Anda di halaman 1dari 8

PEMBANGUNAN BACKUP, REPLIKASI DAN MONITORING SERVER

SEBAGAI SOLUSI PENANGGULANGAN BENCANA PADA


VIRTUALISASI SERVER DI DINAS KOMUNIKASI DAN
INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT
Ferly Adrianus1, Angga Setiyadi, M.Kom2
1 ,2
Teknik Informatika - Universitas Komputer Indonesia
Jl. Dipatiukur 112-114 Bandung
E-mail : ferly.pcrg10@gmail.com1 , angga.setiyadi@email.unikom.ac.id2

ABSTRAK Dinas komunikasi dan informatika


(DISKOMINFO) adalah sebuah instansi yang
Dinas komunikasi dan informatika bertanggung jawab atas pengolahan informasi dalam
(DISKOMINFO) adalah Instansi pemerintahan yang lingkungan pemerintahan Provinsi Jawa Barat.
besar dan memiliki pegawai cukup banyak serta Instansi pemerintahan yang besar dan memiliki
cakupan kerja yang besar, sehingga memiliki data pegawai cukup banyak serta cakupan kerja yang
yang besar untuk dikelola dan tentunya harus besar, sehingga memiliki data yang besar untuk
terorganisir dengan baik. Untuk memenuhi dikelola dan tentunya harus terorganisir dengan baik.
kebutuhan pengelolaan data tersebut, Saat ini DISKOMINFO memiliki web server, mail
DISKOMINFO membutuhkan komputasi yang server, database server,dan aplikasi server yang
besar, dimana ruangan server yang sudah penuh dan jumlah keseluruhan telah mencapai dua puluh enam
belum memiliki backup server serta belum optimal server. Dalam jangka waktu satu sampai dua tahun
dalam penggunaan server ditambah dengan besarnya DISKOMINFO dapat melakukan pengadaan server
biaya yang dikeluarkan untuk perawatan seluruh baru sebanyak tiga unit untuk memenuhi kebutuhan
server (maintenance dan listrik). komputasi. Dengan penambahan server tersebut
DRC virtualisasi server menggunakan type tentunya DISKOMINFO harus mengeluarkan biaya
HOT dengan tools yang digunakan Vmware ESXi cukup besar dan ruangan server semakin tahun
5.5 , Veeam backup & replication versi 9 dan semakin penuh serta biaya listrik yang terus
Network Attached Storage (NAS) dengan sistem meningkat.
operasi FreeNAS 9.10, dimana backup dan replikasi Penambahan server juga akan mempengaruhi
menjadi skenario dalam penanggulangan bencanya. naiknya suhu ruangan server. Pendingin ruangan
Kemudian untuk melihat status server dibangun bisa masuk dalam perangkat pengadaan baru untuk
program monitoring server dan memberikan menjaga suhu ruangan server tetap dingin. Tentunya
notifikasi ketika terdapat server down. Beberapa menjadi masalah jika setiap melakukan pengadaan
server dilakukan konsolidasi kedalam satu fisik server baru DISKOMINFO harus mengeluarkan
server serta membangun backup server dengan cara biaya yang sangat besar dan biaya listrik yang terus
melakukan replikasi server. meningkat. Ruangan untuk menempatkan server
Berdasarkan hasil pengujian yang telah semakin penuh dan suhu ruangan akan meningkat
dilakukan, penerapan DRC virtualisasi server sangat jika pendingin ruangan tidak dilakukan penambahan.
efektif. Dimana waktu downtime hanya 1-3 detik Permasalah lain yang dihadapi DISKOMINFO
sehingga sistem informasi berjalan dengan stabil adalah belum optimalnya penggunaan dari server,
pada kondisi main server mengalami down. Dan sehingga penambahan server baru merupakan
juga dapat mengoptimalkan penggunaan server dan langkah yang tidak efisien dan belum memiliki
menekan biaya pembelian atau perawatan server. disaster recovery center sebagai upaya untuk
Dengan replikasi dan restore dapat melakukan memulihkan layanan teknologi informasi jika terjadi
penambahan, perbaikan dan maintenance server bencana. Pada tahun 2016, server DISKOMINFO
dengan cepat. yang pernah down diantaranya adalah server yang
memiliki hostname eoffice.jabarprov.go.id,
Kata kunci : Virtualisasi, ESXi, Veeam, Backup nms.jabarprov.go.id, intranet.jabarprov.go.id dan
dan Replikasi server, Failover, Restore, FreeNAS, diperta.jabarprov.go.id dengan rata-rata lama
Network Attached Storage (NAS), Penanggulangan downtime kurang dari tiga jam. Down server
bencana. tersebut melumpuhkan pelayanan yang ada di
DISKOMINFO dan menunggu hingga server
tersebut up kembali untuk melakukan pelayanan.
1. PENDAHULUAN
Untuk mengatasi down server dan agar bencana alam, hilang dan kerusakan lainnya
pelayanan bisa tetap berjalan dengan stabil maka dikarenakan banyak penyebab.[4] Sehingga
dibutuhkan sistem disaster recovery center, dimana keuntungan dari backup dapat menggunakan data
backup dan replikasi server sebagai skenario dari terakhir yang di backup ketika data utama
disaster recovery center. Tentunya data dan sistem mengalami kerusakan atau hilang. Hal ini dapat
layanan informasi yang terus berjalan merupakan hal mengurangi kerugian ketihal hal yang tidak
yang sangat penting. DISKOMINFO membutuhkan dinginkan terjadi pada data penting.
backup jika layanan informasi yang berjalan Metode Backup yang di kenal dalam dunia it ada 4,
mengalami gangguan atau sebuah bencana yang yaitu sebagai berikut:
tidak diduga. Replikasi dibutuhkan ketika sistem 1. Full backup :
yang ada akan di buatkan replika yang akan di Salinan lengkap komputer termasuk data user
gunakan pada lokasi lain ataupun di terapkan pada dan sistem operasi itu sendiri
perangkat baru yang akan menggantikan perangkat 2. Incremental backup (backup peningkatan)
lama. Replikasi juga digunakan untuk membuat Menyalin semua data yang berubah sejak
sebuah sistem replika dari sistem utama sebagai terakhir kali melakukan full backup atau
backup jika terjadi bencana pada sistem utama. differential backup. Kelebihannya pada
Replikasi dilakukan agar tidak terjadi perbedaan waktu yang lebih singkat, Backup lebih cepat
sistem yang berjalan dengan sistem backup dan dari pada full backup, membutuhkan tempat
sistem yang diterapkan pada perangkat yang baru sementara yang lebih kecil daripada yang
dengan fungsi sama dengan sistem utama. dibutuhkan oleh full backup. Dan
Untuk mengatasi permasalahan ini, maka kekuranganny awaktu untuk restore sangat
pada DISKOMINFO dibutuhkan konsolidasi server- lama.
server tersebut kedalam sebuah server fisik 3. Differential backup
menggunakan virtualisasi. Dengan demikian dapat Sama dengan tipe incremental tapi archive bit
mengurangi jumlah penggunaan server secara fisik. tidak dihapus setelah backup. Ini dilakukan
Dan membangun Disaster recovery virtualisasi setelah full backup, setelah terjadi perubahan
server sebagai upaya untuk menanggulangi bencana. data dan waktu backup tidak terlalu lama.
Berdasarkan permasalah yang diteliti, maka 4. Mirroring (backup cermin)
maksud dari penulisan laporan proposal skripsi ini Sama dengan full backup, tetapi data tidak di
adalah membangun sistem disaster recovery padatkan atau dimampatkan (dengan format
virtualisasi server di DISKOMINFO Jawa Barat. .tar, .zip, atau yang lain). Kelebihannya pada
Tujuan dalam penelitian ini adalah : metode backup yang paling cepat bila
1. Menjaga kestabilan layanan teknologi dibandingkan dengan metode yang lain
informasi yang berjalan pada DISKOMINFO. karena menyalin data dan folder ke media
2. Meminimalisir waktu down time sistem selama tujuan tanpa melakukan pemadatan.
bencana berlangsung. Kekurangannya menyebabkan media
3. Mengoptimalkan penggunaan server secara penyimpanannya harus cukup besar. [5]
fisik di DISKOMINFO.
4. Meminimalisir biaya pengadaan server ,listrik 2.2 Replikasi
yang digunakan dan tempat ruangan server. Replikasi adalah suatu teknik untuk
melakukan copy dan pendistribusian data dan objek-
2. ISI PENELITIAN objek database dari satu database ke database lain
dan melaksanakan sinkronisasi antara database
2.1 Backup sehingga konsistensi data dapat terjamin. Dengan
Dalam teknologi informasi, cara kerja dari menggunakan teknik replikasi ini, data dapat
backup adalah membuat data cadangan dengan cara didistribusikan ke lokasi yang berbeda melalui
menyalin atau membuat arsip data komputer koneksi jaringan lokal maupun internet. Replikasi
sehingga data tersebut dapat digunakan kembali juga memungkinkan untuk mendukung kinerja
apabila terjadi kerusakan atau kehilangan. Jadi aplikasi, penyebaran data fisik sesuai dengan
tujuan backup untuk mengembalikan data apabila penggunaannya, seperti pemrosesan transaksi online
data hilang, baik karena terhapus atau rusak (corrup) dan DSS (Desiscion Support System) atau
dan mengembalikan data ketitik tertentu pada masa pemrosessan database terdistribusi melalui beberapa
lalu.[4] server.[6]
Backup mengharuskan pengguna Keuntungan replikasi tergantung dari jenis
menggandakan data, yang akhirnya menghabiskan replikasi tetapi pada umumnya replikasi mendukung
kapasitas media penyimpanan. Ini mendorong ketersediaan data setiap waktu dan dimanapun
ditemukannya teknologi-teknologi untuk diperlukan.
mengefesienkan penyimpanan data backup, Adapun keuntungan lainnya adalah :
misalnya deduplikasi dan kompresi. Faktor 1. Memungkinkan beberapa lokasi menyimpan
melakukan backup adalah virus, kerusakan hardisk, data yang sama. Hal ini sangat berguna pada
saat lokasi-lokasi tersebut membutuhkan data c. Datanya sedikit.
yang sama atau memerlukan server yang 2. Transactional replication
terpisah dalam pembuatan aplikasi laporan. Memelihara kekonsistenan transaksi yang
2. Aplikasi transaksi online terpisah dari aplikasi terjadi.
pembacaan seperti proses analisis database 3. Merge replication
secara online, data smarts atau data Merge replication memungkinkan
warehouse. pengguna bekerja dan merubah data sesuai
3. Memungkinkan otonomi yang besar. dengan wewenangnya. Pada saat server tidak
Pengguna dapat bekerja dengan meng-copy dikoneksikan ke seluruh lokasi dalam topologi,
data pada saat tidak terkoneksi kemudian replikasi merubah ke nilai data yang sama. [6]
melakukan perubahan untuk dibuat database
baru pada saat terkoneksi 2.3 Perbedaan Backup dengan Replikasi
4. Data dapat ditampilkan seperti layaknya
Perbedaan backup dengan replikasi, secara
melihat data tersebut dengan menggunakan
definisi garis besar backup melibatkan pembuatan
aplikasi berbasis Web.
salinan atau salinan data. Sedangkan replikasi adalah
5. Meningkatkan kinerja pembacaan.
tindakan penyalinan dan kemudian memindahkan
6. Membawa data mendekati lokasi individu atau
data antar situs perusahaan. Hal ini biasanya diukur
kelompok pengguna. Hal ini akan membantu
dalam Recovery Time Objective (RTO) atau lamanya
mengurangi masalah karena modifikasi data
waktu pemulihan yang dibutuhkan dan Recovery
dan pemrosesan query yang dilakukan oleh
Point Objective (RPO) atau toleransi kehilangan
banyak pengguna karena data dapat
data yang dapat diterima. Secara kebutuhan backup
didistribusikan melalui jaringan dan data
membutuhkan perpustakaan tape (biasanya VTL
dapat dibagi berdasarkan kebutuhan masing-
melakukan backup disk-to-disk) dan beberapa
masing unit atau pengguna.
tempat untuk menyimpan kaset arsip ataupun media
7. Penggunaan replikasi sebagai bagian dari
penyimpanan lainnya. Sedangkan kebutuhan pada
strategi standby server.
replikasi adalah infrastruktur yang identik, segingga
Replikasi dapat digunakan apabila sebuah
membutuhkan biaya tambahan untuk menyediakan
organisasi atau perusahaan didukung oleh hardware
infrastruktur yang identik.[7]
dan aplikasi software dalam sebuah sistem yang
Backup berfokus pada kepatuhan dan
terdistribusi. Aplikasi yang berbeda mempunyai
pemulihan terperinci, seperti memulihkan email
kebutuhan yang berbeda untuk otonomi dan
pengguna tunggal dari 5 tahun yang lalu. Backup
konsistensi data. Replikasi diperlukan dalam sistem
biasanya digunakan untuk segala hal di perusahaan,
terdistibusi apabila kondisinya sebagai berikut ini:
mulai dari server produksi kritis hingga desktop.
1. Mengcopy dan mendistribusikan data dari satu
Backup biasanya bergantung pada snapshots yang
atau lebih lokasi.
merupakan salinan kumpulan data yang diambil
2. Mendistribusikan hasil copy data berdasarkan
pada titik yang telah ditentukan sebelumnya. Cara
jadwal.
yang relatif murah untuk menghindari kehilangan
3. Mendistribusikan perubahan data ke server
data. Hanya saja tidak menjamin kelangsungan
lain.
operasi.
4. Memungkinkan beberapa pengguna di
Replikasi berfokus pada pemulihan
beberapa lokasi untuk melakukan perubahan
kelangsungan bisnis kembalinya operasi yang cepat
dan kemudian menggabungkan data yang
dan mudah setelah terjadi bencana atau kerusakan
telah dimodifikasi.
sistem. Meminimalkan tujuan waktu pemulihan
5. Membangun aplikasi data yang menggunakan
(RTO) adalah poin utama dari replikasi. Replikasi
perlengkapan online maupun offline.
sering digunakan untuk aplikasi mission-critical
6. Membangun aplikasi Web sehingga pengguna
yang harus selalu aktif dan berjalan. Berfokus pada
dapat melihat volume data yang besar.
memastikan bahwa aplikasi bisnis dan proses selalu
Metode Replikasi
tersedia, bahkan setelah bencana. Tentunya biaya
1. Snapshot replication
untuk set up replikasi mahal, dibutuhkannya
Mendistribusikan data yang dapat dilihat
kesiapan infrastruktur dan biaya perawatannya.[7]
pada saat tertentu tanpa melakukan update.
Biasanya digunakan pada saat memerlukan
2.4 Disaster Recovery Center (DRC)
tampilan data seperti : daftar harga, katalog, data
yang digunakan untuk pengambilan keputusan. Disaster Recovery Center adalah kemampuan
Data-data ini sifatnya hanya ‘read only’. infrastruktur untuk melakukan kembali operasi
Replikasi ini membantu pada saat : secepatnya pada saat terjadi gangguan yang
a. data sebagian besar statis dan tidak sering signifikan seperti bencana besar yang tidak dapat
berubah diduga sebelumnya. Contohnya adalah ketika terjadi
b. dapat menerima copy data yang telah malapetaka yang menimpa sejumlah perusahaan
melewati batas waktu yang ditentukan. besar dunia yang bermarkas di Word Trade Center
tetap dapat beroperasi (segera pulih kegiatan dengannya, dapat dipecah menjadi beberapa piranti
operasionalnya dalam waktu cepat), karena mereka virtual yang masing-masing berdiri sendiri dan
telah mempersiapkan sejumlah DRC untuk mempunyai fungsionalitasnya masing-masing. Tentu
mengantisipasi bencana yang tidak dikehendaki saja tidak semua perangkat PC dapat diberikan
tersebut. perlakuan semacam ini. Hanya perangkat-perangkat
Secara umum DRC berfungsi untuk: khusus seperti server yang dapat dilakukan
1. Meminimalisasi kerugian finansial dan non perlakukan semacam ini, dengan hasil yang baik.
finansial dalam menghadapi bencana alam Logo dari VmWare vSphere dapat dilihat pada
berupa fisik dan informasi data penting bagi gambar 2.2 sebagai berikut.
perusahaan.
2. Meningkatkan rasa aman dalam hubungan
bisnis diantara personel, supplier, investor,
dan pelanggan.
Infrastruktur disaster recovery mencakup Gambar 2. 2 Logo Vmware vSphere.
fasilitas data center, wide area network (WAN) atau
telekomunikasi, local area network (LAN), Vmware ESXi digunakan untuk membentul
hardware, dan aplikasi. Dari tiap bagian ini harus virtual machine di mana terdapat konfigurasi disk,
menentukan strategi disaster recovery yang paling file dan lain-lain yang membentuk menjadi seakan
tepat agar dapat memberikan solusi yang efektif dan sebuah konfigurasi fisik sebuah hardware yang utuh.
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.[9] ESXi dapat diibaratkan sebagai sebuah sistem
Sesuai dengan peraturan di Indonesia bahwa operasi yang melandasi terbentuknya sebuah virtual
lokasi DRC memiliki jarak minimum >40 km dari machine .[11]
pusat Data Center dan berada di luar radius mitigasi
bencana (Gunung Berapi, Tsunami, Banjir, dan lain- 2.6 Veeam Backup and Recovery
lain). Lokasi DRC kami juga tidak berada pada jalur Veeam Backup & Replication dibangun
patahan geologi, Indek Rawan Becana Rendah di secara spesifik untuk lingkungan virtual perusahaan.
Indonesia, akses jaringan memadai dan mudah Software ini diciptakan khusus untuk melakukan
diakses. proses backup dan recovery virtual machines (VM),
Type DRC tanpa memperdulikan platform virtual apa yang
1. Cold DRC gunakan, sistem operasinya, ataupun jenis
Cold DRC ini menyediakan sistem yang penyimpanan (storage)nya. Logo veeam dapat
sama seperti dilokasi data center dimana aplikasi dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut.
dan data akan di upload sebelum fasilitas DRC
bisa digunakan, namun proses pemindahan dari
data center ke lokasi DRC akan dilakukan secara
manual.
2. Warm DRC
Gambar 2.3 Logo Aplication Veeam Backup and
Warm DRC akan menyediakan komputer
Replication.
dengan segala komponennya, aplikasi, link
komunikasi, serta backup data yang paling Dengan lisensi tunggal dan konsol terpadu,
update, dimana system tidak otomatis berpindah aplikasi ini dapat memproteksi seluruh infrastruktur
tetapi masih terdapat proses manual meskipun virtual dengan fungsi-fungsi yang menjadi standar
dilakukan seminimal mungkin. industri. Misalnya Instant VM Recovery, granular
3. Hot DRC file dan application recovery, nearcontinous data
Hot DRC ini mengatur secepat mungkin protection (near CDP), dan masih banyak lagi.
operasional bisnis, sistem dengan aplikasi, link Tidak peduli menggunakan VMware,
komunikasi yang sama telah dipasang dan telah HyperV, atau kombinasi keduanya, Veeam sudah
tersedia di lokasi DRC. Data secara continue di mendukung rilis hypervisor terbaru: VMware
backup menggunakan koneksi langsung antara vSphere 5.1 dan Windows Server 2012 HyperV.[13]
data center dan lokasi DRC, dan operasional
bisnis akan berjalan pada saat itu juga tanpa 2.7 Analisis Masalah
harus mematikan sistem di data center lama.[9] Dalam menganalisis masalah sistem server
yang berjalan di DISKOMINFO Jawa Barat,
2.5 Vmware vSphere / ESXi
dilakukan wawancara dan observasi lansung ke
VMWare vSphere adalah sebuah platform pegawai terkait dan ruangan server. Berdasarkan
virtualisasi yang digunakan sebagai platform hasil analisis masalah yang dilakukan, maka dapat
virtualisasi berbagai macam piranti khususnya yang disimpulkan beberapa permasalahan pada sistem
terkait dengan piranti server. Virtualisasi di sini server di DISKOMINFO Jawa Barat, yaitu :
artinya bahwa sebuah piranti fisik, yang bisa dilihat 1.DISKOMINFO tidak memiliki disaster recovery
sebagai bentuk sebuah PC atau yang terkait dalam infrastruktur teknologi informasi dalam
menanggulagi bencana di DISKOMINFO. DISKOMINFO, RSUD, UPTD,OPD dan Manage
Sehingga ketika infrastruktur teknlogi informasi AP Kab/Kota serta link internasional. Desktop, wifi
mendapatkan bencana maka, pelayanan yang ada dan video conference yang terdapat pada
tidak dapat berjalan. DISKOMINFO dapat mengakses server dengan
2.Bagaimana menerapkan disaster recovery pada melewati core switch dan firewall.
teknologi virtualisasi dengan backup, replikasi di
DISKOMINFO. Langkah ini diambil untuk 2.9 Analisis Topologi Jaringan Server
melakukan konsolidasis server, dengan DISKOMINFO
menerapkan virtualisasi server dapat menghemat Pada gambar 2.5 adalah topologi jaringan
jumlah server yang digunakan secara fisik. server yang tersedia saat ini di DISKOMINFO.
Dengan melakukan backup dan replikasi Terdapat dua puluh enam server detail server .Pada
memberikan kemudahan dalam menanggulangi topologi jaringan server ini tidak terdapat server
bencana dan dalam penambahan sistem yang backup. Sehingga ketika bencana terjadi dapat
sama. mengakibatkan pelayanan DISKOMINFO terganggu
3.Belum maksimalnya penggunan dari server yang dan terhenti sampai dengan server di perbaiki.
dimiliki oleh DISKOMINFO. Dari seluruh server
yang ada, penggunaan server belum optimal,
dilihat dari persentase penggunaan memory dan
prosessor masih dibawah 40%. Hanya beberapa
server saja yang mencapai diatas persentase 40%
seperti server aplikasi pada waktu tertentu.
4.Besarnya biaya yang di keluarkan
DISKOMINFO untuk pengadaan server dan
infrastruktur pendukung pada setiap tahunnya.
Dalam satu tahun DISKOMINFO dapat Gambar 2.5 Topologi jaringan server
melakukan penambahan server sebanyak tiga DISKOMINFO.
unit server. Tentunya untuk pengadaan tiga unit
server mengeluarkan biaya yang besar dan juga Topologi yang digunakan dalam jaringan
penambahan biaya listrik. server DISKOMINFO adalah topologi star. Untuk
bisa saling komunikasi server hanya menggunakan
2.8 Analisis Topologi Jaringan DISKOMINFO satu jalur.
Adapun topologi jaringan yang tersedia pada
DISKOMINFO saat ini adalah seperti pada gambar 2.10 Topologi Jaringan Yang Akan Dibangun
3.3. Server yang terdapat di DISKOMINFO diakses Berikut ini adalah perancangan topologi
oleh instansi pemerintahan yang berada di Jawa jaringan virtualisasi server yang akan di bangun,
Barat seperti: RSUD, KEMENDAGRI, OPD, UPTD dapat dilihat pada gambar 2.6. Dengan
dan juga dari link internasional. Client yang akan mempertahankan infrastruktur jaringan yang ada,
terhubung ke server DISKOMINFO melalui core namun perangkat server yang digunakan hanya
switch, DNS server DISKOMINFO dan firewall. menggunakan lima server, dimana server lainnya di
Tentunya server tersebut juga memiliki layanan konsolidasikan ke dalam satu fisik server
publik yang akan di akses oleh masyarakat umum. menggunakan teknologi virtualisasi. Dalam satu
fisik server terdapat lima hingga enam server yang
dikonsolidasikan. Banyaknya server yang dapat
dikonsolidasikan dalam satu fisik server bergantung
pada spesifikasi fisik server dan beban tugas yang
diemban dari server.

Gambar 2.4Topologi logic network DISKOMINFO.


Gambar 2.6 Topologi Jaringan Server Yang
Server yang terdapat pada DISKOMINFO
Diusulkan.
dapat di akses dari berbagai tempat. Pada gambar
3.3 terdapat dua puluh enam server yang terdapat di Topologi yang di gunakan tetap
DISKOMINFO di akses oleh banyak instansi menggunakan topologi star. Lima server digunakan
pemerintahan seperti KEMENDAGRI, cabang
sebagai main server virtualisasi dan lima server pengujian replikasi dengan metoda full replikasi
lainnya sebagai backup server virtualisasi. Satu dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut.
server sebagai server NAS untuk media Tabel 2.2 Pengujian Full Replikasi.
penyimpanan data backup virtualisasi server dan
satu server sebagai server yang bertugas mengatur Pengujian Waktu Durasi Throughput Status
proses backup, replikasi, failover dan monitoring ke- Uji (All time)
server. Sehingga jumlah server yang digunakan MB/s
adalah dua belas unit server. Jumlah server yang 1 21:00 0:32:23 7.6 Sukses
digunakan berkurang dari dua puluh enam server WIB
dan menghemat jumlah server sebanyak empat belas 2 16:31 0:50:34 5.8 Sukses
server. Dimana empat belas server yang lainnya WIB
dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya. 3 20:00 0:46:06 5 Sukses
WIB
2.11 Pengujian Backup Virtualisasi Server
Pada pengujian backup dilakukan dengan dua
metoda yaitu full backup dan incremental backup.
Pengamatan pengujian ini dilakukan sebanyak tiga
kali pada waktu dan hari yang berbeda, dimana
ukuran VM 100 GB . Hasil pengujian backup
dengan metoda full backup dapat dilihat pada tabel
2.1 berikut.
Tabel 2.1 Pengujian Full Backup.

Pengujian Waktu Durasi Throughput Status


ke- Uji (All time)
MB/s Gambar 2.8 Statistik Full Replikasi.
1 20:00 0:22:30 11.0 Sukses
WIB Dapat disimpulkan durasi rat-rata dalam melakukan
2 12:05 0:29:49 8.1 Sukses full replikasi 43 menit. Durasi waktu yang lebih
WIB lama dibandingkan dengan full backup dimana
3 21:00 0:30:39 7.8 Sukses memiliki selisih durasi rata-rata 16 menit.
WIB
2.13 Pengujian Failover Virtualisasi Server
Pengujian failover dilakukan sebanyak tiga
kali, dimana untuk pengujian ini dilakukan
pengamatan waktu down ketika main server down
hingga di take over oleh secondary server dan waktu
down ketika perpindahan dari secondary server ke
main server ketika sudah up kembali. Hasil
pengamatan yang telah dilakukan dapat dilihat pada
tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Pengujian Failover.
Down Time
Penguji Wakt Main to Seconda Status
Gambar 2.7 Statistik Pengujian Full Backup. an ke- u seconda ry to Penguji
(WIB ry main an
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, ) server server (
terlihat bahwa semakin besar throughput maka
(detik) detik )
durasi dalam melakukan backup semakin cepat. Full
1 21:00 1 7 Sukses
backup dapat diselesaikan dengan rata-rata durasi 27
2 20:24 1 4 Sukses
menit.
3 19:37 2 3 Sukses
2.12 Pengujian Replikasi Virtualisasi Server
Pada pengujian replikasi dilakukan dengan
dua metoda yaitu full replikasi dan incremental
replikasi. Pengamatan pengujian ini dilakukan
sebanyak tiga kali pada waktu dan hari yang
berbeda, dimana ukuran VM 100 GB . Hasil
sehingga bisa diketahui apakah perangkat lunak
tersebut telah memenuhi kriteria sesuai dengan
tujuan atau tidak. Adapun metode pengujian yang
digunakan pada perangkat lunak ini adalah metode
pengujian Black box. Pengujian Black box berfokus
pada persyaratan fungsional perangkat lunak.
Metode pengujian black box ini terdiri dari dua
tahapan pengujian, yaitu tahapan pengujian alpha
dan tahapan pengujian beta.
Gambar 2.9 Statistik Pengujian Failover.
Berdasarkan hasil pengujian dilakukan
Pada pengujian failover, down time rata- maka dapat disimpulkan bahwa monitoring server
rata ketika main server mengalami down dan di take yang dibangun sudah berjalan sesuai dengan yang
over secondary server diperoleh 1,3 detik. Dan diharapkan baik itu dari segi validasi maupun proses
ketika peralihan kembali dari secondary ke main penanganan kesalahan. Adapun kesimpulan yang
server diperoleh 4.6 detik. didapatkan dari hasil wawancara pada tahap
pengujian beta, bahwa penelitian yang dilakukan
2.14 Pengujian Restore Virtualisasi Server saat ini sangat dibutuhkan DISKOMINFO, dengan
Pengujian restore VM dilakukan sebanyak menerapkan virtualisasi satu fisik server dapat
tiga kali, dimana pengujian dilakukan pada waktu menangani beberapa server aplikasi yang berjalan di
dan hari yang berbeda dengan VM yang sama. Hasil DISKOMINFO nantinya. Pengoptimalan
pengujian restore dapat dilihat pada tabel 2.4 penggunaan server dapat dicapai, mudah dalam
berikut. melakukan maintenance dan replacement server
Tabel 2.4 Pengujian Restore. serta efisiensi dari sumber daya baik dari segi
penggunaan listrik dan server secara fisik dapat
ditekan atau diminimalisir. Monitoring server yang
Pengujia Wakt Duras Throughp Statu dibangun memberikan kemudahan dalam melakukan
n ke- u Uji i ut (All s monitoring status server dan mudah dalam
(WIB) time) MB/s penggunaannya.
1 6:49 0:29:5 5 Sukse
2 s 3. PENUTUP
2 20:16 0:23:3 7 Sukse
2 s Dari hasil analisis dan implementasi yang
3 23:57 0:26:2 6 Sukse dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu
9 s :
1.Rancangan sistem penanggulangan bencana
dengan solusi backup, replikasi dan failover pada
virtualisasi server ini berhasil dilakukan. File
backup sistem dapat di restore dan menggantikan
file sistem yang rusak, serta hasil replikasi server
yang dilakukan persis sama dengan dengan main
server. Pada pengujian sistem ini mampu
memperoleh waktu downtime dengan nilai 1-3
detik pada saat terjadi proses failover dari main
ke secondary server.
2.Rancangan sistem penanggulangan bencana pada
Gambar 2.10 Statistik Pengujian Restore. teknologi virtualisasi server mampu menjaga
kestabilan layanan teknologi informasi yang
Pada pengujian restore, dari waktu yang berjalan di DISKOMINFO pada saat main server
berbeda diperoleh durasi restor 26 menit dengan down.
rata-rata throughput 6 MB/s dimana besarnya data 3.Dengan di implementasikannya teknologi
restor full VM 100 GB virtualisasi server, penggunaan server secara
fisik dapat dioptimalkan.
2.15 Pengujian Monitoring Virtualisasi Server 4.Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan
Perangkat lunak yang dibangun untuk teknologi informasi dapat diminimalisir.
melakukan monitoring server berbasis web.
Sehingga diperlukan pengujian terhadap perangkat Menyadari bahwa penyelesaian tugas akhir ini
lunak. Pengujian perangkat lunak merupakan masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan
tahapan untuk menemukan kesalahan dan dapat menjadi bahan atau salah satu referensi bagi
kekurangan pada perangkat lunak yang dibangun pembaca lainnya agar dapat terciptanya sistem
penanggulangan bencana pada virtualisasi server http://www.mandawani.com/id/solusi/backup-
yang lebih baik. Beberapa saran yang dapat recovery.html
dilakukan untuk pengembangan tugas akhir ini, [14] Ahmad Paudji Hendra Suputra, "Perancangan
antara lain : dan Implementasi Jaringan Small Office Home
1.Menambah node server ESXi dan untuk manage Office Berbasis Network Attached Storage,"
node - node ESXi tersebuat dapat gunakan Universitas Komputer Indonesia, Bandung,
Vmware Vcenter. 2015.
2.Menambahkan mirror server NAS untuk [15] Melwin Syafrizal, Pengantar Jaringan
recovery data jika terjadi bencana pada NAS. Komputer, Dwi Prabantini, Ed. Yogyakarta:
3.Dapat menerapkan VMFS volume atau Fibre Penerbit Andi, 2005.
channel dan NFS dalam menambahkan datastore [16] Mulia Rizqina, "Bandwitd Monitor,"
ESXi server. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
4.Dapat menggunakan tool lainnya pada saat Yogyakarta, 2012.
skenario backup dan replikasi pada virtualisasi [17] Afwan Bahtiar, "Monitoring Jaringan dengan
server seperti NAKIVO backup dan replikasi. PRTG Traffic Grapher," Universitas
Diponegoro, Semarang, 2009.
DAFTAR PUSTAKA [18] Ceppy Efraim, Sandy Hermawan Sidik
Nurcahyo, "Pembangunan Website di
[1] Novi. (2015, Mei) prezi.com. [Online]. CV.Surya Mitra Buana," Universitas Komputer
https://prezi.com/4ewtum1s9xjp/logo-adalah- Indonesia, Bandung, 2016
suatu-identitas-yang-dipergunakan-untuk-
menggamb/
[2] Sartika Wulandari. id.scribd.com. [Online].
https://id.scribd.com/doc/220441465/Visi
[3] Handoko Reksohadiprodjo, "Struktur
Organisasi," p. 74, 1992.
[4] Tiwo Satriatama, "Pengertian, Tujuan, Fungsi,
Kriteria dan Pentingnya Backup Data ,"
November 2015.
[5] Dony Donker. scribd. [Online].
https://id.scribd.com/document/28184829/Kiner
ja-Windows
[6] TSI Perbankan. elearning.gunadarma.ac.id.
[Online].learning.gunadarma.ac.id/docmodul/A
S400/./04Replikasirev.pdf
[7] Chris Mellor. (2012, february) Zerto. [Online].
http://www.zerto.com/blog/replication/backup-
and-replication-what-is-the-difference/
[8] Muhammad Dzulkarnaen, "Implementasi
Layanan Jaringan," Telkom University,
Bandung, April 2016.
[9] Nugroho P Yudho, Robby Hasan P Farid Ridho,
"Disaster Recovery Center and Disaster
Recovery Plan ," November 2012.
[10] Adian Fatchur Rochim, Kodrat Iman Satoto
Krisnawan Hartanto, "Implementasi Virtual
Private Server Menggunakan Xen Hypervisor,"
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
[11] Ibnu Febry Kurniawan Rachmad Aziz,
"Implementasi Teknologi Awan untuk Layanan
Infrastruktur," Universitas Negeri Surabaya,
Surabaya, 2016.
[12] Gilby Benaya Lesar, "PERANCANGAN DAN
PEMBANGUNAN NETWORK ATTACHED
STORAGE UNTUK DATA CENTER
AKADEMIK SEKOLAH DASAR,"
Universitas Komputer Indonesia, Maret 2015.
[13] PT.mandawanimandiri. mandawani.com.
[Online].

Anda mungkin juga menyukai