Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/305302293

Penerapan Shojinka pada Perencanaan Tenaga Kerja dalam kerja Berkelompok

Conference Paper · November 2015

CITATIONS READS

0 1,104

1 author:

Arif Rahman
Brawijaya University
30 PUBLICATIONS 30 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Arif Rahman on 14 July 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Penerapan Shojinka Pada Perencanaan Tenaga
Kerja Dalam Kerja Berkelompok
Arif Rahman
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Jl. Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
posku@ub.ac.id

ABSTRAK
Pelaksanaan tugas atau pekerjaan terkadang dilaksanakan dalam kerja
berkelompok. Banyaknya orang yang dibutuhkan tiap tugas juga tidak seragam.
Kebutuhan tenaga kerja perlu direncanakan dan dikendalikan dengan baik. Penerapan
Shojinka memungkinkan untuk mengatur jumlah tenaga kerja secara fleksibel. Teknik
Shojinka mempergunakan alat bantu peta kelompok kerja dan keseimbangan lintasan,
untuk mengelompokkan tugas yang juga memperhatikan kebutuhan tenaga kerja pada
tiap tugasnya. Setiap stasiun kerja akan berisi satu atau lebih tenaga kerja dengan
pembagian kerja yang digambarkan dalam peta kelompok kerja. Keseimbangan lintasan
mempertimbangkan kendala bahwa waktu siklus di semua stasiun kerja harus lebih cepat
daripada waktu siklus yang diperlukan untuk memenuhi permintaan. Teknik Shojinka
dengan peta kelompok kerja dan keseimbangan lintasan dipergunakan untuk
mengestimasikan jumlah stasiun kerja yang diperlukan dan kebutuhan tenaga kerja di
masing-masing stasiun kerja..
Kata kunci— Kebutuhan tenaga kerja, Kerja berkelompok, Teknik shojinka, Peta
kelompok kerja, Keseimbangan Lintasan.

I. PENDAHULUAN fleksibel menyesuaikan perubahan permintaan


Pekerjaan atau tugas adalah bagian dari (Monden, 2011). Konsep fleksibilitas dinamis
serangkaian proses bisnis atau aktivitas bisnis dari Shojinka sebenarnya mengikuti prinsip
dari organisasi untuk mencapai visi dan dari chase demand strategy, yaitu
misinya. Setiap anggota organisasi menambahkan jumlah tenaga kerja saat
berkewajiban untuk melaksanakan tugas yang kebutuhan produksi tinggi dan mengurangi
menjadi tanggung jawabnya. Terkadang saat jumlahnya saat kebutuhan produksi rendah.
pelaksanaan tugas harus dikerjakan secara Implementasi teknik Shojinka memberikan
kerjasama berkelompok, karena tidak fleksibilitas dalam pengaturan jumlah tenaga
memungkinkan untuk dilakukan oleh hanya kerja, termasuk fleksibilitas dalam pembagian
satu orang saja. Dan banyaknya orang yang tugas.
dibutuhkan untuk tiap tugas juga tidak Pendekatan teknik Shojinka untuk
seragam. Sehingga pada saat tertentu, beberapa perencanaan kebutuhan tenaga kerja dapat
orang harus bekerjasama untuk mengerjakan dipergunakan dalam sistem flowshop ataupun
satu tugas, namun setelah selesai mereka akan jobshop (Rahman, 2011a), dalam sistem make
terpecah untuk mengerjakan tugas lain yang to order (Rahman et.al., 2012a), demikian pula
menjadi tanggung jawab masing-masing. di industri jasa (Rahman, 2012b)
Teknik Shojinka merupakan salah satu Implementasi analisa keseimbangan lini
teknik yang dikembangkan dalam sistem pada teknik Shojinka dalam perencanaan
produksi Toyota. Istilah 諸 人 家 (‗Shojinka‘) kebutuhan tenaga kerja bertujuan untuk
terbentuk dari tiga kata berbahasa Jepang mencapai efisiensi pengelolaan tenaga kerja
(Sennott et al. 2006), yaitu tersusun dari kata- dengan tetap memperhatikan penugasan atau
kata 諸 (‗sho‘ yang bermakna ―variasi‖), 人 pembagian kerja dari lini produksi atau
perakitan. Analisa keseimbangan lini mulai
(‗jin‘ yang bermakna ―manusia‖ atau pekerja)
dikembangkan untuk analisa pada Straight
dan 家 (‗ka‘ yang bermakna ―rumah‖ atau
Line Balancing (Salveson, 1955), U-shaped
stasiun kerja). Teknik Shojinka adalah suatu Line Balancing (Miltenburg & Wijngaard,
teknik pengaturan jumlah tenaga kerja yang

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-1
Rahman

1994), dan Parallel Line Balancing (Gokcen kerja dalam masing-masing stasiun kerja,
et.al., 2006). Pendekatan teknik Shojinka termasuk penugasan kerjanya.
dengan penerapan analisa keseimbangan lini
dipergunakan dalam mengatur jumlah tenaga II. METODOLOGI
kerja pada lini perakitan (Indrayadi et.al 2011), Penelitian ini termasuk penelitian
lini produksi tunggal (Rahman, 2011b), lini konseptual (conceptual research). Metode
produksi jamak (Gokcen et.al, 2010). conceptual research memberikan kerangka
Multiple Activity Chart adalah peta yang metode penelitian yang merumuskan atau
menggambarkan serangkaian aktivitas- mengembangkan konsep, metode, teknik,
aktivitas kerja yang simultan dari satu atau algoritma atau teori yang merepresentasikan
beberapa orang dengan satu atau beberapa sistem untuk pemecahan permasalahan
mesin yang dilaksanakan selama satu periode tertentu. Langkah-langkah penelitian
waktu tertentu. Multiple Activity Chart ditunjukkan Gambar 1.
mempergunakan simbol peta standar untuk
menampilkan subyek jamak dan aktivitas yang Mulai
dilakukan di setiap kolom vertikal dengan Pengamatan Pendahuluan Studi
skala waktu (Phillips & McConnell, 2005). Domain Masalah Literatur
Peta ini dipergunakan untuk mendeteksi waktu
menganggur dari pekerja atau mesin, Perumusan Masalah dan
Penentuan Tujuan
menyeimbangkan beban kerja antar pekerja,
dan menentukan kebutuhan pekerja atau mesin. Pengembangan Algoritma
Gang Process Chart merupakan salah satu dengan Pendekatan
Teknik Shojinka
peta aktivitas jamak yang dipergunakan untuk
mempelajari serangkaian aktivitas-aktivitas
Evaluasi
yang dilaksanakan oleh satu kelompok orang
yang bekerja sama (Barnes, 1968). Gang Pengumpulan Data:
Process Chart dikembangkan oleh Colonel  Tingkat permintaan
John A. Aldridge dari Control Division, Army  Hubungan antar operasi
 Waktu operasi
Service Forces, War Department. Peta ini  Kebutuhan operator tiap
menggabungkan peta-peta proses individu dari operasi
anggota kerjanya yang diatur untuk  Precedence diagram
memungkinkan dianalisa lebih lanjut. Gang Penerapan Algoritma
Process Chart mampu menunjukkan hubungan
nyata antara status idle dan beroperasi dari Selesai
mesin dengan status idle dan bekerja dari
operator yang mengendalikan mesin tersebut, Gambar 1 Langkah-langkah Penelitian
sehingga perbaikan dapat dilakukan dengan
mengurangi status idle dari operator atau mesin Lingkup masalah dibatasi pada lini
(Niebel & Frevaids, 1999). produksi di mana terdapat keragaman
Gang Process Chart dapat dipergunakan di kebutuhan tenaga kerja di tiap operasinya. Lini
industri manufaktur (Singh, 2011) maupun produksi bersifat intermittent dengan ukuran
industri lainnya, misalnya layanan kesehatan lot proses setiap siklus di tiap operasi hanya
(McConnell, 2011). satu.
Pada pekerjaan di mana proses dari Data yang dipergunakan meliputi tingkat
beberapa aktivitasnya dikerjakan oleh beberapa permintaan, hubungan antar operasi, waktu
orang dengan jumlah kebutuhan di masing- operasi, dan kebutuhan tenaga kerja tiap
masing aktivitas atau operasi berbeda, maka operasi. Hubungan antar operasi menunjukkan
perlu pengaturan jumlah stasiun kerja dengan hubungan predecessor dengan successor-nya.
penentuan jumlah orang di masing-masing Kebutuhan tenaga kerja menunjukkan jumlah
stasiun kerja. Penelitian ini menganalisa tenaga kerja yang bekerja sama mengerjakan
pengaturan kebutuhan tenaga kerja dengan operasi yang terkait selama waktu operasinya.
menggabungkan analisa keseimbangan lini dan Tingkat permintaan dipergunakan sebagai
gang process chart. Analisa keseimbangan lini batasan waktu siklus dari lini produksi.
untuk mengatur jumlah stasiun kerja. Gang Keluaran dari penelitian ini adalah sebuah
process chart untuk mengatur jumlah tenaga algoritma pendekatan teknik shojinka dengan

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-2
Penerapan Shojinka Pada Perencanaan Tenaga Kerja Dalam Kerja Berkelompok

menerapkan analisa kesimbangan lini dan gang Keterangan:


process chart untuk merencanakan kebutuhan TMO : Waktu jam-orang dari operasi (jam-
tenaga kerja. orang)
M : Kebutuhan orang di operasi (orang)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN TO : Waktu operasi (jam)
A. Algoritma Pendekatan Teknik Shojinka
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja dalam 5. Pengelompokan stasiun kerja. Memilih
kerja berkelompok perlu memperhatikan operasi sesuai urutan prioritas, selanjutnya
urutan proses dalam aliran lini produksinya. menggabungkan dengan operasi-operasi
Algoritma penerapan teknik shojinka lain yang berdekatan dengan batasan
dalam perencanaan kebutuhan tenaga kerja waktu siklus stasiun kerja tidak melebihi
dengan implementasi analisa keseimbangan waktu siklus lini (persamaan (3)).
lini dan gang process chart adalah sebagai Pengelompokkan stasiun kerja memadukan
berikut : metode analisa keseimbangan lini dan
1. Pengumpulan data. Menentukan lingkup gang process chart. Gang process chart
studi dan mengumpulkan data yang dipergunakan untuk mengatur penugasan
diperlukan. Lingkup membatasi operasi tenaga kerja dalam stasiun kerjanya.
yang akan dianalisa kebutuhan tenaga Dalam satu stasiun kerja memungkinkan
kerja dan penugasannya. Data yang beberapa operasi terlaksana secara paralel
diperlukan untuk analisis adalah tingkat atau overlapping oleh orang yang berbeda.
permintaan; hubungan antar operasi atau Persamaan (4) menunjukkan waktu siklus
urutan operasi; waktu operasi; dan stasiun kerja lebih kecil dibandingkan total
kebutuhan tenaga kerja tiap operasi. waktu operasi dari operasi-operasi dalam
2. Pembuatan precedence diagram. Urutan stasiun kerja tersebut. Persamaan (4) juga
operasi dipetakan dalam precedence menunjukkan bahwa total waktu jam-orang
diagram. Pemetaan dilakukan dalam stasiun kerja tersebut dibagi dengan
mempergunakan activity on node dengan banyaknya tenaga kerjanya lebih kecil
panah menunjukkan hubungan daripada waktu siklus stasiun kerja
predecessor-successor. TCS  TCL (3)
3. Penentuan waktu siklus lini. Waktu siklus
lini dihitung dengan mempertimbangkan T MO

tingkat permintaan, seperti yang


Station

n
 TCS  T
Station
O (4)
ditunjukkan pada persamaan (1).
C
TCL  Keterangan :
D (1) TCL : Waktu siklus lini (jam/unit)
W HE
 TCL  TCS : Waktu siklus stasiun kerja (jam/unit)
D TMO : Waktu jam-orang dari operasi (jam-
orang)
Keterangan : TO : Waktu operasi (jam)
TCL : Waktu siklus lini (jam/unit) n : Banyaknya tenaga kerja di stasiun
C : Kapasitas jam kerja satu bulan (jam) kerja (orang)
D : Permintaan dalam satu bulan (unit)
W : Hari kerja dalam satu bulan (hari) 6. Analisa. Langkah terakhir untuk
H : Jam kerja dalam satu hari (jam/hari) menganalisa pengelompokan operasi
E : Efisiensi tenaga kerja (%) dalam stasiun kerja. Menganalisa waktu
siklus masing-masing stasiun kerja
4. Penentuan prioritas operasi. Menghitung dibandingkan waktu siklus lini, yang
jam-orang setiap operasi dengan ditunjukkan persamaan (5). Menganalisa
menggunakan persamaan (2). efisiensi stasiun kerja, seperti pada
Mengurutkan prioritas operasi berdasarkan persamaan (6), serta efisiensi tenaga kerja,
kebutuhan orangnya lalu waktu seperti pada persamaan (7). Menghitung
operasinya. jumlah kebutuhan tenaga kerja berdasarkan
TMO  M  TO (2) total banyaknya tenaga kerja di stasiun

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-3
Rahman

kerja seperti yang ditunjukkan persamaan Operasi


Waktu
Pred. Succ.
Operator
(8). (menit) (orang)
TCS  TCL Station O15 2
O13,
2
(5) O14
 TCL  max{TCS } Station
T
 S  CS  100% Station (6)
C. Implementasi Algoritma Pendekatan
TCL Teknik Shojinka
TO
Manpower
Berdasarkan
dikumpulkan,
data-data
selanjutnya
yang telah
membuat
M   100% Manpower(7) precedence diagram seperti yang ditunjukkan
TCL
Gambar 2.
N  n
Station
(8)
O1 O4 O6 O13

O9
Keterangan:
O7 O10 O11 O12 O15
TCL : Waktu siklus lini (jam/unit)
TCS : Waktu siklus stasiun kerja (jam/unit) O2 O3 O5 O8 O14
TO : Waktu operasi (jam)
S : Efisiensi stasiun kerja (%) Gambar 2 Precedence Diagram
M : Efisiensi tenaga kerja (%)
n : Banyaknya tenaga kerja di stasiun Waktu siklus lini dihitung berdasarkan
kerja (orang) persamaan (1) sesuai permintaan, waktu
N : Kebutuhan tenaga kerja di seluruh produksi dan estimasi efisiensi produksinya.
lini (orang) Waktu siklus lini dengan efisiensi sekitar 90%
adalah tidak lebih dari 0,288 jam atau 17,28
B. Pengumpulan Data menit sesuai perhitungan berikut.
Data yang dikumpulkan untuk W HE
merencanakan kebutuhan tenaga kerja dalam TCL 
kerja berkelompok meliputi : tingkat
D
20  8  90%
permintaan; hubungan antar operasi atau  TCL 
urutan operasi; waktu operasi; dan kebutuhan 500
tenaga kerja tiap operasi.  TCL  0,288 jam
Permintaan produk sebesar 500 unit yang
harus diproduksi dalam 20 hari kerja, dengan 8 Tabel 2 menunjukkan urutan prioritas
jam kerja setiap harinya. Data-data operasi pengelompokan. Urutan dari operator
ditunjukkan pada Tabel 1. terbanyak. Untuk jumlah operator sama
diurutkan lagi dari waktu operasi terlama.
Tabel 1 Data-data Operasi Lini Produksi
Waktu Operator Tabel 2 Urutan Prioritas Operasi
Operasi Pred. Succ.
(menit) (orang) Operator Waktu Menit-
Operasi
O1 3 O3, O4 1 (orang) (menit) Orang
O2 5 O,3 1 O4 3 7 21
O3 5 O1, O2 O5 1 O7 3 3 9
O5, O6, O5 2 9 18
O4 7 O1 3
O7 O10 2 7 14
O5 9 O3, O4 O8 2 O15 2 2 4
O6 3 O4 O9 1 O11 1 11 11
O7 3 O4 O9 3 O13 1 7 7
O8 6 O5 O10 1 O8 1 6 6
O9 5 O6, O7 O10 1 O2 1 5 5
O10 7 O8, O9 O11 2 O3 1 5 5
O11 11 O10 O12 1 O9 1 5 5
O13, O14 1 5 5
O12 4 O11 1
O14 O12 1 4 4
O13 7 O12 O15 1 O1 1 3 3
O14 5 O12 O15 1 O6 1 3 3

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-4
Penerapan Shojinka Pada Perencanaan Tenaga Kerja Dalam Kerja Berkelompok

Pengelompokan pertama adalah dengan Selanjutnya pengelompokan kedua, yaitu


memilih operasi O4 dengan jumlah operator 3 dengan memilih operasi O7 dengan jumlah
orang. Dengan mempergunakan precedence operator 3 orang. Gambar 4 menunjukkan gang
diagram untuk mencari operasi terdekat, serta process chart untuk pengelompokan stasiun
waktu operasi dan kebutuhan operatornya, kerja ke-2.
selanjutnya mengelompokkan dengan alat
bantu gang process chart. Gang process chart stasiun kerja 2 M4 M5 M6
pada Gambar 3 menunjukkan pengelompokan O7 (3’)
stasiun kerja ke-1 (angka belum tentu
menunjukkan urutan di lini produksi). O9 (5’) idle

O11 (11’)
stasiun kerja 1 M1 M2 M3
O10 (7’)
O4 (7’)
idle
Waktu
15 menit 10 menit 14 menit
O6 (3’) produktif
Waktu
O5 (9’) 0 menit 5 menit 1 menit
O8 (6’)
menganggur
Waktu siklus
15 menit 15 menit 15 menit
stasiun kerja
Waktu
16 menit 16 menit 16 menit Gambar 4 Gang Process Chart Stasiun Kerja 2
produktif
Waktu
0 menit 0 menit 0 menit Tabel 4 menunjukkan 7 operasi yang
menganggur
Waktu siklus belum dikelompokkan setelah pengelompokan
16 menit 16 menit 16 menit
stasiun kerja kedua. Selanjutnya dikelompokkan seperti
Gambar 3 Gang Process Chart Stasiun Kerja 1 Gambar 5.

Gambar 3 menunjukkan bahwa operasi O5 Tabel 4 Operasi Setelah Pengelompokkan Kedua


dengan O8 terjadi overlapping. Dalam satu Operator Waktu Menit-
Operasi
siklus operasi O8 tidak perlu menunggu (orang) (menit) Orang
selesainya O5 (meski terdapat hubungan O15 2 2 4
predecessor-successor), karena operasi O8 O13 1 7 7
mengerjakan hasil kerja O5 siklus sebelumnya.
O2 1 5 5
Setelah pengelompokkan operasi pada
stasiun kerja 1, maka selanjutnya tersisa 11 O3 1 5 5
operasi yang belum dikelompokkan seperti O14 1 5 5
yang ditunjukkan Tabel 3. O12 1 4 4
O1 1 3 3
Tabel 3 Operasi Setelah Pengelompokkan Pertama
Operator Waktu Menit-
Operasi
(orang) (menit) Orang
stasiun kerja 3 M7 M8
O7 3 3 9
O10 2 7 14 O12 (4’)
O13 (7’)
O15 2 2 4
O14 (5’)
O11 1 11 11 idle
O13 1 7 7 O15 (2’)
O2 1 5 5 Waktu
11 menit 9 menit
produktif
O3 1 5 5
Waktu
O9 1 5 5 0 menit 2 menit
menganggur
O14 1 5 5 Waktu siklus
11 menit 11 menit
stasiun kerja
O12 1 4 4
Gambar 5 Gang Process Chart Stasiun Kerja 3
O1 1 3 3

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-5
Rahman

Tabel 5 menunjukkan 3 operasi yang berdasarkan waktu siklus lini produksi sebesar
belum dikelompokkan setelah pengelompokan 16 menit.
ketiga. Selanjutnya dikelompokkan seperti
Gambar 5. Tabel 6 Waktu Siklus dan Efisiensi Stasiun Kerja
Waktu
Stasiun Efisiensi
Tabel 5 Operasi Setelah Pengelompokkan Ketiga Operasi Siklus
Kerja (%)
Operator Waktu Menit- (menit)
Operasi
(orang) (menit) Orang A (4) O1, O2, O3 13 81,25
O2 1 5 5 B (1) O4, O5, O6, O8 16 100
O3 1 5 5 C (2) O7, O9, O10, O11 15 93,75
O1 1 3 3 D (3) O12, O13, O14, O15 11 68,75

Tabel 7 Waktu Produktif dan Efisiensi Tenaga Kerja


stasiun kerja 4 M9 Waktu
Tenaga Efisiensi
Operasi Produktif
Kerja (%)
O1 (3’) (menit)
M1 (B) O4, O5 16 100
O2 (5’)
M2 (B) O4, O5 16 100
O3 (5’)
Waktu M3 (B) O4, O6, O8 16 100
13 menit
produktif M4 (C) O7, O9, O10 15 93,75
Waktu M5 (C) O7, O10 10 62,50
0 menit
menganggur
Waktu siklus M6 (C) O7, O11 14 87,50
13 menit
stasiun kerja M7 (D) O12, O14, O15 11 68,75
Gambar 6 Gang Process Chart Stasiun Kerja 4 M8 (D) O13, O15 9 56,25
M9 (A) O1, O2, O3 13 81,25
Semua operasi telah dikelompokkan dalam
stasiun kerja seperti Gambar 7, maka dapat
diketahui bahwa terdapat 4 stasiun kerja Hasil perencanaan tenaga kerja adalah
dengan kebutuhan tenaga kerja sebanyak 9 sebanyak 9 orang yang dikelompokkan dalam
orang. 4 stasiun kerja. Dengan waktu siklus sebesar
16 menit, lini produksi yang terdiri dari 15
O1 O4 O6 O13
operasi mampu menghasilkan 500 unit produk
O9
dalam 20 hari dengan 8 jam kerja. Efisiensi
O7 O10 O11 O12 O15
stasiun kerja antara 68,75 – 100% dengan rata-
O2 O3 O5 O8 O14
rata sebesar 85,94% dan efisiensi tenaga kerja
antara 56,25 – 100% dengan rata-rata sebesar
Gambar 7 Pengelompokan Stasiun Kerja 83,33%.

Tabel 6 menunjukkan waktu siklus dari IV. PENUTUP


masing-masing stasiun kerja. Dalam kolom Perencanaan tenaga kerja dalam kerja
stasiun kerja, abjad menunjukkan urutan aliran berkelompok dapat dilakukan menggunakan
proses, sedangkan angka menunjukkan urutan algoritma pendekatan teknik Shojinka dengan
pengelompokan. Waktu siklus stasiun kerja analisa keseimbangan lini dan gang process
terbesar dipergunakan untuk menentukan chart. Analisa keseimbangan lini dan gang
waktu siklus lini produksi, yaitu sebesar 16 process chart digunakan terpadu untuk
menit. mengelompokkan operasi dalam stasiun kerja
Tabel 7 menunjukkan waktu produktif dari dengan memperhatikan urutan operasi dan
masing-masing tenaga kerja. Dalam kolom banyaknya tenaga kerja dalam stasiun kerja.
tenaga kerja, kode M sebagai identitas
orangnya, abjad dalam kurung menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
stasiun kerjanya. Efisiensi dihitung Barnes, R.M., 1968, Motion and Time Study:
Design and Measurement of Work, New York:
Wiley

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-6
Penerapan Shojinka Pada Perencanaan Tenaga Kerja Dalam Kerja Berkelompok

Gokcen, H., Agpak, K., & Benzer, R., 2006, Bandung: Magister Teknik Industri Universitas
―Balancing of Parallel Assembly Lines‖, dalam Katolik Parahyangan
International Journal of Production Rahman, A, 2011b, ―Implementasi Shojinka Pada
Economics, Vol. 103 No. 2, hlm. 600–609. Perencanaan Produksi Agregat Dengan
Gokcen, H., Kara, Y. & Atasagun, Y., ―Integrated Pengaturan Tenaga Kerja Dan Pembagian
Line Balancing to Attain Shojinka in Multiple Kerja Fleksibel‖, dalam Rambe, J.M. &
Straight Line Facility‖, dalam International Ginting, R. (Editor), Prosiding Seminar
Journal of Computer Integrated Nasional Teknik Industri BKSTI VI, hlm I173-
Manufacturing, Vol. 23 No. 5, hlm. 402-411‘c I178, Medan: Badan Kerjasama Penyelenggara
Indrayadi, B., Rahman, A. & Hardhiarto, G., 2011, Pendidikan Tinggi Teknik Industri Indonesia
―Penerapan Shojinka Dalam Fleksibilitas,. Rahman, A., Santoso, P.B. & Prasetyo, I.H., 2012a,
Produksi Pada Lintasan Perakitan‖, dalam ―Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan
Rambe, J.M. & Ginting, R. (Editor), Prosiding Teknik Shojinka di Sistem Make To Order
Seminar Nasional Teknik Industri BKSTI VI, Kendala Penyisipan Job dalam On-going
hlm. I159-I172, Medan: Badan Kerjasama Schedule‖, dalam Prosiding Seminar Nasional
Penyelenggara Pendidikan Tinggi Teknik Teknoin 2012, Bidang Teknik Industri, hlm.
Industri Indonesia B.33-B.40, Yogyakarta: Fakultas Teknologi
McConnell, C.R., 2011, The Effective Health Care Industri Universitas Islam Indonesia
Supervisor, Sudbury: Jones & Bartlett Rahman, A., 2012b, ―Pendekatan Antrian M/M/c
Publisher dalam Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kerja
Miltenburg, J. & Wijngaard, J., 1994. ―The U-Line dengan Teknik Shojinka pada Sistem Layanan
Balancing Problem‖, dalam Management Bersifat Stokastik‖, dalam Prosiding Seminar
Science, Vol. 40 No. 10, hlm. 1378–1388. Nasional Teknoin 2012, Bidang Teknik
Monden, Y, 2011, Sistem Produksi Toyota: Suatu Industri, hlm. B.27-B.32, Yogyakarta: Fakultas
Ancangan Terpadu Untuk Penerapan Just-In- Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia
Time, Jilid 1, terjemahan Edi Nugroho, Jakarta: Salveson, M.E., 1955. ―The Assembly Line
Penerbit PPM Balancing Problem‖, dalam Journal of
Niebel, B.W. & Frevaids, A., 1999, Methods, Industrial Engineering, Vol. 6 No. 3, hlm. 18–
Standards, and Work Design, Boston: 25.
McGraw-Hill Sennott, L.I., Oyen, M.P.V., and Iravani, S.M.R.,
Phillips, R.L. & McConnell, C.R., 2005, The 2006, ―Optimal Dynamic Assignment of A
Effective Corrections Manager Correctional Flexible Worker on An Open Production Line
Supervision for The Future, Burlington: Jones with Specialists‖, dalam European Journal of
& Bartlett Learning. Operational Research, Vol 170 No. 2, hlm.
Rahman, A, 2011a, ―Perencanaan Kebutuhan 541–566.
Tenaga Kerja Fleksibel Pada Sistem Job Shop Singh, S., 2011, Handbook of Mechanical
Mempergunakan Teknik Shojinka‖, dalam Engineering, New Delhi: S. Chand &
Loice, R. & Herawati, Y. (Editor), Prosiding Company Ltd.
Seminar Nasional dan Workshop Pemodelan
dan Perancangan Sistem, hlm. 241-249,

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-7
Rahman

(halaman ini sengaja dikosongkan)

Seminar Nasional Terpadu Keilmuan Teknik Industri, 7 November 2015, Universitas Brawijaya – Malang
C-14-8

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai