Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
GAMBARAN UNIT KERJA
2.1.4 Ketenagaan
Untuk menjalankan aktivitas pelayanan kesehatan, rumah
sakit membutuhkan tenaga dari berbagai disiplin ilmu baik
tenaga medis , paramedis maupun tenaga non medis. Sampai
dengan tahun 2019, jumlah pegawai RSUD dr. H. Moh. Anwar
Sumenep sebanyak 494 orang (380 orang PNS, 112 orang
tenaga BLUD, 2 orang dokter WKDS).
9
DIREKTUR
KABID PENUNJANG
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
1 2 3 4 5 6 7
1 Terbatasnya sarana dan prasarana 4 2 2 3 11
dalam hal ini alat yang digunakan untuk
meracik obat seperti kantong puyer
pembungkus obat beserta alat press
dan sendok pembagi puyer sehingga
menyebabkan respon time yang terlalu
lama (lebih dari 60 menit) untuk obat
2 Belum optimalnya
racikan puyer. apoteker dalam 4 5 5 5 19
memberikan informasi obat secara
langsung kepada pasien saat
menyerahkan obat yang menyebabkan
3 pelayanan kefarmasian
Belum adanya ruang tidak maksimal.
khusus untuk 3 2 3 4 12
melaksanakan pelayanan informasi
4 obat.
Penyerahan obat kepada pasien 3 4 4 4 15
dilakukan oleh tenaga kefarmasian
5 selain
Terjadiapoteker.
penolakan resep umum pasien 2 2 5 2 11
rawat jalan dikarenakan instalasi
farmasi rawat jalan tidak menyediakan
obat yang tertera pada resep umum.
16
Kriteria penetapan :
Aktual
1 : pernah benar-benar terjadi
2 : benar-benar sering terjadi
3 : benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4 : benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan
5 pembicaraan
: benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Khalayak
1 : tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2 : sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3 : cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4 : menyangkut hajat hidup orang banyak
5 : sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1 : masalah sederhana
2 : masalah kurang kompleks
3 : masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera
dicarikan
4 : masalah kompleks
5 : masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan
segera
Kelayakan
1 : masuk akal
2 : realistis
3 : cukup masuk akal dan realistis
4 : masuk akal dan realistis
5 : masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan
inisiatif
dengan Apoteker Penanggungjawab dan Kepala Ruangan Instalasi Farmasi Rawat Jalan.
sosialisasikan formulir PMR pada tenaga kefarmasian di instalasi farmasi rawat jalan
ntuk memudahkan pengisian data pasien pada saat pemberian informasi obat dan mencegah resep obat tertukar
onitoring pelaksanaan optimalisasi pemberian KIE pada pasien di instalasi farmasi rawat jalan.
21
Agustus September
No Kegiatan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Konsultasi dengan Kepala Instalasi Farmasi terkait rancangan aktualisasi yang akan
dilakukan.
2 Koordinasi dengan Apoteker Penanggungjawab dan Kepala Ruangan Instalasi Farmasi
Rawat Jalan.
3 Membuat formulir PMR (Patient Medical Record).
4 Mensosialisasikan PMR pada tenaga kefarmasian di instalasi farmasi rawat jalan.
5 Pemberian nomor antrian resep pada pasien untuk memudahkan pengisian data pasien
pada saat pemberian informasi obat dan mencegah resep obat tertukar antar pasien.
6 Memberikan informasi obat pada pasien pada saat penyerahan obat.
7 Mengisi formulir PMR saat penyerahan obat kepada pasien.
8 Melakukan monitoring pelaksanaan optimalisasi pemberian KIE pada pasien di instalasi
farmasi rawat jalan.
22
Identifikasi isu 1. Belum optimalnya apoteker dalam memberikan informasi obat secara langsung
(penyebab) kepada pasien saat menyerahkan obat yang menyebabkan pelayanan
kefarmasian tidak maksimal.
2. Penyerahan obat kepada pasien dilakukan oleh tenaga kefarmasian selain
apoteker.
3. Belum adanya ruang khusus untuk melaksanakan pelayanan informasi obat.
Isu yang diangkat Belum optimalnya apoteker dalam memberikan informasi obat secara langsung
kepada pasien saat menyerahkan obat yang menyebabkan pelayanan kefarmasian
tidak maksimal.
Gagasan pemecahan isu Optimalisasi Pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada Pasien di
Instalasi Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep
23
Tahapan Kegiatan 1. Konsultasi dengan Kepala Instalasi Farmasi terkait rancangan aktualisasi yang
akan dilakukan.
2. Koordinasi dengan Apoteker Penanggungjawab dan Kepala Ruangan Instalasi
Farmasi Rawat Jalan.
3. Membuat formulir PMR (Patient Medical Record).
4. Mensosialisasikan formulir PMR pada tenaga kefarmasian di instalasi farmasi
rawat jalan.
5. Pemberian nomor antrian resep pada pasien untuk memudahkan pengisian
data pasien pada saat pemberian informasi obat dan mencegah resep obat
tertukar antar pasien.
6. Memberikan informasi obat pada pasien pada saat penyerahan obat.
7. Mengisi formulir PMR saat penyerahan obat kepada pasien.
8. Melakukan monitoring pelaksanaan optimalisasi pemberian KIE pada pasien di
instalasi farmasi rawat jalan.
24
4. Komitmen Mutu
( hasil rapat berisi
tentang saran dan
masukan yang dapat
meningkatkan kualitas
pelayanan rumah
sakit)
5. Whole of
Government
(koordinasi dengan
apoteker
penanggungjawab
dan kepala ruang
instalasi farmasi
rawat jalan)
28
digunakan untuk
memastikan bahwa
pasien telah
mendapatkan haknya
dalam pelayanan
kefarmasian dan
apoteker telah
melaksanakan
kewajibannya)
30
31
4. Anti Korupsi
(tanggungjawab,
memberikan hak pasien
dengan memberikan
informasi obat)
5. Pelayanan Publik
(transparan, aksesibel,
pemberian informasi
obat dilakukan pada
setiap pasien yang
menerima obat dari
instalasi farmasi rawat
jalan tanpa membeda-
bedakan status pasien)
37
38
BAB IV
PELAKSANAAN AKTUALISASI
2. Kegiatan 2
Kegiatan Koordinasi dengan Apoteker Penanggungjawab
dan Kepala Ruangan Instalasi Farmasi Rawat
Jalan.
Waktu Senin, 12 Agustus 2019
Pelaksanaan
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Lampiran 2 (foto kegiatan, notulensi hasil
pertemuan koordinasi)
Deskripsi Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini dilakukan untuk mengkoordinasikan hasil konsultasi
dengan Kepala Instalasi Farmasi mengenai pelaksanaan kegiatan
aktualisasi bersama dengan apoteker penanggungjawab dan kepala
ruangan instalasi farmasi rawat jalan. Dengan adanya koordinasi yang
baik maka diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat
berjalan sesuai jadwal dan rancangaan yang telah disusun.
Akuntabilitas : nilai ini tercermin dengan adanya tanggungjawab
dalam menyusun jadwal pertemuan dengan apoteker
penanggungjawab dan kepala ruangan instalasi farmasi rawat jalan.
Nasionalisme : nilai nasionalisme dapat dilihat dalam musyawarah
dengan apoteker penanggungjawab dan kepala ruangan instalasi
farmasi rawat jalan untuk membahas hasil konsultasi dengan kepala
instalasi farmasi mengenai pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
Etika Publik : nilai dasar ini muncul dalam komunikasi yang terjalin
dengan apoteker penanggungjawab dan kepala ruangan instalasi
farmasi rawat jalan yaitu hormat, jelas, sopan santun, dan komunikatif.
Komitmen Mutu : nilai dasar ini terlihat dalam hasil koordinasi
dengan apoteker penanggungjawab dan kepala ruangan instalasi
farmasi rawat jalan yang menghasilkan saran dan masukan untuk
47
3. Kegiatan 3
Kegiatan Membuat formulir PMR (Patient Medical Record).
Waktu Selasa, 13 Agustus 2019
Pelaksanaan
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Lampiran 3 (foto kegiatan, formulir PMR)
Deskripsi Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini dilakukan untuk membuat formulir PMR (Patient Medical
Record) yang akan digunakan sebagai bukti telah dilakukan
pemberian KIE pada pasien/keluarga pasien di instalasi farmasi rawat
jalan. Formulir PMR diisi oleh apoteker saat obat diserahkan pada
pasien.
Akuntabilitas : nilai ini tercermin dengan adanya tanggungjawab
dalam penyusunan formulir PMR yang lengkap.
Komitmen Mutu : nilai dasar ini terlihat pada formulir PMR yang
dibuat dapat membantu apoteker dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kefarmasian di rumah sakit.
Anti Korupsi : nilai dasar ini terlihat dalam pembuatan formulir PMR
yang berfungsi sebagai alat untuk memastikan bahwa pasien/keluarga
49
4. Kegiatan 4
Kegiatan Mensosialisasikan formulir PMR pada tenaga
kefarmasian di instalasi farmasi rawat jalan.
Waktu Jumat, 16 Agustus 2019
Pelaksanaan
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Lampiran 4 (foto kegiatan)
Deskripsi Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi pada tenaga
kefarmasian di instalasi farmasi rawat jalan tentang adanya formulir
PMR yang harus diisi saat penyerahan obat ke pasien. Selain itu,
kegiatan ini juga berfungsi untuk mengingatkan apoteker agar selalu
memberikan KIE pada pasien/keluarga pasien karena dengan
dilakukannya KIE maka apoteker dapat mengetahui tingkat
pemahaman pasien terhadap obat yang diterima.
Akuntabilitas : nilai ini tercermin dengan adanya tanggungjawab
dalam pembuatan jadwal sosialisasi dan melaksanakannya untuk
menyampaikan informasi pada tenaga kefarmasian tentang adanya
formulir PMR yang harus diisi saat penyerahan obat pada pasien.
Nasionalisme : nilai kekeluargaan tercermin dalam proses sosialisasi
formulir PMR bersama tenaga kefarmasian di instalasi farmasi rawat
jalan.
Komitmen Mutu : kegiatan yang dilakukan berorientasi pada mutu
pelayanan kefarmasian.
Etika Publik : nilai dasar ini terlihat dalam proses sosialisasi yang
menggunakan bahasa sopan, santun, dan komunikatif dalam
pelaksanaannya.
Tahapan Kegiatan
Kegiatan ini diawali dengan pembuatan rencana/jadwal sosialisasi
51
5. Kegiatan 5
Kegiatan Pemberian nomor antrian resep untuk
memudahkan pengisian data pasien pada saat
52
Tahapan Kegiatan
Resep obat yang didapatkan pasien saat periksa di poli rawat jalan
diserahkan kepada petugas kefarmasian di instalasi farmasi rawat
jalan. Petugas kefarmasian menempelkan nomor pada lembar resep
obat yang diterima. Nomor antrian resep terdiri dari tiga lembar, satu
lembar diberikan kepada pasien, satu lembar menempel di resep, dan
satu lembar ditempelkan pada pembungkus obat yang sudah siap
untuk diserahkan pasien. Saat mengambil obat, pasien/keluarga
53
6. Kegiatan 6
Kegiatan Memberikan informasi obat pada pasien pada
saat penyerahan obat.
Waktu Senin, 15 Agustus 2019 – Senin, 2 September
Pelaksanaan 2019
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
54
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Lampiran 6 (foto kegiatan)
Deskripsi Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini dilakukan setelah resep obat telah dilayani dan obat siap
untuk diserahkan kepada pasien. Saat apoteker menyerahkan obat
pada pasien/keluarga pasien maka apoteker wajib memberikan segala
informasi mengenai obat yang akan digunakan pasien. Selain itu
apoteker juga harus menjawab semua pertanyaan pasien yang
berkaitan dengan obat yang digunakan pasien.
Akuntabilitas : nilai ini tercermin dengan adanya tanggungjawab,
profesionalisme, transparan dalam memberikan informasi pada
pasien/keluarga pasien saat penyerahan obat.
Komitmen Mutu : kegiatan berorientasi pada mutu, yaitu pemberian
informasi obat bertujuan meningkatkan rasionalitas pengobatan pada
pasien.
Etika Publik : saat berkomunikasi dengan pasien/keluarga pasien
menggunakan kalimat yang sopan, santun.
Anti Korupsi : bertanggungjawab dalam memberikan hak pasien
dengan memberikan informasi obat pada pasien/keluarga pasien.
Pelayanan Publik : transparan, aksesibel, pemberian informasi
obat/KIE dilakukan pada setiap pasien yang menerima obat dari
instalasi farmasi rawat jalan tanpa membeda-bedakan status pasien.
Tahapan Kegiatan
Resep obat baik racikan maupun sediaan obat jadi diletakkan dalam
keranjang sesuai nomor urut resep dan nama pasien. Sebelum obat
diserahkan, apoteker mengecek terlebih dahulu kesesuaian antara
obat yang akan diserahkan dengan data dalam resep pasien. Setelah
sesuai, obat diserahkan oleh apoteker disertai dengan pemberian
informasi obat pada pasien/keluarga pasien.
Kontribusi Terhadap Visi dan Misi Organisasi
55
7. Kegiatan 7
Kegiatan Mengisi formulir PMR saat penyerahan obat
kepada pasien.
Waktu Senin, 15 Agustus 2019 – Senin, 2 September
Pelaksanaan 2019
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Pelaksanaan
56
8. Kegiatan 8
Kegiatan Melakukan monitoring pelaksanaan optimalisasi
pemberian KIE pada pasien di instalasi farmasi
rawat jalan.
Waktu Senin, 15 Agustus 2019 – Senin, 2 September
Pelaksanaan 2019
Tempat Instalasi Farmasi Rawat Jalan
Pelaksanaan
Daftar Lampiran Lampiran 6 (foto formulir PMR yang terisi)
Deskripsi Kegiatan dan Keterkaitan dengan Nilai-Nilai Dasar ASN
Kegiatan ini dilakukan setelah pemberian KIE pada pasien/keluarga
pasien yang mengambil obat. Apabila pasien/keluarga pasien telah
memahami penjelasan yang diberikan apoteker maka pasien/keluarga
pasien harus mengisi pernyataan telah memahami pada bagian akhir
formulir PMR.
Akuntabilitas : nilai ini tercermin dengan adanya tanggungjawab,
profesionalisme dalam melakukan monitoring pemberian KIE pada
pasien/keluarga pasien.
Komitmen Mutu : kegiatan berorientasi pada mutu, yaitu monitoring
terhadap pemberian KIE dapat menjaga mutu pelayanan kefarmasian.
Tahapan Kegiatan
58
(memberikan hak
pasien)
4. Mensosialisasikan 5. Akuntabilitas Tenaga
PMR pada tenaga (tanggungjawab) kefarmasian di
kefarmasian di 6. Nasionalisme instalasi farmasi
instalasi farmasi (kekeluargaan) rawat jalan tidak
rawat jalan. 7. Komitmen Mutu mengetahui adanya
(berorientasi formulir PMR
pada mutu beserta cara
pelayanan pengisiannya.
kefarmasian)
8. Etika Publik
(sopan, santun,
dan komunikatif)
5. Pemberian 4. Akuntabilitas 1. Pelayanan
nomor antrian (tanggungjawab) resep obat tidak
resep pada 5. Etika publik sesuai nomor
pasien untuk (pelayanan urut antrian.
memudahkan berdasarkan 2. Kemungkinan
pengisian data nomor urut tertukarnya
pasien pada saat antrian) resep obat antar
pemberian 6. Anti korupsi pasien.
informasi obat (memberikan hak
dan mencegah pasien)
resep obat
tertukar antar
pasien.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan dari kegiatan aktualisasi dan habituasi adalah
mengidentifikasi isu permasalahan yang terjadi di instalasi farmasi rawat
jalan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep untuk meningkatkan pelayanan
kefarmasian terutama pelayanan KIE pada pasien sebagai bukti
pertanggungjawaban tindakan pelayanan kerfarmasian di rumah sakit
yang akuntabel. Berdasarkan hasil analisis dari beberapa isu
permasalahan yang terjadi di instalasi farmasi rawat jalan RSUD dr. H.
Moh. Anwar Sumenep, maka kesimpulan yang diperoleh mengarah pada
isu : ”Belum optimalnya apoteker dalam memberikan informasi obat
secara langsung kepada pasien saat menyerahkan obat yang
menyebabkan pelayanan kefarmasian tidak maksimal”.
Pemecahan isu yang dilakukan adalah “Optimalisasi Pemberian
KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada Pasien di Instalasi
Farmasi Rawat Jalan RSUD dr. H. Moh. Anwar Sumenep”. Dari
kegiatan pemecahan isu dapat diambil kesimpulan bahwa
pasien/keluarga pasien mengetahui dan memahami tentang informasi
obat yang diberikan oleh apoteker dengan bukti formulir PMR yang telah
67
3.2 Saran
Setelah pelaksanaan kegiatan aktualisasi selesai, disarankan agar
pemberian KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) pada pasien rawat jalan
dan pengisian formulir PMR oleh apoteker dapat terus dilakukan. Dengan
adanya pemberian KIE pada pasien/keluarga pasien apoteker dapat
memastikan bahwa pasien/keluarga pasien benar-benar memahami
aturan pakai dan cara penggunaan obat yang diterima sehingga tujuan
terapi dapat tercapai.