ILMU DAKTILOSKOPI
[Document subtitle]
A. LATAR BELAKANG
Daktiloskopi berasal dari dua kata Yunani yaitu dactylos yang berarti jari
jemari atau garis jari dan scopein yang artinya mengamati atau meneliti.
Kemudian dari pengertian itu timbul istilah dalam bahasa inggris yang kita kenal
menjadi “Ilmu Sidik Jari”. Kedua ilmu itu ditetapkan pada objek yang sama, garis
papil, tetapi tujuan Daktiloskopi tersebut lebih dititikberatkan untuk keperluan
personal identifikasi. Daktiloskopi berarti mengamati sidik jari khususnya garis
yang terdapat pada ruas ujung jari, baik tangan dan kaki. Jadi, daktiloskopi
berarti ilmu yang mempelajari sidik jari untuk keperluan pengenalan kembali
atau untuk proses identifikasi orang.
Sidik jari adalah hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja
diambil,dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda
karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan/kaki. Kulit telapak adalah
kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai
kesemua ujung jari dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke
ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang
keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah/alur yang membentuk lukisan
tertentu. Kulit tapak terdiri dari dua lapisan:
1. Lapisan dermal adalah kulit jangat/kulit yang sebenarnya. Kulit inilah yang
menentukan garis yang ada pada permukaan kulit telapak.
2. Lapisan epidermal adalah lapisan kulit luar/garis papilar. Garis inilah yang
menjadi Perhatian kita untuk menentukan bentuk pokok perumusan dan
perbandingan sidik jari.
Jenis sidik jari dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
Visible impression adalah sidik jari yang dapat langsung dilihat
tanpa menggunakan alat bantu.
Laten impression adalah sidik jari yang biasanya tidak dapat dilihat
langsung tetapi harus dengan menggunakan beberapa cara
pengembangan terlebih dahulu supaya dapat nampak lebih jelas.
Setiap manusia memiliki bentuk sidik jari yang unik dan berbeda dari orang
lain. Bahkan sekalipun mereka yang kembar identik, namun sidik jarinya tidaklah
sama. Keunikan ini membuat sidik jari berperan penting dalam proses
mengidentifikasi data diri seseorang.
Keunikan sidik jari diperkenalkan pertama kali oleh Johann Christoph Andreas
Mayer (1747-1801) pada tahun 1788, seorang ahli anatomi Jerman. Pernyataan ini
diteruskan oleh Sir William James Herschel pada tahun 1858. Namun keduanya
hanya membahas tentang keunikan sidik jari, dan tidak mengkaji sidik jari sebagai
identitas.
Akhirnya sekitar tahun 60-an muncullah berbagai alat teknologi sidik jari
dengan sistem analisa elektronik. Alat ini digunakan pertama kali oleh Federal
Bureau Investigation (atau populer dengan sebutan FBI) di Amerika Serikat. FBI
menggunakannya untuk proses identifikasi kasus-kasus yang mereka kerjakan.
Dengan alat ini FBI dengan mudah menemukan data diri seseorang, bahkan bisa
untuk menemukan pelaku kejahatan.
Setelah itu, sidik jari tidak saja digunakan sebagai alat untuk mengungkap
kriminalitas, tapi juga mulai memasuki ranah yang lain, seperti untuk mesin absensi,
teknologi akses kontrol pintu, finger print data secure, aplikasi retail, sistem payment
dan masih banyak lagi.Seiring dengan itu, muncullah disiplin ilmu yang mempelajari
sidik jari, yaitu Daktiloskopi. Jauh sebelum penemuan ilmuwan barat tersebut,
Ilmuan Muslim Rashid al-Din Hamadani (1247-1318) sudah menjelaskan tidak ada
dua individu yang memiliki jari persis sama. Namun penemuan ini selalu dibantah
hingga akhirnya mereka sendiri yang melakukan penelitian dan mengklaim.
Terlepas dari semua itu, sejak diturunkan pada abad ke-7 Masehi, Alquran
sudah menjelaskan bahwa sidik jari merupakan bagian penting sebagai tanda
pengenal seseorang. Alquran dalam surat Al-Qiyamah ayat 3-4 menjelaskan
bagaimana mudahnya Allah SWT menghidupkan manusia setelah kematiannya.
Ayat ini juga menekankan tentang sidik jari dan membuatnya menjadi sebuah kajian
penting bagi Islam.
Penekanan ujung jari atau sidik jari ini tentu memiliki makna khusus, terlebih
hal ini dikatakan oleh Pencipta alam semesta. Setelah dikaji selama bertahun-tahun
serta didukung dengan teknologi, barulah diketahui tentang pentingnya bagian
tubuh yang satu ini. Layaknya barang yang memiliki kode unik, manusia pun
diberikan kode unik seperti sistem barcode sebagaimana yang digunakan sekarang
ini.
Sidik jari telah digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi positif orang
selama bertahun-tahun. Berikut adalah sejarah singkat sidik jari. Melihat sejumlah
cap-cap tangan di dalam gua-gua prasejarah, maka ditunjukkan bahwa minat
manusia terhadap tangan sudah ada sejak jaman batu. Demikian juga dengan
penemuan arkeologis berupa tangan-tangan yang dibuat dari batu, kayu dan gading
oleh peradaban-peradaban di masa lampau. Kaisar dari Cina menggunakan cap
jempolnya untuk menyegel dokumen pada tahun 3000 SM. Informasi tentang
aturan dan praktek pembacaan tangan telah ditemukan di dalam skrip-skrip vedic,
Injil dan tulisan di masa awal Semitic. Aristoteles (384-322 SM) menemukan sebuah
risalah pada palmistri (ilmu garis telapak tangan) di sebuah perubahan untuk dewa
Hermes. Dokter-dokter Yunani, Hypocrites dan Galen (130 SM – 200) adalah yang
banyak mengetahui seputar penggunaan palmistri sebagai bantuan
pengobatan. Julius Caesar (102 – 44 SM) menghakimi orang-orangnya dengan
palmistri.
Sidik jari kita dibentuk secara utuh dalam 16 minggu setelah pembetukan janin
dari embrio, dan 5 bulan penuh sebelum kita dilahirkan sidik jari tidak akan berubah
lagi dengan setiap sidik jari tersusun atas 50 sampai 100 garis. Para peneliti
menemukan epidermal ridge memiliki hubungan yang bersifat ilmiah dengan kode
genetik dari sel otak dan potensi inteligensia seseorang. Penelitian dimulai oleh
Govard Bidloo pada tahun 1685. Lalu, berturut-turut dilakukan oleh Marcello
Malpighi (1686), J.C.A. Mayer (1788), John E. Purkinje (1823), Dr. Henry Faulds’
(1880), Francis Galton (1892), Harris Hawthorne Wilder (1897), Noel Jaquin (1958).
“Tahun 1880 Dr Henry Faulds, seorang dokter Skotlandia di Tokyo, Jepang
menerbitkan sebuah artikel di jurnal ilmiah: "Nature"; di mana ia membahas sidik
jari sebagai alat identifikasi pribadi, dan penggunaan tinta printer sebagai metode
untuk memperoleh sidik jari tersebut”.
“Tahun 1882 Alphonse Bertillion Antropolog Prancis, menemukan metode dari
pengukuran tubuh untuk menghasilkan formula yang digunakan untuk
mengklasifikasikan individu. Rumus Bertillion ini melibatkan pengambil pengukuran
dari bagian tubuh orang, dan merekam pengukuran ini pada kartu. Metode
klasifikasi ini dikenal sebagai sitem Bertillion’.
“Tahun 1892 Sir Francis Galton Seorang Antropolog Inggris dan sepupu
Charles Darwin, menerbitkan buku pertama tentang sidik jari. Dalam bukunya,
Galton mengidentifikasi individualitas dan keunikan sidik jari. Karakteristik unik dari
sidik jari, seperti yang diidentifikasi oleh Galton,Sering disebut "galton detail".
Tahun 1901 Scotland Yard (Kepolisian Inggris) mengadopsi teknik sidik jari ke
dalam penyelidikan dan identifikasi para penjahat. Para peneliti medis yang
mempelajari pola-pola kulit (dermatoglyphics), sudah menemukan hubungan antara
kelainan-kelainan genetik dan tanda-tanda tidak umum pada tangan. Riset telah
menetapkan adanya mata rantai antara pola sidik jari yang spesifik dan penyakit
jantung. Dewasa ini palmistri telah diterima dengan baik di seluruh dunia. Peramal-
Beryl B. Hutchinson tahun 1967 menulis buku berjudul Your Life in Your
Hands, sebuah buku tentang analisis tangan. Terakhir, hasil penelitian Beverly C.
Jaegers (1974), sidik jari tercermin dalam karakteristik dan psikologi seseorang.
Hasil penelitian mereka telah dibuktikan di bidang antropologi dan kesehatan.
Biometrik di Indonesia
Jika dilihat dari sejarahnya, sistem biometrik telah dikenal sejak lama oleh
masyarakat. Sebelum digunakan secara digital, biometrik telah digunakan secara
manual melalui tanda tangan dengan cap jempol. Setelahnya biometrik
berkembang dengan menggunakan komputerisasi yang lebih efisien.
Sejarah Biometrik
Teknologi sensor biometrik dari awal ditemukan hingga saat ini berkembang
sangat pesat, dari yang semula hanya bisa dikenali dengan ciri fisik dan suara,
hingga berkembang pada sensor cara berjalan, pengenalan retina mata, iris sampai
pengenalan pada tingkat kecil DNA manusia. Berdasarkan fungsinya, biometrik
dapat dibagi menjadi dua kategori besar yaitu pengenalan fisik dan pengenalan
kebiasan.
Pengenalan fisik yang meliputi:
Arch merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang
dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain
dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengah-tengah. Arch terdiri
dari:
1. Plain Arch (Busur Biasa) adalah bentuk pokok sidik jari dimana garis-
garis datang dari sisi lukisan yang satu mengalir ke arah sisi yang lain,
dengan sedikit bergelombang naik ditengah. Diberi lambang pada
rumus sidik jari adalah dengan huruf A besar pada jari telunjuk
kanan/kiri dan a kecil pada jari yang lainnya
2. Loop (Jerat/Sangkutan)
Loop adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari
satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan
yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti kearah
sisi semula. Syarat-syarat:
Ketentuan Loop:
1. Mempunyai sebuah delta;
2. Mempunyai sebuah core;
3. Ada garis melengkung yang cukup;
4. Mempunyai bilangan garis (Ridge Counting).
3. Whorl (Lingkaran)
Whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu
garis melingkar di dalam pattern area, berjalan didepan kedua delta, gambar
contoh dari Whorl sebagai berikut:
WI WO WM
Garis tebal menunjukkan jalannya garis pembentuk yang mengelilingi bidang bentuk
Garis bentuk : dua buah garis yang paling dalam yang mula-mula berjalan
sejajar kemudian berpisah dan melengkung, mengelilingi atau
seolah-olah mengelilingi bidang bentuk sidik jari. Kedua garis ini
setelah melengkung biasanya yang satu berjalan disebelah atas
dan yang satunya lagi berjalan di bawah, garis pembentuk tidak
selalu merupakan garis melengkung yang mulus dan berjalan
terus, namun adakalanya garis itu terputus-putus, maka harus
diambil garis sebelah luar berikutnya. Demikian pila bila garis
pembentuk itu bercabang atau membentuk semacam pulau.
Suatu garis atau lebih yang menempel tegak lurus pada lukisan sidik
jari dengan membentuk siku-siku atau mendekati, maka garis tersebut
dianggap merusak suatu garis lengkung bila menempelnya disebelah luar
garis lengkung baik pada garis Arch (busur), garis Loop (jerat) ataupun garis
Whorl (lingkaran).
Penting sekali untuk dapat dengan tepat menentukan dan meletakkan titik delta dan
titik pusat karena kesalahan dalam hal tersebut bias mengakibatkan kesalahan
dalam menentukan klasifikasi bentuknya.
Jarak putih adalah jarak diantara dua buah garis atau titik. Hitungan pertama selalu
dimulai dari garis pertama dihadapan titik delta. Bila diantara titik delta dan garis
pertama itu terdapat garis yang menghubungkan keduanya dan tepat berada pada
jalan garis khayal, maka garis yang pertama itu tidak boleh dihitung. Hitungan harus
Keberadaan titik fokus didalam sidik jari akan berperan penting dalam
menentukan termasuk klasifikasi apa sidik jari tersebut. Dalam pengklasifikasian
dikenal dua jenis titik fokus yaitu core (titik pusat) yang merupakan titik fokus dalam
(inner terminus) dan delta (titik delta) yang merupakan titik fokus luar (outer
terminus). Tidak semua sidik jari memiliki titik fokus tergantung jenis/klasifikasi dari
sidik jarinya, yaitu bentuk pokok sidik jari Arch (Busur).
Core adalah titik tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan
terjauh dari delta. Dapat dikatakan bahwa core merupakan titik tengah atau pusat
dari lukisan sidik jari.
Dalam menentukan letak core berlaku beberapa ketentuan dibawah ini:
C (II). Apabila garis sangkutan/jerat (Loop) yang terdalam tidak berisi garis-
berakhir atau garis-pendek yang naik sampai setinggi bahu sangkutan
core ditempatkan pada bahu sangkutan yang posisinya terletak lebih
jauh dari posisi delta.
C (III). Apabila sangkutan terdalam berisi n (ganjil) buah garis-berakhir yang naik
sampai bahu sangkutan core ditempatkan pada ujung garis yang paling
tengah.
Interlocking Loop disini artinya bentuk Loop yang saling mengunci satu dengan
yang lainnya atau dua buah lukisan Loop yang saling memotong, maka Core
ditempatkan pada garis bahu yang terjauh dari titik delta.
Contoh:
Bila Shoulder Line (Garis Bahu Loop) berada diatas atau dibawah titik pertemuan
dari kedua garis Loop tersebut, maka Core ditempatkan pada garis yang lebih jauh
letaknya dari delta.
Contoh:
Core ditempatkan pada ujung titik Apendage, sebab garis Apendage tersebut tidak
menyentuh bahu Loop yang berikutnya.
Contoh:
Namun pada prakteknya letak core tidak selalu dapat ditentukan dengan
aturan-aturan yang telah disebutkan diatas. Ada dua kasus yang pada umumnya
dapat mengaburkan dalam menentukan letak core ini. Kasus yang pertama adanya
garis tambahan (appendage), munculnya appendage ini dapat merusak garis sidik
jari bila Appendage tersebut muncul disuatu garis sidik jari yang letaknya berada
Delta (outer terminus) titik fokus luar. Delta dalam pengertian sehari-hari
adalah gugusan yang terdapat pada muara sungai air yang mengalir ke laut atau
danau selalu membawa Lumpur dan batu sehingga lama kelamaan terbentuk suatu
gugusan pulau yang disebut “delta”. Delta yang sebenarnya pada sidik jari adalah
titik/garis yang terdapat pada pusat perpisaan garis type lines. Delta merupakan titik
fokus yang terletak didepan pusat berpisahnya garis pokok (type lines). Garis pokok
lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang
berjajar (paralel) dan memisah serta (cenderung) melingkupi pokok lukisan (pattern
area). Pokok lukisan adalah daerah/ruangan putih yang dikelilingi oleh garis type
lines yang mana ruangan tersebut merupakan tempat lukisan garis sidik jari. Pada
kenyataannya tidak semua sidik jari memiliki delta tetapi ada juga sidik jari yang
memilik lebih dari satu delta.
a. Delta tidak boleh ditempatkan pada garis membelah yang tidak terbuka kearah
core;
b. Apabila harus memilih antara garis membelah dan kemungkinan delta, maka
garis membelah yang dipilih;
c. Apabila terdapat dua atau lebih garis-garis yang memenuhi syarat delta maka
pilih yang terdekat dengan core;
d. Delta tidak boleh ditempatkan di tengah-tengah garis yang berada di antara
garis pokok tetapi harus ditempatkan pada ujung garis yang terdekat
letaknya dengan pusat berpisahnya garis pokok.
Ridge counting merupakan bilangan garis yang menyentuh atau melintasi garis
bayangan yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk dalam
penghitungan bilangan garis). Garis-garis yang kelihatannya sangat halus (tipis)
dicelah-celah garis-garis yang tebal disebut insipientridge, dan garis ini tidak ikut
dihitung karena biasanya tidak selalu ada. Sedangkan, bagaimanapun kecilnya
ukuran sebuah titik(dot), garis pendek (short ridge) harus diperlakukan garis sidik
jari yang ikut dihitung, apabila sama tebalnya dengan garis-garis yang lain.
Jumlah 20 Garis dari Delta ke Core Jumlah 10 Garis dari Delta ke Core
Bentuk Lukisan sidik Jari TWT/Double Loop Bentuk Lukisan Sidik Jari
Whorl
Saku Sisi
9) S 11 U OOO 2
M 12 U III 3
Keterangan:
1. Key (Rumus Penutup);
2. Major Division;
3. Primary (Classification);
4. Secondary;
5. Sub Secondary;
6. Final.
Contoh:
Key = 9
Diambil dari hitungan garis (Ridge Counting) Loop (Jerat) pertama jari
Jempol, apabila tidak ada di jari jempol maka diambil dari jari berikutnya
kecuali jari kelingking.
Tabel Hitungan Garis (Ridge Counting) pada Major Division untuk jari jempol
kanan dan kiri:
1 - 11 = S
12 - 16 = M
17 keatas= L
Apabila jari jempol kiri hitungan garisnya 17 keatas, maka jempol kanan
symbol garisnya berubah menjadi:
1 - 17 = S
18 - 22 = M
23 keatas = L
3. Primary (Classification)
Adalah rumusan yang diambil dari teraan bentuk Whorl dengan menjumlah
nilai yang telah ditetapkan dalam setiap kotak.
a.
Nilai 16 Nilai 16 Nilai 8 Nilai 8 Nilai 4
Nilai 4 Nilai 2 Nilai 2 Nilai 1 Nilai 1
5. Sub Secondary Classification yang terdiri dari jari telunjuk, tengah, dan
kelingking tangan kanan maupun kiri:
Jari Telunjuk :
1 - 9=I
10 atau lebih = O
Jari Tengah :
1 - 10 = I
11 atau lebih = O
Jari Manis :
1 - 13 = I
14 atau lebih = O
Pada kertas slip sidik jari ada kotak yang berjumlah 10 (sepuluh) buah
untuk penempatan teraan jari kanan maupun kiri, tapi kadang kala tidak ada
teraannya dan juga tidak ada keterangannya apakah buntung atau sakit pada
kotak tersebut, maka dapat dilihat dari pengambilan teraan empat jari
bersama. Kalau memang buntung, pasti pada teraan empat jari bersama
tidak ada teraannya, oleh karena itu bentukan yang ditentukan adalah
bentukan yang ada pada kotak atasnya atau sebaliknya.
Untuk menyimpan data sidik jari, ada beberapa cara yang digunakan:
Menggunakan kartu A
Kartu A ini adalah sebagai kartu kendali yang isinya memuat Nama dan
Rumusan Sidik Jari, gunanya sebagai pengendali untuk memudahkan
pencarian arsip kartu slip sidik jari yang berdasarkan Rumusan
Klasifikasi.
Menggunakan kartu B
Kartu B ini adalah sebagai kartu kendali yang isinya memuat Nomor
Daktiloskopi dan Rumusan Sidik Jari, gunanya sebagai pengendali
untuk memudahkan pencarian arsip kartu slip sidik jari yang
berdasarkan Rumusan Klasifikasi. Kartu slip sidik jari disimpan
berdasarkan Rumusan Klasifikasi Berikut susunan arsip kartu slip
sidik jari yang berdasarkan Rumusan Klasifikasi yaitu:
a. Primary, klas 1/1 sampai dengan 32/32;
b. Secondary dimulai dahulu dengan huruf A,T,R,U,dan W;
c. Sub Secondary;
d. Final;
e. Major Division; dan
f. Key.
Klas kedua Secondary dimulai dari A/A - T/T - R/R - U/U - W/W = 25
Pecahan
A/A - A/T - A/R - A/U - A/W = 5 Pecahan
T/A - T/T - T/R - T/U - T/W = 5 Pecahan
R/A - R/T - R/R - R/U - R/W = 5 Pecahan
U/A - U/T - U/R - U/U - U/W = 5 Pecahan
W/A - W/T - W/R - W/U - W/W= 5 Pecahan
Klas ketiga Sub Secondary bentuk Loop (Jerat) dimulai dari III/III sampai
dengan OOO/OOO = 64 Pecahan
III/III - III/IIO - III/IOI - III/IOO - III/OII - III/OIO - III/OOI - III/OOO
IIO/III - IIO/IIO - IIO/IOI - IIO/IOO - IIO/OII - IIO/OIO - IIO/OOI - IIO/OOO
IOI/III - IOI/IIO - IOI/IOI - IOI/IOO - IOI/OII - IOI/OIO - IOI/OOI - IOI/OOO
IOO/III - IOO/IIO - IOO/IOI - IOO/IOO - IOO/OII - IOO/OIO - IOO/OOI -
IOO/OOO
OII/III - OII/IIO - OII/IOI - OII/IOO - OII/OII - OII/OIO - OII/OOI - OII/OOO
OIO/III - OIO/IIO - OIO/IOI - OIO/IOO - OIO/OII - OIO/OIO - OIO/OOI -
OIO/OOO
Klas ketiga Sub Scondary bentuk Whorl (Lingkaran) dimulai dari III/III
sampai dengan OOO/OOO = 27 X 27 = 729 Pecahan
III - III - III - III - III - III - III - III - III - III - III - III - III - III -
III__ III IIM IIO IMI IMM IMO IOI IOM IOO MII MIM MIO MMI
MMM MMO
III - III - III - III - III - III - III - III - III - III - III
- III_ MOI MOM MOO OII OIM OIO OMI OMM
OMO OOI OOM OOO
IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM
- IIM III IIM IIO IMI IMM IMO IOI
IOM IOO MII MIM MIO MMI
IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM - IIM
- IIM MMM MMO MOI MOM MOO OII OIM OIO
OMI OMM
IIM - IIM - IIM - IIM OMO
OII OOM OOO
IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - II0
- IIO III IIM IIO IMI IMM IMO IOI IOM IOO MII
MIM MIO MMI
IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO - IIO
- IIO MMM MMO MOI MOM MOO OII OIM OIO OMI
OMM OMO
Dan seterusnya....
S S S
S M L