Anda di halaman 1dari 8

Alur Pembelajaran Implementasi Video Pembelajaran

Topik 1: L1: Diskusi pendahuluan untuk mengembangkan kemampuan


Pendahuluan berpikir matematis
Topik 2: Bilangan L2: Bagaimana caranya L3: Apa itu bilangan?
mengenalkan bilangan?
Topik 3: L4: Bagaimana caranya L5: Apa itu penjumlahan?
Penjumlahan dan mengenalkan penjumlahan?
Pengurangan L6: Bagaimana caranya L7: Apa itu pengurangan?
mengenalkan
pengurangan?
Topik 4: L8: Bagaimana L9: Bagaimana L10: Bagaimana
Melanjutkan melanjutkan melanjutkan melanjutkan
bilangan sampai bilangan sampai penjumlahan? pengurangan?
100 dengan lebih dari 10?
Penjumlahan dan L11: Bagaimana L12: Bagaimana L13: Bagaimana
pengurangan melanjutkan mengenalkan melanjutkan
dalam bentuk bilangan sampai penjumlahan dan penjumlahan dan
bersusun lebih dari 100? pengurangan pengurangan
bersusun? bersusun?
Topik 5: Perkalian L14: Bagaimana mengenalkan L15: Bagaimana cara
perkalian? membuat tabel perkalian?
L16: Apa itu tabel perkalian? L17: Bagaimana cara
mengenalkan perkalian
bersusun?
Topik 6: L18: Bagaimana mengenalkan L19: Bagaimana melanjutkan
Pembagian pembagian? pembagian dengan sisa?
Topik 7: Diskusi L20: Panel Diskusi Reflektif
Reflektif
Kerangka Southeast Asia Basic Education Standard (SEA-BES): Common
Core Regional Learning Standards (CCRLS) in Mathematics

Kerangka ini ditampilkan di setiap modul untuk membantu Anda dalam


mengenal terminologi yang akan digunakan pada Pembelajaran 6. Penggunaan
terminologi dapat memudahkan dalam mempelajari dan membelajarkan konsep
matematis.

Anda dapat menggunakan kerangka berikut sebagai rujukan apabila ada


pertanyaan pada modul terkait terminologi.
Pembelajaran 6: Bagaimana cara mengenalkan pengurangan?

A. Deskripsi Singkat Pembelajaran

Pembelajaran ini dimulai dengan membahas bagaimana pengurangan


diperkenalkan di berbagai negara dan memberikan kasus dari buku teks
nasional berbagai negara. Kemudian, urutan aktivitas pada buku teks Jepang
ditunjukkan untuk memahami cara menerjemahkan berbagai situasi ke dalam
objek semi konkret dan kalimat matematika dengan menggunakan situasi
“sisa”. Pengurangan kemudian diperkenalkan sebagai operasi biner yang
melibatkan dua bilangan abstrak. Kemudian, terjemahan dari kalimat
matematika pengurangan ke masalah cerita ditampilkan. Akhirnya, setiap
langkah dalam proses "Pemodelan Matematika" diulas kembali untuk situasi
"selisih".

B. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti Pembelajaran 6, peserta diharapkan dapat:
• menjelaskan perbedaan situasi sisa dan situasi selisih
• membandingkan cara membelajarkan pengurangan di berbagai negara Asia
Tenggara
• menggunakan istilah yang sudah dipelajari pada topik penjumlahan untuk
menjelaskan urutan aktivitas yang digunakan untuk mengenalkan
pengurangan

C. Berbagi Pengalaman
Bagaimana biasanya Anda mengenalkan pengurangan kepada siswa? Jelaskan
langkah-langkah yang anda lakukan dalam pembelajaran.

Mengenalkan Pengurangan
Ada dua situasi yang bisa digunakan untuk mengenalkan pengurangan, yaitu
situasi sisa dan situasi selisih. Situasi sisa melibatkan satu kelompok objek, di
mana beberapa objek diambil dan ditanya beberapa objek yang tersisa, seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 1. Sementara, situasi selisih melibatkan dua
kelompok objek dan menanyakan perbedaan jumlah antara dua kelompok
tersebut, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 1. Contoh situasi sisa. Gambar 2. Contoh situasi selisih.

Siswa kemungkinan besar akan merespon atau memberi jawaban dengan


pengetahuan yang sudah mereka miliki, yaitu penjumlahan. Respon guru pun
harus mempertimbangkan hal tersebut. Dalam praktiknya, situasi selisih bisa
diperkenalkan sebelum situasi sisa, ataupun sebaliknya.

Seperti halnya penjumlahan, konsep bilangan untuk menyatakan banyak suatu


objek (bilangan kardinal) serta penggabungan dan penguraian bilangan sangat
berperan dalam membantu siswa memahami pengurangan dengan baik.

Bagaimana Pengurangan Diperkenalkan di Berbagai Negara Asia


Tenggara?
Di Malaysia, Indonesia, dan Vietnam, pengurangan diperkenalkan dengan
pendekatan,konteks, dan urutan aktivitas yang berbeda-beda, namun secara
umum masih menggunakan dua situasi, yaitu situasi sisa dan selisih. Gambar 3
menunjukkan salah satu buku teks yang digunakan di Vietnam. Bisakah Anda
menebak situasi yang digunakan pada permasalahan di buku teks tersebut?
Gambar 3. Buku teks matematika yang digunakan untuk mengenalkan pengurangan di Vietnam.

Mengulas Kembali Urutan Aktivitas untuk Penjumlahan


Proses pemodelan matematika untuk penjumlahan akan dijelaskan sebagai
berikut, dengan istilah-istilah penting dicetak tebal. Untuk memodelkan suatu
permasalahan sebagai penjumlahan, yaitu operasi biner yang melibatkan dua
bilangan abstrak, siswa mulai dari permasalahan dengan situasi dunia nyata.
Dalam permasalahan ini, siswa memanipulasi objek konkret dan
menjelaskannya dengan kalimat yang strukturnya tetap (untuk
merepresentasikan bentuk permanen dari penjumlahan). Siswa kemudian
menjelaskan situasi tersebut dengan balok satuan atau objek semi konkret.
Setelah itu, siswa merepresentasikan situasi dalam bentuk atau kalimat
matematika dengan bilangan abstrak dan simbol. Dari bentuk matematika, siswa
mencoba untuk menciptakan soal cerita yang sesuai. Keseluruhan proses ini
disebut pemodelan matematika untuk penjumlahan (Gambar 4).

Gambar 4. Proses pemodelan matematika.


Dalam buku teks Jepang, urutan aktivitas untuk mengenalkan penjumlahan
diawali dengan situasi keseluruhan . Siswa melalui proses pemodelan matematis
dengan situasi ini. Kemudian, proses pemodelan matematis diulangi dengan
situasi kedua, yaitu bertambah banyak. Di akhir, siswa melakukan aktivitas kartu
penjumlahan dengan kelas ekuivalensi. Dalam aktivitas ini, siswa menggunakan
berbagai penalaran seperti induktif, analogis, dan deduktif untuk mengenal dan
melanjutkan pola bilangan. Contoh urutan aktivitas ditunjukkan pada gambar 5.
Coba amati! Bisakah Anda mengidentifikasi urutan aktivitas yang sudah disebut
diatas pada gambar berikut?

Gambar 5. Contoh urutan aktivitas untuk mengenalkan pengurangan.


Siswa kemudian mengenal bilangan 0, melalui situasi yang memunculkan
kebutuhan, yaitu situasi kompetitif. Siswa juga belajar bentuk permanen, yaitu
bahwa operasi penjumlahan yang berlaku untuk bilangan asli, juga berlaku untuk
0 (Gambar 6).
Gambar 6. Contoh situasi untuk memunculkan kebutuhan akan bilangan 0.

Urutan aktivitas untuk mengenal penjumlahan diakhiri dengan dua macam


latihan, yaitu latihan untuk memperoleh kemahiran makna (situasi keseluruhan
dan bertambah banyak) dan latihan untuk memperoleh kemahiran
keterampilan atau prosedur berupa soal-soal latihan.

Kata dan frase yang dicetak tebal diatas adalah istilah-istilah yang penting untuk
diketahui guru dalam merancang aktivitas matematis untuk siswa. Anda akan
menggunakan kata dan frase tersebut untuk menjelaskan aktivitas pengurangan.

Urutan aktivitas untuk mengenalkan pengurangan


Pembahasan dilanjutkan dengan menampilkan urutan aktivitas yang digunakan
untuk mengenalkan pengurangan (Gambar 7). Dengan menggunakan istilah
yang sudah dipelajari pada pembahasan tentang penjumlahan, guru kemudian
menjelaskan urutan aktivitas tersebut.

Gambar 7. Contoh urutan aktivitas yang digunakan untuk mengenalkan pengurangan.

Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut dengan menggunakan apa yang Anda pelajari
setelah menonton video Pembelajaran 6.
1. Mengapa situasi selisih lebih sulit bagi siswa daripada situasi sisa?Konsep apa yang
diperlukan untuk memahami situasi selisih?
2. Pada buku teks Bahasa Jepang, mana yang dikenalkan terlebih dahulu, situasi
sisa atau selisih? Jelaskan alasannya!

Jika Anda diminta menjelaskan, konsep apa saja yang dapat Anda ceritakan pada
rekan yang lain dengan percaya diri? Centang konsep-konsep yang sudah Anda
pahami.

 Situasi sisa

 Situasi selisih

 Representasi

 Operasi biner

 Kemahiran makna

 Urutan aktivitas dalam membelajarkan pengurangan

Referensi dan Sumber Bacaan


Gan, T. H., Masami, I. & Teh, K. H. (2021). Mathematics challenges for classroom
practices at the lower secondary level. Based on SEAMEO Basic Education
Standards: Common Core Regional Learning Standards in mathematics.
Penang: SEAMEO RECSAM.

Managao, D. D., Ahmad, N. J., & Isoda, M. (Eds.). (2017). SEAMEO Basic Education
Standards (SEA-BES): Common Core Regional Learning Standards (CCRLS) in
mathematics and science. Penang, Malaysia: SEAMEO RECSAM.

Masami Isoda. (2015). Study with your friends mathematics for elementary school
1st grade. Japan: Gakkohtoso CO., LTD.

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2018). Belajar bersama temanmu matematika


untuk sekolah dasar kelas I. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Anda mungkin juga menyukai