MATERI
Perencanaan Berbasis Data
Satuan Pendidikan dan Platform
Sumber Daya Sekolah
Identifikasi, Refleksi, Benahi
2
Pendahuluan - Merdeka Belajar dan Perencanaan Berbasis Data (PBD)
3
VISI PENDIDIKAN INDONESIA
4
Angka partisipasi di Indonesia terus meningkat, fokus ke depan adalah
peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan
Berdasarkan skor PISA, peringkat kompetensi membaca, matematika dan sains perlu ditingkatkan
5
Kemendikbudristek telah meluncurkan berbagai kebijakan Merdeka Belajar di bidang pendidikan
untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh masyarakat Indonesia
MB 1 MB 8 MB 15
Penggantian UN Kurikulum Merdeka dan
SMK Pusat Keunggulan
Platform Merdeka Mengajar
MB 2 MB 16 Akselerasi dan Pendanaan
Kampus Merdeka MB 9
KIP Kuliah Merdeka
Satuan Pendidikan Tahun 2022
Penyesuaian Kebijakan Perluasan Program
MB 3 MB 10 MB 17 Revitalisasi
Dana BOS Beasiswa Lembaga Bahasa Daerah
Pengelola Dana Pendidikan
MB 4 Program Organisasi
Penggerak MB 11 MB 18
Kampus Merdeka Vokasi DANA INDONESIANA
MB 5
Guru Penggerak MB 12 Sekolah Aman
Berbelanja dengan SIPLah RAPORT PENDIDIKAN
MB 6 Transformasi Dana MB 19
INDONESIA
Pemerintah untuk MB 13 Merdeka Berbudaya
Pendidikan Tinggi dengan Kanal Indonesiana
Episode Merdeka Belajar
MB 7 Program Sekolah MB XX
MB 14 Kampus Merdeka dari berikutnya
Penggerak
Kekerasan Seksual
6
Kebijakan Merdeka Belajar bertujuan mewujudkan pendidikan berkualitas bagi seluruh
rakyat Indonesia untuk mencapai visi pendidikan Indonesia
Pendidikan Berkualitas
Fokus pada pengembangan
Memastikan peserta didik
kompetensi dasar dan karakter
mengalami kemajuan belajar
sehingga lebih kompeten dan
berkarakter
Sebelum Menjadi
8
Pendidikan berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia dapat dicapai salah satunya
melalui perbaikan pembelanjaan anggaran yang efektif dan akuntabel
9
Perbaikan perencanaan dan pembelanjaan anggaran yang efektif dan akuntabel
dicapai melalui perencanaan berbasis data berdasarkan Profil Pendidikan
12
Perencanaan kegiatan pendidikan diatur dalam PP No. 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan pada bagian Standar Pengelolaan
Bagian Kedelapan
Standar Pengelolaan
Pasal 27
1.Standar pengelolaan merupakan kriteria minimal mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan agar penyelenggaraan Pendidikan efisien dan
efektif.
2.Perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada
pendidikan anak usia dini dan Jenjang Pendidikan dasar dan menengah menerapkan manajemen berbasis
sekolah yang ditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas
Pasal 28
3.Perencanaan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 bertujuan untuk peningkatan kualitas
proses dan hasil belajar secara berkelanjutan berdasarkan evaluasi diri Satuan Pendidikan.
4.Perencanaan kegiatan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam rencana kerja
jangka pendek dan rencana kerja jangka menengah.
13
Permasalahan perencanaan di satuan pendidikan meliputi Sumber Daya Manusia,
data, anggaran dan kebijakan
●Kurang memahami indikator ●Data tidak valid, belum ●Tergantung bantuan ●Kebijakan daerah belum
pendidikan dimutakhirkan pemerintah selaras dengan kebijakan pusat,
●Kurang kompeten menganalisis ●Sumber data beragam ●Belum melibatkan pemangku dan satuan pendidikan lebih
permasalahan di sekolah ●Data disusun untuk kepentingan secara menyeluruh mengutamakan kebijakan
●Solusi perbaikan bersifat kepentingan akreditasi atau daerah
parsial bantuan ●Laporan dan dokumen yang
●Lemahnya kemampuan dalam ●Keterbatasan akses sumber harus disiapkan untuk syarat
melakukan supervisi informasi yang utuh kepatuhan memakan tenaga
●Kegiatan perencanaan bersifat dan waktu
formalitas
●Pergantian / rotasi pimpinan
14
Perencanaan berbasis data adalah solusi bagi permasalahan perencanaan
PERMASALAHAN
PERENCANAAN
1. Kualitas SDM Sekolah dan
daerah
2. Keterbatasan data yang
lengkap dan akurat
3. Kesulitan melaksanakan
kebijakan pusat di daerah
dan sekolah
15
Penerapan Perencanaan Berbasis Data terintegrasi dalam siklus perencanaan satuan
pendidikan
Langkah 5
Monitoring dan
Evaluasi
Langkah 4 RKJM
Pelaksanaan Perencanaan
RKAS RKT
Kegiatan dan Jangka
Anggaran Sekolah Menengah
Rencana Kerja Sekolah
16
Profil dan Platform Rapor Pendidikan
17
Evaluasi Sistem Pendidikan diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021
Hasil Evaluasi Sistem Pendidikan menjadi dasar Kemedikbudristek menetapkan Profil Pendidikan.
Hal ini diatur dalam PP Nomor 57 tahun 2021
BAB V tentang Evaluasi
Bagian ketiga tentang Evaluasi Sistem Pendidikan
Pasal 43 sampai dengan pasal 49
18
Evaluasi Sistem Pendidikan; Pasal 43 sampai dengan Pasal 49
Bagian Ketiga Evaluasi Sistem Pendidikan
Paragraf 1 Umum
Pasal 43
Evaluasi sistem Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf b dilakukan oleh:
a. Pemerintah Pusat;
b. Pemerintah Daerah; dan
c. lembaga mandiri.
Paragraf 2
Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat
Pasal44
Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 huruf a dilaksanakan terhadap:
d. pendidikan anak usia dini;
e. pendidikan dasar dan menengah; dan
f. pendidikan tinggi.
Pasal 45
(1) Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat terhadap pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf a merupakan evaluasi yang dilakukan oleh
Menteri terhadap layanan pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama, pemerintah
kabupatenf kota, dan masyarakat.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit berdasarkan:
a. tingkat capaian perkembangan anak;
b. tingkat pemerataan akses dan kualitas layanan pendidikan anak usia dini;
c. kualitas proses pembelajaran di Satuan Pendidikan anak usia dini;
d. kualitas pengelolaan Satuan Pendidikan anak usia dini; dan
e. jumlah, distribusi, dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan pada pendidikan anak usia dini.
(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi Menteri untuk menetapkan:
a. profil Pendidikan daerah; dan
b. profil Pendidikan nasional.
(4) Profil Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan laporan komprehensif tentang layanan pendidikan anak usia dini yang digunakan sebagai landasan:
a. peningkatan mutu layanan pendidikan anak usia dini; dan
b. penetapan rapor Pendidikan.
Evaluasi Sistem Pendidikan; Pasal 43 sampai dengan Pasal 49
Pasal 46
(1) Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat terhadap pendidikan dasar dan menengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf b
merupakan evaluasi yang dilakukan oleh Menteri terhadap layanan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh:
a. Satuan Pendidikan;
b. program pendidikan kesetaraan;
c. kementerian yang menyelenggarakan Pendidikan dasar dan menengah; dan
d. Pemerintah Daerah.
(2) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling sedikit berdasarkan:
a. efektivitas Satuan Pendidikan dalam mengembangkan kompetensi Peserta Didik;
b. tingkat pemerataan akses dan kualitas layanan pendidikan;
c. kualitas dan relevansi proses pembelajaran;
d. kualitas pengelolaan Satuan Pendidikan; dan
e. jumlah, distribusi, dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.
(3) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk:
a. asesmen nasional; dan
b. analisis data Satuan Pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, dan Pemerintah Daerah.
(4) Asesmen nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a mengukur:
a. kompetensi Peserta Didik;
b. kualitas pembelajaran;
c. kualitas pengelolaan Satuan Pendidikan; dan
d. faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran dan kualitas pengelolaan Satuan Pendidikan.
(5) Asesmen nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan pada:
a. Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan dasar dan menengah pada jalur formal; dan
b. program pendidikan kesetaraan Jenjang Pendidikan dasar dan menengah pada jalur nonformal.
Evaluasi Sistem Pendidikan; Pasal 43 sampai dengan Pasal 49
Pasal 46
(6) Hasil dari evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi dasar bagi Menteri untuk menetapkan:
a. profil Satuan Pendidikan;
b. profil program pendidikan kesetaraan;
c. profil Pendidikan daerah; dan
d. profil Pendidikan nasional. :
(7) Profil Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) merupakan laporan komprehensif tentang layanan pendidikan dasar dan menengah yang
digunakan sebagai landasan:
a. peningkatan mutu layanan pendidikan dasar dan menengah; dan
b. penetapan rapor Pendidikan.
(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai evaluasi system Pendidikan oleh Pemerintah Pusat terhadap pendidikan dasar dan menengah diatur dalam Peraturan
Menteri.
Evaluasi sistem Pendidikan oleh Pemerintah Pusat terhadap pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 huruf c dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan I peraturan perundang-undangan.
Dst…………………………..
Profil Pendidikan merupakan laporan komprehensif tentang layanan pendidikan
PAUD Dikdasmen berdasarkan hasil evaluasi sistem pendidikan
Sumber data Laporan Evaluasi Bentuk evaluasi
Evaluasi diri internal
Platform Rapor Pendidikan
Asesmen Nasional
(AKM, Survei Karakter, & Evaluasi diri sekolah RKAS
Survei Lingkungan Belajar) PROFIL (mandiri, bagian siklus perencanaan)
Evaluasi eksternal
Platform digital
guru dan kepala sekolah Evaluasi
RAPOR Pendidikan Daerah SPM
Tracer Study SMK
Rapor Satuan Pendidikan (re)akreditasi sekolah
oleh BAN (visitasi hanya pada sekolah
Rapor Pendidikan Daerah Akredi
Data GTK dengan kriteria tertentu)
tasi
(bagian dari indikator Profil Pendidikan) Insentif kinerja sekolah
BAN PAUD, BPS, dst. dari Kemendikbud
* Rapor pendidikan akan ditetapkan di tahun 2023, setelah terdapat data minimal 2 tahun berjalan
Profil Pendidikan telah melalui proses simulasi, uji coba disusun oleh berbagai pakar
pendidikan
PENYIAPAN PENGEMBANGAN
KONSEP & REGULASI UJICOBA DAN PERAKITAN
INSTRUMEN INSTRUMEN
Kemendikbudristek, Pusmendik, warga sekolah,
Pusmendik, Pusmendik, Guru,
Praktisi dan dinas, konsultan nasional dan
Perguruan Tinggi, dan Perguruan
Komunitas/Penggiat internasional (ETS, ACARA,
Pendidikan guru, dan praktisi Tinggi INOVASI, ACER)
Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) sangat masif dan melibatkan seluruh elemen
pendidikan yang ada
PROFIL PENDIDIKAN
Dimensi
Indikator
level 1
Indikator
level 2
Indikator
level 3
Mutu pendidikan dinilai dari Mutu pendidikan dinilai dari kemampuan hasil
kondisi sekolah, kelengkapan belajar siswa, berupa kemampuan kognitif dan non
sarpras dan media ajar, serta kognitif serta lingkungan belajar yang aman,
prestasi siswa dalam perlombaan nyaman, dan inklusif
Profil Pendidikan
Dasar dan Menengah
Pengelolaan
Mutu dan Mutu dan sekolah yang
relevansi hasil relevansi partisipatif,
belajar murid pembelajaran transparan, dan
akuntabel
Pemerataan
Kompetensi dan
pendidikan yang
kinerja PTK
Dimensi A bermutu
Dimensi D Dimensi E
Dimensi B Dimensi C
Kemampuan
literasi
Kompetensi
kognitif
Kemampuan
numerasi
Pendidikan Meningkatkan
Berkualitas hasil belajar
Kompetensi Karakter /
non kognitif perilaku
1.Lulusan dengan
sertifikasi keahlian
Kompetensi
2.Kepuasan dunia kerja
lulusan
terhadap budaya kerja
lulusan
Kemampuan
literasi Kesenjangan antara kelompok:
Kesenjangan Kemampuan 1.Gender
hasil belajar numerasi 2.Sosial ekonomi status
Karakter / 3.Wilayah
perilaku
Pemerataan
SD/MI/Paket
A/SDLB APS antara:
Angka
Partisipasi SMP/MTS/Paket 1.Perquantile status sosial ekonomi
Kasar dan B/SMPLB
2.Gender
Sekolah SMA/K/MA/ 3.Murid disabilitas
MAK/Paket
C/SMALB
● Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara mengajarkan materi, dan
kinerja berdampak pada proses pembelajaran yang berkualitas yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
● Indikator yang diukur untuk memotret hal diatas adalah sertifikasi pendidik, pelatihan, PGP, ijazah, nilai uji
kompetensi guru, dan tingkat kehadiran guru.
● Selain itu bagi kinerja daerah, diukur tingkat pemerataan distribusi guru dan pemenuhan kebutuhan guru.
● Sertifikasi pendidik
● Sertifikasi pelatihan
● Sertifikasi guru penggerak
● Ijazah
● Nilai UKG
● Tingkat kehadiran
Berdasarkan literatur ilmiah tentang efektivitas pengajaran dan efektivitas sekolah, sekolah yang baik adalah
sekolah yang efektif memfasilitasi belajar siswa. Terdapat tujuh komponen yang diasumsikan dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa:
1.Proses pembelajaran yang berkualitas
2.Guru-guru yang secara konsisten melakukan refleksi dan memperbaiki praktik pengajarannya
3.Kepala sekolah yang menerapkan visi, kebijakan, dan program yang berfokus pada kualitas pembelajaran
4.Iklim sekolah yang aman
5.Iklim sekolah yang inklusif
6.Kompetensi guru dalam menguasai keterampilan pedagogik, materi ajar, dan cara mengajarkan materi tsb
7.Latar belakang sosial-ekonomi siswa, seperti tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di
rumah.
Pengalaman siswa di kelas adalah penentu utama hasil belajar siswa. Hal ini dapat dipotret dari kualitas
praktik pembelajaran yang digunakan oleh guru. Praktik pembelajaran yang baik harus memfasilitasi tiga
fungsi dasar, yaitu mengelola perilaku, memotivasi murid, dan membantu murid membangun
pengetahuan baru.
Terlepas dari kompetensinya, seorang guru dapat terus memperbaiki kualitas pembelajarannya dengan cara:
a. Merefleksikan praktik yang biasa digunakannya,
b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pembelajaran baik secara individual maupun
kolaboratif, dan
c. Mencoba menerapkan gagasan-gagasan baru dalam praktik pembelajaran
Selain itu, keberhasilan kepala sekolah dalam merancang dan menerapkan program dan kebijakan
pembelajaran mencerminkan kinerjanya sebagai pemimpin instruksional. Kinerja ini dipengaruhi
oleh kompetensi yang dimiliki oleh kepala sekolah
Selain dipengaruhi oleh praktik pembelajaran, pengalaman belajar siswa juga dipengaruhi oleh iklim sosial di
sekolah. Siswa yang merasa tidak aman di sekolah - misalnya karena mengalami perundungan atau
hukuman fisik - akan kesulitan mengikuti pelajaran. Demikian juga dengan siswa yang dikucilkan atau
mengalami diskriminasi karena identitas agama, etnis, kelompok sosial, atau kondisi fisiknya.
Untuk keperluan akreditasi dan memeriksa akuntabilitas dan transparansi pengelolaan sekolah, perlu diukur
aspek-aspek administrasi, perencanaan, dan pemanfaatan anggaran sekolah.
Pemanfaatan anggaran sekolah dapat dilihat apakah digunakan untuk pengadaan fasilitas sekolah yang
mendukung proses belajar, untuk peningkatan mutu.
E.Pengelolaan
sekolah yang 1.Partisipasi warga sekolah
3.Pemanfaatan TIK untuk pengelolaan anggaran
Partisipatif, 2.Proporsi pemanfaatan sumber daya sekolah untuk
4.Proporsi pemanfaatan APBD untuk pendidikan
Transparan, dan peningkatan mutu
Akuntabel
Versi: 0.1.0
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
Agenda
Tenaga Pendidik
Kepala Sekolah
yang ditunjuk
1. Pertama-tama, ketik
raporpendidikan.kemdikbud.go
.id pada peramban di perangkat
Anda
Klik Berikutnya
4.
6. Klik Berikutnya
Glosarium
1
Glosarium adalah daftar alfabetis dari
terminologi dan akronim yang umum
yang berhubungan dengan Rapor
Pendidikan yang disediakan oleh
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi, yang dilengkapi
dengan definisi dan penjelasannya.
1. Kolom Pencarian
a. Arahkan kursor pada kolom
pencarian dan ketik kata
kunci yang dicari
Lalu, klik Cari
b.
2. Alfabet: Pilih salah satu alfabet
dengan huruf yang sama dengan
kata kunci
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
IV
3. Klik Unduh
Pusat Bantuan
1
Informasi lengkap terkait Rapor
Pendidikan dapat Anda simak pada
menu Pusat Bantuan
1. Untuk melihat menu Pusat
Bantuan pada platform Rapor
Pendidikan, klik menu Pusat
Bantuan di bagian atas laman
situs Rapor Pendidikan
2. Klik Cari
Identifikasi Proses
Identifikasi solusi dan pelaksanaan
akar masalah penetapan dan monev
target
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 75
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lembar Kerja 1 Lembar Kerja 2 Lembar Kerja 3 Lembar Kerja 4 Lembar Kerja 5
Memilah capaian Identifikasi akar Menentukan solusi Menentukan target Rencana kegiatan dan
Indikator masalah intervensi anggaran
yang sudah baik dan masalah yang ● Memilih solusi ● Menetapkan jasa yang akan
yang belum baik akan diperbaiki yang akan target capaian dibelanjakan (termasuk
● Melakukan dilakukan dari jangka pendek, harga satuan)
analisis untuk alternatif solusi menengah, dan ● Memasukkan kegiatan
mencari akar panjang dan anggaran dalam
masalah ARKAS
Diisi dengan indikator kasus Dasmen Diisi dengan indikator kasus Dasmen
Indikator dengan nilai baik Indikator dengan nilai sedang dan kurang
1 Dimensi A (output)
Mutu dan relevansi hasil belajar
murid
2 Dimensi B (output)
Pemerataan pendidikan yang
bermutu
3 Dimensi C (input)
Kompetensi dan kinerja GTK
4 Dimensi D (proses)
Mutu dan relevansi pembelajaran
5 Dimensi E (input)
Pengelolaan sekolah yang
partisipatif, transparan, dan
akuntabel KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 78
Lembar Kerja 1b: Penentuan Isu Layanan yang ingin Dikuatkan
Berdasarkan hasil evaluasi diri dengan menggunakan Profil Pendidikan, tetapkan isu layanan yang ingin dianalisis lebih
lanjut dan disusun rencana peningkatan kualitas layanannya. Disarankan maksimal 5 isu saja yang akan dikuatkan di tahun
ini agar upaya peningkatan layanan lebih fokus.
Utamakan 5 isu prioritas apabila hasil evaluasi diri dalam aspek tersebut menunjukkan hasil yang belum baik. Mengingat
ragamnya karakteristik dan kondisi Dikdasmen, Dikdasamen dapat menambahkan isu lain terkait layanan yang ingin
dikuatkan.
Berdasarkan hasil evaluasi diri dengan menggunakan Profil Pendidikan, tetapkan isu layanan yang ingin dianalisis lebih
lanjut dan disusun rencana peningkatan kualitas layanannya. Disarankan maksimal 5 isu saja yang akan dikuatkan di tahun
ini agar upaya peningkatan layanan lebih fokus.
Utamakan 5 isu prioritas apabila hasil evaluasi diri dalam aspek tersebut menunjukkan hasil yang belum baik. Mengingat
ragamnya karakteristik dan kondisi Dikdasmen, Dikdasamen dapat menambahkan isu lain terkait layanan yang ingin
dikuatkan.
Metode 5 Why atau 5 Mengapa adalah teknik tanya - jawab sederhana untuk menyelidiki hubungan sebab
akibat dari suatu permasalahan. Teknik ini adalah praktik bertanya, mengapa sebanyak lima kali, mengapa
sebuah masalah terjadi dalam upaya menentukan akar penyebab dari suatu masalah.
Keterangan:
Metode 5 why merupakan salah satu pendekatan. Banyak metodologi yang dapat digunakan dalam melakukan analisis penyelesaian masalah seperti:
Design thinking, Creative Problem Solving, Solution - based thinking, Fish Bone Diagram, SWOT Analysis dll.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 81
Akar masalah dari suatu output dapat ditemukan dalam dimensi D sebagai proses
dan dimensi C dan E sebagai input, sesuai dengan model kerangka penilaian
Output Proses Input
Kualitas Capaian Pembelajaran Kualitas Proses Belajar Kualitas Sumber Daya Manusia
siswa Siswa dan Sekolah
Dimensi A Dimensi C
Identifikasi faktor yang berpotensi menyebabkan masalah tersebut terjadi berdasarkan indikator-indikator
dalam dimensi C, D dan E.
Level Permasalahan Akar Permasalahan
Output Pilih masalah yang akan diatasi Pindahkan indikator dari proses yang
dari daftar hal yang belum baik diyakini sebagai penyebab masalah di
output Permasalahan di level
proses dapat menjadi
akar masalah di output
Proses Pilih indikator yang berpotensi Pindahkan indikator dari input yang
sebagai penyebab masalah di diyakini sebagai penyebab masalah di
output dari hal yang belum baik proses Permasalahan di level
input dapat menjadi
akar masalah di proses
Tetapkan tujuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang dengan indikator keberhasilan
masing-masing dari kegiatan, hasil kegiatan dan dampaknya.
Jangka pendek
Hasil Hasil yang diharapkan tercapai Indikator hasil
dari pelaksanaan kegiatan Kualitas guru melaksanakan
Proses pembelajaran guru perbaikan prraktek
terarah pembelajaran mencapai 80%
Nama sub
kegiatan yang
Rincian Pelaksa jelas jelas Anggaran, SDM,
akan dilakukan kegiatan na bantuan yang
kegiata akan dipakai untuk
n melakukan
kegiatan
LK3 LK 5
Profil Opsi untuk menyelaraskan kegiatan dari PBD (lembar kerja #5) dengan daftar
kegiatan yang ada pada ARKAS:
dan Rapor
Platform Rapor 1. Mendapatkan langsung melalui ARKAS; bisa dengan bantuan fitur
Pendidikan Pendidikan mencari (search) saat memilih kegiatan
2. Mendapatkan melalui Buku Saku daftar kegiatan ARKAS
Daftar Kegiatan
pada ARKAS
Perencanaan
Berbasis
Data 1)
Contoh bentuk
RKT Perhatian: pelaporan form K7a
1. Kegiatan harus selaras dengan
ARKAS
terkait pengelolaan
kegiatan yang ada pada ARKAS Pelaporan dana BOS melalui
2. Perencanaan belanja /pengadaan K7a 1) ARKAS
barang/jasa harus melekat sesuai
kegiatannya
Monitoring
& Evaluasi
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 89
Rencana kegiatan dan anggaran diinput selaras dengan kegiatan pada ARKAS
Program Sub-Program Sub Kegiatan Kode Uraian PIC Waktu Waktu Sumber Status Ket.
Rekening Kegiatan Mulai Selesai Daya (Monev.)
Tidak ada
Lain-lain
(CSR,
bantuan)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 90
Berikut alternatif kegiatan dalam komponen BOS sebagai solusi menyelesaikan
akar masalah berdasarkan isu prioritas
Standar Pelaksanaan Kegiatan 01.03.10 Pengembangan diri: Melaksanakan perilaku hidup bersih
Kompetensi Pembelajaran dan dan sehat/Pendidikan dan pengembangan sekolah sehat,
Lulusan Ekstrakurikuler aman, ramah anak, dan menyenangkan
Pengembangan profesi guru 02.06.03. Workshop peningkatan kompetensi semua guru mapel
dan tenaga kependidikan tentang tingkat kesulitan mata pelajaran dalam penentuan
KKM
Standar Proses Pengembangan Profesi Guru dan 03.06.16 Pelaksanaan pemantauan pembelajaran semua
Tenaga Kependidikan mapel/guru di sekolah
Standar PTK Pengembangan Profesi Guru dan 04.06.01 Pembiayaan kegiatan MGMP dan MKKS sekolah
Tenaga Kependidikan
04.06.03 Mengadakan workshop/lokakarya untuk peningkatan
mutu
Standar Pengembangan Perpustakaan 05.02.09 Pengadaan Buku Pegangan atau Buku Teks Utama Guru
Sarpras
05.02.10 Pengadaan Buku Pelajaran Pokok atau Buku Teks Utama
Peserta Didik
Standar Pelaksanaan Administrasi 06.05.10 Membeli atau menyewa genset atau panel surya untuk daerah
Pengelolaan Kegiatan Sekolah yang belum ada listrik
Standar Pelaksanaan Administrasi Kegiatan 07.05.58. Penyediaan pembiayaan untuk studi lanjut
Pembiayaan Sekolah pendidik/tenaga kependidikan
Standar Pelaksanaan Kegiatan Asesmen dan 08.04.20 Simulasi dan pelaksanaan Asesmen Nasional
Penilaian Evaluasi Pembelajaran Berbasis Komputer
08.06.48. IHT
RKT
Dalam pertemuan minimal dibahas 4 hal, yaitu capaian minggu/bulan lalu, target yang akan dilakukan
minggu/bulan depan, kendala yang dialami dan rencana kegiatan yang akan dilakukan minggu/bulan depan
1.Masih ada guru yang belum menguasai PBL numerasi 1.Penyempurnaan RPP - 15 Juni 2022 - Tim Guru
2.Identifikasi bahan PBL yang sesuai - 2 Mei 2022 - Tim
pengadaan
3.Pengadaan bahan PBL - 7 Mei 2022-Tim pengadaan
4.Penguatan materi PBL - 4 Mei 2022 - Komite pembelajaran
OUTCOME / HASIL
1. Workshop PBL Kepala 3 Juli 14 Juli 3 Juli 14 Juli 700,000 680,000 20,000
sekolah 2022 2022 2022 2022
3. Pelaksanaan PBL Guru mapel 1 Agt 15 Des 5 Agt 15 Des 450,000 470,000 -20,000
2022 2022 2022 2022
Review:
1. Kegiatan peningkatan kualitas guru terlambat dilakukan karena kegiatan sebelumnya belum selesai
2. Terdapat efisiensi dalam kegiatan workshop PBL
Sebelum Sesudah
1. Perencanaan 1. Perencanaan sekolah
sekolah hanya melibatkan beragam
melibatkan internal pemangku kepentingan:
sekolah (kepala warga sekolah, komite
sekolah, guru) sekolah, orang tua
2. Tidak terdapat siswa, tokoh agama,
kontrak kerja dan tokoh pendidikan, tokoh
pembagian peran masyarakat dan
pengawas
2. Dewan guru bersama -
sama membuat kontrak
kerja meliputi waktu
sekolah, pembagian
tugas, dll yang
kemudian
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 106
Evaluasi keluaran melalui perubahan pembuatan RPP
Sebelum Sesudah
1. Penyusunan RPP 1. Memasukkan muatan
kurang lokal dalam
memasukkan pembelajaran
muatan lokal 2. KBM sudah berpusat
2. KBM masih pada anak
terpusat pada 3. Tematik sudah mulai
guru tampak
3. Tematik kurang 4. Pengaturan kelas
tampak sudah mulai bervariasi
4. Pengaturan kelas 5. Penilaian sudah
masih tradisional otentik dan
5. Penilaian kurang komprehensif
otentik dan
komprehensif KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 107
Evaluasi keluaran dengan membangun budaya karakter sebagai sistem kontrol
Semula
1. Reward hanya berupa pujian
2. Aktivitas siswa di sekolah tidak
terukur dan terkontrol
Menjadi
1. Ada Reward berupa bintang
2. Aktivitas siswa terukur dan
terkontrol
3. Siswa berlomba jadi yang terbaik
Hasil analisis:
1. Peningkatan
kemampuan numerasi
disebabkan oleh
kegiatan tambahan
pelajaran
2. Peningkatan karakter
siswa disebabkan
beragam kegiatan baru
terkait kedisiplinan, kerja
tim, dan ruang inovasi
yang diberikan lebih luas
bagi siswa
1. Indikator dalam profil pendidikan disusun dari dokumen pendidikan dan dipilih yang mewakili
indikator penting dalam mengukur capaian pendidikan
2. Pemilihan indikator mempertimbangkan obyektifitas indikator dan menghindari semaksimal mungkin
untuk dapat dimanipulasi.
3. Dalam hal indikator yang berasal dari AN, pelaksanaan AN dilakukan dengan instrumen yang sudah
diuji validitas dan reliabilitasnya, serta dilakukan dengan metodologi yang dapat
dipertanggungjawabkan
4. Indikator profil pendidikan dapat diuji dan direvisi/ditambah dikemudian hari jika diperlukan
Okt - Des 2019 Jan - Juli 2020 Ags 2020- Feb 2021 Mar - Ags 2021
Framework,
Naskah akademik, Penyusunan
stimulus, kisi-kisi, &
PP, Permendikbud, instrumen dan Paket soal/butir instrumen
indikator survei
POS, juklak, juknis telaah instrumen
karakter & sulingjar
Kemendikbudristek, Pusmendik, warga sekolah,
Pusmendik, Pusmendik, Guru,
Praktisi dan dinas, konsultan nasional dan
Perguruan Tinggi, dan Perguruan
Komunitas/Penggiat internasional (ETS, ACARA,
Pendidikan guru, dan praktisi Tinggi INOVASI, ACER)
Framework paket
Deskripsi capaian Skor dan indeks
soal, laporan Platform Profil dan Rapor
dan definisi satuan pendidikan
pengembangan Pendidikan
operasional dan daerah
instrumen
Kemendikbudristek, Pusmendik, Perguruan Kemendikbudristek,
Pusmendik, Guru, Tinggi, Praktisi,
Praktisi dan Wartek, PSPK, pemerintah
Perguruan Tinggi, dan Konsultan nasional dan
Komunitas/Penggiat daerah, satuan pendidikan,
praktisi internasional (, PSPK,
Pendidikan UNICEF, & praktisi praktisi
Level 1 Level 2
B.1 Kesenjangan literasi Dibandingkan antara:
B.2 Kesenjangan numerasi 1.kelompok gender (khusus iklim keamanan
dan inklusivitas, perbandingan dipisah
B.3 Kesenjangan karakter antara siswa & guru+KS)
2.kelompok status sosial ekonomi
3.Wilayah perkotaan vs pedesaan
B.4 APK SD/MI/Paket A/SDLB
B.5 APS SD/MI/Paket A/SDLB
B.6 APK SMP/MTS/Paket
B/SMPLB
B.7 APS SMP/MTS/Paket Dianalisa berdasarkan kelompok
B/SMPLB 1.Quintile status sosial ekonomi
2.Kelompok gender
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 116
Berikut struktur pohon indikator untuk dimensi C jenjang Dikdasmen
Level 1 Level 2
C.1 Proporsi GTK bersertifikat
1.Jumlah guru penggerak yg menjadi pelatih 3.Jumlah pelatihan yang difasilitasi per
C.4 Kualitas GTK penggerak 2.Jumlah pelatihan yang difasilitasi per guru kepala sekolah penggerak
penggerak 4.Rerata jumlah guru yang dilatih
1.Kompetensi pedagogik
C.5 Nilai UKG 2.Kompetensi profesional
1.Ekspektasi akademik
2.Perhatian dan kepedulian guru
D.1.2 Dukungan afektif
3.Umpan balik konstruktif
Masing-masing indikator diatas terdiri dari menurut guru dan siswa
D.1 Kualitas
pembelajaran 4.Pembelajaran literasi
1.Instruksi yang adaptif
5.Pembelajaran numerasi
2.Panduan guru
6.Iklim pembelajaran yang
D.1.3 Aktivasi cognitif 3.Aktivasi interaktif
terbuka
Indikator 1,2,3 dan 6 diatas terdiri dari menurut guru dan siswa
2.Survey guru
D.1.4 Pembelajaran praktik vs. teori 1.Survey kepsek
3.Survey siswa
D.6 Iklim kesetaraan gender 1.Dukungan atas kesetaraan gender Akan ada tambahan indikator level 2 selain D.6.1
1.Toleransi agama dan budaya 3.Dukungan atas kesetaraan agama dan budaya
D.7 Iklim kebinekaan
2.Sikap inklusif 4.Komitmen kebangsaan
Fitur
Mendukung para Guru agar dapat • Pelatihan Mandiri, Video
mengajar lebih baik, meningkatkan • Manajemen sekolah Inspirasi
Platform Merdeka • Guru
Mengajar kompetensinya, dan berkembang berbasis data • Bukti Karya Saya
secara karier. • Asesmen Murid
• Perangkat Ajar
Apakah pembayaran
dengan metode
Bagaimana cara Apa yang harus Virtual Account tetap
Bagaimana jika Satdik Apakah pesanan
mendaftar sebagai dilakukan jika sumber dapat dilakukan
tidak dapat login? dana tidak muncul? walaupun sudah dapat dibatalkan?
penyedia?
melewati tenggat
waktu pembayaran?
Persyaratan dan cara ● Lakukan ● sampaikan ke Dinas Jika tenggat waktu Sesuai dengan
pendaftaran dapat pembaruan data Pendidikan pembayaran sudah Permendikbud
dilihat di: dan sinkronisasi setempat habis sekolah masih 14/2020 Tentang
● https://siplah.kemd akun Dapodik ● Dinas Pendidikan tetap dapat pedoman PBJ oleh
ikbud.go.id/#mitra ● Pastikan email dan akan mengirimkan melakukan Satdik untuk barang
● bit.ly/siplah-daftar kata sandi benar SK atau daftar Satdik pembayaran dengan yg sudah sampai
yang telah nomor VA yang sama. tahap/proses
diverifikasi dan akan Untuk informasi lebih pengiriman sudah
dikirimkan melalui lanjut dapat tidak dapat
email menghubungi masing dibatalkan
sds.siplah@kemdikb masing CS Mitra
ud.go.id SIPLah.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
SDS/SIPLah : Penanganan Masalah Login dengan SSO Dapodik
3.2 Berapa jumlah mitra SIPLah? Jumlah mitra SIPLah saat ini:
Surat Edaran Bersama Mendagri Nomor 907-6479-SJ dan Mendikbudristek Nomor 7 Tahun 2021
Kemendikbudristek bersama Kemendagri sepakat mengeluarkan Surat Edaran Bersama (SEB) untuk mengintegrasikan
sistem pengelolaan anggaran pendidikan dengan sistem pengelolaan keuangan daerah. Hal tersebut sejalan dengan
ketentuan sebagaimana tertuang dalam Permendikbudristek No. 2 Tahun 2022.
Integrasi ini akan menjadikan ARKAS aplikasi tunggal untuk pengelolaan anggaran sekolah yang lebih:
Seluruh pengelolaan anggaran* sekolah akan dilakukan melalui aplikasi ARKAS dimulai dengan dana BOS di
tahun 2022. Hal serupa juga akan diterapkan pada dana BOP mulai tahun 2023.
APLIKASI RKAS
merupakan sistem informasi yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi
sekolah dalam melakukan tata kelola perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan serta
pertanggungjawaban dana bantuan operasional sekolah
dalam bentuk digital.
Secara prinsip tidak ada perubahan bisnis proses antara ARKAS 3.3 ( dan 4.0 *) ), keduanya masih
bersumber pada proses bisnis yang sama seperti yang digambarkan pada halaman sebelumnya.
Perubahan yang terjadi bertujuan untuk meningkatkan performa aplikasi dengan membuat alur dan
tampilan (UI/UX) yang lebih mudah dipahami oleh pengguna, bahkan pengguna baru sekalipun.
Quick error mitigation Mencegah dan mengantisipasi kesalahan yang mungkin dilakukan
2 Pesan yang muncul saat terjadi error /
kesalahan pengguna, dengan adanya pesan pemberitahuan atau peringatan.