BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi, Klasifikasi
Katarak yaitu keadaan dimana terjadi kekeruhan pada lensa mata akibat
hidrasi (penambahan cairan) pada lensa mata, denaturasi protein lensa terjadi
tertutup oleh air terjun di depan matanya, jika kekeruhan bertambah tebal,
maka lensa mata akan menjadi keruh seperti jendela yang berkabut (Ilyas
Sidarta, 2018).
penebalan atau kekeruhan pada lensa mata secara progresif (Anggreny et al.,
2019).
tidak menyebabkan rasa sakit pada mata, namun penderita bisa merasakan
nyeri pada mata, terutama jika katarak yang dialami sudah parah, atau
2019).
1. Katarak senilis
6
kondisi ini dinamkan 90%dari semua jenis katarak. (Hu et al., 2020)
6
2. Katarak kongenital
2018)
3. Katarak juvenile
terlihat di usia diatas satu tahun dan mecapai dibawah lima puluh tahun
katarak juvenile merupakan katarak yang di derita oleh orang muda pada
4. Katarak traumatik
disebabkan oleh benda tumpul yang dapat terlihat beberapa hari ataupun
2. Etiologi Katarak
(katarak senil), dan kongenital katarak yang didapat adanya akibat infeksi di
faktor utama yaitu proses degeneratif atau bertambahnya usia, selain itu
7
diantaranya disebabkan oleh trauma atau cedera pada mata, komplikasi dari
sistemik atau metabolisme, terpapar sinar radiasi dan sinar ultra violet dalam
a. Penglihatan akan suatu benda atau cahaya menjadi kabur dan buram.
beraktifitas lainnya.
f. Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena merasa sudah tidak
nyaman menggunakannya.
h. Jika melihat hanya dengan satu mata, bayangan benda atau cahaya
terlihat ganda.
4. Patofisiologi Katarak
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
nucleus, diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
paling bermakna nampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik
disertai influis air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang penderita
bahwa operasi katarak saat ini, disertai dengan implantasi lensa intra okular
disertai keadaan patologis lainbaik pada mata maupun pada masalah sistemik
terdapat patologi pada retina atau vitreus terkait temuan anamnesis dan
akibat trauma.
Namun pada beberapa kasus katarak dengan kekeruhan media yang berat,
pada endotel kornea dan pada kasus dengan penyulit. Setiap tindakan
sederhana sehingga risiko penurunan sel endotel pasca operasi akan lebih
tinggi.
6. Komplikasi
dua, menurut Astari (2018) yaitu selama tindakan dan setelah tindakan
minggu.
tertinggal di KOA.
12
yang lama, lebih dari 4 minggu, pasca tindakan bedah dan didukung
hipopion.
7. Penatalaksanaan Katarak
penyulit seperti glaukoma dan uveitis. Ada beberapa jenis operasi yang dapat
dilakukan. Menurut Jannah (2019) jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu:
Operasi ini dapat dilakukan pada zonula zin yang telah rapuh atau telah
matur atau luksasio lentis. Ekstraksi katarak intrakapsular ini tidak boleh
dilakukan pada klien berusia kurang dari 40 tahun yang masih mempunyai
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga masa lensa atau
korteks lensa dapat keluar melalui robekan tersebut. Teknik ini bisa
pemulihan visus.
nukleus lensa dengan panjang sayatan sekitar 5-6 mm, dengan inovasi
d. Fakoemulsifikasi yaitu teknik operasi yang tidak berbeda jauh dengan cara
luka operasi ini lebih kecil sehingga setelah diberi intra okuler lensa (IOL)
B. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
menentukan statis kesehatan dan fungsional kerja serta respon klien pada
saat ini dan seelumnya. Dari pengkajian, dapat disusun data based atau
dengan pasien dan alamat agar perawat mengetahui latar belakang dari
pasien tersebut
c. Riwayat Kesehatan
pandang/soliter.
jarak jauh?
4) Pemeriksaan Fisik
b. Tingkat kesadaran
Berapa lama pasien tidur, apakah ada gangguan tidur seperti sulit
8) Pola nutrisi
Apakah ada diet khusus yang dijalani pasien, jika ada rekomendasi
diet, apa yang diberikan. Kaji nafsu makan pasien, apakah ada rasa
katarak.
dialaminya.
respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya
a. Pathway katarak
Pertambahan usia
Koagulasi
Terbentuk
Keterbatasan
Pengelhatan Daerah
Keruh Lensa
19
Resti Infeksi
Gangguan Persepsi
Nyeri Akut
Sensori Penglihatan
Deficit
perawatan diri
Resiko cidera Ansietas
b. Masalah Keperawatan
Menurut Doenges Marylin diagnosa keperawatan yang ditemukan pada
pasien dengan penyakit katarak adalah:
Pre Oprasi
1) Ketakutan b.d kehilangan pandangan komplit, jadwal pembedahan atau
ketidakmampuan mendapatkan pandangan
2) Resiko cidera b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO)
3) Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d.penurunan ketajaman
penglihatan, penglihatan ganda.
4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang
penyakit ditandai dengan.
Post Oprasi
1) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan
prosedur invasif.
2) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan prosedur invasive
(bedah dan pengangkatan).
Menurut (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) Intervensi keperawatan yaitu
perawatan yang dikerjakan pada perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis, Maka Intervensi yang
dilakukan pada pasien katarak senillis pre dan post operasi yaitu :
20
21
a. Pre oprasi
1 Ketakutan b.d kriteria hasil : 1. Gunakan pendekatan yang 1. agar dapat membuat pasien
kehilangan 1. Tingkat ketakutan : tenang dan meyakinkan. tenang.
pandangan komplit, keparahan manifestasi rasa 2. Berusaha untuk memahami 2. sebagai profilaksi untuk dapat
jadwal takut, ketegangan atau perspektif pasien dari membuat pasien mengetahui
pembedahan, atau kegelisahan berasal dari situasi stress. dampak stress.
ketidakmampuan sumber yang di ketahui. 3. Memberikan informasi 3. agar pasien mengetahui tentang
mendapatkan 2. Pengendalian diri terhadap yang actual tentang penyakit,serta komplikasi yang
pandangan ketakutan : tindakan diagnosis,pengobatan,dan. akan terjadi,jadwal pengobatan
individu untuk prognos. dan keberhasian pengobatan.
mengurangi atau 4. Tetap dengan pasien untuk 4. agar pasien terhindar dari cedera
menurunkan tidak mampu meningkatkan keselamatan dan membantu dalam mengatasi
akibat rasa dan mengurangi rasa takut. cemas akibat penyakit ataupun
takut.ketegangan atau 5. Dorong keluarga untuk pengobatan yang akan di
kegelisahan berasal dari tinggal dengan pasien. lakukan.
sumber yang di kenali. 6. Menyediakan benda yang 5. membantu dalam mengurangi
3. Mencari informasi untuk melambangkan cidera.
menurunkan ketakutan keselamatan/keamanan. 6. penurunan terhadap kecemasan
4. Menghindari sumber 7. Mendengarkan dengan saat pasien membutuhkan
ketakutan bila perhatian. bantuan tenaga kesehatan.
mungkin 7. mengurangi kecemasan
5. Menggunakan teknik
relaksasi untuk menurunkan
ketakutan
22
2 Resiko cidera b.d kriteria hasil : 1. Sediakan lingkungan yang 1. membantu pasien untuk tetap
peningkatan 1. Klien terbebas dari cidera. aman untuk untuk pasien. merasa aman dan tenang.
tekanan intra okuler 2. Klien mampu menjelaskan 2. Identifikasi kebutuhan 2. penurunan kecemasan.
(TIO) cara/metode untuk keamanan pasien. 3. menurunkan cidera akibat
mencegah cidera. 3. Menghindari lingkungan pengobatan.
3. kllien mampu menjelaskan yang berbahaya. 4. mengurangi cidera.
factor resiko dari 4. Memasang side rall 5. membantu dalam mengurangi
lingkungan/perilaku tempat tidur cidera dan membuat pasien
personal. 5. Menyediakan tempat tidur merasa nyaman.
4. Mampu memodifikasi yang nyaman dan bersih 6. membantu pasien dalam
gaya hidup untuk 6. Membatasi pengunjung meningkatkan istirahat.
mencegah cidera.
5. Mampu mengenali
perubahan status kesehatan
3 Gangguan persepsi kriteria hasil : 1. Tentukan ketajaman 1. Kebutuhan individu dan pilihan
sensori: penglihatan Mengenal gangguan sensori dan penglihatan, catat intervensi bervariasi,sebab
berhubungan berkompensasi terhadap peru apakah satu atau kedua kehilangan penglihatan terjadi
dengan gangguan bahan, mengidentifikasi atau mata terlibat. secara lambat dan progresif.
penurunan memperbaiki potensial bahaya 2. Orientasikan 2. Memberikan peningkatan
ketajaman dalam lingkungan pasien terhadap kenyamanan dan
penglihatan, lingkungan, staf, orang lain kekeluargaan,menurunkan cemas
penglihatan ganda. disekitarnya. dan disorientasi pasca operasi.
3. Observasi tanda dan gejala 3. Terbangun dalam lingkungan
disorientasi. Pertahankan tidak dikenal dan keterbatasan
pagar tempat tidur sampai penglihatan dapat mengakibatkan
benar- benar sembuh. bingung pada orang tua.
23
b. Post operasi
No Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
1 Gangguan rasa Kriteria hasil : 1. Bantu klien dalam 1. Membantu dalam membuat
nyaman (nyeri 1. Mampu mengontrol nyeri mengidentifikasi tindakan diagnosa dan kebutuhan
akut) berhubungan 2. Mampu mengenali nyeri penghilangan nyeri yang terapi.
dengan prosedur (skala, intensitas, efektif. 2. Nyeri post op dapat terjadi
invasif. frekuensi dan tanda nyeri) 2. Jelaskan bahwa nyeri dapat sampai 6 jam post op.
3. Menyatakan rasa nyaman akan terjadi sampai beberapa 3. Beberapa tindakan
setelah nyeri berkurang jam setelah pembedahan. penghilang nyeri non
4. Tanda vital dalam rentang 3. Lakukan tindakan invasif adalah tindakan
normal penghilanagn nyeri non mandiri yang dapat
invasif atau non farmakologik, dilaksanakan perawat
seperti berikut; dalam usaha meningkatkan
a. Posisi: tinggikan kenyamanan pada klien.
bagian kepala tempat 4. Analgesik mambantu
tidur,
24
yang dilakukan yaitu tindakan health education (Tarwoto & wartonah, 2015).
ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang
E. Evaluasi keperawatan
Tahapan evaluasi: