Modul Projek - Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan OK
Modul Projek - Modul Projek Gaya Hidup Berkelanjutan OK
SABU-KU
“SAYANGI BUMI PERTIWIKU”
2023
PETA KONSEP
Berkelanjutan
Gaya Hidup
Mitigasi Bencana
Alam
Pengelolaan
Sampah
DIMENSI : Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
Element Sub Awal Sedang Berkembang Sangat
Element Berkembang Berkemban sesuai harapan Berkembang
g
Akhlak Memahami Memahami Mewujudkan rasa Memahami konsep Memahami konsep
kepada keterhubungan keterhubungan syukur dengan harmoni dan sebab-akibat di
alam ekosistem antara satu ciptaan membangun mengidentifikasi antara berbagai
Bumi. dengan ciptaan kesadaran peduli adanya saling ciptaan Tuhan dan
Tuhan yang lingkungan alam kebergantungan mengidentifikasi
lainnya. dengan menciptakan antara berbagai berbagai sebab
dan ciptaan Tuhan. yang mempunyai
mengimplementasika dampak baik atau
n solusi dari buruk, langsung
permasalahan maupun tidak
lingkungan yang ada. langsung, terhadap
alam semesta.
Menjaga Terbiasan Mengidentifikasi Mewujudkan rasa Mewujudkan rasa
lingkungan memahami masalah lingkungan syukur dengan syukur dengan
alam sekitar. tindakan-tindakan hidup di tempat ia terbiasa berperilaku berinisiatif untuk
yang ramah dan tinggal dan melakukan ramah lingkungan menyelesaikan
tidak ramah langkah-langkah dan memahami permasalahan
lingkungan serta konkret yang bisa akibat perbuatan lingkungan alam
membiasakan diri dilakukan untuk tidak ramah sekitarnya dengan
untuk berper menghindari lingkungan dalam mengajukan
kerusakan dan menjaga lingkup kecil alternatif solusi dan
keharmonisan maupun besar. mulai menerapkan
ekosistem yang ada di solusi tersebut.
lingkungannya.
DIMENSI : Kreatif
Element Sub Awal Sedang Berkembang Sangat
Element Berkembang Berkemban sesuai harapan Berkembang
g
‘ Menghasilkan Mengeksplorasi Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi Mengeksplorasi
’ gagasan yang dan mengekspresikan dan dan
’ orisinal mengekspresikan pikiran dan/atau mengekspresikan mengekspresikan
’ pikiran dan/atau perasaannya sesuai pikiran dan/atau pikiran dan/atau
’ perasaannya dalam perasaannya dalam
perasaannya dengan minat dan
’ bentuk karya bentuk karya
’ sesuai dengan kesukaannya dalam dan/atau tindakan, dan/atau tindakan,
’ minat dan bentuk karya dan/atau serta serta
’ kesukaannya tindakan serta mengevaluasinya mengevaluasinya
dalam bentuk mengapresiasi dan dan dan
karya dan/atau mengkritisi karya dan mempertimbangka mempertimbangka
tindakan serta tindakan yang n dampaknya bagi n dampak dan
orang lain risikonya bagi diri
mengapresiasi dihasilkan
dan lingkungannya
karya dan dengan
tindakan yang menggunakan
dihasilkan berbagai perspektif
Menghasilkan Mengeksplorasi Mengeksplorasi dan Mengeksplorasi Mengeksplorasi
karya dan dan mengekspresikan dan dan
tindakan yang mengekspresikan karya sesuai dengan mengekspresikan mengekspresikan
orisinal karya sesuai minat dan kesukaannya karya dalam karya dalam
dengan minat dan dalam bentuk tindakan bentuk tindakan, bentuk tindakan,
kesukaannya serta mengapresiasi serta serta
dalam bentuk dan mengkritisi karya mengevaluasinya mengevaluasinya
tindakan serta dan tindakan yang dan dan
mengapresiasi dihasilkan mempertimbangka mempertimbangka
karya dan tindakan n dampaknya bagi n dampak dan
yang dihasilkan orang lain risikonya bagi diri
dan lingkungannya
dengan
menggunakan
berbagai perspektif
JADWAL PROYEK
PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA
TEMA : GAYA HIDUP YANG
BERKELANJUTAN
TOPIK PROJEK : SABU-KU (SAYANGI BUMI PERTIWIKU)
WAKTU
JAM PEMBIMBING
PELAKSANA KEGIATAN
PELAJARAN KEGIATAN
AN
1. 07.00 – 07.45 Men-sosialisasikan materi Guru Mata Pelajaran
2. 07.45 – 08.30 P5 (Pengertian ,tujuan dan
manfaat kegiatan P5)
Memperkenalkan tema
proyek gaya hidup
berkelanjutan (SABU-
KU)
Memperkenalkan elemen
dan sub elemen proyek
Menginformasikan tagihan
Rabu, 11 akhir, berupa produk dan
Oktober 2023 laporan pameran hasil
karya kegiatan
Menanyangkan video gaya
hidup berkelanjutan
7. 12.30 – 13.15
8. 13.15 – 14.00 Peserta didik
mempresentasikan infografis
yang dibuat
Guru melakukan penilain
infografis (link penilaian)
Guru memberikan
pengumuman kegiatan
berikutya (pembuatan
ecoprint siswa diminta
membawa bermacam-macam
daun yang berwarna hijau
atau warna lain)
7. 12.30 – 13.15
8. 13.15 – 14.00 Peserta didik
mempresentasikan LKPD
Kegiatan 8 dan hasil analisis
swot
1. 07.00 – 07.45 Peserta didik mengembang
2. 07.45 – 08.30 proposal pada kegiatan Guru Mata Pelajaran
3. 08.30 – 09.15 pengelolaan sampah
4. 09.25 – 10.00 organik dan anorganik
(prosedur pelaksanaan,
persiapan, media, dan
produk yang akan dibuat)
Peserta didik
Kamis, 18 mendiskusikan kegiatan
Oktober 2023 pengelolaan sampah
dengan pembimbing kelas
Guru melakukan bimbingan
7. 12.30 – 13.15
Peserta didik membuat
8. 13.15 – 14.00 produk pengelolaan sampah
anorganik
Jum’at, 20
1. 07.00 – 07.45 Peserta didik membuat Guru Mata Pelajaran
2. 07.45 – 08.30 produk pengelolaan
Oktober 2023
3. 08.30 – 09.15 sampah anorganik
Guru melakukan bimbingan
Jum’at, 27
1. 07.00 – 07.45 Peserta didik Guru Mata Pelajaran
2. 07.45 – 08.30 mempresentasikan laporan
Oktober 2022
3. 08.30 – 09.15 kegiatan
4. 09.25 – 10.00 Guru melakukan
4. 09.50 – 10.30 penilaian(link penilaian)
Peserta didik melakukan
refleksi kegiatan P5 Gaya
Hidup Berkelanjutan
Tujuan:
proposal.
Alokasi Waktu:
INTI
8 JP (8 x 45 menit) Peserta didik mengisi LKPD tema Gaya Hidup Berkelanjutan (Kegiatan 1)
Peserta didik membuat kelompok/tim
Alat dan Bahan: Peserta didik membuat proposal p5 tema Gaya Hidup Berkelanjutan
Perangkat leptop, alat tulis, LKPD
PENUTUP
Tujuan:
8 JP (8 x 45 menit)
PENUTUP
PERTEMUAN KEmembuat
Peserta didik 3 satu pertanyaan untuk presentasi narasumber tentang sampah dan Pengolaha
Jum’at, Presentasi
13 Oktober 2022
narasumber
Tujuan:
Sampah.
Alokasi Waktu:
5 JP (5 x 45 menit)
INTI
Alat dan Bahan: Peserta didik melakukan sesi tanya jawab bersama narasumber
Peserta didik membuat resume (Kegiatan 3)
Perangkat leptop, alat tulis, LKPD Peserta didik melihat video :https://www.youtube.com/watch?v=rGTbJssfVoI
Peserta didik memberikan pendapatnya
PENUTUP
Tujuan:
PENUTUP
Peserta didik mengumpulkan slogan pada link pengumpulan
Guru memberikan penilaian
RANGKAIAN KEGIATAN SABU-KU
PERTEMUAN KE 6
Senin, 16 Oktober 2023
PEMBUKAAN
Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk melakukan kerja bakti di sekolah da
Tujuan:
Alokasi Waktu:
INTI
8 JP (8 x 45 menit)
Peserta didik melakukan kerja bakti di kelas dan lingkungan sekolah
Alat dan Bahan: Peserta didik melakukan reboisasi di kelas dan lingkungan sekolah
Peserta didik melengkapi administrasi kelas
Alat kebersihan, alat tulis, LKPD
Peserta didik menempelkan slogan di lingkungan kelas dan sekolah
Peserta didik membuat infografis (lkpd kegiatan 5)
Peserta didik mempresentasikan infografis yang dibuat
PENUTUP
Tujuan:
8 JP (8 x 45 menit)
LKPD
PENUTUP
Tujuan:
PENUTUP
Tujuan:
PENUTUP
PEMBUKAAN
Tujuan: Guru melakukan apersepsi produk yang akan dibuat oleh peserta
Peserta didik dapat melakukan pengelolaan
Alokasi Waktu:
8 JP (8 x 45 menit)
INTI
Alat dan Bahan: Peserta didik membuat produk pengolahan limbah organik dan anorganik
guru melakuan pembimbingan peserta didik
Perangkat pembuatan produk organic dan
PENUTUP
Peserta didik merefleksi produk yang sudah dibuat
Peserta didik melakukan pembenahan pada produk yang dibua
RANGKAIAN KEGIATAN SABU-KU
PERTEMUAN KE 13
Selasa, 24 Oktober 2023
PEMBUKAAN
Tujuan:
Peserta didik melakukan persiapan
Peserta didik dapat merencanakan pameran
anorganik.
Alokasi Waktu:
8 JP (8 x 45 menit)
INTI
Alat dan Bahan: Peserta didik membuat set panggung dan persiapan acar pameran
Peserta didik melakukan gladi bersih
Set panggung, alat tulis, LKPD
PENUTUP
Peserta mengevaluasi kegiatan
RANGKAIAN KEGIATAN SABU-KU
PERTEMUAN KE 14
Rabu, 24 Oktober 2023
PEMBUKAAN
anorganik.
Alokasi Waktu:
8 JP (8 x 45 menit)
INTI
Alat dan Bahan: Peserta didik melakukan pameran produk pengolahan limbah
Guru melakukan penilaian
Set panggung, alat tulis, LKPD, kamera
PENUTUP
Peserta didik mengevaluasi kegiatan
RANGKAIAN KEGIATAN SABU-KU
PEMBUKAAN
PERTEMUAN KE 15, 16, 17 didik mengapersepsi kegiatan SABUKU yang telah dilakukan dari kegiata
Peserta
Kamis, 26 Oktober 2023
Jumat, 27 Oktober 2023
Sabtu, 28 Oktober 2023
Tujuan:
Alokasi Waktu:
8 JP (8 x 45 menit) INTI
Peserta didik membuat laporan kegiatan
Alat dan Bahan:
Guru membimbing peserta didik
Pesertadidik mempresentasikan laporan yang sudah dibuat
Alat ketik, alat tulis, LKPD
PENUTUP
Peserta didik dan guru melaukan evaluasi kegiatan dan laporan keg
Peserta didik mengirimkan laporan ke link yang sudah disediakan.
LAMPIRAN MATERI
P5 adalah singkatan dari Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Projek ini merupakan
bagian dari Kurikulum Merdeka. Adapun tahapan P5 diawali dengan memahami P5, kemudian
menyiapkan ekosistem sekolah, mendesain projek P5, mengelola P5, mendokumentasikan serta
melaporkan hasil P5, dan yang terakhir adalah evaluasi dan tindak lanjut P5.
P5 adalah projek yang akan menemukan jawaban atas pertanyaan mengenai peserta didik
dengan kompetensi seperti apa yang ingin dihasilkan oleh sistem pendidikan Indonesia. Projek
tersebut dilakukan dengan menanamkan karakter pada pribadi peserta didik berdasarkan nilai-nilai
pancasila. Kompetensi P5 memperhatikan beberapa faktor yang dapat memberikan pengaruh, baik
faktor internal atau faktor eksternal. Adapun contoh faktor internal yang diperhatikan adalah ideologi,
sementara contoh dari faktor eksternal adalah tantangan di era digital.
P5 berupaya menjadikan peserta didik sebagai penerus bangsa yang unggul dan produktif.
serta dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan global yang berkesinambungan. Visi Pendidikan
Indonesia adalah mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya pelajar Pancasila. Sementara Profil Pelajar Pancasila mendukung visi tersebut dengan
menjadikan Pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan
berperilaku sesuai nilai- nilai Pancasila.
Prinsip P5
Berikut beberapa prinsip P5
1. Holistik
Adalah prinsip yang memandang segala sesuatu secara keseluruhan atau terpisah-pisah. Kerangka
berpikir holistik yang ditanamkan dalam P5 akan mendorong peserta didik untuk
mempelajari tema dan materi secara keseluruhan dan memahami persoalan secara mendalam.
Karenanya, setiap tema dalam P5 cenderung menjadi wadah dari berbagai perspektif dan
konten pengetahuan secara terpadu.
Prinsip holistik juga memotivasi peserta didik agar dapat melihat koneksi yang bermakna antar
komponen dalam pelaksanaan P5, seperti peserta didik, pendidik, dan sebagainya.
2. Kontekstual
Kontekstual adalah prinsip yang berkaitan dengan upaya mendasarkan kegiatan pembelajaran
pada pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip ini memotivasi pendidik dan peserta
didik agar dapat menjadikan lingkungan dan realitas kehidupan sebagai bahan utama
pembelajaran.
Satuan pendidikan berperan sebagai penyelenggara kegiatan projek profil harus membuka ruang
dan kesempatan bagi peserta didik untuk dapat bereksplorasi di luar lingkup satuan pendidikan.
3. Berpusat Pada Peserta Didik
Prinsip selanjutnya adalah prinsip yang menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran
yang aktif. Dengan prinsip ini, diharapkan pendidik dapat mengurangi peran sebagai aktor utama
dalam kegiatan belajar mengajar. P5 menjadikan pendidik sebagai fasilitator pembelajaran yang
memberikan banyak kesempatan bagi peserta didik untuk bereksplorasi dari dorongan diri sendiri
sesuai kondisi dan kemampuannya.
4. Eksploratif
Prinsip eksploratif adalah prinsip yang berkaitan dengan semangat untuk membuka ruang bagi
proses pengembangan diri dan inkuiri, baik terstruktur ataupun bebas. P5 memiliki area eksplorasi
yang luas dari segi jangkauan materi peserta didik, alokasi waktu, dan penyesuaian dengan tujuan
pembelajaran.
Prinsip eksploratif juga berupaya mendorong peran P5 untuk menggenapkan dan menguatkan
kemampuan yang didapatkan peserta didik dalam peserta didikan intrakurikuler.
Manfaat P5
P5 memberikan ruang bagi seluruh anggota satuan pendidikan untuk dapat mempraktikkan profil
pelajar Pancasila. P5 memiliki manfaat yang berbeda-beda bagi setiap pihak.
Tujuan Projek
Peserta didik mengenali masalah lingkungan hidup yang ada di lingkungan sekolah.
Peserta didik mencari pemecahan masalah lingkungan hidup yang ada di lingkungan sekolah
Peserta didik mampu bekerja sama dalam tim.
Peserta didik mampu menjalin komunikasi yang baik dengan sesama peserta didik, guru,
keluarga, dan masyarakat sekitar lingkungan sekolah dan tempat tinggal.
Peserta didik menghasilkan karya atau aksi untuk menyelesaikan masalah lingkunga hidup di Pujon.
Sub Tema
Sub tema adalah penjabaran dari gagasan utama yang telah ditetapkan sebagai tema. Memiliki empat bagian
yang berhubungan dengan tujuan utama dari tema gaya hidup berkelanjutan yang dipilih sebagai dasar dilakukan
penelitian diantaranya :
1. Mitigasi Bencana Alam
2. Pengelolaan Sampah
Sub tema ini dipilih berdasarkan fenomena yang terjadi disekitar lingkungan tempat tinggal siswa dan juga
sebagai acuan penelitian dari apa yang sudah ditentukan, sehingga dapat menghasilkan temuan dan atau hasil
produk yang akan dipertanggung jawabkan (dipresentasikan) kepada publik.
Langkah-Langkah Mitigasi
Mengingat bencana alam merupakan risiko yang tidak terhindarkan, maka mitigasi adalah hal penting
yang perlu diketahui untuk setidaknya mengurangi dampak dari bencana. Mitigasi adalah langkah yang
memiliki sejumlah prosedur dan tahapan guna mengurangi risiko dan dampak dari bencana.
Berikut tahap-tahap mitigasi
Tahap-Tahap Penanganan Bencana :
1. Mitigasi adalah langkah yang memiliki tahap awal penanggulangan bencana alam untuk mengurangi
dan memperkecil dampak bencana. Mitigasi adalah langkah yang juga dilakukan sebelum bencana
terjadi. Contoh kegiatannya antara lain membuat peta wilayah rawan bencana, pembuatan bangunan
tahan gempa, penanaman pohon bakau, penghijauan hutan, serta memberikan penyuluhan dan
meningkatkan kesadaran masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana.
2. Berikutnya, langkah dari mitigasi adalah perencanaan. Perencanaan dibuat berdasarkan bencana yang
pernah terjadi dan bencana lain yang mungkin akan terjadi. Tujuannya adalah untuk meminimalkan
korban jiwa dan kerusakan sarana-sarana pelayanan umum yang meliputi upaya mengurangi tingkat
risiko, pengelolaan sumber-sumber daya masyarakat, serta pelatihan warga di wilayah rawan bencana.
3. Langkah ketiga mitigasi adalah respons, yang merupakan upaya meminimalkan bahaya yang
diakibatkan bencana. Tahap ini berlangsung sesaat setelah terjadi bencana. Rencana penanggulangan
bencana dilaksanakan dengan fokus pada upaya pertolongan korban bencana dan antisipasi kerusakan
yang terjadi akibat bencana.
4. Hal yang tak kalah penting dari upaya mitigasi adalah pemulihan. Langkah ini merupakan langkah
yang perlu diambil setelah bencana terjadi guna mengembalikan kondisi masyarakat seperti semula.
Pada tahap ini, fokus diarahkan pada penyediaan tempat tinggal sementara bagi korban serta membangun
kembali saran dan prasarana yang rusak. Selain itu, juga perlu dilakukan evaluasi terhadap langkah
penanggulangan bencana yang dilakukan.
2. Pengelolaan Sampah
Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan (manusia) yang berwujud padat (baik berupa zat
organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai) dan dianggap sudah tidak
berguna lagi (sehingga dibuang ke lingkungan). Alam tidak mengenal sampah, yang ada hanyalah daur
materi dan energi. Hanya manusia yang menyampah mengakibatkan munculnya sampah.
Segala macam organisme yang ada di alam ini selalu menghasilkan bahan buangan, karena tidak ada
proses konversi yang memiliki efisiensi 100%. Sebagian besar bahan buangan yang dihasilkan oleh
organisme yang ada di alam ini bersifat organik (memiliki ikatan CHO, bagian tubuh makhluk hidup).
Sampah yang berasal dari aktivitas manusia yang dapat bersifat organik maupun anorganik. Contoh
sampah organik adalah: sisa-sisa bahan makanan, kertas, kayu dan bambu. Sedangkan sampah anorganik
(hasil dari proses pabrik) misalnya: plastik, logam, gelas, dan karet.
Ditinjau dari kepentingan kelestarian lingkungan, sampah yang bersifat organik tidak begitu
bermasalah karena dengan mudah dapat dirombak oleh mikrobia menjadi bahan yang mudah menyatu
kembali dengan alam. Sebaliknya sampah anorganik sukar terombak dan menjadi bahan pencemar.
Pencemaran lingkungan umumnya berasal dari sampah yang melonggok pada suatu tempat
penampungan atau pembuangan. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob (miskin oksigen)
akan menimbulkan bau tak sedap. Makin tinggi kandungan protein dalam sampah, makin tak sedap bau
yang ditimbulkan. Dampak lain karena timbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang
kotor dan pemandangan yang kumuh.
Timbunan sampah menjadi sarang bagi vektor dan penyakit. Tikus, lalat, nyamuk akan
berkembang biak dengan pesat. Ruang yang ada dicelah-celah sampah dapat berupa ban, kaleng bekas,
kardus, dan lain-lain merupakan hunian yang ideal bagi tikus. Lalat pada umumnya berkembang biak
pada sampah organik, terutama pada sampah yang banyak mengandung protein, seperti sisa makanan.
Suasana yang lembab dan hangat sangat cocok untuk habitat nyamuk. Sampah organik menyediakan
sumber makanan yang melimpah bagi mereka.
Sekolah sebagai tempat berkumpulnya banyak orang dapat menjadi penghasil sampah terbesar
selain pasar, rumah tangga, industri dan perkantoran. Secara umum sampah dapat dipisahkan menjadi :
Sampah organik/mudah busuk berasal dari: sisa makanan, sisa sayuran dan kulit buah-buahan, sisa ikan
dan daging, sampah kebun (rumput, daun dan ranting).
Sampah anorganik/tidak mudah busuk berupa : kertas, kayu, kain, kaca, logam, plastik , karet dan tanah.
Sampah yang dihasilkan sekolah kebanyakan adalah jenis sampah kering dan hanya sedikit sampah
basah. Sampah kering yang dihasilkan kebanyakan berupa kertas, plastik dan sedikit logam. Sedangkan
sampah basah berasal dari guguran daun pohon, sisa makanan dan daun pisang pembungkus makanan.
Di lingkungan sekolah, pengelolaan sampah membutuhkan yang perhatian serius. Dengan
komposisi sebagian besar penghuninya adalah anak-anak (warga belajar) tidak menutup kemungkinan
pengelolaannya pun belum optimal. Namun juga bisa dipakai sebagai
media pembelajaran bagi siswa-siswinya. Salah satu parameter sekolah yang baik adalah berwawasan
lingkungan.
Jenis sampah yang lumayan banyak di sekolah adalah plastik. Sampah ini sebagian besar terdiri dari
bungkus plastik dan botol minuman mineral. Untuk jenis terakhir inilah yang sekarang banyak dicari
orang. Botol minuman bekas yang berbahan plastik PET bisa didaur ulang menjadi biji plastik. Demikian
juga halnya dengan kaleng minuman bekas yang berbahan logam. Sampah jenis ini juga sebaiknya
dipilah, dikumpulkan untuk kemudian dijual. Anak-anak juga dapat berkreasi merangkainya menjadi
barang kerajinan atau hiasan dinding.
Dengan sistem pemilahan ini diharapkan anak didik dapat belajar betapa sampah yang semula
kotor dan menjijikkan ternyata memiliki nilai jual. Mata pelajaran ekonomi dapat dipelajari dari
seonggok sampah di sekolah. Anak didik akan menyadari bahwa peluang kerja ada di sekitarnya, bukan
hanya dicari tapi dapat juga diciptakan.
Dalam perancangan pengelolaan sampah di sekolah, para siswa perlu dilibatkan secara aktif. Hal ini
dapat dilakukan dengan pembentukan regu-regu yang bertugas secara terjadwal. Kegiatan pameran dan
kompetisi berkala dapat dilakukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap pengelolaan sampah.
Menulis di blog atau majalah dinding merupakan latihan yang bagus untuk menumbuhkan jiwa-jiwa
mengelola sampah. Sehingga muncul kesadaran baru bahwa, “Sampah bukan masalah, tetapi peluang”.
Tahapan Projek Tema Gaya Hidup Berkelanjutan
Projek Gaya Hidup Berkelanjutan ini memiliki rentang waktu kurang lebih tiga minggu yang akan
dimulai pada tanggal 9-28 September 2023. Dengan jabaran 8 JP per pertemuan, enam pertemuan tiap minggu,
dan tiga minggu penyelesaian projek. Sehingga total keseluruhan pengerjaan projek ini adalah 144 JP
mencakup :
1. Kegiatan Pra-Projek Gaya Hidup Berkelanjutan (Tahap I)
a) Pengenalan P5 tema Gaya Hidup Berkelanjutan
b) Pembicara tamu
c) Presentasi materi Mitigasi bencana alam dan pengelolaan sampah
2. Kegiatan Inti Projek (Tahap II)
a) Pemberian Modul
b) Pengelompokan
c) Perancangan projek
d) Pembuatan proposal
e) Pelaksanaan mitigasi bencana alam
f) Perancangan produk pengelolaan sampah
g) Pembimbingan oleh Fasilitator didukung oleh guru mapel
3. Kegiatan Pasca Projek (Tahap II)
a) Pameran produk
b) Pembuatan Laporan dan Revisi
RANGKUMAN
Proyek dengan tema Gaya Hidup Berkelanjutan ini adalah proyek penguatan profil pelajar pancasila yang
memiliki tujuan peserta didik mampu memahami dampak dari aktivitas manusia, baik jangka pendek
maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Hal yang
ditekankan disini adalah membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta
mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan. Pada tahap berikutnya akan dibentuk kelompok untuk
menentukan Sub Tema yang akan dibahas bersama, dikaji, diteliti dan dilaporkan untuk disajikan dalam
paparan yang sistematis dan menarik.
FORMAT PENYUSUNAN/RENCANA KEGIATAN PROYEK
Cover (Tema/Topik Kegiatan, Logo Sekolah, Nama Anggota Kelompok, Nama Sekolah,
Tahun Pelajaran)
I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
II. Isi Proposal
A. Tema
B. Macam-Macam Kegiatan
C. Peserta
D. Waktu dan Tempat
E. Peralatan yang Digunakan
III. Susunan Acara
IV. Susunan Kepanitiaan
V. Rancangan Kebutuhan dan Anggaran
VI. Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
Lembar Pengesahan
CONTOH FORMAT RANCANGAN KEBUTUHAN DAN ANGGARAN
Rencana Pemasukan:
No Sumber Dana Total
1 Rp.
2 Rp.
Jumlah Rp.
Rencana Pengeluaran:
No Barang Jumlah Harga Total
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Rp. Rp.
Jumlah Rp.
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal Kegiatan Sabu-ku (sayangi bumiku) ini telah diperiksa dan disetujui untuk digunakan sebagaimana
mestinya.
Disahkan di:
Pujon, __ Januari 2023
____________________ ____________________
Mengetahui
Kepala Sekolah
Oleh:
Eka Nurahmalia (13)
Fatimatul Cheza Vidova (15)
Karina Risky Dwi Cahyo (19)
Lilik Yuli Andari (20)
Mifthahul Dwi Aryani (22)
Wahyu Tri Utami (35)
A. Latar Belakang
Permainan tradisional merupakan salah satu unsur budaya bangsa yang banyak
tersebar di berbagai penjuru Nusantara. Permainan tradisional sering disebut juga dengan
permainan rakyat, merupakan permainan yang tumbuh dan berkembang pada masa lalu
terutama tumbuh di masyarakat pedesaan. Permainan tradisional tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan masyarakat setempat, yang kebanyakan dipengaruhi oleh alam
lingkungannya. Permainan tradisional merupakan permainan yang sangat mudah ditemukan,
dan sangat mudah dimainkan karena bahan yang dipergunakan untuk membuat permainan
tradisional mudah ditemukan disekeliling kita, oleh karena itu permainan tradisional selalu
menarik dan menghibur. Permainan tradisional sangatlah populer sebelum teknologi masuk
ke Indonesia Dahulu anak-anak bermain dengan menggunakan alat seadanya.
Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat bagi anak-anak Selam
tidak mengeluarkan banyak biaya, permainan tradisional juga bisa untuk melatih fisik dan
mental anak. Secara tidak langsung, anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan,
kecerdasan, bersosialisasi dan keterampilan dalam memecahkan masalah melalui permainan
tradisional. Bahkan para psikolog menilai bahwa sesungguhnya permainan tradisional mampu
membentuk motorik anak, baik motorik kasar maupun halus. Salah satu permainan yang
mampu membentuk motorik anak adalah Congklak atau Dakon. Motorik halus lebih
digunakan dalam permainan ini. Pada permainan ini pemain dituntut untuk memegang biji
secara utuh sembari meletakkannya satu-satu di lubangnya dengan satu tangan. Selain itu,
pemain juga dituntut untuk berpikir kritis.
Di era gempuran arus globalisasi saat ini beserta teknologi canggih yang berasal dari
mancanegara, permainan tradisional perlahan mulai dilupakan oleh anak-anak Indonesia.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali belum mengenal permainan tradisional.
Berdasarkan uraian di atas, kami mengangkat tema Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
(P5), tentang "Kearifan Lokal Permainan Tradisional Congklak".
B. Tujuan Kegiatan
1. Memberi pengetahuan tentang macam-macam permainan tradisional dan
cara memainkannya.
2. Memberikan sarana pembelajaran terkait kearifan lokal permainan tradisional.
3. Memperkenalkan pada masyarakat tentang peran permainan tradisional.
C. Manfaat Kegiatan
1. Sebagai disiplin ilmu pengetahuan tentang Permainan Tradisional, kegiatan ini diharapkan
dapat mengetahui tentang Permainan Tradisional yang semakin menghilang bahkan tidak
ada sama sekali.
2. Mendapatkan sarana pembelajaran baru terkait materi Kearifan Lokal Permainan
Tradisional.
3. Sumbangan pemikiran dan alternatif serta tambahan referensi tentang Kearifan Lokal
Permainan Tradisional yang mulai punah.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
E) Bentuk Kegiatan :
Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022. Dilaksanakan
dalam bentuk Gelar Karya. Hal pertama untuk mempersiapkan
kegiatan yaitu membuat berkas administrasi berupa proposal,
kemudian menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan produk.
Pembuatan produk Permainan Tradisional dilaksanakan di sekolah.
Dalam kegiatan ini, akan dipertontonkan produk-produk yang
digunakan dalam Permainan Tradisional. Selain itu, akan diberikan
informasi serta nilai luhur dari masing-masing Permainan tradisional.
Para peserta kegiatan diperbolehkan mencoba memainkan Permainan
Tradisional tersebut.
F) Hasil Kegiatan :
Kegiatan Loka Karya yang diadakan oleh SMA Islam NU
Pujon telah terselenggara dengan baik dan lancar. Kegiatan
dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022 pada pukul 11.00.
Para peserta kegiatan melaksanakan kegiatan dengan antusias
dan semangat. Namun, ada beberapa siswa/i yang yang
memanfaatkan kegiatan ini hanya untuk bersenang senang tanpa
ada keterlibatan lebih jauh. Hal ini, menjadi masukan penting
agar tidak terjadi pada acara selanjutnya.
G) Tindak Lanjut :
Dari kegiatan ini, didapatkan gambaran kondisi ideal dalam
permainan dengan cara membantu mereka mengenalkan kembali
permainan tradisional kepada anak-anak. Dapat memaksimalkan
polestarian permainan tradisional. Serta dapat membantu kami
dalam memanfaatkan waktu yang ada dan membuat anggota
kelompok berperan aktif.
BAB III
PENUTU
P
Permainan tradisional tidak hanya sekedar permainan yang mengandung kesenangan.
Namun permainan tradisional memiliki banyak manfaat, seperti melatih kemampuan motorik
karakter. dan juga keterampilan anak yang memainkan. Dalam menerima sikap perubahan sosial
didalam masyarakat kita memang harus bersikap terbuka dan dinamis terhadap perkembangan
zaman. Oleh karena itu, kita perlu kesadaran sejak dini untuk menjaga dan melestarikan
kebudayaan yang kita miliki ini agar bisa menutup kemungkinan memudarnya permainan
tradisional Kita sebagai generasi muda sudah menjadi kewajiban kita untuk melestarikan
permainan tradisional. Kita harus mengenalkan permainan tradisional kepada anak di zaman
globalisasi saat ini. Karena untuk mencegah memudarnya permainan tradisional yang ditelan
perkembangan zaman ini.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN