Anda di halaman 1dari 46

PERAWATAN DAN PENANGANAN INSTRUMEN BEDAH

Laporan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Praktik Pelatihan
Skill Couse Operation Room Nurse (BSCORN)

Pembimbing :
………………………………………..

Disusun oleh :
Ongky Ramadhan

HIPKABI PD RENTAGON
BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
JEMBER
BAB 1 PENDAHULUAN

Instrumen adalah aset utama dan menunjukkan angka yang besar pada

pembelanjaan total rumah sakit. Pengalaman praktis terekam dalam panduan ini,

bersamaan dengan gambaran tentang hubungan antar relasi yang mendasar, hal ini

bermaksud untuk membantu para pengguna menjaga semua instrumen yang mereka

miliki -yang bias digunakan kembali- tetap berfungsi dengan baik dan nilainya

terpelihara sampai dengan tahun-tahun yang mendatang, dengan memastikan

pemeliharaan dan perawatan intrumen yang tepat. Harus ditekankan bahwa ukuran

yang direkomendasikan harus selalu dilaksanakan sesuai dengan instruksi dari

pabriknya, kebutuhan pasien akan kehigienisan, dan petunjuk keselamatan kerja yang

resmi (Ceylan, 2018).

Pengelolaan instrumen terus meningkat sesuai dengan perundangundangan

(Medical Devices Act, Medical Devices Directive), yang secara umum cenderung

mengarah pada keharmonisan diseluruh dunia. Sebagai tambahan, ada ketentuan

hukum secara langsung yang perlu untuk diamati, misalnya Jerman

ಯ Betreiberverordnung ರ (peraturan operator), yang dilaksanakan oleh Medical

Devices Directive (MMD). Mereka menyediakan instruksi secara rinci dalam bentuk

ukuran validasi yang harus dilaksanakan oleh Central Sterile Supply Departement

(CSSD) [Departemen Pusat Persediaan Steril]. Untuk memenuhi hal tersebut, dapat

dengan baik dipastikan dan didokumentasikan dalam konteks quality system (QS).

Untuk itu, ಯ Brosur Merah ರ mempunyai struktur proses orientasi yang didasarkan
pada EN ISO 17664 propinsi, ini dapat digunakan secara langsung untuk proses QS.

Bagaimanapun juga, harus tetap diingat bahwa produk-instruksi khusus ini harus

selalu terlihat dalam tiap konteks instruksi secara umum untuk semua jenis instrumen

terutama yang khusus. Ketika berbicara tentang “baja berkualitas tinggi” atau “baja

stainless”, orang cenderung berpendapat bahwa baja dengan kualitas ini tidak akan

rusak dan sangat tahan lama. Banyak pengguna klinik tidak mengharapkan

instrumennya cepat menjadi rusak. Akan tetapi, mereka cukup terkejut mengetahui

bahwa baja stainless pun berpotensi terhadap serangan kerusakan akibat iklim, suhu

dan zat kimia. Namun, selama anda mengerti akan material dan karakteristiknya dan

tahu bagaimana menangani produk ini, anda akan bisa memperpanjang masa pakai

bebas masalah produk baja stainless anda (Choma, 2020).

Instrumen bedah mikro memerlukan penanganan yang khusus dan hati-hati.

Sehubungan dengan kebutuhan dari aplikasinya, instrumen ini sangat lembut, dan

memiliki bagian fungsional yang mudah pecah. Instrumen gigi juga memerlukan

penanganan perawatan yang khusus sehubungan dengan banyaknya varietas yang

dimiliki dan material khusus yang digunakan dalam tiap kasus. Hal yang sama

berlaku juga pada komponen sistem motor bedah, terutama bila alat tersebut harus

digunakan dalam kondisi streril, untuk itu alat tersebut harus dibersihakan dan

disterilkan setelah digunakan, seperti pada gagang motor (motor kompresor angin dan

mikro-motor). Kelompok instrumen lain yang memerlukan penanganan perawatan

khusus yang termuat dalam buku petunjuk ini antara lain, rigid endoskopi, instrumen

HF, fleksibel endoskopi dan instrumen elastis Tidak ada gunanya dikatakan,

pengguna alat-alat medis mengharapkan pabrik terkenal berlatih cara penanganan


yang terbaik untuk menyeleksi material dan produk rakitannya. Oleh karena itu

pengguna alat medis dapat mengoptimalkannya dengan menyesuaikan diri terhadap

tujuan dan fungsi sempurna yang diharapkan. Tetapi untuk mempertahankan nilai

intrumen, pengguna alat medis harus memberikan kontribusi penting yaitu dengan

memberikan perawatan dan penanganan yang tepat. Buku ini bertujuan menjelaskan

bagaimana cara pelaksanaannya. Instrumen disposibel tidak boleh digunakan lebih

dari satu kali pemakaian, sesuai dengan petunjuk penggunaannya hanya sekali pakai

(Chowdhury, 2019).

Pada dasarnya, pengelolaan alat-alat medis terdiri dari : persiapan (sebelum

perawatan, pengumpulan, sebelum pembersihan dan pemilihan yang mana yang

masih dapat digunakan, pemilahan instrumen), pembersihan, pendesinfeksian,

pembilasan akhir, pengeringan (bila perlu), pengamatan secara visual hasil

pembersihan dan kondisi material, perawatan dan perbaikan jika dibutuhkan, test

fungsi, penandaan, penentuan yang mana yang masih dapat digunakan, pengepakan

dan sterilisasi, persetujuan untuk digunakan ulang dan penyimpanan (Chowdhury,

2019).

Peraturan Nasional, seperti Peraturan Operator Jerman dan atas rekomendasi

Robert Koch Institut (RKI) yang berjudul “Anforderungen an die Hygiene bei der Auf

bereitung von Medizinprodukten” [Syarat-syarat yang harus diperhatikan pada saat

pengolahan kembali alat-alat medis] membutuhkan pengontrolan kualitas dan

jaminan selama proses ini. Pemilik dan petugas bertanggung jawab menyediakan

instruksi kerja secara tertulis dan jelas dari setiap tahapan proses pengolahan ulang

produk, mengevaluasi resiko, mengklasifikasi bermacam area resiko, dan memastikan


keadekuatan pendokumentasian. Validasi proses pembersihan, desinfeksi dan

sterilisasi, ditambah bentuk-bentuk yang telah ditetapkan untuk pemuatan

desinfektan pencuci dan penyeteril, sangat diperlukan sebagai prasyarat jaminan

kualitas. Sangat penting mengikuti instruksi kerja dari pabriknya. Penyangkalan

terhadap hal itu tidak hanya akan mengakibatkan perbaikan atau reparasi yang mahal,

tetapi juga kurangnya higiene atau rusaknya produk akan membahayakan bagi pasien

atau menomor-tigakan pasien. Kami meminta anda untuk berkonsultasi dengan

pabriknya bila ada hal yang meragukan. Pengolahan ulang menggunakan mesin

dengan desinfeksi panas dan sterilisasi uap adalah metode yang dianjurkan (RKI,

2022).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perawatan dan Penanganan

"Perawatan" berarti merawat instrumen dengan minyak instrumen atau

susu (emulsi minyak putih dalam air). Instrumen dengan sambungan atau kotak

kunci (gunting, forsep, klem, dll.) Atau dengan permukaan geser logam (gunting

rusuk, pukulan, dll.) Harus ditangani dengan agen perawatan sterilisasi

berdasarkan minyak parafin. Minyak parafin harus sesuai dengan farmakope yang

berlaku pada saat itu dan harus aman secara fisiologis seperti yang ditentukan

dalam Farmakope Jerman ("Deutsches Arzneibuch", edisi 10 (DAB 10) ","

Farmakope Eropa (Ph Eur) "atau" Amerika Serikat Pharmacopeia (USP) ". Agen

perawatan mencegah gesekan metal-on-metal, sehingga menjamin pergerakan

instrumen dengan mudah. Produk dengan tanda laser dapat terpengaruh bila

menggunakan bahan pembersih dasar yang mengandung asam fosfat atau

hidrofluorat karena penandaannya dapat hilang dan fungsi pengkodean terganggu

atau hilang akibatnya. Sebagai aturan, instrumen bedah harus dikenai perawatan

rutin, yang berarti setiap kali sebelum tes fungsional dilakukan. Pada saat yang

sama, penting untuk mencegah "gumming" sendi karena efek akumulatif,

terutama pada instrumen yang terus digunakan. Cara perawatan instrument bedah

sebelum dilakukan sterilisasi yaitu:

1. Sebelum sterilisasi, instrumen harus dikemassecara memadai, mis.

menggunakan kontainer yang memenuhi EN 868-8 persyaratan;


2. Metode pengemasan yang digunakan harussesuai dengan standar yang

relevan;

3. Periksa instrumen untuk kebersihan dan integritas;

4. Bersihkan dan desinfeksi instrumen dan bilas dengan airsuling, lalu keringkan

dengan hati-hati (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

Instrumen baru dan instrumen yang telah diperbaiki harus dipindahkan

dari kemasan transportnya sebelum di simpan dan/atau dimasukan kedalam

kelompok instrumen yang biasa digunakan dan siklus pengolahan. Semua tutup

atau plastic penutup juga harus disingkirkan. Sebelum penggunaan instrumen

baru dan instrumen yang telah diperbaiki, instrumen tersebut harus di masukan

terlebih dahulu kedalam keseluruhan proses pengolahan yang sama seperti pada

instrumen biasa. Jangan pernah melompati tahapan pembersihan, sebab residu

(misalnya: material kemasan atau agen perawatan) bisa menyebabkan noda atau

deposit selama sterilisasi. Selalu memeriksa kebersihan melalui inspeksi visual.

Lazimnya, instrumen harus tampak bersih setelah langkah pembersihan. Lapisan

pasif pada intrumen yang baru masih tipis, oleh karena itu instrumen tersebut

lebih sensitif terhadap kondisi-kondisi kritis dibandingkan dengan instrumen yang

lama (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

Instrumen baru dan instrumen yang telah diperbaiki hanya boleh

disimpan pada suhu kamar dalam lemari atau ruang kering. Jika tidak, air

kondensasi akibat dari perubahan suhu dalam paket plastik akan menyebabkan

korosi yang berlanjut. Jangan pernah menaruh instrumen dekat bahan kimia

seperti khlorida aktif yang dapat menyebabkan korosi dari evaporasi. Untuk
menghindari terjadinya kerusakan mekanik selama proses pengolahan, intrumen

bedah minor harus disimpan dalam rak yang sesuai sejak awal proses. Instrumen

elastis harus disimpan dalam kemasan originalnya dalam ruangan yang kering,

dingin dan gelap. saat melakukan pengecekan ulang barang, harus diingat bahwa

instrumen elastis terbuat dari karet atau latek yang akan bertamah umurnya

walaupun disimpan tak terpakai. Sehubungan dengan lamanya periode

penyimpanan, bagianbagian fungsional sistem pernapasan, biasanya katup-katup

atau diagfragmanya cenderung mengeras oleh adanya perlengketan permukaan

satu sama lain. Selalu cek dan test katup-katup dan diagfragma sebelum

menggunakan instrument (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.2 Transportasi

Bagaimana instrumen diangkut ke Departemen Pemrosesan Steril (SPD)

sangat penting. Seringkali, kita melihat instrumen menumpuk di baskom medis

atau panci instrumen, dengan ujung tajam mencuat sembarangan dari lubangnya.

Saat menempatkan perangkat di baki, praktik yang baik adalah memisahkan

instrumen bersih dan kotor serta memisahkan item berat dari yang halus.

Tempatkan instrumen yang ringan atau halus di atas instrumen yang lebih berat

(RKI, 2022).

Instrumen yang terkontaminasi harus diangkut dalam wadah yang kaku,

tahan tusukan, dan anti bocor ke area pemrosesan yang steril. Alternatifnya,

gerobak tertutup dapat digunakan untuk mengangkut instrumen ke area

dekontaminasi. Standar patogen yang ditularkan melalui darah Administrasi


Keselamatan Kesehatan Kerja (OSHA) berisi persyaratan untuk mengangkut

benda tajam yang terkontaminasi. Selain mengangkut instrumen yang

terkontaminasi dalam wadah anti bocor yang kaku atau gerobak tertutup, wadah

atau gerobak harus berisi simbol biohazard untuk mengidentifikasi isinya sebagai

terkontaminasi. Karena bioburden yang mengeras menambah waktu yang

dibutuhkan untuk membersihkan dan mendekontaminasi instrumen, penting untuk

menjaga agar instrumen tetap lembap sampai dibersihkan (RKI, 2022).

Ada beberapa cara untuk menjaga agar instrumen tetap lembab selama

pengangkutan seperti menutupi instrumen dengan handuk basah. Metode lain

adalah dengan menggunakan produk komersial yang dikembangkan untuk

menjaga agar instrumen tetap lembab dan, dalam kasus semprotan atau gel

enzimatik, memecah darah dan kotoran pada instrumen sebelum dibersihkan.

Meskipun menggunakan handuk basah di atas instrumen merupakan alternatif

yang tidak mahal, ketahuilah bahwa handuk dapat mengering sebelum instrumen

dapat didekontaminasi. Oleh karena itu, jika menggunakan handuk basah,

pastikan handuk tersebut diperiksa dan dibasahi kembali seperlunya hingga area

dekontaminasi siap untuk instrumen tersebut. Lihat isi label agen pengangkutan

instrumen komersial untuk menentukan cara menggunakan produk dan berapa

lama produk harus menjaga kelembaban instrumen tanpa aplikasi ulang.

Pertimbangkan keadaan kita dan jumlah rata-rata waktu yang harus dihabiskan

instrumen sebelum dibersihkan untuk memilih produk yang paling sesuai untuk

fasilitas yang ada (RKI, 2022).


2.3 Pembersihan dan Dekontaminasi

2.3.1 Pembersihan

Langkah pertama dalam siklus pengolahan ulang yang tepat dilakukan

di ruang kerja. Sebelum meletakan instrumen ke pembuangan, bersihkan

sebisa mungkin semua residu hemostatik, desinfektan kulit, pelumas dan obat

yang tajam. Jangan pernah membenamkan instrumen baja stainless kedalam

larutan garam fisiologis (NaCl). Sebab lamanya masa kontak instrumen

dengan larutan garam fisiologis dapat menyebabkan pitting [bintik korosi] dan

stress corrosion cracking [korosi pada retakan yang disebabkan oleh

tegangan] (RKI, 2022).

Keteledoran menjatuhkan instrumen dapat merusak instrumen. Sebagai

contoh, ujung gunting yang dikeraskan (tungsten carbide) telah berubah

bentuk, atau klem kecil menjadi bengkok. Untuk menghindari kerusakan,

selalu menurukan instrumen secara hati-hati setelah digunakan. Jangan

memberikan muatan berlebih pada baki instrumen. Sampah, residu dari

desinfektan kulit, larutan saline, dll jangan diletakan dalam kontainer

pembuangan. Kontainer pembuangan harus selalu dijaga tetap tertutup untuk

mencegah residu yang mungkin mengering pada instrument (RKI, 2022).

Pada rumah sakit yang memiliki Central Sterile Supply Departement

(CSSD) [Departemen Pusat Persediaan Steril], (juga disebut sebagai Sterile

Processing Department- SPD) [Departemen Pengolahan Steril]. Sistem

tertutup digunakan untuk transportasi pengiriman alat-alat medis yang

terkontaminasi dari ruangan operasi dan bangsal ke CSSD. Jika


memungkinkan sebutan „dry disposal“ [sampah kering] lebih disukai. Ketika

menggunakan „wet disposal“ [sampah basah], sebaiknya membenamkan

instrumen tersebut dalam larutan deterjen-desinfektan yang tidak mempunyai

efek terhadap pengikatan protein. Dalam hal ini desinfektan yang

mengendung aldehyde (yang mempunyai efek seperti itu) tidak sesuai.

Berkenaan dengan konsentrasi dan waktu pemaparan, seperti halnya

penambahan intensitas pembersihan alat, instruksi dari pabriknya harus

dengan cermat diamati. Oleh karena resiko terjadinya korosi, harus dihindari

panjangnya interval antara penggunaan instrumen dan pengolahan ulang

(misal: bermalam atau selama akhir minggu/libur), tanpa melihat metoda

pembuangan [sampah kering/basah] yang digunakan. Pengalaman

menunjukan penundaan melebihi enam jam harus dihindari untuk “dry

disposal”[sampah kering] (RKI, 2022).

Instrumen harus ditempatkan pada pengangkut instrumen (baki) yang

sesuai untuk proses pembersihan menggunakan mesin, dengan demikian dapat

membantu untuk memastikan instrumen telah dengan baik dicuci dan dibilas.

Pembersihan yang efektif pada instrumen (seperti gunting, klem, forceps/tang)

harus pada posisi terbuka untuk memperkecil permukaan yang saling tindih.

Baki, rak, matras/keset, penyangga, dan pendukung lainnya harus dibersihkan

dalam bak ultrasonik atau desinfektan pencuci tidak akan bisa masuk ke area

yang tidak dapat dilalui ultrasound atau air. Instrumen yang komplek harus

dipisahkan saat pembersihan sesuai dengan instruksi dari pabriknya. Untuk

intrumen bedah mikro, harus menggunakan rak khusus atau alat


fixasi/pengaman tambahan. Material-material gigi yang menempel pada

instrumen gigi (seperti material pengisi atau asam pembersih semen) harus

dibersihkan segera setelah digunakan. Atau material akan mengeras dan dapat

menyebabkan karatan (RKI, 2022).

Sistem motor bedah harus segera dipisahkan setelah digunakan, ikuti

instruksi dari pabriknya. Perkakas sederhana, seperti drill bits atau saw blades,

dapat diproses dengan cara yang sama seperti pada instrumen bedah, dengan

ketentuan bukan alat-alat medis sekali pakai/ disposible. Set pipa karet yang

digunakan untuk cairan pendingan atau pipa semprotan harus dibilas

menggunakan air dari botol bilasan segera setelah pemutusan hubungan, dan

kemudian dicek kebocorannya (inspeksi visual). Instrumen MIS, endoskopi

dan instrumen HF bisa dipisahkan, alat tersebut harus dibongkar sesuai

dengan instruksi dari pabriknya sebelum pembersihan. Alat Optik harus

diletakan dalam kontainer khusus. Semua item disposibel atau komponennya

harus dibuang dengan benar. Residu yang mengering terutama kristis pada

kasus instrumen yang digunakan dalam endoskopi bedah, karena deposit-

deposit tersebut sulit dibersihkan dari lumen yang kecil, dan akan mengurangi

atau merusak fungsi dari engselnya. Inilah alasan kenapa instrumen harus

segera dilakukan proses pengolahan ulang segera setelah digunakan. Dalam

kasus instrumen HF, larutan hydrogen peroxide 3% dianjurkan pada proses

sebelum perawatan untuk membersihkan bekuan residu pada instrumen

setelah operasi (RKI, 2022).


Gagang dan kabel untuk alat bedah HF dapat ditangani (sebelum

perawatan) dengan cara yang sama dengan instrumen bedah. Untuk

menghindari kerusakan, instrumen yang lembut harus selalu diangkut

menggunakan kontainer atau tempat khusus yang didesain untuk alat tersebut.

Untuk fleksibel endoskopi, bagian dalamnya harus di lap meggunakan kain-

bebas serat yang menempel, dengan segera setelah digunakan. Kain ini harus

berisi larutan desinfektan pembersih yang tidak mempunyai efek mengikat

protein. Untuk menghindari encrustation (terjadinya krusta) dan sumbatan,

saluran pipa pengeluaran harus dibilas menggunakan larutan yang sama

seperti pada saluran yang lainnya. Untuk membilas saluran air/udara, dapat

menggunakan air dalam botol bilasan. Sebelum memasuki langkah proses

perawatan yang berikunya, pertama harus dilakukan test kebocoran yang

dilaksanakan sesuai dengan instruksi dari pabriknya. Hal ini untuk

memastikan pendeteksian awal terhadap kebocoran dan perlubangan serta

pencegahan terhadap kerusakan yang lebih serius (bisa disebabkan oleh

penetrasi cairan) (RKI, 2022).

Endoskopi yang cacat harus segera dikembalikan ke pabriknya berserta

uraian masalah yang ditemukan. Jika belum bisa dibersihkan dan didesinfeksi

dengan benar, ini harus ditandai dengan jelas dan terlihat pada pengepakan

yang kuat untuk bahan cair [liquid-tight packaging]. Untuk memastikan

pengolahan ulang yang efektif, Instrumen elastis dan sistem pernafasan harus

selalu dipisahkan (sesuai dengan instruksi dari pabriknya). Pastikan untuk

menjaga tangkai kerucut, permukaan penyekat/seal, plat katup dirawat dengan


hati-hati, hindarkan dari trauma makanis. Sebelum perawatan,

penyerap/absorber harus dilakukan test deposit pernafasan (deposit kapur

pernafasan). Jika ditemukan residu, maka harus segera dibersihkan. Sensor

hanya boleh dirawat sesuai dengan instruksi pabriknya. Ketika menggunakan

“wet disposal” [sampah basah], instrumen elastis dengan rongga yang bisa

dikunci (seperti tabung dengan balon, atau beberapa masker ) harus ditutup

(RKI, 2022).

2.3.2 Dekontaminasi

Penggunaan produk yang selaras dari satu produsen memastikan alur

kerja yang efisien dan aman. Proses dekontaminasi dalam praktik medis dan

gigi harus ditentukan dalam rencana kebersihan dan prosedur operasi standar

(SOP). Prosedur operasi standar terperinci (SOP) memastikan bahwa

instrumen dan perangkat medis yang dapat digunakan kembali berhasil

didekontaminasi oleh staf praktik. Beriku ini merupakan prasyarat untuk

dekontaminasi instrumen yang aman:

1. Sistem manajemen dilakukan untuk mengendalikan semua langkah dari

siklus dekontaminasi;

2. Area dekontaminasi yang tepat disediakan;

3. Peralatan yang sesuai dikerahkan: Perlu diketahui perawatan dan operasi

yang tepat sesuai dengan spesifikasi pabrik;

4. Staf Praktek dilatih dan diawasi dengan baik;

5. Perangkat dan instrumen medis sekali pakai tidak digunakan kembali;


6. Rekaman dan file log pemrosesan ulang instrumen disimpan (RKI, 2022).

Alur kerja dekontaminasi instrumen terdiri dari persiapan,

pembersihan, desinfeksi, inspeksi, pengemasan, sterilisasi, dokumentasi,

persetujuan, dan penyimpanan peralatan dan instrumen medis. Ruang

dekontaminasi terstruktur adalah dasar perlindungan terbaik terhadap infeksi.

Ketika merencanakan ruang dekontaminasi, penting agar zona bersih dan

kotor dipisahkan. Zona kotor terdiri dari area pengiriman, disinfector-mesin

cuci dan stasiun kerja untuk persiapan manual atau dekontaminasi (RKI,

2022).

Area kontrol untuk pembongkaran mesin cuci-disinfektor, pelaksanaan

pemeriksaan fungsional dan penyortiran instrumen terletak di zona bersih.

Alat segel, alat sterilisasi uap, dan media dokumentasi juga berada di zona

bersih. Pengaturan perangkat harus sejajar dengan urutan alur kerja

dekontaminasi instrumen. Zona bersih dan kotor dapat ditandai dengan kode

warna di dinding atau permukaan furnitur: Merah untuk area kotor dan hijau

untuk area bersih. Peralatan yang benar dari ruang dekontaminasi

memungkinkan Anda untuk mengoptimalkan proses dan meningkatkan

keselamatan pasien dan tim yang sama. Alur kerja yang dioptimalkan juga

menghemat waktu dan uang sepanjang seluruh prosedur pemrosesan ulang

instrumen. Sebagai hasilnya, kami menyarankan penggunaan perangkat dari

satu pabrikan jika memungkinkan (RKI, 2022).


2.4 Solusi Pembersihan

Bahaya infeksi karena penanganan non steril. Sterilisasi dan penanganan

instrumen steril yang tidak benar dapat menyebabkan bahaya kesehatan yang

serius bagi pasien. Semua instrumen harus dibersihkan dan disterilkan sebelum

menggunakannya atau pertama kali,dan juga sebelum penggunaan berikutnya.

Instrumen bedah dilakukan pembersihan dan disinfektan tiga kali sebelum

penggunaan pertama. Penelitian saat ini telah menunjukkan bahwa pra-perawatan

semacam itu mendukung pembentukan lapisan passivasi secara alami sejak awal

(Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.5 Pembersihan Manual

Pembersihan secara manual, menggunakan pembersih aktif yang tidak

mengikat protein dengan atau tanpa efek antimikroba dan/ atau enzym. Jika

pembersihan pendesinfeksian diperlukan, desinfektan tersebut harus terbukti

mampu mendesinfeksi kuman dalam “kondisi yang kotor” (memuat protein yang

tinggi) menurut standar European (EN), atau sesuai dengan paraturan nasional.

Untuk deterjen dan desinfektan, harus dengan keras diamati instruksi pabriknya

tentang konsentrasi, temperatur, dan lamanya pemaparan. Saat merawat instrumen

baja bukan stainless, sangatlah penting untuk mengamati kecocokan materialnya

seperti yang diinstruksikan oleh pabriknya (Liste der vom Robert- Koch, 2021).
Larutan pembersih/desinfektan yang digunakan harus selalu diperbaharui

setiap hari. Jika tingkat pencemarannya tinggi, sebaiknya larutan diperbaharui

dengan interval waktu yang lebih pendek. Jika larutan digunakan terlalu lama,

beberapa masalah yang mungkin terjadi :

1. Resiko korosi sehubungan dengan tingkat pencemaran;

2. Resiko korosi sehubungan dengan peningkatan konsentrasi larutan

pembersih/desinfektan, akibat dari penguapan;

3. Insufisiensi desinfektan sehubungan dengan pengumpulan pencemar (efek

protein) .

Instrumen yang berlumen tajam/sempit, seperti pada tabung fleksibel dan

kanul, dan instrumen yang berongga selalu sulit untuk diproses. Itulah sebabnya

mengapa penting untuk meyakinkan bahwa semua permukaan rongga internal dan

eksternal harus sepenuhnya dibasahi oleh larutan pembersih atau desinfektan. Jika

menggunakan produk kering (agen pembersih atau desinfektan), pastikan untuk

melarutkan powder dalam air dengan sempurna, sebelum merendam instrumen.

Partikel yang tidak hancur dapat menyebabkan kerusakan permukaan dan

menyumbat intrumen.Untuk proses pembersihan kami merekomendasikan

penggunaan bahan yang lembut, kain-bebas serat yang menempel atau handuk,

sikat plastik, dan pistol pembersih (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

Sesuai dengan petunjuk manual pembersihan dan pendesinfeksian,

pastikan instrumen dibilas secara adekuat dibawah air bersih yang mengalir.

Prosedur manual ini menghilangkan kotoran residu yang mungkin masih

menempel pada permukaan instrumen. Untuk mencegah noda air, disarankan


untuk menggunakan air yang telah didemineralisasi sepenuhnya pada bilasan

akhir. Setelah itu instrumen harus segera dan dengan hati-hati dikeringkan.

Metode pengeringan menggunakan kompresor angin adalah pilihan yang baik,

sebab tidak hanya sangat lembut tetapi juga teknik yang sangat efektif. Alasan

utama terjadinya kerusakan mekanik pada proses perawatan manual meliputi :

1. Penggunaan sikat metal;

2. Penggunaan alat/agen penggosok yang kasar;

3. Penggunaan/penggosokan terlalu kuat;

4. Benturan atau tabrakan antar instrument (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.6 Pembersihan Mekanik

Pembersihan dan pendesinfeksian dapat dengan baik distandarisasi jika

diproses menggunakan mekanik. Harus selalu diingat bahwa pembersihan tepat

sangat penting untuk menjaga nilai instrumen seperti halnya susksesnya

sterilisasi. Seperti yang telah ditetapkan oleh standar internasional (DIN EN ISO

15883*) dan petunjuk nasional, gunakan mekanik yang tervalidasi untuk proses

pengolahan pembersihan dan pendesinfeksian. Pada pengolahan menggunakan

mekanik, lebih baik dahulukan “dry disposal“ [sampah kering]. Pada kasus “wet

disposal” [sampah basah] harus menggunakan bahan pencuci rendah busa dan

mengandung desinfektan, atau item tersebut sebelumnya telah dibilas bersih,

karena busa dapat merusak proses pembersihan dan pendesinfeksian. Ini juga

berlaku untuk instrumen yang sangat kotor (masalah timbulnya krusta pada

instrumen HF, residu material pengisi yang menempel pada instrumen gigi, dll)
sebelumnya instrumen tersebut harus dirawat secara manual menggunakan

ultrasonik. Ketika menggunakan proses pengolahan menggunakan mekanik, hal

dibawah ini harus diamati :

1. Untuk mamastikan pembersihan yang efektif, semua baki, sisipan, holder,dll

harus diisi dengan tepat. Untuk alasan yang sama, semua instrumen

tambahan harus diproses pada posisi terbuka;

2. Hindari baki yang terlalu penuh untuk memastikan semua permukaan

instrumen siap diakses oleh larutan pembersih dan desinfektan;

3. Ketika menempatkan instrumen besar diatas baki, pastikan tidak menutupi

intrumen lainnya, untuk memastikan pembersihan yang sesuai;

4. Instrumen dengan rongga atau ruang (seperti batang, tabung, pipa karet,

sistem pernafasan) memerlukan kehati-hatian saat pembersihan dan

pembilasan bagian dalamnya. Untuk tujuan ini, maka harus menggunakan

fasilitas bilasan yang sesuai (untuk instrumen khusus);

5. Instrumen harus disusun sedemikan rupa untuk mencegah kerusakan

mekanis akibat benturan.

Bagian alumunium anodized yang berwarna bisa memudar bila

dibersihkan menggunakan mekanik, dengan demikian fungsi sandi yang milikinya

akan pudar dan hilang. Jika pada bilasan akhir menggunakan deterjen dengan pH

netral dan menggunakan air yang telah didemineralisasi sepenuhnya pada bilasan

akhir, (dan juga untuk desinfektan panas), instrumen tersebut dapat dibersihkan

dan didesinfeksi bersama dengan intrumen yang lainnya. Semua item instrumen

harus segera dipindahkan setelah program dari mekanik selesai. Jika dibiarkan
dalam mekanik yang tertutup, embun sisa dapat menyebabkan korosi (DIN EN

ISO 15883*)

Lazimnya, sebaiknya proses pembersihan dilaksanakan dalam satu

langkah terpisah sebelum desinfeksi. Untuk proses menggunakan mekanik,

terdapat pilihan desinfeksi panas dan desinfeksi panaskimia/chemothermal.

Umumnya desinfeksi panas adalah pilihan terbaik. Untuk itu, anda harus memilih

produk perawatan medis yang sesuai untuk perawatan yang menggunakan

mekanik kedalam rekening anggaran belanja (DIN EN ISO 15883*)

2.7 Pembersihan Ultrasoik

Pembersihan ultrasonik yang efektif memerlukan penempatan instrumen

bedah ke dalam baki sterilisasi atau keranjang kawat yang sesuai dalam kondisi

terbuka. Karena penggunaan air hangat biasa saja tidak bisa menghasilkan hasil

yang memuaskan, maka perlu menambahkan zat pembersih yang sesuai. Pastikan

untuk mengamati dan mengikuti petunjuk dari pabriknya mengenai konsentrasi

dan suhu. Karena kandungan kotoran yang berlebihan dari larutan pembersih

memiliki efek buruk pada hasil pembersihan, solusinya harus diganti secara

berkala sesuai dengan petunjuk pabriknya. Dengan cara yang sama, perendaman

yang diresepkan atau waktu perawatan ultrasonik harus benar-benar diperhatikan.

Sebagai aturan, pembersihan ultrasonik harus selalu diikuti dengan siklus

pembilasan. Pastikan untuk memeriksa instrumen (jika ada) untuk komponen

yang kendur setelah mandi ultrasonik. Untuk mencegah bercak air ("bercak"), air
demineralisasi atau suling sepenuhnya harus digunakan untuk bilas akhir (Liste

der vom Robert- Koch, 2021).

Perawatan menggunakan ultrasonik adalah pilihan yang sangat baik untuk

proses pembersihan instrumen baja stainless. Instrument yang sensitive terhadap

dampak mekanik (misalnya : instrument bedah mikro atau instrument gigi) dapat

dengan lemah lembut dibersihkan dan didesinfeksi secara keseluruhan

menggunakan bantuan ultrasonic. Kekuatan ultrasonik dapat memecahkan

penumpukan krusta pada tempat yang sukar diakses oleh cara yang lainnya.

Pembersihan menggunakan ultrasonic:

1. Sebagai suatu metode mekanik efektif yang mendukung proses

pembersihan secara manual;

2. Untuk membersihakan penumpukan krusta yang keras sebelum dan sesudah

perawatan menggunakan mekanik;

3. Sebagai suatu bagian integral pada siklus pengelolaan yang menggunakan

mekanik, dan mendukung terhadap langkah lain untuk peningkatan hasil

pembersihan.

Untuk menjamin hasil keberasihan yang optimal saat menggunakan

ultrasonik, amati langkah-langkah berikut :

1. Isi rendaman sesuai dengan instruksi dari pabriknya;

2. Tambahkan agen pembersih yang sesuai atau kombinasi antara pembersih

dan desinfektan;
3. Ketika menggunakan kedua agen pembersih dan desinfektan, konsentrasi,

temperatur dan waktu pemaparan ultrasonik harus ditentukan sesuai dengan

instruksi dari pabriknya;

4. Kami merekomendasikan penggunaan air panas untuk rendaman, dengan

ketentuan untuk meningkatkan hasil, temperatur air pada suhu antara 40ºC

dan 50ºC dapat memudahkan pembersihan, ketika temperatur diatas 50ºC

dapat menimbulkan penumpukan krusta darah.

Terlepas dari persiapan pencucian yang tepat, ketentuan- ketentuan dasar

berikut harus selalu diamati untuk memastikan hasil pembersihan yang baik:

1. Semua item yang akan dirawat harus sepenuhnya terendam dalam larutan

pembersih;

2. Instrumen yang memiliki engsel (misalnya gunting) harus dalam kedaan

terbuka selama perawatan;

3. Gunakan baki yang sesuai (misalnya baki kawat) yang tidak menghalangi

proses pembersihan ultrasonic;

4. Permukaan yang luas, instrumen yang besar sekali seperti mangkok yang

memiliki pegangan, atau piala ginjal, harus diletakan sedemikian rupa

sehingga tidak menghalangi jalannya gelombang suara atau menciptakan

zona anechoic;

5. Jangan memberikan muatan yang berlebih pada baki;

6. Rendaman ultrasonik harus disiapkan baru setiap hari, berhati-hatilah untuk

mengamati petunjuk nasional. Tingkat pencemaran yang tinggi akan

merusak proses pembersihan ultrasonik dan dapat menimbulkan terjadinya


korosi, ganti larutan ultrasonik jika diperlukan, tergantung pada kebutuhan

dari kasus yang khusus;

7. Dengan peralatan modern yang efisien, waktu yang cukup untuk perawatan

ultrasonik kurang lebih 3 menit pada frekuensi 35 kHz;

8. Jika proses pembersihan dan pendesinfeksian dilaksanakan serempak,

pastikan untuk menggunakan produk yang sesuai, perhatikan kebutuhan

akan konsentrasi dan waktu pemaparan.

Jika direkomendasikan waktu pemaparan yang lebih pendek dan

konsentrasi yang lebih rendah, saat pembersihan dan pendesinfeksian

menggunakan ultrasonik, nilai-nilainya harus selalu dicek dan dikolaborasikan

dengan penguji mikrobiologi (pendapat ahli), mencatat temperatur, cakupan

frekuensi, dan spektrum kumannya. Pada perawatan ultrasonik, instrumen

seluruhnya harus dibilas secara manual. Pembilasan manual dapat dilakukan

dengan menggunakan air kran lakukan dengan hati-hati, semua residu pembersih

dan desinfektan harus sepenuhnya bersih pada proses ini. Untuk menghindari

noda air, kami merekomendasikan penggunaan air yang telah didemineralisasi

sempurna pada bilasan akhir (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.8 Pelumasan

Pemeliharaan atau perawatan artinya adalah pemberian pelumas pada

sambungan, engsel, kunci dan saluran ulir, merawat permukaan intrumen yang

friksi, sperti klem, gunting, atau alat pemecah, setelah alat tersebut dibersihkan

dan didesinfeksi secara hati-hati. Ini mencegah terjadinya friksi, gesekan antara
logam dengan logam, dan mencegah terjadinya korosi akibat pergesekan. Dengan

cara ini, instrument dapat dijaga fungsinya dan tergantung pada tindakan

perawatannya. Pelumas yang dibutuhkan untuk instrument bedah yaitu :

1. Parafin/ minyak jernih;

2. Biokompatibilitasnya sesuai dengan yang dianjurkan oleh European terbaru

atau United States Paharmacopoeia;

3. Sesuai untuk sterilisai uap dan permeable terhadap uap air

Jangan pernah memproses instrumen dengan menggunakan pelumas yang

mengandung silikon, karena tidak hanya berakibat buruk terhadap kemampuan

instrumen (kemudahan pergerakan) tetapi akan merusak juga fungsinya. Biarkan

instrumen dingin pada suhu kamar sebelum dibuka atau ditutup, jika tidak dapat

terjadi abrasi pada saat instrumen tersebut saling bersinggungan. Seperti

“pergesekan” akan mengurangi ergerakan instrumen dan bahkan menghancurkan

fungsinya juga (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

Agen pelumas harus diaplikasikan secara manual dan teliti pada engsel,

sambungan, saluran ulir, dan pada permukaan yang friksi. Kelebihan zat pelumas

harus dilap menggunakan kain bebas serat yang menempel. Penyemprotan

instrumen menggunakan mesin tidaklah cukup, walaupun pelumas itu

menggunakan bahan tambahan anti korosi. Perendam dalam pelumas juga tidak

dianjurkan karena resiko ada perkembangbiakan kuman. Jangan pernah merawat

permukaan plastic menggunakan agen perawatan untuk instrumen. Baut dan

sambungan instrumen harus dilumasi terlebih dahulu menggunakan semprotan

atau diteteskan pada instrument tersebut sebelum di test fungsinya. Instrumen


diuji secara terpisah sesuai dengan kondisi bentuknya (Liste der vom Robert-

Koch, 2021).

2.9 Inspeksi

2.9.1 Inspeksi setelah Pembersihan

1. Setelah dibersihkan, instrumen harus bersih makroskopik, yaitu bebas

dari kotoran atau deposit yang terlihat;

2. Instrumen dengan noda atau noda harus ditarik dari layanan sekaligus

dan diberi perlakuan khusus;

3. Semua bagian yang dapat bergerak, tip kerja dan (gunting) pisau harus

diperiksa dengan perawatan khusus;

4. Jika kerusakan atau kerusakan terdeteksi, instrumen juga harus segera

ditarik dari layanan (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.10 Perbaikan

Maksimalkan kinerja set instrument bedah dengan kenyamanan STERIS

IMS Instrument Repair. Layanan perbaikan berbasis lapangan meliputi:

1. Servis Van Instrumen di Lokasi: Jadwalkan servis yang akan dilakukan di

fasilitas Anda untuk instrumen stainless steel, set laparoskopi, dan wadah;

2. Lab Perbaikan In-House: Manfaatkan ruang yang ada untuk perbaikan dan

pemeliharaan instrumen Anda dengan kenyamanan teknisi/tim ahli penuh

waktu di lokasi;
3. Tim Perbaikan Respons Cepat: Siapkan laboratorium perbaikan instrumen

bedah sementara di fasilitas Anda untuk kebutuhan layanan instrumen yang

mendesak atau berskala besar;

4. Perbaikan Sarana Kereta Api: Pertahankan agar kereta kasing, Tiang IV, dan

dudukan Mayo tetap bergulir dengan perbaikan dan pemeliharaan rutin, serta

kereta pengangkut, kereta alat sterilisasi, meja baja tahan karat, dan banyak

lagi.

Layanan perbaikan berbasis lab :

Kirim instrumen khusus (dan item tempat perbaikan) ke salah satu

laboratorium instrumen bedah kami di mana kami memiliki kemampuan untuk

melakukan perbaikan yang lebih ekstensif. Layanan perbaikan berbasis lab

melayani instrumen arthroscopic dan laparoscopic, sistem retractor, perangkat

pemosisian, dan banyak lagi (Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.11 Pemerliharaan Berkelanjutan

Standar pemeliharaan berkelanjutan yang sesuai adalah hal penting untuk

suksesnya sterilisasi. Instrumen yang akan disterilkan secara makroskopi harus

bersih, yaitu bersih dari residu yang kelihatan. Hal ini dilakukan dengan cara

inspeksi secara visual. Area kritis seperti struktur gagang, engsel atau rahang

(terutama untuk instrumen gigi atraumatik) memerlukan pengecekan yang

sangat hati-hati. Saat pengecekan filigree (benang-benang halus) sebaiknya

menggunakan lensa pembesar 3 sampai 6 dioptri dengan pencahayaan ringan.

Semua instrumen yang berlumen, seperti kanul atau batang tabung, harus dicek
ada tidaknya sumbatan. Instrumen yang tersumbat harus diolah ulang. Jika ini

tidak membant , instrumen tersebut harus diganti (Liste der vom Robert- Koch,

2021).

Instrumen yang kurang bersih, harus dibersihkan kembali (seperti

petunjuk dibawah) dan kemudian dibilas sampai bersih :

1. Pembersihan manual, jika perlu menggunakan ultrasonic;

2. Perendaman dalam larutan H2O2 3% (kurang lebih 5 menit);

Untuk mencegah kerusakan dan korosi akibat dari abrasi pada logam jangan

pernah menggunakan sikat logam atau spons logam untuk membersihkan noda.

Instrumen dengan retakan di area sambungan, itu berarti adanya kerusakan dan

harus diberi tanda peringatan, dan harus diganti sebab fungsinya sudah tak bias

lagi digaransi. Instrumen dengan residu korosi atau kerusakan pada lapisan

kromium nikel, membutuhkan perawatan khusus, namun tidaklah wajib pada

kasus perubahan warna dan/ atau noda pada instrument (Liste der vom Robert-

Koch, 2021).

2.12 Kemasan Sterilisasi

Semua produk steril yang tidak akan digunakan lagi dengan segera

(misalnya dalam ruang yang sama) harus disterilkan dalam kemasan yang

sesuai. Kebutuhan umum untuk pengepakan persediaan steril meliputi:

1. Kelayakan metoda sterilisasi yang;

2. Keefektifan perlindungan atas muatan steril selama proses transportasi dan

penyimpanan.
Sesuai dengan EN 868, bagian 1, tipe pengepakan harus dibedakan :

1. Kemasan akhir

Kemasan luar dimana alat-alat medis disterilkan

2. Kemasan utama

Tertutup atau disegel untuk keadekuatan perlindungan selama proses

transportasi dan penyimpanan.

3. Kemasan transportasi

Kemasan diharapkan dapat menyediakan perlindungan cukup selama proses

transportasi dan penyimpanan.

Sebagai tambahan, ada pembungkus yang digunakan untuk persediaan yang

steril didalam container. Tipe kemasan yang digunakan memiliki pengaruh

besar terhadap hasil sterilisasi. Untuk memastikan kondisi sterilisasi yang

dibutuhkan, kemasan untuk persediaan steril harus cukup permeable terhadap

udara maupun agen sterilitan. Material kemasan harus tidak menyerap zat

sterilitan diluar batas layak, dan harus tidak menyebabkan perubahan terhadap

agen sterilitan itu sendiri. Kelayakan kemasan material untuk hasil sterilisasi

yang diharapkan dicek dalam konteks validasi proses sterilisasi. Bila

menggunakan material baru dan belum divalidasi secara pasti, pengkajian

penilaian (pengesahan) harus diulangi (RKN, 2022).


2.13 Sterilisasi

a. Steam/ UAP

Sterilisasi Uap menggunakan uap jenuh, umumnya pada suhu 134°C. Jika

chemoindicator digunakan dalam jumlah yang besar pada beberapa

sterilisasi, ini dapat menimbulkan noda di permukaan instrumen, terutama

jika kontak langsung dengan instrumen. Ini terutama diaplikasikan pada

produk perak atau produk yang berlapis perak. Jika proses sterilisasi uap

divalidasi menggunakan ketentuan EN 554 (atau DIN 58946, bagian 6, di

Negara Jerman), maka semua parameter proses yang relevan seperti

tekanan, temperature dan gas mulia yang telah tervalidasi, termonitor dan

terdokumentasikan sampai saat ini. Dengan begitu tidak perlu penggunaan

chemoindikator atau bioindikator. Penggunaan sterilisasi uap harus bebas

dari kotoran dan tidak boleh merusak persentil atau materi yang

disterilkannya. Jika terjadi korosi mungkin diakibatkan kontaminasi partikel

karat dari sistem pipa/kran air, atau perubahan warna pada permukaan

instrument yang mungkin disebabkan oleh kadar asam salisilat yang

berlebihan. Jika air minum berisi bikarbonat keras dalam jumlah yang besar,

ini akan meningkatkan isi gas mulia pada sterilisasi uap, dan oleh karena itu

akan berpengaruh kurang baik terhadap hasil sterilisasi. Kontainer yang

lembab beresiko korosi terhadap instrumen. Dalam prakteknya, embun sisa

dalam wujud beberapa tetesan air yang mam nguap di dalam jangka 15

menit masih dapat ditoleransi, tetapi genangan air sangat tidak bisa

diterima. Dan bagaimanapun juga, beberapa tetesan air dapat menyebabkan


bercak. Untuk mencegah terjadinya embun sama sekali, berkonsultasilah

dengan pabriknya tentang prosedur sterilisasi yang relevan (RKN, 2022).

b. Sterilasi Panas Kering

Sterilisasi panas kering adalah metode sterilisasi terminal/akhir berdasarkan

transfer panas ke barang yang akan disterilkan. Panas dapat dipindahkan

melalui konveksi, radiasi atau transfer langsung. Sterilisasi panas kering

dilakukan dalam oven dengan sirkulasi udara paksa atau menggunakan

peralatan lain yang dirancang khusus untuk tujuan ini, misal sebuah

terowongan. Alat sterilisasi dimuat sedemikian rupa sehingga suhu yang

ditentukan atau yang diperlukan tercapai di seluruh beban. Pengetahuan

tentang suhu di dalam alat sterilisasi selama siklus sterilisasi diperoleh

dengan menggunakan elemen penginderaan suhu yang ditempatkan dengan

tepat di dalam atau pada benda-benda representatif yang terletak di bagian

paling dingin (seperti yang telah ditetapkan sebelumnya) dari alat sterilisasi

yang dimuat. Waktu dan suhu sepanjang setiap siklus dicatat dengan tepat.

Kondisi acuan untuk metode sterilisasi ini adalah minimum 160 °C selama

minimal 2 jam. Kombinasi lain dari waktu dan suhu dapat digunakan jika

telah terbukti memuaskan bahwa proses yang dipilih memberikan tingkat

mematikan yang memadai dan dapat direproduksi ketika dioperasikan

dalam toleransi yang ditetapkan. Prosedur dan tindakan pencegahan yang

digunakan adalah seperti untuk mencapai SAL sama dengan atau kurang

dari 10-6. Proses sterilisasi panas kering divalidasi menggunakan kombinasi

pemetaan suhu dan studi indikator biologis. Panas kering pada suhu lebih
besar dari 220 °C, untuk waktu yang divalidasi, sering digunakan untuk

depirogenasi barang pecah belah. Dalam hal ini, demonstrasi pengurangan 3

log10 dalam endotoksin tahan panas dapat digunakan sebagai kriteria

validasi dan indikator biologis tidak diperlukan. Siklus sterilisasi panas

kering dipantau dengan penentuan profil suhu, minimal, dalam posisi

terdingin ruangan. Waktu dan suhu dicatat untuk setiap siklus.

1. Keuntungan Sterilisasi Panas Kering

a) Kesederhanaan (seperti memanggang), menembus; dan kurangnya

bahan habis pakai dan beracun residu;

b) Umumnya dicadangkan untuk bahan dan produk yang tidak tahan

terhadap uap (misalnya bubuk, minyak, hidrasi polimer tertentu,

korosi instrumen, dan benda tajam tumpul);

c) Depirogenat panas kering (menonaktifkan pirogen);

d) Sub-sterilisasi bagian dari proses aseptic;

e) Digunakan sebagai metode pilihan untuk sterilisasi pesawat ruang

angkasa di Amerika Serikat;

f) Mensterilkan implan silikon yang dihubungkan silang oleh radiasi;

kedap untuk mengukus, peroksida; dapat diserap dengan EO;

g) Sterilisasi beberapa barang elektronik, yang tidak diaktifkan oleh

uap, suhu tinggi kelembaban EO/formaldehida; penyinaran;

h) Dapat mensterilkan polimer yang sama dengan sterilisasi uap, pada

suhu yang lebih rendah tetapi pada waktu pemaparan yang lebih

lama.
2. Kerugian Sterilisasi Panas Kering

a) Waktu pemrosesan (pemanasan) yang lama; suhu tinggi (160–

190℃);

b) Lebih sedikit polimer yang kompatibel kecuali jika suhu diturunkan

(misalnya, 105–135℃) tetapi masih tidak dapat mensterilkan bahan

yang peka terhadap panas seperti EO atau iradiasi;

c) Meminimalkan korosi dan kusam instrumen seperti yang diamati

dalam uap sterilisasi, namun hal ini dapat terjadi jika instrumen

tidak dibersihkan sebelumnya, dirawat dan dikeringkan sebelum

sterilisasi panas kering;

d) Pemanasan lambat, kecuali menggunakan cara lain untuk

mentransfer panas di luar udara panas konveksi;

e) Waktu sterilisasi lebih lama dibandingkan dengan uap:

f) Kemasan terbatas untuk memungkinkan perpindahan panas;

g) Perpindahan panas dengan sterilisasi uap pada 250°F (121°C) adalah

12 kali lebih besar dibandingkan dengan udara panas (RKN, 2022).

c. Gas Etilen Oksida

Salah satu gas sterilisasi adalah etilen oksida (C2H4O). Etilen oksida adalah

salah satu metode sterilisasi suhu rendah yang digunakan sebagai metode

sterilisasi alternatif pada instrumen yang tidak tahan terhadap panas maupun

tidak tahan terhadap kelembaban yang tidak dapat disterilkan menggunakan

sterilisasi uap, autoclave. Etilen oksida baik dalam kondisi murni atau

campuran dengan karbon dioksida atau halokarbon digunakan juga untuk


sterilisasi dan fumigan pada bahan yang sensitif terhadap panas. Etilen

oksida digunakan untuk proses sterilisasi kontainer atau botol infus,

peralatan operasi dan menjaga udara dalam ruang bebas dari kontaminasi

atau polusi udara (RKN, 2022).

d. Sistem Plasma

Sterilisasi plasma adalah instrumen ilmiah yang dapat mensterilkan

instrumen logam, yang terutama menggunakan medan elektrostatik plasma

bipolar untuk menguraikan dan menghancurkan bakteri bermuatan negatif,

mempolarisasi dan menyerap debu, dan kemudian menggabungkan dengan

karbon aktif yang diresapi obat, jaringan elektrostatik, perangkat

fotokatalitik dan komponen lain untuk sekunder sterilisasi dan filtrasi,

setelah perawatan sterilisasi sejumlah besar udara bersih yang bersirkulasi

cepat untuk menjaga lingkungan yang terkendali pada standar ruang bersih

steril. Sterilisasi plasma sebagai teknologi sterilisasi desinfeksi yang

diperkenalkan ke bidang desinfeksi, penelitian dan penerapannya telah

berkembang pesat, dengan teknologi sterilisasi plasma suhu rendah

hidrogen peroksida yang paling berhasil diterapkan. Selain itu, penggunaan

teknologi plasma untuk pemurnian udara dalam ruangan, dan desinfeksi

juga memiliki aplikasi. Sterilisasi plasma suhu rendah teknologi adalah

teknologi sterilisasi suhu rendah baru setelah glutaraldehida, etilen oksida,

dan teknologi sterilisasi lainnya. Sterilisasi plasma banyak digunakan untuk

sterilisasi peralatan medis yang tidak tahan terhadap kelembaban dan suhu

tinggi, seperti berbagai instrumen presisi dan endoskopi. Terutama dengan


penerapan luas operasi invasif minimal, rumah sakit membutuhkan

sejumlah besar peralatan lumpektomi, saat ini, sterilisasi plasma suhu

rendah dapat secara efektif mengurangi atau menghindari kerusakan pada

peralatan medis sensitif suhu tinggi, dan sering menjadi metode sterilisasi

umum di rumah sakit. Selain itu, juga dapat digunakan untuk sterilisasi

bahan sanitasi, makanan, dan peralatan makan. Penerapan teknologi ini

tentunya akan berperan besar dalam mendorong perkembangan teknologi

rekayasa medis, kesehatan, pangan, dan biologi.

1. Keuntungan menggunakan sterilisasi plasma dibandingkan dengan

disinfektan udara sirkulasi UV tradisional, disinfektan udara plasma

memiliki keuntungan sebagai berikut:

a) Sterilisasi yang sangat efektif

Efek desinfeksi sangat kuat, dan waktu aksinya singkat.

b) Perlindungan lingkungan

Sterilisasi plasma bekerja terus menerus dan tidak menghasilkan

sinar ultraviolet, atau ozon, untuk menghindari pencemaran

lingkungan.

c) Degradasi yang efisien

Selain mendisinfeksi udara, juga dapat menurunkan gas beracun dan

berbahaya di udara. Sebuah laporan pengujian menunjukkan bahwa

tingkat degradasi dalam waktu 24 jam adalah 91% untuk

formaldehida, 93% untuk benzena, 78% untuk amonia, dan 96%

untuk xilena.
d) Konsumsi energi yang rendah

Daya start-upnya adalah 1/3 dari mesin desinfeksi UV.

e) Umur panjang

Dalam penggunaan normal, umur desainnya 15 tahun, sedangkan

mesin desinfeksi UV sekitar 5 tahun.

2. Jenis sterilisasi plasma:

a) Sterilisasi plasma gas;

b) Sterilisasi plasma hidrogen peroksida.

3. Cara menggunakan sterilisasi plasma

Berikut ini adalah prosedur operasi dari hidrogen peroksida sterilisasi

plasma suhu rendah yaitu:

a) Periksa sebelum dihidupkan

1) Periksa apakah pemutus sirkuit udara catu daya peralatan kontrol

telah dihidupkan, lampu indikator merah tombol shutdown

peralatan menyala;

2) Periksa apakah kertas cetak printer telah ditempatkan dengan

benar, jika batu kekurangan kertas;

3) Periksa apakah peralatan memiliki kerusakan yang jelas atau

kelainan lainnya.

b) Peralatan menyala

1) Nyalakan power, tekan tombol power on, dan peralatan akan

menyala secara otomatis, lampu indikator hijau tombol power on


menyala, lampu indikator merah tombol power off mati, dan

layar operasi dimulai;

2) Periksa jumlah kapsul yang tersisa;

3) Nyalakan mesin 30 menit sebelum sterilisasi untuk memanaskan

peralatan terlebih dahulu, panaskan selama 30 menit, dan

jalankan program saat suhu >45℃;

4) Barang yang dimuat harus memenuhi persyaratan kisaran

sterilisasi, jika tidak, akan menyebabkan kerusakan pada

instrumen atau mempengaruhi efek sterilisasi;

5) Masukkan barang yang sudah disterilkan ke dalam keranjang

biru, tutup pintunya, lalu pilih dan jalankan programnya;

6) Di akhir program, kembalikan, buka pintu dan keluarkan

keranjang, keluarkan barang yang disterilkan dan amati

perubahan warna pada label indicator;

7) Masukkan keranjang, tutup pintu, dan tekan tombol OFF untuk

mematikan mesin (RKN, 2022).

e. Ozon

Ozon adalah salah satu senyawa pengoksidasi yang sangat kuat dalam

membunuh virus dan bakteri. Ozonisasi adalah proses sterilisasi ruangan


dari virus, kuman dan bakteri menggunakan media udara yang mengandung

Ozone (O3). Ozone adalah molekul O3 yang terbentuk dari molekul

oksigen (O2) bersenyawa dengan atom oksigen (O1), atom oksigen ini

dibelah dari oksigen di udara sekitar menggunakan mesin ozone generator

(Liste der vom Robert- Koch, 2021).

2.14 Desinfektan dan desinfeksi

2.14.1 Desinfektan

Desinfektan adalah bahan yang digunakan untuk melaksanakan disinfeksi.

Seringkali sebagai sinonim digunaan istilah antiseptik, tetapi pengertian

disinfeksi dan disinfektan biasanya ditujukan terhadap benda – benda mati,

seperti lantai, piring, pakaian (Irianto 2019). Jenis desinfektan ini dibagi

menjadi dua, yaitu:

1. Desinfektan kimia

Penggunaan disinfektan kimia dalam jangka waktu lama dapat

menimbulkan dampak negatif, karena dalam penggunaannya, bahan kimia

dapat meninggalkan residu yang berpotensi untuk mengganggu kesehatan

(Wastiti et al. 2019). Untuk itu, perlu mencari alternatif lain yaitu dengan

memanfaatkan tanaman atau disebut dengan desinfektan nabati.

2. Desinfektan nabati

Desinfektan nabati ini tidak menimbulkan residu karena terbuat dari bahan

yang ada di alam sehingga mudah menguap.


2.14.2 Desinfeksi

Desinfeksi suatu proses untuk menghilangkan sebagian besar

mikroorganisme pathogen, dengan perkecualian spora bakteri dari suatu benda

mati. Desinfektan secara umum dapat dilakukan menggunakan cara fisik

dengan pemanasan suhu 75-100ºC atau kimiawi (cairan kimia) (RKN, 2022).

Setiap proses desinfeksi harus selalu didahului dengan proses dekontaminasi

atau pencucian yang memadai, karena proses ini akan menghilangkan

sebagian besar kuman yang terdapat pada permukaan banda dan sisa kuman

yang sedikit akan lebih mudah dibutuhkan oleh zat bahan desinfektan.

1. Cara melakukan desinfeksi

Desinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat

menyebabkan infeksi. Desinfeksi biasanya dilakukan dengan menggunakan

zat – zat kimia seperti fenol, formaldehide, klor, iodium atau sublimat.

Pada umumnya disinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel – sel

vegetatif yang lebih sensitif tetapi bukan spora – spora tahan panas (Irianto

2019). Sistem yang paling sering digunakan adalah pedoman Centers for

Disease Control and Prevention (CDC) yang diterbitkan pada taun 1981

dan 1985 mengenai pencucian tangan dan pengendalian lingkungan rumah

sakit. Sistem ini terdiri atas tiga tingkat :

a. Desinfeksi tingkat tinggi

Desinfeksi tingkat tinggi adalah suatu proses yang mengeliminasi

semua organisme kecuali sebagian besar populasi endospora bakteri.


Sebagian desinfektan tingkat tinggi juga dapat digolongkan sebagai

sterilant apabila kontak berkepanjangan dapat membunuh semua

endospora bakteri.

b. Desinfeksi tingkat sedang

Desinfeksi tingkat sedang menyebabkan inaktivasi bakteri vegetatif,

termasuk mikrobakterium (mycobacterium tuberculosis), sebaian besar

virus dan sebagian besar jamur, tetapi tidak membunuh spora bakteri.

Desinfeksi tingkat rendah dan sedang digunakan untuk permukaan dan

alat – alat nonkritis dalam pelayanan kesehatan.

c. Desinfeksi tingkat rendah

Desinfeksi tingkat rendah membunuh semua bakteri vegetatif serta

sebagian virus dan jamur, tetapi tida diharapkan mampu membunuh

mikrobakterium atau spora.

Terdapat berbagai metode dalam melakukan desinfeksi, sebagai berikut:

a. Metode Pengepelan

Cara desinfeksi ini menggunakan bahan desinfektan yang dicairkan ke

dalam air, dan dilaukan dengan cara membasahi lantai. Keunggulan dari

cara ini efektif dalam menurunkan angka kuman lantai, dan dapat

menjangkau seluruh sudut ruangan lantai. Akan tetapi cara ini mempunyai

kelemahan yaitu dapat mencelakai siapapun yang tida berhati – hati

melewati bagian yang basah, sehingga memerlukan waktu yang relatif lama

untuk kering.

b. Metode Pengkabutan (Fogging)


Cara desinfeksi ini sering sekali dilakukan di berbagai sarana kesehatan,

seperti puskesmas dan rumah sakit di Indonesia. Desinfeksi ini

menggunakan bahan desinfektan, dan dengan metode pengkabutan ruangan

menggunakan fogger. Keunggulan dari cara ini adalah dapat menjangkau

seluruh ruangan dan sudut ruang. Bahan desinfektan yang berupa kabut

dapat membunuh mikroorganisme di udara, dinding ataupun lantai. Akan

tetapi kelemahan dari cara ini, dapat menimbulkan noda atau bercak pada

dinding, dan petugas harus terpapar langsung (Irianto, 2019).

2.15 Penanganan Instrumen Bedah Terpapar CJD (Creutzfeldt-Jakob Disease)

Instrumen yang digunakan untuk merawat pasien yang dicurigai atau

dikonfirmasi diagnosis CJD setelah prosedur bedah saraf harus diproses ulang

menggunakan protokol dekontaminasi CJD sesegera mungkin setelah

diagnosis. Alternatifnya, instrumen dapat dikarantina jika diagnosis CJD tidak

jelas. Instrumen harus tetap lembab dengan merendamnya dalam garam selama

masa karantina. Jika penelusuran instrumen yang digunakan pada pasien indeks

tidak memungkinkan, semua perangkat bedah saraf harus ditangani dengan

protokol dekontaminasi CJD, terutama jika instrumen belum digunakan

kembali dan diproses ulang selama 10 siklus atau lebih.

Instrumen yang terkontaminasi CJD mungkin telah dibersihkan dalam

pencuci instrumen otomatis bersama dengan instrumen bedah lainnya. Namun,

kontaminasi silang dari instrumen tersebut selama siklus pembersihan tidak

mungkin terjadi karena pembersih enzimatik mengganggu pengikatan protein


dan bantuan pH basa dalam denaturasi protein. Selain itu, gerakan air yang

terus-menerus dalam mesin cuci membantu menjaga protein yang rusak

tersebut tetap tersuspensi, sehingga meminimalkan potensi agen CJD menempel

pada instrumen dalam beban. Sebagai tindakan pencegahan, mesin cuci dapat

dijalankan untuk siklus kosong setelah melepas semua instrument (Wastiti,

2019).

Instrumen yang terkontaminasi diautoklaf saat direndam dalam larutan IN

NaOH. Perawatan instrumen secara berurutan terlebih dahulu dengan

merendamnya dalam IN NaOH atau natrium hipoklorit diikuti dengan autoklaf.

Memungkinkan pemeliharaan kelembaban instrumen karena instrumen

dipindahkan dari bahan kimia langsung ke air dan didekontaminasi dengan

autoklaf perpindahan gravitasi saat direndam dalam air. Pada akhir langkah

dekontaminasi, ketiga opsi memerlukan tambahan sterilisasi rutin instrumen

dengan pencucian konvensional dan autoklaf yang digunakan di rumah sakit

(Wastiti, 2019).

NaOH dan natrium hipoklorit adalah bahan kimia korosif, dan

penanganannya memerlukan alat pelindung diri yang sesuai dan penahanan

sekunder yang tepat. Penggunaan panci dan penutup penahan yang tepat telah

terbukti mencegah keluarnya uap NaOH dan tumpahan yang dapat merusak

autoklaf.37 Karena NaOH jauh lebih tidak korosif, penggunaannya lebih

disukai daripada penggunaan natrium hipoklorit. Sebuah studi eksperimental

menunjukkan bahwa banyak kerusakan instrumen akibat autoklaf dalam NaOH


bersifat kosmetik dan tidak akan mempengaruhi kinerja instrument (Wastiti,

2019).

2.16 Penyimpanan Sterilant

Menjaga sterilitas suatu instrument yang telah di kemas dan disterilkan,

perlu dilakukan upaya penyimpanan sedemikian rupa yang memperhatikan

konsep-konsep pencegahan pertumbuhan mikroorganisme, sehingga mampu

mencegah terjadinya kontaminasi pada instrument tersebut. Depkes dalam

Pedoman Instalasi Pusat di Rumah Sakit telah mempersyaratkan tempat

penyimpanan alat steril sebagai berikut :

1. Penerangan harus memadai dengan Suhu antara 18°C- 22°C dan

Kelembaban 35-75%;

2. Ventilasi menggunakan sistem tekanan positif;

3. Dinding dan lantai tebuat dari bahan yang halus, kuat sehingga mudah di

bersihkan, alat steril disimpan pada jarak 19-24cm dari lantai dan minimum

43cm dari langit-langit, serta 5cm dari permukaan dinding;

4. Diupayakan untuk menghindari penumpukan debu pada kemasan.

Instrument steril harus segera dipindahkan apabila terjadi kebocoran, basah,

terjadi perubahan bentuk, perubahan warna, dan tidak layak pakai agar tidak

mencemari instrument lainnya (Irianto, 2019).

2.17 Kualitas Control Produk Sterilant

Fasilitas pelayanan kesehatan harus memiliki kebijakan kualitas control

produk sterilant salah satunya dengan mengetahui kadaluarsa pada instrument


bedah yang telah dilakukan sterilasasi. Mengenai masa kadaluarsa (shelf life)

benda-benda yang diproses sendiri. Kebijakan yang ada berkisar antara satu

sampai dengan enam bulan untuk benda yang dibungkus ganda dan dari 6 bulan

sampai dengan dua tahun untuk benda “peel pack” yang terlindung dari debu

(Gruendemann, 2020). Kemasan alat steril harus dapat menjaga sterilitas isinya

selama masa kadarluarsanya. Karena pada prinsipnya masa kadarluarsa

kemasan alat steril tidak tergantung pada waktu, melainkan pada kejadian yang

dialami oleh kemasan tersebut (RKI, 2022).


BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pemeliharaan preventif atau pencegahan pada instrument bedah adalah

pemeliharaan berupa perawatan dengan membersihkan alat yang dilaksanakan

setiap hari oleh operator dan kegiatan penyetelan, pelumasan serta penggantian

bahan pemeliharaan yang dilaksanakan oleh teknisi secara berkala. Pemeliharaan

preventif bertujuan guna memperkecil kemungkinan terjadinya kerusakan.

Pemeliharaan preventif yang dilakukan yaitu pemeliharaan rutin dan

pemeliharaan periodik.

3.2 Saran

Perlu diterapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebagai pedoman

dalam pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan instrument bedah agar

pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan instrument bedah lebih mudah dan

benar.
DAFTAR PUSTAKA

Ceylan, 2018. Isolaton of Soil Streptomyces as Source Antibiotics active


Agains-Resistant Bacteria, Journal Biosci, 2 (73), 73–82
Choma, 2020. The use of thin-layer chromatography with direct bioautography
for antimicrobial analysis, LGCG Europe, 18 (9), 1–7
Chowdhury, 2019. Production of Cellulases and Saccharification of
Lignocellulolitic by Micromonospora, Journal Microbiology and
Biotechnology Springer, 7 (6), 1-8
DIN EN ISO 15883*: 2020 Reinigungs-/Desinfektionsgeräte Anforderungen,
Difinitionen, Prüfungen [pembersihan-pendesinfeksia metode test]
EN 285 : 2021. Sterilisation Damf-Sterilisatoren, Gross-Sterilisatoren
[Sterilisasi umum, Sterilisasi Uap]
Gruendemann, 2020. Nursing Textbook Perioperative (Vol. 2). Jakarta: EGC
Irianto, 2019. Preoperative anxiety assessed by questionnaires and patient
declarations. anaesthesiology intensive therapy XLI.
ISO 14937: 2020. Sterilisation von Medizinprodukten Sterilisation von
Produkten für die Gesundheitsfürsorge – Allgemein Anforderungen
an die Charakterisierung ein Sterilisiermittels und an die
Entwicklung, Validerung und Routineu berwachtung eines
Sterilisationsverfahrens für Medizinprodukte [Sterilisasi alat-alat
medis : sterilisasi pada produkproduk perawatan kesehatan-kriteria
umum karakteristik agen sterilitan dan perkembangannya validasi,
pengontrolan rutin proses sterilisasi alat-alat medis]
Liste der vom Robert- Koch- Institut geprüften und anerkannten
Disinfektionsmittel und –verfahren 14. Ausgabe; Stand vom
31.05.2021 [daftar desinfektan dan metode pendesinfeksian yang
dites dan disetujui oleh RKI; edisi ke 14; pada 13 May 2021]
Retouren in Medizinischen Einrichtungen, Merkblatt Handlungsemfehlungen,
Bvmed [Institusi alat-alat medis yang dikembalikanrekomendasi
perawatan yang sesuai dengan peraturan operator sehubungan dengan
alat-alat medis]
RKI. Krankenhausversorgung und Instrumenensterilisation bei CJK-Patienten
und CJK-Verdachtsfällen Bundesgesundheitsblatt 7/2022, 279-285
[ Persediaan rumah sakit dan sterilisasi instrumen pada kasus pasien
„sapi gila“ ringan dan kasus suspek „sapi gila“
RKI. Anforderungen an die Hygiene bei der Aufbereitung von
Medizinprodukten. Emfehlung; Bundesgesundheitsblatt 44/2001,
1115-1126 [syarat-syarat higiene dalam pengolahan alatalat medis.
RKI. Die Variante der Creutzfeld-Jakob-Krankheit (vCJK)
Bundesgesundheitsblatt 45/2022, 376-394 [Bermacam penyakit „sapi
gila“ surat dari Departemen Kesehatan Jerman 45/2022, 376-394
Wastiti, 2019. Dynamic properties of Escherichia coli, World Journal Of
Pharmacy And Pharmaceutical Sciences, 4 (07), 296–307.

Anda mungkin juga menyukai