Anda di halaman 1dari 160

PENGARUH CITY BRANDING TERHADAP

CITY IMAGE DAN KEPUTUSAN


BERKUNJUNG KE KOTA WISATA BATU
(Survei pada Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Wisata Batu)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Skripsi


pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Disusun Oleh :

Amellia Fatimatus Saputri


NIM. 135030201111071

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
KONSENTRASI PEMASARAN
MALANG
2017
MOTTO

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah

memudahkanya mendapat jalan ke syurga.

(H.R Muslim)

Allah mencintai pekerjaan yang apabila bekerja ia menyelesaikannya dengan


baik.

(H.R Thabrani)

“Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkanlah urusanku dan


lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku”

(QS. Thaaha : 25-28)

i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : Pengaruh City Branding Terhadap City Image dan

Keputusan Berkunjung ke Kota Wisata Batu

(Survei pada Wisatawan yang Berkunjung ke

Kota Wisata Batu)

Disusun Oleh : Amellia Fatimatus Saputri

NIM : 135030201111071

Fakultas : Ilmu Administrasi

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis

Konsentrasi : Manajemen Pemasaran

Malang, 03 Oktober 2017

Komisi Pembimbing
Ketua, Anggota,

Prof. Drs. Achmad Fauzi DH, MA Ari Irawan, S.E., MM


NIDK. 8813940017 NIP. 201304821311001

ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Telah dipertahankan di depan majelis penguji skripsi, Fakultas Ilmu


Administrasi, Universitas Brawijaya, pada:

Hari : Rabu
Tanggal : 01 November 2017
Jam : 12.00
Skripsi atas nama : Amellia Fatimatus Saputri
Judul : Pengaruh City Branding Terhadap City Image dan
Keputusan Berkunjung ke Kota Wisata Batu (Survei
pada Wisatawan yang Berkunjung ke Kota Wisata Batu).
dan dinyatakan

LULUS

MAJELIS PENGUJI

Ketua, Anggota,

Prof. Drs. Achmad Fauzi DH, MA Ari Irawan, S.E., MM


NIDK. 8813940017 NIP. 201304821311001

Anggota,

Brillyanes Sanawiri, SAB, MBA


NIP. 201208312281001

iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan

oleh pihak lain untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan

disebut dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah ini dapat dibuktikan bahwa terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik

yang telah saya peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (UU) No 20 Tahun 2003, Pasal 25 ayat 2 dan

pasal 70.

iv
RINGKASAN

Amellia Fatimatus Saputri, 2017, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis,


Konsentrasi Manajemen Pemasaran, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Pengaruh City Branding Terhadap City Image dan Keputusan
Berkunjung ke Kota Wisata Batu (Survei Pada Wisatawan yang Berkunjung
ke Kota Wisata Batu), Prof. Drs. Achmad Fauzi DH, MA dan Ari Irawan, S.E.,
MM.

Tujuan dari penelitian in adalah: 1) Menjelaskan pengaruh City Branding


terhadap City Image, 2) Menjelaskan pengaruh City Branding terhadap
Keputusan Berkunjung, 3) Menjelaskan pengaruh City Image terhadap Keputusan
Berkunjung pada wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Wisata Batu. Jenis
penelitian yang digunakan adalah explanatory research dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan
kepada wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Wisata Batu diantaranya
tempat-tempat wisata dan rumah makan yang ada di Kota Wisata Batu sebanyak
100 responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam peneltitian ini adalah
dengan menggunakan analisis jalur (path analysis).
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel City Branding (X)
berpengaruh signifikan terhadap City Image (Y1) dengan nilai koefisien beta
sebesar 0,762 dan tingkat probabilitas sebesar 0,000 (0,000 < α = 0,05). Variabel
City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2)
dengan nilai koefisien beta sebesar 0,522 dan tingkat probabilitas sebesar 0,000
(0,000 < α = 0,05). Variabel City Image (Y1) berpengaruh tetapi tidak signifikan
dengan variabel Keputusan Berkunjung (Y2) dengan nilai koefisien beta sebesar
0,122 dan tingkat probabilitas 0,326 (0,326 > α = 0,05). Dengan demikian, untuk
peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melakukan penelitian dengan
variabel yang berbeda pada Kota Wisata Batu

Kata Kunci: City Branding, City Image, Keputusan Berkunjung

v
SUMMARY

Amellia Fatimatus Saputri, 2017, Business Administration Department,


Marketing Management, Faculty of Administrative Science, Brawijaya
University, The Effect of City Branding Toward City Image and Visiting Decision
to Kota Wisata Batu (Survey on Visitor Who Visit Kota Wisata Batu (KWB)),
Prof. Drs. Achmad Fauzi DH, MA dan Ari Irawan, S.E., MM.

This research aimed to 1) determine the effect of city branding toward city
image, 2) determine to effect of city branding toward visiting decision, 3)
determine to effect of city image toward tourits’ visiting decision who were
visiting Kota Wisata Batu. This study uses explanatory research by using
purposive sampling method for sampling technique. Data collecting technique
were conducted by using questionnaires that were distributed to 100 respondents,
they are visitors who were visiting KWB, such as tourism places and restaurants
that take place in KWB. In this research, path analysis is used for data analyze
technique.

The result of this research shows that City Branding variable (X)
significantly affects toward City Image (Y1) with Beta coefficient value is 0,762
and probability rate is 0,000 (0,000 < α = 0,05). City Branding variable (X)
significantly affects toward Visiting Decision (Y2) with Beta coefficient value is
0,522 and probability rate is 0,000 (0,000 < α = 0,05). City Image variable (Y1)
has the influence but insignificantly toward Visiting Decision (Y2) with Beta
coefficient value 0,122 and probability rate is 0,326 (0,326 > α = 0,05). Therefore,
for the next researchs are recommended to do research with different variable to
Kota Wisata Batu

Keywords : City Branding, City Image and Visiting Decision

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Pengaruh City Branding Terhadap City Image dan
Keputusan Berkunjung Ke Kota Wisata Batu (Survei pada Wisatawan yang
Berkunjung Ke Kota Wisata Batu). Skripsi ini merupakan tugas akhir yang
diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu
Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Adminisrasi Universitas Brawijaya
Malang. Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
2. Bapak Dr. Drs. Mochammad Al Musadieq, MBA selaku Ketua Jurusan
Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya.
3. Bapak Dr. Drs. Wilopo, M.AB selaku Ketua Program Studi Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
4. Bapak M. Kholid Mawardi, S. Sos, M.AB, Ph.D selaku Sekertaris Prodi
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
5. Prof. Drs. Achmad Fauzi DH. MA selaku Ketua Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan
semangat, serta petunjuk hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Ari Irawan SE, MM, selaku Anggota Pembimbing Skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu untuk membimbing dan memberikan semangat,
serta petunjuk hingga terselesaikannya skripsi ini.
7. Bapak Ibu dosen Jurusan Adminstrasi Bisnis atas ilmu dan nasehatnya yang
telah diberikan kepada peneliti selama perkuliahan, semoga dapat bermanfaat
di masa depan.

vii
8. Seluruh Dosen, Staf karyawan Fakultas Ilmu Administrasi yang telah
memberikan pelayanan kepada peneliti sehingga kepengurusan administrasi
penyusunan skripsi ini menjadi lancar.
9. Pihak Dinas Pariwisata Kota Wisata Batu yang telah memberikan ijin
penelitian dan informasi kepada peneliti untuk melakukan penelitian hingga
selesai di Tempat Wisata yang ada di Kota Wisata Batu.
10. Kedua orang tua tercinta, ibu Sulastri dan bapak Sumadi Indra Saputra
terimakasih telah memberikan doa restu, semangat serta dukungan baik moril
maupun spiritual kepada peneliti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini.
11. Wahyu Candra yang dengan tulus membantu, mendukung dan mendoakan.
12. Sahabat seperjuangan Salman, Ranu, Katon, Imam dan Retno yang selalu
memberikan semangat dan bantuan tenaga, serta sumbangan pikiran kepada
peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Sahabat-sahabat saya, Weni, Iva, Satya, Uki, Rifky, Meiko dan Hendro
terimakasih banyak untuk segala bentuk kebaikan, bantuan dan dukungan
tiada henti.
14. Teman-teman Fakultas Ilmu Administrasi, khususnya Administrasi Bisnis dan
kosentrasi Manajemen Pemasaran angkatan 2013.
15. Semua pihak yang tidak mungkin peneliti sebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat diharapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Malang, 03 Oktober 2017

Peneliti

viii
DAFTAR ISI

Halaman
MOTTO…………………………………………………………………… i
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI…………………………………….. ii
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………… iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI…………………………… iv
RINGKASAN……………………………………………………………... v
SUMMARY……………………………………………………………….. vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………. vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... xii
DAFTAR TABEL..……………………………………………………….. xiii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah……………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian………………………………………. 7
D. Kontribusi Penelitian………………………………....... 7
E. Sistematika Pembahasan……………………………….. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Kajian Empiris………………………………………….. 10
B. Kajian Teoritis…………………………………………. 23
1. Brand……………….………………………………. 23
2. City Branding ……………………………………… 24
a. Definisi City Branding…………………………. 24
b. Kreteria-Kriteria City Brandig ………………… 25
c. Langkah Membangun City Branding …………. 27
d. City Branding Hexagon ……………………….. 28
3. City Image….…………… .……………………….. 31
a. Definisi City Image…….………………………. 31
b. Elemen Dasar City Image…………………….... 33
4. Keputusan Berkunjung..………………………….... 34
a. Definisi Keputusan Berkunjung……………….. 34
b. Proses Keputusan Berkunjung………………... 36
c. Struktur Keputusan Berkunjung……………… 38
5. Hubungan Antar Variabel .………………………… 39
a. Hubungan City Branding dan City Image……... 39
b. Hubungan City Branding dan Keputusan
Berkunjung……………………………………..40
c. Hungungan City Image dan Keputusan

ix
Berkunjung…………………………………….. 41
6. Model Konsep, Model Hipotesis dan Hipotesis……. 42
a. Model Konsep……………….……………….... 42
b. Model Hipotesis………………….………..…… 43
c. Rumusan Hipotesis Penelitian…..…………….. 44
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………….45
B. Lokasi Penelitian………………………………………..45
C. Konsep Variabel, Definisi Operasional dan Skala
Pengukuran…………………………………………….. 46
1. Konsep dan Variabel………………………………. 46
2. Definisi Operasional ………………………………. 47
3. Skala Pengukuran………………………………….. 51
D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel…... 52
1. Populasi Penelitian………………………………… 52
2. Sampel Penelitian………………………………….. 53
3. Teknik Pengambilan Sampel.………………………. 56
E. Teknik Pengumpulan Data……………….…………….. 57
1. Sumber Data………………………………………... 57
2. Metode Instrumen Pengumpulan Data………...…… 57
F. Uji Instrumen Penelitian………………………………... 58
1. Uji Validitas…………………………………..…… 58
2. Uji Reliabilitas…………..…………………………. 59
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas………………… 60
a. Hasil Uji Validitas……………………………… 60
b. Hasil Uji Reliabilitas…………………………… 61
G. Teknik Analisis Data…...………………………………. 62
1. Analisis Deskriptif…………………………………. 62
2. Analisis Jalur (Path Analysis)……………………… 62
a. Definisi Analisis Jalur……………………… 62
b. Estimasi Model Diagram jalur dan Menilai
Kecocokan…………………………………. 63
c. Interprestasi Koefisien Jalur……………….. 63
d. Uji t………………………………………… 64

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Penyajian Data…………………….…………………… 65
1. Gambaran Umum Kota Wisata Batu………………. 65
2. Gambaran Umum Responden……………………… 66
a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia…… 66
b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jeni
Kelamin……………………………………. 68
c. Deskripsi Responden Berdasarkan Domisili.. 69
d. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjan

x
Pendidikan…………………………………. 70
e. Deskripsi Responden Berdasarkan Status…. 71
f. Deskripsi Responden Berdasarkan
Pendapatan atau Uang Saku per Bulan..…… 72
B. Analisis Statistik Deskriptif …………………………… 73
1. Gambaran Variabel yang Diteliti…………………... 73
a. Distribusi Frekuensi City Branding………... 73
b. Distribusi Frekuensi City Image…………… 79
c. Distribusi Frekuensi Keputusan Berkunjung. 84
C. Analisis dan Interprestasi Data………………………… 85
1. Rekapitulasi Hasil Uji Analisis Jalur.……………… 85
a. Pengujian Koefisien Jalur City Brandin5
terhadap City Image………………………. 85
b. Pengujian Koefisien Jalur City Branding
terhadap Keputusan Berkunjung…………. 86
c. Pengujian Koefisien Jalur City Image
terhadap Keputusan Berkunjung…………. 87
2. Pengaruh Tidak Langsung ………………………... 88
3. Ketetapan Model ………………………………….. 90
4. Hubungan Antar Jalur……………………………... 90
5. Pembahasan dan Hasil Penelitian…………………. 91
a. Pengaruh City Branding terhadap City
Image……………………………………… 93
b. Pengaruh City Branding terhadap
Keputusan Berkunjung……………………. 95
c. Pengaruh City Image terhadap
Keputusan Berkunjung……………………. 97
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………….…………………….. 101
B. Saran……………………………………………………. 102
DAFTAR PUSTAKA…………………….………..……………………… 104

xi
DAFTAR GAMBAR

Judul Halaman

Gambar 1 The City Brand Hexagon……………………………………………. 27


Gambar 2 Logo Kota Wisata Batu ……………………………………………. 30
Gambar 3 Proses Keputusan Pembelian……………………………………..... 36
Gambar 4 Model Konseptual Penelitian…………………..…………………... 43
Gambar 5 Model Hipotesis Penelitian………………………………………. 43
Gambar 6 Model Jalur Variabel City Branding, City Image dan Keputusan
Berkunjung …………………………………………………………………… 91
Gambar 7 Mapping City Branding
Hexagon…………………………………………………………….. 92

xii
DAFTAR TABEL

Judul Halaman

Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu.….......................................... 17


Tabel 2 Hipotesis Penelitian, Dasar Teori dan Penelitian Terdahulu…………. 44
Tabel 3 Variabel, Indikator dan Item……………….…………………………. 50
Tabel 4 Kreteria Penilaian untuk Pengukuran Jawaban Responden………..... 52
Tabel 5 Hasil Uji Validitas……………………………………………………. 60
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………..... 61
Tabel 7 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia …………………………….. 67
Tabel 8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………………… 68
Tabel 9 Deskripsi Responden Berdasarkan Domisili……………………........ 69
Tabel 10 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan……………. 70
Tabel 11 Deskripsi Responden Berdasarkan Status…………………………. 71
Tabel 12 Deskripsi Responden Berdasarka Pendapatan atau Uang Saku per
Bulan……………………………………………………………….. 72
Tabel 13 Distribusi Frekuensi Variabel City Branding………………………. 74
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Variabel City Image…………………............ 84
Tabel 15 Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Berkunjung……………... 85
Tabel 16 Hasil Uji Koefisien City Branding terhadap City Image…………… 85
Tabel 17 Hasil Uji Koefisien City Branding terhadap Keputusan Berkunjung 86
Tabel 18 Hasil Uji Koefisien City Image terhadap Keputusan Berkunjung…. 87
Tabel 19 Rekapituasi Pengaruh Langsung, tidak Langsung dan Pengaruh
Total………………………………………………………………… 89

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian………………………………………... 101


Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian………………………………... 112
Lampiran 3. Tabulasi Skor Jawaban Responden………………………... 113
Lampiran 4. Tabulasi Identitas Responden……………………………... 118
Lampiran 5. Hasil Distribusi Frekuensi Gambaran Umum Responden….. 122
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 125
Lampiran 7. Hasil Distribusi Frekuensi Variabel ……………………….. 129
Lampiran 8. Hasil Analisis Jalur…………………………………………. 135
Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup……………………………………….138

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pariwisata adalah salah satu jenis industri yang memiliki peranan penting

dalam upaya membangun dan mengembangkan suatu Negara. Kontribusi sektor

pariwisata terhadap Devisa sebesar USD7.603,45 juta pada tahun 2010 menjadi USD

12.225,89 juta pada tahun 2015 dan kontribusi terhadap Tenaga Kerja sebesar 4 juta

orang tahun 2010 menjadi 12,1 juta orang atau 10,6% dari total tenaga kerja nasional

pada tahun 2015 (sindonews.com). Industri pariwsata diharapkan tidak hanya mampu

menjadi industri andalan dalam meningkatkan devisa Negara, akan tetapi mampu

mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan mampu menyediakan lapangan

pekerjaan sehingga dapat meningkatkan penghasilan dan standar hidup

masyarakatnya.

Merujuk data World Travel and Tourism Council (WTTC) tahun 2016, sektor

pariwisata Indonesia memberikan kontribusi 10 persen dari total PDB, dengan

nominal tertinggi di ASEAN. Pertumbuhan PDB pariwisata sebesar 4,8 persen dan

memiliki potensi untuk mencapai 7 persen. Tingkat pertumbuhan ini lebih tinggi

dibandingkan industri pertanian, otomotif, manufaktur, dan pertambangan. Target

untuk tahun 2019 sektor pariwisata menyumbang 15 persen pendapatan domestik

bruto (PDB), setara senilai 20 miliar dollar AS (kompas.com).


Indonesia sendiri mempunyai berbagai potensi pariwisata yang unik dan dapat

ditonjolkan, mulai dari Sabang sampai Merauke dengan berbagai keindahan dan

keunikan yang dimiliki masing – masing daerah. Daerah – daerah di Indonesia

berusaha menonjolkan dan mengelola sendiri potensi wisatanya agar dapat

meningkatkan perekonomian daerah masing-masing. Berbanding lurus dengan

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah yang

mengemukakan bahwa “Otonom daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban

daerah otonom untuk mengatur dan mengurusi sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia”. Seiring dengan perkembangan sektor pariwisata di Asia termasuk

Indonesia, persaingan antar kota maupun antar negara di seluruh dunia dalam

memperkenalkan potensi wisatanya dapat dilakukan dengan berbagai strategi.

Strategi yang dimiliki dalam mengenalkan potensi wisata adalah dengan membuat

branding kota yang kemudian disebut dengan city branding.

Menurut Prasetyo (2012:72) city branding adalah proses atau usaha

membentuk merek dari suatu kota untuk mempermudah pemilik kota

memperkenalkan kotanya kepada target pasar dengan menggunakan kalimat

positioning, slogan, icon, eksibisi dan berbagai media lainnya. Beberapa kota di

Indonesia mulai mengadopsi strategi city branding untuk mempromosikan potensi

wisatanya. Kota – kota di Indonesia yang menerapkan city branding diantarannya

Yogyakarta adalah salah satu pelopor kota yang melaksanakan city branding dengan

slogan “Never Ending Asia”, Solo dengan “Spirit of Java”, Jakarta dengan “Enjoy
Jakarta”, dan Banyuwangi dengan “The Sunrise of Java”. Strategi city pbranding

yang telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia bertujuan untuk

memperkenalkan sekaligus untuk menonjolkan ciri khas suatu daerah melalui slogan

mau pun tagline yang berbeda dengan kota-kota lainnya sehingga memunculkan

image dari kota tersebut.

Gilboa et al (2015) menyatakan bahwa langkah pertama dalam menuju city

branding untuk menarik wisatawan dan penduduk adalah penentuan citra kota. Citra

positif maupun citra negatif yang dimiliki suatu kota akan berpengaruh terhadap

keputusan berkunjung wisatawan ke kota tersebut, sehingga citra kota dirasa sangat

berpengaruh terhadap daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Blan & Ritchie (2005)

and Govers & Go (2009) dalam Hurriyati (2015) menyatakan bahwa city branding

juga berfungsi untuk mengkonsolidasikan dan memperkuat memori yang

menyenangkan dari pengalaman wisata, guna menciptakan sebuah citra yang dapat

mempengaruhi keputusan konsumen terhadap kunjungan ke suatu wisata.

Bercermin dari kesuksesan beberapa kota di Indonesia yang sudah melakukan

city branding, Kota Batu pun mulai mengikuti jejak kota- kota tersebut dengan slogan

“Shining Batu”. Kota Batu merupakan salah satu kota yang memiliki potensi wisata

yang sebenarnya sudah cukup banyak menarik wisatawan datang ke Kota Wisata

Batu dan menunjang city branding itu sendiri. Beberapa tempat wisata yang dimiliki

Kota Wisata Batu diantaranya wisata yang menyuguhkan keindahan alam seperti

Paralayang, Selecta dan beberapa air terjun di daerah Kota Batu, wisata budaya yang

seringkali diadakan di depan Alun – Alun Kota Batu, serta wisata kuliner yang saat
ini lagi booming di Kota Wisata Batu serta tidak ketinggalan icon Kota Wisata Batu

yang berada di Alun-Alun Kota Wisata Batu. Letak wisata yang berdekatan ditunjang

dengan fasilitas publik dan akomodasi menuju tempat-tempat wisata yang memadai,

menjadi point penting yang menarik bagi kesinambungan city branding yang akan

membentuk city image positif sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan

terutama wisatawan luar daerah atau mancanegara.

Sinal Abidin (Kepala Disparta Kota Batu) menyatakan bahwa jumlah


wisatawan yang berkunjung ke kota dingin terus mengalami kenaikan setiap tahunya,
tahun 2015 kunjungan wisata mencapai 3,9 juta orang dan tahun 2016 naik menjadi
4,2 juta orang. Tahun 2017 ditargetkan naik 10 persen dari tahun sebelumnya. Demi
menunjang kunjungan wisata, Disparta gencar melakukan sosialisasi dan investasi
potensi wisata budaya di 24 desa/kelurahan dengan membuat beberapa pertunjukan
seni dan budaya untuk wisatawan di gedung seni Kota Batu
(radarmalang.jawapost.com).

Meningkatnya jumlah wisatawan setiap tahunnya, didukung dengan promosi

yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota hal tersebut merupakan peluang besar

dalam mensukseskan strategi city branding Kota Wisata Batu. Pemerintah Kota Batu

berusaha keras untuk mempertahankan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik

maupun macanegara dengan mengadakan promo wisata di Malaysia pada Bulan

Maret, dan mengikuti pameran bertajuk Road Show Pariwisata di Lombok pada

Bulan Mei (radarmalang.jawapos.com). Branding “Shining Batu” dan kegiatan

promosi yang gencar dilakukan oleh Pemerintah Kota Batu diharapkan mampu

membagun city image yang positif bagi Kota Batu melalui peningkatan promosi baik

di dalam negeri maupun luar negeri. Dinas Pariwisata Kota Batu memaparkan bahwa

kegiatan promosi akan terus ditingkatkan guna mempertahankan bahkan


meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, karena semua daerah gencar dalam

melakukan promosi wisata.

Penelitian terdahulu yang meneliti dengan konsep yang sama dengan tempat

yang berbeda dari Jannah 2014 dengan judul “Pengaruh City Branding dan City

Image terhadap Keputusan Berkunjung Wisata ke Banyuwangi”. Penelitian ini juga

memiliki beberapa teori yang sama yaitu teori dalam menentukan indikator city

branding serta keputusan berkunjung. Hasil dari penelitian Jannah 2014 yaitu

variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap variabel City Image, variabel

City Branding berpengauh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung serta

variabel City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variabel Kepuusan

Berkunjung.

Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Wandari 2014 yang berjudul

Pengaruh City Branding “Shining Batu” terhadap City Image dan Keputusan

Berkunjung Wisata ke Kota Batu Tahun 2014. Penelitian ini mereplikasi konsep

penelitian, tempat penelitian yang berada di Kota Wisata Batu, teori dalam

menentukan indikator city branding yang diambil dari Anholt, serta populasi pada

penelitian ini yaitu wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu. Ada pun hasil

dari penelitian Wandari tahun 2014 adalah variabel City Branding berpengaruh

signifikan dengan variabel City Image, variabel City Branding berpengaruh signifikan

terhadap variabel Keputusan Berkunjung serta variabel City Image tidak berpengaruh

signfikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung.


Branding “Shining Batu” yang diluncurkan pada tahun 2013 dan diteliti oleh

Wandari pada tahun 2014 membuat peneliti tertarik untuk meneliti ulang guna

mengetahui apakah variabel City Branding ”Shining Batu” yang sudah lama

diluncurkan memiliki pengaruh terhadap variabel City Image dan variabel Keputusan

Berkunjung. Didukung dengan objek wisata Kota Wisata Batu yang terus bertambah,

diiringi dengan fenomena media sosial beberapa tahun terakhir di alami masyarakat

membuat Kota Wisata Batu lebih banyak dikenal masyarakat luas. Hal tersebut

membuat kunjungan wisatawan ke Kota Wisata Batu terus mengalami peningkatan

setiap tahunya. Tahun 2017 Kota Wisata Batu mendapat penghargaan Anugrah

Pangripta Nusantara 2017 dengan kategori Kota dengan Perencanaan Terbaik. Hal

tersebut membuktikan bahwa Kota Wisata Batu mengalami peningkatan baik dari

kota itu sendiri maupun kunjungan wisatanya yang dapat mempengaruhi branding

yang akan membentuk image Kota Wisata Batu dan berdampak pada kunjungan

wisata ke Kota Wisata Batu.

Berdasarkan urian yang telah dijelaskan di atas, untuk mengetahui dan

menjelaskan pengaruh city branding Kota Wisata Batu terhadap pembentukan city

image serta dalam meningkatkan kunjungan wisata Kota Wisata Batu. Penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh City Branding terhadap City Image dan Keputusan

Berkunjung ke Kota Wisata Batu (Survei pada Wisatawan yang Berkunjung ke

Kota Wisata Batu)”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image?

2. Apakah variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung?

3. Apakah variabel City Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari variabel City Branding terhadap City

Image.

2. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari variabel City Branding terhadap

Keputusan Berkunjung.

3. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari variabel City Image terhadap

Keputusan Berkunjung.

D. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dari dua aspek, yaitu:
1. Aspek Teoritis

Aspek teoritis memiliki kegunaan dalam menambah informasi dan

pengetahuan serta menjadi bahan paradigma bagi peneliti dan pihak lain yang

memiliki pokok bahasan berhubungan dengan pengaruh City Branding terhadap City

Image dan Keputusan Berkunjung.

2. Aspek Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan informasi bagi

suatu kota dalam menentukan kebijakan dan melaksanakan strategi pemasaran dalam

bidang pemasaran suatu kota ataupun bisnis pariwisata.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika Pembahasan mengambarkan secara keseluruhan tentang isi dan

memudahkan dalam memahami seluruh materi dari permasalahan pokok skripsi ini,

maka diperlukan penjelasan mengenai sistematika pembahasan yang dikelompokan

dalam bab-bab sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kerangka teori dan konsep sebagai acuan teori

dan konsep yang digunakan untuk mendukung dalam membahas masalah yang

meliputi kajian empiris dari hasil penelitian terdahulu, kajian teoritis mengenai City
Branding, City Image, Keputusan Berkunjung serta menjelaskan keterkaitan antara

variabel, model konseptual penelitian dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan rancangan penelitian, seperti:

jenis penelitian, lokasi penelitian, konsep, variabel, devinisi operasional dan skala

pengukuran, pengumpulan data dan instrumen yang dipakai dalam penelitian,

populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik pengumpulan data,

pengujian instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas, serta teknik

analisis data yang memuat tahap-tahap dalam mengelola data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan tentang penyajian data yang diperoleh dari hasil penelitian

dan menggambarkan sejumlah variabel penelitian yang mencerminkan karakteristik

dari objek yang terjadi pada waktu penelitian dilakukan. Hasil uji hipotesis dilakukan

dengan memaparkan hasil penelitian dalam tahap analisis dan diakhiri dengan

pembahasan yang merupakan interpretasi dari hasil analisis tersebut sesuai dengan

konsepsi dan teori yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada sub bab terakhir ini disajikan kesimpulan dari hasil penelitian yang

sudah dilakukan disertai dengan saran-saran yang sekiranya dapat dipergunakan

sebagai bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Empiris

1. Jannah (2014)

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh City Branding terhadap

City Image dan Keputusan Berkunjung Wisata ke Banyuwangi”. Adapun tujuan dari

peneliti adalah untuk mengetahui pengaruh antar variabel yaitu pengaruh City

Branding terhadap City Image, pengaruh City Branding terhadap Keputusan

Berkunjung dan pengaruh City Image terhadap Keputusan Berkunjung. Penelitian ini

termasuk penelitian kuantitatif dengan jenis explanatory research dan menggunakan

teknik simple random sampling.

Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan sampel sebanyak

166 orang responden yang merupakan wisatawan yang berkunjung ke Banyuwangi.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan path analysis diketahui bahwa:

variabel City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel City Imange

(Y1) dengan kontribusi sebesar 34,2%, koefisien jalur (β) sebesar 0,582, serta

probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05). Variabel City Branding (X) berpengaruh

signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y2) dengan kontribusi sebesar

13,6% koefisien jalur (β) sebesar 0,269 serta probabilitas sebesar 0,014 (p<0,5).

Variabel City Imange (Y1) tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan

10
11

Berkunjung (Y2), dengan kontribusi sebesar 13,6%, koefisien jalur (β) sebesar 0,299,

serta probabilitas sebesar 0,196 (p>0,05).

Beberapa persamaan dari penelitian ini dengan penelitian Jannah 2014 yaitu

konsep penelitian yang digunakan, jenis penelitian yaitu explanatory research dengan

pendekatan kantitatif dan mengunakan teknik analisis desriptif dan path analysis. Jannah

2014 meneliti pengaruh City Branding dan City Image terhadap Keputusan Berkunjung

di Kota Banyuwangi dan berbeda pada penelitian ini yang meneliti pada Kota Wisata

Batu.

2. Wandari (2014)

Judul penelitian ini adalah “Pengaruh City Branding “Shining Batu” terhadap

City Image dan Keputusan Berkujung Wisata ke Kota Batu tahun 2014”. Penelitian

ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh City Branding terhadap City Image,

pengaruh City Branding terhadap Keputusan Berkunjung dan pengaruh City image

terhadap Keputusan Berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory

research, metode pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan sampel

sebanyak 102 orang responden dengan wisatawan yang mengunjungi Kota Batu.

Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif dan

analisis jalur. Hasil penelitian ini mengetahui bahwa variabel City Branding (X)

berpengaruh signifikan terhadap variabel City Image (Y1) sebesar 0,585. Variabel

City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung


12

(Y2) sebesar 0,237 dan variabel City Image (Y1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y2) sebesar 0,070.

Adapun beberapa persamaan dari penelitian Wandari dengan penelitian ini

yaitu, konsep yang terdiri dari city branding, city image dan keputusan berkunjung.

tempat penelitian yang berada di Kota Wisata Batu serta mengunakan jenis penelitian

explanatory research dengan pendekatan kuantitatif dan menggunkan analisis deskriptif

dan path analysis. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wandari 2014 yaitu

indikator dalam menentukan city image serta pengambilan sampel dalam penelitian ini

mengunakan teknik aksidental sampling.

3. Ramadhan (2015)

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh City Branding terhadap

Minat Berkunjung serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung (Survei pada

Wisatawan Kota Surabaya Tahun 2015)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari City Branding terhadap Minat

Berkunjung, mengetahui dan menjelaskan pengaruh City Branding terhadap

Keputusan Berkunjung, dan mengetahui dan menjelaskan pengaruh Minat

Berkunjung terhadap Keputusan Berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah

explanatory research. Populasi merupakan wisatawan yang berkunjung ke Kota

Surabaya dengan jumlah sampel sebesar 102 orang responden. Teknik sampling

menggunakan purposive sampling.


13

Metode pengumpulan data, sumber data, dan instrument pada penelitian ini

adalah angket. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis path. Hasil

penelitian ini mengetahui bahwa variabel City Branding (X1) berpengaruh signifikan

terhadap Keputusan Berkunjung (Y1), variabel City Branding (X1) berpengaruh tidak

signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2), variabel Minat Berkunjung (Y1)

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2).

4. Malik (2016)

Peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh City Branding “The

Soul of Madura” dan Motivasi Wisatawan terhadap Keputusan Berkunjung ke

Kabupaten Sumenep”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bersama-

sama antara City Branding “The Soul of Madura” (X1) dan Motivasi Wisatawan (X2)

terhadap Keputusan Berkunjung (Y); pengaruh City Branding “The Soul of Madura”

(X1) terhadap Keputusan Berkunjung (Y); dan pengaruh Motivasi Wisatawan (X2)

terhadap Keputusan Berkunjung (Y). Penelitian ini mengunakan penelitian

explanatory dengan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini sebanyak

100 orang responden yang berkunjung ke Kabupaten Sumenep dengan menggunakan

probability sampling dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.

Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner, analisis data yang

digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil dari

penelitian ini adalah variabel City Branding “The Soul of Madura” (X1) dan variabel

Motivasi Wisatawan (X2) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variabel

Keputusan Berkunjung (Y). Hal ini dibuktikan dari nilai F sebesar 0,00 dengan nilai
14

probabilitas <0,05 serta nilai adjust R Square sebesar 0,611. Variabel City Branding

“The Soul of Madura” (X1) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel

Keputusan Berkunjung (Y). hal ini dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,769 dengan

probabilitas sebesar 0,000 dan dapat dilihat dari nilai signifikasi lebih kecil dari alpha

yang dipakai yaitu sebesar 0,05 sehingga 0,000,0,05. Variabel Motivasi Wisatawan

(X2) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel Keputusan Berkunjung

(Y) dibuktikan dari nilai t hitung sebesar 5,112 dengan probabilitas signifikan sebesar

0,000 dan dapat dilihat dari nilai signifikan lebih kecil dari alpha yang dipakai yaitu

0,05 sehingga 0,000<0,05.

5. Sulistyaningtyas (2016)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh City Branding terhadap City Image Serta

Dampaknya pada Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kota Malang”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh City Branding terhadap City Image; pengaruh

tidak langsung City Image terhadap Keputusan Berkunjung; dan pengaruh City

Branding terhadap Keputusan Berkunjung dengan City Image sebagai variabel

mediasi. Penelitian ini menggunakan jenis explanatory research dengan pendekatan

kuantitatif. Sampel yang digunakan sebanyak 112 orang responden wisatawan yang

berkunjung ke Kota Malang.

Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling dengan

metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil dari

penelitianini diketahui bahwa variable city branding (X) berpengaruh signifikan


15

terhadap variabel City Image (Y1) sebesar 0,297; variabel City Image (Y1)

berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y2) sebesar 0,171

dan variabel City Branding (X) berpengaruh tidak langsung signifikan terhadap

Keputusan Berkunjung (Y2) dengan hasil kali indirect effect 0,050 dengan City Image

sebagai variabel mediasi.

6. Hurriyati (2015)

Penelitian ini berjudul “An Analysis of Place Branding to Enhance the Image

of Bandung City and its Implications toward the Decisions to Visit Tourism

Destination” tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran “Merek

Tempat” Citra Kota Bandung dan Keputusan Berkunjung; pengaruh “Merek Tempat”

terhadap Keputusan Berkunjung, pengaruh Citra Kota Bandung terhadap Keputusan

Berkunjung; pengaruh Citra Kota Bandung terhadap Keputusan Berkunjung;

pengaruh “Merek Tempat” terhadap Citra Kota serta pengaruh “Merek Tempat” dan

Citra Kota secara simultan terhadap Keputusan Berkunjung.

Metode yang digunakan adalah verifikasi deskriptif dengan teknik

pengumpulan data adalah wawancara, observasi, angket. Sampel yang digunakan

sebanyak 300 orang responden dengan teknik analisis data megunakan path analysis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel “Merek Tempat” memiliki pengaru

signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung. Variabel Citra Kota berpengaruh

tidak signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung dan variabel “Merek

Tempat” berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Citra Kota. Berdasarkan


16

penelitian yang telah dilakukan, tingkat signifikan “Merek Tempat” dan Citra Kota

terhadap Keputusan Berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan.

Beberapa persamaan penelitian ini dengan penelitian Hurriyati 2015 yaitu

konsep penelitian dan teori city branding hexagon menurut Anholt yang terdiri dari 6

komponen (presen, potential, place, pulse, people, prerequisite). Adapun perbedaan

penelitian Hurriyati 2015 yaitu teknik analisis yang mengunakan wawancara,

observasi dan angket sedangkan dalam penelitian ini hanya mengunakan penyebaran

kuisioner, serta tempat penelitian yang dilakukan Hurriyati 2015 di Kota Bandung

dan dalam penelitian ini berada di Kota Wisata Batu.


Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
1. Bidriatul Jannah (2014) - Mengetahui pengaruh Variabel Analisis yang - Variabel City
City Branding terhadap Independen: digunakan Branding (X)
“Pengaruh City City Image, City Branding adalah berpengaruh
Branding terhadap City - Mengetahui pengaruh (X) analisis signifikan
Image dan Keputusan City Branding terhadap deskriptif dan terhadap variabel
Berkunjung Wisata ke Keputusan Berkunjung Path Analysis City Image (Y1)
Banyuwangi” - Mengetahui pengaruh Variabel - Variabel City
City Imange terhadap Dependen: City Branding (X)
Keputusan Berkunjung Imange (Y1) berpengaruh
dan Keputusan signifikan
Berkunjung (Y2) terhadap variabel
Keputusan
Berkunjung (Y2)
- Variabel City
Imange (Y1)
tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap variabel
Keputusan
Berkunjung (Y2),

17
Lanjutan Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
2. Lita Ayu Wandari Menjelaskan pengaruh City Variabel Analisis yang Hasil penelitian ini
(2014) Branding terhadap City Independen: digunakan mengetahui bahwa
Image, pengaruh City City Branding adalah variabel City Branding
“Pengaruh City Branding terhadap (X) Analisis (X) berpengaruh
Branding “Shining Keputusan Berkunjung dan Variabel Deskriptif dan signifikan terhadap
Batu” terhadap City pengaruh City Image Dependen: City Analisis Jalur. variabel City image (Y1)
Image dan Keputusan terhadap Keputusan Imange (Y1) sebesar 0,585. Variabel
Berkunjung Wisata ke Berkunjung. Dan Keputusan City Branding (X)
Kota Batu tahun 2014” Berkunjung (Y2) berpengaruh signifikan
terhadap variabel
Keputusan Berkunjung
(Y2) sebesar 0,237 dan
variabel City Image (Y1)
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
variabel Keputusan
Berkunjung (Y 2)
sebesar 0,070.

18
Lanjutan Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
3. Abdurrahman Hikmah Tujuan dari penelitian ini Variabel Analisis data Hasil penelitian ini
Ramadhan (2015) adalah untuk mengetahui Independen : menggunakan mengetahui bahwa
variabel City Branding
dan menjelaskan pengaruh City Branding Analisis
(X1) berpengaruh
“Pengaruh City dari City Branding (X1) Deskriptif dan signifikan terhadap
Branding terhadap terhadap Minat Analisis Path. Keputusan Berkunjung
(Y1), variabel City
Minat Berkunjung Berkunjung, pengaruh Variabel
Branding (X1)
Serta Dampaknya pada City Branding terhadap Dependen: berpengaruh tidak
Keputusan Berkunjung Keputusan Berkunjung, Minat signifikan terhadap
Keputusan Berkunjung
(Survei pada dan pengaruh Minat Berkunjung (Y1)
(Y2), Variabel Minat
Wisatawan Kota Berkunjung terhadap dan Keputusan Berkunjung (Y1)
Surabaya Tahun 2015)” Keputusan Berkunjung Berkunjung (Y2) berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan
Berkunjung (Y2).

19
Lanjutan Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
4. Moh. Ibrahim Malik - Mengetahui pengaruh City Branding Analisis yang Variabel (X1) dan variabel
(2016) bersama-sama antara “The Soul of digunakan (X2) berpengaruh
City Branding “The Madura” (X1) adalah Analisis signifikan secara simultan
“Pengaruh City Soul of Madura” (X1) dan Motivasi Deskriptif dan terhadap variabel
Branding “The Soul of dan Motivasi Wisatawan (X2) Regresi Keputusan Berkunjung
Madura” dan Motivasi Wisatawan (X2) Berganda (Y) dengan nilai
Wisatawan terhadap terhadap Keputusan Keputusan probabilitas <0,05.
Keputusan Berkunjung Berkunjung (Y); Berkunjung (Y); Variabel City Branding
ke Kabupaten - Mengetahui pengaruh “The Soul of Madura”
Sumenep.” City Branding “The (X1) berpengaruh
Soul of Madura” (X1) signifikan secara parsial
terhadap Keputusan terhadap variabel
Berkunjung (Y); dan Keputusan Berkunjung
- Mengetahui pengaruh (Y) dengan nilai t hitung
Motivasi Wisatawan sebesar 5,769 dengan
(X2) terhadap probabilitas sebesar
Keputusan 0,000. Variabel Motivasi
Berkunjung (Y). Wisatawan (X2)
berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap
variabel Keputusan
Berkunjung (Y) dengan
nilai t hitung sebesar 5,112
dengan probabilitas
signifikan sebesar 0,000.

20
Lanjutan Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
5. Wiwied Penelitian ini bertujuan Variabel Analisis data Variabel City Branding
Sulistyaningtyas untuk mengetahui Independen: City yang (X) berpengaruh
(2016) pengaruh City Branding Branding (X) digunakan signifikan terhadap
terhadap City Image; adalah variabel City Image (Y1)
“Pengaruh City pengaruh tidak langsung Variabel Analisis sebesar 0,297; variabel
Branding terhadap City Image terhadap Dependen: Deskriptif dan City Image (Y1)
City Image serta keputusan berkunjung; dan City Image (Y1), Analisis Jalur. berpengaruh signifikan
Dampaknya pada pengaruh City Branding Keputusan terhadap variabel
Keputusan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) Keputusan Berkunjung
Berkunjung Berkunjung dengan City (Y2) sebesar 0,171 dan
Wisatawan ke Kota Image sebagai variabel variabel City Branding
Malang”. mediasi. (X) berpengaruh tidak
langsung signifikan
terhadap Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan
hasil kali indirect effect
0,050 dengan City
Image sebagai variabel
mediasi.

21
Lanjutan Tabel 1 Pemetaan Hasil Penelitian Terdahulu

No. Penelitian dan Judul Tujuan Penelitian Variabel yang Metode Hasil Penelitian
Penelitian Diteliti Analisis Data
6. Ratih Hurriyati (2015) Penelitian ini bertujuan Variabel Analisis data Hasil penelitian
Independen:
untuk mengetahui yang menunjukan bahwa
Place Branding
pengaruh “Merek Tempat” (X) digunakan variabel “Merek
terhadap Keputusan Analisis Jalur Tempat” memiliki
Variabel
“An Analysis of Place Berkunjung, pengaruh Dependen: pengaru signifikan
Branding to Enhance Image (Y)
Citra Kota Bandung terhadap variabel
the Image of Bandung
City and its terhadap Keputusan Variabel Keputusan Berkunjung.
Implications toward Moderator:
Berkunjung; pengaruh variabel Citra Kota
the Decisions to Visit Visiting decision
Tourism Destination” Citra Kota Bandung berpengaruh tidak
terhadap Keputusan signifikan terhadap
Berkunjung; pengaruh variabel Keputusan
„Merek Tempat” terhadap Berkunjung dan variabel
Citra Kota serta pengaruh “Merek Tempat”
“Merek Tempat” dan Citra berpengaruh secara
Kota secara simultan signifikan terhadap
terhadap Keputusan variabel Citra Kota.
Berkunjung.

22
23

B. Kajian Teoritis

1. Brand

American Marketing Association (AMA) dalam Prasetyo (2012:13),

mendefinisikan brand sebagai “ a name, term, design, symbol or any other feature

that identifies one seller’s good or service as a distinct form those of other

seller’s”. Kunci penciptaan sebuah brand adalah kemampuan memilih nama,

logo, symbol, desain kemasan, atau atribut yang dapat membedakan sebuah

produk dengan produk pesaing. Menurut Kotler (2008:281) brand adalah elemen

kunci dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. brand mempresentasikan

persepsi dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan kinerjanya – semua hal

arti produk atau jasa kepada konsumen.

Brand merupakan salah satu aset terpenting bagi perusahaan, brand bukan

hanya sekedar nama melainkan brand memiliki nilai yang sama tinggi bahkan

lebih tinggi dari nilai mesin produksi dan nilai bahan baku dalam suatu prusahaan.

Brand merupakan janji yang diberikan perusahaan kepada konsumennya, jika

perusahaan bisa memberikan janji-janjinya akan memberikan dampak positif

kepada brand tersebut. Keuntungan besar bagi perusahaan, dan sebaliknya apabila

perusahaan tersebut tidak bisa memberikan janji-janji tersebut kepada konsumen

dampak negatif dan kerugian akan ditanggung perusahaan. Menurut Charles

Brymer dalam Prasetyo (2012:13) Brand atau merek merupakan suatu trademerk

di mana konsumen tertarik akan atribut-atribut dan nilai yang diberikan sebuah

brand sehingga brand berkembang dan eksis jika brand tersebut berkenan di hati

dan mata konsumen.


24

Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa brand

bukan hanya sekedar nama melainkan elemen kunci dalam hubungan perusahaan

dengan konsumen sehingga brand merupakan aset terpenting dalam perusahaan,.

2. City Branding

a. Definisi City Branding

Menurut Prasetyo (2012:72) city branding adalah proses atau usaha

membentuk brand dari suatu kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut

memperkenalkan kotanya kepada target pasar (investor, tourist, talent, event) kota

tersebut dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, eksibisi dan

berbagai media lainnya. Kertajaya dalam Prasetyo (2012:74) yang menjadi target

pasar suatu daerah terdiri dari tiga kelompok, pertama penduduk dan masyarakat

daerah tersebut. Kedua Trader, Tourist, dan Investor (TTI) baik dari dalam dan

luar negeri, dan ketiga adalah Talent (SDM yang berkualitas) Developer

(pengembang), dan Organizer (event organizer) TDO dan seluruh pihak yang

berkontribusi dalam membangun keunggulan bersaing daerah.

Kavaratzis (2004) dalam Hernandez-Garcia (2013) secara formal

menyatakan:

“City branding is understood as the means both for achieving competitive

advantage in order to increase inward investment and tourism, and also for

achieving community development, reinforcing local identity and identification of

the citizens with their city and activating all social forces to avoid social

exclusion and unrest”.


25

Terjemahannya menyatakan bahwa City branding sebagai sarana untuk mencapai

keunggulan yang kompetitif dalam rangkan meningkatkan investasi dan

pariwisata, dan juga untuk pencapaian dalam membangun masyarakat,

memperkuat identitas lokal dan identitas warga dengan memberikan brand dari

suatu kota.

Membangun keunggulan bersaing dalam suatu daerah menurut Porter

dalam Prasetyo (2012:74) menyatakan bahwa dalam keunggulan bersaing daerah,

secara garis besar harus mempunyai tiga langkah strategis. Pertama, menjadi tuan

rumah yang baik (be a good houst) bagi pelanggan daerah; kedua,

memperlakukan mereka secara baik (treat your guest properly), dan terakhir,

membangun sebuah rumah yang nyaman bagi mereka (bulding a home sweet

home). Tiga langkah strategi ini membantu daerah untuk membuat positioning

yang tepat dengan keunggulan yang dimiliki daerah. Berdasarkan definisi

tersebut, City branding bukan hanya slogan untuk promosi semata, melainkan

suatu gambaran, pemikiran, perasaan, asosiasi dan ekspektasi dari benak

seseorang ketika melihat atau mendengar sebuah nama, logo, produk ataupun

symbol.

b. Kriteria-Kriteria City Branding

Membentuk city branding suatu kota diperlukan kolaborasi dari semua

pihak (stakeholder) dari kota itu sendiri seperti pemerintah kota, pihak swasta,

inersest group maupun masyarakatnya. Prasetyo (2012:73) mengemukakan dalam

membuat city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi,

diantaranya:
26

1) Attributes: Do they express a citys brand character, affinity, style, and

personality? (menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan

personalitas kota). City branding harus bisa menggambarkan karakter serta

meperlihatkan potensi yang dimiliki suatu kota sehingga city branding

yang dibuat dapat mewakili potensi dari kota tersebut.

2) Message: Do they tell a story in a clever, fun, and memorable way?

(menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan dan mudah

atau selalu diingat). Tujuan dari city branding adalah menyampaikan

pesan yang berupa citra yang dimiliki suatu kota, pesan di sini haru

memiliki kesan yang mudah diingat, pintar dan menyenangkan. Hal

tersebut berguna untuk mempermudah penerima pesan dalam

mengingatnya.

3) Differentiation: Are the unique and original? (unik dan berbeda dari kota-

kota lainnya). Unsur unik menjadi salah satu hal terpenting dalam

pembuatan city branding, selain untuk mempermudah penerima pesan city

branding yang unik juga berguna dalam membedakan city branding yang

telah ada sebelumnya.

4) Ambassadorship: Do thay inspire you to visit there, live there, or learn

more? (menginspirasi orang untuk datang dan tinggal di kota tersebut).

Hal terpenting dari city branding adalah menarik orang untuk datang dan

tinggal di suatu kota.

Prasetyo (2012:73) mengemukakan secara formal bahwa “Sebuah kota,

layaknya sebuah brand, harus bersifat fungsional. Fungsionalitas berati dapat


27

dilihat sebagai sebuah benefit. Sebuah kota harus berfungsi sebagai tujuan untuk

mencari pekerjaan, industri, tempat tinggal, transportasi umum dan atraksi serta

rekreasi.

Sebuah kota harus memiliki sifat fungsional, artinya memberi manfaat

bagi masyarakat. Kota yang baik tidak hanya memperlihatkan keindahan

lingkungan sekitar, tetapi memberikan fungsi sebagai tujuan tempat tinggal,

mencari pekerjaan, membuka industri, memberikan fasilitas transportasi yang

memadai, dan nilai tambahan suatu kota adalah sebagai tempat rekreasi. Kota

yang baik akan menarik bagi semua orang untuk datang bahkan tinggal di kota

tersebut.

c. Langkah Membangun City Branding

Prasetyo (2012:76) menyatakan ada beberapa langkah dalam membangun

city branding yang kuat adalah sebagai berikut:

1) Mapping survey; meliputi survey persepsi dan ekspektasi tentang suatu

daerah baik dari masyarakat daerah itu sendiri maupun pihak-pihak

luar yang mempunyai keterkaitan dengan daerah itu.

2) Competitive analysis : melakukan analisis daya saing baik di level

makro maupun mikro daerah itu sendiri.

3) Blueprint : penyusunan cetak biru atau grand design daerah yang

diinginkan, baik logo, semboyan, “nick name”, “tag line”, dan lain

sebagainya beserta strategi branding dan strategi komunikasinya.


28

4) Implementation: pelaksanaan grand design dalam berbagai bentuk

media seperti pembuatan media center, membuat events, iklan dan lain

sebagainya.

d. City Branding Hexagon

City branding hexagon memberikan instrumen pengkuran yang inovatif

sehingga dapat mempermudah pemerintah maupun stakeholder untuk mengetahi

persepsi mengenai citra kota menurut Porpescu dan Cobos dalam Chaerani

(2011:5). Menurut Anholt city branding hexagon digunakan untuk mengukur

efektivitas city branding. Anholt dalam Varry terdapat enam dimensi yang

digunakan untuk mengukur city branding yaitu: presence, potential, place, pulse,

people, prerequisite.

Gambar 1 The City Brand Hexagon


Sumber: Anholt and Gf, 2011 dalam Vary: 2011
29

Menurut Anholt dalam Vary (2011) city branding hexagon

terdiri dari enam elemen, yaitu: Presence, Potential, Place, Pulse,

People, Prerequisite.

1) Presence (kehadiran)

Berdasarkan status internasional kota dan berdiri dan global

keakraban/pengetahuan tentang kota. Hal ini juga mengukur kontribusi

global kota dalam ilmu pengetahuan, budaya dan pemerintahan.

2) Potential (potensi)

Mengukur persepsi peluang ekonomi dan pendidikan dalam kota, seperti

bagaimana mudahnya mungkin untuk mencari pekerjaan, apakah itu baik

tempat untuk melakukan bisnis atau mengejar pendidikan yang lebih

tinggi.

3) Place (tempat)

Menjelajahi persepsi masyarakat tentang aspek fisik dari masing-masing

kota di hal kenikmatan iklim, kebersihan lingkungan dan bagaimana

menarik bangunan dan taman.

4) Pulse (semangat)

Mengukur persepsi bahwa ada hal yang menarik untuk mengisi waktu

luang dengan dan bagaimana menarik kota ini dianggap berkaitan dengan

hal-hal baru untuk menemukan.

5) People (orang)

Mengungkapkan apakah penduduk kota dianggap hangat dan

menyambut, apakah responden berfikir itu akan mudah bagi mereka


30

untuk menemukan dan cocok menjadi sebuah komunitas yang berbagi

bahasa dan budaya mereka dan apakah mereka akan merasa aman.

6) Prerequisite (prasyarat)

Menentukan bagaimana orang melihat komunitas dasar kota; apakah

mereka memuaskan, terjangkau dan akomondatif, serta standar fasilitas

umum seperti sekolah, rumah sakit, transportasi dan fasilitas olahraga.

Mengukur efektivitas city branding bisa menggunakan city branding

hexagon, yang tersiri dari kehadiran (daya tarik suatu kota), potensi (peluang

ekonomi dan pendidikan), tempat (aspek fisik suatu kota), semangat (lingkungan

kota yang memberikan semangat), orang (penduduk kota yang ramah dan hangat)

dan prasyarat (memberikan akomondasi atau fasilitas umum yang memadai).

Adapun makna yang terkandung dalam logo “Shining Batu” yang dimiliki

Kota Wisata Batu sebagai berikut:

Gambar 2 Logo Kota Wisata Batu

1) Menggambarkan bahwa Kota Batu adala daerah yang nyaman, aman,

tentram dan makmur.

2) Kota Batu adalah daerah yang gemah ripah loh jinawi secara ekonomi dan

memiliki jiwa kebersamaan yang tinggi antar warga Kota Batu.


31

3) Kota Batu memiliki hubungan yang harmonis antara warga dan

pemerintahanya. Serta memiliki relatioship yang kuat antara seluruh

stakeholder.

4) Merupakan gabungan dari tiga citra Kota Batu, yaitu pariwisata (merah)

pertanian (hijau) dan pendidikan (biru).

5) Garis lengkung berwarna biru juga merupakan representasi hubungan

vertikal manusia kepada Tuhan.

6) Garis merah-oranye mengambarkan hubungan horisontal antara sesama

manusia.

7) Garis lengkung hijau menggambarkan hubungan manusia kepada sesama

ciptaan Tuhan (alam).

8) Ketiga garis tersebut saling bersinergi membentuk bintang tiga sisi

merupakan penggambaran bahwa Kota Batu merupakan kota impian.

3. City Image

Suatu citra kota yang terbentuk di benak masyarakat merupakan

pengertian dari citra kota, citra kota bisa diartikan sebgai brand image. Kotler dan

Keller (2006:268) menyatakan bahwa citra merek adalah persepsi dan

kepercayaan yang dimiliki oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang

terjadi di benak konsumen.

a. Definisi City Image

Citra merek atau citra kota adalah citra yang terbentuk di benak

masyarakat karena ciri khas yang dimiliki kota tersebut. Citra kota juga dapat

diartikan sebagai brand image, citra merek merupakan suatu persepsi dan
32

kepercayaan pelanggan yang direfleksikan kedalam asosiasi yang terdapat dalam

ingatan konsumen menurut Kotler dan Keller (2006:268). Kotler dalam Yananda

dan Salamah (2014: 37) membagi citra tempat (place image) berdasarkan situasi,

yaitu citra positif, citra yang lemah, citra negatif, citra campuran, citra kontradiksi,

dan citra dengan daya tarik (atraksi) yang berlebihan. Berbeda dengan Kotler,

Kenneth Boulding dalam Yananda dan Salamah (2014: 38-39) mengemukakan

bahwa citra tempat adalah sekumpulan karakteristik tempat yang inheran dengan

prespektif manusianya.

Image yang dimiliki oleh Kota Wisata Batu tercermin dalam slogan

“Shining Batu” adalah sebagai kota pariwisata, pertanian serta pendidikan.

Boulding dalam Yananda dan Salamah (2014:39) membagi citra tempat

berdasarkan empat komponen, yaitu:

a. Kongnitif (apa yang diketahui seseorang tentang suatu tempat).

b. Afektif (bagaimana perasaan seseorang terkait tempat tertentu)

c. Evaluatif (bagaimana evaluasi seseorang terhadap suatu tempat atau

tempat tinggalnya).

d. Behavioral (apakah seseorang mempertimbangkan untuk

berimigrasi/bekerja/berkunjung/berinvestasi pada tempat tertentu).

“Menurut Boulding citra tempat adalah citra jumlah keseluruhan

karakteristik yang muncul di benak saat seseorang memikirkan tentang tempat

tersebut (“…The sum of all characteristics that come to mind when one think of

the place).”
33

b. Elemen Dasar City Image

Lynch (1960:46) dalam bukunya The Image of the City, tentang bentuk-

bentuk dari kota yang menyatakan bahwa suatu kota dibentuk oleh lima tipe

elemen dasar pokok.

1. Pathways
Jalur-jalur sirkulasi yang digunakan oleh orang untuk melakukan
pergerakan. Umumnya sebuah kota mempunyai jaringan jalan-jalan
utama/major routes dan jaringan jalan sedang/minor routes. Untuk
mencapai dan bergerak dari-ke arah sebuah bangunan dapat melalui
beberapa jalur/jalan utama. Sebuah jaringan jalan raya kota adalah
jaringan pathways untuk seluruh kota. Jalan-jalan setapak pada sebuah
kampus adalah pathways untuk kampus tersebut.
2. Edge
Pengahiran suatu distrik adalah tepiannya/edges. Beberapa distrik
mempunyai edges yang jelas, tetapi sedikit demi sedikit dapat berbaur
dengan district lainnya.
3. District
Sebuah kota terdiri dari lingkungan-lingkungan yang adalah bagian dari
kota tersebut, atau yang disebut dengan district. Umumnya berupa pusat
kota/down town, up-town, mid-town, daerah perumahan, daerah industry,
sub-urban kampus dan sebagainya. Pada umumnya mereka berada dalam
bentuk dan besaran, kadang mereka juga begitu berbaur dalam karakter
dan tidak mempunyai batasan-batasan yang jelas.
4. Landmark
Bentuk-bentuk yang menyolok dari elemen-bagian suatu kota. Beberapa
landmark adalah besar dan tinggi dan terlihat dari kejauhan seperti Empire
State Building di Amerika atau menera radio. Beberapa lagi adalah kecil
dan dapat dilihat dari dekat, seperti jam, kolam air mancur, atau sebuah
patung kecil di taman. Landmark adalah elemen penting dari suatu kota,
karena mereka membantu orang mengarahkan diri, dan mengenal suatu
daerah dalam suatu kota, kota itu sendiri secara keseluruhan. Sebuah land-
landmark yang baik adalah elemen yang berbeda tetapi harmonis dalam
latar belakangya.
5. Nodes
Sebuah pusat aktivitas, atau pusat orientasi pengendara. Sesungguhnya
nodes adalah sebuah tipe dari landmark, tetapi berbeda dari landmark
dikarenakan fungsinya aktif. Sebuah leandmark adalah sebuah objek
visual yang berbeda, sebuah nodes adalah pusat aktivitas yang berbeda dan
jelas.
34

Lynch (2000) menulis Good City Form mengemukakan bahwa kota yang

baik memiliki dimensi yang mendukung kinerjanya. dimensi kinerja kota tidak

hanya berupa aspek fisik, namun merupakan gabungan dari aspek budaya, politik,

ekonomi dan spasial serta non spasial dalam Yananda dan Salamah (2014: 45).

Berikut kinerja kota menurut Lynch :

a. Vitalitas: sejauh apa bentuk pemukiman mendukung fungsi-fungsi


vital, baik kebutuhan biologis maupun kemampuan manusia, dan
diatas itu semua, bagaimana pemukiman tersebut mendukung
kelangsungan hidup manusia .
b. Sense: sejauh mana pemukiman dapat dipersepsikan secara jelas,
dibedakan secara mental, dan dibentuk dalam ruang dan waktu oleh
warganya dan sejauh apa struktur mental tersebut memiliki hubungan
dengan nilai-nilai dan konsep yang dimiliki warganya.
c. Fit: sejauh apa bentuk dan kapasitas ruang, kanal dan perlengkapan
yang dimiliki sesuai dengan pola dan kuantitas kegiatan yang tinggal
didalamnya baik saat ini maupun masa yang akan datang.
d. Akses: kemampuan untuk menjangkau orang lain, aktivitas, sumber
daya, pelayanan, informasi atau tempat lain.
e. Kontrol: sejauh apa penguna dan akses ke ruang dan aktivitas,
termasuk terkait pembuatan, perbaikan, modifikasi dan
pengelolahannya dapat dikendalikan oleh mereka yang menggunakan,
bekerja dan tinggal disana.
f. Efisiensi: aspek biaya yang digunakan untuk menciptakan dan
memelihara pemukiman untuk mencapai pemenuhan kelima dimensi
diatas. Kriteria ini digunakan untuk menyeimbangkan apa yang
didapatkan antara nilai-nila yang berbeda.
g. Keadilan: terkait distribusi manfaat dan biaya lingkungan kepada
orang-orang yang tinggal disana. Kriteria ini digunakan untuk
menyeimbangkan apa yang didapatkan oleh orang.

4. Keputusan Berkunjung

a. Definisi Keputusan Pembelian / Keputusan Berkunjung

Keputusan berkunjung adalah keputusan yang diambil seseorang sebelum

berkunjungi ke suatu tempat atau wilayah dengan mempertimbangkan beberapa

faktor. Konsep keputusan berkunjung diambil dari konsep keputusan pembelian


35

terhadap suatu produk, sehingga dalam beberapa katagori keputusan pembelian

diaplikasikan ke dalam model keputusan berkunjung.

Menurut Kotler (2009:184) Perusahaan yang cerdas berusaha memahami

proses keputusan pembelian secara penuh - semua pengalaman mereka dalam

pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk. Kotler

(1993:244) menyatakan perusahaan harus bertindak lebih jauh daripada sekedar

mengetahui berbagai pengaruh yang akan mempengaruhi pembelian dan

mengembangkan suatu pemahaman mengenai bagaimana konsumen sebenarnya

melalukan keputusan pembelian. Perusahaan haruslah mengidentifikasi siapa yang

membuat keputusan membeli, jenis-jenis keputusan yang terlibat dan langkah

dalam proses pembelian. Terdapat lima peran yang berbeda yang mungkin terjadi

dalam suatu keputusan pembelian:

1. Orang yang mengambil inisiatif (initiator): seseorang yang pertamakali

menyarankan untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu.

2. Orang yang mempengaruhi (influencer): seseorang yang memberikan

pandangan atau nasihat memiliki pengaruh terhadap keputusan akhir.

3. Orang yang mengambil keputusan (decider): orang yang memutuskan

pada salah satu seluruh komponen atau keputusan pembelian.

4. Orang yang membeli (Buyer): orang yang akan melakukan pembelian

sesungguhnya .

5. Orang yang memakai (User) : orang yang akan mengkonsumsi atau

memakai suatu produk atau jasa.


36

b. Proses Keputusan Pembelian / Keputusan Berkunjung

Kotler (1993:247) menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang cerdik

akan meneliti proses keputusan pembelian untuk jenis produk mereka. Perusahaan

perlu menanyakan konsumen bagaimana mereka pertama kali mengenal jenis dan

merek produk tersebut, apa kepercayaan mereka terhadap produk, bagaimana

keterlibatan mereka dengan produk bagaimana mereka membuat pilihan mereka

dan seberapa besar kepuasan yang mereka rasakan setelah melakukan pembelian.

Konsumen tentu memiliki keberagaman dalam hal cara membeli suatu produk.

Kotler (2009:184) menyatkan dalam riset pemasaran telah menggembangkan

“model tingkat” proses keputusan pembelian, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian dan prilaku pasca pembelian. Konsumen memulai lima tahap:

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan

pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Gambar 3 Proses Keputusan Pembelian


Sumber: Kotler, (2009: 185)

1. Pengenalan Masalah

Menurut Kotler (2009:184) proses pembelian dimulai ketika pembeli

menyadari suatu masalah atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal

atau eksternal. Hal tersebut merupakan tahap dimana konsumen mulai mengenali

masalah atau memiliki keinginan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan.

Kondisi tersebut konsumen mulai menyadari adanya perbedaan antara kondisi

sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.


37

2. Pencarian Informasi

Menurut Kotler (2009:185) pada tingkat ini seseorag hanya menjadi

reseptif terhadap informasi tentang sebuah produk. Pada tingkat berikutnya

seseorang akan dapat memasuki pencarian informasi aktif. Tahap di mana

konsumen yang memiliki ketertarikan terhadap suatu produk cenderung mencari

informasi lebih banyak tentang hal-hal yang dirasa sebagai kebutuhannya.

Menurut Kotler (2009:185) menyatakan “sumber informasi utama di mana

konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

a. Pribadi, keluarga, teman, tetangga dan rekan.

b. Komersial, iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, dan tampilan.

c. Publik, media massa dan organisasi pemeringkat konsumen.

d. Eksperimental, penangganan, pemeriksaan dan penggunaan produk.

3. Evaluasi Alternatif

Menurut Kotler (2009:186) mengemukakan bahwa konsumen akan

memberikan perhatian terbesar pada atribut yang menghantarkan manfaat yang

memenuhi kebutuhan. Konsumen sering dapat mensegmentasikan pasar suatu

produk berdasarkan atribut yang penting bagi beberapa kelompok. Tahap ini di

mana konsumen mulai mengelola informasi yang didapat atas produk alternatif.

Tahap ini, evaluasi yang dilakukan konsumen adalah membentuk sebuah

penilaian dengan standar tertentu serta konsumen akan memberikan perhatian

yang lebih besar terhadap suatu produk yang dirasa konsumen tersebut mampu

memberikan manfaat sesuai kebutuhannya.


38

4. Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2009:189) Keputusan konsumen untuk memodifikasi,

menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko

anggapan. Konsumen dapat menilai banyak jenis resiko dalam membeli dan

mengkonsumsi sebuah produk.

5. Perilaku Pasca pembelian

Menurut Kotler (2009:190) setelah membeli, konsumen mungkin

mengalami konflik dikarenakan melihat fitur mengkhawatirkan tertentu atau

mendengar hal yang menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap

informasi yang mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya

memasok keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan

membuatnya merasa nyaman. Karena itu tegas pemasar tidak berakhir dengan

pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca

pembelian, dan penggunaan produk pasca pembelian.

c. Struktur Keputusan Pembelian/Berkunjung

Menurut Swastha (2012:102) setiap keputusan pembelian memiliki tujuh

struktur komponen pembelian, yaitu:

1. Keputusan tentang jenis produk


Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk
atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
2. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk
tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pula ukuran, mutu, suara, corak
dan sebagainya.
39

3. Keputusan tentang merek


Konsumen mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibelinya. Penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen
dalam memilih sebuah merek.
4. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen harus mengambil keputusan dimana barang tersebut akan
dibeli. Dalam hal ini produsen, pedagang besar dan pengecer harus
mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
5. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk
yang akan dibelinya pada suatu saat nanti. Perusahaan harus
mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan keinginan yang
berbeda-beda dari para pembeli.
6. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan
pembelian. Masalah ini akan menyangkut tersedianya uang untuk
membeli. Oleh karena itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian.
7. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen harus mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau cicilan.
Keputusan tersebut mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah
pembelian.

5. Hubungan antar Variabel

a. Hubungan antara Variabel City Branding dan City Image

Yananda dan Salamah (2014:40) mengemukakan bahwa sejalan dengan

perkembangan, manajemen citra kota atau lokasi dikelola dengan perangkat

pemasaran, perangkat branding belakangan dimanfaatkan terhadap citra kota

sebagai upaya terintegrasi untuk mengelola citra yang dimiliki. Caranya adalah

dengan mengoptimalkan identitas yang dimiliki kota demi meningkatkan daya

saing yang dimiliki kota tersebut. Menurut Asworth & Kavaratzis (2007) dalam

Yananda dan Salamah (2014: 55) memaparkan bahwa penerapan strategi

branding pada kota berawal dari asumsi bahwa individu memahami kota

sebagaimana ia memahami brand. Dibenak individu lah kota menemukan


40

bentuknya dalam presepsi dan citra tentang kota tersebut. Sulistyaningtyas (2016)

berdasarkan hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel city branding

berpengaruh signifikan terhadap variabel city image. Menurut hasil penelitian

terdahulu Jannah (2014) menyatakan bahwa variabel city branding “ The Sunrise

of Java” memiliki pengaruh signifikan terhadap city image Banyuwangi.

Berdasarkan uraia tersebut dapat disimpulkan bahwa city image akan

terbentuk dengan adanya city branding yang terdiri dari presence (kehadiran),

place (tempat), potential (potensial), pulse (semangat), people (orang) dan

prerequisites (prasyarat). City branding sendiri akan memunculkan image suatu

kota yang berbeda dengan kota-kota lainnya, sehingga ciri khas dari kota itu bisa

ditonjolkan melalui tagline ataupun slogan sehingga memunculkan image dari

kota tersebut.

b. Hubungan antara Variabel City Branding dan Keputusan Berkunjung

Menurut Anholt dalam jurnal “Editorial Some Important Distinctions in

Place Branding”(2005) memaparkan bahwa negara, kota, dan daerah yang dapat

dipromosikan, negara, kota, dan daerah pasti memiliki brand dan brand tersebut

akan mempengaruhi pandangan, keputusan, dan sikap rekan, musuh, dan sekutu,

pengunjung, investor, dan pelanggan. Anholt (2008) menyatakan bahwa seseorang

yang tinggal di suatu kota khusus atau memiliki alasan untuk mengetahui banyak

hal, misalnya memikirkan sedikit kualitas atau atribut, janji, beberapa cerita dari

kota tersebut. Simple, brand memiliki dampak yang besar pada keputusan

seseorang untuk mengunjungi kota, membeli produk atau menggunakan jasa,

melakukan bisnis di sana atau bahkan merelokasinya.


41

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Malik (2016) dengan judul

“Pengaruh City Branding “The Soul of Madura” dan Motivasi Wisatawan

Terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten Sumenep bahwa terdapat

pengaruh antara variabel city branding terhadap keputusan berkunjung. Wandari

(2014) juga menyatakan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh City

Branding “Shining Batu” terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung

Wisatawan ke Kota Batu Tahun 2014” bahwa terdapat pengaruh signifikan antara

variabel city branding dan keputusan berkunjung.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa city branding adalah

sebuah strategi pemasaran kota yang cukup efektif dilakukan oleh pemasar di era

globalisasi saat ini, di mana city branding terbukti secara signifikan berdasarkan

beberapa penelitian yang dilakukan dapat memberikan pengaruh positif terhadap

keputusan berkunjung. Oleh karenanya, pemasar harus memaksimalkan strategi

city brading dalam memasarkan kotanya.

c. Hubungan antara Variabel City Image dan Keputusan Berkunjung

Sebuah kota membutuhkan citra karena dua alasan, yaitu kota sebagai

entitas politik dan ekonomi. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kota harus

mampu membuat pelaku bisnis dan investor masuk dan tertarik untuk perusahaan

dan menanamkan modalnya. Kota juga harus mampu menarik hati turis untuk

datang dan berkunjung dan membelanjakan uangnya. Sebagai sebuah entitas

politik, kota wajib melakukan diplomasi publik selain juga mendukung promosi

produk yang dihasilkannya (Yananda dan Salma, 2014:40).


42

Hasil penelitian Wandari (2014) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh

antara variabel city image terhadap variabel keputusan berkunjung namun tidak

signifikan. Dalam Jannah (2014) “Pengaruh City Branding dan City Image

terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi” hasil dari penelitian

menunjukan bahwa City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap

keputusan berkunjung.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa city image memiliki

peranan penting dalam mempengaruhi keputusan berkunjung, di mana bagi

wisatawan citra kota adalah salah satu hal yang penting dan diperhatikan dalam

mengunjungi suatu kota. Oleh karena itu para pemasar dan stakeholder juga harus

memperhatikan citra kota guna menambah keunggulan kompetitif dengan kota

yang lain.

6. Model Konsep, Model Hipotesis dan Hipotesis

a. Model Konsep

Kerangka konseptual disusun dengan tujuan untuk memberikan tuntunan

alur berpikir dan gambaran mengenai rencana penelitian ini. Berdasarkan

landasan teori antar konsep variabel di atas, maka dapat digambarkan sebuah

kerangka pemikiran untuk mengukur pengaruh “City Branding terhadap City

Image dan Keputusan Berkunjung” yang tersaji pada Gambar 4.


43

City Image
(Y1)

Keputusan
City
Berkunjung
Branding (X)
(Y2)

Gambar 4. Model Konseptual Penelitian


Sumber: Diadaptasi dari penelitian Wandari, 2014.

b. Model Hipotesis

Menurut Sugiyono (2011:64) hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah dalam penelitian, oleh karena itu rumusan masalah

penelitian disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan dikatakan sementara, jawaban

yang diperoleh didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-

fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data, sehingga hipotesis juga

dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empirik. Berdasarkan kerangka pikiran konseptual yang

digambarkan sebelumnya, maka diturunkan model hipotesis yang dijabarkan pada

Gambar 5.
City Image
H1 (Y1) H3

City Keputusan
Branding (X) Berkunjung
H2 (Y2)

Gambar 5. Model Hipotesis Penelitian


Sumber: Diadopsi dari penelitian Wandari, 2014.
44

Keterangan:
:Menunjukkan pengaruh secara langsung

Berdasarkan model hipotesis di atas disusun menggunakan tiga variabel

yang terdiri dari satu variabel independen dan dua variabel dependen. Di mana

City Branding (X1) sebagai variabel independen, City Image (Y1) sebagai variabel

moderator dan Keputusan Berkunjung (Y2) sebagai variabel dependen.

c. Rumusan Hipotesis Penelitian

Pada Gambar 5, menunjukkan rancangan hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini, adapun rumusan hipotesisnya sebagai berikut:

H1 = Variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image.

H2 = Variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung.

H3 = Variabel City Image berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung.

Berikut ini peta para peneliti dengan masing-masing variabel penelitiannya

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Hipotesis Penelitian, Dasar Teori dan Hasil Penelitian Terdahulu


Notasi Hipotesis Dasar Teori Hasil Penelitian
Terdahulu
H1 Variabel city branding Yananda dan Sulistyaningtyas
berpengaruh signifikan Salamah (2014) (2014)
terhadap variabel city image. Jannah (2014)
H2 Variabel city branding Anholt (2005) Malik (2016)
berpengaruh signifikan Anholt (2008) Wandari (2014)
terhadap variabel keputusan
berkunjung
H3 Variabel city image Yananda dan Wandari (2014)
berpengaruh tetapi tidak Salamah (2014) Jannah (2014)
signifikan terhadap variabel
keputusan berkunjung.
Sumber: (Olahan Penulis, 2017)
45
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang telah dijelaskan dalam bab

sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan jenis penelitian explanatory

research (penelitian penjelasan). Explanatory research adalah penelitian yang

menjelaskan hubungan kausal antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesa

menurut Singarimbun (dalam Singarimbun dan Effendi Ed, 2006:5). Jenis

penelitian ini dipilih untuk menjelaskan sejauh mana hubungan antara variabel

City Branding dalam memberikan pengaruh terhadap variabel City Image dan

Keputusan Berkunjung sesuai dengan hipotesis yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan metode survei, dalam penelitian survei informasi diambil

secara langsung dari responden dengan menggunakan kuisioner. Survei dilakukan

dengan tanya-jawab kepada responden untuk mendapatkan data primer.

Penggunaan metode penelitian survei diharapkan dapat mengungkapkan fakta-

fakta yang tidak bisa diamati, keterangan masa lalu yang dicatat, maupun sikap

responden.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat di mana penelitian ini akan dilakukan,

lokasi merupakan salah satu hal terpenting dalam penelitian. Lokasi penelitian

45
46

yang dipilih adalah Kota Wisata Batu. Alasan pemilihan lokasi dalam penelitian

ini, dikarenakan kunjungan wisatawan yang setiap tahunnya terus mengalami

kenaik, seperti pada tahun tahun 2015 kunjungan wisatawan mencapai 3,9 juta

orang dan tahun 2016 naik menjadi 4,2 juta orang. Penelitian ini dilakukan di

beberapa tempat wisata yang ada di Kota Wisata Batu seperti Selecta, BNS,

JATIMPARK1, Musium Angkut, Alun-Alun Kota Wisata Batu, Paralayang,

Coban Rais. Beberapa tempat makan seperti Warung Wareg, Warung Sate Kelinci

serta Café Ria Djenaka. Dengan pertimbangan tersebut diharapkan Kota Wisata

Batu menjadi tempat yang mendukung dalam melakukan penelitian.

C. Konsep, Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

1. Konsep danVariabel

Konsep adalah istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak sesuatu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep

peneliti diharapkan mampu menyederhanakan pemikirannya menurut

Singarimbun (dalam Singarimbun dan Effendi Ed, 2006:33). Penelitian ini

memiliki tiga konsep, yaitu City Branding, City Image dan Keputusan

Berkunjung.

Menurut Arikunto (2010:161) variabel adalah obyek penelitian atau apa

yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel adalah obyek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :


47

a. Variabel Bebas (Independent)

Menurut Sugiyono (2011:39) variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini

adalah City Branding (X1).

b. Variabel Moderator

Sugiyono (2011:39) menyatakan bahwa variabel moderator adalah

variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan

antara variabel independen dengan dependen. Variabel moderator dalam

penelitian ini adalah City Image (Y1).

c. Variabel Terikat (Dependent)

Menurut Sugiyono (2011:39) Variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah dan Keputusan Berkunjung

(Y2).

2. Definisi Operasional

Menurut pendapat Babbie (1998) dalam Zulganef (2013:85)

mengungkapkan definisi operasional adalah suatu definisi yang menjelaskan

secara tepat (precisely) bagaimana suatu konsep akan diukur atau secara singkat

dapat dikatakan bahwa definisi operasional adalah suatu deskripsi mengenai

“operasi” yang dilakukan dalam mengukur suatu konsep. Konsep yang telah

dijelaskan di atas dioperasionalkan ke dalam bentuk variabel-variabel, indikator

dan item.
48

a. City Branding (X1)

City Branding adalah proses atau usaha membentuk brand dari Kota

Wisata Batu untuk memperkenalkan kota kepada target pasar. Indikator dan item

dari variabel tersebut adalah:

1. Indikator Presence memiliki beberapa item, yaitu:

a) Pengetahuan wisatawan mengenai Kota Wisata Batu.

b) Kontribusi Kota Wisata Batu dalam hal ilmu pengetahuan.

2. Indikator Potential memiliki beberapa item, yaitu:

a) Kota Wisata Batu merupakan kota yang potensial untuk membangun

bisnis.

b) Kota Wisata Batu dapat memberikan pendidikan yang baik.

3. Indikator Place memiliki beberapa item, yaitu:

a) Kemenarikan tata ruang wilayah Kota Wisata Batu.

b) Kondisi iklim di Kota Wisata Batu.

4. Indikator Pulse memiliki beberapa item, yaitu:

a) Kota Wisata Batu merupakan kota yang menyenangkan di benak

wisatawan.

b) Kemudah wisatawan dalam mendapatkan hal yang menarik di Kota

Wisata Batu melalui event yang diadakan.

5. Indikator People memiliki beberapa item, yaitu:

a) Sikap ramah penduduk Kota Batu.

b) Kota Wisata Batu memberikan rasa aman bagi wisatawan yang

berkunjung.
49

6. Indikator Prerequisite memiliki beberapa item, yaitu:

a) Fasilitas umum mudah dijangkau di Kota Wisata Batu.

b) Fasilitas umum di Kota Wisata Batu mempunyai standar yang baik.

b. City Image (Y1)

City Image adalah citra yang terbentuk di benak masyarakat karena ciri

khas yang dimiliki oleh Kota Wisata Batu. Indikator dan item dari variabel

tersebut adalah:

1. Indikator Kognitif memiliki beberapa item, yaitu:

a) Pengetahuan tentang brand Kota Batu.

b) Kesesuaian Kota Batu dengan brand yang dimilikinya.

2. Indikator Afektif memiliki beberapa item, yaitu:

a) Kota Batu mencerminkan tempat yang nyaman.

b) Daya tarik objek wisata.

3. Indikator Evaluative memiliki beberapa item, yaitu:

a) Tempat yang sesuai dengan harapan wisatawan.

b) Keadaan Kota Batu sesuai dengan citra kota yang dimiliki.

4. Indikator Behavioral memiliki beberapa item, yaitu:

a) Kota Wisata Batu merupakan tempat yang berkualitas sebagai tempat

tujuan wisata.

b) Kota Wisata Batu merupakan tempat yang ideal sebagai tempat

tinggal.
50

c. Keputusan Berkunjung (Y2)

Keputusan Berkunjung adalah keputusan yang diambil oleh seseorang

setelah mempertimbangkan beberapa faktor sebelum berkunjung ke Kota Wisata

Batu. Indikator dan item dari variabel tersebut adalah:

1. Indikator Struktur Keputusan Berkunjung memiliki beberapa item, yaitu:

a) Keputusan tentang destinasi wisata Kota Wisata Batu yang akan

dikujungi.

b) Keputusan tentang suasana Kota Wisata Batu yang ingin dikunjungi.

Berdasarkan uraian di atas untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui

kolom konsep, variabel, indikator dan item yang disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3 Variabel, Indikator, Items

No Variabel Indikator Item


1. 1. Pengetahuan wisatawan mengenai
Kota Wisata Batu.
Presence
2. Kontribusi Kota Wisata Batu dalam
hal ilmu pengetahuan.
1. Kota Wisata Batu merupakan kota
yang potensial untuk membangun
Potential bisnis.
2. Kota Wisata Batu dapat memberikan
pendidikan yang baik.
1. Kemenarikan tata ruang wilayah Kota
Place Wisata Batu.
City Branding 2. Kondisi iklim di Kota Wisata Batu
1. Kota Wisata Batu merupakan kota
yang menyenangkan di benak
wisatawan.
Pulse 2. Kemudah wisatawan dalam
mendapatkan hal yang menarik di
Kota Wisata Batu melalui event yang
diadakan.
1. Sikap ramah penduduk Kota Batu.
2. Kota Wisata Batu memberikan rasa
People
aman bagi wisatawan yang
berkunjung.
51

Lanjutan Tabel 3 Variabel, Indikator, Items

No Variabel Indikator Item


1. Fasilita umum mudah dijangkau di
Prerequisite Kota Wisata Batu.
2. Fasilitas umum di Kota
2. 1. Pengetahuan tentang brand Kota
Batu.
Kognitif
2. Kesesuaian Kota Batu dengan brand
yang dimilikinya.
City Image 1. Kota Batu mencerminkan tempat
Afektif yang nyaman.
2. Daya tarik objek wisata.
1. Tempat yang sesuai dengan harapan
wisatawan.
Evaluative
2. Keadaan Kota Batu sesuai dengan
citra kota yang dimiliki
1. Kota Wisata Batu merupakan tempat
yang berkualitas sebagai tempat
Behavioral tujuan wisata.
2. Kota Wisata Batu merupakan tempat
yang ideal sebagai tempat tinggal.
3. Keputusan 1. Keputusan tentang destinasi wisata
Berkunjung Struktur Kota Wisata Batu yang akan
Keputusan dikujungi.
Berkunjung 2. Keputusan tentang suasana Kota
Wisata. Batu yang ingin dikunjungi.
Sumber: Olahan penulis, 2017

3. Skala Pengukuran

Mengunakan skala Likert, responden mengindikasikan sikap mereka

dengan menandai seberapa besar mereka setuju atau tidak setuju dengan

pernyataan yang terstruktur dengan sangat hati-hati. Hasil dari skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai pada sangat negatif (Zikmund dan

Babin, 2013:42). Penelitian ini, items yang telah dipaparkan sebelumnya diukur

dengan menggunakan skala Likert, di mana variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Sebagai keperluan dalam menganalisis pendekatan


52

kuantitatif maka jawaban setiap items instrumen dapat diberi skor, dapat dilihat

pada Tabel 4:

Tabel 4 Kriteria Penilaian untuk Pengukuran Jawaban Responden

No. Jawaban Responden Kode Skor


1. Sangat setuju SS 5
2. Setuju ST 4
3. Ragu-ragu RG 3
4. Tidak setuju TS 2
5. Sangat tidak setuju STS 1
Sumber: Sugiyono (2009:94)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Sugiyono (2015:80) menjelaskan bahwa wilayah generalisasi yang terdiri

atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wisatawan yang berkunjung ke

Kota Wisata Batu, sebagai respondennya adalah wisatawan yang berkunjung ke

Kota Wisata Batu dengan jumlah yang tidak diketahui secara pasti oleh peneliti.

Ada pun kriteria populasi yang menjadi pertimbangan dalam penelitian ini adalah:

a) Berusia minimal 18 tahun yang mengetahui cara pengisian kuisioner.

Wisatawan yang berusia 18 tahun dipilih sebab dianggap memiliki tingkat

ketelitian yang tinggi dan dinamis sehingga cukup mewakili kriteria

penelitian untuk dilakukan.

b) Wisatawan domestik.
53

2. Sampel Penelitian

Sugiyono (20015:81) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari

dari sampel, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi sehingga

sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar representatif (mewakili).

Penelitian ini menggunakan Machine and Campbell (1989) dalam pengambilan

sampel, menurut Sardin (2014:21), karena peneliti tidak mengetahui jumlah

populasi secara pasti. Adapun rumus yang akan digunakan dalam penelitian ini:
𝟏 𝟏+ƿ
𝐔ƿ= 𝐈𝐧
𝟐 𝟏−ƿ
a) Rumus Iterasi tahap pertama:

𝟐
𝐙𝛂 + 𝐙𝛃
𝐧= +𝟑
𝐔 𝛒𝟐

b) Untuk melakukan rumus Iterasi tahap kedua terlebih dahulu dihitung:

c) Rumus Iterasi tahap kedua dan tahap ketiga:


𝟏 𝟏+ƿ
𝐔𝟐 ƿ = 𝐈𝐧
𝟐 𝟏−ƿ
ƿ
+
𝟐 𝟐𝐧 − 𝟏
𝐙𝛂 + 𝐙𝛃
𝐧= + 𝟑
𝐔 𝟐 𝛒𝟐

Keterangan :

Uƿ = Standardized normal random variable corresponding to


Particular value of the correlation coefficient
U ƿ = Initial estimate of Uƿ
Zα = Konstanta (nilai) yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal
Baku dengan Alpha (α) yang ditentukan
Zβ = Konstanta (nilai) yang diperoleh dari Tabel Distribusi Normal
Baku dengan Betha (β) yang dikehendaki
ƿ = Koefisien korelasi terkecil yang oleh peneliti diperkirakan
kemaknaan untuk penelitian
54

α = Kekeliruan tipe II, yaitu kekeliruan untuk menolak Ho yang


seharusnya diterima
β = Kekeliruan tipe II, yaitu kekeliruan untuk menolak H1 yang
seharusnya diterima
In = log-e (natural logarithm)
n = Ukuran sampel

Langkah selanjutnya, dalam menentukan besarnya ukuran sampel, maka

ditentukan berdasarkan rumus yang telah jelaskan di atas dengan ketentuan bahwa

nilai terendah yang diperkirakan akan diperoleh melalui penelitian ini adalah

= 0,35 dan = 0,05 ( = 1,96) pada pengukuran dua arah, dan β = 0,10 (Z1-β =

1,645) maka dapat dihitung sebagai berikut :

a) Iterasi tahap pertama

+
=

= ( )

+
= +

+
= +

= +

= 100,3126843

= 100
55

b) Iterasi tahap kedua

= ( )+

+
= +
− −

= +

= 0,365443754 + 0,001762111
= 0,367205865
+
= +

+
= +

= +

= 99,38097622

= 100

c) Iterasi tahap ketiga

= ( )+

+
= +
− −

= +

= 0,365443754 + 0,001762111
= 0,367205865
+
= +

+
= +
56

= +

= 99,38097622

= 100

Berdasarkan perhitungan di atas, maka hasil dari Iterasi pertama dan kedua

menunjukkan satuan yang sama dengan perolehan n minimum 100, sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini sampel yang digunakan berjumlah

100 orang responden yang akan menjadi sampel, sampel dalam penelitian ini

adalah wisatawan Kota Wisata Batu.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling

nonprobabilistik dengan teknik Purposive Sampling. Sugiyono (2015:85)

menyatakan teknik Purposive Sampling yaitu mempertimbangkan syarat-syarat

yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengambilan sampel dilakukan dengan

memberikan kuisioner secara langsung kepada responden tanpa menggunakan

perantara. Cara ini dilakukan agar responden yang dipilih benar-benar sesuai

dengan kriteria yang ditentukan pada pengambilan sampel untuk mencegah

adanya bias penelitian. Pengambilan sampel dilakukan dengan mendatangi

beberapa tempat wisata secara langsung yang ada di Kota Wisata Batu seperti

Selecta, BNS, JATIMPARK 1, Musium Angkut, Alun-Alun KWB, Paralayang,

Coban Rais. Beberapa tempat wisata kuliner seperti Warung Wareg, Warung Sate

Kelinci dan Café Ria Djenaka yang ada di poros jalan utama dan merupakan

tempat - tempat yang banyak terdapat wisatawan. Apabila dibeberapa tempat yang
57

telah disebutkan bertemu dengan responden yang sesuai dengan kriteria,

selanjutnya peneliti memberikan kuisioner dan meminta izin kepada responden

untuk mencatat identitas setiap responden serta meminta responden untuk

memberikan tanda tanggan pada kuisioner dan daftar isian bukti keikutsertaan

berpartisipasi dalam penelitian ini. Gunanya untuk memastikan bahwa responden

hanya mengisi satu buah kuisioner yang diberikan oleh peneliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data primer.

Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau sumber pertama yang

secara umum disebut sebagai narasumber (Sarwono 2002:37). Pengumpulan data

primer dalam penelitian ini diperoleh langsung melalui jawaban yang diperoleh

dari responden yang didasarkan pada hasil kuesioner yang disebarkan kepada

wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu.

2. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Arikunto (2009:100) berpendapat bahwa metode pengumpulan data adalah

cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data

sedangkan instrumen pengumpulan data adalah alat atau fasilitas yang digunakan

oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

mudah diolah. Pengumpulkan data primer penelitian ini menggunakan metode

komunikasi. Menurut Churchill (2001:295) menyatakan komunikasi melibatkan

pengajuan pertanyaan kepada para responden untuk mendapatkan informasi yang


58

di inginkan, dengan menggunakan instrumen pengumpulan data yang disebut

kuesioner. Sebelum kuisioner disebarkan kepada para responden, pertanyaan-

pertanyaan dalam kuisioner tersebut telah disusun secara terstruktur terlebih

dahulu. Data yang akan diperoleh dari kuisioner antara lain:

a) Identitas responden

b) Tanggapan atas item yang diajukan dalam pertanyaan dan penyataan.

F. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas (Validity)

Menurut Arikunto (2010:211) “validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuai instrument. Suatu

instrument yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya,

instrument yang kurang valid berati memiliki validitas rendah”. Menurut Sanusi

(2014:77) Rumus yang digunakan untuk mencari nilai kolerasi adalah kolerasi

Pearson Product Moment yang dirumuskan sebagai berikut:

𝐍 𝐗𝐘 − 𝐗 𝐘
𝐫 =
𝐍 𝐗𝟐 − 𝐗 𝟐 𝐍 𝐘𝟐 − 𝐘 𝟐

Sumber: Sanusi, (2014:77)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi
X = Skor butir
Y = Skor total butir
N = Jumlah sampel (responden)

Sugiyono (2015:126) menyatakan bahwa analisis faktor dilakukan dengan

cara mengkorelasikan jumlah sekor faktor dengan sekor total. Jika kolerasi setiap
59

faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan

construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa

instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

2. Uji Reliabilitas (Reliability)

Arikunto (2010:221) mengemukakan “reliabilitas menunjukan pada suatu

pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik”.

Reliabilitas berhubungan erat dengan validitas karena suatu data yang valid pasti

reliabel, tetapi data yang reliabel belum tentu valid. Reliabilitas merupakan

kesesuaian antara hasil pengukuran di tingkat empiris (dalam Lupiyoadi dan

Ikhsan, 2015:37). Menurut Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:54) mengemukakan

bahwa reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu indikator dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Metode Alpha Cronbach dapat

digunakan untuk melakukan pengujian reliabilitas instrumen yang sekornya

rentangan antara nilai dari skala 1 sampai 10 atau antara 1 sampai 5 dalam

Lupiyoadi dan Ikhsan (2015:61-62). Rumus indeks reliabilitas Alpha adalah

sebagai berikut:

𝐤 𝛔𝟐𝐛
𝐑= 𝟏− 𝟐
𝐤−𝟏 𝛔𝐭

Sumber: Lupiyoadi dan Ikhsan, (2015:62)


Keterangan :

R = Indeks reliabilitas
K = Banyaknya butir pertanyaan
= Jumlah varians butir
60

= Varians total

Koefisien Alpha Cronbach jika bernilai 0,6 atau kurang maka menunjukkan

instrumen penelitian tidak reliabel (Malhotra and Peterson, 2006:274). Uji

validitas dan reliabilitas kuisioner dilakukan kepada 30 orang responden.

3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan melalui

program SPSS for windows ver. 23.0 dengan menggunakan korelasi product

moment menghasilkan masing-masing item pertanyaan dengan skor item

pertanyaan secara keseluruhan.

Hasil dari uji item pada variabel City Branding (X1), City Image (Y1) dan

Keputusan Berkunjung (Y2) semuanya dinyatakan valid. Hasil dari uji item pada

variabel City Branding (X1), City Image (Y1) dan Keputusan Berkunjung (Y2)

semuanya juga dinyatakan reliabel.

Selengkapnya untuk mengetahui secara detail terkait rincian hasil uji

validitas dan reliablitias akan dijelaskan mengunakan tabel. Tabel 5 menjelaskan

tentang hasil uji validitas dan Tabel 6 akan menjelaskan tentang hasil uji

reliabilitas yang dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

a. Hasil Uji Validitas


Tabel 5 Hasil Uji Validitas
Variabel Koefisien
Item Sig. Keterangan
Penelitian Korelasi (r)
X1.1.1 0,803 0,000 Valid
X1.1.2 0,673 0,000 Valid
X1.2.1 0,551 0,000 Valid
City Branding X1.2.2 0,645 0,000 Valid
(X1) X1.3.1 0,752 0,000 Valid
X1.3.2 0,800 0,000 Valid
X1.4.1 0,803 0,000 Valid
X1.4.2 0,699 0,000 Valid
61

Lanjutan Tabel 5 Hasil Uji Validitas


Variabel Item Koefisien Sig. Keterangan
Penelitian Korelasi (r)
X1.5.1 0,724 0,000 Valid
X1.5.2 0,607 0,000 Valid
X1.6.1 0,488 0,006 Valid
X1.6.2 0,527 0,003 Valid
Y1.1.1 0,852 0,000 Valid
Y1.1.2 0,862 0,000 Valid
Y1.2.1 0,823 0,000 Valid
Brand Image Y1.2.2 0,748 0,000 Valid
(X2) Y1.3.1 0,858 0,000 Valid
Y1.3.2 0,618 0,000 Valid
Y1.4.1 0,794 0,000 Valid
Y1.4.2 0,658 0,000 Valid
Minat Beli Y2.1.1 0,917 0,000 Valid
(Y) Y2.1.2 0,904 0,000 Valid
Sumber: Lampiran 6

Dari data yang disajikan pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa semua

memenuhi syarat dengan tingkat kolerasi diatas 0,3. Dapat disimpulkan bahwa

tiap item variabel dinyatakan valid, sehingga items tersebut dapat digunakan untuk

mengukur variabel penelitian.

b. Hasil Uji Reliabilitas


Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach’s
Variabel Keterangan
Alpha
City Branding (X1) 0,892 Reliabel
City Image (Y1) 0,905 Reliabel
Keputusan Berkunjung (Y2) 0,792 Reliabel
Sumber: Lampiran 6

Dari data yang disajikan pada 6 dapat diketahui bahwa Alpha Cronbach

memenuhi syarat yaitu lebih besar 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

variabel sudah dinyatakan reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.


62

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Zikmund dan Babin (2013:298) mengemukakan bahwa analisis deskriptif

(descriptive analysis) transformasi data secara mendasar dengan mendeskripsikan

karakteristik-karakteristik dasar seperti tendensi sentral, distribusi dan variabilitas.

Analisis deskriptif adalah analisis penelitian yang disusun dalam rangka

memberikan suatu gambaran secara sistematis mengenai informasi ilmiah yag

berasal dari subjek atau objek penelitian. Fokus penelitian deskriptif adalah pada

penjelasan secara sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian

dilakukan.

2. Analisis Jalur (Path Analysis)

a) Definisi Analisis Jalur

Menurut Rutherford (1993) dalam Pardede dan Manurung (2014:16)

analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang

terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel

tergantung tidak hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung.

Sementara itu, definisi lain menurut Webley (1997) mengungkapkan, analisis jalur

merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk

memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi

(significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel

(dalam Pardede dan Manurung (2014:16-17).

Sarwono (2002:17) mendefinisikan path analysis sebagai teknik yang

menganalisis hubungan sebab akibat yang inheren antar variabel yang disusun
63

berdasarkan urutan temporer dengan menggunakan koefisien jalur sebagai besaran

nilai dalam menentukan besarnya pengaruh variabel exogenous terhadap variabel

endogenous. Analisis jalur bertujuan untuk mencari besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat secara gabungan maupun secara parsial, menguji

kecocokan model didasarkan data riset dengan teori yang ada, serta melakukan

penguraian korelasi antara variabel dengan melihat besarnya pengaruh langsung,

pengaruh tidak langsung, pengaruh total dan pengaruh faktor lain.

b) Estimasi Model Diagram Jalur dan Menilai Kecocokan Model

Membuat estimasi diagram jalur yang ada digunakan nilai yang berasal

dari koefisien regresi yang sudah distandarisasi (standardized regression

coefficient) atau disebut juga bobot beta (β menilai kecocokan model

menggunakan nilai probabilitas atau signifikansi (sig.) dengan ketentuan jika nilai

signifikansi > 0,05 model mempunyai kelayakan tinggi. Sebaliknya, jika nilai

signifikansi < 0,05 model mempunyai nilai kelayakan rendah.

c) Interpretasi Koefisien Jalur

Koefisien jalur (p) sama dengan koefisien regresi yang sudah

distandarisasi (standardized regression coeffiecient) atau disebut juga bobot beta

(β) mempunyai makna sebagai jumlah perubahan dalam variabel endogenous

yang dihubungkan dengan perubahan (kenaikan atau penurunan) dalam suatu

standar deviasi pada variabel exogenous saat dilakukan pengendalian pengaruh

terhadap variabel endogenous lainnya. Besarnya pengaruh langsung dari suatu

variabel exogenous terhadap variabel endogenous tertentu, dinyatakan oleh

besarnya nilai numerik koefisien jalur (path coefficient) dari exogenous ke


64

endogenous. Koefisien jalur dalam SPSS terdapat dalam tabel Coefficient pada

kolom Beta (β).

Sarwono (2002:140) menyatakan pengujian model path analysis dilakukan

dengan cara menggunakan nilai probabilitas atau nilai sig. pada Tabel Keluaran

ANOVA. Uji angka probabilitas (sig.) penelitian, untuk melakukan uji hipotesis

menggunakan angka probabilitas (sig.) dengan langkah sebagai berikut:

1) Membuat hipotesis:
H0 : Tidak ada pengaruh linear antara variabel exogenous dan variabel
endogenous.
H1 : Ada pengaruh linear antara variabel exogenous dan variabel
endogenous.
2) Menghitung nilai probabilitas (sig.) penelitian
3) Menentukan nilai probabilitas kriteria sebesar 0,05 (Sig. default IBM
SPSS ialah sebesar 0,05, nilai ini dapat disesuaikan dengan tingkat
kepercayaan yang diinginkan).
4) Menentukan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
a. Jika probabilitas (sig.) penelitian < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
b. Jika probabilitas (sig.) penelitian > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
5) Mengambil Keputusan

d) Uji t

Uji t dapat digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel

independen secara individu yang berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.Untuk mengetahui pengaruh signifikansi variabel bebas secara individu

terhadap variabel terikat serta untuk mengetahui variabel mana yang lebih

dominan maka digunakan uji t dan koefisien beta (β) yang standar. Pengujian ini

menggunakan SPSS 16.0 for Windows.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

1. Gambaran Umum Kota Wisata Batu

Secara geografis Kota Batu terletak pada posisi antara 7”44’,55,11’ sampai

dengan 8’’26',35,45’ Lintang Selatan dan 112’’17',10,90’ sampai dengan

122’’57',00,00’ Bujur Timur. Batas Kota Batu adalah : Sebelah Utara Kecamatan

Prigen Kabupaten Mojokerto, Sebelah Selatan Kecamatan Dau dan Kecamatan Wagir

Kabupaten Malang, Sebelah Timur Kecamatan Karang Ploso dan Kecamatan Dau

Kabupaten Malang dan sebelah Barat Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Kota

Batu terdiri dari 3 (tiga) kecamatan, yaitu : Kecamatan Batu, Kecamatan Junrejo dan

Kecamatan Bumiaji. Luas Kota Batu secara keseluruhan adalah sekitar 19.908,72 ha

atau sekitar 0,42 persen dari total luas Jawa Timur. Berdasarkan ketinggiannya,

wilayah Kota Batu dibedakan menjadi enam kategori yaitu mulai dari 600 MDPL

sampai dengan lebih dari 3000 MDPL Dari enam kategori tersebut wilayah yang

paling luas berada pada ketinggian 1000-1500 MDPL yaitu seluas 6.493,64 Ha.

Kemiringan lahan (slope) di Kota Batu berdasarkan data dari peta kontur

Bakosurtunal tahun 2001 diketahui bahwa sebagian besar wilayah Kota Batu

mempunyai kemiringan sebesar 25-40 % dan kemiringan >40 %.


Sebagai daerah yang topografinya sebagian besar wilayah perbukitan, Kota

Wisata Batu memiliki pemandangan alam yang sangat indah, sehingga banyak

dijumpai tempat-tempat wisata yang mengandalkan keindahan alam pegunungan.

Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan tersebut menjadikan Kota Wisata Batu

terkenal sebagai daerah dingin. Letak Kota Wisata Batu yang berada di lereng

Gunung Panderman dan Arjuna membuat daerah TK II ini merupakan tempat tujuan

wisata. Hal ini ditunjang dengan beberapa tempat wisata yang memang sudah ada

sejak jaman dulu seperti Selecta. Seiring berjalannya waktu tempat wisata di Kota

Batu semakin bertambah jumlahnya baik itu wisata alam maupun wisata buatan, sejak

dicanangkannya Kota Wisata Batu sebagai Kota Wisata pada tahun 2010, maka

pembangunan di bidang pariwisata semakin digalakkan.

2. Gambaran Umum Responden

Deskripsi responden disusun berdasarkan usia, jenis kelamin, domisili, jenjang

pendidikan, status, pendapatan dan tempat pengambilan sampel. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diuraikan gambaran mengenai deskripsi

responden yang diteliti sebagai berikut:

a. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel 7 menggambarkan usia dari responden dengan total responden 100

orang dalam penelitian ini. Data usia responden tersebut dibagi ke dalam tingkatan

kelas agar lebih jelas dan tidak membingungkan. Hal ini disebabkan fokus penelitian

pada wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu memiliki usia yang berbeda-
beda. Terdapat 8 kelas untuk mengelompokkan responden. Banyaknya kelas interval

(K) ditentukan dengan cara menghitung menggunakan rumus Sturges.

a. K = 1+ 3,3 log n

Sumber: (Hidayatullah, 2015:105)


Keterangan:
K : Jumlah Kelas Interval
N : Jumlah Data
Log : Logaritma
Banyak Kelas: K = 1 + 3,3. log 100
= 1 + 6,6
= 7,6 dibulatkan menjadi 8
Menentukan panjang kelas interval (P):

Rentang (R) = Xmax – Xmin; P =

( )– ( )
P = ( )

P =

P = 5,875 dibulatkan menjadi 6


Tabel 7 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Jumlah Responden
No. Usia (Tahun) Persentase (%)
(orang)
1. 18 - ≤ 23 78 78
2. 24 - ≤ 29 13 13
3. 30 - ≤ 35 4 4
4. 36 - ≤ 41 0 0
5. 42- ≤ 47 2 2
6. 48 - ≤ 53 0 0
7. 54 - ≤ 59 3 3
8. ≥ 60
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 5 (Data primer diolah, 2017)

Berdasarkan Tabel 7 diketahui dari 100 orang responden mayoritas responden

dalam penelitian ini yaitu kisaran usia 18 sampai kurang dari atau sama dengan 23

tahun yang berjumlah 78 orang (78%). Sebanyak 13 orang responden (13%) termasuk

dalam kategori usia 24 sampai kurang dari atau sama dengan 29 tahun. Responden

yang berusia sekitar 30 sampai kurang dari atau sama dengan 35 tahun sebanyak 4

orang atau 4%, kategori usia 36 sampai kurang dari atau sama dengan 41 tahun tidak

ditemukan dalam penelitian. Responden yang berusia sekitar 42 sampai kurang dari

atau sama dengan 47 tahun berjumlah 2 orang dengan persentase 2%, kategori usia 48

sampai kurang dari atau sama dengan 53 tahun tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Responden yang berusia sekitar kurang dari 60 tahun berjumlah 3 orang dengan

persentase 3%.

b. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 8 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jumlah Responden
No. Jenis Kelamin Persentase (%)
(orang)
1. Wanita 58 58
2. Pria 42 42
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 5 (Data primer diolah, 2017)

Berdasarkan hasil penyebaran dan pengisian kuesioner yang dilakukan pada

wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu data responden pada penelitian ini

berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 menunjukkan bahwa

responden dalam penelitian ini yang berjenis kelamin pria berjumlah 42 orang dengan
persentase sebesar 42%, sedangkan responden yang berjenis kelamin wanita

berjumlah sebesar 58 orang dengan persentase 58%. Berdasarkan data tersebut, dapat

disimpulkan bahwa responden terbanyak dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin

wanita sebanyak 58 orang responden.

c. Deskripsi Responden Berdasarkan Domisili

Tabel 9 Deskripsi Responden Berdasarkan Domisili


No. Domisili Jumlah Responden Persentase (%)
(Orang)
1. Kediri 3 3
2. Purworejo 1 1
3. Bekasi 1 1
4. Lumajang 1 1
5. Mojokerto 6 6
6. Bondowoso 3 3
7. Jombang 5 5
8. Banyuwangi 4 4
9. Banjarmasin 6 6
10. Lumajang 11 11
11. Gersik 6 6
12. Pasuruan 5 5
13. Surabaya 7 7
14. Ngawi 3 3
15. Yogyakarta 8 8
16. Bandung 5 5
17. Malang 13 13
18. Ponorogo 1 1
19. Mataram 2 2
20. Probolingo 2 2
21. Banten 2 2
22. Pamekasan 5 5
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 5 (Data primer diolah, 2017)

Berdasarkan hasil penyebaran dan pengisian kuesioner diperoleh gambaran

distribusi mengenai Domisili (sesuai Kartu Identitas/KTP) dari masing-masing

responden. Tabel 9 mendeskripsikan bahwa kelompok responden yang berasal dari

Malang merupakan kelompok responden terbanyak yang berjumlah 13 orang

responden atau dengan persentase sebesar 13% dari seluruh jumlah responden

sebanyak 100 orang responden. Responden terbanyak kedua sebanyak 11 orang

responden dengan persentase sebesar 11% berasal dari Lumajang. Responden

terbanyak ketiga berasal dari Yogyakarta yang menunjukkan 8 orang responden atau

sebesar 8%. Sebanyak 7 orang responden dengan persentase sebesar 7% berasal dari

Surabaya.

Deskripsi domisili responden selanjutnya berasal dari Mojokerto yang

menunjukkan jumlah angka sebanyak 6 orang responden dengan persentase sebesar

6% angka tersebut sama dengan jumlah responden dari Mojokerto, Banjarmasin dan

Gersik. Sementara itu, responden yang berasal dari Jombang, Pasuruan, Bandung,

Pamekasan memiliki jumlah responden yang berjumlah 3 orang responden dengan

persentase sebesar 3%, sedangkan untuk responden yang berasal dari Banyuwangi

sebanyak 4 orang responden atau persentase sebesar 4%.

Di sisi lain terdapat responden yang berasal dari Kediri, Bondowoso, Ngawi yang

memiliki 3 orang responden atau sebesar 3%. Responden dengan jumlah 2 orang
responden antara lain dari Mataram, Probolingo, Banten. Responden tersisa lainnya

dengan masing-masing berjumlah 1 orang responden antara lain dari Purworejo,

Bekasi, Lumajang dan Ponorogo atau dengan presentase masing-masing sebesar 1%.

Berdasarkan penjelasan dari data yang telah disajikan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa responden secara demografis berasal dari domisili yang beragam.

d. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan


Tabel 10 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jumlah Responden
No. Jenjang Pendidikan Persentase (%)
(orang)
1. SMA 46 46
2. S1 49 49
3. S2 2 2
Lanjutan Tabel 10 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan
Jumlah Responden
No. Jenjang Pendidikan Persentase (%)
(orang)
4. Lain-lain 3 3
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 5 (Data primer diolah, 2017)

Tabel 10 mendeskripsikan identitas responden dalam penelitian ini

berdasarkan jenjang pendidikan. Pada Tabel 10 menunjukan bahwa dari seluruh

jumlah sampel responden yang berjumlah 100 orang masing-masing responden dalam

penelitian di wisata Kota Wisata Batu ini memiliki tingkatan jenjang pendidikan

mulai dari jenjang SMA sebanyak 46 orang dengan persentase 46%, S1 sebanyak 49

orang dengan persentase sebesar 49%, dan S2 sebanyak 2 orang dengan persentase

yaitu 2%. Diikuti dengan responden yang memiliki tingkat jenjang pendidikan D3

sebanyak 3 orang responden dengan presentase sebesar 3%.

e. Deskripsi Responden Berdasarkan Status


Tabel 11 Identitas Responden Berdasarkan Status
Jumlah Responden
No. Status Persentase (%)
(orang)
1. PNS 4 4
2. Pegawai Swasta 15 15
3. Pelajar/Mahasiswa 67 67
4. Ibu Rumah Tangga 2 2
5. Wirausaha 8 8
7. Lain-lain 4 4
Jumlah 100 100
Sumber:Lampiran 5 (Data primer diolah, 2017)

Tabel 11 mendeskripsikan mengenai status responden dalam penelitian ini.

Pada penelitian ini, responden yang berstatus sebagai pelajar/mahasiswa

mendominasi dengan jumlah sebesar 67 orang dengan persentase tertinggi sebesar

67% dari keseluruhan jumlah sampel yang diambil. Sementara itu, responden yang

berstatus sebagai pegawai swasta berjumlah 15 orang dengan persentase 15%.

Responden dengan status sebagai wirausaha sebanyak 8 orang atau dengan persentase

sebesar 8%. Responden yang berstatus sebagai PNS dan lain-lain (BUMN dan buruh)

masing-masing memiliki jumlah responden yang berjumlah 4 orang responden

dengan persentase sebesar 4%.

f. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan atau Uang Saku per


Bulan

Tabel 12 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendapatan atau Uang Saku


per Bulan
Jumlah
No. Uang Saku/Pendapatan Responden Persentase (%)
(orang)
1 <Rp 1.000.000 47 47
2 Rp 1.000.000 - <Rp 1.500.000 28 28
3 Rp 1.500.000 – <Rp 2.000.00 5 5
4 ≥ Rp 2.000.000 20 20
Jumlah 100 100
Sumber: Lampiran 5(Data primer diolah, 2017)

Tabel 12 menunjukkan rentang pendapatan/uang saku per bulan responden.

Pada penelitian ini responden yang memiliki pendapatan/uang saku per bulan <Rp

1.000.000 memiliki jumlah yang paling besar yaitu sebanyak 47 orang dengan

persentase 47%. Responden dengan pendapatan/uang saku per bulan pendapatan/uang

saku per bulan sebesar Rp 1.000.000 – <Rp 1.500.000 memiliki 28 orang responden

atau persentase 28%, Responden dengan pendapatan/uang saku per bulan

pendapatan/uang saku per bulan sebesar Rp 1.500.000 – <Rp 2.000.000 memiliki 5

orang responden atau persentase 5%, sedangkan responden yang termasuk dalam

kategori pendapatan/uang saku per bulan Rp 2.000.000 atau lebih berjumlah 20 orang

dengan persentase 20%. Perolehan hasil frekuensi responden berdasarkan

pendapatan/uang saku per bulan dapat dilihat pada Tabel 12.

B. Analisis Statistik Deskriptif

1. Gambaran Variabel yang Diteliti

Berikut ini adalah perhitungan untuk membaca skor rata-rata indikator pada

distribusi frekuensi variabel dengan rumus menurut (Supranto, 2000:64) sebagai

berikut:
Keterangan

1,00 – 1,80 : Sangat Tidak Setuju 3,41 – 4,20 : Setuju


1,81 – 2,60 : Tidak Setuju 4,20 – 5,00 : Sangat Setuju
2,61 – 3,40 : Ragu-ragu

a. Distribusi Frekuensi Variabel City Branding (X)

Hasil pernyataan responden pada variabel City Branding (X) disajikan pada
Tabel 13.
5 4 3 2 1 Jumlah Mean
Item
f % f % f % f % f % Juml. % Item
X1.1.1 48 48.00 49 49.00 1 1.00 2 1.00 1 1.00 100 100 4.42
X1.1.2 11 11.00 64 64.00 21 21.00 4 4.00 0 0.00 100 100 3.82
Mean Indikator 4.12
X1.2.1 30 30.00 58 58.00 6 6.00 3 3.00 3 3.00 100 100 4.09
X1.2.2 8 8.00 49 49.00 25 25.00 17 17.00 1 1.00 100 100 3.46
Mean Indikator 3.77
X1.3.1 32 32.00 48 48.00 11 11.00 8 8.00 1 1.00 100 100 4.02
Lanjutan Tabel 13 Hasil pernyataan responden pada variabel City Branding (X).

5 4 3 2 1 Jumlah Mean
Item
f % f % f % f % f % Juml. % Item
X1.3.2 39 39.00 45 45.00 7 7.00 8 8.00 1 1.00 100 100 4.13
Mean Indikator 4.07
X1.4.1 47 47.00 48 48.00 3 3,00 1 1,00 1 1.00 100 100 4.39
X1.4.2 21 21.00 51 51.00 20 20.00 8 8.00 0 0.00 100 100 3.85
Mean Indikator 4.12
X1.5.1 18 18.00 53 53.00 24 24.00 5 5.00 0 0.00 100 100 3.84
X1.5.2 14 14.00 47 47.00 29 29.00 10 10.00 0 0.00 100 100 3.65
Mean Indikator 3.74
X1.6.1 15 15.00 46 46.00 23 23.00 13 13.00 3 3.00 100 100 3.57
X1.6.2 12 12.00 64 64.00 16 16.00 8 8.00 0 0.00 100 100 3.80
Mean Indikator 3.68
Grand Mean City Branding 3.92
Sumber : Lampiran 7 (data primer diolah, 2017)

Keterangan :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
X1.1.1 : Pengetahuan wisatawan mengenai Kota Wisata Batu.
X1.1.2 : Kontribusi Kota Wisata Batu dalam hal ilmu pengetahuan.
X1.2.1 : Kota Wisata Batu merupakan kota yang potensial untuk membangun
bisnis.
X1.2.2 : Kota Wisata Batu dapat memberikan pendidikan yang baik.
X1.3.1 : Kemenarikan tata ruang wilayah Kota Wisata Batu.
X1.3.2 : Kondisi iklim di Kota Wisata Batu.
X1.4.1 : Kota Wisata Batu merupakan kota yang menyenangkan di benak
wisatawan.
X1.4.2 : Kemudah wisatawan dalam mendapatkan hal yang menarik di Kota
Wisata Batu melalui event yang diadakan.
X15.1 : Sikap ramah penduduk Kota Batu.
X1.5.2 : Kota Wisata Batu memberikan rasa aman bagi wisatawan yang
berkunjung.
X1.6.1 : Fasilita umum mudah dijangkau di Kota Wisata Batu.
X1.6.2 : Fasilitas umum di Kota Wisata Batu mempunyai standar yang baik.

Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan frekuensi pada variabel City Branding.

Item yang pertama yaitu Pengetahuan wisatawan mengenai Kota Wisata Batu.

(X1.1.1). Pernyataan ini direspon sangat setuju sebanyak 48 orang responden atau

48.00%, yang menyatakan respon setuju sebanyak 49 orang responden atau 49.00%,

yang menyatakan respon ragu-ragu, tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-

masing sebanyak 1 orang responden atau 1.00%. Berdasarkan jawaban tersebut

diperoleh rata-rata item sebesar 4.42, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini
responden menyatakan setuju dengan pernyataan pengetahuan wisatawan mengenai

Kota Wisata Batu.

Pernyataan item kedua yaitu kontribusi Kota Wisata Batu dalam hal ilmu

pengetahuan (X1.1.2) dijawab dengan sangat setuju sebanyak 11 orang responden atau

11.00%. Respon setuju sebanyak 64 orang responden atau 64.00% dan terdapat

respon ragu-ragu sebanyak 21 orang responden atau 21.00%. Sementara itu, di lain

pihak bagi responden yang menjawab tidak setuju sebanyak 4 orang responden atau

4.00% dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju. Berdasarkan

jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.82, yang berarti bahwa pada

pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan kontribusi Kota

Wisata Batu dalam hal ilmu pengetahuan.

Pernyataan selanjutnya item ketiga yaitu Kota Wisata Batu merupakan kota

yang potensial untuk membangun bisnis (X1.2.1). Item ini mendapatkan respon sangat

setuju sebanyak 30 orang atau 30.00%, respon setuju sebanyak 58 orang responden

atau 58.00%, respon ragu-ragu sebanyak 6 orang responden atau 6.00%, respon tidak

setuju dan sangat tidak setuju masing-masing memiliki jawaban sebanyak 3 orang

responden atau 3.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar

4.09, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju

dengan pernyataan Kota Wisata Batu merupakan kota yang potensial untuk

membangun bisnis.

Item yang keempat dari variabel Kota Wisata Batu dapat memberikan

pendidikan yang baik (X1.2.2). Item ini direspon sangat setuju oleh 8 orang responden
atau 8.00%, respon setuju sebanyak 49 orang responden atau 49.00% dan respon

ragu-ragu sebanyak 25 orang responden atau 25.00% serta terdapat respon tidak

setuju sebanyak 17 orang responden atau 17.00%. Respon sangat tidak setuju

sebanyak 1 orang responden atau 1.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh

rata-rata item sebesar 3.46, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan Kota Wisata Batu dapat memberikan

pendidikan yang baik.

Item kelima dari variabel Item kelima dari variabel Kemenarikan tata ruang

wilayah Kota Wisata Batu (X1.3.1). Item ini direspon sangat setuju oleh 32 orang

responden atau 32.00%, respon setuju sebanyak 48 orang responden atau 48.00% dan

respon ragu-ragu sebanyak 11 orang responden atau 11.00% serta terdapat respon

tidak setuju sebanyak 8 orang responden atau 8.00%. Respon sangat tidak setuju

setuju 1 orang responden atau 1.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-

rata item sebesar 4.02, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan Item kelima dari variabel Kemenarikan tata

ruang wilayah Kota Wisata Batu.

Item keenam dari variabel Kondisi iklim di Kota Wisata Batu. (x1.3.2). Item ini

direspon sangat setuju oleh 39 orang responden atau 39.00%, respon setuju sebanyak

45 orang responden atau 45.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 7 orang responden

atau 7.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 8orang responden atau 8.00%.

Respon sangat tidak setuju tidak sebanyak 1orang responden atau sebesar 1.00%.

Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 4.13, yang berarti
bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan

Kondisi iklim di Kota Wisata Batu.

Item ketujuh dari variabel Kota Wisata Batu merupakan kota yang

menyenangkan di benak wisatawan (X1.4.1). Item ini direspon sangat setuju oleh 47

orang responden atau 47.00%, respon setuju sebanyak 48 orang responden atau

48.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 3 orang responden atau 3.00% serta terdapat

respon tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sebanyak 1 orang

responden atau 1.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar

4.39, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju

dengan pernyataan Kota Wisata Batu merupakan kota yang menyenangkan di benak

wisatawan.

Item yang kedelapan dari variabel Kemudah wisatawan dalam mendapatkan

hal yang menarik di Kota Wisata Batu melalui event yang diadakan. (X1.4.2). Item ini

direspon sangat setuju oleh 21 orang responden atau 21.00%, respon setuju sebanyak

51 orang responden atau 51.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 20 orang responden

atau 20.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 8 orang responden atau

8.00%. Respon sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan

jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.85, yang berarti bahwa pada

pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan Kemudah

wisatawan dalam mendapatkan hal yang menarik di Kota Wisata Batu melalui event

yang diadakan.
Item yang kesembilan dari variabel sikap ramah penduduk Kota Batu (x1.5.1).

Item ini direspon sangat setuju oleh 18 orang responden atau 18.00%, respon setuju

sebanyak 53 orang responden atau 53.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 24 orang

responden atau 24.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 5 orang responden

atau 5.00% dan respon sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.84, yang berarti

bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan

sikap ramah penduduk Kota Batu.

Item kesepuluh dari variabel Kota Wisata Batu memberikan rasa aman bagi

wisatawan yang berkunjung (X1.5.2). Item ini direspon sangat setuju oleh 14 orang

responden atau 14.00%, respon setuju sebanyak 47 orang responden atau 47.00% dan

respon ragu-ragu sebanyak 29 orang responden atau 29.00% serta terdapat respon

tidak setuju sebanyak 10 orang responden atau 10.00%. Respon sangat tidak setuju

tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-

rata item sebesar 3.65, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan Kota Wisata Batu memberikan rasa aman bagi

wisatawan yang berkunjung.

Item yang kesebelas dari variabel fasilitas umum mudah dijangkau di Kota

Wisata Batu (X1.6.1). Item ini direspon sangat setuju oleh 15 orang responden atau

15.00%, respon setuju sebanyak 46 orang responden atau 46.00% dan respon ragu-

ragu sebanyak 23 orang responden atau 23.00% serta terdapat respon tidak setuju

sebanyak 13 orang responden atau 13.00%. Respon sangat tidak setuju sebanyak 3
orang responden atau 3.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item

sebesar 3.57, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan

setuju dengan pernyataan fasilita umum mudah dijangkau di Kota Wisata Batu.

Item yang terakhir dari variabel fasilitas umum di Kota Wisata Batu

mempunyai standar yang baik (X1.6.2). Item ini direspon sangat setuju oleh 12 orang

responden atau 12.00%, respon setuju sebanyak 64 orang responden atau 64.00% dan

respon ragu-ragu sebanyak 16 orang responden atau 16.00% serta terdapat respon

tidak setuju sebanyak 8 orang responden atau 8.00%. Respon sangat tidak setuju tidak

ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata

item sebesar 3.80, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan fasilitas umum di Kota Wisata Batu

mempunyai standar yang baik.

b. Distribusi Frekuensi Variabel City Image (Y1)

Hasil pernyataan responden pada variabel City Image (Y1) disajikan pada Tabel
14.
5 4 3 2 1 Jumlah Mean
Item
f % f % f % f % f % Jumlah % Item
Y1.1.1 34 34.00 51 51.00 9 9.00 6 6.00 0 0.00 100 100 4.13
Y1.1.2 30 30.00 47 47.00 14 14.00 9 9.00 0 0.00 100 100 3.98
Mean Indikator 4.05
Y1.2.1 19 19.00 54 54.00 18 18.00 9 9.00 0 0.00 100 100 3.83
Y1.2.2 18 18.00 64 64.00 13 13.00 5 5.00 0 0.00 100 100 3.95
Mean Indikator 3.89
Lanjutan Tabel 14 Hasil pernyataan responden pada variabel City Image (Y1).

Mea
5 4 3 2 1 Jumlah
Item n
f % f % f % f % f % Jumla % Item
h
Y1.3. 1 10.0 7 72.0 1 10.0 8 8.0 0 0.00 3.84
100 100
1 0 0 2 0 0 0 0
Y1.3. 1 18.0 6 66.0 1 10.0 6 6.0 0 0.00 3.96
100 100
2 8 0 6 0 0 0 0
Mean Indikator 3.90
Y1.4. 2 29.0 6 62.0 7 7.00 1 1.0 1 1.00 4.17
100 100
1 9 0 2 0 0
Y1.4. 2 22.0 4 47.0 2 23.0 7 7.0 1 1.00 3.82
100 100
2 2 0 7 0 3 0 0
Mean Indikator 3.99
Grand Mean City Image 3.96
Sumber: Lampiran 7 (data primer diolah 2017)

Keterangan :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Y1.1.1 : Pengetahuan tentang brand Kota Batu.
Y1.1.2 : Kesesuaian Kota Batu dengan brand yang dimilikinya
Y1.2.1 : Kota Batu mencerminkan tempat yang nyaman.
Y1.2.2 : Daya tarik objek wisata.
Y1.3.1 : Tempat yang sesuai dengan harapan wisatawan.
Y1.3.2 : Keadaan Kota Batu sesuai dengan citra kota yang dimiliki.
Y1.4.1 : Kota Wisata Batu merupakan tempat yang berkualitas sebagai tempat
tujuan wisata.
Y1.4.2 : Kota Wisata Batu merupakan tempat yang ideal sebagai tempat tinggal.
Pernyataan item pertama yaitu Pengetahuan tentang brand Kota Batu (Y1.1.1)

dijawab dengan sangat setuju sebanyak 34 orang responden atau 34.00%. Respon

setuju sebanyak 51 orang responden atau 51.00% dan terdapat respon ragu-ragu

sebanyak 9 orang responden atau 9.00%. Bagi responden yang merespon tidak setuju

sebanyak 6 orang responden atau 6.00% dan untuk respon jawaban sangat tidak

setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh
rata-rata item sebesar 4.13, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan pengetahuan tentang brand Kota Batu.

Pernyataan item kedua yaitu kesesuaian Kota Wisata Batu dengan brand yang

dimilikinya (Y1.1.2). Item ini mendapatkan respon sangat setuju sebanyak 30 orang

atau 30.00%, respon setuju sebanyak 47 orang responden atau 47.00%, respon ragu-

ragu sebanyak 14 orang responden atau 14.00%, respon tidak setuju memiliki

jawaban sebanyak 9 orang responden atau 9.00% sedangkan tidak ada responden

yang merespon jawaban sangat tidak setuju. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh

rata-rata item sebesar 3.98, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan kesesuaian Kota Batu dengan brand yang

dimilikinya.

Item ketiga yaitu Kota Wisata Batu mencerminkan tempat yang nyaman

(Y1.2.1). Item ini direspon sangat setuju oleh 19 orang responden atau 19.00%, respon

setuju sebanyak 54 orang responden atau 54.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 18

orang responden atau 18.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 9 orang

responden atau 9.00%. Respon sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian

ini. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.83, yang berarti

bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan

daya tarik objek wisata.

Item keempat yaitu daya tarik objek wisata (Y1.2.2). Item ini direspon sangat

setuju oleh 18 orang responden atau 18.00%, respon setuju sebanyak 64 orang

responden atau 64.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 13 orang responden atau
13.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 5 orang responden atau 5.00%.

Respon sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan

jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.95, yang berarti bahwa pada

pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan daya tarik objek

wisata.

Item yang kelima yaitu tempat yang sesuai dengan harapan wisatawan (Y1.3.1).

Item ini direspon sangat setuju oleh 10 orang responden atau 10.00%, respon setuju

sebanyak 72 orang responden atau 72.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 10 orang

responden atau 10.00% serta terdapat respon tidak setuju sebanyak 8 orang responden

atau 8.00%. Respon sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini karena

data angka menunjukkan sebanyak 0 orang responden atau 0.000%. Berdasarkan

jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 3.84, yang berarti bahwa pada

pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan tempat yang

sesuai dengan harapan wisatawan.

Item yang keenam yaitu keadaan Kota Batu sesuai dengan citra kota yang

dimiliki (Y1.3.2). Item ini direspon sangat setuju oleh 18 orang responden atau

18.00%, respon setuju sebanyak 66 orang responden atau 66.00% dan respon ragu-

ragu sebanyak 10 orang responden atau 10.00% serta terdapat respon tidak setuju

sebanyak 6 orang responden atau 6.00%. Respon sangat tidak setuju tidak ditemukan

dalam penelitian ini. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar

3.96, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju

dengan pernyataan Keadaan Kota Batu sesuai dengan citra kota yang dimiliki.
Item yang ketujuh yaitu Kota Wisata Batu merupakan tempat yang berkualitas

sebagai tempat tujuan wisata (Y1.4.1). Item ini direspon sangat setuju oleh 29 orang

responden atau 29.00%, respon setuju sebanyak 62 orang responden atau 62.00% dan

respon ragu-ragu sebanyak 7 orang responden atau 7.00% serta terdapat respon tidak

setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sebanyak 1 orang responden atau

1.00%. Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 4.17, yang

berarti bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan

pernyataan Kota Wisata Batu merupakan tempat yang berkualitas sebagai tempat

tujuan wisata.

Item yang terakhir dari variabel city image yaitu Kota Wisata Batu merupakan

tempat yang ideal sebagai tempat tinggal (Y1.4.2). Item ini direspon sangat setuju oleh

22 orang responden atau 22.00%, respon setuju sebanyak 47 orang responden atau

47.00% dan respon ragu-ragu sebanyak 23 orang responden atau 23.00% serta

terdapat respon tidak setuju sebanyak 7 orang responden atau 7.00%. Respon sangat

tidak setuju sebanyak 1 orang atau 1.00%, berdasarkan jawaban tersebut diperoleh

rata-rata item sebesar 3.82, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini responden

menyatakan setuju dengan pernyataan Kota Wisata Batu merupakan tempat yang

ideal sebagai tempat tinggal. Diketahui grand mean variabel city image adalah

sebesar 3,96.
c. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Berkunjung (Y2).

Hasil pernyataan responden pada variabel Keputusan Berkunjung disajikan


pada Tabel 15.
5 4 3 2 1 Jumlah Mean
Item
f % f % f % f % f % Jumlah % Item
Y2.1 35 35.00 57 57.00 5 5.00 3 3.00 0 0.00 100 100 4.24
Y2..2 38 38.00 51 51.00 7 7.00 2 2.00 2 2.00 100 100 4.21
Mean Indikator 4.22
Grand Mean Keputusan Berkunjung 4.22
Sumber: Lampiran 7 (data primer diolah 2017)

Keterangan :
5 : Sangat Setuju
4 : Setuju
3 : Ragu-ragu
2 : Tidak Setuju
1 : Sangat Tidak Setuju
Y2.1 : Keputusan tentang destinasi wisata Kota Wisata Batu yang akan
dikujungi.
Y2.2 : Keputusan tentang suasana Kota Wisata Batu yang ingin dikunjungi.

Pernyataan item pertama yaitu keputusan tentang destinasi wisata Kota Wisata

Batu yang akan dikujungi (Y2.1) dijawab dengan sangat setuju sebanyak 35 orang

responden atau 35.00%. Respon setuju sebanyak 57 orang responden atau 57.00%

dan terdapat respon ragu-ragu sebanyak 5 orang responden atau 5.00%. Bagi

responden yang merespon tidak setuju sebanyak 3 orang responden atau 3.00% dan

untuk respon jawaban sangat tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan jawaban tersebut diperoleh rata-rata item sebesar 4.24, yang berarti
bahwa pada pernyataan item ini responden menyatakan setuju dengan pernyataan

keputusan tentang destinasi wisata Kota Wisata Batu yang akan dikujungi.

Pernyataan item kedua yaitu Keputusan tentang suasana Kota Wisata Batu

yang ingin dikunjungi (Y2.2). Item ini mendapatkan respon sangat setuju sebanyak 38

orang atau 38.00%, respon setuju sebanyak 51 orang responden atau 51.00%, respon

ragu-ragu sebanyak 7 orang responden atau 7.00%, respon tidak setuju memiliki

jawaban sebanyak 2 orang responden atau 2.00% sedangkan respon jawaban sangat

tidak setuju tidak ditemukan dalam penelitian ini. Berdasarkan jawaban tersebut

diperoleh rata-rata item sebesar 4.21, yang berarti bahwa pada pernyataan item ini

responden menyatakan setuju dengan pernyataan keputusan tentang suasana Kota

Wisata Batu yang ingin dikunjungi. Diketahui grand mean variabel keputusan

berkunjung sebesar 4,22.

C. Analisis dan Interprestasi Data

1. Rekapitulasi Hasil Uji Analisis Jalur (Path Analysis)

Adapun pengujian secara parsial dari masing-masing rumusan hipotesis yang telah

diajukan sebelumya adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Koefisien Jalur City Branding (X) terhadap City Image (Y1)

Tabel 16 Hasil Uji Koefisien Jalur City Branding terhadap City Image
Variabel Standardized t hitung Probabilitas Keterangan
Independen Coefficient Beta
City Branding (X1) 0.762 11.663 0.000 Signifikan
Variabel Dependen = City Image (Y1)
R Square (R2) = 0,581
n = 100
Sumber: Lampiran 8 (Data diolah, 2017)
Hasil pengujian pengaruh City Branding terhadap City Image dapat dilihat pada Tabel

16. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut:

H1 : Variabel City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap City Image (Y1)

Tabel 16 menunjukkan variabel City Branding berpengaruh signifikan terhadap City

Image.

Dari hasil perhitungan secara parsial variabel City Branding (X) mempunyai

pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap variabel City Image (Y1) pada

tingkat kesalahan 0,05 (α=5%). Arah hubungan yang positif menunjukkan jika City

Branding semakin baik, maka City Image juga akan semakin meningkat. Hal ini

dapat dibuktikan dengan besarnya nilai koefisien beta sebesar 0,762, dengan

thitungsebesar 11,663 dan probabilitas sebesar 0,000 (p<0,05), maka keputusannya

adalah H0 ditolak dan H1 di terima, yang artinya pengaruh antara varabel X terhadap

variabel Y1 dinyatakan signifikan. Dapat disimpulkan bahwa variabel bebas City

Branding (X) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat City Image

(Y1).

b. Pengujian Koefisien Jalur City Branding (X) terhadap Keputusan

Berkunjung (Y2)

Tabel 17 Hasil Uji Koefisien Jalur City Branding terhadap Keputusan


Berkunjung
Variabel StandardizedCo t hitung Probabilitas Keterangan
Independen efficient Beta
City Branding (X1) 0.522 4.237 0.000 Signifikan
Variabel Dependen = Keputusan Berkunjung
R Square (R2) = 0,384
n = 100
Sumber: Lampiran 8 (Data diolah, 2017)

Hasil pengujian secara parsial pengaruh City Branding terhadap Keputusan

Berkunjung dapat dilihat pada Tabel 17. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai

berikut:

H2 : Variabel City Branding (X) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung (Y2)

Tabel 17 menunjukkan variabel City Branding berpengaruh terhadap

Keputusan Berkunjung. Dari hasil perhitungan secara parsial variabel City Branding

(X) mempunyai pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap Keputusan

Bekunjung (Y2) pada tingkat kesalahan 0,05 (α=5%). Arah hubungan yang positif

menunjukkan jika City Branding semakin baik, maka Keputusan Berkunjung juga

akan semakin meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan besarnya nilai koefisien

beta sebesar 0,522, dengan thitung sebesar 4,237 dan probabilitas sebesar 0,000

(p<0,05), maka keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 di terima, yang artinya

pengaruh antara varabel X terhadap variabel Y2 dinyatakan signifikan. Dapat

disimpulkan bahwa variabel bebas City Branding (X) memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terikat Keputusan Berkunjung (Y2).

c. Pengujian Koefisien Jalur City Image (Y1) terhadap Keputusan Berkunjung

(Y2)

Tabel 18 Hasil Uji Koefisien Jalur City Image terhadap Keputusan Berkunjung
Variabel StandardizedCo t hitung Probabilitas Keterangan
Independen efficient Beta
City Image (Y1) 0.122 0.987 0.326 Tidak
Signifikan
Variabel Dependen = Keputusan Berkunjung
R Square (R2) = 0,384
n = 100
Sumber: Lampiran 8 (Data diolah, 2017)

Hasil pengujian secara parsial pengaruh City Image terhadap Keputusan Berkunjung

dapat dilihat pada Tabel 18. Hipotesis penelitian yang diuji sebagai berikut:

H3 : Variabel City Image (Y1) berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Berkunjung (Y2)

Tabel 18 menunjukkan variabel City Image berpengaruh tetapi tidak

signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Dari hasil perhitungan secara parsial

variabel City Image (Y1) mempunyai pengaruh langsung yang positif dan tidak

signifikan terhadap Keputusan Bekunjung (Y2) pada tingkat kesalahan 0,05 (α=5%).

Arah hubungan yang positif menunjukkan jika City Image semakin baik, maka

Keputusan Berkunjung juga akan meningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan

besarnya nilai koefisien beta sebesar 0,122, dengan thitung sebesar 0.987 dan

probabilitas sebesar 0,326 (p>0,05), maka keputusannya adalah H0 diterima dan H1

ditolak, yang artinya pengaruh antara variabel Y1 terhadap variabel Y2 dinyatakan

berpengaruh tetapi tidak signifikan. Dinyatakan bahwa variabel City Image memiliki

pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung.

2. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect)

Pengaruh tidak langsung atau Indirect Effect (EI) adalah pengaruh sebuah

variabel independen terhadap variabel dependen namun melalui sebuah variabel lain.
Agar dapat mengetahui pengaruh tidak langsung variabel City Branding terhadap

variabel Keputusan Berkunjung melalui variabel City Image dapat dilakukan dengan

cara mengalikan hasil pengaruh langsung pada jalur yang dilewati. Lebih jelasnya

akan diuraikan melalui persamaan berikut:

Indirect Effect (EI) = PY1X1 × PY2Y1

= 0,762 × 0,122

= 0,092

Hasil perhitungan tersebut menunjukan bahwa pengaruh tidak langsung memperoleh

hasil sebesar 0,092.

Tabel 19 Rekapitulasi Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh


Total
Hubungan Pengaruh Pengaruh Total Keterangan
Variabel Langsung Tidak Pengaruh
Langsung
X-Y1 0,762 - 0,762 Signifikan
X-Y2 0,522 - 0,522 Signifikan
Y1-Y2 0,122 - 0,122 Tidak Signifikan
X-Y1-Y2 - 0,762 X 0,122 0,522+0,092
0,092 0,614
Sumber: Lampiran 8 (Data diolah, 2017)

Pengatuh total atau Total Efffect (ET) merupakan pengaruh keseluruhan dari

berbagai hubungan antara variabel. Agar mengetahui pengaruh total variabel City

Branding, City Image dan Keputusan Berkunjung dapat diketahui melalui

perhitungan berikut:

Total Efffect (ET) = PY2X1 + (PY1X1 × PY2X1)

= 0,522 + 0,092
= 0,614

Pengaruh total memperoleh hasil sebesar 0,614. Hal tersebut menunjukan

bahwa pengaruh total variabel City Branding terhadap Keputusan Berkunjung melalui

City Image adalah sebesar 0,614.

3. Ketepatan Model

Ketepatan model hipotesis penelitian diukur melalui hubungan koefisien

determinasi (R2) pada kedua persamaan. Model persamaan sub struktur I dengan

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,581 dan model persamaan sub struktur II dengan

koefisien determinasi (R2) sebesar 0,384. Dengan demikian hasil ketepatan model

adalah sebagai berikut:

R2 = 1 – (1 – R21) (1 – R21)

= 1 – (1 – 0,581) (1 – 0,384)

= 1 – (0,419) (0,616)

= 1 – 0,258

= 0,742 atau 74,2%

Hasil perhitungan ketepatan model sebesar 74,2%, hal ini menunjukan bahwa

kontribusi model untuk menjelaskan hubungan struktural dari ketiga variabel yang

diteliti sebesar 74,2% sisanya sebesar 25,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

terdapat dalam model penelitian ini.

4. Hubungan antar Jalur

Ketrangan model structural:


X Sebagai Variabel Exogenous (bebas) City Branding
Y1 Sebagai Variabel Moderator City Image
Y2 Sebagai Variabel Endogenous (terikat) Keputusan Berkunjung

City Image

(Y1)
0,762 0,122

City Keputusan
Branding Berkunjung
0,522 (Y2)
(X)

Gambar 6. Model jalur variabel City Branding, City Image dan Keputusan
Berkunjung.
Diagram hasil analisis jalur pada Gambar 5 mempunyai persamaan sebagai berikut:
a) Sub Struktur 1 : Y1 = 0,762 X

b) Sub Struktur 1 : Y2 = 0,522 X + 0,122 Y1

Gambar 5 menampilkan gambar hasil analisis jalur secara keseluruhan dalam

penelitian ini. Penelitian ini menghasilkan koefisien jalur antara variabel yang di

jelaskan pada Gambar 5. Pengaruh variabel City Branding terhadap City Image

menunjukan hasil yang berhubungan positif dan berpengaruh signifikan sebesar

0,762. Pengaruh variabel City Branding terhadap Keputusan Berkunjung menunjukan

hasil yang positif dan berpengaruh signifikan sebesar 0,552 sedangakan variabel City
Image terhadap Keputusan Berkunjung menunjukan hasil hubungan yang positif

tetapi tidak signifikan sebesar 0,122.

5. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari analisis deskriptif menunjukan bahwa dari 100 orang

responden pada penelitian ini, mayoritas berusia 18-≤ 23 tahun dan terdapat 58%

berjenis kelamin perempuan dan 42% berjenis laki-laki. Responden terbanyak berasal

dari Kota Malang degan pendidikan terakhir S1 yang sebagian besar masih berstatus

sebagai mahasiswa. Pendapatan atau uang saku per bulan yang dimiliki oleh

responden terbanyak dalam penelitian ini berkisar <Rp 1.000.000.

City Branding Hexagon Kota Wisata Batu


Presence
5
4.12
4
3
Prerequisites Place
3.68 2 4.07
1
0

3.74 3.77
People Potential

4.12
Pulse

Gambar 7 Mapping City Branding Hexagon Kota Wisata Batu

Respoden kebanyakan berpedapat bahwa Kota Wisata Batu sebagai tempat

tujuan wisata dilihat dari mean item sebesar 4,22. Saat ini Kota Wisata Batu terus
menggali potensi wisata yang ada di Kota Wisata Batu. Objek wisata yang semakin

banyak menjadikan Kota Wisata Batu sebagai tempat yang cocok untuk membangun

bisnis dilihat pada mean item 4,09. Mayoritas responden yang berdomisili di Kota

Malang yang memiliki iklim tidak jauh berbeda dengan iklim yang dimiliki Kota

Wisata Batu, membuat wisatawan merasa betah berkunjung ke Kota Wisata Batu dan

merasakan Kota Wisata Batu sebagai kota yang menyenangkan. Penduduk Kota

Wisata Batu yang ramah serta fasilitas umum yang dimiliki Kota Wisata Batu

mempunyai standar yang baik menjadikan salah satu alasan wisatawan untuk

mengunjungi Kota Wisata Batu.

Dari data yang disajian, mean indikator tertinggi dimiliki oleh presence dan

pulse sebesar 4,12. Kota Wisata Batu sudah lama menjadi kota tujuan wisata, tidak

hanya berwisata, wisatawan yang berkunjung mendapatkan ilmu pengetahuan baru

seperti pengetahuan tentang sejarah, bercocok tanam serta ilmu pengetahuan alam.

Hal tersebut adalah beberapa fasilitas yang dimiliki objek wisata yang ada di Kota

Wisata Batu. Selain itu, wisatawan merasa senang berada di Kota Wisata Batu karena

banyak hal menarik yang bisa didapatkan melalui event budaya yang sering diadakan

di Kota Wisata Batu.

Hasil penelitian mengenai pengaruh City Branding terhadap City Image dan

Keputusan Berkunjung memiliki tiga hasil hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini

yaitu: City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image, City Branding

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung dan City Image berpengaruh


tetapi tidak signifikan terhadap Keputusan Berkunjung. Berikut hasil uji dari ketiga

pengujian tersebut:

a) Pengaruh City Branding terhadap City Image

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel City Branding (X)

berpengaruh signifikan terhadap variabel City Image (Y1). Hasil penelitian ini

menjelaskan bahwa City Branding yang dilakukan oleh Kota Wisata Batu dapat

mempengaruhi City Image yang positif dimata wisatawan sejalan dengan pemikiran

Yananda dan Salamah (2014:40) mengemukakan bahwa sejalan dengan

perkembangan, manajemen citra kota atau lokasi dikelola dengan perangkat

pemasaran, perangkat branding belakangan dimanfaatkan terhadap citra kota sebagai

upaya terintegrasi untuk mengelola citra yang dimiliki. Caranya adalah dengan

mengoptimalkan identitas yang dimiliki kota demi meningkatkan daya saing yang

dimiliki kota tersebut. Menurut Asworth & Kavaratzis (2007) dalam Yananda dan

Salamah (2014: 55) memaparkan bahwa penerapan strategi branding pada kota

berawal dari asumsi bahwa individu memahami kota sebagaimana ia memahami

brand. Di benak individu lah kota menemukan bentuknya dalam presepsi dan citra

tentang kota tersebut.

Image suatu kota akan terbentuk dengan baik apabila semua unsur dalam City

Branding mampu dikombinasikan dengan baik. City Image Kota Wisata Batu akan

terbentuk dengan adanya City Branding yang terdiri dari kehadiran (presence)

dimana Kota Wisata Batu merupakan kota tujuan pariwisata yang memberikan ilmu
pengetahuan baru, dalam hal potensi (potential), Kota Wisata Batu memiliki potensi

untuk membangun bisnis serta mendapatkan pendidikan. Dalam hal tempat (place),

Kota Wisata Batu memiliki tata ruang yang menarik serta kondisi iklim yang baik,

semangat (pulse) dalam hal ini Kota Wisata Batu menyenangkan bagi wisatawan

dikarenakan sering mengadakan event sehingga wisatawan mendapatkan hal-hal yang

menarik di Kota Wisata Batu. Dalam Hal orang (people), Kota Wisata Batu memiliki

penduduk yang ramah sehingga wisatawan merasa aman berada di Kota Wisata Batu

dan dalam hal prasyarat (prerequisite) di Kota Wisata Batu memiliki fasilitas umum

(rumah sakit, transporasi, sekolah) yang mudah dijangkau serta mempunyai standar

yang baik. Kombinasi dari unsur-unsur City Branding tersebut memunculkan dalam

benak wisatawan Kota Wisata Batu sebagai kota tujuan pariwisata. Untuk

memperkuat dan mempertegas Kota Wisata Batu sebagai tujuan pariwisata,

pemerintah sering mengadakan event serta promosi guna menarik dan dikenal para

wisatawan untuk berkunjung ke Kota Wisata Batu.

Hasil ini memperkaya dengan penelitian dari Sulistyaningtyas (2016)

berdasarkan hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. variabel City

Branding terhadap variabel City Image mempunyai hasil signifikan dan hipotesis ini

diterima. Menurut hasil penelitian terdahulu Jannah (2014) menyatakan bahwa

variabel City Branding “ The Sunrise of Java” memiliki pengaruh terhadap City

Image Banyuwangi. Persamaan dengan penelitian Jannah dan Sulistyaningtyas

variabel City Branding memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel City

Image tetapi hal tersebut memiliki sedikit perbedaan dengan penelitian Jannah, di
mana dalam penelitiannya responden secara demografis lebih mendominasi adalah

penduduk asli kota Banyuwangi. Sedangkan penelitian ini responden secara

demografis berasal dari domisili yang beragam sehingga City Branding yang

dilakukan Kota Wisata Batu mampu menciptakan image positif bagi kota tersebut di

benak wisatawan melalui ilmu pengetahuan yang didapat wisatawan, kontribusi kota

di bidang bisnis, tata ruang kota yang menarik, hal-hal menarik yang didapat

wisatawan melalui event yang diadakan Kota Wisata Batu, penduduk kota Wisata

Batu yang ramah serta fasilitas umum yang mudah dijangkau.

b) Pengaruh City Branding terhadap Keputusan Berkunjung

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel City Branding (X)

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2). Hasil pengujian

tersebut mengartikan bahwa City Branding yang semakin baik akan meningkatkan

keputusan berkunjung. Dalam Keputusan Berkunjung terdapat destinasi wisata dan

suasana Kota menjadi pertimbangan, di sisi lain terdapat aspek yang mendorong

untuk mengujungi suatu tempat yang termasuk dalam indikator City Branding yaitu

pemerintah maupun pihak terkait menyediakan tempat yang layak untuk dikunjungi,

memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh Kota Wisata Batu baik potensi wisata,

ilmu pengetahuan, maupun budaya, sikap penduduk lokal yang ramah, adanya standar

fasilitas publik yang memadai merupakan salah satu hal menarik bagi wisatawan

untuk berkunjung ke Kota Wisata Batu.

Hasil penelitian ini mendukung dari teori menurut Anholt dalam jurnal

“Editorial Some Important Distinctions in Place Branding”(2005) memaparkan


bahwa negara, kota, dan daerah yang dapat dipromosikan, negara, kota, dan daerah

pasti memiliki brand dan brand tersebut akan mempengaruhi pandangan, keputusan,

dan sikap rekan, musuh, dan sekutu, pengunjung, investor, dan pelanggan. Anholt

(2008) menyatakan bahwa seseorang yang tinggal di suatu kota khusus atau memiliki

alasan untuk mengetahui banyak hal, misalnya memikirkan sedikit kualitas atau

atribut, janji, beberapa cerita dari kota tersebut. Simple, brand memiliki dampak yang

besar pada keputusan seseorang untuk mengunjungi kota, membeli produk atau

menggunakan jasa, melakukan bisnis di sana atau bahkan merelokasinya.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian terdahulu seperti yang dilakukan

oleh Malik (2016) menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel City

Branding terhadap Keputusan Berkunjung. Wandari (2014) juga menyatakan dalam

penelitiannya yang berjudul “Pengaruh City Branding “Shining Batu” terhadap City

Image dan Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kota Batu Tahun 2014” bahwa

terdapat pengaruh signifikan antara variabel city branding dan keputusan berkunjung.

Penelitian ini memiliki sedikit perbedaan dengan penelitian Wandari di mana

responden yang diteliti sebanyak 102 orang responden dengan teknik pengumpulan

data menggunakan teknik purposive sampling sedangkan dalam penelitian ini

responden yang diteliti sebanyak 100 orang responden dengan teknik pengumpulan

data mengunakan teknik kuota.

c) Pengaruh City Image terhadap Keputusan Berkunjung

Penelitian ini mereplikasi hasil penelitian Wandari (2014) menjelaskan bahwa

terdapat pengaruh antara variabel City Image terhadap variabel keputusan


berkunjung namun tidak signifikan. Hasil penelitian Wandari yang berjudul

“Pengaruh City Branding “Shining Batu” terhadap City Image dan Keputusan

Berkunjung Wisatawan ke Kota Batu Tahun 2014” bahwa hal ini terjadi dikarenakan

branding “Shining Batu” baru saja dilaunching pada bulan Mei 2013 sehingga

masyarakat luas belum memahami makna dari branding tersebut. Sehingga peneliti

tertarik untuk meneliti kembali mengenai pengaruh Branding Kota Wisata Batu

“Shining Batu” yang sudah lama diluncurkan memiliki pengaruh terhadap image dan

Keputusan Berkunjung wisatawan ke Kota Wisata Batu. Didukung dengan data

wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisasta Batu setiap tahunnya mengalami

peningkatan serta objek wisata yang terus bertambah dan penghargaan yang didapat

oleh Kota Wisata Batu tahun 2017 yaitu Anungrah Pangripta Nusantara 2017 dengan

kategori kota dengan perencanaan terbaik mejadi salah satu alasan peneliti

mereplikasi hasil penelitian Wandari 2013. Jannah (2014) “Pengaruh City Branding

dan City Image terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Banyuwangi” hasil

dari penelitian menunjukan bahwa City Image berpengaruh tetapi tidak signifikan

terhadap keputusan berkunjung. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel City

Image (Y1) memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan terhadap variabel Keputusan

Berkunjung (Y2).

Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa City Image Kota Wisata

Batu yang terbentuk melalui Branding “Shining Batu” berpengaruh tetapi tidak

signifikan terhadap wisatawan yang mengunjungi Kota Wisata Batu. Hal tersebut

karena sebagian besar responden dalam penelitian ini berasal dari wilayah Jawa
Timur, baik dari kalangan pelajar/mahasiswa maupun pekerja. Keterbatasan waktu

yang dimiliki oleh responden membuat responden lebih memilih Kota Wisata Batu

sebagai tujuan wisata. Dikarenakan jarak tempuh serta akses seperti sarana

transportasi dan jalan menuju tempat wisata yang ada di Kota Wisata Batu lebih

mudah dijangkau, serta jarak antara tempat wisata satu dengan yang lainnya relatif

berdekatan dibandingkan dengan destinasi wisata yang ada di kota lain. Misalnya,

wisata Gunung Bromo memiliki akses untuk menujunya memerlukan transportasi

khusus, jalan yang cukup sulit apabila mengunakan mobil pribadi. Serta jarak tempuh

yang cukup jauh antara tempat wisata yang lain di sekitar wisata Gunung Bromo.

Pantai Selatan yang ada di Kota Malang juga dirasa cukup menghabiskan banyak

waktu dikarenakan akses menuju pantai yang cukup jauh dan jarak antara pantai satu

dengan pantai yang lainnya berjauhan, apabila dibandingkan dengan tempat wisata

yang ada di Kota Wisata Batu yang beragam serta jarak antar wisata yang berdekatan

menjadikan Kota Wisata Batu sebagai Kota tujuan wisata.

Menurut Cooper dalam Astuti dan Ariani (2016) terdapat empat komponen

yang harus dimiliki oleh sebuah destinasi wisata antara lain yaitu atraksi (attraction),

fasilitas (Amenities), Aksesibilitas (acces), dan Ancillary. Dari hasil penelitian ini

lebih berfokus pada aksesibilitas Kota Wisata Batu. Pengertian aksesibilitas sendiri

yaitu tingkat kemudahan seorang wisatawan mencapai suatu objek wisata.

Aksesibilitas penting diperhatikan, mengingat aspek tersebut bisa memberikan

pengaruh yang besar bagi para wisatawan. Ada beberapa hal yang mempengaruhi

aksesibilitas suatu tempat adalah transportasi lokal dan tersedianya pelayanan


penyewaan mobil, kondisi jalan, jarak tempu dan waktu tempuh. Semakin baik

aksesibilitas suatu objek wisata, maka semakin banyak pula wisatawan yang

berkunjung.

Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian terdahulu menurut Wandari

(2014) menjelaskan bahwa terdapat pengaruh antara variabel City Image terhadap

variabel keputusan berkunjung namun tidak signifikan. Dalam Jannah (2014)

“Pengaruh City Branding dan City Image terhadap Keputusan Berkunjung

Wisatawan ke Banyuwangi” hasil dari penelitian menunjukan bahwa City Image

berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap keputusan berkunjung.

Penelitian ini sejalan dengan teori Yananda dan Salamah (2014:40). Sebuah

kota membutuhkan citra karena dua alasan, yaitu kota sebagai entitas politik dan

ekonomi. Sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, kota harus mampu membuat pelaku

bisnis dan investor masuk dan tertarik untuk perusahaan dan menanamkan modalnya.

Kota juga harus mampu menarik hati turis untuk datang dan berkunjung dan

membelanjakan uangnya. Sebagai sebuah entitas politik, kota wajib melakukan

diplomasi publik selain juga mendukung promosi produk yang dihasilkannya.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel City Branding,

City Image dan Keputusan Berkunjung. Pada penelitian ini variabel bebas yang

digunakan adalah variabel City Branding (X) dan variabel terikat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah variabel City Image (Y1) dan Keputusan Pembelian (Y2).

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, hasil pengujian hipotesis

yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dari penelitian yang dilakukan

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa variabel

City Branding berpengaruh signifikan terhadap City Image, dengan demikian

hipotesis yang menyatakan bahwa City Branding (X) berpengaruh signifikan

terhadap City Image (Y1) dapat diterima.

2) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa variabel

City Branding berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung,

dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa variabel City Branding (X)

berpengaruh signifikan terhadap variabel Keputusan Berkunjung (Y2) dapat

diterima.
3) Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa City Image

berpengaruh tetapi tidak signifikan terhadap Keputusan Berkunjung dengan

demikian hipotesis yang menyatakan bahwa City Image (Y1) berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) ditolak.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran

yang diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan bagi suatu kota maupun bagi

pihak-pihak yang lainnya. Adapun saran yang diberikan sebagai berikut :

1) Saran untuk Kota Wisata Batu

Diharapkan kota dapat mengimbangi pesatnya perkembangan teknologi

komunikasi, khususnya pada aktivitas promosi atau sosialisasi kepada wisatawan di

dunia maya. Hal ini penting, mengingat segala informasi sangat cepat tersebar tanpa

mengenal ruang dan waktu dalam dunia maya, sehingga Image yang terbentuk dari

branding kota akan mudah dikenal maupun dipahami oleh banyak orang secara cepat.

Di samping itu, pola hubungan antara pihak-pihak yang berkaitan seperti pemerintah

Kota Wisata dengan masyarakat Kota Wisata Batu juga sangat penting untuk

diperhatikan, mengingat masih banyaknya tempat wisata yang masih dikelola oleh

masyarakat setempat tanpa campur tangan pemerintah Kota Wisata Batu menjadikan

infrastruktur menuju tempat wisata kurang baik. Hal tersebut bisa berdampak pada

image Kota Wisata Batu sebagai kota wisata, kota pertanian serta kota pendidikan

yang berpengaruh pada keputusan berkunjung ke Kota Wisata Batu.

2) Saran untuk Peneliti Selanjutnya


Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat mengembangkan pengaruh

masing-masing indikator dari salah satu variabel, atau melakukan penelitian dengan

variabel yang berbeda, sangat dianjurkan untuk melakukan penelitian dengan

variabel-variabel yang berkaitan dengan branding kota, dikarenakan branding suatu

kota juga menjadi sesuatu yang penting dalam mempengaruhi image kota dan

keputusan berkunjung ke suatu kota. Penelitian tentang City Branding, City Image

dan Keputusan Berkunjung dengan objek penelitian yang berbeda juga sangat

disarankan untuk memperkaya studi.


DAFTAR PUSTAKA

Anholt, Simon . 2005. Editorial Some Important Distinctions in Place Branding.


Journal Place Branding. Volume. 1, No. 2, pp. 116-121.

. 2008. The Anholt-GMI City Brands Index How the World Sees
the World’s Cities. Journal Place Branding. Volume. 2, No. 1, pp. 18-31.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Astuti, Tri Marhanani dan Any Ariani Noor. 2016. Daya Tarik Morotai Sebagai
Destinasi Wisata Sejarah dan Bahari. Jurnal Kepariwisataan Indonesia.
Volume. 11, No.1, Hlm. 1907-9419

Chaerani, Ratu Y.2011.Pengaruh City Branding Terhadap City Image Pada


Pencitraan Kota Solo”The Spirit Of Java”.Universitas Sultan Agung
Tirtayasa.

Churchill, Gilbert A. 2001. Dasar-Dasar Riset Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Hernandez, Jaime and Garcia. 2013. Slum tourism, city branding and social
urbanism: the case of Medellin, Colombia. Journal of Place Management
and Development. Volume. 6, No. 1, pp. 43-51.

Hidayatullah, Syarif. 2015. Cara Mudah Menguasai Statistik Deskriptif. Jakarta:


Salemba Teknika.

Hurriyati, Ratih. 2015. An Analysis of Place Branding TO Enhance the Image of


Bandung City and its Implication toward the Decisions to Visit Tourism
Destination. Jurnal Pendidikan Sains dan Kemanusiaan. Volume. 8, No.
1, pp. 99-114.

Jannah, Bidriatul. 2014. Pengaruh City Branding dan City Image terhadap
Keputusan Berkunjung Wisata ke Banyuwangi. Jurnal Aministrasi Bisnis
(JAB). Volume. 17, No.1, Hlm. 1-7.

101
Kotler, Philip. 1993. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian. Alih bahasa : oleh Adi Zakaria Afiff.
Edisi Tujuh. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
th
Kotler, Philip. and Kevin Lane Keller. 2006. Marketing Management 12 .
Edition Person International Edition. New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip. dan Gary Armstrong. 2008. Prinsip – Prinsip Pemasaran. Ahli
bahasa: oleh Bob Sabran, M.M. Edisi 12. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. dan Kevin Lane Keller.2009. Manajemen Pemasaran. Alih bahasa:
oleh Bob Sabran, M.M. Edisi Ketiga Belas. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Lupiyoadi, Ikhsan. 2015. Praktikum Metode Riset Bisnis. Jilid 1. Jakarta :


Salemba Empat.

Lynch, Kevin. 1960. The Image of the City. Cambridge: The M.I.T Press.

Malhotra, Naresh K and Mark Peterson. 2006. Basic Marketing Research:


Decision Making Approach. New Jersey: Pearson Education Inc.

Malik, Moh. Ibrahim. 2016. Pengaruh City Branding “The Soul of Madura” dan
Motivasi Wisatawan terhadap Keputusan Berkunjung ke Kabupaten
Sumenep. Jurnal Aministrasi Bisnis(JAB). Volume. 37, No.1, Hlm. 73-79.

Pardede, Ratlan dan Renhard Manurung.2014. Analisis Jalur, Path Analysis,


Teori dan Aplikasi dalam Riset Bisnis.Jakarta : Rhineka Cipta.

Prasetyo, Bambang Dwi. 2012. Modul Bahan Ajar UB Distance Learning


Strategic Branding. Malang: Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial
dan Politik Universitas Brawijaya.

Ramadhan, Abdurrahman Hikmah. 2015. Pengaruh City Branding terhadap Minat


Berkunjung serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung (Survei pada
Wisatawan Kota Surabaya 2015). Jurnal Aministrasi Bisnis(JAB).
Volume. 28, No.1, Hlm. 1-7.

Sanusi, Anwar. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat.

Sardin. 2014. Konsep, Populasi dan Sampling serta Perhitungan Varians.


Surabaya : Tanpa Penerbit.
Sarwono, Jonathan. 2002. Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif
(Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Shaked Gilboa, Eungene D. Jaffe, Donata Vianelli, Alberto Pastore, Ram


Herstein. 2015. Cities. Journal Elsevier Ltd. All Right Seived. Volume.
44, pp. 50-59.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (Ed). 2006. Metode Penelitian Survai.
LP3ES: Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

. 2011. Metode Peneitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


CV. Alfabeta.

Sulistyaningtyas, Wiwied. 2016. Pengaruh City Branding terhadap City Image


serta Dampaknya pada Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kota
Malang. Jurnal Aministrasi Bisnis(JAB). Volume. 39, No.1, Hlm. 125-
129.

Supranto. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Edisi ke-enam. Jakarta: Erlangga

Swasta, Basu dan T. Hani Handoko. 2012. Manajemen Pemasaran Analisis


Perilaku Konsumen. Ctakan ke lima. Yogyakarta: DBFE-Yogyakarta.

Vary, Arpad Papp. 2011. The Anholt-Gmi City Branding Hexagon and the
Saffron European City Brand Barometer: A Comparative Study. Journal
Regional and Business Studies. Valume. 3, No.1, pp. 555-562.

Wandari, Lita Ayu. 2014. Pengaruh City Branding “Shining Batu” terhadap City
Image dan Keputusan Berkunjung Wisata ke Kota Batu Tahun 2014.
Jurnal Aministrasi Bisnis (JAB). Volume. 16, No.1, Hlm. 1-6.

Yananda, M. Rahmat dan Ummi Salamah. 2014. Branding Tempat; Membangun


Kota, Kabupaten, dan Provinsi Berbasis Identitas. Jakarta: Makna
Informasi.
Zikmund, William G. dan Barry J Babin. 2013. Menjelajahi Riset Pemasaran.
Alih bahasa oleh : Diana Angelica dan Hirson Kurnia. Edisi Kesepuluh.
Buku 2.Jakarta : Salemba Empat.

Zulganef. 2013. Metode Penelitian Sosial & Bisnis. Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

Websites:

Jakarta, Sindonews.com. 17 Agustus 2017.


https://ekbis.sindonews.com/read/1231216/34/kontribusi-pertumbuhan-
pariwisata-di-sektor-ekonomi-terbesar-dan-tercepat-1502940648,diakses
pada tanggal 7 Juni 2017.

Jakarta, Kompas.com. 02 April 2014.


http://travel.kompas.com/read/2014/02/04/0927583/Tahun.2014.Sektor.Pa
riwisata.Makin.Cerah, diakses pada 7 Juni 2017.

Malang, radarmalang.jawapos.com. 21 April 2017.


http://radarmalang.jawapos.com/read/2017/04/21/3839/pemkot-batu-terus-
gencar-promosikan-wisata-budaya, diakses pada tanggal 7 Juni 201
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian No. Responden

KUESIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Saya Amellia Fatimatus Saputri mahasiswa Administrasi Bisnis, Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya sedang melakukan penelitian guna
menyelesaikan tugas akhir (skripsi), berjudul “Pengaruh City Branding
terhadap City Image dan Keputusan Berkunjung (Survei pada Wisatawan
yang Berkunjung ke Kota Wisata Batu)”. Arti city branding sendiri adalah
proses membentuk merek dari suatu kota dengan tujuan untuk memperkenalkan
sekaligus untuk menonjolkan ciri khas kota melalui slogan maupun tagline yang
berbeda dengan kota lainnya. Slogan yang bertajuk “Shining Batu” atau dalam
Bahasa Indonesia memiliki arti “Batu Bersinar”, adapun makna yang terkandung
dalam slogan tersebut yaitu:
1. Kota Wisata Batu atu adalah daerah yang nyaman, aman, tentram dan
makmur.
2. Kota Wisata Batu adalah daerah yang gemah ripah loh jinawi secara
ekonomi dan memiliki jiwa kebersamaan yang tinggi antar warga.
3. Kota Wisata Batu memiliki hubungan harmonis antar warga serta
relationship yang kuat antar stakeholder.
4. “Shining Batu” merupakan gabungan dari tiga citra Kota Wisata Batu,
yaitu pariwisata, pertanian dan pendidikan.
5. Tiga garis dengan warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda: garis
lengkung berwarna biru menggambarkan representasi hubungan vertikal
manusia kepada Tuhan; garis lengkung berwarna merah-orange
menggambarkan hubungan horizon atar sesama manusia; garis lengkung
berwarna hijau menggambarkan hubungan manusia kepada sesama
mahluk ciptaan Tuhan;
6. Tiga garis tersebut saling bersinergi membentuk bintang yang merupakan
gambaran Kota Wisata Batu merupakan kota impian.
Mohon kesediaan Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk mengisi kuisioner dengan
lengkap dan sesuai dengan petunjuk pengisian. Atas bantuan, kesediaan waktu
dan kerjasama Bapak/ Ibu/ Saudara/i saya mengucapkan terimakasih.
Mengetahui, Malang, 26 Juli 2017
Ketua Pembimbing Anggota Pembimbing Peneliti

Prof. Drs. Achmad Fauzi DH, MA. Ari Irawan, SE, MM Amellia Fatimatus Saputri
NIPK. 20161145081511001 NIP. 201304821311001 NIM. 135030201111071

108
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk: Berilah tanda checklist (√) pada tempat yang telah disediakan sesuai
dengan data diri saudara/i.
1. Usia :__________________________________________tahun.
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan:
3. Darimana Bapak/ Ibu/ Saudara/i berasal?
Kota/Kabupaten_________________________________________________

4. Pendidikan terakhir: SD S1
SMP S2
SMA Lain-lain(tolongdisebutkan)___

5. Status : PNS Pelajar/Mahasiswa


Pegawai Swasta Ibu Rumah Tangga
TNI/POLRI Wirausaha
Lain-lain (tolong disebutkan)____________________

6. Pendapatan/ Uang Saku rata-rata perbulan :


< Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 – <Rp 2.000.000
Rp 1.000.000 – <Rp 1.500.000 ≥Rp 2.000.000
KUISIONER
Petunjuk: Bapak/ Ibu/ Saudara/i diminta untuk memberi tanggapan terhadap
pernyataan-pernyataan di bawah ini sesuai dengan persepsi Saudari/i
dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom pilihan jawaban.

Keterangan:

SS : Sangat Setuju S : Setuju STS :


Sangat Tidak Setuju

1. City branding

N Pernyataan ST T R S S
o. S S S
Presence (Kehadiran)
1. Kota Wisata Batu merupakan kota tujuan pariwisata.
2. Saya mendapatkan ilmu pengetahuan baru setelah
berkunjung ke Kota Wisata Batu.
Potential (Potensi)
3. Kota Wisata Batu cocok sebagai tempat untuk
membangun bisnis.
4. Kota Wisata Batu merupakan tempat yang baik
untuk mendapatkan pendidikan.
Place (Tempat)
5. Kota Wisata Batu memiliki tata ruang yang
menarik.
6. Kondisi iklim Kota Wisata Batu membuat saya
betah.
Pulse (Semangat)
7. Kota Wisata Batu menyenangkan bagi wisatawan.
8. Saya mendapatkan hal yang menarik di Kota Wisata
Batu melalui event yang diadakan.
People (Orang)
9. Penduduk Kota Wisata Batu ramah.
10 Saya merasa aman berada di Kota Wisata Batu.
.
Prerequisite (Prasyarat)
11 Fasilitas umum (rumah sakit, transportasi, sekolah)
. Kota Wisata Batu mudah untuk dijangkau.
12 Fasilitas umum Kota Wisata Batu mempunyai
. standar yang baik.
2. City image
No. Pernyataan STS TS R S SS
Kognitif
1. Ketika mendengar slogan “Shining Batu” saya
langsung mengingat Kota Wisata Batu.
2. Slogan “Shining Batu” mencerminkan Kota
Wisata Batu sebagai Kota Wisata.
Afektif
3. Slogan “Shining Batu” mencerminkan tempat
yang nyaman.
4. Saya meyakini Kota Wisata Batu dengan
slogannya”Shining Batu” memiliki daya tarik
objek wisata untuk dikunjungi.
Evaluatife
5. City branding Kota Wisata Batu dengan
slogannya “Shining Batu” sesuai dengan harapan
saya, ketika berada di Kota Wisata Batu.
6. City branding Kota Wisata Batu “Shining Batu”
sesuai dengan citra kota yang memiliki potensi
wisata.
Behavioral
7. Kota Wisata Batu merupakan tempat yang
berkualitas sebagai tujuan wisata.
8. Kota Wisata Batu merupakan tempat yang ideal
sebagai tempat tinggal.

3. Keputusan Berkunjung

Struktur Keputusan Berkunjung


1. Destinasi wisata yang ada menjadi pertimbangan
saya dalam memutuskan untuk berkunjung ke Kota
Wisata Batu.
2. Suasana Kota di Wisata Batu menjadi pertimbangan
saya dalam memutuskan untuk berkunjung ke Kota
Wisata Batu.
Batu,…………...2017

(…………………….....)
Nama lengkap
Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 3 Tabulasi Skor Jawaban Responden
Keputusan
City Branding (X) City Image (Y1)
No. Berkunjung (Y2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total 1 2 3 4 1 2 3 4 Total 1 2 Total
1 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 52 5 5 5 5 4 4 4 4 36 4 5 9
2 5 4 4 2 4 5 4 2 2 4 2 4 42 4 5 4 4 4 4 4 1 30 4 4 8
3 5 5 4 2 5 5 5 4 5 5 5 5 55 4 5 5 5 5 4 4 5 37 4 5 9
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 55 5 5 5 5 4 5 5 4 38 5 4 9
6 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
7 5 4 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 52 4 4 5 5 4 4 5 4 35 4 5 9
8 5 2 4 3 4 5 4 3 4 3 4 4 45 5 5 3 4 4 4 4 3 32 4 4 8
9 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 53 4 5 4 4 4 5 4 4 34 5 4 9
10 4 4 5 4 4 4 5 4 3 3 3 4 47 4 3 3 3 3 3 5 4 28 4 4 8
11 1 4 1 4 1 1 1 5 2 2 2 4 28 4 4 4 4 4 4 1 2 27 2 1 3
12 4 2 2 4 4 5 4 2 4 3 4 3 41 2 2 2 2 2 2 4 4 20 4 4 8
13 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 53 4 4 4 5 5 4 4 5 35 4 4 8
14 5 5 5 2 5 4 5 2 5 2 2 4 46 5 5 4 4 4 5 5 4 36 5 4 9
15 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 56 5 2 4 4 4 4 5 5 33 5 5 10
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
17 4 4 5 2 2 4 5 2 4 2 2 4 40 4 4 4 5 4 4 4 2 31 5 5 10
18 2 2 1 4 2 2 2 2 2 2 4 2 27 4 2 2 2 2 2 2 2 18 2 1 3
19 5 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 45 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 8
20 4 5 4 4 5 2 4 4 5 4 4 4 49 2 4 2 4 4 4 4 5 29 4 4 8

113
Lanjutan Lampiran 3 Tabulasi Skor Jawaban Responden

21 3 3 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 40 2 3 3 4 3 3 3 4 25 4 4 8
22 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 50 5 5 4 4 4 4 4 4 34 4 4 8
23 4 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 54 5 5 4 5 5 4 4 4 36 4 5 9
24 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 55 4 5 5 4 5 5 4 5 37 4 5 9
25 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 55 4 5 5 4 5 5 4 5 37 4 5 9
26 5 4 5 2 4 5 5 4 5 5 3 4 51 5 4 3 4 4 5 5 5 35 5 5 10
27 5 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 48 4 3 3 3 4 4 4 3 28 4 5 9
28 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 49 5 5 4 4 4 3 4 4 33 5 4 9
29 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 5 54 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 10
30 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 55 4 5 5 4 4 4 5 4 35 4 5 9
31 5 4 5 2 4 4 4 3 4 4 4 5 48 5 5 5 3 3 4 5 3 33 5 5 10
32 4 3 3 3 4 4 5 3 3 3 3 3 41 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 10
33 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
34 4 3 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 46 4 4 3 4 3 4 4 3 29 4 4 8
35 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 42 4 4 4 4 4 4 3 3 30 2 3 5
36 5 3 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 48 3 3 4 4 4 4 4 3 29 4 4 8
37 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
38 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 45 4 3 4 4 4 3 3 4 29 3 4 7
39 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
40 5 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 43 4 4 4 4 4 4 3 3 30 3 4 7
41 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 56 4 4 4 4 4 4 4 5 33 5 5 10
42 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 53 4 5 5 5 4 4 5 5 37 4 4 8

114
43 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 49 4 4 4 4 4 4 5 5 34 5 4 9
Lanjutan Lampiran 3 Tabulasi Skor Jawaban Responden

44 5 4 5 4 4 5 5 3 4 4 4 5 52 5 5 4 4 4 4 4 5 35 5 5 10
45 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 3 3 50 5 5 4 4 4 4 4 3 33 4 4 8
46 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 47 5 5 4 4 4 4 4 4 34 5 4 9
47 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 55 5 5 5 5 4 5 5 4 38 5 4 9
48 5 3 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2 33 3 2 2 3 2 2 4 4 22 3 3 6
49 4 4 5 2 4 4 5 4 3 4 3 4 46 4 4 4 5 4 5 4 3 33 5 5 10
50 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
51 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
52 4 3 4 3 2 4 4 4 4 2 1 2 37 2 2 2 2 2 2 3 3 18 3 4 7
53 5 4 5 3 5 5 5 3 3 4 4 4 50 2 2 3 4 4 4 5 4 28 5 5 10
54 4 4 4 3 4 4 5 4 3 3 3 4 45 3 4 4 4 4 5 4 3 31 4 5 9
55 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 10
56 4 2 5 3 5 5 5 5 4 3 5 5 51 5 3 4 3 4 4 3 4 30 4 5 9
57 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 48 5 4 4 4 4 4 4 2 31 4 3 7
58 5 4 2 5 2 4 5 5 4 2 4 4 46 5 5 4 4 4 4 4 4 34 5 4 9
59 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 46 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
60 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 35 4 2 2 3 3 3 4 3 24 4 3 7
61 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 45 4 3 3 3 4 4 4 3 28 3 3 6
62 5 3 5 4 5 5 5 5 3 3 1 2 46 4 3 3 3 3 4 4 4 28 5 5 10
63 4 4 4 3 4 2 4 3 4 5 4 4 45 4 4 2 4 4 4 5 2 29 4 4 8
64 4 4 4 4 2 4 3 4 3 2 1 2 37 2 2 4 3 4 4 4 4 27 4 4 8
65 4 4 5 4 5 5 5 3 3 4 5 4 51 4 4 4 4 4 4 4 5 33 4 5 9

115
LanjutanLampiran 3 Tabulasi Skor Jawaban Responden

66 4 3 4 2 3 4 5 4 3 3 2 3 40 4 3 3 4 2 3 4 3 26 4 3 7
67 5 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 46 5 4 5 5 4 4 5 5 37 4 4 8
68 4 4 5 4 2 2 4 4 3 2 3 4 41 3 4 3 4 4 2 4 5 29 4 2 6
69 4 4 4 2 3 2 4 3 5 3 2 4 40 3 3 3 3 2 2 4 4 24 5 5 10
70 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 51 5 5 5 5 4 4 5 3 36 4 4 8
71 5 3 5 4 3 3 4 3 3 3 3 3 42 3 4 3 3 4 5 5 5 32 5 5 10
72 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 3 42 4 4 4 3 3 4 4 2 28 4 4 8
73 4 3 4 3 4 5 4 3 2 3 2 3 40 5 4 3 4 3 4 5 5 33 5 5 10
74 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 58 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 10
75 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 58 5 5 4 5 3 5 5 5 37 5 5 10
76 4 3 4 2 3 4 5 4 3 3 2 3 40 4 3 3 4 2 3 4 3 26 4 3 7
77 5 5 5 3 4 5 5 4 3 3 4 4 50 5 5 5 4 4 4 3 3 33 4 5 9
78 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 50 4 4 5 4 4 4 4 4 33 5 5 10
79 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 4 3 52 5 3 3 4 4 4 4 4 31 5 5 10
80 5 3 4 3 5 5 5 4 4 3 3 4 48 3 4 4 4 4 4 5 3 31 4 5 9
81 4 3 4 4 5 5 5 5 4 4 3 4 50 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 5 10
82 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 52 4 5 4 4 4 4 4 5 34 4 4 8
83 5 4 5 2 4 5 5 3 3 4 4 4 48 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 10
84 5 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 43 4 2 3 3 3 3 4 4 26 4 4 8
85 5 4 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 55 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 10
86 5 4 4 3 5 5 5 3 3 4 3 4 48 5 3 2 2 2 3 5 4 26 5 5 10

116
87 5 3 2 2 4 5 5 4 4 4 4 4 46 3 3 4 4 4 4 4 4 30 5 5 10
Lanjutan Lampiran 3 Tabulasi Skor Jawaban Responden

88 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 45 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
89 5 3 5 4 4 2 4 4 4 3 3 4 45 4 4 4 4 4 4 5 3 32 4 4 8
90 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 49 5 5 4 4 4 4 4 3 33 4 4 8
91 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 57 4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 8
92 5 4 3 2 2 2 4 3 3 2 2 2 34 5 4 2 2 4 4 4 2 27 5 2 7
93 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 47 4 4 4 4 4 4 4 4 32 5 4 9
94 5 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 52 5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 10
95 4 3 4 3 5 3 4 3 4 4 4 4 45 5 4 4 4 4 5 4 3 33 4 4 8
96 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 4 4 4 4 4 4 5 4 33 4 4 8
97 5 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 43 4 4 4 4 4 3 4 3 30 4 4 8
98 5 4 4 3 4 5 5 4 3 3 3 4 47 3 4 3 4 4 5 5 4 32 4 4 8
99 5 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 47 4 4 4 4 4 4 5 3 32 4 4 8
100 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49 5 4 4 4 4 4 4 4 33 4 4 8

117
Lampiran 4 Tabulasi Identitas Responden

No. Nama Domisili Usia Jenis Status Jenjang Pendapatan/Uang Tempat Pengambilan
Responden Kelamin Pendidikan Saku per Bulan Sampel
1 Katon Renda Kediri 22 Pria Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Selecta
2 Yunita Ratna Purworejo 30 Wanita Wirausaha S1 1.000.000 - 1.500.000 Selecta
3 Rizky K. Bekasi 22 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Selecta
4 Cleva A. A. Lamongan 22 Wanita Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Selecta
5 Pardan Dwi Mojokerto 23 Pria Wirausaha SMA <2.000.0000 Selecta
6 Lutfy W. H. Bondowoso 23 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Selecta
7 Dimas A. S. Jombang 30 Pria BUMN S1 <2.000.0000 Selecta
8 Yuni Aprilia Banyuwangi 20 Wanita Pelajar/Mahasiswa S1 <2.000.0000 Selecta
9 Albar Banten 21 Pria Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Selecta
10 Dilla Selfiana Lamongan 26 Wanita Pegawai Swasta S1 1.000.000 - 1.500.000 Selecta
11 Meiko Jogja 22 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS
12 Wahyu Candra Mojokerto 42 Pria Buruh S1 1.000.000 - 1.500.000 BNS
13 Triandika Pasuruan 22 Wanita Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS
14 Bayu Rakka S. Surabaya 22 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS
15 Niko A. Ngawi 22 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS
16 Ika Erina Jogja 22 Wanita Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 BNS
17 Tiffani C. K. Banjarmasin 22 Wanita Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 BNS
18 Muhammad R. Banten 23 Pria Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS

118
Lanjutan Lampiran 4 Tabulasi Identitas Responden

19 Siti Nur A. Lumajang 23 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS


20 Triyanto Jogja 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 BNS
21 Muhammad F. Jogja 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 1.500.000 - 2.000.000 JATIMPARK 1
22 Riza khoirum Banyuwangi 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 JATIMPARK 1
23 Alfarisi Mataram 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 JATIMPARK 1
24 dinda maya Malang 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 JATIMPARK 1
25 Mia Ikawati Kediri 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 JATIMPARK 1
26 Savira A. Malang 23 Perempuan Cpns D3 <1.000.000 JATIMPARK 1
27 Kusumayani Banjarmasin 24 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 JATIMPARK 1
28 Dewi A. Gersik 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 JATIMPARK 1
29 Dina N. Jombang 25 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S2 <1.000.000 JATIMPARK 1
30 Nurul Abidin Banjarmasin 23 Laki – Laki Pegawai Swasta SMA <2.000.0000 JATIMPARK 1
31 Kumala Mahda Lumajang 25 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
32 Andina Bakti Lumajang 42 Perempuan Pegawai Swasta S1 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
33 Arfidan Bayu Mojokerto 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Musium Angkut
34 Nawira Lumajang 32 Perempuan IRT S1 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
35 Bella Martha Lumajang 23 Perempuan Pegawai Swasta S1 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
36 Bunga Santika Lumajang 22 Perempuan Pegawai Swasta S1 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
37 Muchamad A. Lumajang 26 Laki – Laki Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Musium Angkut
38 Farah Diti Lumajang 23 Perempuan Pegawai Swasta SMA 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut

119
39 Wiana W Ponorogo 24 Perempuan Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Musium Angkut
Lanjutan Lampiran 4 Tabulasi Identitas Responden

40 Tri Saksono Ngawi 54 Laki – Laki Kuli SMA 1.000.000 - 1.500.000 Musium Angkut
41 Bimo Satrio Bandung 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Alun-Alun KWB
42 Ratih Triretno Malang 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Alun-Alun KWB
43 Anggi Kumala Lamongan 54 Perempuan PNS S1 1.000.000 - 1.500.000 Alun-Alun KWB
44 Lelita M. Jombang 25 Perempuan Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Alun-Alun KWB
45 Fanizar H. Jombang 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Alun-Alun KWB
46 Faris Hunam Banyuwangi 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Alun-Alun KWB
47 Agung Dwi Mojokerto 23 Laki – Laki Wirausaha SMA <2.000.0000 Alun-Alun KWB
48 Sri Safri Mataram 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Alun-Alun KWB
49 Astika R. Banjarmasin 24 Perempuan Wirausaha S1 <1.000.000 Alun-Alun KWB
50 Zulfa R. Bandung 18 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Alun-Alun KWB
51 Izza Banjarmasin 23 Perempuan Pegawai Swasta S1 1.500.000 - 2.000.000 Paralayang
52 Hasna A. Jogja 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Paralayang
53 Adam B Jogja 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Paralayang
54 H.Akbar Malang 53 Laki – Laki Wirausaha S1 1.500.000 - 2.000.000 Paralayang
55 Yussi Ika Malang 23 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Paralayang
56 Adytia W. Probolinggo 35 Laki – Laki Wirausaha S1 <2.000.0000 Paralayang
57 Choiriya tri Malang 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Paralayang
58 Neti A. Bondowoso 54 Perempuan PNS S2 <2.000.0000 Paralayang
59 Ega Ainul M. Pamekasan 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Paralayang

120
60 Abdul Kadir Malang 21 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 1.500.000 - 2.000.000 Paralayang
Lanjutan Lampiran 4 Tabulasi Identitas Responden

61 Reiga O. P. Malang 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais


62 Galuh N. Malang 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais
63 Alfin F. Bandung 21 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais
64 Amalia Santi Jogja 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Coban Rais
65 Rendi Ari S. Jogja 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais
66 Pratiwi Putri Pamekasan 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais
67 Neng Windy Banjarmasin 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Coban Rais
68 Bahtyar Pasuruan 21 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Coban Rais
69 Candra Pasuruan 21 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Coban Rais
70 Ahmad S. Malang 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa d3 1.000.000 - 1.500.000 Coban Rais
71 Indra Nikola Mojokerto 21 Laki – Laki Mahasiswa SMA <1.000.000 Warung Wareg
72 Dita Putri Malang 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Warung Wareg
73 Gian Eka A. Bandung 22 Laki – Laki Bujangan S1 <1.000.000 Warung Wareg
74 Afrianty S. Surabaya 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA 1.500.000 - 2.000.000 Warung Wareg
75 Aris Dwi Pasuruan 24 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Warung Wareg
76 Pratiwi P. Pasuruan 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Warung Wareg
77 Ade Rio M. Jombang 22 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa S1 <2.000.0000 Warung Wareg
78 Lilis Mulyani Mojokerto 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Warung Wareg
79 Naji Fitriyah Lumajang 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Warung Wareg
80 Ziyan A. Pamekasan 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Warung Wareg

121
81 Ani Rizkiyah Pamekasan 22 Perempuan Pegawai Swasta D3 <2.000.0000 Warung Sate Kelinci
Lanjutan Lampiran 4 Tabulasi Identitas Responden

82 Ibnu K. Banyuwangi 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Warung Sate Kelinci
83 Erika Martha Malang 23 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Warung Sate Kelinci
84 Mia F. Kediri 23 Perempuan Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Warung Sate Kelinci
85 Kharisma Nur Malang 23 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Warung Sate Kelinci
86 Anggara D. GERSIK 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Warung Sate Kelinci
87 Rian F. Surabaya 23 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA 1.000.000 - 1.500.000 Warung Sate Kelinci
88 Anggita D. Bandung 23 Perempuan Wirausaha S1 <2.000.0000 Warung Sate Kelinci
89 Yunida GERSIK 23 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Warung Sate Kelinci
90 Awanda R. Surabaya 21 Perempuan Pegawai BUMN S1 <2.000.0000 Warung Sate Kelinci
91 Fitri N. Gersik 23 Perempuan Pegawai Swasta SMA <2.000.0000 Ria Djenaka
92 Bela Ashari Gersik 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA 1.500.000 - 2.000.000 Ria Djenaka
93 Dwi Novita Surabaya 21 Perempuan Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Ria Djenaka
94 Jaenuri S. Pamekasan 24 Laki – Laki Pelajar/Mahasiswa SMA <1.000.000 Ria Djenaka
95 Mutmainah Gersik 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 <1.000.000 Ria Djenaka
96 Sherin F. Ngawi 22 Perempuan Pelajar/Mahasiswa S1 1.000.000 - 1.500.000 Ria Djenaka
97 Yoga Cipta Surabaya 24 Laki – Laki Pegawai Swasta S1 <2.000.0000 Ria Djenaka
98 Dwi Ariani Surabaya 20 Perempuan IRT SMA <2.000.0000 Ria Djenaka
99 Fany Gusti Bondowoso 28 Laki – Laki Wirausaha S1 <2.000.0000 Ria Djenaka
100 Anggun Suci Malang 21 Perempuan Pegawai Swasta S1 1.000.000 - 1.500.000 Ria Djenaka

122
Lampiran 5 Hasil Distribusi Frekuensi Gambaran Umum Responden

1) Berdasarkan Usia

USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 18 - ≤ 23 78 78.0 78.0 78.0

24 - ≤ 29 13 13.0 13.0 91.0

30 - ≤ 35 4 4.0 4.0 95.0


42- ≤ 47 2 2.0 2.0 97.0

54 - ≤ 59 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

2) Berdasarkan Jenis Kelamin

JENISKELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid LAKI-LAKI 42 42.0 42.0 42.0

PEREMPUAN 58 58.0 58.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

3) Berdasarkan Domisili

DOMISILI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid KEDIRI 3 3.0 3.0 3.0

PURWOREJO 1 1.0 1.0 4.0

BEKASI 1 1.0 1.0 5.0

LUMAJANG 1 1.0 1.0 6.0

MOJOKERTO 6 6.0 6.0 12.0

BONDOWOSO 3 3.0 3.0 15.0


JOMBANG 5 5.0 5.0 20.0
BANYUWANGI 4 4.0 4.0 24.0

BANJARMASIN 6 6.0 6.0 30.0

LUMAJANG 11 11.0 11.0 41.0

GERSIK 6 6.0 6.0 47.0

PASURUAN 5 5.0 5.0 52.0

SBY 7 7.0 7.0 59.0

NGAWI 3 3.0 3.0 62.0

JOGJA 8 8.0 8.0 70.0

BANDUNG 5 5.0 5.0 75.0

MALANG 13 13.0 13.0 88.0

PONOROGO 1 1.0 1.0 89.0

MATARAM 2 2.0 2.0 91.0

PROBOLINGGO 2 2.0 2.0 93.0

BANTEN 2 2.0 2.0 95.0

PAMEKASAN 5 5.0 5.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

4) Berdasarkan Pendidikan Terakhir

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SMA 46 46.0 46.0 46.0

S1 49 49.0 49.0 95.0

S2 2 2.0 2.0 97.0

LAIN-LAIN 3 3.0 3.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

5) Berdasarkan Status
STATUS

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PNS 4 4.0 4.0 4.0
PEGAWAI SWASTA 15 15.0 15.0 19.0

PELAJAR MAHASISWA 67 67.0 67.0 86.0

IRT 2 2.0 2.0 88.0

WIRAUSAHA 8 8.0 8.0 96.0

LAIN-LAIN 4 4.0 4.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


6) Berdasarkan Pendapatan/Uang Saku Per Bulan

PENDAPATAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <Rp 1.000.000 47 47.0 47.0 47.0

Rp 1.000.000 - <Rp
28 28.0 28.0 75.0
1.500.000

Rp 1.500.000 – <Rp
5 5.0 5.0 80.0
2.000.00

> Rp 2.000.000 20 20.0 20.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

7) Berdasarkan Tempat Pengambilan Sampel

TEMPATYANGDIKUNJUNGI

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Selecta 10 8.6 8.6 8.6

BNS 10 8.6 8.6 17.2

JATIMPARK 1 10 8.6 8.6 25.9

Musium Angkut 10 8.6 8.6 34.5

Alun Alun KWB 10 8.6 8.6 43.1

Paralayang 10 8.6 8.6 51.7

Coban Rais 10 8.6 8.6 60.3

Rumah Makan Wakul 10 8.6 8.6 69.0


Warung Sate Kelinci 16 13.8 13.8 82.8
Ria Djenaka 20 17.2 17.2 100.0

Total 116 100.0 100.0

Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

1) Uji Coba 30 Orang Responden

X1 Valid dan Reliabel


Correlations
TOTALX1
**
X1.1.1 Pearson Correlation .803
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.1.2 Pearson Correlation .673
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.2.1 Pearson Correlation .551
Sig. (2-tailed) .002
N 30
**
X1.2.2 Pearson Correlation .645
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.3.1 Pearson Correlation .752
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.3.2 Pearson Correlation .800
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.4.1 Pearson Correlation .803
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.4.2 Pearson Correlation .699
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.5.1 Pearson Correlation .724
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.5.2 Pearson Correlation .607
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
X1.6.1 Pearson Correlation .488
Sig. (2-tailed) .006
N 30
**
X1.6.2 Pearson Correlation .527
Sig. (2-tailed) .003
N 30
TOTALX1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.892 12
Y1 Valid dan Reliabel
Correlations
TOTALY2
**
Y1.1.1 Pearson Correlation .856
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.1.2 Pearson Correlation .862
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.2.1 Pearson Correlation .823
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.2.2 Pearson Correlation .748
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.3.1 Pearson Correlation .858
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.3.2 Pearson Correlation .618
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.4.1 Pearson Correlation .794
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y1.4.2 Pearson Correlation .656
Sig. (2-tailed) .000
N 30
TOTALY1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.905 8
Y2 Valid dan Reliabel
Correlations
TOTALY2
**
Y2.1.1 Pearson Correlation .917
Sig. (2-tailed) .000
N 30
**
Y2.1.2 Pearson Correlation .904
Sig. (2-tailed) .000
N 30
TOTALY2 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.792 2

2) 100 Orang Responden

X1 Valid dan Reliabel


Correlations
TOTALX
**
X1.1.1 Pearson Correlation .467
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.1.2 Pearson Correlation .499
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.2.1 Pearson Correlation .537
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.2.2 Pearson Correlation .351
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.3.1 Pearson Correlation .767
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.3.2 Pearson Correlation .619
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.4.1 Pearson Correlation .664
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.4.2 Pearson Correlation .524
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.5.1 Pearson Correlation .659
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.5.2 Pearson Correlation .773
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.6.1 Pearson Correlation .696
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
X1.6.2 Pearson Correlation .684
Sig. (2-tailed) .000
N 100
TOTALX Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.840 12

Y1 Reliabel dan Validitas


Correlations
TOTALY1
**
Y1.1.1 Pearson Correlation .589
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.1.2 Pearson Correlation .812
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.2.1 Pearson Correlation .810
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.2.2 Pearson Correlation .802
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.3.1 Pearson Correlation .778
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.3.2 Pearson Correlation .782
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.4.1 Pearson Correlation .505
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y1.4.2 Pearson Correlation .482
Sig. (2-tailed) .000
N 100
TOTALY1 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.843 8

Y2 Reliabel dan Valid

Correlations
TOTALY2
**
Y2.1.1 Pearson Correlation .877
Sig. (2-tailed) .000
N 100
**
Y2.1.2 Pearson Correlation .917
Sig. (2-tailed) .000
N 100
TOTALY2 Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.752 2
Lampiran 7 Hasil Distribusi Frekuensi Variabel

Variabel City Branding

Frequency Tabel
X1.1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 2.0

RAGU-RAGU 1 1.0 1.0 3.0

SETUJU 49 49.0 49.0 52.0

SANGAT SETUJU 48 48.0 48.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.1.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK SETUJU 4 4.0 4.0 4.0

RAGU-RAGU 21 21.0 21.0 25.0

SETUJU 64 64.0 64.0 89.0

SANGAT SETUJU 11 11.0 11.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.2.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid SANGAT TIDAK SETUJU 3 3.0 3.0 3.0
TIDAK SETUJU 3 3.0 3.0 6.0

RAGU-RAGU 6 6.0 6.0 12.0

SETUJU 58 58.0 58.0 70.0

SANGAT SETUJU 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.2.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

TIDAK SETUJU 17 17.0 17.0 18.0

RAGU-RAGU 25 25.0 25.0 43.0

SETUJU 49 49.0 49.0 92.0

SANGAT SETUJU 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.3.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

TIDAK SETUJU 8 8.0 8.0 9.0

RAGU-RAGU 11 11.0 11.0 20.0

SETUJU 48 48.0 48.0 68.0

SANAGAT SETUJU 32 32.0 32.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.3.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

TIDAK SETUJU 8 8.0 8.0 9.0

RAGU-RAGU 7 7.0 7.0 16.0

SETUJU 45 45.0 45.0 61.0

SANGAT SETUJU 39 39.0 39.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.4.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 1 1.0 1.0 1.0

TDAK SETUJU 1 1.0 1.0 2.0

RAGU-RAGU 3 3.0 3.0 5.0

SETUJU 48 48.0 48.0 53.0

SANGAT SETUJU 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.4.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK SETUJU 8 8.0 8.0 8.0

RAGU-RAGU 20 20.0 20.0 28.0

SETUJU 51 51.0 51.0 79.0

SANGAT SETUJU 21 21.0 21.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.5.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK SETUJU 5 5.0 5.0 5.0

RAGU-RAGU 24 24.0 24.0 29.0

SETUJU 53 53.0 53.0 82.0


SANGAT SETUJU 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.5.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK SETUJU 10 10.0 10.0 10.0

RAGU-RAGU 29 29.0 29.0 39.0

SETUJU 47 47.0 47.0 86.0

SANGAT SETUJU 14 14.0 14.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.6.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SANGAT TIDAK SETUJU 3 3.0 3.0 3.0

TIDAK SETUJU 13 13.0 13.0 16.0

RAGU-RAGU 23 23.0 23.0 39.0

SETUJU 46 46.0 46.0 85.0

SANGAT SETUJU 15 15.0 15.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


X1.6.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TIDAK SETUJU 8 8.0 8.0 8.0

RAGU-RAGU 16 16.0 16.0 24.0

SETUJU 64 64.0 64.0 88.0

SANGAT SETUJU 12 12.0 12.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Variable City Image

Frequency Tabel
Y1.1.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 6 6.0 6.0 6.0

RR 9 9.0 9.0 15.0

S 51 51.0 51.0 66.0

SS 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.1.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 9 9.0 9.0 9.0

RR 14 14.0 14.0 23.0

S 47 47.0 47.0 70.0

SS 30 30.0 30.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.2.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 9 9.0 9.0 9.0

RR 18 18.0 18.0 27.0

S 54 54.0 54.0 81.0

SS 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.2.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 5 5.0 5.0 5.0

RR 13 13.0 13.0 18.0

S 64 64.0 64.0 82.0

SS 18 18.0 18.0 100.0


Total 100 100.0 100.0
Y1.3.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 8 8.0 8.0 8.0

RR 10 10.0 10.0 18.0

S 72 72.0 72.0 90.0

SS 10 10.0 10.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.3.2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 6 6.0 6.0 6.0

RR 10 10.0 10.0 16.0

S 66 66.0 66.0 82.0

SS 18 18.0 18.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.4.1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 1 1.0 1.0 1.0

TS 1 1.0 1.0 2.0

RR 7 7.0 7.0 9.0

S 62 62.0 62.0 71.0

SS 29 29.0 29.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y1.4.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 1 1.0 1.0 1.0

TS 7 7.0 7.0 8.0

RR 23 23.0 23.0 31.0


S 47 47.0 47.0 78.0

SS 22 22.0 22.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Variabel Keputusan Berkunjung


Statistics

Y2.1.1 Y2.1.2 TOTALY2

N Valid 100 100 100

Missing 0 0 0
Mean 4.24 4.21 8.45
Y2.1.1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid TS 3 3.0 3.0 3.0

RR 5 5.0 5.0 8.0

S 57 57.0 57.0 65.0

SS 35 35.0 35.0 100.0

Total 100 100.0 100.0


Y2.1.2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid STS 2 2.0 2.0 2.0

TS 2 2.0 2.0 4.0

RR 7 7.0 7.0 11.0

S 51 51.0 51.0 62.0

SS 38 38.0 38.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Lampiran 8 Hasil Analisis Jalur

1. Sub Struktur I

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

TOTALY1 31.68 4.353 100


TOTALX 47.04 5.988 100

Correlations

TOTALY1 TOTALX

Pearson Correlation TOTALY1 1.000 .762

TOTALX .762 1.000


Sig. (1-tailed) TOTALY1 . .000
TOTALX .000 .
N TOTALY1 100 100
TOTALX 100 100
a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
b
1 TOTALX . Enter

a. Dependent Variable: TOTALY1


b. All requested variables entered.
b
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .762 .581 .577 2.831 2.274

a. Predictors: (Constant), TOTALX


b. Dependent Variable: TOTALY1
a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1090.244 1 1090.244 136.017 .000

Residual 785.516 98 8.015

Total 1875.760 99

a. Dependent Variable: TOTALY1


b. Predictors: (Constant), TOTALX
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 5.611 2.253 2.490 .014

TOTALX .554 .048 .762 11.663 .000

a. Dependent Variable: TOTALY1

2. Sub Struktur II

a
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 TOTALY1,
b
. Enter
TOTALX

a. Dependent Variable: TOTALY2


b. All requested variables entered.
Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .619 .384 .371 1.072

a. Predictors: (Constant), TOTALY1, TOTALX


a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 69.363 2 34.682 30.202 .000

Residual 111.387 97 1.148

Total 180.750 99

a. Dependent Variable: TOTALY2


b. Predictors: (Constant), TOTALY1, TOTALX
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 1.716 .879 1.951 .054

TOTALX .118 .028 .522 4.237 .000

TOTALY1 .038 .038 .122 .987 .326

a. Dependent Variable: TOTALY2


Lampiran 9. Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi
Nama : Amellia Fatimatus Saputri
Tanggal Kelahiran : Mojokerto, 25 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Ds. Kalen, Dsn. Kalen, RT/RW: 02/01
Kec. Dlanggu Kab. Mojokerto.
Email : amelliafatimatus@gmail.com

Pendidikan Formal

2013- 2017 : Mahasiswa Universitas Brawijaya, Jurusan Ilmu

Administrasi Bisnis

2010-2013 : SMA Negeri 1 Gondang

2007-2010 : SMP Negeri 1 Dlanggu

2001-2007 : SD Negeri Kalen

Anda mungkin juga menyukai