Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan

https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Vol. 7, No.8, Desember 2021

Evaluasi Program Pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar

Laely Nuriyah

Mahasiswa Doktoral Pendidikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten


Email: 7782210019@untirta.ac.id

Info Artikel Abstract:


Sejarah Artikel: The aims of this research were to evaluate English learning in
Diterima: 27 Oktober 2021 context, input, process, product. This research was an evaluation
Direvisi: 25 November 2021 research. The sources of the research were students of English
Dipublikasikan: Desember 2021 for Children class at SD Al Farhan. The data was collected
e-ISSN: 2089-5364 through observation, test, and documentation which was
p-ISSN: 2622-8327
analyzed descriptive quantitative. The conclusions in this
DOI: 10.5281/zenodo.5773190
research were: 1) the of context value of sub component at the
pre-condition is fair, the input value of component sub
component infrastructure, human resources and curriculum is
poor, the result of process component sub component of planning
and English learning implementation is fair, and the product
component value in the learning result of the students is fair, and
2) the recommendation of this research, the general manager
needs to observe and change the curriculum for a better future,
then provide laboratory room for listening, the teachers should
make a lesson plan based on the syllabus for each competency.

Keywords: Evaluation, English Learning, Children

PENDAHULUAN pemerintah telah menghapuskan Bahasa


Pembelajaran Bahasa Inggris Inggris di Kurikulum 2013. Dampak dari
diposisikan sebagai subjek opsional di penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris
Sekolah Dasar, sejumlah Sekolah Dasar dari kurikulum adalah siswa sekolah dasar
menjadikan Bahasa Inggris sebagai muatan tidak menguasai dan belajar Bahasa Inggris
lokal pada pembelajar kelas tiga sampai secara dini. Sebagian Sekolah Dasar juga
enam. Tujuan pembelajaran Bahasa Inggris masih menjadikan Bahasa Inggris sebagai
di Sekolah Dasar adalah untuk mata pembelajaran wajib seperti di SD
memperkenalkan bahasa Inggris kepada Terpadu Al Farhan.
pembelajar muda sehingga mereka Lancarnya kegiatan pembelajaran
termotivasi untuk menjadi pembelajar yang tidak terlepas dari peran serta para guru
percaya diri dan siap untuk belajar bahasa Bahasa Inggris dan pengelola lembaga
Inggris di tingkat berikutnya. Namun pendidikan itu sendiri dalam hal ini Pondok

397
Pesantren Al Farhan. Pengelola lembaga SDT Al Al Farhan, didirikan pada dua
pendidikan pesantren bekerja membantu tahun lalu sekitar bulan Juli 2019 berada di
pelaksanaan pembelajaran yang berkaitan bawah naungan Yayasan Farhan Nurul
dengan kegiatan mempersiapkan keperluan Farizi. SDT Al Farhan merupakan lembaga
administrasi pembelajaran yang pendidikan Sekolah Dasar Terpadu yang
berhubungan dengan pembelajar dan guru. memadukan pembelajaran Bahasa Inggris
Di samping itu juga mempersiapkan dan Pendidikan Agama Islam yang
fasilitas dan sarana prasarana yang terintegrasi dalam pelajaran wajib di
digunakan dalam pembelajaran. Oleh sekolah. Mapel wajib pendidikan bahasa
karena itu, agar kegiatan pembelajaran Inggris yang diperuntukkan bagi anak atau
efektif diperlukan informasi yang jelas yang disebut English for Children bagi
mengenai semua persiapan tersebut yang anak-anak kelas 1 dan 2 SDT Al Farhan.
disiapakan oleh para pengelola lembaga Survei pendahuluan yang peneliti
pendidikan pesantren. lakukan di SDT Al Farhan khususnya di
Proses pelaksanaan program kelas English for Children menemukan
pembelajaran Bahasa Inggris akan berjalan bahwa: (1) penyusunan lesson plan yang
dengan baik jika didukung oleh semua salah satu menjadi pedoman tujuan
komponen-komponen tersebut di atas. pelaksanakan program pembelajaran sering
Dengan bahan ajar dan fasilitas atau sarana ditinggalkan, (2) buku pendukung yang
prasarana yang memadai, apabila proses kurang beragam, (3) keterbatasan
pelaksanaan pembelajarannya baik dan penggunaan media dalam proses
berkualitas, maka akan berdampak positif pembelajaran. Tujuan dari penelitian adalah
terhadap kualitas produk yang dihasilkan, melanjutkan informasi dan memberikan
yaitu input yang diproses secara baik rekomendasi tentang Context, Input,
diharapakan akan menjadi produk Process, dan Product program
berkualitas. Pelaksanaan pembelajaran pembelajaran Bahasa Inggris kelas English
yang berkualitas ditandai dengan adanya for Children di SDT Al Farhan Banten.
keterlibatan semua komponen dan Bahasa Inggris sebagai alat
tingginya aktivitas pembelajar dalam komunikasi digunakan untuk
mengikuti pembelajaran. menyampaikan gagasan, pikiran, pendapat,
Evaluasi pembelajaran akan perasaan, dan juga untuk menanggapi atau
mengidentifikasi masalah yang hasilnya menciptakan wacana dalam kehidupan
diharapkan dapat membantu guru dalam bermasyarakat. Untuk dapat mempelajari
meningkatkan kualitas proses pembelajaran bahasa Inggris dengan baik diperlukan
serta mendorong lembaga pendidikan pengetahuan akan karakteristik dari bahasa
khususnya SD Terpadu Al Farhan untuk Inggris itu sendiri. Setiap mata pelajaran
lebih meningkatkan fasilitas dan kualitas memiliki karakteristik tertentu bila ditinjau
manajemen lembaga pendidikan pesantren dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin
bidang Bahasa Inggris khususnya. Manfaat dicapai, ataupun materi yang dipelajari
utama dari evaluasi adalah untuk dalam rangka menunjang kompetensi
mengidentifikasi masalah yang akan tersebut. Karakteristik inilah yang
menitikberatkan pada pengukuran membedakan antara satu mata pelajaran
ketercapaian program pembelajaran dengan mata pelajaran yang lain. Ditinjau
Bahasa Inggris yang telah ditentukan. dari segi tujuan atau kompetensi yang ingin
Lembaga pendidikan Pesantren Al Farhan dicapai, mata pelajaran bahasa Inggris
yang menaungi SD Terpadu Al Farhan, menekankan pada aspek keterampilan
merupakan salah satu lembaga pendidikan berbahasa yang meliputi keterampilan
pesantren modern yang berada di writing, reading, listening, dan speaking.
Kabupaten Lebak Provinsi Banten. SD McKay (2007:1) menegaskan
Terpadu Al Farhan yang biasa disingkat bahwa yang dimaksud dengan pembelajar

398
anak-anak adalah mereka yang belajar menyatakan bahwa masa anak- anak
bahasa Inggris sebagai bahasa asing atau merupakan masa terbaik untuk memperoleh
bahasa kedua pada enam atau tujuh tahun native pronunciation karena otot-
pertama pembelajaran di sekolah formal otot berbicara anak masih mudah
dan biasanya diajarkan di sekolah dasar. berkembang. Dengan demikian sangatlah
Dari segi usia, mereka rata-rata berusia mudah bagi mereka untuk mempelajari
antara 5 sampai dengan 12 tahun. Dalam sound system bahasa asing. Di samping
mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa itu, kemauan anak- anak untuk
asing, menurut Scot (2006:1) anak-anak berkomunikasi juga membuat belajar dan
perlu bermain dengan bahasa, mencobanya, pembelajaran semakin mudah.
mengujinya, menerima umpan balik, dan Alasan lain bagi efektifitas pengajaran
mencobanya lagi. Ini adalah cara anak-anak bahasa asing bagi anak-anak adalah bahwa
menguji pemahaman aturan kebahasaan mereka masih berada dalam ‘optimum age’,
dan menyesuaikan dengan dunianya. Ini saat dimana mereka secara penuh siap
adalah proses yang berlaku diantara para mempelajari bahasa. Terlebih lagi,
pembelajar bahasa. Agar proses beberapa faktor psikologi, seperti hasrat
pembelajaran bahasa kepada anak-anak yang kuat dan bebas mengambil resiko juga
dapat membawa hasil yang maksimal, membuat mereka belajar bahasa lebih
harus memperhatikan prinsip-prinsip mudah.
pembelajaran bahasa untuk anak-anak. Menurut Piaget (dalam Ellis,
Menurut Cameron (2010:19) ada 2005:1), usia 7 - 10 tahun berada pada tahap
beberapa prinsip yang harus diperhatikan konkret-operasional sementara
dalam pembelajaran bahasa kepada anak- diatas usia itu anak sudah mampu
anak, yaitu: (1) anak-anak secara aktif berfikir ’formal-operasional’ sehingga
mencoba 'membuat pengertian', yaitu untuk mengajarkan materi yang sifatnya abstrak,
menemukan dan membangun makna dan misalnya ’tenses’, ’artikel’, dan
tujuan yang orang dewasa katakana kepada ’pengandaian’ akan membuat anak semakin
mereka dan meminta mereka untuk bingung dan akhirnya berhenti belajar.
melakukannya, (2) anak-anak Masih dalam Ellis, Bruner menyatakan
membutuhkan ruang untuk perkembangan bahwa anak kadang menganggap
bahasanya. Dalam perkembangan bahasa belajar di sekolah merupakan satu hal yang
dan perkembangan kognitif, berat karena hal yang dipelajarinya terpisah
potensi anak sangat penting bagi dari kehidupan nyata. Dia menganggap
pembelajaran yang efektif, (3) anak-anak bahwa dalam belajar anak melalui suatu
memerlukan bantuan ahli dalam tahapan proses. Ada beberapa
melihat dan menghadirkan aspek bahasa komponen-komponen pendukung yang
asing yang membawa makna, (4) harus diperhatikan dalam pembelajaran
pengembangan dapat dilihat sebagai Bahasa Inggris pada anak-anak, yaitu: (1)
internalisasi dari interaksi sosial. Bahasa kurikulum atau silabus sebagai
dapat tumbuh seperti anak mengambil alih desain untuk menyelenggarakan program
bahasa yang digunakan pada masa awal pengajaran bahasa, dan teknik lebih
dengan anak-anak lain dan orang dewasa, dispesifikasikan sebagai sejumlah ragam
(5) anak-anak belajar bahasa asing aktivitas, latihan atau tugas yang diterapkan
tergantung pada apa yang mereka alami. di kelas pembelajaran bahasa untuk
Ada hubungan penting antara apa dan merealisasikan tujuan pembelajaran, (2)
bagaimana anak-anak diajarkan, dan apa pendekatan, metode dan teknik. Edward
yang mereka pembelajari. Anthony, seorang linguis terapan asal
Masa anak-anak merupakan masa Amerika, menempatkan istilah pendekatan
yang ideal untuk mempelajari bahasa asing. (approach), metode (method) dan teknik
Menurut Brown (dalam Masduki, 2013:3) (technique) secara berturut-turut, (3) guru

399
sebagaipengontrol (controller), pengarah Dalam penelitian ini, evaluasi konteks
(director), manajer (manager), fasilitator diarahkan pada visi misi, pengelolaan,
(facilitator), dan sumber (resource), (4) kepemimpinan, dan sistem informasi.
dalam pengajaran bahasa asing untuk Evaluasi input ditujukan pada ketersediaan
pembelajar muda, media juga sangat fasilitas sarana prasarana, sumber daya
penting. Sebuah media yang baik akan manusia dan kurikulum. Evaluasi process
membantu guru berhasil dalam mengajari berfokus pada perencanaan dan
murid-muridnya, (5) komponen lain dari pelaksanaan program. Evaluasi product
pembelajaran yang berpotensi untuk diarahkan pada pencapaian hasil belajar
menentukan karakteristik dari proses program.
pembelajaran bahasa Inggris yaitu Penelitian ini dilakukan di adalah
lingkungan belajar. SD Terpadu Al Farhan dengan alamat
Suchman (dalam Arikunto, 2009:1) JL.Raya Rangkasbitung, Bogor Km.34 kec.
memandang evaluasi sebagai sebuah proses Cipanas kab. Lebak Provinsi Banten.
menentukan hasil yang telah dicapai dari Penelitian ini dilaksanakan pada satu
beberapa kegiatan yang telah direncanakan semester ganjil. Teknik pengumpulan data
untuk mendukung tercapainya tujuan. dilakukan dengan observasi, dokumentasi
Definisi lain dari Worthen dan Sanders dan tes kepada 1 kepala kepala sekolah, 1
(dalam Arikunto, 2009:1) evaluasi adalah supervisor, 5 mentor dan 48 siswa.
kegiatan mencari sesuatu yang berharga
tentang sesuatu, dalam mencari sesuatu HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut juga termasuk mencari informasi Hasil evaluasi context ditunjukan
yang bermanfaat dalam menilai keberadaan dari 4 responden atau 66,64% dari hasil
suatu program, produksi, prosedur serta persentase termasuk pada kriteria cukup.
alternatif strategi yang diajukan untuk hasil evaluasi input komponen sarana
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. prasarana ditunjukan dari 2 responden atau
Orientasi utama dari evaluasi 66,67% dari hasil persentase termasuk pada
konteks adalah mengidentifikasi latar kriteria cukup. Sedangkan, hasil komponen
belakang perlunya mengadakan perubahan tenaga pendidik ditunjukan dari 2
atau munculnya program dari beberapa responden atau 66,67% dari hasil
subjek yang terlibat dalam pengambilan persentase termasuk pada kriteria kurang.
keputusan. Evaluasi input dilakukan untuk Serta hasil komponen kurikulum
mengidentifikasi dan menilai kapabilitas ditunjukan dari 3 responden atau 100% dari
sumber daya, bahan, alat, dan manusia hasil persentase termasuk pada kriteria
untuk melaksanakan program yang telah kurang sekali. Hasil evaluasi process dalam
dipilih. Evaluasi proses bertujuan untuk komponen perencanaan ditunjukan dari 4
mengidentifikasi kegiatan atau responden atau 80% dari hasil
implementasi program. Tujuan utama persentasetermasuk pada kriteria cukup.
evaluasi product adalah untuk mengukur, Sedangakan hasil evaluasi komponen
menginterpretasikan dan memutuskan hasil pelaksanaan ditunjukan dari 3 responden
yang telah dicapai oleh program (Endang atau 60% dari hasil persentase termasuk
Mulyatiningsih, 2011: 127). pada kriteria cukup.
Hasil evaluasi product ditunjukan
METODOLOGI PENELITIAN dari 18 responden atau 37,49% dari hasil
Penelitian ini merupakan penelitian persentase termasuk pada kriteria cukup.
evaluasi dengan menggunakan pendekatan Dalam komponen visi misi dan tujuan ada
deskriptif kuantitatif dan model evaluasi beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
CIPP (Context, Input, Process, Product) merumuskan sebuah visi menurut Bryson
yang dikembangkan oleh Stufflebeam (2001:213) antara lain: 1) visi harus dapat
(dalam Endang Mulyatiningsih, 2011:126). memberikan panduan/arahan dan motivasi,

400
2) visi harus desebarkan di kalangan banyak yang tidak lengkap untuk setiap
anggota organisasi, 3) visi harus digunakan sub-kelasnya. Dalam hal ini, buku
untuk menyebarluaskan keputusan dan pegangan tentor sangat berperan penting
tindakan organisasi yang penting. Begitu untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas.
juga dengan tujuan, merupakan penjabaran Dengan memiliki buku panduan, tentor bisa
dari pernyataan misi, tujuan adalah sesuatu mengambil banyak materi bahkan metode
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam pembelajaran yang akan dipakai dalam
jangka waktu yang telah ditentukan. proses pembelajaran di kelas.
Penetapan tujuan pada umumnya Kelemahan evaluasi dari komponen
didasarkan pada faktor-faktor kunci input yaitu pada sub indikator kompetensi
keberhasilan yang dilakukan setelah pendidik. Dalam hal ini dijelaskan bahwa
penetapan visi dan misi. Tujuan tidak harus kegiatan pelatihan pada dasarnya
dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan merupakan suatu bagian yang integral dari
tetapi harus dapat menunjukkan kondisi manajemen dalam bidang ketenagaan suatu
yang ingin dicapai di masa mendatang lembaga pendidikan dan merupakan upaya
(Akdon, 2006:143). untuk mengembangkan pengetahuan dan
Berdasarkan hasil penelitian pada keterampilan anggota sehingga pada
komponen konteks, lembaga pendidikan gilirannya diharapkan dapat memperoleh
penyelenggara program sudah merumuskan keunggulan kompetitif dan dapat
dan menetapkan visi, misi dan tujuan serta memberikan pelayanan yang sebaik-
memiliki dokumennya. Lembaga baiknya. Dengan kata lain, mereka dapat
penyelenggara juga sudah cukup bekerja secara lebih produktif dan mampu
melaksanakan sosialisasi visi, misi dan meningkatkan kualitas kinerjanya.
tujuan kepada semua pendidik, peserta Pendidik juga masih perlu diberikan
didik dan unsur lain yang terkait. Bagi suatu beberapa pengetahuan untuk peningkatan
organisasi visi misi memiliki peranan yang mutu dan produktivitas baik untuk pendidik
penting dalam menentukan arah kebijakan itu sendiri maupun lembaga pendidikan.
dan karakteristik organisasi tersebut. Dalam hal ini, pelatihan yang di berikan
Menurut Stufflebeam (dalam Arikunto, untuk pengingkatan mutu pendidik masih
2005:45) evaluasi input meliputi analisis kurang sekali atau tidak pernah dilakukan.
personal yang berhubungan dengan Kelemahan lainnya yang peneliti
bagaimana penggunaan sumber- sumber temukan di dalam sub indikator kurikulum
yang tersedia. yaitu tidak diadakannya peninjauan atau
Berdasarkan hasil penelitian perubahan kurikulum sejak diselengarakan
ruang laboratorium bahasa belum ada di program pembelajaran Bahasa Inggris kelas
SDT Al Farhan. Pembelajaran English for Children di SDT Terpadu Al
BahasaInggris melalui laboratorium bahasa Farhan, hasil evaluasi yang ditunjukan
dibagi menjadi 3 fungsi dasar yaitu, masih kurang. Peneliti mencari informasi
percakapan (conversation), mendengarkan bahwa kurikulum yang dipakai, sejak
(listening) dan fungsi manajemen instruktur berdiri bahkan terbentuknya kelas English
dalam mengatur kegiatan belajar mengajar. for Children di SDT Terpadu Al Farhan,
Agar tercapai tujuan pembelajaran tersebut sama sekali tidak pernah ditinjau dan
fungsi laboratorium bahasa sangat penting dirubah. Peninjauan kurikulum untuk
sebagai sarana pembelajaran. Ruang mengetahui apakah perlu dilakukan
perpustakaan di SDT Al Farhan juga perubahan kurikulum atau tidak. Untuk itu,
masih kurang memadai. Buku yang dipakai perubahan yang dimaksud berkaitan erat
untuk program pembelajaran Bahasa dengan perubahan konsep bukan
Inggris kelas English for Children di SDT pelaksanaan.
Al Farhan hanya modul dan buku pegangan Pendekatan proses produksi, baik
guru. Buku pegangan tentor juga masih produksi barang maupun jasa, pendidikan

401
masuk dalam kategori jasa, maka 4) Silabus setiap mata pelajaran seharusnya
penekanan pada kefektifan dan keefisienan disusun oleh pendidik,
proses menjadi yang utama. Keefektifan 5) Silabus sebaiknya didokumentasikan.
dan keefisienan proses berdampak pada Di dalam evaluasi konteks pada
hasil yang dicapai, dan ketercapaian tujuan indicator silabus, dijelaskan bahwa setiap
sebuah proses. Penilaian proses kompetensi pada program harus memiliki
pembelajaran dilakukan terhadap kegiatan silabus karena pada dasarnya silabus
tentor, kegiatan pembelajar, pola interaksi merupakan acuan utama dalam suatu
tentor-pembelajar dan keterlaksanaan kegiatan pembelajaran. Beberapa manfaat
proses belajar mengajar. Dalam konteks dari silabus ini, di antaranya: 1) sebagai
sistem pendidikan saat ini penilaian proses pedoman atau acuan bagi pengembangan
digabungkan dengan penilaian hasil. pembelajaran lebih lanjut, 2) memberikan
Penilaian proses dilakukan untuk gambaran mengenai pokok-pokok program
memantau ketercapaian kecakapan yang akan dicapai dalam suatu mata
menyeluruh pembelajar, penilaian hasil pelajaran, 3) sebagai ukuran dalam
dilakukan untuk memastikan pencapaian melakukan penilaian keberhasilan suatu
kompetensi seperti yang dimaksud dalam program pembelajaran, 4) dokumentasi
standar isi. tertulis (witten document) sebagai
Hasil evaluasi pada komponen akuntabilitas suatu program pembelajaran.
proses dalam sub indicator perencanaan Kelemahan lainnya yang peneliti temukan
pembelajaran, sesuai dengan Sesuai dengan yaitu dalam pendokumentasian silabus di
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia setiap tahunnya. Berdasarkan hasil
Nomor 19 tahun 2005 tentang standar penelitian penyusunan silabus program
proses perencanaan pembelajaran lembaga pembelajaran Bahasa Inggris kelas English
pendidikan dan pelatihan, yang meliputi: for Children di SDT Terpadu Al Farhan
kalender pendidikan, penyusunan silabus, juga tidak diputuskan bersama-sama
lesson plan, beban belajar dan bahan ajar dengan pengelola pendidikan pesantren
sebagai standar proses pembelajaran. khususnya bidang Bahasa Asing. Silabus
Hasil evaluasi konteks pada yang digunakan juga tidak terdokumentasi
indikator silabus, peneliti mendapatkan dengan baik setiap tahunnya. Silabus
hasil bahwa silabus yang dimiliki SDT program akan lebih baik apabila
Terpadu Al Farhan menunjukan kriteria dirumuskan bersama- sama dan
cukup. Tetapi dalam penyusunan silabus, terdokumentasi agar terlihat ada kemajuan
guru bahasa Inggris masih kurang ikut serta atau tidak dalam pencapaian tujuan
bahkan tidak ada guru bahasa Inggris program sehingga, SDT Terpadu Al Farhan
profesional yang ikut serta dalam akan menjadi semakin baik dalam setiap
penyusunan silabus. Sebagaimana tahun.
dijelaskan bahwa dalam Standar Nasional Hasil evaluasi proses pada sub
Pendidikan (SNP) melalui Peraturan indikator perencanaan pembelajaran bahwa
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 banyak tentor tidak membuat lesson plan.
tahun 2005 yaitu: Sebuah perencanaan merupakan langkah
1) Lembaga Pendidikan penyelenggara awal yang harus dilakukan sebelum kita
program khusus Bahasa Inggris seharusnya melaksanakan segala sesuatu agar tujuan
memiliki silabus, yang kita harapkan dapat tercapai secara
2) lembaga pendidikan penyelenggara maksimal. Dengan perencanaan yang baik
program khusus Bahasa Inggris harus dan tepat, masalah-masalah yang
memiliki silabus setiap mata pelajaran, berpotensi muncul dalam proses
3) Silabus harus disusun dengan mengacu pelaksanaan pembelajaran dapat
pada standar kompetensi, diminimalisir. Perencanaan ini juga akan
memberi rasa percaya diri, membantu

402
tentor dalam memasukkan topik-topik yang pelaksanaan pembelajaran, dalam hal
amat penting, dan memaksimalkan waktu rangkuman atau simpulan pelajaran. Pada
selama di kelas. umumnya rancangan pembelajaran sudah
Pembelajaran Bahasa Inggris dijelaskan bahwa guru hendaknya bersama-
untuk kelas English for Children, menuntut sama dengan pembelajar dan/atau sendiri
kemampuan yang optimal bagi tentor membuat rangkuman atau simpulan
karena tidak mudah memberikan pelajaran. Dalam penelitian baik dalam
pembelajaran kepada anak-anak. Penerapan observasi dikelas maupun wawancara,
pembelajaran dengan menggunakan hampir semua tentor masih kurang dalam
pendekatan permainan memerlukan membuat rangkuman atau simpulan
persiapan yang tinggi dari tentor, dalam hal pelajaran. Tentor harusnya bersama-sama
waktu, media, bahan ajar, serta perangkat dengan pembelajar dan/atau sendiri
pendukung lainnya. Kesemua itu membuat rangkuman atau simpulan
cukup dipenuhi oleh tentor-tentor di pelajaran pada saat itu agar pembelajar
SDT Terpadu Al Farhan. mampu menyimpulkan apa yang sudah ia
Hasil evaluasi proses pada indikator pelajari saat itu.
metode, pada dasarnya tidak mudah Program pembelajaran Bahasa
mengajarkan atau melatih anak untuk Inggris kelas English for Children di SDT
berbicara Bahasa Inggris. Salah satu cara Terpadu Al Farhan, tentor tidak hanya
untuk mengajarkan Bahasa Inggris kepada membantu dalam memberikan materi
anak-anak adalah dengan membiasakan sesuai dengan silabus atau unit kompetensi.
berbicara langsung menggunakan Bahasa Setiap program pembelajaran pasti
Inggris. Anak akan mudah mempelajari memberikan bentuk pembelajaran diluar
sebuah bahasa baru apabila ia berada di program atau yang sering dikenal dengan
situasi yang tepat. Artinya ia langsung layanan konseling. Perencanaan kegiatan
dapat menggunakan bahasa tersebut tindak lanjut dalam bentuk tes remedi juga
sehingga apa yang ia ucapkan mempunyai sangat penting untuk dilakukan apabila ada
arti. Peneliti juga menemukan masih ada pembelajar yang mendapat nilai di bawah
beberapa tentor yang belum membiasakan standar minimal kelulusan. Merencanakan
mengajak pembelajar untuk berbicara kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tes
Bahasa Inggris secara aktif. remedi dan layanan konseling masih kurang
Proses pembelajaran pada indikator dilakukan. Pada penelitian baik observasi
metode menunjukan bahwa beberapa tentor dan wawancara, ada beberapa tentor yang
belum memfasilitasi pembelajar melalui belum memberikan tes remedi dan layanan
pemberian tugas, dialog Bahasa Inggris, konseling. Dalam pelaksanaan program
dan lain-lain. Dijelaskan sebelumnya dibagian penutup pembelajaran tentor
bahwa membiasakan anak berbicara hendaknya memberikan atau
Bahasa Inggris adalah salah satu cara menyampaikan pembelajaran pada
mengajarkan atau melatih anak-anak untuk pertemuan berikutnya. Dalam hal ini,
belajar Bahasa Inggris. Tentor hendaknya hampir semua tentor masih kurang dalam
memanfaatkan metode ini salah satunya menyampaikan rencana pembelajaran pada
adalah dengan membiasakan anak-anak pertemuan berikutnya.
untuk membuat percakapan satu sama lain Setiap proses pembelajaran yang
di dalam kelas. Metode ini juga bisa dilaksanakan oleh pembelajar akan
dilakukan saat sedang melakukan menghasilkan hasil belajar. Di dalam
permainan. Hal ini bisa menjadi masukan proses pembelajaran, tentor sebagai
untuk pelaksanaan pembelajaran di SDT pengajar sekaligus pendidik memegang
Terpadu Al Farhan. peranan dan tanggung jawab yang penting
Kelemahan lain juga ditemukan dalam meningkatkan keberhasilan
masih pada indikator metode di dalam pembelajar yang dipengaruhi oleh

403
kualitas pembelajaran dan faktor intern dari pengelolaan, kepemimpinan, dan
siswa itu sendiri. Dalam setiap proses sistem informasi manajemen.
pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap 2.Input dalam program pembelajaran
pembelajar mengharapkan mendapatkan Bahasa Inggris kelas English for Children
hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar di SDT Terpadu Al Farhan dikategorikan
yang baik dapat membantu pembelajar kurang, belum sesuai dengan standar sarana
dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar prasarana, tenaga pendidik dan kurikulum
yang baik hanya dicapai melalui proses yang harus dimiliki lembaga.
belajar yang baik pula. Jika proses belajar 3.Proces program pembelajaran Bahasa
tidak optimal sangat sulit diharapkan Inggris kelas English for Children di SDT
terjadinya hasil belajar yang baik. Terpadu Al Farhan dikategorikan cukup,
Evaluasi produk ini merupakan belum sesuai dengan standar proses yang
catatan pencapaian hasil dan keputusan- harus dimilki lembaga yaitu dalam kegiatan
keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi perencanaan dan pelaksanaan program
program pembelajaran Bahasa Inggris kelas pembelajaran bahasa inggris.
English for Children di SDT Terpadu Al 4.Product atau hasil belajar program
Farhan. Aktivitas evaluasi produk adalah pembelajaran Bahasa Inggris kelas English
mengukur dan menafsirkan hasil yang telah for Children di SDT Terpadu Al Farhan
dicapai. Pengukuran dikembangkan dan dikategorikan cukup, karena setelah
diadministrasikan secara cermat dan teliti. kegiatan pembelajaran pada satu periode
Keakuratan analisis akan menjadi bahan belajar umumnya mendapatkan nilai cukup
penarikan kesimpulan dan pengajuan saran belum sesuai dengan standar nilai minimal
sesuai standar kelayakan. kelulusan lembaga pendidikan.
Hasil belajar kelas English for Berdasarkan hasil penelitian dan
Children di SDT Terpadu Al Farhan banyak pembahasan evaluasi yang meliputi
pembelajar masih mendapatkan nilai cukup komponen context, imput, process dan
karena pembelajar merasa belum percaya product di dalam program pembelajaran
diri saat berbicara (speaking), masih belum Bahasa Inggris kelas English for Children
bisa paham kosakata (vovabulary) dan di SDT Terpadu Al Farhan, maka dapat
masih ada sedikit kesalahan dalam direkomendasikan sebagai berikut:
penulisan (writing) atau berbicara tentang 1. Rekomendasi untuk kepala sekolah dari
struktur kata Bahasa Inggris (grammar). hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
Secara umum pembelajaran Bahasa Inggris disediakan ruang laboratorium bahasa
kelas English for Children di SDT Terpadu untuk menunjang pembelajaran listening
Al Farhan dinilai cukup. dan buku pegangan tentor untuk setiap sub
kelasnya, kurikulum pembelajaran bahasa
KESIMPULAN Inggris ditinjau atau diubah untuk
Berdasarkan hasil penelitian dan pembaruan ke arah yang lebih baik, silabus
pembahasan evaluasi yang meliputi disusun dengan mengikut sertakan sesama
komponen context, imput, process dan guru bahasa Inggris dan profesional serta
product di dalam program pembelajaran didokumentasikan setiap tahun sesuai
Bahasa Inggris kelas English for Children dengan standar sarana prasarana dan
di SDT Terpadu Al Farhan, maka dapat kurikulum yang harus dimiliki SDT
disimpulkan sebagai berikut: Terpadu Al Farhan.
1. Context program pembelajaran Bahasa 2. Rekomendasi untuk tentor dari hasil
Inggris kelas English for Children di SDT penelitian ini adalah sebagai berikut: Tentor
Terpadu Al Farhan dikategorikan cukup, harus membuat lesson plan, bersama-sama
belum sesuai dengan standar yang harus dengan pembelajar dan/atau sendiri
dimilki lembaga yaitu telah tersusunnya membuat rangkuman atau simpulan
visi-misi serta tujuan program, pelajaran, merencanakan kegiatan tindak

404
lanjut dalam bentuk tes remedi atau layanan
konseling, menyampaikan rencana
pembelajaran pada pertemuan berikutnya
sesuai dengan standar proses yang harus
dilakukan SDT Terpadu Al Farhan.

DAFTAR PUSTAKA
Akdon. 2006. Strategic Managemen for
Educational Management.
Bandung: Alfabeta.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara, Cetakan IV, Edisi Revisi.
Arikunto, S. 2009. Evaluasi Program
Pendidikan - Pedoman Toeritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan,
Jakarta: Bumi Aksara.
Bryson, J. M. 2001. Perencanaan Strategis
bagi Organisasi sosial.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Cameron, L. 2010. Teaching Language to
Young Leraners. Cambridge: CUP.
Ellis, R. 2005. Principles of instructed
language learning. System, 33(2),
209-224.
Endang, M. 2011. Riset Terapan Bidang
Pendidikan & Teknik.
Yogyakarta: UNY Press.
Masduki. 2013. Studi Efektifitas
Pembelajaran Bahasa Inggris
Anak Usia Sekolah Dasar di
Tempat-tempat Kursus Bahasa
Inggris di Kabupaten
Bangkalan. Prodi Sastra Inggris
FISIB Universitas Trunojoyo
Madura. Jurnal Pamator Volume 5
Nomor 1, April 2012.
Mckay. P. 2007. Five-Minute Activities for
Young Learners. London:
Cambridge University Press
Scott, W. A. 2006. Teaching English to
Children, New York: Longman
Group UK Ltd.

405

Anda mungkin juga menyukai