Anda di halaman 1dari 14

Menerapkan teknik menggambar bentangan secara grafis dan Matematis

Menerapkan teknik menggambar bentangan secara grafis dan Matematis -


Setelah mempelajari materi ini, peserta didik dapat mengetahui dan
menerapkan teknik menggambar bukaan / bentangan benda dari bahan plat
logam dengan tepat.

5.1 Metode penggambaran secara grafis dan matematis


Pada gambar 5.1 ditampilkan metode penggambaran secara grafis, dimana
ukuran diambil dari jarak titik-titik pembagian lingkaran yang merupakan
garis tali busur. Yang kemudian diukurkan pada garis datar sejumlah
pembagian lingkarannya

Teknik menggambar Bentangan secara Grafis dan


Matematis
Sedangkan metode matematis menerapkan rumus untuk mendapatkan
panjang bentangan, yang bila diperlukan untuk penggambaran yang rumit
perlu pembagian jarak total dengan metode grafis. Kedua metode ni sering
dipergunakan secara bersama-sama dalam penggambaran bukaan /
bentangan.

Dalam pembuatan gambar bukaan / bentangan, dapat dilakukan dengan 2


cara, yaitu secara grafis, dan secara matematis. Setiap cara yang digunakan
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan
kekurangannya dijelaskan sebagai berikut :

1. Teknik Membuat Gambar Bukaan / Bentangan Secara Grafis

5.2 Gambar Bukaan / Bentangan Prisma Secara Grafis


Kelebihan proses ini adalah hasilnya yang mendekati nyata atau realistis
dengan benda aslinya, dan dapat digunakan untuk berbagai bentuk, mulai
bentuk profil utuh, terpancung, maupun berlubang. Namun kelemahan cara
ini adalah prosesnya yang relatif lebih rumit karena menggunakan prinsip
pembagian lingkaran, metode garis sejajar, maupun metode lain yang sering
digunakan saat menggambar dengan proyeksi.
2. Teknik Membuat Gambar Bukaan / Bentangan Secara Matematis

5.3 Gambar Bukaan / Bentangan Silinder Secara Matematis


Kelebihan proses ini adalah caranya yang relative lebih mudah, karena
menggunakan prinsip dan rumus matematika. Namun kelemahan cara ini
adalah prosesnya akan menjadi lebih rumit jika gambar yang dibuat
mempunyai bentuk yang tidak biasa seperti terpancung, ataupun berlubang.

Dengan kelebihan dan kekurangannya, maka pemakaian teknik pembuatan


gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis pun dibedakan
penggunaannya. Untuk benda-benda dengan bentuk yang sederhana atau
utuh, cenderung dilakukan secara matematis.

Sedangkan untuk bentuk terpancung ataupun berlubang, cenderung


dilakukan secara grafis. Pada bab ini akan dibahas teknik pembuatan
gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis yang meliputi
beberapa bentuk sebagai berikut :

1. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Slindris


2. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Konis
3. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Prismatis
4. Pembuatan Bukaan / Bentangan untuk Benda Piramidal

Namun untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka dalam


pembuatan gambar bukaan / bentangan secara grafis dan matematis ini
pun diberi batasan. Batasan gambar di sini adalah bahwa gambar bukaan /
bentangan yang dibuat adalah gambar terbuka.

Apa yang dimaksudkan dengan gambar terbuka adalah kita hanya akan
membuat gambar bentangan untuk “selimut” saja. Gambar alas kita abaikan,
karena secara otomatis alasnya identik dengan benda yang dibuat. Misalnya
untuk benda slindris dan konis alasnya pasti berbentuk lingkaran.
Sedangkan untuk benda prismatis dan pyramidal juga menyesuaikan seperti
segi tiga, segi empat, segi lima, dan seterusnya.
A. Pembuatan Bukaan / Bentangan Benda Slindris
Pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda slindris dapat
dilakukan secara grafis dan matematis. Pada benda slindris sederhana,
pembuatan gambar bukaan secara grafis dilakukan dengan cara membagi
lingkaran dan membuat garis sejajar.

Sedangkan untuk pembuatan gambar bukaan / bentangan secara


matematis dapat menggunakan prinsip keliling lingkaran, sehingga
ditemukan bentuk selimutnya berupa segi empat dengan ukuran tinggi
slinder (H) dan panjang = p.D yang merupakan hasil keliling lingkaran.
Ilustrasi tentang pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda
slindris secara grafis dan matematis dapat dilihat pada gambar 5.4 berikut
ini

5.4. Gambar Bukaan / Bentangan Benda Slindris Sederhana secara Grafis


dan Matematis
Untuk pembuatan gambar bukaan / bentangan benda slindris yang lebih
rumit / kompleks, misalnya bentuk slinder yang terpancung atau dilubangi,
secara melintang, cara yang lebih mudah dapat dilakukan secara grafis,
karena tidak memerlukan perhitungan yang rumit, dan hanya mengandalkan
prinsip garis sejajar dan garis proyeksi.

Sedangkan untuk cara matematis kita bisa menentukan panjang seliut (L)
dengan rumus keliling lingkaran. Untuk ukuran lain yang bisa dihitung
dengan pasti adalah diameter (D), tinggi maksimal (H), dan tinggi minimal
(h). Ilustrasi pembuatan pembuatan gambar bukaan / bentangan benda
slindris terpancung dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut ini

5.5 Gambar Bukaan/Bentangan Slindris Terpancung secara Grafis dan


Matematis
Untuk pembuatan gambar bukaan / bentangan benda slindris yang
berlubang, ilustrasinya dapat kita lihat pada gambar 5.4. Ukuran matematis
yang dapat kita tentukan adalah diameter slinder (D), diameter lubang (D),
tinggi slinder (H), jarak ke pusat lubang (h) dan keliling slinder (L). sedangkan
bentuk yang lain kita dapatkan secara grafis

5.6 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Slindris secara Grafis dan


Matematis
B. Pembuatan Bukaan / Bentangan Benda Konis
Pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda slindris dapat
dilakukan secara grafis dan matematis. Benda konis selalu mempunyai alas
berbentuk lingkaran. Pada benda konis sederhana, pembuatan gambar
bukaan secara grafis dilakukan dengan cara membuat busur lingkaran yang
nilainya dengan panjang garis miringnya (s).

Sedangkan secara matematis, yang harus ditentukan adalah sudut


bentangan (a). Sudut bentangan dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :

• a = sudut bentangan (°)


• r = jari-jari konis
• s = panjang garis miring

Ilustrasi tentang pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda


slindris secara grafis dan matematis dapat dilihat pada gambar 5.5 berikut
ini

5.7 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Konis Sederhana secara Grafis dan
Matematis
Untuk benda konis terpancung, ukuran yang dapat kita tentukan secara
matematis adalah diameter terbesar (D), diameter terkecil (h), panjang garis
miring konis utuh (S), dan panjang garis miring konis terpancung (s).

Proses pembuatan gambar bukaan / bentangannya hampir sama dengan


benda konis sederhana, namun terdapat langkah tambahan untuk
menggambarkan busur pada bagian yang terpancung. Ilustrasi ukuran
benda konis terpancung dapat dilihat pada gambar 5.8. berikut ini :
5.8 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Konis Terpancung secara Grafis
dan Matematis

C. Pembuatan Bukaan / Bentangan Benda Prismatis


Pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda prismatis dapat
dilakukan secara grafis dan matematis. Pada prinsipnya, perhitungannya
hampir sama dengan benda slindris. Perbedaannya adalah pada bentuk
alasnya. Jika pada benda slindris alasnya selalu berbentuk lingkaran, pada
benda prismatis, alasnya selalu berbentuk selain lingkaran. Bisa segi tiga,
segi empat, segi lima, atau segi yang lain, baik yang beraturan maupun tidak
beraturan.

Pada contoh penjelasan pada materi ini, yang digunakan adalah prisma segi
enam. Pada prisma segi enam sederhana, ukuran yang sudah pasti adalah
panjang sisi prisma (S) dan tinggi prisma (H). sedangkan ukuran yang dapat
dihitung secara matematis adalah panjang bentangan (L) yang didapat dari
rumus L= 6 kali sisi prisma.

Ilustrasi tentang pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda


prismatis secara matematis dapat dilihat pada gambar 5.9 berikut ini:
5.9 Gambar Bukaan / Bentangan Benda Prismatis Sederhana secara
Matematis
Untuk benda prismatis terpancung, ukuran yang dapat kita tentukan secara
matematis adalah diameter panjang sisi (S), tinggi maksimal (H), dan tinggi
minimal (h). Proses pembuatan gambar bukaan / bentangannya hampir
sama dengan benda konis sederhana, namun terdapat langkah tambahan
untuk bagian yang terpancung dengan cara grafis. Ilustrasi ukuran benda
konis terpancung dapat dilihat pada gambar 5.10. berikut ini :

5. 10 Gambar Bukaan / Bentangan Prismatis Terpancung secara Grafis dan


Matematis

D. Pembuatan Bukaan / Bentangan Benda Piramidal


Pembuatan gambar bukaan / bentangan untuk benda pyramidal dapat
dilakukan secara grafis dan matematis. Pada prinsipnya, perhitungannya
hampir sama dengan benda konis. Perbedaannya adalah pada bentuk
alasnya.

Jika pada benda konis alasnya selalu berbentuk lingkaran, pada benda
piramidal, alasnya selalu berbentuk selain lingkaran. Bisa segi tiga, segi
empat, segi lima, atau segi yang lain, baik yang beraturan maupun tidak
beraturan.

Pada contoh penjelasan pada materi ini, yang digunakan adalah piramida
segi empat. Pada prisma segi enam sederhana, ukuran yang sudah pasti
adalah panjang sisi piramida dan tinggi piramida. Pada pembuatan gambar
bukaan / bentangannya, yang harus dibuat terlebih dahulu adalah
perhitungan matematis untuk menentukan panjang sejati (true length).

Nilai panjang sejati (true length) dapat ditemukan dengan membuat busur
dari puncak piramida ke ujung piramida dalam arah diagonal. Selanjutnya
titik tersebut diarahkan ke titik terbawah piramida, dan diarahkan menuju
puncak piramida. Dari cara ini kita dapat menemukan nilai panjang sejati
piramida.

Setelah itu barulah kita dapat membuat gambar bentangan piramida dengan
cara yang hampir sama dengan gambar bentangan konis. Ilustrasi cara
menemukan panjang sejati dan menentukan gambar bukaan / bentangan
piramida tertutup dapat dilihat pada gambar 5.11 berikut ini
5.11. Cara Menentukan Panjang Sejati dan Bukaan Limas Segiempat
Tertutup
Pada piramida terpancung, jika potongannya berupa garis lurus, maka
gambar bukaan / bentangannya akan lebih sederhana, karena prinsipnya
hampir sama dengan gambar bukaan / bentangan pada piramida utuh.

Secara matematis, ukuran yang dapat kita ketahui adalah panjang sisi alas
piramida (A dan B), dan panjang garis miring piramida (C). Secara grafis,
yang dapat kita lakukan adalah menentukan panjang sejati. Ilustrasi
pembuatan gambar bukaan / bentangan piramida terpancung mengikuti
mengikuti pola pemotongan seperti ditunjukkan pada gambar 5.12 berikut
ini
LEMBAR PRAKTIKUM
Tugas:
Buatlah gambar bukaan /bentangan dari benda seperti gambar berikut ini,
secara Matematis atau Grafis.

JAWAB :
RANGKUMAN

1. Teknik membuat gambar bukaan / bentangan dapat dilakukan dengan


2 cara, yaitu dengan cara grafis dan matematis
2. Cara grafis cenderung dilakukan untuk bentuk-bentuk terpancung,
berlubang, maupun bentuk yang lebih rumit. Sedangkan cara
matematis digunakan untuk bentuk-bentuk yang lebih sederhana
3. Teknik membuat gambar bukaan/bentangan secara grafis dan
matematis dapat dibagi dalam bentuk berikut ini
1. Gambar bukaan/bentangan pada benda slindris
2. Gambar bukaan/bentangan pada benda konis
3. Gambar bukaan/bentangan pada benda prismatis
4. Gambar bukaan/bentangan pada benda piramida

PENILAIAN AKHIR BAB

Soal :
1. Perhatikan gambar 2 dimensi benda berikut ini. Buatlah gambar bukaan /
bentangan prisma yang diketahui panjang sisinya 25 mm, tinggi prisma 100
mm berikut ini. Secara matematis.

2. Perhatikan gambar 2 dimensi benda berikut ini. Buatlah gambar bukaan /


bentangan piramida yang alasnya berupa empat persegi panjang dan
diketahui panjang sisi miringnya. Secara grafis.
3. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari prisma segi enam yang diketahui
panjang sisinya 42 mm dan ketentuan lain seperti pada gambar berikut ini.
Buatlah secara grafis dan matematis.

4. Buatlah gambar bukaan/bentangan dari saluran transisi atau transformer


berikut ini ketentuan lain seperti pada gambar. Sistem penggambaran bisa
menggunakan sistem gabungan grafis dan matematis!
5. Buatlah gambar bukaan/bentangan transformernya saja dari gambar
berikut ini, dengan ukuran seperti gambar soal. Buatlah secara grafis dan
atau matematis!

Anda mungkin juga menyukai