Adalah suatu cara untuk dapat mengenal kembali sesuatu, atau suatu cara untuk
memastikan tentang persamaan sesuatu, dengan jalan memperhatikan dan memberikan
tanda-tanda yg luar biasa dari dan pada sesuatu, atau dg mempersamakan yg satu dg
lainya.
Pihak kepolisian atau badan-badan penegak hukum lainya sudah lama memakai sistem
”identifikasi” dalam melakukan tugasnya.
1. Orang yg mula-mula menemukan bentuk teraan jari (finger prints pattern) secara
ilmiah ialah seorang bangsa Inggeris bernama NEHEMIAH GREW,M.D. thn 1684
telah memeberikan kuliah atau ceramah tentang bentuk-bentuk jari tangan
manusia.
2. 2 thn kemudian thn 1686 seorang bangsa Italia bernama MARCELLO MALPIGHI
(PROF ANATOMI DARI UNIVERSITAS DI BOLOGNE) yg mula-mula
menggunakan mokroskop dan mempermasalahkan susunan garis-garis papiler
pada tangan.
3. Thn 1892 SIR FRANCIS GALTON, seorang ahli bangsa Inggeris dalam usaha
mencari ” tanda-tanda keturunan” berdasarkan bentuk teraan jari, telah
menerbitkan buku dg judul ” Fingerprints”. Ia seorang antopologi berhasil
menemukan dasar pembagian bentuk-bentuk teraan yang dikenal dg sistem
klasifikasi A -L –W.
4. Penemuan Francis Galton diolah lagi oleh SIR EDWARD RICHARD HENRY
(Kepala polisi Metropolitan London, Inggeris), ia berhasil memecah teraan jari dari
3 gol menjadi 8 gol kecil, sistem ini dikenal dg nama GALTON- HENRY dan
banyak dipakai dg berbahasa Inggeris dan keduanya dianggap sebagai bapak dari
Daktiloskopi.
Di Indonesia tgl 12 Nop 1914 telah dibuka resmi Kantor Pusat Daktiloskopi, dasar
hukumnya :
a. K.B, tgl 16 Januari 1911 No.27 (Ind. Stbl. No. 234) ’tot de werkkring van het
Departemen van Justitie in Ned, Indie wordt gebracht de identficatie door het stelsel
van vingeerafdrukken ( dactiloscopy) enz........
b. Besluit G.G; Ned. Indie tgl 30 Maret 1920 No. 21, Stbl, 1920 No. 259, menetapkan: ”
het biy de afdeling Dactiloscopy het Departemen van Justitie werkzaam personeel
vormt het ”CENTRAAL KANTOOR VOOR DACTILOSCOPY”, ENZ......
Menuruy Francis Galaton, bentuk teraan jari manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan,
yaitu :
1. Bentuk teraan jari BUSUR (Arc type pattern) tandanya..A
2. Bentuk teraan jari JERAT (Loop type pattern) tandanya ..L
3. Bentuk teraan jari LINGKARAN (Whorl type pattern) tandanya....w
E.R Henry telah berhasil membagi tiga kelompok itu menjadi delapan kelompok yang lebih
kecil, yaitu:
I. Bentuk teraan Busur (Arch) menjadi 2 bagian:
1. B.t. Busur Biasa (plain Arch) tandanya ...........A
2. B.T. Busur Runcing (Tented Arch) tandanya ..T
II. Bentuk teraan Jerat (Loop) menjadi 2 bagian :
1. B.T. Jerat Radial (Radial Loop) tandanya ........R
2. B.t. Jerat Ulnar (Unlaar Loop) tandanya ..........U
III. Bentuk teraan Lingkaran (Whorl) menjadi 4 bagian :
1. B.t. Lingkaran Biasa (plain Whorl) tandanya ..W
2. B.T. Lingkaran Jerat Kantong Tengah (Central Pocket Loop Whorl)
tandanya ..................................................C
3. B.t. Linkaran Jerat Kembar (Double Loop Whorl) ...D
4. B.t. Lingkaran Luar Biasa (Accidental Whorl)...........X
MATERI LANJUTAN.....
TOXICOLOGY FORENSIC
c. TOXICOLOGY FORENSIC.
TERMASUK BAGIAN KIMIA FORENSIC (FORENSIC CHEMISTRY).
OBYEKNYA KEBANYAKAN BERUPA MAYAT YG AKAN DITENTUKAN
SEBAB KEMATIANNYA, APAKAH AKIBAT RACUN ATAUKAH AKIBAT
LAINNYA YG ADA HUBUNGANNYA DG PERKARA PIDANA.
ILMU FORENSIC DAPAT MEMBANTU DALAM PENGUSUTAN SUATU PERKARA,
YAITU DIGUNAKAN UNTUK MENCARI, MENGHIMPUN, MENYUSUN DAN
MENILAI BAHAN-BAHAN GUNA PERADILAN ATAU ILMU FORENSIC ADALAH
ILMU YG DIPAKAI UNTUK KEPENTINGAN PERSIAPAN, PENYELENGGARAAN
DAN PENYELESAIAN DARI PADA USAHA-USAHA PERADILAN.
LANJUTAN....
PENGERIAN RACUN
” TAYLOR” YAITU ;
’ SETIAP BAHAN ATAU ZAT YANG DALAM JUMLAH RELATIF BILA MASUK
ATAU DIMASUKAN KE DALAM TUBUH AKIBAT REAKSI KIMIAWINYA DAPAT
MENIMBULKAN GEJALA-GEJALA ABNORMAL, MENYAKITI, MENCEDARAKAN
ATAU MEMBINASAKAN BAGI TUBUH YANG NORMAL DAN SEHAT”
Ada berapa macam dosis yang digunakan untuk tujuannya masing-masing ialah :
a. dosis pemakaian (usual dosage)
biasanya digunakan oleh seseorang yang normal/sehat makan
obat untuk menjaga kondisi tubuhnya
b. dosis terapi/penyembuhan (therapeutic dosage)
dosis ini digunakan untuk pengobatan atau dengan kata lain untuk menyembuhkan
orang sakit
c. dosis maximal (maximal dosage)
ialah takaran yang paling banyak yang boleh diberikan kepada penderita
d. dosis toxis (toxis dosage)
ialah takaran yang bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan orang
tersebut keracunan
e. dosis lethalis (lethal dosage)
ialah takaran yang bila diberikan kepada seseorang akan menyebabkan kematian
orang itu.
2 Forencsic psyhiatri (Ilmu Kedokteran Jiwa Kehakiman) dan Forensic Medicine (Ilmu
Kedokteran Kehakiman) yang dapat menyelesaikan kasus ini.
3 Si korban dibawa ke bagian Forensic Medicine (IKK) untuk diadakan pemeriksaan
luar/dalam (bedah mayat = Authopsy),
4 Si tertuduh dibawa kebagian Forensic Psyhiatry (IK Jiwa Kehakiman), untuk diperiksa
apakah dia menderita penyakit jiwa/terganggu jiwanya atau tidak pada saat melakukan tindak
pidana (pembunuhan), apakah akibatnya dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatannya dan
dapat dituntut di depan pengadilan atukah tidak.
5 Reglement Der Krankzinnigen wezen th 1887 mengatur cara-cara/ syarat-syarat untuk
memasukan penderita penyakit jiwa ke Rumah Sakit Jiwa, cara-cara minta Psyhiatrisch Attest,
dan siapa-siapa saja yg berhak memintanya. Hanya Jaksa/Hakim (ketua) yg berhak
mengirimkan tertuduh yg disangka terganggu jiwanya untuk di Observasi di Fasilitas
Psychiatris. Seseorang yang akan dirawat harus di vonis oeh Hakim,baru dapat masuk dan
dirawat/diobati.
6 Undang-Undang Pokok Kesehatan RI Th 1965 dan Peraturan Pelaksana Undang-Undang
Kesehatan Jiwa th 1966 No 23 yg dikeluarkan th 1972, Kepolisian diberi hak untuk
mengirimkan tertuduh yg disangka terganggu jiwanya ( Psl 44 (1) KUHP.maka setiap penderita
psychiatris biasa dapat langsung membawa si penderita ke fasilitas Psychiatris, Tetapi untuk
penderita Psychiatris yg membunuh orang misalnya, tetap harus melalui pengadilan dengan
surat perintah hakim untuk dimasukan dirawat pada fasilitas Psychiatris dan disertai ”Berita
Acara Pemeriksaan”nya (proses verbalnya)
7 Untuk meminta Psyhiatrische Attest, maka si tertuduh harus di Observasi dulu dalam
Fasilitas Psychiatri minimum 2 minggu, karena melakukan tindak pidana berat seperti
pembunuhan. dan Psychiater dapat minta diperpanjang lamanya.
8 Visum Psychiatris diberikan kepada orang yg melakukan tindak pidana ringan misal
merusak lampu di jalan, mencuri pakaian, makan tidak bayar
9 Dalam ’Berita Acara Pemeriksaan’ harus mencantumkan tertuduh melanggar pasal
berapa dalam KUHPatau Perundang-undangan lainnya.