Bahan Kimia
A. Serbuk
No Nama Bahan Rumus Kimia Sifat Fisik dan Tanda Bahaya
1
2
3
dst
1
B. Cairan
No Nama Bahan Rumus Kimia Sifat Fisik dan Tanda
Bahaya
1
2
3
dst
Tanda Bahaya
No Gambar Keterangan
1
2
3
dst
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
2
PERCOBAAN II
PEMBAKARAN BUNSEN DAN PEMANASAN LARUTAN
A. PEMBAKARAN BUNSEN
I. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa dapat mengoperasikan alat-alat laboatorium
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi dan mengamati warnanya.
II. Dasar Teori
Pembakaran Bunsen (Bunsen Burner) merupakan alat
pembakaran (Burner) pertama yang dapat menghasilkan nyala api
premix. Bunsen burner menggunakan prinsip pengaturan aliran
campuran udara bahan bakar gas secara kontinue. Bahan bakar gas
masuk ke dalam burner melalui saluran masuk pipa di dasar burner
yang ujung pipanya berbentuk nozzle agar bahan gas langsung dapat
bercampur dengan baik dengan udara primer yang masuk secara radial
melalui kontrol ring. Sepanjang melalui tabung pembakar (Barrel), gas
dan udara akan bercampur dengan baik mendekati campuran homogen
dan mengalir keluar dariujung tabung pembakar secara kontinu.
III. Alat dan Bahan
Alat : a. Pembakar Bunsen f. Krusibel tang (gegep)
b. Cawan porselin g. Korek api
c. Kawat kaca
d. Kaki tiga
e. Segitiga porselin
Bahan : aquades
3
f. Biarkan katup udara terbuka lebar, kecilkan perlahan-lahan aliran
gas hingga terjadi letupan lemah. Jika nyala tidak tampak lagi,
amtilah bagian dalam cerobong!
Matikanlah gas dan dengan hati-hati rabalah bunsen.
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
g. Pengamatan
h. Pembahasan
B. PEMANASAN LARUTAN
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat memahami metode pemanasan larutan yang benar
II. Dasar Teori
Pada proses pemanasan larutan, harus memperhatikan kemungkinan
terjadinya bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu
drastis). Cara mencegah hal tersebut adalah dengan menambahkan
batu didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi
• Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada
praktikan baik diri sendiri maupun orang lain
• Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung
• Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk
dan sesekali dikocok
• Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan
b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer
Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil
cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila
mendidih.
III. Alat dan Bahan
Alat : a. Pembakar Bunsen f. Batang pengaduk
b. Tabung reaksi g. Hotplate
c. Erlenmeyer h. Penjepit tabung
d. Batu didih
e. Gelas piala
Bahan : Aquades
4
d) Beaker glass dengan aquadest
e) Pemanasan dengan sistem Watterbat
V. Pengamatan
Tuliskan dengan komprehensif hal-hal yang Anda amati!
VI. Pembahasan
Sebut dan jelaskan masing-masing alat dan bahan pada prosedur yang
dilakukan?
Misal, fungsi batu didih dll.
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
:Asisten:
5
PERCOBAAN III
PENYARINGAN
I. Tujuan Percobaan
Mengetahui dan memahami teknik penyaringan
Mengetahui cara menambahkan zat
Membedakan filtrat dan substrat
II. Dasar Teori
Metode pemisahan adalah suatu cara yang digunakan untuk
memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau kelompok senyawa
yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan baik
dalam skala laboratorium maupun industri. Salah satu metode
pemisahan campuran yang dilakukan yaitu penyaringan (filtrasi).
Filtrasi adalah pemisahan campuran berdasarkan ukuran
partikelnya dengan menngunakan alat berpori( filter/penyaring).
Penyaring akan menahan zat yang ukuran partikelnya lebih besar dari
ukuran pori penyaring. Hasil penyaringan disebut filtrat, sedangkan
sisa yang tertinggal di penyaring disebut residu (ampas).
Proses pemisahan dengan cara filtrasi dapat dibedakan
berdasarkan adanya tekanan dan tanpa tekanan. Proses pemisahan
tanpa tekanan, yaitu proses dimana cairan mengalir karena adanya
gaya gravitasi. Proses pemisahan dengan tekanan umumnya dengan
menggunakan alat vakum atau penyedot.
III. Alat dan Bahan
Alat : a. Gelas kimia e. Batang pengaduk
b. Erlenmeyer f. Spatula
c. Corong kaca g. Botol semprot
d. Kertas saring
Bahan : • Aquades
• Pasir
• Belerang
• Garam dapur
• Kalium permanganat
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
Sebut dan jelaskan masing-masing alat dan bahan pada prosedur yang
dilakukan serta prinsip dasar dari percobaan Misal, fungsi kertas saring
dll.
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
7
PERCOBAAN IV
PENENTUAN BERAT JENIS
I. Tujuan Percobaan
Mengetahui cara menentukan berat jenis suatu padatan dan cairan
Memahami mekanisme penentuan berat jenis
8
3. Tambahkan larutan aquadest dengan pipet tetes ke dalam
piknometer sampai penuh (jangan sampai terdapat gelembung
udara)
4. Timbang aquadest , catat..
5. Ulangi perlakuan menggunakan larutan alkohol.
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
9
PERCOBAAN V
CARA-CARA PEMURNIAN ZAT
I. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui prinsip dasar pemurnian zat kristalisasi dengan
“seeding”
b. Mengetahui prinsip dasar pemurnian zat kristalisasi dengan
sublimasi
II. Dasar Teori
Pemurnian zat dapat dilakuan berdasarkan sifat fisiknya,
seperti perbedaan kelarutan. Untuk pemurnian secara kristalisasi,
dapat dilakukan berdasarkan perbedaan kelarutan dalam pelarut yang
digunakan. Kristal dibentuk oleh ion-ion, atom atau molekul yang
tersusun secara sistematik dan bertahap sehingga membentuk
geometrik tertentu. Kristal dapat dibentuk dari larutannya dengan cara:
• Menguapkan pelarutnya
• Mendinginkan larutan di bawah temperatur titik jenuhnya
• Menukar pelarutnya
Reristalisasi merupakan metode pemurnian zat padat kristal yang
paling efektif dan luas penggunaannya. Dasar pemisahannya adalah
berdasarkan perbedaan kelarutan dan perbedaan kecepatan
pembentukan kristalyang satu terhadap yang lain.
III. Alat dan Bahan
Alat : a. Gelas kimia e. Cawan penguap
b. Tabung reaksi f. Kaca arloji
c. Neraca analitik g. Batang pengaduk
d. Pipet
Bahan : • kristal Na2S2O3.5H2O
• air
• NaCl
• Naftalen
IV. Prosedur Percobaan
a. Keadaan Lewat jenuh, Kristalisasi dengan “SEEDING”
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
1) Masukkan kering kristal Na2S2O3. 5H2O ke dalam tabung reaksi
sampai setinggi ± 2,5 cm
2) Panaskan tabung reaksi dalam air mendidih dalam beaker glass
sampai semua kristal larut sempurna.
3) Kemudian letakkan tabung reaksi ke dalam beaker glass yang beisi
air dingin dan biarkan selama 10 menit.
10
4) Setelah larutan larut, masukkan sebutir kriatal kecil natrium
tiosulfat.
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
11
PERCOBAAN VI
PEMBUATAN MODEL-MODEL MOLEKUL
I. Tujuan Percobaan
a. Mengetahui bentuk-bentuk molekul tiga dimensi senyawa
hidrokarbon dan beberapa senyawa lain.
b. Mengetahui prinsip dasar pemodelan molekul.
II. Dasar Teori
Bentuk molekul merupakan konsep dasar dalam kimia
organik,molekul memiliki tiga dimensi dan interaksi ruang
(spatial),dari bagian molekul dengan bagian lainnya,sangat penting
dalam menentukan sifat fisik dan kimianya.model molekul dapat
dibuat berbagai ranangan dengan menggunakan berbagai bahan
sehingga didapatkan model molekul berbentuk bola tongkat dan
pengisi ruang model bola. Tongkat menunjukkan besarnya sudut
ikatan suatu molekul.
Dasar pendekatan ini adalah asumsi bahwa pasangan di kulit
valensi suatu atom saling bertolakan satu sama lain. Kulit valensi
(valence shell) adalah kulit terluar yang ditempati elektron dalam suatu
atom yang biasanya terlibat dalam suatu ikatan. Dalam ikatan kovalen,
yang sering disebut pasangan ikatan berperan dalam mengikat dua
atom. Tetapi dalam molekul poliatomik , dimana terdapat dua atau
lebih ikatan antara atom pusat dan atom disekitarnya, tolak-menolak
antara elektron-elektron dalam pasangan ikatan yang berbeda
menyebabkan pasangan itu berada sejauh mungkin satu sama lain.
Bentuk yang dipilih suatu molekul meminimalkan tolakan (seperti
terlihat dari posisi seluruh atom). Pendekatan untuk kajian bentuk
molekul ini disebut model tolakan pasangan– elektron kulit – valensi.
Dengan model ini, kita dapat meramalkan bentuk molekul (dan ion)
secara sistematis. Untuk tujuan ini, molekul-molekul dibagi ke dalam
dua golongan, berdasarkan pada apakah atom pusatnya mengandung
pasangan elektron bebas atau tidak.
12
IV. Prosedur Percobaan
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
13
PERCOBAAN VII
PEMBUATAN LARUTAN
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa mampu:
a. Membuat larutan dari bahan terlarut padat dengan berbagai konsentrasi
b. Membuat larutan dari bahan terlarut cair
c. Mengencerkan larutan
% xdx10
M = d: massa jenis
Mr
(2)
Pengenceran merupakan kegiatan untuk menambah pelarut suatu
larutan sehingga konsentrasinya menjadi lebih kecil. Untuk
menentukan konsentrasi larutan dalam proses pengenceran digunakan
persamaan 3.
V1M 1 = V2 M 2
(3)
III. Alat dan Bahan
Alat : a. Labu Ukur f. Pipet volume
b. Pipet tetes g. Kaca arloji
c. Neraca analitik h. Batang pengaduk
d. Gelas ukur
14
e. Gelas kimia
Bahan : a. Aquades
b. .............
c. ...............
d. ...............
e. ...............
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
15
PERCOBAAN VIII
STOIKIOMETRI
I. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan hubungan antara mol
suatu zat dengan mol zat lain dalam suatu reaksi kimia.
b. Memahami konsep pereaksi pembatas
II. Dasar Teori
Dalam stoikiometri dipelajari hubungan antara berat zat-zat
yang bereaksi dan yang dihasilkan pada suatu reaksi kimia. Hubungan
ini didasarkan pada hukum kekekalan massa dan hukum perbandingan
pasti. Pada perhitungan banyaknya zat yang bereaksi atau yang
terbentuk sangat penting persamaan reaksi kimia yang berlangsung.
Oleh karena itu langkah pertama pada perhitungan stoikiometri ini
adalah penyusunan persamaan reaksi kimia yang benar. Selain itu
pengukuran berat atau volume juga harus teliti.
Berdasarkan hukum avogadro “Gas-gas yang mempunyai
volume sama pada suhu dan tekanan yang sama mempunyai jumlah
molekul sama”. Sehingga didapatkan hubungan
16
c. Simpan di rak tabung selama 15-30 menit sampai timbul endapan
d. Ulangi langkah tersebut dengan rancangan Na2CO3 1 M dan CaCl2
0,5 M; Na2CO3 0,5 M dan CaCl2 0,5 M; Na2CO3 0,5 M dan CaCl2
0,5 M; Na2CO3 0,5 M dan CaCl2 0,1 M; Na2CO3 0,5 M dan CaCl2
0,05 M
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
17
PERCOBAAN IX
ASAM BASA
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat membuat larutan indikator alami dari tumbuhan dan
mengamati perubahan warna indikator dalam larutan asam basa.
Warna Hin berbeda dengan warna In–. Pada pH = pKa atau [H+] = Ka
indikator, maka [In–] sama dengan [HIn] sehingga yang tampak adalah
warna campuran antara warna HIn dan warna In–. Pada pH lebih
rendah dari nilai Ka, warna yang tampak adalah warna HIn, dan jika
pH lebih besar dari Ka, warna yang tampak adalah warna In–.
Perubahan warna akan berkisar antara pH = pKa ±1. Kisaran angka ini
disebut dengan trayek range pH indikator.
18
IV. Prosedur Percobaan
1. Preparasi Sampel Tanah
a. Timbang Sampel Tanah sebanyak 5 g dan larutkan dengan 10 mL
akuades dalam gelas piala
b. Aduk hingga tercampur merata
c. Diamkan selama 1 menit
4. Pengamatan pH
Sampel (larutan HCl, NaOH, CaCO3, pupuk cair dan larutan tanah) diuji
pH nya menggunakan kertas indikator buatan, kertas lakmus, dan pH
universal.
(Buatlah prosedur kerja dalam bentuk diagram alir!)
V. Pengamatan
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pusataka
Tanggal dikumpulkan:
Nilai
Asisten:
19
BUKU KERJA
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
(Untuk Kalangan Sendiri)
Nama :
NPM :
Dosen Pengampu
Nina Ariesta, S.Pd., M.Si.
Devy Susanty, S.Pd., M.Si.
20