Anda di halaman 1dari 13

PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL

Makalah

Diajukan sebagai mata kuliah : Manajemen Kurikulum


Dosen Pengampu : Zaedun Na’im M.Pd.I.

Oleh:

Siti Nur Maulidiah (227720274)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM “MA’HAD ALY AL-HIKAM”

MALANG

November 2023
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian terpenting bagi kehidupan manusia.
Pendidikan ini yang nantinya agar bisa diimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Ki Hajar Dewantara sendiri mengartikan pendidikan ialah dengan
tidak mencabut akar budaya yang membuat peserta didik menjadi asing
dengan realitasnya. Pendidikan harus membuat manusia menjadi peka pada
budi pekertinya. Karena peka, maka pribadi manusia lebih berkehalusan budi
serta berkeheningan batin.
Pendidikan tidak lepas dari yang namanya kurikulum pada satuan
pendidikan. Kurikulum sendiri dapat diartikan sebagai seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, Satuan Pendidikan dan peserta didik. Maka dari itu, kurikulum
disusun oleh Satuan Pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah masing-masing.
Di Indonesia sendiri telah mencapai beberapa kurikulum yang digunakan.
Hingga pada saat ini pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum 2013
yang menekankan pada pembentukan karakter peserta didik.
Pada satuan pendidikan dalam kurikulum memiliki muatan lokal yang
secara khusus untuk mempelajari kekhasan daerah. Pengertian muatan lokal
sendiri menurut Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 adalah merupakan
bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi muatan
dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang
dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal memiliki posisi sebagai komponen kurikulum yang
berkaitan dengan lingkungan sekitar dan dianggap penting oleh pendidik atau
masyarakat sekitar untuk dipelajari oleh peserta didik. Sebagai komponen
kurikulum, muatan lokal merupakan media penyampaian agar dapat
mempelajari ssesuatu dengan baik, diperlukan sumber bacaan atau
narasumber yang memahami bahan pengajaran tersebut. Sumber bacaan yang
ditulis oleh orang daerah dan narasumber yang berasal dari daerah merupakan
media.
Dalam melestarikan ciri khas daerah di Indonesia ini kita perlu
melakukan upaya pendidikan untuk mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Upaya pendidikan yang dilakukan pemerintah setempat adalah
dengan memasukkannya muatan lokal ke dalam kurikulum satuan
pendidikan. Dengan demikian dapat memberikan wawasan yang luas
mengenai kekhasan daerah setempat pada peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kurikulum muatan lokal?
2. Apa tujuan kurikulum muatan lokal?
3. Bagaimana konsep pengembangan kurikulum muatan lokal?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum muatan lokal
2. Untuk mengetahui tujuan kurikulum muatan lokal
3. Untuk mengetahui konsep pengembangan kurikulum muatan lokal
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, menyatakan
bahwa Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas, potensi daerah, dan prospek
pengembangan daerah termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan kompetensi keahlian
yang diselenggarakan.1
Menurut Dirjen Kurikulum Muatan Lokal adalah kurikulum yang di
perkaya dengan materi pelajaran yang ada di lingkungan setempat. Menurut
Kurikulum 1994 Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran yang
diajarkan secara terpisah, menjadi kajian tersendiri. Menurut Soewardi
Kurikulum Muatan Lokal adalah materi pelajaran dan pengenalan berbagai
ciri khas daerah tertentu, bukan saja yang terdiri dari keterampilan, kerajinan,
tetapi jaga manifestasi kebudayaan daerah legenda serta adat istiadat. 2
Tirtaraharjda dan La Sula, sebagaimana di kutip Iim Wasliman
mengungkapkan bahwa kurikulum muatan lokal adalah “…suatu program
pendidikan yang isi dan media dan strategi penyampaiannya dikaitkan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan
daerah”3 Yang dimaksud dengan isi adalah materi pelajaran yang dipilih dan
lingkungan dan dijadikan program untuk dipelajari oleh mund di bawah
bimbingan guru guna mencapai tujuan muatan lokal. Media penyampaian
1
Naf’an Torihoran, Pengembangan Kurikulum, Serang : Loquen Press,
(2017) hal 135.
2
Achmad Basari, Vol. I, No. 1, (2014), 20.
3
Muhammad Nasir, “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal dalam Konteks
Pendidikan Islam di Madrasah” dalam Hunafa: Jurnal Studia Islamika, Vol. X, No. 1 (Juni 2013),
3.
ialah metode dan berbagai alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam
menyajikan isi muatan lokal. Jadi isi program dan media penyampaian muatan
lokal diambil dan menggunakan sumber lingkungan yang dekat dengan
kehidupan peserta didik.
Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Implementasi Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan menyebutkan bahwa Kurikulum Muatan lokal
adalah kegiatan kurikuler yang mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada.4
Dengan demikian, kurikulum muatan lokal merupakan seperangkat
mata pelajaran yang berorientasi pada nilai-nilai kearifan budaya lokal yang
diajarkan di Madrasah/sekolah sebagai penunjang dalam meningkatkan
kompetensi siswa, dengan menggunakan berbagai media penyampaian yang
bersumber dari lingkungan dimana Madrasah/sekolah tersebut berada.

B. Tujuan Kurikulum Muatan Lokal


Menurut Dr. Rusman tujuan krikulum muatan lokal terbagi menjadi
dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya yaitu dapat
menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD/MI/SD-LB, SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB, dan SMK/MAK dalam pengembangan mata pelajaran
Muatan Lokal yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan.
Sedangkan tujuan khususnya yaitu agar siswa dapat mengenal dan menjadi
lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan budayanya; agar siswa
memiliki bekal kemampuan dan ketrampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya; agar siswa memiliki sikap dan prilaku yang selaras dengan nilai-
nilai atau aturan-aturan yang berlaku didaerahnya, serta melestarikan dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang
pembangunan nasional.5
4
Muhammad Nasir, Vol. X, No. 1 (Juni 2013), 3.
5
Suparta, “Implementasi Kurikulum Muatan Lokal PAI Tingkat SMP di Kabupaten
Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung” dalam Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. XIX,
Menurut Muhaimin, pengembangan kurikulum muatan lokal di
Madrasah bertujuan mengembangkan potensi daerah sebagai bagian dari
upaya peningkatan mutu pendidikan di Madrasah serta mengembangkan
potensi Madrasah sehingga keunggulan kompetetif. Dengan kurikulum ini
diharapkan, siswa di Madrasah tidak tercerabut dari budaya, tradisi dan
karakteristik masyarakat yang mengitarinya.6
Secara umum tujuan program pendidikan muatan lokal adalah
mempersiapkan murid agar mereka memiliki wawasan yang mantap tentang
lingkungannya serta sikap dan perilaku bersedia melestarikan dan
mengembangkan sumber daya alam ,kualitas sosial, dan kebudayaan yang
mendukung pembangunan nasional maupun pembangunan setempat.
Tujuan tak langsung adanya muatan lokal antara lain Murid dapat
meningkatkan pengetahuan mengenai daerahnya, Murid diharapkan dapat
menolong orang tuanya dan menolong dirinya sendiri dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya, Murid menjadi akrab dengan lingkungannya
dan terhindar dari keterasingan terhadap lingkungannya sendiri.7
Tujuan pendidikan nasional dan tujuan lembaga pendidikan tetap jadi
kerangka acuan bagi pelaksanaan muatan lokal, maka dari itu isinya tidak
mengubah esensi pendidikan nasional. Muatan lokal merupakan pengaya
kurikulum nasional. Dengan demikian tujuannya adalah memperkaya dan
memperluas pendidikan nasional namun tidak boleh bertentangan dengan
tujuan pendidikan nasional.
Tujuan utama masuknya muatan lokal dalam kurikulum nasional
hanya untuk menyelaraskan materi yang diberikan kepada siswa sesuai dengan
kondisi lingkungannya, mengoptimalkan sekaligus menanamkan nilai budaya
daerah tersebut kepada siswa dengan harapan budaya dan perkembangan
daerah tersebut akan maju dan berdampak positif bagi kemajuan
perkembangan pendidikan nasional.

No. 1 (April 2015), 97.


6
Naf’an Torihoran, Pengembangan…, 138.
7
Achmad Basari, Vol. I, No. 1, (2014), 20.
Selengkapnya, tujuan diadakannya Muatan Lokal adalah sebagai
berikut:
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya,
b. Memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan mengenai
daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada
umumnya,
c. Memiliki sikap dan perilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan
yang berlaku di daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-
nilai luhur budaya setempat dalam rangka menunjang pembangunan
nasional.

Muatan lokal sangat diperlukan, apalagi untuk kemajuan daerah yang


otomatis berdampak baik bagi kemajuan nasional, untuk itu muatan lokal
sangat diperlukan sebagai bentuk pengembangan tersebut.

Secara nasional muatan lokal diperlukan untuk pelestarian budaya,


pengembangan kebudayaan dan pengubahan sikap lingkungan terhadap
lingkungan. Dilihat dari kewajiban sekolah muatan lokal harus diberikan
karena sebagai tanggung jawab sekolah, memberikan pendidikan lingkungan,
memenuhi kebutuhan murid dan pembangunan masyarakat. Ditinjau dari
sudut murid (peserta didik) muatan lokal diberikan karena mengakrabkan
murid dengan lingkungan, melatih murid berpikir analitis dan dapat
mengembangkan potensi murid.

Lain halnya menurut Zainal Arifin, secara umum tujuan muatan lokal
adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki wawasan yang luas
dan mantap tentang kondisi lingkungannya, keterampilan fungsional, sikap
dan nilai-nilai, bersedia melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam,
serta meningkatkan kua-litas sosial dan budaya daerah sesuai dengan
pembangunan daerah dan pembangunan nasional.8

8
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Rosdakarya,
2012), 208.
Secara khusus tujuan muatan lokal adalah pertama, peserta didik dapat
belajar dengan lebih mudah tentang lingkungan dan budaya didaerahnya serta
dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Kedua, peserta didik dapat
memanfaatkan sumber pembelajaran setempat untuk kepentingan
pembelajaran sekolah. Ketiga, lebih dekat dengan lingkungan, budaya dan
alam sekitarnya. Keempat, dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Kelima, melatih peserta didik mandiri. Keenam, dapat menerapkan
pengetahuan dan kete-rampilan yang dipelajarinya. Ketujuh, dapat memotivasi
siswa agar mau melestarikan budaya dan lingkungannya.9

C. Konsep Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal


Pengembangan Muatan Lokal dilakukan dengan dua arah
pengembangan dalam muatan lokal, yaitu Pengembangan untuk jangka jauh
agar para siswa dapat melatih keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
harapan yang nantinya dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan
akhirnya membantu pembangunan nusa dan bangsanya. Oleh karena itu
perkembangan muatan lokal dalam jangka panjang harus direncanakan secara
sistematik oleh sekolah, keluarga, dan masyarakat setempat dengan perantara
pakar-pakar pada instasi terkait baik negeri maupun swasta. Untuk muatan
lokal di sekolah dasar masih bersifat concentris, kemudian dilaksanakan
secara kontinue di sekolah menengah pertama dan akan terjadi konvergensi di
sekolah menengah atas.
Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan
oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal
kemudian menyusun Indikatornya dan direvisi setiap saat. Dalam
pengembangan selanjutnya ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu

9
Hal ini sesuai dengan tujuan muatan lokal yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2006)
yaitu agar peserta didik: pertama, mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam,
sosial dan budayanya. Kedua, memiliki bekal kemampuan dan keterampilan serta pengetahuan
mengenai daerahnya yang berguna bagi dirinya maupun lingkungan masyarakat pada umumnya.
Ketiga, memiliki sikap dan prilaku yang selaras dengan nilai-nilai/aturan-aturan yang berlaku di
daerahnya, serta melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam
rangka menunjang pembangunan nasional. Lihat Suparta, “Implementasi Kurikulum Muatan
Lokal PAI Tingkat SMP di Kabupaten Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung” dalam
Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam, Vol. XIX, No. 1 (April 2015), 98.
Perluasan muatan lokal Dasarnya adalah bahan muatan lokal yang ada di
daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis muatan lokal misalnya : pertanian,
kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan, kerajianan dan
sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari berbagai muatan
lokal sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode berikutnya.
Dalam Pengembangan selanjutnya, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu : a) Perluasan muatan lokal, dasarnya adalah bahan muatan
lokal yang ada di daerah itu yang terdiri dari berbagai jenis jenis muatan lokal
misalnya : pertanian, kalau sudah dianggap cukup ganti peternakan, perikanan,
kerajianan dan sebagainya. Siswa cukup diberi dasar-dasarnya saja dari
berbagai muatan lokal sedang pendalamanya dilaksanakan pada periode
berikutnya. B) Pendalaman muatan lokal Dasarnya adalah bahan muatan lokal
yang sudah ada kemudian diperdalam samapai mendalam, misalnya masalah
pertanian dibicarakan dan dilaksanakan mengenai bagaimana cara memupuk,
memelihara, mengembangkan, pemasarannya dan sebagainya. Oleh karena itu
pelajaran ini diberikan pada siswa yang telah dewasa.10
Pengembangan muatan lokal juga perlu memperhatikan potensi daerah
yang meliputi (1) Sumber Daya Alam (SDA); (2) Sumber Daya Manusia
(SDM); (3) Geografis; (4) Budaya; dan (5) Historis.11
a. Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDA
Sumber Daya Alam (SDA) adalah potensi yang terkandung dalam bumi,
air, dan udara yang dalam bentuk asalnya dapat didayagunakan untuk
berbagai kepentingan. Contoh untuk bidang: pertanian (a.l. padi, buah-
buahan, ubi kayu, jagung, sayur-sayuran dll.), perkebunan (a.l. tebu,
tembakau, kopi, karet, coklat dll.), peternakan (a.l. unggas, sapi, kambing
dll.), dan perikanan (a.l. ikan laut/tawar, tumbuhan laut dll.).
b. Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi SDM
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia dengan segenap potensi
yang dimilikinya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan agar menjadi

10
Naf’an Torihoran, Pengembangan…, 146-147.
11
makhluk sosial yang adaptif (mampu menyesuaikan diri terhadap
tantangan alam, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan
perubahan sosial budaya) dan transformatif (mampu memahami,
menterjemahkan, dan mengembangkan seluruh pengalaman dan kontak
sosialnya bagi kemaslahatan diri dan lingkungannya pada masa depan),
sehingga mampu mendayagunakan potensi alam di sekitarnya secara
seimbang dan berkesinambungan.
Aspek SDM menjadi penentu keberhasilan dari semua aspek/potensi
muatan lokal, karena SDM sebagai sumber daya dapat memberi dampak
positif dan negatif terhadap kualitas muatan lokal yang akan
dikembangkan, bergantung kepada paradigma, kultur, dan etos kerja SDM
yang bersangkutan. Tidak ada realisasi dan implementasi muatan lokal
tanpa melibatkan dan memposisikan manusia sebagai aspek sentral dalam
proses pencapaiannya.
c. Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Geografis
Proses pengkajian muatan lokal ditinjau dari aspek geografi perlu
memperhatikan berbagai aspek, seperti aspek oseanologi (potensi
kelautan), antropologi (ragam budaya/suku bangsa yang sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai sektor pariwisata), ekonomi (meningkatkan
kehidupan/taraf hidup masyarakat setempat) dan demografi (daerah/obyek
wisata). Aspek-aspek dimaksud merupakan salah satu aspek penentu
dalam menetapkan potensi muatan lokal.
d. Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Budaya
Budaya merupakan suatu sikap, sedangkan sumber sikap adalah
kebudayaan. Untuk itu, salah satu sikap menghargai kebudayaan suatu
daerah, adalah upaya masyarakat setempat untuk melestarikan dan
menonjolkan ciri khas budaya daerah menjadi muatan lokal. Sebagai
contoh muatan lokal yang berkaitan dengan aspek budaya, antara lain
berbagai upacara keagamaan/adat istiadat (upacara Ngaben di Bali,
Sekaten dan Grebeg di Yogyakarta dll.).
e. Keterkaitan Muatan Lokal dengan Potensi Historis
Potensi historis merupakan potensi sejarah dalam wujud peninggalan
benda-benda purbakala maupun tradisi yang masih dilestarikan hingga saat
ini. Konsep historis jika dioptimalkan pengelolaannya akan menjadi
arena/wahana wisata yang bisa menjadi aset, bahkan menjadi keunggulan
lokal dari suatu daerah tertentu. Untuk itu, perlu dilakukan pelestarian
terhadap nilai-nilai tradisional dengan memberi sentuhan baru agar terjadi
perpaduan antara kepentingan tradisional dan kepentingan modern,
sehingga aset atau potensi sejarah bisa menjadi bagian dari muatan lokal.
Misalnya, Satuan Pendidikan di sekitar objek wisata Candi Borobudur,
Magelang mengembangkan muatan lokal kepariwisataan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kurikulum muatan lokal merupakan seperangkat mata pelajaran yang
berorientasi pada nilai-nilai kearifan budaya lokal yang diajarkan di
Madrasah/sekolah sebagai penunjang dalam meningkatkan kompetensi
siswa, dengan menggunakan berbagai media penyampaian yang
bersumber dari lingkungan dimana Madrasah/sekolah tersebut berada.
2. Secara umum tujuan muatan lokal adalah untuk mempersiapkan peserta
didik agar memiliki wawasan yang luas dan mantap tentang kondisi
lingkungannya, keterampilan fungsional, sikap dan nilai-nilai, bersedia
melestarikan dan mengembangkan sumber daya alam, serta meningkatkan
kua-litas sosial dan budaya daerah sesuai dengan pembangunan daerah dan
pembangunan nasional.
3. Pengembangan Muatan Lokal dilakukan dengan dua arah pengembangan
dalam muatan lokal, yaitu:
a. Pengembangan untuk jangka jauh agar para siswa dapat melatih
keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan harapan yang nantinya
dapat membantu dirinya, keluarga, masyarakat dan akhirnya
membantu pembangunan nusa dan bangsanya.
b. Perkembangan muatan lokal dalam jangka pendek dapat dilakukan
oleh sekolah setempat dengan cara menyusun kurikulum muatan lokal
kemudian menyusun Indikatornya dan direvisi setiap saat.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khairu dkk, Mengembangkan pendidikan berbasis keung-gulan lokal


dalam KTSP, Jakarta : PT.Pustaka Prestasi karya, 2012
Arifin, Zainal, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung:
Rosdakarya, 2012
Basari, Achmad, “Penguatan Kurikulum Muatan Lokal dalam Pembelajaran di
Sekolah Dasar,” Seminar Nasional Ilmu Pendidikan UNS, Vol. I, No. 1
(2014)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum “Pedoman
Pengambangan Muatan Lokal”
Nasir, Muhammad, “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal dalam Konteks
Pendidikan Islam di Madrasah” dalam Hunafa: Jurnal Studia Islamika,
Vol. X, No. 1 (2013)
Suparta, “Implementasi Kurikulum Muatan Lokal PAI Tingkat SMP di Kabupaten
Bangka Tengah Kepulauan Bangka Belitung” dalam Nadwa: Jurnal
Pendidikan Islam, Vol. XIX, No. 1 (2015)
Torihoran, Naf’an, Pengembangan Kurikulum, Serang : Loquen Press, 2017

Anda mungkin juga menyukai