Anda di halaman 1dari 33

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,

RISET, DAN TEKNOLOGI

Permasalahan
Dan Solusi Bidang Pendidikan

2023
Kemdikbudristek telah menetapkan Visi Pendidikan Indonesia sebagai
panduan dalam merumuskan kerja pendidikan

“ Mewujudkan Indonesia maju yang


berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila yang beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, dan berakhlak mulia, mandiri,


bernalar kritis, kreatif, bergotong
royong, dan berkebinekaan global.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 2


Enam Profil Pelajar Pancasila sebagai Dasar Pendidikan

Beriman, Bertakwa kepada Tuhan


YME, dan Berakhlak mulia
Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah
Mandiri
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya Pelajar Indonesia merupakan pelajar
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami mandiri, yaitu pelajar yang
ajaran agama dan kepercayaan serta bertanggung jawab atas proses dan
menerapkan pemahaman tersebut dalam hasil belajarnya.
kehidupan sehari-hari.

Berkebinekaan Global Bernalar Kritis


Pelajar Indonesia mempertahankan budaya
luhur, loyalitas, dan identitasnya, dan tetap Pelajar yang bernalar kritis mampu
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan secara objektif memproses informasi
budaya lainnya, sehingga menumbuhkan rasa baik kualitatif maupun kuantitatif,
saling menghargai dan kemungkinan membangun keterkaitan antar
terbentuknya budaya baru yang positif dan berbagai informasi, menganalisis
bertetangga dengan budaya luhur bangsa.
informasi, mengevaluasi dan
Gotong Royong menyimpulkannya.
Pelajar Indonesia memiliki
kemampuan gotong-royong, yaitu Kreatif
kemampuan untuk melakukan Pelajar yang kreatif mampu
kegiatan secara bersama-sama dengan memodifikasi dan menghasilkan
suka rela agar kegiatan yang suatu yang orisinil, bermakna,
dikerjakan
Kementerian Pendidikan, dapat
Kebudayaan, berjalan
Riset dan Teknologilancar, bermanfaat, dan berdampak.
Permasalahan dunia pendidikan
Terdapat isu kompetensi peserta didik di Indonesia dengan
perbedaan capaian per jenjang

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 5


Isu-Isu Perundungan dan Kekerasan Seksual Perlu Menjadi Perhatian
Khusus dalam Satuan Pendidikan

24,4% peserta 22,4% peserta


didik didik
menjawab “Pernah”
berpotensi
pada pertanyaan
mengalami insiden
survei yang
perundungan di
menunjukkan potensi
satuan pendidikan
insiden kekerasan
dalam satu tahun
seksual*
terakhir*
*data bersumber dari AN seluruh jenjang (SD/MI/SMP/MTs/SMA/SMK/MA/sederajat)

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 6


Untuk mewujudkan visi pendidikan Indonesia, dikeluarkan kebijakan
Merdeka Belajar bagi tercapainya pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat
Indonesia

Pendidikan Berkualitas
Memastikan peserta didik Fokus pada pengembangan
mengalami kemajuan kompetensi dasar dan
belajar sehingga lebih karakter
kompeten dan berkarakter

Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia
Memastikan bahwa
Intervensi asimetris
kelompok- kelompok yang
berfokus pada penguatan
termarginalkan (sulit
kelompok termarjinalkan
mendapat akses pendidikan)
dibantu untuk mendapatkan
akses pendidikan yg
berkualitas. Intervensi Asimetris: intervensi yang
disesuaikan dengan kondisi sasaran (misal 7
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
letak geografis, kondisi sosial ekonomi, dll)
Berbagai kebijakan Merdeka Belajar (MB) untuk meningkatkan mutu
pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia sudah diluncurkan

MB 1 MB 7 MB 15
Program Sekolah Kurikulum Merdeka dan
Penggantian UN
Penggerak Platform Merdeka Belajar

MB 8 MB 16
MB 3
Akselerasi dan Pendanaan
Penyesuaian Kebijakan SMK Pusat Keunggulan
Paud dan Pendidikan
Dana BOS Kesetaraan

MB 10
MB 4 MB 19
Perluasan Program
Program Organisasi Beasiswa Lembaga Rapor Pendidikan
Penggerak Pengelola Pendidikan Indonesia

MB 5 MB 12
Sekolah Aman Berbelanja
Guru Penggerak dengan SIPLah
*Merdeka Belajar yang tercantum hanya yang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terkait dengan Rapor Pendidikan dan PBD 8
Rapor Pendidikan dan Perencanaan Berbasis Data adalah bagian dari
Merdeka Belajar untuk memastikan pendidikan berkualitas untuk seluruh
rakyat Indonesia

MERDEKA BELAJAR

Pendidikan Berkualitas bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Keluarga Masyarakat

Guru Institusi Dunia


Pendidikan Usaha/Industri

“Sekolahkan Anak Indonesia” “Dorong Pembelajaran Siswa” “Tidak Ada Anak yang Tertinggal”
Angka Partisipasi Tinggi Hasil Belajar Berkualitas
Distribusi yang merata
>95% di seluruh jenjang pendidikan dasar Memiliki pengetahuan dan keterampilan
Baik secara geografis maupun status
dan menengah; >70% pada jenjang yang relevan, hasil penelitian berkualitas
sosial ekonomi
pendidikan tinggi tinggi, dan >90% tingkat penempatan kerja

Rapor Pendidikan Perencanaan Berbasis Data

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 9


Transformasi satuan pendidikan dalam Merdeka Belajar

Satuan pendidikan berpihak Satuan pendidikan


kepada murid mengembangkan budaya refleksi

Satuan pendidikan menciptakan Hasil belajar murid harus terus


lingkungan belajar yang aman, mengalami peningkatan,
nyaman, menyenangkan dan terutama dalam kompetensi
inklusif fondasi seperti literasi, numerasi
dan karakter

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 10


Maka dari itu, Kurikulum Merdeka dan Asesmen Nasional (AN) dibuat untuk
mengakselerasi transformasi satuan pendidikan sebagai perwujudan
Merdeka Belajar

Kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang


Kurikulum Merdeka beragam dengan konten yang lebih optimal agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi.

Salah satu evaluasi sistem pendidikan yang berfokus pada

Asesmen Nasional kompetensi literasi, numerasi, dan karakter, serta penilaian


kondisi lingkungan belajar yang mendukung proses
pembelajaran yang efektif.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 11


Rapor Pendidikan dan Perencanaan Berbasis Data memperbaiki
permasalahan peningkatan mutu pendidikan dengan lebih sederhana dan
bermakna
Dahulu Sekarang

Pengisian data yang berulang dan


Penyederhanaan pengisian data dan
belum terintegrasi
terintegrasi

Berbagai bentuk evaluasi dilakukan


Berbagai bentuk evaluasi dilakukan
dengan sumber data yang sama
dengan sumber data yang beragam
(Profil Pendidikan)

Mengukur banyak indikator dan tidak Lebih sederhana dan mengukur hal yang kunci:
fokus pada hal-hal utama dan penting Mutu hasil belajar
dan layanan pendidikan

Sebagian perencanaan dilakukan untuk Proses perencanaan sebagai kegiatan


pemenuhan dokumen administrasi dan bermakna yang berorientasi pada
belum menyelesaikan permasalahan peningkatan mutu pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 12


Perencanaan berbasis data adalah sebuah perubahan kebiasaan untuk
mendorong satuan pendidikan dan dinas pendidikan menyusun kegiatan
peningkatan capaian pembelajaran berdasarkan fakta

2. Melakukan refleksi 3. Menyusun kegiatan


Mengidentifikasi Melakukan refleksi
capaian, pemerataan,
Melakukan
dalam bentuk rencana
masalah capaian,
dan proses pembenahan
kegiatan dan anggaran
berdasarkan pemerataan, dan
pembelajaran di melalui perumusan
satuan pendidikan (BOS
satuan pendidikan
proses dan BOP) dalam
kegiatan dan daerah
indikator yang dan daerah masing- (APBD)
pembelajaran di bentuk rencana
ditampilkan di masing
satuan pendidikan kegiatan dan
dalam Rapor
dan daerah anggaran satuan
Pendidikan masing-masing pendidikan (BOS
dan BOP) dan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi daerah (APBD) 13
Arah kebijakan bidang pendidikan adalah meningkatkan angka partisipasi siswa dan meningkatkan
kualitas pendidikan yang merata di semua jenjang pendidikan

Masyarakat Indonesia
maju, berdaulat,
mandiri, dan
berkepribadian
melalui terciptanya
pelajar Pancasila:
1. Beriman, bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia

2. Berkebinekaan Global

3. Bergotong royong

4. Kreatif

5. Bernalar kritis

6. Mandiri

14
Salah satu cara transformasi adalah melalui program Perencanaan Berbasis Data dengan perbaikan
pembelanjaan anggaran yang efektif dan akuntabel

15
Perubahan Indikator Prioritas SPM 2022 ke 2023
Permendagri 059/2021 dan Permendikbudristek 32/2022

Provinsi Kabupaten/Kota

2022 2023 2022 2023

1. Jumlah Anak Usia 16-18 tahun 1. Jumlah Anak Usia 16-18 1. Jumlah anak usia 5-6 tahun yang 1. Jumlah anak usia 5-6 tahun yang
yang berpartisipasi dalam tahun yang berpartisipasi berpartisipasi dalam pendidikan berpartisipasi dalam pendidikan
pendidikan menengah dan dalam pendidikan menengah anak usia dini dan anak usia 7-15 anak usia dini dan anak usia 7-15
disabilitas yang berpartisipasi dan disabilitas yang Tahun yang berpartisipasi dalam Tahun yang berpartisipasi dalam
dalam pendidikan khusus berpartisipasi dalam pendidikan dasar (APS) pendidikan dasar (APS)
(APS) pendidikan khusus (APS) Jumlah anak usia 7-18 Tahun
2. Rata-rata kompetensi Literasi 2. Rata-rata kompetensi Literasi yang berpartisipasi dalam
berdasarkan AN berdasarkan AN pendidikan kesetaraan (APS)
3. Rata-rata kompetensi 3. Rata-rata kompetensi 1. Rata-rata kompetensi Literasi 1. Rata-rata kompetensi Literasi
Numerasi berdasarkan AN Numerasi berdasarkan AN berdasarkan AN berdasarkan AN
4. Tingkat Penyerapan Lulusan 4. Tingkat Penyerapan Lulusan 2. Rata-rata kompetensi Numerasi 2. Rata-rata kompetensi Numerasi
SMK SMK berdasarkan AN berdasarkan AN
5. Tingkat Kepuasan dunia kerja 5. Tingkat Kepuasan dunia kerja 3. Jumlah Satuan PAUD yang 3. Jumlah Satuan PAUD yang
terhadap budaya kerja lulusan terhadap budaya kerja mendapatkan min. akreditasi B mendapatkan min. akreditasi B
SMK lulusan SMK 4. Tingkat pertumbuhan pendidik 4. Tingkat pertumbuhan pendidik
6. Indeks Keamanan PAUD S1 dan D IV PAUD S1 dan D IV
7. Indeks Kebinekaan 5. Rasio Pengawas dan Penilik PAUD 5. Indeks Keamanan
8. Indeks Inklusivitas 6. Indeks Kebinekaan
7. Indeks Inklusivitas
16
Permasalahan perencanaan di satuan pendidikan meliputi Sumber Daya Manusia,
data, anggaran dan kebijakan

SDM DATA ANGGARAN KEBIJAKAN

1. Kurang memahami 1. Data tidak valid 1. Tergantung bantuan 1. Kebijakan daerah belum
indikator dalam laporan a. Belum dimutakhirkan pemerintah selaras dengan kebijakan
mutu b. Kepentingan akreditasi 2. Belum melibatkan pusat, dan satuan
2. Kurang kompeten atau bantuan pemangku kepentingan pendidikan lebih
menganalisis akar masalah 2. Akses sumber informasi secara menyeluruh mengutamakan kebijakan
3. Solusi perbaikan parsial yang utuh terbatas daerah
4. Monitoring dan evaluasi 2. Laporan dan dokumen yang
belum dilakukan harus disiapkan untuk
5. Kegiatan perencanaan syarat kepatuhan memakan
belum dilakukan optimal tenaga dan waktu
6. Pergantian pimpinan
memerlukan proses
adaptasi

17
Perencanaan berbasis data adalah solusi bagi masalah perencanaan saat ini

Perencanaan Berbasis Data

SDM sekolah dilatih dan


didampingi dalam
melaksanakan perencanaan
PERMASALAHAN berbasis rapor pendidikan Step 2Bahan untuk
PERENCANAAN Step 1 Laporan potret refleksi diri
kondisi mutu
1. Kualitas SDM Sekolah Profil Pendidikan sebagai pendidikan
2. Keterbatasan data yang single source of truth
lengkap dan akurat
3. Kesulitan melaksanakan
kebijakan pusat di sekolah Sekolah dijelaskan tujuan
berbagai kebijakan di pusat

Step 4 Pelaksanaan Step 3 Perencanaan


program program
perbaikan perbaikan

Solusi berbagai permasalahan perencanaan


di sekolah

18
Perencanaan di satuan pendidikan merupakan suatu siklus yang menghubungkan
antara analisis akar masalah dengan pelaksanaan program penyelesaiannya
Siklus perencanaan dimulai dengan menganalisis data dalam laporan untuk menetapkan masalah, menganalisis akar
masalah, menyusun program kerja, melaksanakan program kerja yang sudah dianggarkan, dan memonitor
pelaksanaan serta evaluasi hasil pelaksanaan program kerja tersebut.

Langkah 1
Analisis Profil Langkah 2 Langkah 3
Pendidikan Analisis Akar Masalah Program Kerja

Langkah 5
Monitoring dan
Evaluasi

Langkah 4 RKJM
Anggaran Perencanaan
Pelaksanaan RKAS RKS
Sekolah Jangka Menengah
Anggaran Sekolah
Perencanaan Tahunan

19
1. Analisis Profil Satuan Pendidikan untuk memahami potret mutu

https://raporpendidikan.kemdikbud.go.id/

Platform rapor pendidikan menampilkan


indikator tiap dimensi yang digambarkan
dalam bentuk grafik atau tabel dengan
informasi definisi dan pengertian/makna
Indikator dapat diunduh dalam format excel
sehingga pengguna dapat secara fleksibel
melakukan analisis.

20
2. Lakukan refleksi diri berbasis Profil Pendidikan untuk menetapkan akar masalah

1. Pelajari dan verifikasi 2. Analisis Kondisi Sekolah 3. Simpulkan Permasalahan


Profil Satuan Pendidikan dan Akar Masalah
Mengevaluasi Profil Satuan Membuat analisis bersama
membuat analisis bersama
Pendidikan dengan kondisi riil, dengan Guru dan Kepala
dengan pemangku kepentingan
yaitu dengan melakukan Sekolah tentang kondisi
di sekolah tentang permasalahan
pengamatan, melihat data dan sekolah yang sudah sesuai atau
yang dihadapi dan akar
diskusi dengan pemangku belum sesuai dengan Standar
permasalahan
kepentingan di sekolah

21
Contoh analisis untuk menetapkan masalah

ANALISIS MASALAH:
Literasi Digital Guru/Siswa Rendah
Hal yang SUDAH baik
- ……………….
65% guru Hanya memiliki
- ………………. 5 Komputer
gagap TIK
- ……………….
Tidak ada
85% RPP tidak koneksi
Hal yang BELUM baik membiasakan siswa Internet
Gunakan Profil dan Rapor mengakses media
Pendidikan atau berbagai
Literasi Digital TIK
sumber data di sekolah Guru/ Siswa rendah Tidak pernah ada
penguatan kapasitas
TIK guru

22
3. Menyusun program kerja peningkatan mutu dalam dokumen perencanaan

1. Rekomendasikan Solusi 2. Bangun komitmen 3. Tuangkan komitmen dalam


bersama Dokumen Perencanaan Sekolah
Analisis dan susun rekomendasi solusi Dapatkan komitmen semua pemangku Tuangkan program peningkatan
dalam bentuk program kepentingan untuk mendukung program mutu dalam dokumen
peningkatan mutu perencanaan sekolah (RKS/RKAS)

23
Contoh penyusunan program kerja berdasarkan hasil analisis masalah dan akar
masalah

ANALISIS Rekomendasi
Hal yang SUDAH baik
Akar masalah
Solusi
- ………………. 65% guru gagap TIK Diklat TIK
- ……………….
Penyempurnaan RPP
- ………………. 85% RPP tidak
🡪 modifikasi
membiasakan siswa
pembelajaran berbasis
mengakses media TIK
Hal yang BELUM baik TIK
Hanya memiliki 5
Solusi yang menjadi
- Literasi digital Penyediaan Komputer
guru dan siswa Komputer komitmen sekolah
rendah Tidak ada koneksi Langgaran akses dicantumkan dalam
- ………………. internet Internet
- ………………. dokumen
Tidak pernah ada
penguatan kapasitas
Program TIK kepada perencanaan
guru
TIK guru

24
4. Pelaksanaan program sesuai dokumen perencanaan

1. Jadwalkan pelaksanaan 2. Gunakan berbagai pendekatan 3. Libatkan seluruh pemangku


program peningkatan mutu pendidikan kepentingan

Sekolah menentukan lini masa Sekolah menggunakan berbagai Sekolah melibatkan berbagai
pelaksanaan program pendekatan dalam melaksanakan pemangku kepentingan dalam
peningkatan mutu program peningkatan mutu di sekolah melaksanakan upaya peningkatan
seperti pelatihan, konsultasi, asistensi, mutu di sekolah
penelitian, dll.

25
Tri Pusat Pendidikan

1. Sekolah “mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat


dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan
pembiayaan sekolah/madrasah.
2. Sekolah juga “bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau
kelompok lain”.
3. Warga Sekolah merupakan komunikator yang menghubungkan visi
sekolah dengan keluarga dan masyarakat (Tripusat pendidikan)
Tripusat Pendidikan

4. Program Penguatan Pendidikan Karakter tidak akan berhasil tanpa


melibatkan jaringan peranan tripusat pendidikan, yaitu sekolah,
rumah (orang tua) dan masyarakat.
5. Pelibatan publik pendidikan sangat dibutuhkan agar penguatan
pendidikan karakter memperoleh dukungan semua pihak : dana,
tenaga, pemikiran, keahlian, dan pemikiran.
6. Kemampuan mengembangkan jaringan tripusat merupakan
kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh Kepala sekolah dan
didukung oleh Pengawas dalam rangka mengembangkan Penguatan
Pendidikan Karakter secara mandiri dan gotong royong.
Strategi Pengembangan Tripusat

1. Komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan


pendidikan, terutama orang tua, komite sekolah, dan tokoh-tokoh
penting di lingkungan sekitar sekolah.
2. Relasi yang baik dengan lembaga-lembaga Pemerintahan dan non-
pemerintahan serta dengan komunitas-komunitas yang memiliki
potensi untuk membantu program di sekolah
3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan
kegiatan sebagai sumber-sumber pembelajaran
Beberapa Prinsip Kolaborasi

1. Bekerja dalam team, tidak sendirian, bertempur bersama


pasukannya
2. Berkawan dengan media masa
3. Hadapi tantangan internal maupun eksternal
4. Berkomunikasi dengan komite sekolah, dewan pendidikan,
5. Lakukan questionaire pada wali murid
6. Aktifitas sekolah yg bersentuhan dengan masyarakat
Peningkatan Partisipasi Masyarakat

1. Sebarapa banyak orang tua terlibat dalam


penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja
Sekolah?
2. Berapa persen bantuan dari masyarakat dalam
bentuk barang maupun tenaga?
3. Berapa banyak sekolah sudah membentuk
paguyuban kelas dan berkoordinasi secara efektif?
4. Berapa sering orang tua peserta didik terlibat dan
membantu guru dalam proses pembelajaran di
dalam kelas?
Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran

1. Kemitraan dengan komunitas dan masyarakat menjadi kunci


keberhasilan sekolah.
2. Kemandirian sekolah bisa diartikan dalam konteks kemandirian
ekonomi dan anggaran.
3. Mengingat Sekolah tidak boleh menarik pungutan dari masyarakat,
maka konteks kolaborasi dengan pemangku kepentingan inilah yang
dibutuhkan, termasuk dalam dukungan anggaran dan keuangan
4. Untuk itu perlu keterbukaan (transparansi) dan pertanggungjawaban
kepada pemangku kepentingan dalam pelaporan keuangan
(akuntabilitas)
32

Terima kasih
Permasalahan dan Kebijakan bidang Pendidikan

Visi pendidikan

Permasalahan dan Isu pendidikan

Merdeka belajar

Perencanaan Berbasis Data

Tri Pusat Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai