B. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti Pembelajaran 1, peserta diharapkan dapat:
• menjelaskan pemikiran tingkat tinggi dari perspektif sinkronisasi kerangka
kerja kurikulum Pendidikan matematika dari berbagai negara di Asia
Tenggara
• menjelaskan cara membelajarkan pemikiran tingkat tinggi dengan
menggunakan Southeast Asia Basic Education Standard (SEA-BES): Common
Core Regional Learning Standards (CCRLS) in Mathematics
• menjelaskan pengembangan pemikiran tingkat tinggi pada siswa dengan
menggunakan kasus dari buku teks Jepang
• menjelaskan variasi berpikir matematis dalam kerangka kurikulum di
negara-negara Asia Tenggara dan dalam kerangka analitis
• menjelaskan variasi penggunaan berpikir matematis menggunakan
terminologi konkret yang digunakan oleh guru (dengan menggunakan
contoh pada buku teks Jepang)
C. Berbagi Pengalaman
Bagaimana Anda membelajarkan atau mengimplementasikan keterampilan
berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran matematika?
Sinkronisasi internasional kerangka kerja kurikulum untuk
mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS)
The Southeast Asia Basic Education: Common Core Regional Learning Standards
(SEA-BES CCRLS) merupakan suatu kerangka yang dikembangkan dan diarahkan
untuk menciptakan komunitas negara Anggota SEAMEO yang harmonis. Tujuan
matematika pada SEA-BES CCRLS adalah sebagai berikut:
• Mengembangkan nilai-nilai matematika, sikap dan kebiasaan berpikir
untuk karakter manusia,
• Mengembangkan berpikir matematis dan mampu terlibat dalam proses
yang sesuai,
• Memperoleh kemahiran dalam isi matematika dan menerapkan
matematika dalam situasi yang sesuai.
Berkaitan dengan HOTS, berikut ini adalah kerangka kerja kurikulum abad ke-21
yang diajukan oleh Dr. Habibah, Direktur Jenderal dari Kementrian Pendidikan
Malaysia dan telah diterima APEC. Pada kerangka kerja kurikulum pada gambar
di bawah ini, kita bisa mendefinisikan HOTS. Silakan mengacu pada video
pembelajaran yang tersedia pada lesson 1 untuk memperoleh informasi lebih
lengkap mengenai kerangka kurikulum untuk mengembangkan HOTS.
Gambar 1. Framework kurikulum abad ke-21 oleh Dr. Habibah (2019).
Jepang merupakan salah satu negara yang sudah mengadopsi HOTS dalam
kerangka kerja kurikulum nasionalnya. Bagaimana dengan kerangka kerja
kurikulum di negara Asia Tenggara seperti di Indonesia, Filipina, dan Thailand?
Berdasarkan Southeast Asia Basic Education Standard (SEA- BES): Common Core
Regional Learning Standards (CCRLS) in Mathematics yang dikembangkan oleh
CRICED dan SEAMEO Recsam, ada tiga pilar dalam pembelajaran matematika,
yaitu mathematical value, attitudes and habits for human character, mathematical
thinking and processes, dan content. Ketiga pilar tersebut berhubungan dengan
soft skills, cognitive skills, dan hard skills yang ada pada kerangka kerja kurikulum
pada Gambar 1 di atas.
Pada dasarnya, Content yang ada pada SEA-BES CCRLS dapat dipelajari melalui
akuisisi. Sama halnya dengan hardskills, keterampilan tersebut bisa dipelajari
melalui pelatihan, misalnya akuisisi. Di sisi lain, kita dapat mempelajari
"Mathematical Thinking and Processes” melalui refleksi. Dengan refleksi kita bisa
mempelajari cara berpikir dan sebagainya. Kemudian, mathematical Value,
attitudes and habits for Human Character” dapat dipelajari melalui apresiasi dan
juga refleksi. Jadi, secara keseluruhan, pada framework ini berkaitan dengan
akuisisi, refleksi dan apresiasi yang saling berhubungan dengan "Soft Skills",
"Cognitive Skills", dan "Hard Skills".
Membelajarkan HOTS menggunakan SEA- BES CCRLS in Mathematics.
Perhatikan Gambar 2 berikut ini. Pada gambar tersebut diberikan tampilan
halaman pengantar untuk materi Bilangan pada salah satu Buku Matematika
Jepang yang sudah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
Framework pada Gambar 3 di atas dapat digunakan oleh peneliti dan disebut
dengan framework analitis. Kerangka kerja analitis tersebut tidak memaparkan
konten tertentu seperti himpunan, unit, dan perbandingan, seperti framework
SEA-BES: CCRLS in Mathematics.
Variasi penggunaan “Berpikir Matematis” yang diilustrasikan menggunakan
terminologi konkret yang digunakan oleh guru
Istilah dalam framework kurikulum bukanlah istilah yang mudah dan biasa
digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Dengan mengambil contoh buku teks
matematika Jepang, kita dapat melihat bahwa terdapat permasalahan
matematika yang disertai dengan terminologi/istilah pada Framework CCRLS in
Mathematics yang dituliskan secara formal seperti yang dapat dilihat pada
gambar 4 di atas. Dalam buku tersebut, penalaran analogis, penalaran deduktif,
dan penalaran induktif dituliskan secara formal yang disertai dengan
penjelasannya, sehingga dapat membantu siswa untuk dapat memahaminya.
Selanjutnya pada buku teks matematika Jepang untuk jenjang SD, juga terdapat
penjelasan untuk istilah-istilah dalam framework SEA-BES: CCRLS yang langsung
digunakan dalam pembelajaran. Perhatikan Gambar 5 di bawah ini. Pada gambar
tersebut, “Monster” digunakan untuk merepresentasikan dan menjelaskan proses
berpikir matematis.
Evaluasi
Jawablah pertanyaan berikut dengan menggunakan apa yang Anda dapat setelah
menonton video Pembelajaran 1.
1. Apakah Higher Order Thinking berkaitan dengan keterampilan atau
kompetensi yang ada pada kerangka kurikulum di setiap negara di Asia
Tenggara?
2. Tuliskan salah satu contoh membelajarkan HOTS dengan menggunakan SEA-
BES: CCRLS in Mathematics dengan konteks pada buku Matematika Jepang!
Jika Anda diminta untuk menjelaskan, konsep mana saja kah yang bisa Anda
ceritakan dengan percaya diri pada rekan Anda yang lain? Centang konsep-
konsep yang sudah Anda pahami.
Managao, D. D., Ahmad, N. J., & Isoda, M. (Eds.). (2017). SEAMEO Basic Education
Standards (SEA-BES): Common Core Regional Learning Standards (CCRLS) in
mathematics and science. Penang, Malaysia: SEAMEO RECSAM.
Masami Isoda. (2015). Study with your friends mathematics for elementary school
1st grade. Japan: Gakkohtoso CO., LTD.