LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
- Merumuskan judul penelitian
- Menyusun proposal penelitian
-Merumuskan Hipotesis
-Mengkaji bahan pustaka
-Menentukan subjek penelitian
-Memilih Instrumen pengumpulan data
-Memantapkan proposal dan kerangka penelitian
--Mengatur perencanaan penelitian
--Menyusun instrumen
Bentuk Karya Ilmiah
1 Struktur Sajian
• Struktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari
bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan),
dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke
bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok
yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab
atau subtopik. Bagian penutup merupakan kesimpulan pokok
pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut
gagasan tersebut.
2. Komponen dan Substansi
• Komponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya,
namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian
inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat
dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.
lanjutan
• 3. Sikap Penulis
• Sikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang
disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal,
dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa
menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.
• 4. Penggunaan Bahasa
• Bahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa
baku yang tercermin dari pilihan kata / istilah, dan kalimat-
kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.
Macam-Macam Karya Ilmiah
• 1. Skripsi; adalah karya tulis (ilmiah) mahasiswa untuk melengkapi syarat
mendapatkan gelar sarjana (S1). Skripsi ditulis berdasarkan pendapat (teori)
orang lain. Pendapat tersebut didukung data dan fakta empiris-obyektif,
baik berdasarkan penelitian langsung, observasi lapangan / penelitian di
laboratorium, ataupun studi kepustakaan. Skripsi menuntut kecermatan
metodologis hingga menggaransi ke arah sumbangan material berupa
penemuan baru.
• 2. Tesis; adalah jenis karya tulis dari hasil studi sistematis atas masalah. Tesis
mengandung metode pengumpulan, analisis dan pengolahan data, dan
menyajikan kesimpulan serta mengajukan rekomendasi. Orisinalitas tesis
harus nampak, yaitu dengan menunjukkan pemikiran yang bebas dan kritis.
Penulisannya baku dan tesis dipertahankan dalam sidang. Tesis juga bersifat
argumentative dan dihasilkan dari suatu proses penelitian yang memiliki
bobot orisinalitas tertentu.
• 3. Disertasi; adalah karya tulis ilmiah resmi akhir seorang mahasiswa dalam
menyelesaikan program S3 ilmu pendidikan. Disertasi merupakan bukti
kemampuan yang bersangkutan dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan penemuan baru dalam salah satu disiplin ilmu
pendidikan.
Sikap Ilmiah
• 1) Sikap ingin tahu
• Sikap ingin tahu ini terlihat pada kebiasaan bertanya tentang berbagai hal
yang berkaitan dengan bidang kajiannya.
• 2) Sikap kritis
• Sikap kritis ini terlihat pada kebiasaan mencari informasi sebanyak mungkin
berkaitan dengan bidang kajiannya untuk dibanding-banding kelebihan -
kekurangannya, kecocokan-tidaknya, kebenaran-tidaknya, dan sebagainya.
• 3) Sikap obyektif
• Sikap objektif ini terlihat pada kebiasaan menyatakan apa adanya, tanpa
diikuti perasaan pribadi.
• 4) Sikap ingin menemukan
• Selalu memberikan saran-saran untuk eksperimen baru. Kebiasaan
menggunakan eksperimen-eksperimen dengan cara yang baik dan
konstruktif. Selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang
dilakukannya.
• * 5 ) Sikap menghargai karya orang lain
• Sikap menghargai karya orang lain ini terlihat pada kebiasaan
menyebutkan sumber secara jelas sekiranya pernyataan atau
pendapat yang disampaikan memang berasal dari pernyataan atau
pendapat orang lain.
• 6) Sikap tekun
• Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi
eksperimen yang hasilnya meragukan, tidak akan berhenti
melakukan kegiatan-kegiatan apabila belum selesai. Terhadap hal-
hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
• 7) Sikap terbuka
• Sikap terbuka ini terlihat pada kebiasaan mau mendengarkan
pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang lain, walaupun
pada akhirnya pendapat, argumentasi, kritik, dan keterangan orang
lain tersebut tidak diterima karena tidak sepaham atau tidak sesuai.
Ciri- ciri karya ilmiah
1.Kejelasan = Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar,
pengungkapan maksudnya tepat dan jelas.
2. Kelogisan = Keterangan yang dikemukakan masuk akal
3.Kelugasan = Pembicaraan langsung pada hal yang pokok
4.Keobjektifan = Semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
5.Keseksamaan = Artinya berusaha untuk menghindari diri dari
kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya
6.Kesistematisan = Semua yang dikemukakan disusun menurut urutan
yang memperlihatkan kesinambungan
7.Ketuntasan = Segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap
lengkapnya.
Ciri-ciri Karya Tulis Non-Ilmiah:
1. HALAMAN JUDUL
2. HALAMAN PENGESAHAN
3. MOTTO
4. KATA PENGANTAR
5. DAFTAR ISI
6. DAFTAR TABEL
7. DAFTAR GAMBAR
8. ABSTRAK
9. BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1.5 Hipotesis
1.2 Rumusan Masalah 1.6 Metode Penelitian
1.3 Tujuan Penelitian 1.7 sistematika Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Mengarang
2. Pengertian Eksposisi
3. MotivasiMengarang’
4. Syarat2 Ketrampilan Mengarang
5. Fungsi Ketrampilan Mengarang
6. Hubungan EksposisiLisan dan Tulis
7. Seni Mengarang
8. Langkah2 Mengarang
9. Kaitan antara Tri pusat Pendidikan Dalam meningkatkan Minat Mengarang
10. Hambatan2 Mengarang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pengertian Metode
2. Pengertia Metodilogi
3. Pengertian Metodolog Mengarang
4. Metode yang Dipakai
5. Analisa Data
6. Pengumpulan Data
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
1. Persiapan Mengadakan Ijin Research
2. Menentukan Populasi dan Sampel
3. Pengujian Data
4. Analisa Data
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
SOAL-SOAL TES
STRUKTUR PENELITIAN/PENULISAN ILMIAH
Aspek Kebahasaan
1. Bahasa Baku
a. ragam bahasa baku memiliki sifat kemantapan dinamis, yang
berupa kaidah dan aturan yang tepat. Baku atau standar tidak
dapat berubah setiap saat.
b. memadai bahasa baku adalah kecendekiaannya. Perwujudannya
dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar
mengungkapkan penalaran yang teratur, logis dan masuk akal.
c. pembakuan bahasa ialah adanya penyragaman kaidah, bukan
penyamaan bahasa atau penyeragaman variasi bahasa.
• BAGIAN II
• 1. Bahasa Teratur dan Berpikir Teratur
• 2. Keracunan Berbahasa
• 3. Kesejajaran Dalam Kalimat
• 4. Kesalahan ejaan
• 5. Kesalahan Struktur Kalimat
.
BAGIAN III
Ragam Bahasa
• Dilihat dari segi penuturnya, ragam bahasa dapat dibedakan
sebagai berikut:
A. Ragam Daerah/ Dialek
• Sebagaimana kita ketahui, bahasa Indonesia tersebar luas
keseluruh Nusantara. Luasnya wilayah pemakaian bahasa
Indonesia itu menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa.
Bahasa Indonesia yang dipakai di suatu daerah berbeda dari
bahasa Indonesia yang dipakai di daerah lain. Misalnya,
bahasa Indonesia yang dipakai oleh orang yang tinggal di
Denpasar berbeda dari bahasa Indonesia yang dipakai di
Jakarta.
• B. Ragam Bahasa Terpelajar
• Tingkat pendidikan penutur bahasa Indonesia juga mewarnai
pemakaian bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia yang
digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan
tampak jelas perbedaannya dengan bahasa Indonesia yang
digunakan oleh kelompok penutur yang tidak berpendidikan,
terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing,
misalnya, pidio, pilem, komplek, pajar, dan pitamin.
• C. Ragam Bahasa Resmi dan Ragam Bahasa tak Resmi
• Ragam bahasa dipengaruhi pula oleh sikap penutur terhadap
kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembaca
(jika dituliskan). Sikap itu antara lain resmi, akrab, dingin, dan
santai. Demikian juga sebaliknya, kedudukan kawan bicara
atau pembaca terhadap penutur atau penulis mempengaruhi
sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa
seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada
atasannya atau pimpinannya, atau bahasa perintah atasan
kepada bawahan.