Anda di halaman 1dari 61

Karya Ilmiah

1. Pengertian Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah suatu karya dalam bidang ilmu pengetahuan (science) dan
teknologi yang berbentuk ilmiah. Suatu karya dapat dikatakan ilmiah apabila
proses perwujudannya lewat metode ilmiah. Jonnes (1960) memberikan
ketentuan ilmiah, antara lain dengan sifat fakta yang disajikan dan metode
penulisannya.
Menurut Engkos Kosasih Buku Paket Bhs Indonesiaklas XI
Tulisan yang disusun dengan metode ilmiah yakni metode yang berdasarkan
cara berpikir yang sistematis dan logis. Ini menyajikan masalah2 yang objektif
dan faktual.

Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah, antara lain :


Memberi penjelasan
Memberi komentar atau penilaian
Memberi saran
Menyampaikan sanggahan
Membuktikan hipotesa
SK Menyampaikan Laporan Hasil Penelitian
KD : Mempresentasikan hasil penelitian secara runtut dengan
menggunakan bahasa yang baik dan benar

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
- Merumuskan judul penelitian
- Menyusun proposal penelitian
-Merumuskan Hipotesis
-Mengkaji bahan pustaka
-Menentukan subjek penelitian
-Memilih Instrumen pengumpulan data
-Memantapkan proposal dan kerangka penelitian
--Mengatur perencanaan penelitian
--Menyusun instrumen
Bentuk Karya Ilmiah

Bentuk Karya Ilmiah


1. Makalah pada umumnya disusun untuk penulisan didalam publikasi
ilmiah, misalnya jurnal ilmu pengetahuan, proceeding untuk seminar
bulletin, atau majalah ilmu pengetahuan dan sebagainya. Maka ciri
pokok makalah adalah singkat, hanya pokok-pokok saja dan tanpa
daftar isi.

2. Karya Ilmiah Berbentuk Report/ Laporan Ilmiah Yang Dibukukan


• Karya ilmiah jenis ini biasanya ditulis untuk melaporkan hasil-hasil
penelitian, observasi, atau survey yang dilakukan oleh seseorang
atau kelompok orang. Laporan ilmiah yang menjadi persyaratan
akademis di perguruan tinggi biasanya disebut Skripsi, yang
biasanya dijadikan persyaratan untuk karya ilmiah jenjang S1, Tesis
untuk jenjang S2, dan Disertasi untuk jenjang S3.
3. Buku Ilmiah

Buku ilmiah adalah karya ilmiah yang tersusun dan tercetak


dalam bentuk buku oleh sebuah penerbit buku umum untuk
dijual secara komersial di pasaran. Buku ilmiah dapat berisi
pelajaran khusus sampai ilmu pengetahuan umum yang lain.
Ciri-Ciri Karya Ilmiah

1 Struktur Sajian
• Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan),
dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok
yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab
atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
• Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat
dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
lanjutan

• 3. Sikap Penulis
• Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal,
dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
• 4. Penggunaan Bahasa
• Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-
kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
• 1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif,
baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di
laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan
metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa
penemuan baru.
• 2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis
mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan
menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis
harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat
argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki
bobot orisinalitas tertentu.
• 3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.
Sikap Ilmiah
• 1) Sikap ingin tahu
• Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
• 2) Sikap kritis
• Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
• 3) Sikap obyektif
• Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi.
• 4) Sikap ingin menemukan
• Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan
menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan
konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang
dilakukannya.
• * 5 ) Sikap menghargai karya orang lain
• Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan
menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau
pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain.
• 6) Sikap tekun
• Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi
eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti
melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-
hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
• 7) Sikap terbuka
• Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun
pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Ciri- ciri karya ilmiah
1.Kejelasan = Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jelas.
2. Kelogisan = Keterangan yang dikemukakan masuk akal
3.Kelugasan = Pembicaraan langsung pada hal yang pokok
4.Keobjektifan = Semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5.Keseksamaan = Artinya berusaha untuk menghindari diri dari
kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya
6.Kesistematisan = Semua yang dikemukakan disusun menurut urutan
yang memperlihatkan kesinambungan
7.Ketuntasan = Segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap
lengkapnya.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:

• Ditulis berdasarkan fakta pribadi


• Fakta yang disimpulkan subyektif
• Gaya bahasa konotatif dan populer
• Tidak memuat hipotesis
• Penyajian dibarengi dengan sejarah
• Bersifat imajinatif
• Situasi didramatisir
• Bersifat persuasif
• Tanpa dukungan bukti.
Ciri-ciri karangan semi ilmiah/
ilmiah popular, yaitu :
• Ditulis berdasarkan fakta pribadi
• Fakta yang disimpulkan subjektif
• Gaya bahasa formal dan popular
• Mementingkan diri penulis
• Melebih-lebihkan sesuatu
• Usulan-usulan bersifat argumentative dan Bersifat
persuasive.
• Karangan Ilmiah
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah

• Reprodukif artinya bahwa maksud yang ditulis oleh penulisnya


diterima dengan makna yang sama oleh pembaca.
• Tidak ambigu, artinya tidak bermakna ganda akibat penulisnya
kurang menguasai materi atau kurang mampu menyusun
kalimat dengan subyek dan predikat yang jelas.
• Tidak emotif, artinya tidak melibatkan aspek perasaan penulis.
Hal yang diungkapkan harus rasional tanpa diberi tambahan
pendapat subyektif dan emosional penulisnya. Oleh karena itu
tulisan ilmiah harus bersifat jelas, objektif, dan tidak berlebih-
lebihan.
Lanjutan
• Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat dan paragraf.
Penulis harus mempergunakan bahasa dengan mengikuti kaidah
tatabahasa agar hasil tulisan tidak mengandung salah tafsir bagi
pembaca.
• Penggunaan istilah keilmuan. Penulis karya ilmiah harus
mempergunakan istilah-istilah keilmuan bidang tertantu sebagai
bukti penguasaan penulis terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai
oleh penulis pada bidang ilmu yang lain.
• Bersifat denotative artinya penulis dalam karya ilmiah harus
mengguanakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna.
Hal ini dilakukan untuk menjaga konsistiensi tulisan sehingga tidak
membingungkan pembaca.
• Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang
logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.
Syarat- Syarat Karya Ilmiah

Syarat- Syarat Karya Ilmiah


Komunikasi
Kata dan kalimat yang disusun penulis
hendaknya bersifat denotative.
Bernalar
Ekonomis
Berdasarkan landasan teoritis yang kuat.
Tulisan harus relevan dengan displin ilmu
tertentu.
Memiliki sumber penopang mutakhir.
Bertanggung jawab.
Struktur Penulisan Karya Tulis
Ilmiah
STRUKTUR PENULISAN KARYA ILMIAH

1. HALAMAN JUDUL
2. HALAMAN PENGESAHAN
3. MOTTO
4. KATA PENGANTAR
5. DAFTAR ISI
6. DAFTAR TABEL
7. DAFTAR GAMBAR
8. ABSTRAK
9. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.5 Hipotesis
1.2 Rumusan Masalah 1.6 Metode Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian 1.7 sistematika Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Mengarang
2. Pengertian Eksposisi
3. MotivasiMengarang’
4. Syarat2 Ketrampilan Mengarang
5. Fungsi Ketrampilan Mengarang
6. Hubungan EksposisiLisan dan Tulis
7. Seni Mengarang
8. Langkah2 Mengarang
9. Kaitan antara Tri pusat Pendidikan Dalam meningkatkan Minat Mengarang
10. Hambatan2 Mengarang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengertian Metode
2. Pengertia Metodilogi
3. Pengertian Metodolog Mengarang
4. Metode yang Dipakai
5. Analisa Data
6. Pengumpulan Data
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
1. Persiapan Mengadakan Ijin Research
2. Menentukan Populasi dan Sampel
3. Pengujian Data
4. Analisa Data

BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
SOAL-SOAL TES
STRUKTUR PENELITIAN/PENULISAN ILMIAH

Tujuan pembuatan Penulisan Ilmiah adalah


melatih seseorang untuk dapat menguraikan dan
membahas suatu permasalahan secara ilmiah dan
dapat menuangkannya secara ilmiah dan
menuangkannya secara teoritis, jelas dan sistematis.
Isi dari Penulisan Ilmiah diharapkan memenuhi
aspek-aspek di bawah ini :
1. Bahasa
1 baku

Aspek Kebahasaan
1. Bahasa Baku
a. ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tepat. Baku atau standar tidak
dapat berubah setiap saat.
b. memadai bahasa baku adalah kecendekiaannya. Perwujudannya
dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar
mengungkapkan penalaran yang teratur, logis dan masuk akal.
c. pembakuan bahasa ialah adanya penyragaman kaidah, bukan
penyamaan bahasa atau penyeragaman variasi bahasa.

2. Fungsi bahasa baku


Bahasa baku mendukung empat fungsi, tiga diantaranya bersifat
pelambang atau simbolik, sedangkan yang satu lagi bersifat objektif: a
a. fungsi pemersatu
b. fungsi pemberi kekhasan
c. fungsi pembawa kewibawaan
d. fungsi sebaga kerangka acuan.
Ciri bahasa Indonesia baku

1. Pemakaian prefiks me- dan ber- secara eksplisit dan konsisten.


Contah: penyakit menyerang kampung itu (baku). Penyakit
serang kampung itu (baku)
2. Pemakaian fungsi gramatikal (subjek, predikat dan
sebadainya) secara eksplisit dan konsisten. Contoh: Ia pergi
kekantor (baku). Ia kekantor (non baku)
3. Terbatasnya unsur-unsur lesksikal dan gramatikal dari dialek-
dialek regional dan bahasa-bahasa daerah yang belum dianggap
belum unsur bahasa Indonesia.
4. Pemakaian konjuksi bahwa dan karena secara eksplisit
dan konsisten. Contoh: saya tahu bahwa saya tidak lulus (baku).
Saya tahu saya tidak lulus (non baku); Engkau tidak
mempercayainya karena ia penipu (baku). Engkau tida
mempercayainya, karena ia penipu (non baku).
5. Pemakaian pola frase verbal + agen + secara konsisten.
Contoh: sudah engkau baca surat itu (baku). Engkau sudah baca
surat itu (non baku).
6. Pemakaian konstruksi sintesis. Contoh: harganya (baku).
Dia punya harga (non baku); Membersihkan (baku) Bikin besih
(non baku). Mereka (baku) Dia orang (non baku).
7.
7. Pemakaian partikel – kah dan pun bila
ada secara konsisten. Contoh: bagaimanakah
kasus itu ? (baku). Bagaiman kasus itu? (non
baku); Mereka pun pergi (baku). Mereka pergi
(non baku).
8. Pemakaian unsur leksikal berikut berbeda
dari unsur-unsur yang memadai bahas Indonesia
non baku. Contoh: silakan (baku) Silahkan
(nonbaku). Serasi (naku) Serasih (nonbaku).
9. Pemakaian polaritas tutur sapa yang
konsisten, saya, tuan, saudara dan sebagainya.
10. Pemakaian istilah resmi.
11. Pemakaian Ejaan yang Disempurnakan
(EYD).
Ciri-ciri kebahasaan Karya
Ilmiah

1. Kata baku adalah kata yang cara pengucapan


ataupun penulisannya sesuai dengan kaidah2 standar
atau kaidah2 yang dibakukan
contoh
Ia bekerja keras
kami berharap ia cepat lulus
mereka mengunjungi kantor itu.
2. Makna lugas
adalah makna yang mengalami
perubahan atau pun penambahan .
Contoh setelah dia bicara, diskusi itu
semakin panas
panas berarti suhu melainkan marah
atau emosi
3. penggunaan istilah
adalah kata atau kelompok kata yang
pemakaiaannya terbatas pada bidang
tertentu
natalitas dan mortalitas.
Pengertian Daftar Pustaka

Daftar pustaka adalah sebuah halaman yang dapat dikatakan ialah


halaman yang wajib ketika membuat buku atau karya tulis, hampir
semua karya tulis selalu mencatumkan daftar pustaka diakhir
karangannya, hal ini dibuat untuk mempermudah pembaca yang
ingin meninjau lebih jauh tentang apa yang sudah ditulis, selain itu
bisa juga sebagai acuan untuk melakukan pengecakan apakah
sudah sesuai dengan buku yang tertera dalam daftar pustaka.

daftar pustaka memiliki pengertian sebagai suatu daftar yang


didalamnya mencatumkan nama pengarang, judul buku, penerbit,
tahun terbit dan hal-hal lainnya yang terkait, penempatannya
berada pada bagian akhir sebuah karangan atau buku dan
susunannya diurutkan berdasarkan abjad.
Di buku paket hal 284
Lanjutan

Daftar pustaka adalah semacam rujukan seorang


penulis dalam menyusun karyanya, daftar pustaka dapat
kita temukan dimakalah, laporan penelitian, skripsi maupun
essay. Daftar pustaka penting peranannya dalam sebuah
karya tulis. Sebuah karya tulis besar yang tidak memiliki
daftar pustaka bisa saja diragukan kebenarannya.

Fungsi sebuah Daftar Pustaka hendaknya secara tegas


dibedakan dari fungsi sebuah catatan kaki. Referensi
pada catatan kaki dipergunakan untuk menunjuk kepada
sumber dan pernyataan atau ucapan yang dipergunakan
dalam teks. Sebab itu referensi itu harus menunjuk dengan
tepat tempat. dimana pembaca dapat menemukan
pernyataan atau ucapan itu.
Dari daftar pustaka banyak hal yang dapat kita
peroleh, antara lain:
1. Memberikan informasi bahwa pernyataan yang dibuat
bukan hasil pemikiran sendiri, tapi juga ditambahkan
dengan pemikiran orang lain.
2. Apabila pembaca menginginkan mendalami lebih jauh
pernyataan yang dikutip, dapat membaca sendiri referensi
yang menjadi sumber kutipan.
3. Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis
buku yang telah membantu kita dalam penulisan karya tulis
yang kita selesaikan.
4. Menjaga profesionalitas penulis terhadap karya tulis yang
telah dia buat.3.
Unsur-Unsur Daftar Pustaka

 Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.


 Judul Buku, termasuk judul tambahannya.
 Data publikasi: penerbit, tempat terbit, tahun terbit, cetakan
ke-berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku
tersebut.
 Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang
bersangkutan, nama majalah, jilid. nomor dan tahun.
 Knight, John F. 2001. Family Medical Care Volume 4. Bandung: Indonesia
Publishing House.
 Kosasih, Engkos. 2016. Cerdas berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.
 Urutan penulidan daftar Pustaka
 1. nama pengarang
 2. th terbit
 3. judul buku
 4. kota penerbit
 5. penerbit.
Syarat Penulis Daftar Pustaka

1. Bagi penulis yang menggunakan marga/keluarga, nama marga/keluarganya


ditulis terlebih dahulu, sedangkan untuk penulis yang tidak menggunakan nama
marga/keluarga, diawali dengan penulisan nama akhir/belakang kecuali nama
Cina.
2. Gelar kesarjanaan penulis tidak perlu dicantumkan dalam daftar pustaka.
3. Judul buku dicetak miring atau digaris bawahi pada setiap kata, jadi tidak dibuat
garis bawah yang bersambung sepanjang judul.
4. Baris pertama diketik mulai ketukan pertama sedangkan baris kedua dan
seterusnya diketik mulai ketukan ke-7.
5. Jarak antara baris satud engan baris berikutnya satu spasi.
Jarak antara sumber satu dengan sumber berikutnya dua spasi
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam cara menulis daftar pustaka
dengan metode Vancouver adalah sebagai berikut:

1. Menggunakan bullet angka


2. Angka tersebut menjadi rujukan dalam sitasi sebuah karya tulis yang dibuat
3. Nomor rujukan (referensi) yang ada di dalam karya tulis itu harus sama dengan
urutan penulis yang ada dalam daftar pustaka
4. Tidak perlu mengurutkan tahun publikasi tulisan
5. Nama tidak perlu diurutkan berdasarkan alfabetis1

Teknik Penyusunan Daftar Pustaka


1. Penyusunan urutan daftar pustaka berdasarkan alfabet yang
secara berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa
menggunakan angka (1,2,3, dan seterusnya)
2. Dalam penulisan daftar pustaka perlu diperhatikan beberapa
hal berikut ini:
3. Menulis nama pengarang (Nama pengarang bagian
belakang terlebih dahulu ditulis, kemudian diikuti dengan
nama depan)
4. Tulis tahun terbit buku, setelah itu diberi tanda titik (.)
5. Tulis tahun terbit buku dengan memberikan garis bawah atau cetak
miring. Setelah judul buku kemudian diberikan tanda titik (.)
6.Tulis kota terbit dan nama penerbitnya. Antara kedua bagian tersebut
diberi tanda titik dua (:), kemudian setelah nama penerbit diberikan tanda
titik (.)
7.Bila akan digunakan dua sumber pustaka atau lebih dengan pengarang
yang sama, maka sumber dirilis dari buku yang terlebih dahulu terbit,
kemudian diikuti dengan buku yang baru terbit. Pada kedua sumber
pustaka itu dibubuhkan tanda garis panjang.
8.Bila daftar pustaka berasal dari sumber internet, maka dapat ditulis
seperti yang disarankan oleh Sophia (2002), dimana komponen
bibliografi online tersebut ditulis sebagai berikut:
9. Nama Pengarang
10.Tanggal revisi terakhhir
11.Judul Makalah
12.Media yang memuat
13. URL yang terdiri dari protocol/situs/path/file
14. Tanggal akses
15. Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama;
penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu
setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama
belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan,
kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya
ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan
(tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan
gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri
dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
Contoh Daftar Pustaka

• Dengan seorang pengarang


• Hockett. Charles F. A Course in Modern Linguistics. New
York: The Mac Milla Company. 1963.

• Buku dengun dua atau tiga pengarang


• Oliver. Robert T.. and Rupert L. Cortright. New Training
for Effective Speech. New York: Henry Holt and
Company, Inc.,1958
• Buku dengan banyak pengarang
• Morris, Alton C. et. al. College English, the First Year.
New York : Harcourt, Brace & World. Inc., 1964
Lanjutan
• Kalau edisi berikutnya mengalami perubahan
• Gleason, H. A. An Introduction to Descriptive Linguistics.
Rev. ed.New York: Holt. Rinehart and Winston. 1961

 Buku yang terdiri dari dua jilid atau lebih


• Intensive Course in English. 5 vols. Washington: English Language
Service, inc., 1964.

 Sebuah edisi dan karya seorang pengarang atau lebih


• Ali, Lukman, ed. Bahan dan Kesusastraan Indonesia sebagai Tjermin
Manusia Indonesia Baru. Djakarta: Gunung Agung, 1967.
 Sebuah Kumpulan Bunga Rampai atau Antologi
• Jassin, H.B., ed. Gema Tanah Air. Prosa dan puisi. 2 Jld.
Jakarta: Balai Pustaka,1969

 Sebuah Buku Terjemahan


• Multatuli, Max Havelaar, atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang
Belanda, terj. H.B.Jassin. Jakarta: Djambatan,1972
Catatan Kaki
• Catatan kaki ialah daftar keterangan khusus yang ditulis
pada bagian paling bawah disetiap lembaran akhir bab
karya ilmiah “makalah, skripsi, tesis dll”, atau catatan
kaki merupakan keterangan referensi yang ditempatkan
pada kaki tulisan atau teks karya ilmiah.
Jenis Catatan Kaki

• 1. Catatan Kaki Lengkap ditulis lengkap dengan


mencantumkan nama pengarang, judul buku, nama, atau
nomor seri (jika ada), jumlah jilid (jika ada), nomor
cetakan, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor
halaman.
• 2. Catatan Kaki Singkat ditulis singkat dan terdiri dari 3
macam yaitu:
a. Ibid. (Singkatan dari Ibidum, artinya sama dengan di
atas), untuk catatan kaki yang sumbernya sama dengan
catatan kaki yang tepat di atasnya. Ditulis dengan huruf
besar, digarisbawahi, diikuti titik (.) dan koma (,) lalu
nomor halaman.
Contoh ibid
• 1. ibid, singkatan dari ibidem. Maksudnya adalah ‘di
tempat yang sama dan belum diselingi dengan
kutipan lain’.
Contoh:
• Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 1999, hlm. 8
• Ibid., hlm. 15 (berarti dikutip dari buku yang sama dengan
buku di atas)
• Unsur catatan kaki
• 1. nama pengarang
• 2. judul buku
• 3.penerbit
• 4. Kota pnerbit
• 5. Tahun terbit
• 6. hlm
b. Op.cit. (Singkatan dari opere citato, artinya dalam karya yang
telah dikutip), dipergunakan untuk catatan kaki dari sumber
yang pernah dikutip, tetapi telah disisipi catatan kaki lain dari
sumber lain. Urutannya : nama pengarang, op.cit nomor
halaman.
• CONTOH
• 2. op.cit., singkatan dari opere citato, yang artinya ’dalam karangan yang
telah disebut dan diselingi dengan sumber lain’.
Contoh:
• Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1999, hlm. 8.
• Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta, 2001,
hlm 46.
• Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis Paragraf,Remaja
Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
• Gorys Keraf, op. cit. hlm 8 (berarti diambil dari buku yang telah
disebutkan di atas)

c. Loc.cit. (Singkatan dari. loco citato, artinya tempat yang
telah dikutip), seperti di atas tetapi dari halaman yang
sama : nama pengarang loc.cit (tanpa nomor halaman).
• CONTOH
• 3. loc.cit, kependekan dari loco citato, maksudnya ‘di tempat yang
telah disebut’. loc. Cit digunakan jika kita menunjuk ke halaman
yang sama dari suatu sumber yang telah disebut.
Contoh:
• Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta, 1999, hlm. 8.
• Ismail Marahimin, Menulis secara Populer, Pustaka Jaya, Jakarta,
2001, hlm 46.
• Soedjito dan Mansur Hasan, Keterampilan Menulis
Paragraf,Remaja Rosda Karya, Bandung, hlm. 23.
• Ismail Marahimin, loc. cit. (maksudnya buku yang telah disebut di
atas di halaman yang sama, yakni hlm. 46)
• Soedjito dan Mansur Hasan, loc. cit. (menunjuk ke halaman yang
sama dengan yang disebut terakhir, yakni hlm. 23)
Tujuan Penulisan
Catatan Kaki
• Catatan kaki berfungsi untuk memberikan keterangan
dan penjelasan tentang sumber dari kutipan penyusunan
daftar bacaan pada karya ilmiah supaya dapat dimengerti
oleh pembaca.
• Untuk menghargai sumber kutipan yang dikutip, supaya
pembaca karya ilmiah mengetahui sumber kutipan yang
digunakan.
• Dan untuk menunjukan referensi lain supaya pembaca
karya ilmiah dapat mengetahui ulasan yang lebih jelas
mengenai istilah yang digunakan.
Ada teknis membuat penulisan catatan kaki yang
perlu diingat.
• Nama pengarang tidak dibalik
• Judul buku dicetak miring (jika diketik dengan
komputer) atau digaris bawah (jika tidak dengan
komputer). Selain buku (artikel di majalah, Koran, atau
jurnal), judul sumber ditempatkan dalam tanda petik
dua (“…”), tidak dicetak miring atau digaris bawah
• Kota terbit
• Nama penerbit
• Tahun terbit
• Nomor halaman
• Semua unsur dihubungkan dengan tanda koma (,),
kecuali setelah kota terbit, dihubungkan dengan tanda
titik dua (:).
Contoh Catatan Kaki

• Catatan Kaki 1 s/d 3 Pengarang


Catatan kaki jika referensinya pada buku karangan yang
ditulis oleh satu hingga tiga pengarang, yaitu:

• Chairil Anwar, Aku Ini Binatang Jalang, (Jakarta: PT


Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm 4.

• Sumi Winarsih, Ridha Yulfika, Bagus Wicaksono, Belajar


Bahasa Indonesia, (Bandung: Acarya, 2005), hlm. 32.
Contoh Catatan Kaki 4 atau lebih Pengarang
Contoh penulisan catatan kaki jika referensinya pada
buku karangan menggunakan empat penulis atau lebih,
yaitu:
• Mahmud Hidayat, dkk., Bahasa dan Sastra Indonesia,
(Klaten: Citra Aji Parama, 2004), hlm. 45.
Contoh Catatan Kaki jika Sumber berasal dari
Majalah/Surat Kabar
Referensi yang berasal dari majalah atau surat kabar,
maka penulisan catatan kakinya berbentuk:
• Dinda Mutiara, “Bahasa Jawa di Ambang Kepunahan?”,
Kompas, 3 Mei, 1990, hlm. 5.
• Fajar Samudra, “SMA II, Sekolah yang Kuyup Budaya
Jawa,” Majalah Pelajar MOP, Juni, 2005, hlm. 22.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Buku
Terjemahan, Jika sumbernya dari buku terjemahan,
maka cara penulisan catatan kakinya adalah sebagai
berikut:
• Multatuli, Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan
Dagang Belanda, terj. H. B. Jassin, (Jakarta: Jambatan,
1972), hlm 54.
Contoh Catatan Kaki jika Sumbernya dari Artikel, Jika
referensinya berupa artikel dalam antologi ataupun
ensiklopedi, maka bentuk penulisan catatan
kakinya,yaitu:

• Melani Budianta, “Bercermin pada Kaki Langit:
Kreativitas dan Pendidikan Sastra Pelajar Indonesia”,
Kaki Langit Sastra Pelajar, ed. Jamal D. Rahman,
(Jakarta: MajalahSastra Horizon dan Kaki langit, 2002),
hlm. 282.

• “India”, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta: Ikhtisar Baru-


Van Hoeve, 1982), hlm. 1402-1407.
Contoh Footnote (catatan kaki) dari Internet

• Format Penulisan:

Nama Penulis, “Judul Tulisan”, diakses dari Url / alamat
web, pada tanggal (tanggal mengakses) pukul (waktu
mengakses)
Contoh:
Richard Whittle, “High Sea Piracy: Crisis in Aden”,
Aviation Today, diakses dari
http://www.aviationtoday.com/rw/military/attack/High
-Sea-Piracy-Crisis-in-Aden_32500.html, pada tanggal 31
Mei 2013 pukul 10.47
BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang


dilakukan dalam penelitian ini adalah
penelitian deskriptif dan preskriptif. Analisis
deskriptif dan preskriptif merupakan cara yang
tepat untuk memaparkan hasil penelitian ini.
Data yang terkumpul akan dianalisis menurut
jenis-jenis kesalahannya. Hasil analisis inilah
yang selanjutnya akan dideskripsikan sesuai
dengan apa adanya.
B Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah tesis


Mahasiswa Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Kristen Indonesia Paulus tahun
2004 s.d. 2008. Sumber data ini diperoleh
melalui perpustakaan Program Pascasarjana
Program Magister Ilmu Hukum Universitas
Kristen Indonesia Paulus Makassar yang
diambil secara purposif . Jumlah tesis yang
menjadi sumber data ialah 40 tesis yang
diperoleh dari tiap angkatan sebanyak 10 tesis.
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini ialah semua bentuk kesalahan diksi
atau pilihan kata dan penyusunan kalimat yang terdapat dalam
tesis 52 Mahasiswa Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas
Kristen Indonesia Paulus, tahun 2004 s. d. 2008. Sampel pada
penelitian ini meliputi sebagian kesalahan penggunaan diksi atau
pilihan kata dan penyusunan kalimat dalam tesis Mahasiswa Ilmu
Hukum Program Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Paulus.
Penyampelan dalam penelitian ini didasarkan pada tahun tesis
tersebut yang diambil secara purposif dengan menggunakan
metode simak. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi
Pada langkah ini, penulis melakukan observasi (pengamatan)
D. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi Pada langkah ini, penulis


melakukan observasi (pengamatan) langsung pada
kalimat dalam tesis Ilmu Hukum Program
Pascasarjana Universitas Kristen Indonesia Paulus,
tahun 2004 s. d. 2008. Pelaksanaan observasi pada
kalimat dilakukan di perpustakaan Program
Pascasarjana Program Ilmu Hukum Universitas Kristen
Indonesia Paulus Makassar dengan menggunakan
metode simak.
2.Teknik Catat Teknik ini dilakukan dengan cara mencatat
kesalahan penggunaan diksi dan penyusunan kalimat
dalam tesis Mahasiswa Ilmu Hukum Program Pascasarjana
Universitas Kristen Indonesia Paulus Makassar.
E. Teknik Analisis Data
Data yang ditemukan pada tahap
pengumpulan data selanjutnya akan dianalisis
dengan menggunakan prosedur berikut ini. (1)
Pertama, semua data diteliti dengan cermat
untuk menentukan jenis kesalahan-kesalahan
berbahasa yang terdapat pada data itu. (2)
Kedua, setelah semua data diketahui jenis
kesalahannya, selanjutnya diklasifikasikan atau
dikelompokkan berdasarkan jenis kesalahan.
(3) Ketiga, semua data yang sudah
terklasifikasikan diberikan penjelasan terhadap
kesalahan-kesalahan yang terjadi pada setiap
data itu. (4) Pada tahap akhir, semua data yang
telah dianalisis disajikan secara deskriptif
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
• 1.1 bahasa yang baik dan benar dalam skripsi
• Bahasa Indonesia dan Istilah Teknis
• Menuliskan Istilah Asing
• 2 Akhirnya, adalah kesalahan pengetikan. Proses pengetikan
laporan sendiri terkadang juga membuat kita sering kali diomeli
sama dosen pembimbing. Ada sebuah cara jitu yang bisa kita
gunakan dalam mengatasi hal ini. Sekarang sudah ada
software Plugin – Bhs Indonesia.EXE,sebuah plugin komponen
microsoft office untuk check spelling grammar bahasa Indonesia.
Download software ini, install dan berlakukan pada laporan Anda.
Dengan sofware itu akan ketemu mana saja kata-kata yang salah
ketik atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perlu di
ingat saja bahwa software ini masih mempunyai kelemahan,
dictionary nya masih belum komplit. Mungkin ada researcher
mendatang yang mampu melengkapinya,
• 1. Tata bunyi (fonologi)
• 2. Tata bahasa (kalimat)
• 3. Kosa kata
• 4. Ejaan
• 5. Makna

• BAGIAN II
• 1. Bahasa Teratur dan Berpikir Teratur
• 2. Keracunan Berbahasa
• 3. Kesejajaran Dalam Kalimat
• 4. Kesalahan ejaan
• 5. Kesalahan Struktur Kalimat
.
BAGIAN III
Ragam Bahasa
• Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan
sebagai berikut:
A. Ragam Daerah/ Dialek
• Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas
keseluruh Nusantara. Luasnya wilayah pemakaian bahasa
Indonesia itu menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang dipakai di suatu daerah berbeda dari
bahasa Indonesia yang dipakai di daerah lain. Misalnya,
bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang yang tinggal di
Denpasar berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di
Jakarta.
• B. Ragam Bahasa Terpelajar
• Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai
pemakaian bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
tampak jelas perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang
digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya, pidio, pilem, komplek, pajar, dan pitamin.
• C. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa tak Resmi
• Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap
kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca
(jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan
santai. Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan bicara
atau pembaca terhadap penutur atau penulis mempengaruhi
sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa
seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan
kepada bawahan.

Anda mungkin juga menyukai