Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT MEMILIH

PENGOBATAN ALTERNATIF DIKECAMATAN KOTA BARAT KOTA


GORONTALO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

Anik Indarwati1, Ani Retni2


1,3
Program studi keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
anik.indarwati@yahoo.co.id

ABSTRACT
Factors affecting society choose alternative medication in Kota Barat District. Tthe aim of this research is to
the factors that affect society to choose alternative medication .this type of research is used observasional
analytic with cross sectional approach .the number of population 6,076 households and the number of
responden in a sample are 120 hounseholds.the analysis of data is used univariat,bivariat,and multivariate
analysis These results are that (a) Social factors had an effect on society decision to choose alternative
medication in kota barat distric with a value of 0.000, (b) economic .Faktor also efectif on society decision to
choose the decision of the choose alternative medicine in kota barat District with a value of 0.000 (c) .Faktor
of culture also had an affect on social to choose alternative medicine in kota barat District with a value
0.015,based on the three factors are researched, the more effection factor is the social and cultural factors. That
a correlation rate of 0.472.

Keywords: Social, Economic, Cultural, Society,Alternative medication

ABSTRAK
Faktor- Faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih pengobatan alternatif di Kecamatan Kota Barat,
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang mempengaruhi masyarakat memilih
pengobatan alternatif. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional
studi, jumlah populasi 6.076 kk, dengan jumlah sampel responden 120 kk, analisa data yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah analisis univariat , analisis Bivariat dan multivariat . Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa (a) Faktor sosial berpengaruh terhadap keputusan masyarakat memilih pengobatan alternatif di
Kecamatan Kota Barat dengan nilai 0.000, ( b).Faktor ekonomi berpengaruh terhadap keputusan masyarakat
memilih pengobatan alternatif di Kecamatan Kota Barat dengan nilai 0.000 (c).Faktor budaya berpengaruh
terhadap keputusan masyarakat memilih pengobatan alternatif di Kecamatan Kota Barat dengan nilai 0.015, dari
ketiga faktor yang diteliti, faktor yang lebih berpengaruh adalah faktor sosial dan budaya.yakni memiliki tingkat
korelasi sebesar 0 .472

Kata Kunci: Sosial, Ekonomi, Budaya, Masyarakat, Memilih, Pengobatan Alternatif


Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

PENDAHULUAN pengobatan alternatif yang tersedia


sehingga memudahkan masyarakat dalam
Pelayanan kesehatan yang banyak menggunakan jasa pengobatan tersebut.
diminati masyarakat indonesia saai ini
adalah pengobatan alternatif atau METODOLOGI PENELITIAN
pengobatan tradisional. Pengobatan Penelitian dilaksanakan pada bulan
alternatif merupakan pengobatan yang November sampai Desember 2014 Jenis
menggunakan cara alat atau bahan yang penelitian yang digunakan adalah penelitian
tidak termasuk dalam standar pengobatan observasional analitik dengan pendekatan
kedokteran dan dipergunakan sebagai cross sectional study yaitu suatu rancangan
alternatif atau pelengkap pengobatan yang mengkaji dinamika korelasi/assosiasi
kedokteran tersebut. Menurut Wijayanti antara variabel independen dan variabel
(2014:10) bahwa banyak keuntungan yang dependen pada saat yang bersamaan (point
diperoleh dengan menggunakan ramuan time approach).
tradisional diantaranya (1) Harga ramuan HASIL PENELITIAN
tradisional lebih murah jika dibandingkan Deskripsi Karakateristik Responden
dengan obat-obatan kimia atau buatan Karakteristik responden dalam
pabrik, (2) Bahan ramuan tradisional sangat penelitian meliputi umur, jenis kelamin,
mudah didapatkan di sekitar lingkungan pendidikan terakhir dan pekerjaan. Untuk
bahkan dapat ditanam sendiri untuk lebih jelasnya akan diuraikan berikut ini.
persediaan keluarga, (3) Pengolahan ramuan
juga tidak rumit, sehingga dapat dibuat di Umur
dapur sendiri tanpa memerlukan peralatan Tabel 2. Karakteristik Responden
khusus dan biaya yang besar. Menurut Riset Berdasarkan Umur
Kesehatan Dasar tahun 2013 yang dilakukan Umur Frekuensi
Persentase
(%)
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 20-39 tahun 37 Orang 31%
menunjukkan, 59,12 persen penduduk 40-59 tahun 60 Orang 50%
pernah mengonsumsi jamu dan 95 persen >60 tahn 23 Orang 19%
Jumlah 120 Orang 100
dari jumlah tersebut mengakui manfaat Sumber Data Primer, 2014
ramuan tradisional untuk kesehatan. Tercatat Mencermati data pada tabel di atas
pula, ada sekitar 72,44 persen penduduk menunjukkan bahwa dari 120 kepala
yang menggunakan pengobatan sendiri, dan keluarga yang dijadikan responden sebagian
32,87 persen memilih obat tradisional. Data besar berada pada kelompok umur 40 – 59
tersebut didukung pula dengan jumlah tahun yakni berjumlah 60 orang (50%) .
pengobat tradisional di indonesia yang
mencapai 280.000 orang. Selain itu, Jenis Kelamin
perkembangan pengobatan alternatif di Tabel 3. Karakteristik Responden
indonesia juga didukung dengan Berdasarkan Jenis Kelamin
ditemukannya sekitar 950 tanaman yang Persentase
Jenis Kelamin Frekuensi
memiliki fungsi penyembuhan dari 30.000 (%)
jenis tanaman yang ada di Nusantara. Dan Laki-Laki 102 Orang 85%
Perempuan 18 Orang 15%
diwilayah kota barat terdapat 22 faslitas Jumlah 120 Orang 100
pengobat tradisional Sumber Data Primer, 2014
Berdasarkan data pada tabel di atas
diketahui bahwa dari 120 orang kepala
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

keluarga yang dijadikan responden sebagian keterampilan


Batra 27 Orang 27%
besar adalah laki-laki yakni berjumlah 102 pendekatan
orang (85%) sedangkan responden agama
perempuan berjumlah 18 orang (15%). Batra ramuan 21 Orang 18%
Batra 5 Orang 4%
supranatural
Pendidikan Terakhir Jumlah 120 Orang 100
Tabel 4. Karakteristik Responden Sumber Data Primer, 2014
Berdasarkan Pendidikan Terakhir Mencermati data pada tabel di atas dapat
Pendidikan Frekuensi
Persentase dijelaskan bahwa dari 120 orang responden
(%) sebagian besar menggunakan batra
Tidak 12 10%
Lulus SD Orang keterampilan yakni berjumlah 67 orang
SD 30 Orang 25% (56%).
SMP 26 Orang 22%
SMA 41 Orang 34%
PT 11 Orang 9% Penghasilan
Jumlah 120 Orang 100 Tabel 7. Karakteristik Responden
Sumber Data Primer, 2014 Berdasarkan Penghasilan
Mencermati data pada tabel di atas dapat Penghasilan Frekuensi
Persentase
diketahui bahwa dari 120 orang responden (%)
< Rp. 91 Orang 76%
sebagian besar berpendidikan SMA yakni 1.000.000,-
berjumlah 41 orang (34%) Rp 1.000.000 – 17 Orang 14%
Rp. 1.500.000,-
Rp. 2.000.000 – 10 Orang 8%
Pekerjaan Rp. 1.500.000,-
Tabel 5. Karakteristik Responden > Rp. 2 Orang 2%
Berdasarkan Pekerjaan 3.000.000,-
Jumlah 120 Orang 100
Frekuens Persentas
Pekerjaan Sumber Data Primer, 2014
i e (%) Berdasarkan data pada tabel di atas dapat
Tidak Bekerja 22 Orang 18%
Binatu/Buruh 20 Orang 17% dijelaskan bahwa dari 120 orang responden
Dagang/Kios/W 5 Orang 4% sebagian besar memiliki penghasilan sebesar
arung < Rp. 1.000.000,- yakni berjumlah 91 orang
Honor 3 Orang 3%
PNS 14 Orang 12% (76%)
Sopir 4 Orang 3%
Swasta/Wiraswa 52 Orang 44% Faktor Sosial (X1)
sta
Jumlah 120 Orang 100 Tabel 8. Faktor Sosial Masyarakat
Sumber Data Primer, 2014 Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo (X 1)
Berdasarkan data pada tabel di atas
menunjukkan bahwa dari 120 orang Faktor Sosial Frekuensi Persentase (%)
Tidak 44 orang 37%
responden paling banyak bekerja sebagai Berpengaruh
swasta/wiraswasta yakni berjumlah 52 orang Berpengaruh 76 orang 63%
(44%). Jumlah 120 orang 100%
Sumber Data Primer, 2014

Penggunaan Pengobatan Tradisional Mencermati data pada tabel di atas


Tabel 6.Karakteristik Responden menunjukkan bahwa dari 120 responden
Berdasarkan Pengobatan Tradisionl sebagian besar menjawab bahwa faktor
Pengobatan Persentase
Tradisional
Frekuensi
(%) sosial berpengaruh terhadap masyarakat
Batra 67 Orang 56% memilih pengobatan alternatif (batra) di
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Kecamatan Kota Barat yakni berjumlah 76 Berdasarkan data pada tabel di atas
orang (63%). diketahui bahwa dari 120 orang responden
sebagian besar mengatakan memilih
Faktor Ekonomi (X2) pengobatan tradisional yakni berjumlah 61
Tabel 9. Faktor Ekonomi Masyarakat orang (51%).
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo
(X2) Analisa Data Bivariat
a. Pengaruh Faktor Sosial Terhadap
Faktor Ekonomi Frekuensi Persentase (%) Masyarakat Memilih Pengobatan Altenatif
Tidak Mampu 48 orang 40%
Mampu 72 orang 60%
di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo
Jumlah 120 100% Tabel 12 Tabulasi Silang Faktor Sosial
Orang dengan Masyarakat Memilih Pengobatan
Sumber Data Primer, 2014 Altenatif di Kecamatan Kota Barat Kota
Berdasarkan data pada tabel di atas Gorontalo
diketahui dari 120 orang responden sebagian Memilih Pengobatan Chi-
besar memiliki tingkat ekonomi yang Alternatif Square
Faktor Total Asymp.
mampu yakni berjumlah 72 orang (60%) . Sosial Tidak Memilih Sig.
Memilih
Faktor Budaya (X3) N % N % n %
Tidak 36 82% 8 18 44 100 26.687
Tabel 10. Faktor Budaya Masyarakat Berpeng % %
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo (X 3) aruh 0.000
Berpeng 25 33% 51 67 76 100
Faktor Budaya Frekuensi Persentase (%) aruh % %
Tidak 44 orang 37% Total 61 51% 59 49 12 100
Berpengaruh % 0 %
Berpengaruh 76 orang 63% Sumber Data , 2014
Jumlah 120 100 Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai chi
Orang square antara faktor sosial dan masyarakat
Sumber Data Primer, 2014
memilih batra sebesar 26.687 dengan tingkat
Mencermati jawaban responden pada tabel
signifikan sebesar 0.000. Nilai signifikan ini
di atas diketahui bahwa dari 120 orang
lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
sebagian besar mengatakan bahwa faktor
disimpulkan bahwa faktor sosial
budaya berpengaruh terhadap masyarakat
berpengaruh terhadap keputusan masyarakat
memilih pengobatan tradisional yakni
memilih pengobatan altenatif di Kecamatan
berjumlah 76 orang (63%).
Kota Barat Kota Gorontalo.
b. Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap
Masyarakat Memilih Pengobatan
Masyarakat Memilih Pengobatan Altenatif
Tradisional (Batra) (Y)
di Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo
Tabel 11. Masyarakat Memilih Pengobatan
Tabel 12 Tabulasi Silang Faktor
Tradisional (Y)
Masyarakat Persentase
Ekonomi dengan Keputusan Masyarakat
Frekuensi Memilih Pengobatan Altenatif di
Memilih Batra (%)
Tidak memilih 59 orang 49% Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo
Memilih 61 orang 51% Memilih Pengobatan Chi-
Jumlah 120 Orang 100% Alternatif Squar
Sumber Data Primer, 2014 Faktor Total e
Ekono Tidak Memilih Asym
mi Memilih p.
Sig.
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

N % N % n % Nilai signifikan ini lebih kecil dari 0,05


Mamp 33 69% 15 31% 48 100 10.27
u % 5
sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor
Tidak 28 39% 44 61% 72 100 budaya berpengaruh terhadap keputusan
Mamp % 0.000 masyarakat memilih pengobatan altenatif di
u
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo.
Total 61 51% 59 49% 12 100
0 %
Sumber Data , 2014 Pembahasan
Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai chi a.Faktor Sosial (X1)
square antara faktor ekonomi dan keputusan Berdasarkan data hasil penelitian diketahui
masyarakat memilih pengobatan alternatif bahwa dari 120 responden sebagian besar
sebesar 10.275 dengan tingkat signifikan mengatakan bahwa faktor sosial
sebesar 0.000. Nilai signifikan ini lebih kecil berpengaruh terhadap keputusan masyarakat
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa memilih di Kecamatan Kota Barat
faktor ekonomi berpengaruh terhadap menggunakan pengobatan alternatif yakni
keputusan masyarakat memilih pengobatan berjumlah 76 orang (63%).
altenatif (Batra) di Kecamatan Kota Barat Kecamatan Kota Barat yang suka
Kota Gorontalo. berkelompok atau bersosialisasi ini
memudahkan mereka untuk mendapatkan
c. Pengaruh Faktor Budaya terhadap berbagai informasi seperti tempat-tempat
Keputusan Masyarakat Memilih Pengobatan pengobatan alternatif maupun berbagai jenis
Altenatif di Kecamatan Kota Barat Kota pengobatan alternatif.
Gorontalo Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tabel 13 Tabulasi Silang Faktor penggunaan pengobatan alternatif pada
Budaya dengan Keputusan Masyarakat umumnya berasal dari keluarga yang
Memilih Pengobatan Altenatif di menggunakan batra, orang tua yang telah
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo lama memanfaatkan pengobatan alternatif,
teman-teman yang pernah sembuh dengan
Memilih Pengobatan Chi- pengobatan alternatif, masyarakat di
Alternatif Squ
Faktor Total are lingkungan sekitar tempat tinggal yang
Budaya Tidak Memilih Asy memanfaatkan pengobatan alternatif yang
Memilih mp. menganjurkan atau menyarankan untuk
Sig.
N % N % N % menggunakannya sehingga responden
Berpengaruh 32 64% 18 36% 50 10 5.94 cenderung untuk mencoba dan memilih
0 5 menggunakan batra untuk menjaga
%
Berpengaruh 29 41% 41 59% 70 10 0.00 kesehatannya.
0 0 Hasil penelitian ini sejalan dengan
% teori yang dikemukakan oleh Agusmasrni
Total Tidak 51% 59 49% 120 10
61 0
dalam Ardita (2014) bahwa faktor sosial
% merupakan salah satu faktor yang mendasari
Sumber Data, 2014 terjadinya interaksi sosial yaitu pemberian
suatu pandangan atau pengaruh oleh
Dari hasil analisa diketahui bahwa nilai chi seseorang kepada orang lain dengan cara
square antara faktor budaya dan keputusan tertentu sehingga orang tersebut mengikuti
masyarakat memilih batra sebesar 5.945 pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir
dengan tingkat signifikan sebesar 0.015. panjang. Faktor sosial berasal dari kelaurga,
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

tetangga, kawan dan lingkungan sekitar langsung pulang ke rumah setelah


yang mempengaruhi pola pikir dari mendapatkan pengobatan dan faktor paling
masyarakat. utama yakni masyarakat yang memiliki
b. Faktor Ekonomi (X2) pendapatan rendah juga dapat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui memanfaatkannya.
bahwa dari 120 orang responden sebagian Pendapat di atas sejalan dengan teori yang
besar memiliki tingkat ekonomi yang cukup dikemukakan oleh Agusmarni dalam Ardita
yakni berjumlah 72 orang (60%) . (2012) bahwa faktor ekonomi mempunyai
Masyarakat di Kecamatan Kota Barat peranan besar dalam penerimaan atau
memiliki tingkat ekonomi yang cukup penolakan suatu pengobatan. Tingginya
karena sebagian besar mereka mampu untuk tingkat pendapatan dengan besarnya
memenuhi kebutuhannya sendiri walaupun permintaan akan pemeliharaan kesehatan,
ditinjau dari pendapatannya sebagian besar terutama dalam hal pelayanan kesehatan
<Rp 1.000.000,- namun ada juga masyarakat modern. Sedangkan menurut Paluttri (2005)
yang memiliki pendapatan perbulan Rp. bahwa sebagian besar jasa pelayanan
1.000.000 - Rp.1.500.000,-perbulan sampai kesehatan merupakan barang normal dimana
Rp. >3.000.000,- perbulan. kenaikan pendapatan keluarga akan
Masyarakat Kecamatan Kota Barat meningkatkan permintaan untuk jasa
masih sebagian besar mengatakan bahwa pelayanan kesehatan, akan tetapi ada
mereka mampu membayar biaya pengobatan kecenderungan mereka yang berpendapatan
alternatif (batra) seperti batra keterampilan tinggi tidak menyukai jasa pelayanan yang
yang pengobatannya berdasarkan menghabiskan waktu.
keterampilan fisik dengan menggunakan c. Faktor Budaya (X3)
anggota gerak atau alat bantu seperti pijat, Faktor budaya adalah pikiran, adat-istiadat,
memberikan pelayanan patah tulang secara kepercayaan yang menjadi kebiasaan
tradisional lebih murah dibandingkan masyarakat. Berdasarkan data hasil
dengan perawatan medis. Batra ramuan yang penelitian diketahui bahwa dari 120 orang
masih dirasakan mudah untuk dibeli seperti responden sebagian besar mengatakan
jamu-jamu yang berasal dari ramuan obat bahwa faktor budaya berpengaruh terhadap
dari tumbuh-tumbuhan, hewan, mineral. Ada keputusan masyarakat memilih pengobatan
juga di wilayah Kota Gorontalo yang tradisional yakni berjumlah 76 orang (63%).
menjual berbagai jamu yakni di Toko Jamu Kondisi budaya dari masyarakat Kecamatan
Solo yang harganya hanya ribuan rupiah. Kota Barat yang masih mempercayai
Selain itu dari jawaban responden juga pengobatan yang berasal dari kekuatan
diketahui bahwa faktor ekonomi merupakan supranatural merupakan faktor yang
pendorong masyarakat untuk menggunakan mendorong masyarakat dalam menentukan
pengobatan alternatif karena dapat keputusan menggunakan pengobatan
menyembuhkan dan tidak mahal, batra juga alternatif atau tidak. Jika masyarakat di
disukai karena lokasinya mudah dijangkau sekitar tempat tinggal responden sebagian
dan berada di sekitar tempat tinggal besar cenderung memanfaatkan batra maka
sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya hal ini berdampak pada keputusannya untuk
transportasi yang besar. Masyarakat juga mempercayai batra sebagai pengobatan
mengatakan bahwa untuk pengobatan alternatif jika mengalami masalah
alternatif sangat baik karena tidak perlu kesehatan. Selain itu faktor kejenuhan
membayar ruangan sebab penderita terhadap pelayanan medis yang diberikan
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

oleh petugas keshatan belum dapat didapatkan setelah menggunakan batra tidak
memberikan kesembuhan berdampak pada sesuai dengan harapannya.
keputusan masyarakat di wilayah Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa
Kecamatan Kota Barat cenderung nilai chi square antara faktor sosial dan
menggunakan pengobatan alternatif seperti keputusan masyarakat memilih batra sebesar
hal-hal yang dilakukan oleh orang tua jika 26.687 dengan tingkat signifikan sebesar
anaknya mengalami demam ada yang hanya 0.000. Nilai signifikan ini lebih kecil dari
meminta air sebagai obat penurun demam 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa
dan ada juga batra yang menggunakan doa- faktor sosial berpengaruh terhadap
doa secara Islami sehingga hal ini juga dapat keputusan masyarakat memilih pengobatan
dipercaya. altenatif (Batra) di Kecamatan Kota Barat
Pendapat di atas sejalan dengan Kota Gorontalo.
teori yang dikemukakan oleh Agusmarni Faktor sosial berpengaruh terhadap
dalam Ardita (2014) bahwa nilai-nilai keputusan masyarakat memilih pengobatan
budaya yang dominan pada individu sangat alternatif di Kecamatan Kota Barat Kota
mempengaruhi pembentukan kepribadian Gorontalo hal ini dibuktikan dengan
individu. Dalam hal ini budaya dipengaruhi jawaban responden bahwa mereka
oleh suku bangsa yang dianut oleh pasien, menggunakan pengobatan alternatif karena
jika aspek suku bangsa sangat mendominasi pihak keluarga juga menggunakannya, orang
maka pertimbangan untuk menerima atau tua juga menyarankan agar responden
menolak didasari ada kecocokan suku memanfaatkan batra karena telah banyak
bangsa yang dianut. orang yang menggunakannya baik teman-
teman juga sudah banyak membuktikan
Pembahasan Data Bivariat bahwa pengobatan batra sangat baik untuk
a.Pengaruh Faktor Sosial Terhadap menjaga kesehatan dan dapat digunakan
Keputusan Masyarakat Memilih Pengobatan oleh semua lapisan masyarakat baik yang
Altenatif di Kecamatan Kota Barat Kota muda ataupun yang tua, laki-laki maupun
Gorontalo perempuan juga dapat memanfaatkan
Berdasarkan data hasil penelitian diketahui pengobatan alternatif. Kondisi sosial ini
bahwa yang mengatakan faktor sosial tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat
berpengaruh berjumlah 44 orang dan untuk terus menggunakan pengobatan
terdapat 8 orang yang percaya untuk alternatif jika sakit dan mereka cenderung
menggunakan batra, hal ini menunjukkan memilih pengobatan alternatif dibandingkan
bahwa dalam pengambilan keputusan untuk pengobatan medis.
memilih pengobatan tradisional, responden Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang
tidak dipengaruhi oleh keluarga, teman- mengatakan bahwa salah satu faktor yang
teman dan orang-orang di lingkungan mendasari terjadinya interaksi sosial adalah
sosialnya jadi pada dasarnya menggunakan sugesti yang diberikan melalui suatu
batra atas dasar inisiatif sendiri. Sedangkan pandangan atau pengaruh seseorang kepada
dari 76 orang mengatakan bahwa faktor orang lain dengan cara tertentu (Ardita,
sosial berpengaruh terhadap kepercayaan 2014). Aspek sosial yang mempengaruhi
masyarakat terdapat 25 orang yang kurang perilaku kesehatan antara lain adalah umur
percaya menggunakan batra, hal ini yakni jika dilihat dari golongan umur maka
disebabkan karena pengalaman yang ada perbedaan pola penyakit dan hal ini
mempengaruhi pola pemikiran seseorang
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

dalam mengambil kebijakan, semakin tua mempengaruhi mereka memilih memilih


umur seseorang maka pola pikir akan batra dibandingkan dengan pengobatan
semakin lebih bijaksana. Disisi lain ditinjau medis hal ini disebabkan karena biaya untuk
dari jenis kelamin maka keputusan untuk pengobatan alternatif juga bervariasi dan
menggunakan pengobatan alternatif dalam dapat dijangkau karena masih tergolong
keluarga sangat diperngaruhi oleh kepala murah, pilihan pengobatan altenatif juga
keluarga yakni pihak laki-laki sebagai cukup banyak. Selain itu masyarakat juga
pengambil keputusan dalam keluarga. mengatakan bahwa lokasi pengobatan
b. Pengaruh Faktor Ekonomi Terhadap alternatif yang mudah dijangkau sangat
Keputusan Masyarakat Memilih Pengobatan membantu mereka untuk menemukan
Altenatif di Kecamatan Kota Barat Kota tempat pengobatan tanpa membuang banyak
Gorontalo biaya, resep atau ramuan yang digunakan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 48 pada pengobatan alternatif juga tidak mahal
orang responden yang memiliki kemampuan dan mudah untuk mendapatkannya karena
ekonomi terdapat 33 orang yang kurang sebagian besar berasal dari tumbuh-
percaya dengan pengobatan batra, hal ini tumbuhan yang ada di sekitar tempat
disebabkan karena mereka memiliki tinggal.
kemampuan untuk melakukan pengobatan Sejalan dengan hal di atas maka memang
medis dan kurang percaya dengan jelas bahwa faktor ekonomi berpengaruh
pengobatan yang menggunakan ramuan terhadap keputusan masyarakat Kecamatan
ataupun keterampilan secara tradisional. Di Kota Barat untuk memilih pengobatan
sisi lain terdapat responden yang tidak alternatif. Hal ini sejalan dengan teori yang
mampu secara ekonomis namun mereka dikemukakan oleh Pindyk dan Rubinfeld
memilih melakukan pengobatan secara (1998) bahwa untuk mencapai
tradisional yakni berjumlah 44 orang hal ini kesehahteraan tertentu individu akan
disebabkan karena pada umumnya mengkonsumsi sejumlah barang dan jasa
masayarkat yang memiliki kemampuan yang dalam hal ini konsumsi jasa ditekankan
ekonomi kurang atau masyarakat yang tidak dalam bentuk jasa pelayanan kesehatan.
mampu memiliki kecenderungan untuk c Pengaruh Faktor Budaya terhadap
memilih pengobatan alternatif karena Keputusan Masyarakat Memilih Pengobatan
murah. Altenatif (Batra) di Kecamatan Kota Barat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Kota Gorontalo
bawha nilai chi square antara faktor Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 50
ekonomi dan masyarakat memilih batra orang yang mengatakan bahwa faktor
sebesar 10.275 dengan tingkat signifikan budaya tidak mempengaruhi keputusan
sebesar 0.000. Nilai signifikan ini lebih kecil masyarakat memilih batra terdapat 32 orang
dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa yang tidak memilih hal ini disebabkan
faktor ekonomi berpengaruh terhadap karena mereka menganggap pengobatan
keputusan masyarakat memilih pengobatan secara tradisional saat ini bukan karena saat
altenatif (Batra) di Kecamatan Kota Barat ini era semakin modern yang segala hal
Kota Gorontalo. masalah kesehatan dapat diobat melalui
Sebagian besar masyarakat Kota Barat Kota pengobatan medis. Sedangkan dari 70 orang
Gorontalo memang memiliki pendapatan di yang mengatakan bahwa faktor budaya
bawah Rp 1.000.000 sehinggga hal ini yang berpengaruh terhadap keputusan masyarakat
merupakan salah satu faktor yang memilih pengobatan alternatif terdapat 41
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

orang yang memilih batra hal ini disebabkan Kesimpulan


karena masih banyak pula masyarakat yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
memilih pengobatan secara alternatif karena disimpulkan Bahwa faktor sosial dan faktor
sudah terbukti sejak dulu dan masih banyak budaya yang paling mempengaruhi
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. masyarakat dalam memilih pengobatan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui alternatidikecamatan Kecamatan Kota Barat
bahwa nilai chi square antara faktor budaya yang dibuktikan dengan tingkat korelasi
dan keputusan masyarakat memilih batra masing masing sebesar 0.472 atau 47.2 %
sebesar 5.945 dengan tingkat signifikan Saran
sebesar 0.015 yang lebih kecil dari 0,05 a. Bagi Masyarakat dapat menambah
sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor informasi dan pengetahuannya tentang
budaya berpengaruh terhadap keputusan pengobatan alternatif dan harus memahami
masyarakat memilih pengobatan altenatif jenis pengobatan tradisional yang baik untuk
(Batra) di Kecamatan Kota Barat Kota menyembuhkan penyakit dan meningkatkan
Gorontalo. b. Bagi Puskesmas Pihak Puskesmas dapat
Faktor budaya atau yang lebih dikenal memberikan pembinaan terhadap
dengan tradisi tidak lepas dari kehidupan pengobatan alternatif dan menerapkan cara
masyarakat Kecamatan Kota Barat Kota pengobatan alternatif pada masyarakat di
Gorontalo. Pada umumnya masyarakat Kecamatan Kota Barat.Bagi Peneliti
sekitar tempat tinggal responden selanjutnya dapat memanfaatkan hasil
memanfaatkan pengobatan alternatif karena penelitian ini sebagai referensi atau
sudah digunakan sejak dulu oleh pihak penelitian yang relevan
keluarga sehingga hal ini mendorong c. Bagi peneliti selanjutnya yang akan
kepercayaan mereka untuk terus melakukan kajian tentang pengobatan
menggunakan pengobatan alternatif. alternatif
Dikatakan pula bahwa sejak dulu sebelum d. Bagi Profesi Keperawatan Para perawat
pengobatan medis seperti saat ini, agar dapat mengimplementasikan dalam
masyarakat Kecamatan Kota Barat telah asuahan keperawatan.
menggunakan batra dan hasilnya dapat e.Pihak institusi pendidikan dapat
menyembuhkan serta meningkatkan menambahkan pembelajaran tentang
kesehatan. Biasanya dalam pengobatan batra pengobatan alternatif dalam kurikulum.
hanya diberikan ramuan atau air dan hal ini
segera memberikan efek positif untuk
kesembuhan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Menurut Ardita (2014) bahwa banyak
budaya ataupun tradisi yang mempengaruhi Agusmarni, 2012, Gambaran Healht belief
perilaku kesehatan dan status kesehatan. model pada individu penderita diabetes
Dalam pemilihan pengobatan alternatif yang yang menggunakan pengobatan
tradisi turun temurun dalam keluarga besar medis dan alternatif, Skripsi, Fakultas
sangat mempengaruhi. Dorongan serta Psikologi, Universitas Pancasila.
sugesti yang ditularkan dalam kelurga
mempengaruhi keputusan dalam Andhika, 2010, Analisis Permintaan
memanfaatkan pelayanan medis. Penggunaan Layanan Kesehatan Pada
Rumah Sakit Umum Milik Pemerintah Di
Kabupaten Semarang. Semarang:
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Fakultas Ekonomi Universitas Erviana, 2013, Pengaruh Kualitas


Diponegoro. Pelayanan dan Kepercayaan Terhadap
Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD
Ardita, 2014, Kepercayaan Masyarakat dr. Soewondo Kendal, Skripsi, Jurusan
Terhadap Budaya Pengobatan Alternatif, Manajemen Fakultas Ekonomi,
Makalah, (Online) Universitas Negeri Semarang.
http://psikologi.univpancasila.ac.id/berita
131-kepercayaan-masyarakat-terhadap- Fitriani, dkk, 2009, Hubungan Pengetahuan,
budaya-pengobatan-alternatif.html, akses Sikap, Perilaku Kepala Keluarga dengan
tanggal 12 Agustus 2015. Pengambilan Keputusan Pengobatan
Tradisional di Desa Rambah Tengah
Armayanti, 2012, Bab II Landasan Teori Hilir Kecamatan Rambah Kabupaten
Kepercayaan, (Online), Rokan Hulu, Riau, Jurnal Kesmas UAD,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234 ISSN : 1978 – 0575, Fakultas Kesehatan
56789/31537/4/Chapter%2011.pdf, akses Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan,
tanggal 9 Agustus 2015. Yogyakarta.

Azwar, 2009, Sikap Manusia Teori dan Hanafiah Jusuf M., Amir Amri. 2007. Etika
Pengukurannya, Pustaka Pelajar Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Yogyakarta. Jakarta. EGC

Bagyono Tuntas. 2011. Kunci Praktis Untuk Hariana Arief. 2012. Tumbuhan Obat dan
Metodologi Penelitian Kesehatan. Khasiatnya. Jakarta. Rineka Cipta
Jakarta. EGC
Hasidanah H.R. 2012. Diabetes Melitus
D’Adamo Peter J. 2010. Diet Sehat Pada Orang Dewasa dan Anak-Anak
Golongan Darah. Diet Tanpa Rasa dengan Solusi Herbal. Jakarta. Numed
Lapar. Terjemahan. Jakarta. EGC
Helmawati Triana. 2014. Hidup Sehat Tanpa
Dermawan, 2013, Peran Battra dalam Dibetes. Jakarta. Gramedia
Pengobatan Tradisional pada Komunitas
Dayak Agabag di Kecamatan Lumbis Kemenkes RI, 2000, Undang-Undang
Kabupaten Nunukan, ejournal Sosiologi Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Konsentrasi, 2013, 1 (4): 50-61 ISSN Kesehatan, Kementerian Kesehatan
0000-0000, ejournal sosiatri-sosiologi, Republik Indonesia, Jakarta.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Kemenkes RI, 2007, Peraturan Kementerian
Kesehatan Nomor
Dirjen BUK, 2007, Pedoman Teknis 1109/MENKES/PER/IX/2007 tentang
Pembinaan pengobatan Tradisional, Pengobatan Tradisional, Kementerian
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Kesehatan, Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta. LPPM UMG, 2014, Pedoman Penulisan
Proposal dan Skripsi Universitas
Jurnal Zaitun ISSN : 2301-5691
Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Muhammadiyah Gorontalo, Gorontalo. Fakultas Kesehatan Masyarakat


UMG Universitas Andalas.

Lusia, 2006, Pemanfaatan Obat Tradisional Rahimsyah MB. 2012. Pengobatan Cara
Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Herbal dan Pijat Refleksi. Solusi Hidup
Keamanannya, Majalah Ilmu Sehat Alami dengan Mudah. Jakarta.
Kefarmasian, Vol. III, No.1, April 2006, Lingkar Media
01- 07, ISSN : 1693-9883.
Sugiyono, 2013, Statistika untuk Penelitian,
Notoatmodjo S. 2010. Etika dan Hukum Alfabeta, Bandung.
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Syarbini Amirullah., Jamhari Sumantri.
Notoatmodjo S. 2012, Metodologi 2012. Kedahsyatan Membaca Al-Quran.
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Rosda Karya
Jakarta.
Rahmadewi, 2009, Pengobatan Patah
Nugroho, 2014, Populasi, Sampel dan Tulang Guru Singa, Skripsi, Fakultas
Teknik Penarikan Sampel, Bahan Ajar, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia.
Soedirman.
Trionggo Ira., Ghofar Abdul. 2014. Panduan
Maharsi, 2006. Analisa Faktor-Faktor yang Sehat Sembuhkan Penyakit dan Pijat dan
Mempengaruhi Kepercayaan dan Herbal. Yogyakarta. Indoliterasi
Pengaruh Kepercayaan Terhadap
Loyalitas Pengguna Internet Banking di Utami Prapti. 2014. Diet Aman dan Sehat
Surabaya, Jurnal Akuntansi Dan dengan Herbal. Jakarta. Remaja Rosda
Keuangan, Vol. 8, No. 1, Mei 2006 : 35- Karya
5.1
Wahyuni Shanti. 2012. Pijat Refleksi Untuk
Peraturan Pemerintah. 2014, Peraturan Kesehatan Untuk Membasmi Berbagai
Pemerintah Nomor 103 Tahun 2014 Penyakit. Jakarta. Gramedia
tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisional. Jakarta. Wijayanti. 2014. Ramuan Tradisional
Lengkap untuk Berbagai Penyakit.
Putra Winkanda Satria. 2012. Sehat dengan Yogyakarta. Sakti
Terapi Refleksi dan Herbal di Rumah
Sendiri. Jakarta. Remaja Rosda Karya

Rahayu, 2012, Faktor-faktor yang


Berhubungan dengan Pemilihan
Pengobatan Tradisional di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Siberut Kecamatan
Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2012, Artikel Penelitian,

Anda mungkin juga menyukai