t. Busur Biasa (plain Arch) tandanya ...........A
2. B.T. Busur Runcing (Tented Arch) tandanya ..T
II. Bentuk teraan Jerat (Loop) menjadi 2 bagian :
1. B.T. Jerat Radial (Radial Loop) tandanya ........R
2. B.t. Jerat Ulnar (Unlaar Loop) tandanya ..........U
III. Bentuk teraan Lingkaran (Whorl) menjadi 4 bagian :
1. B.t. Lingkaran Biasa (plain Whorl) tandanya ..W
2. B.T. Lingkaran Jerat Kantong Tengah (Central Pocket Loop Whorl)
tandanya ..................................................C
3. B.t. Linkaran Jerat Kembar (Double Loop Whorl) ...D
4. B.t. Lingkaran Luar Biasa (Accidental Whorl)...........X

MATERI LANJUTAN.....

TOXICOLOGY FORENSIC

PENGERTIAN DAN MACAM-MACAM TOXICOLOGY

TOXIKOLOGY BERASAL DARI KATA TOXICON ( BHS YUNANI) POISON ARTI


RACUN, ATAU IALAH PANAH YANG MENGANDUNG RACUN.

FORENSIC ASAL KATA FORENSIS ( BHS LATIN), PERKATAAN FORUM (A


PUBLIC PLACE) YANG BERARTI SIDANG PENGADILAN.

TOXICOLOGIST IALAH AHLI TOXICOLOGIE YAITU SEORANG YG


MEMPELAJARI MENGENAI RACUN TERMASUK EFEK RACUN TERHADAP
TUBUH MANUSIA DAN CARA MENANGGULANGINYA BILA TERJADI
KERACUNAN/ PERACUNAN SERTA CARA MENEMUKAN/MENGANALISA
RACUN-RACUN.

ILMU PENGETAHUAN MEMBAGI TOXIKOLOGIE DALAM BEBERAPA MACAM,


YAITU ;
a. TOXICOLOGY KLINIS (CLINICAL TOXICOLOGY)’
OBYEKNYA IALAH BERUPA ORANG HIDUP YG KERACUNAN DAN
DIUSAHAKAN DITOLONG ATAU DIPUNAHKAN RACUNNYA.
b. TOXICOLOGY INDUSTRI (INDUSTRIAL TOXICOLOGY).
BERUSAHA MENCEGAH TERJADINYA KERACUNAN-KERACUNAN
SEBAGAI AKIBAT DARI INDUSTRI BAIK BAGI BURUHNYA MAUPUN BAGI
ORANG-ORANG YANG TINGGAL DI DAERAH INDUSTRI ITU.

c. TOXICOLOGY FORENSIC.
TERMASUK BAGIAN KIMIA FORENSIC (FORENSIC CHEMISTRY).
OBYEKNYA KEBANYAKAN BERUPA MAYAT YG AKAN DITENTUKAN
SEBAB KEMATIANNYA, APAKAH AKIBAT RACUN ATAUKAH AKIBAT
LAINNYA YG ADA HUBUNGANNYA DG PERKARA PIDANA.
ILMU FORENSIC DAPAT MEMBANTU DALAM PENGUSUTAN SUATU PERKARA,
YAITU DIGUNAKAN UNTUK MENCARI, MENGHIMPUN, MENYUSUN DAN
MENILAI BAHAN-BAHAN GUNA PERADILAN ATAU ILMU FORENSIC ADALAH
ILMU YG DIPAKAI UNTUK KEPENTINGAN PERSIAPAN, PENYELENGGARAAN
DAN PENYELESAIAN DARI PADA USAHA-USAHA PERADILAN.

CARANYA; MISAL ADA KASUS YG DISANGKA ADA KERACUNAN/ PERACUNAN,


MAKA DOKTER PEMBUAT VISUM ET REPERTUM AKAN MINTA TOLONG PADA
SEORANG TOXICOLOOG, UNTUK MENENTUKAN ADA ATAU TIDAKNYA RACUN
DALAM TUBUH SI KORBAN DAN APAKAH RACUN CUKUP BANYAK
JUMLAHNYA , SEHINGGA KORBAN MENINGGAL, LALU HASIL PEMERIKSAAN
TOXICOLOOG TERSEBUT BARULAH PEMBUAT VISUM ET REPERTUM
( DOKTER) JANG BERSANGKUTAN MENENTUKAN KEMATIAN SI KORBAN.

LANJUTAN....

PENGERIAN RACUN
” TAYLOR” YAITU ;
’ SETIAP BAHAN ATAU ZAT YANG DALAM JUMLAH RELATIF BILA MASUK
ATAU DIMASUKAN KE DALAM TUBUH AKIBAT REAKSI KIMIAWINYA DAPAT
MENIMBULKAN GEJALA-GEJALA ABNORMAL, MENYAKITI, MENCEDARAKAN
ATAU MEMBINASAKAN BAGI TUBUH YANG NORMAL DAN SEHAT”

Ada berapa macam dosis yang digunakan untuk tujuannya masing-masing ialah :
a. dosis pemakaian (usual dosage)
biasanya digunakan oleh seseorang yang normal/sehat makan
obat untuk menjaga kondisi tubuhnya
b. dosis terapi/penyembuhan (therapeutic dosage)
dosis ini digunakan untuk pengobatan atau dengan kata lain untuk menyembuhkan
orang sakit
c. dosis maximal (maximal dosage)
ialah takaran yang paling banyak yang boleh diberikan kepada penderita
d. dosis toxis (toxis dosage)
ialah takaran yang bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan orang
tersebut keracunan
e. dosis lethalis (lethal dosage)
ialah takaran yang bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan kematian
orang itu.

Suatu keracunan/peracunan dapat terjadi dengan beberapa cara :


I. Masuk ke dalam tubuh si korban biasanya melalui
1. Mulut
Disebut juga per oral, per os; biasanya berbentuk makanan atau minuman atau
juga obat-obatan dan lain-lain
2. Pernafasan (inhalation)
Biasanya racun-racun berbentuk gas atau padatan yang mudah mengurai menjadi
gas misalnya gas carbon mono oksida, gas cyanidadan sebagainya
3. Suntikan (per parenteral)
Misalnya dalam kasus penyuntikan narcotica dan sebagainya
4. Kulit tubuh (per cutan)
Yaitu absorpsi lewat kulit.
Suatu peristiwa terjadi sewaktu seseorang mengobati penyakit kulit (panu) dengan
jalan mengoleskan ”Basudin” pada kulitnya dan oleh karena panunya banyak
sekali maka ”Basudin” yang dioleskan pada kulitnya juga banyak sekali
Setelah 1-2 jam orang tersebut menderita kejang-kejang kemudian meninggal dunia

II. Diserap oleh darah melalui :


1. paru-paru (pernafasan), biasanya berupa gas
2. kulit atau luka pada kulit (injeksi).
Biasanya berupa padatan/cairan

Pembagian racun menurut khasiatnya dan beberapa macam keracunan/peracunan


Menurut khasiatnya terhadap tubuh manusia maka racun dibagi sebagai berikut :
a. racun-racun yang corrosive dan merangsang
yaitu racun-racun yang apabila mengenai tubuh manusia maka akan merusak kulit,
selaput lendir, dan sebagainya dan rasanya seakan-akan membakar.
b. racun systemic
yaitu racun-racun yang mempengaruhi terhadap susunan syaraf tubuh manusia,
sedangkan tanda-tanda di luar tubuh si korban tidak nyata/tidak ada sehingga lebih
sukar untuk diselidiki secara Toxicology.

Ada beberapa macam peracunan/keracunan ialah oleh :


a. zat-zat kimia
jenis peracunan/keracunan ini yang paling banyak terjadi di sini termasuk obat-
obatan
b. Bakteria
misalnya : botulism poisoning – penyebab toxin Clostridium botolinum. Biasanya
terdapat dalam makanan kalengan yang kalengnya sudah mengembung bentuknya
c. tumbuh-tumbuhan/jamur
misalnya : tempe bongkrek – penyebab jamur bongkrek (fungi)
d. makanan
misalnya : tape (singkong), biji pohon karet – penyebabnya cyanophorin glycosida
e. mekanis
misalnya : kemasukan zat yang tajam (debu ampelas/baja) sehingga mengakibatkan
kerusakan bagi paru-paru dan sebagainya
dalam peristiwa keracunan/peracunan ini ada beberapa hal yang diperhatikan yaitu :
1. Idiosiucrasi, ialah reaksi peka yang timbul setelah memakan suatu zat atau
memakai suatu bahan; misalnya obat-obatan, makanan, minuman dsb.
2. Allergi, ialah perubahan reaksi badan atas hama penyakit yang menyerbu ke dalam
tubuh. Penyakit allergi ialah penyakit karena perubahan reaksi tubuh atas hama
penyakit.
3. Noxius things, ialah suatu zat yang jika dimakan dapat merusak, merugikan
kehidupan dalam keadaan/lingkungan tertentu, walaupun zat tersebut bila
ditinjAu dari segi pengetahuan kedokteran atau secara populerpun tidak dianggap
sebagai ”racun”
Contoh : serbuk gelas, paku, jarum dan sebagainya

MOTIF PERACUNAN/ KERACUNAN;


1. PEMBUNUHAN (HOMICIDE)
2. BUNUH DIRI (SUICIDE)
3. KELALAIAN SENDIRI ATAU ORANG LAIN (ACCIDENTAL)

TANDA-TANDA KERACUNAN/PERACUNAN IALAH;


a. MUNTAH-MUNTAH
b. KEJANG
c. COMA
d. GANGGUAN PERNAFASAN (ASPHYXIA)
e. PELEBARAN PUPIL MATA (MYDRIATIC)
f. BIRU PADA KULIT KARENA YG BERBALIK TERTAHAN (CYANOSIS)
g. DLL
LANJUTAN...

TERTUDUH YANG MENDERITA PENYAKIT JIWA ATAU TERGANGGU


JIWANYA.

2 Forencsic psyhiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa Kehakiman) dan Forensic Medicine (Ilmu
Kedokteran Kehakiman) yang dapat menyelesaikan kasus ini.
3 Si korban dibawa ke bagian Forensic Medicine (IKK) untuk diadakan pemeriksaan
luar/dalam (bedah mayat = Authopsy),
4 Si tertuduh dibawa kebagian Forensic Psyhiatry (IK Jiwa Kehakiman), untuk diperiksa
apakah dia menderita penyakit jiwa/terganggu jiwanya atau tidak pada saat melakukan tindak
pidana (pembunuhan), apakah akibatnya dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya dan
dapat dituntut di depan pengadilan atukah tidak.
5 Reglement Der Krankzinnigen wezen th 1887 mengatur cara-cara/ syarat-syarat untuk
memasukan penderita penyakit jiwa ke Rumah Sakit Jiwa, cara-cara minta Psyhiatrisch Attest,
dan siapa-siapa saja yg berhak memintanya. Hanya Jaksa/Hakim (ketua) yg berhak
mengirimkan tertuduh yg disangka terganggu jiwanya untuk di Observasi di Fasilitas
Psychiatris. Seseorang yang akan dirawat harus di vonis oeh Hakim,baru dapat masuk dan
dirawat/diobati.
6 Undang-Undang Pokok Kesehatan RI Th 1965 dan Peraturan Pelaksana Undang-Undang
Kesehatan Jiwa th 1966 No 23 yg dikeluarkan th 1972, Kepolisian diberi hak untuk
mengirimkan tertuduh yg disangka terganggu jiwanya ( Psl 44 (1) KUHP.maka setiap penderita
psychiatris biasa dapat langsung membawa si penderita ke fasilitas Psychiatris, Tetapi untuk
penderita Psychiatris yg membunuh orang misalnya, tetap harus melalui pengadilan dengan
surat perintah hakim untuk dimasukan dirawat pada fasilitas Psychiatris dan disertai ”Berita
Acara Pemeriksaan”nya (proses verbalnya)
7 Untuk meminta Psyhiatrische Attest, maka si tertuduh harus di Observasi dulu dalam
Fasilitas Psychiatri minimum 2 minggu, karena melakukan tindak pidana berat seperti
pembunuhan. dan Psychiater dapat minta diperpanjang lamanya.
8 Visum Psychiatris diberikan kepada orang yg melakukan tindak pidana ringan misal
merusak lampu di jalan, mencuri pakaian, makan tidak bayar
9 Dalam ’Berita Acara Pemeriksaan’ harus mencantumkan tertuduh melanggar pasal
berapa dalam KUHPatau Perundang-undangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai