Manuskrip Artikel Indah Rahayu Aprila
Manuskrip Artikel Indah Rahayu Aprila
ABSTRAK
Latar Belakang: Penyakit menular seksual (PMS) salah satunya disebabkan oleh Human papilloma Virus atau
disebut dengan HPV. HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim dan kutil kelamin pada wanita maupun pada
pria. Pencegahan primer harus dilakukan yaitu melakukan vaksinasi HPV berdasarkan Kemenkes RI Nomor 34
Tahun 2015. Tetapi Pada tahun 2019 estimasi cakupan vaksinasi HPV di Indonesia menurut WHO masih berada
dalam rentang 0%-49%. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk melakukan vaksinasi HPV.
Selain pengetahuan, hal lain yang mempengaruhi kemauan adalah niat. Pendidikan kesehatan merupakan salah
satu intervensi yang banyak digunakan untuk meningkatkan niat. Penggunaan teori dapat membantu penyedia
pelayanan kesehatan dalam merancang intervensi yang efektif untuk perubahan perilaku. Salah satu teori, seperti
Protection Motivation Theory (PMT) telah ditemukan berguna dalam menjelaskan niat dan perilaku. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis Protection Motivation
Theory (PMT) terhadap Intention untuk melakukan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) pada remaja putri.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan quasy eksperimental design dengan two-group pre-post test
design dimana jumlah responden terdapat sebanyak 136 dan dibagi menjadi kelompok intervensi(68) dan
kelompok kontrol(68). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu remaja putri berumur 16-18 tahun. Instrumen
yang digunakan yaitu yang berisi 6 domain yang dikembangkan oleh Huang et al (2021). Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu paired sample t test dan ANCOVA. Hasil: Hasil penelitian ini terdapat
perbedaan skor yang signifikan pada kelompok intervensi yang sudah diberikan pendidikan kesehatan berbasis
PMT dengan nilai p=0,000, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan skor yang signifikan dengan
nilai p=0,325. Terdapat perbedaan skor yang signifikan pada kedua kelompok dengan nilai p=0,000.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan berbasis PMT terhadap Intention pada remaja putri.
Kata kunci: Human Papilloma Virus (HPV), Intention, Pendidikan kesehatan, Protection Motivation Theory
(PMT), Remaja putri.
ABSTRAC
Background:One of the sexually transmitted diseases (STDs) is caused by the Human Papilloma Virus, also
known as HPV. HPV can cause cervical cancer and genital warts in women and men. Primary prevention must
be carried out, namely carrying out HPV vaccination based on the Kemenkes RI Number 34 of 2015. But in
2019 the estimated coverage of HPV vaccination in Indonesia according to WHO is still in the range of 0% -
49%. This is caused by a lack of willingness to vaccinate against HPV. Besides knowledge, another thing that
influences will is intention. Health education is one of the most widely used interventions to increase intention.
The use of theory can assist health care providers in designing effective interventions for behavior change. One
theory, such as the Protection Motivation Theory (PMT) has been found useful in explaining intentions and
behavior. Purpose: This study aims to determine the effect of health education based on Protection Motivation
Theory (PMT) on Intention to vaccinate Human Papilloma Virus (HPV) in female adolescents. Methods: This
study used a quasy experimental design approach with a two-group pre-post test design where the number of
respondents was 136 and divided into the intervention group (68) and the control group (68). The inclusion
criteria in this study were female adolescents aged 16-18 years. The instrument used is that which contains 6
domains developed by Huang et al (2021). The analysis used in this study was paired sample t test and
ANCOVA. Results: The results of this study showed that there was a significant difference in scores in the
intervention group that had been given health education based PMT with a p=0.000, whereas in the control
group there was no significant difference in scores with a p=0.325. There was a significant difference in scores
between the two groups with a value of p=0.000. Conclusion: There is an influence of health education based
PMT on Intention to vaccinate Human Papilloma Virus (HPV) in female adolescents.
Keywords: Adolescent girls, Health education, Human Papilloma Virus (HPV), Intention, Protection Motivation
Theory(PMT).
PENDAHULUAN kemauan adalah niat. Niat Remaja untuk
melakukan vaksinasi HPV Rendah yaitu 35,8%
Penyakit menular seksual (PMS) salah (Sari et al., 2020). Berdasarkan penelitian Dessy
satunya disebabkan oleh Human papilloma Virus hadiyati didapatkan 70% dari 100 remaja SMAN 2
atau disebut dengan HPV (Huang et al., 2021). Sampang tidak memiliki niat untuk melakukan
HPV secara global merupakan penyakit menular Vaksinasi HPV (Fajrin, 2019).
seksual yang umum ditemukan. Lebih dari 70%
genotipe HPV menginfeksi seseorang yang aktif Perilaku sehat individu ditentukan oleh
secara seksual. HPV pada wanita dapat niat individu tersebut terhadap tujuan kesehatan,
menyebabkan kanker leher rahim yaitu keganasan apakah dukungan yang diterima dari orang
yang paling umum peringkat keempat pada wanita sekitarnya, ada atau tidaknya pengetahuan atau
(Nick et al., 2021). Selain kanker anogenital informasi mengenai kesehatan (Jirwanto, 2021).
Human Papilloma virus juga bisa menyebabkan Niat adalah keputusan untuk berperilaku dengan
kutil kelamin pada wanita maupun pada pria. Pada cara yang diinginkan untuk mengambil tindakan
pria HPV dapat menyebabkan penyakit pada alat secara sadar maupun tidak sadar (Septiyana, 2022).
kelamin, lubang anus dan orofaring (Sichero et al., Semakin besar niat individu untuk melakukan
2019). perilaku tersebut, semakin memberikan hasil
optimal (Septiyana, 2022). Jika niat seseorang
Pencegahan primer harus dilakukan yaitu rendah maka seseorang tidak akan berminat untuk
menghindari risiko dengan melakukan vaksinasi melakukan sesuatu dan tidak akan menghasilkan
HPV berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI hasil yang maksimal. Maka dari itu, diperlukan
Nomor 34 Tahun 2015 (Rahmadini et al., 2022). intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan
WHO menyebutkan Vaksin HPV merupakan niat. intervensi pendidikan secara efektif
vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit yang meningkatkan pengetahuan, sikap, dan niat terkait
disebabkan oleh Human Papillomavirus (Arie, vaksin HPV (Chu et al., 2021).
2019). Idealnya, vaksinasi diberikan sebelum usia
rentan terpapar HPV yaitu perempuan yang Pendidikan kesehatan merupakan salah
memasuki usia aktif secara seksual (Dewi et al., satu intervensi yang banyak digunakan untuk
2021). meningkatkan niat (Permatasari & Suprayitno,
2021). Secara fungsional, pendidikan kesehatan
Pada tahun 2019 estimasi cakupan mencakup aktivitas yang bertujuan untuk
vaksinasi HPV di Indonesia menurut WHO masih mentransfer dan memperluas pengetahuan, sikap,
berada dalam rentang 0%-49% (Carin et al., 2020). dan praktik terbaik seseorang, kelompok, atau
Data lain menyebutkan dari semua remaja yang komunitas untuk menjaga dan meningkatkan
melakukan vaksin HPV ini hanya 1,1% saja yang kesehatan mereka sendiri (Permatasari &
melakukan 2 kali dosis vaksin HPV yang Suprayitno, 2021). Walaupun sudah banyak
diperlukan untuk memproteksi diri dari infeksi dilakukan, tetapi pendidikan kesehatan tersebut
Human Papillomavirus(HPV) (Rahmadini et al., hanya fokus kepada satu aspek saja, Maka
2022). Hasil penelitian (Geopal & Melani Rakhmi dibutuhkan teori yang lebih kompherensif untuk
Mantu, 2022) didapatkan hanya 3,1% atau hanya 9 meningkatkan niat. Penggunaan teori dapat
dari 288 remaja yang sudah melakukan vaksinasi membantu penyedia pelayanan kesehatan dalam
HPV. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya merancang intervensi yang efektif untuk perubahan
kemauan untuk melakukan vaksinasi HPV. perilaku (Huang et al., 2021) Oleh karena itu
menggunakan teori untuk mengkaji niat sangatlah
Kurangnya kemauan remaja dalam
penting. Salah satu teori, seperti Protection
mendapatkan vaksin HPV disebabkan karena
Motivation Theory (PMT) telah ditemukan berguna
rendahnya pengetahuan tentang Human
dalam menjelaskan niat dan perilaku (Huang et al.,
papillomavirus dan vaksinasi HPV (Faisal et al.,
2021).
2022). Berdasarkan penelitian Jhodi Rent Geopal
didapatkan remaja di kota jambi mempunyai Protection Motivation Theory (PMT)
pengetahuan kurang mengenai vaksinasi HPV yaitu adalah model pendekatan yang bisa dipakai untuk
45,13% (Geopal & Melani Rakhmi Mantu, 2022). mengetahui perilaku sehat individu yaitu rasa takut
Selain pengetahuan, hal lain yang mempengaruhi yang dipergunakan untuk menyeimbangkan atau
mengubah perilaku seseorang tersebut (Fatimah, sesi keempat setelah pemberian pendidikan
2022). Protection Motivation Theory (PMT) adalah kesehatan.
model dasar intervensi individu atau masyarakat
(Fatimah, 2022). Ada dua tujuan dalam studi PMT Instrumen yang digunakan dalam
yaitu PMT menggunakan teori kognisi sosial penelitian ini adalah data demografi dan kuesioner
memprediksi perilaku protektif dan PMT dapat konstruksi PMT yang dikembangkan oleh (Huang
dirubah melalui komunikasi yang bersifat persuasif et al., 2021) terdiri dari 21 pertanyaan yang
yang menekankan pengetahuan dan akhirnya mencakup Keparahan yang dirasakan atau Severity
membentuk niat individu yang menunjukkan (3 item) dengan menggunakan skala likert (1=
perilaku protektif (Fatimah, 2022). Sangat rendah, 5= Sangat Tinggi) Semakin tinggi
skor semakin tinggi keparahan yang
METODE PENELITIAN dirasakan.Kerentanan atau Vulnerability (4 item)
dengan menggunakan skala likert pada dua poin
Jenis Penelitian ini merupakan jenis pertama ( 1= sangat rendah, 5= sangat tinggi), dan
penelitian quantitatif menggunakan metode quasi dua poin terakhir (1=tidak ada, 4=tinggi) Semakin
eksperimental design dengan menggunakan tinggi skor semakin tinggi kerentanan yang
rancangan two group pretest-posttets with control dirasakan.Tanggapan/ Keyakinan diri (Response
group. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Efficacy) (3 item) dengan menggunakan skala
SMA Negeri Cimanggung Di Kabupaten likert (1= Sangat tidak setuju, 5= Sangat setuju)
Sumedang dan waktu penelitian ini dimulai pada 3 Semakin tinggi skor semakin besar motivasi untuk
- 14 April 2023. Populasi pada penelitian ini adalah melakukan tindakan.Kepercayaan diri (Self
remaja putri yang berusia 16-18 (Late Adolescent) Efficacy) (3 item) dengan menggunakan skala
tahun di SMAN Cimanggung. Pengambilan sample likert (1=Sangat tidak setuju, 5=Sangat setuju)
dilakukan dengan cara Stratified random sampling Semakin tinggi skor semakin besar motivasi untuk
yaitu dengan cara dari 23 kelas yaitu semua melakukan tindakan.Pengetahuan (7 item) 3 item
angkatan yang terdiri dari kelas X dan XI diambil menggunakan (1=benar, 0=salah), 2 item
sebanyak 6-7 siswa perempuan dari masing masing menggunakan (1=Salah, 0=benar), satu item
kelas dan dihasilkan 150 siswa dengan kriteria menggunakan 9 pilihan setiap pilihan yang benar
inklusi yaitu Usia 16-18 tahun (Late Adolescent) mendapatkan satu skor, 1 item ( 1 dan 2 dosis=0, 3
dan mempunyai gadget yang mendukung aplikasi dosis=1).Semakin tinggi semakin tinggi
zoom/gmeet dan akses internet. sedangkan untuk pengetahuan.Niat yaitu niat untuk melakukan vaksi
Kriteria Eksklusi yaitu Siswi yang tidak hadir saat HPV (1 item) dinilai skala likert (1= sangat rendah,
penelitian berlangsung. Setelah didapatkan 150 5= sangat tinggi) Skor yang lebih tinggi pada item
siswa perempuan selanjutnya akan dibagi menjadi menunjukkan kesediaan lebih tinggi untuk
2 kelompok dengan mengurutkan nomor urut siswa melakukan vaksinasi HPV.
perempuan 1-75 menjadi kelompok intervensi dan
76-150 menjadi kelompok kontrol. Ketika proses HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, pada saat peneliti melakukan rekruitmen
partisipan hanya terdapat 68 partisipan dalam Analisa Univariat
masing-masing kelompok yang mengikuti a. Karakteristik Responden
penelitian. Sehingga didapatkan total responden
pada kelompok intervensi dan kontrol yaitu 136 Tabel 4.1 Demografik karakteristik responden berdasarkan
umur, kelas, jurusan, pendidikan orangtua dan pendapatan
siswa. Setealh itu peneliti memberikan kuesioner orangtua.
data demografi dan kuisioner pretest menggunakan
kusioner yang dikembangkan (Huang et al., 2021) Variabel Intervensi Kontrol p-value
(n=68) (n=68)
menggunakan google form secara langsung pada
pertemuan pertama kelompok intervensi sedangkan
Umur Mean± 16,41±0,55 16,26±0, a
pada kelompok kontrol diberikan diwaktu yang 0,099
berbeda. Peneliti memberikan intervensi SD 3 477
Kelas X 32 (47,1%) 38 b
pendidikan kesehatan berbasis PMT secara offline 0,127
(55,9%)
dan online yang berlangsung selama 2 minggu dan XI 36 (52,9%) 30
dalam 1 minggu terdapat 2 sesi dengan setiap sesi (44,1%)
berlangsung 60-90 menit. Posttest dilakukan pada
Jurusan IPA 33 (48,5%) 37 0,611
b bahwa karakteristik kelompok intervensi dan
(54,4%) kelompok kontrol bersifat homogen.
IPS 35 (51,5%) 31
(45,6%) b. Gambaran Intention pada kelompok
Pendidik Tidak 0 (0%) 0 (0%) b intervensi dan kelompok kontrol
0,444
an Sekola
Tabel 4.2 Gambaran intention total skor keseluruhan pada
Orangtu h kelompok intervensi dan kelompok kontrol
a
SD 8 (11,8%) 7 Variabel Mean Std. Min Max
(10,3%) Devias
SMP 16 (23,5%) 18 i
(26,5%)
SMA 39 (57,4%) 31 Kelompok
(45,6%) Intervensi
Sarjana 5 (7,4%) 10
(14,7%) Pre Test 43,294 9,425 24 67
Magist 0 (0%) 2 (2,9%)
er Post Test 59,132 8,191 36 75
Doctor 0 (0%) 0 (0%)
Kelompok
Pendapa Sampai 23 (33,8%) 27 b Kontrol
0,154
tan dengan (39,7%)
Orangtu Rp.2.00 Pre Test 41,235 7,449 21 56
a 0.000
Post Test 42,500 7,234 22 57
Antara 18 (26,5%) 20
Rp.2.00 (29,4%) Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan peningkatan
0.000 – mean pada kelompok intervensi yaitu menjadi
Rp.5.00 59,132 (SD 8,191), Sedangkan pada kelompok
0.000 kontrol yaitu menjadi 42,500 (SD 7,234).
> 0 (0%) 9
Rp.5.00 (13,2%) Tabel 4.3 Gambaran Intention untuk melakukan vaksinasi
0.000 Human Papilloma Virus (HPV) pada Remaja putri per-domain.
Tidak 27 (39,7%) 12
tentu (17,6%) Variabel Intervensi (n = 68) Kontrol (n = 68)
a= Hasil independen t test, b= Hasil chi square
Mean ± Min ± Mean ± Min
Berdasarkan pada tabel 4.1 didapatkan SD Max SD ±
bahwa usia rata-rata responden pada kelompok Max
intervensi yaitu 16,41±0,553 dan pada kelompok
kontrol yaitu 16,26±0,477. Kelas responden pada Keparahan
kelompok intervensi paling banyak yaitu kelas XI
sebanyak 36 orang (52,9%) dan pada kelompok Pre Test 8,632± 3±15 8,823± 3±15
kontrol yaitu kelas X sebanyak 38 orang (55,9%). 3,142 2,461
Jurusan responden pada kelompok intervensi paling
Post Test 11,838± 5±15 8,705± 3±15
banyak yaitu IPS sebanyak 35 orang (51,5%) dan
2,629 2,279
pada kelompok kontrol yaitu IPA sebanyak 37
orang (54,4%). Pendidikan orangtua responden Kerentanan
paling banyak pada kedua kelompok sama yaitu
SMA. Pendapatan orangtua responden paling Pre Test 8,205± 4±14 7,500± 4±14
banyak pada kelompok intervensi yaitu Tidak tentu 2,847 2,617
sebanyak 27 orang (39,7%) dan pada kelompok
kontrol yaitu Sampai dengan Rp.2.000.000 Post Test 10,411± 4±18 8,735± 4±14
sebanyak 27 orang (39,7%). Berdasarkan hasil 3,490 2,836
analisa perbedaan karakteristik responden terhadap
usia, kelas, jurusan, pendidikan orangtua, dan Keefektifan
pendapatan orangtua pada kelompok intervensi dan Tanggapan
kelompok kontrol dengan menggunakan chi square
dan independen t test didapatan bahwa tidak Pre Test 9,852± 4±15 9,411± 3±15
terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua 2,813 2,450
kelompok karakteristik responden yang bermakna
Post Test 12,647± 4±15 9,308± 3±15 Pre Test 41,235± -,992 0,325
1,998 2,227 Kontrol 7,449
Xu, Y., Bi, W., Liu, T., Jiang, Y., Wang, Q., &
Fan, R. (2021). Factors associated with
intention of human papillomavirus
vaccination among Chinese college students:
implications for health promotion. Human
Vaccines and Immunotherapeutics, 17(12),
5426–5432.
https://doi.org/10.1080/21645515.2021.2007
014