Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN BERBASIS PROTECTION MOTIVATION

THEORY (PMT) TERHADAP INTENTION UNTUK MELAKUKAN VAKSINASI HUMAN


PAPILLOMAVIRUS (HPV) PADA REMAJA PUTRI

Indah Rahayu Aprila, email: indahrahayuaprila@gmail.com

Astri Mutiar,MSN, email: astrimutiar@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Penyakit menular seksual (PMS) salah satunya disebabkan oleh Human papilloma Virus atau
disebut dengan HPV. HPV dapat menyebabkan kanker leher rahim dan kutil kelamin pada wanita maupun pada
pria. Pencegahan primer harus dilakukan yaitu melakukan vaksinasi HPV berdasarkan Kemenkes RI Nomor 34
Tahun 2015. Tetapi Pada tahun 2019 estimasi cakupan vaksinasi HPV di Indonesia menurut WHO masih berada
dalam rentang 0%-49%. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kemauan untuk melakukan vaksinasi HPV.
Selain pengetahuan, hal lain yang mempengaruhi kemauan adalah niat. Pendidikan kesehatan merupakan salah
satu intervensi yang banyak digunakan untuk meningkatkan niat. Penggunaan teori dapat membantu penyedia
pelayanan kesehatan dalam merancang intervensi yang efektif untuk perubahan perilaku. Salah satu teori, seperti
Protection Motivation Theory (PMT) telah ditemukan berguna dalam menjelaskan niat dan perilaku. Tujuan:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan berbasis Protection Motivation
Theory (PMT) terhadap Intention untuk melakukan vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) pada remaja putri.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan quasy eksperimental design dengan two-group pre-post test
design dimana jumlah responden terdapat sebanyak 136 dan dibagi menjadi kelompok intervensi(68) dan
kelompok kontrol(68). Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu remaja putri berumur 16-18 tahun. Instrumen
yang digunakan yaitu yang berisi 6 domain yang dikembangkan oleh Huang et al (2021). Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu paired sample t test dan ANCOVA. Hasil: Hasil penelitian ini terdapat
perbedaan skor yang signifikan pada kelompok intervensi yang sudah diberikan pendidikan kesehatan berbasis
PMT dengan nilai p=0,000, sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan skor yang signifikan dengan
nilai p=0,325. Terdapat perbedaan skor yang signifikan pada kedua kelompok dengan nilai p=0,000.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan berbasis PMT terhadap Intention pada remaja putri.

Kata kunci: Human Papilloma Virus (HPV), Intention, Pendidikan kesehatan, Protection Motivation Theory
(PMT), Remaja putri.

ABSTRAC

Background:One of the sexually transmitted diseases (STDs) is caused by the Human Papilloma Virus, also
known as HPV. HPV can cause cervical cancer and genital warts in women and men. Primary prevention must
be carried out, namely carrying out HPV vaccination based on the Kemenkes RI Number 34 of 2015. But in
2019 the estimated coverage of HPV vaccination in Indonesia according to WHO is still in the range of 0% -
49%. This is caused by a lack of willingness to vaccinate against HPV. Besides knowledge, another thing that
influences will is intention. Health education is one of the most widely used interventions to increase intention.
The use of theory can assist health care providers in designing effective interventions for behavior change. One
theory, such as the Protection Motivation Theory (PMT) has been found useful in explaining intentions and
behavior. Purpose: This study aims to determine the effect of health education based on Protection Motivation
Theory (PMT) on Intention to vaccinate Human Papilloma Virus (HPV) in female adolescents. Methods: This
study used a quasy experimental design approach with a two-group pre-post test design where the number of
respondents was 136 and divided into the intervention group (68) and the control group (68). The inclusion
criteria in this study were female adolescents aged 16-18 years. The instrument used is that which contains 6
domains developed by Huang et al (2021). The analysis used in this study was paired sample t test and
ANCOVA. Results: The results of this study showed that there was a significant difference in scores in the
intervention group that had been given health education based PMT with a p=0.000, whereas in the control
group there was no significant difference in scores with a p=0.325. There was a significant difference in scores
between the two groups with a value of p=0.000. Conclusion: There is an influence of health education based
PMT on Intention to vaccinate Human Papilloma Virus (HPV) in female adolescents.

Keywords: Adolescent girls, Health education, Human Papilloma Virus (HPV), Intention, Protection Motivation
Theory(PMT).
PENDAHULUAN kemauan adalah niat. Niat Remaja untuk
melakukan vaksinasi HPV Rendah yaitu 35,8%
Penyakit menular seksual (PMS) salah (Sari et al., 2020). Berdasarkan penelitian Dessy
satunya disebabkan oleh Human papilloma Virus hadiyati didapatkan 70% dari 100 remaja SMAN 2
atau disebut dengan HPV (Huang et al., 2021). Sampang tidak memiliki niat untuk melakukan
HPV secara global merupakan penyakit menular Vaksinasi HPV (Fajrin, 2019).
seksual yang umum ditemukan. Lebih dari 70%
genotipe HPV menginfeksi seseorang yang aktif Perilaku sehat individu ditentukan oleh
secara seksual. HPV pada wanita dapat niat individu tersebut terhadap tujuan kesehatan,
menyebabkan kanker leher rahim yaitu keganasan apakah dukungan yang diterima dari orang
yang paling umum peringkat keempat pada wanita sekitarnya, ada atau tidaknya pengetahuan atau
(Nick et al., 2021). Selain kanker anogenital informasi mengenai kesehatan (Jirwanto, 2021).
Human Papilloma virus juga bisa menyebabkan Niat adalah keputusan untuk berperilaku dengan
kutil kelamin pada wanita maupun pada pria. Pada cara yang diinginkan untuk mengambil tindakan
pria HPV dapat menyebabkan penyakit pada alat secara sadar maupun tidak sadar (Septiyana, 2022).
kelamin, lubang anus dan orofaring (Sichero et al., Semakin besar niat individu untuk melakukan
2019). perilaku tersebut, semakin memberikan hasil
optimal (Septiyana, 2022). Jika niat seseorang
Pencegahan primer harus dilakukan yaitu rendah maka seseorang tidak akan berminat untuk
menghindari risiko dengan melakukan vaksinasi melakukan sesuatu dan tidak akan menghasilkan
HPV berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI hasil yang maksimal. Maka dari itu, diperlukan
Nomor 34 Tahun 2015 (Rahmadini et al., 2022). intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan
WHO menyebutkan Vaksin HPV merupakan niat. intervensi pendidikan secara efektif
vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit yang meningkatkan pengetahuan, sikap, dan niat terkait
disebabkan oleh Human Papillomavirus (Arie, vaksin HPV (Chu et al., 2021).
2019). Idealnya, vaksinasi diberikan sebelum usia
rentan terpapar HPV yaitu perempuan yang Pendidikan kesehatan merupakan salah
memasuki usia aktif secara seksual (Dewi et al., satu intervensi yang banyak digunakan untuk
2021). meningkatkan niat (Permatasari & Suprayitno,
2021). Secara fungsional, pendidikan kesehatan
Pada tahun 2019 estimasi cakupan mencakup aktivitas yang bertujuan untuk
vaksinasi HPV di Indonesia menurut WHO masih mentransfer dan memperluas pengetahuan, sikap,
berada dalam rentang 0%-49% (Carin et al., 2020). dan praktik terbaik seseorang, kelompok, atau
Data lain menyebutkan dari semua remaja yang komunitas untuk menjaga dan meningkatkan
melakukan vaksin HPV ini hanya 1,1% saja yang kesehatan mereka sendiri (Permatasari &
melakukan 2 kali dosis vaksin HPV yang Suprayitno, 2021). Walaupun sudah banyak
diperlukan untuk memproteksi diri dari infeksi dilakukan, tetapi pendidikan kesehatan tersebut
Human Papillomavirus(HPV) (Rahmadini et al., hanya fokus kepada satu aspek saja, Maka
2022). Hasil penelitian (Geopal & Melani Rakhmi dibutuhkan teori yang lebih kompherensif untuk
Mantu, 2022) didapatkan hanya 3,1% atau hanya 9 meningkatkan niat. Penggunaan teori dapat
dari 288 remaja yang sudah melakukan vaksinasi membantu penyedia pelayanan kesehatan dalam
HPV. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya merancang intervensi yang efektif untuk perubahan
kemauan untuk melakukan vaksinasi HPV. perilaku (Huang et al., 2021) Oleh karena itu
menggunakan teori untuk mengkaji niat sangatlah
Kurangnya kemauan remaja dalam
penting. Salah satu teori, seperti Protection
mendapatkan vaksin HPV disebabkan karena
Motivation Theory (PMT) telah ditemukan berguna
rendahnya pengetahuan tentang Human
dalam menjelaskan niat dan perilaku (Huang et al.,
papillomavirus dan vaksinasi HPV (Faisal et al.,
2021).
2022). Berdasarkan penelitian Jhodi Rent Geopal
didapatkan remaja di kota jambi mempunyai Protection Motivation Theory (PMT)
pengetahuan kurang mengenai vaksinasi HPV yaitu adalah model pendekatan yang bisa dipakai untuk
45,13% (Geopal & Melani Rakhmi Mantu, 2022). mengetahui perilaku sehat individu yaitu rasa takut
Selain pengetahuan, hal lain yang mempengaruhi yang dipergunakan untuk menyeimbangkan atau
mengubah perilaku seseorang tersebut (Fatimah, sesi keempat setelah pemberian pendidikan
2022). Protection Motivation Theory (PMT) adalah kesehatan.
model dasar intervensi individu atau masyarakat
(Fatimah, 2022). Ada dua tujuan dalam studi PMT Instrumen yang digunakan dalam
yaitu PMT menggunakan teori kognisi sosial penelitian ini adalah data demografi dan kuesioner
memprediksi perilaku protektif dan PMT dapat konstruksi PMT yang dikembangkan oleh (Huang
dirubah melalui komunikasi yang bersifat persuasif et al., 2021) terdiri dari 21 pertanyaan yang
yang menekankan pengetahuan dan akhirnya mencakup Keparahan yang dirasakan atau Severity
membentuk niat individu yang menunjukkan (3 item) dengan menggunakan skala likert (1=
perilaku protektif (Fatimah, 2022). Sangat rendah, 5= Sangat Tinggi) Semakin tinggi
skor semakin tinggi keparahan yang
METODE PENELITIAN dirasakan.Kerentanan atau Vulnerability (4 item)
dengan menggunakan skala likert pada dua poin
Jenis Penelitian ini merupakan jenis pertama ( 1= sangat rendah, 5= sangat tinggi), dan
penelitian quantitatif menggunakan metode quasi dua poin terakhir (1=tidak ada, 4=tinggi) Semakin
eksperimental design dengan menggunakan tinggi skor semakin tinggi kerentanan yang
rancangan two group pretest-posttets with control dirasakan.Tanggapan/ Keyakinan diri (Response
group. Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Efficacy) (3 item) dengan menggunakan skala
SMA Negeri Cimanggung Di Kabupaten likert (1= Sangat tidak setuju, 5= Sangat setuju)
Sumedang dan waktu penelitian ini dimulai pada 3 Semakin tinggi skor semakin besar motivasi untuk
- 14 April 2023. Populasi pada penelitian ini adalah melakukan tindakan.Kepercayaan diri (Self
remaja putri yang berusia 16-18 (Late Adolescent) Efficacy) (3 item) dengan menggunakan skala
tahun di SMAN Cimanggung. Pengambilan sample likert (1=Sangat tidak setuju, 5=Sangat setuju)
dilakukan dengan cara Stratified random sampling Semakin tinggi skor semakin besar motivasi untuk
yaitu dengan cara dari 23 kelas yaitu semua melakukan tindakan.Pengetahuan (7 item) 3 item
angkatan yang terdiri dari kelas X dan XI diambil menggunakan (1=benar, 0=salah), 2 item
sebanyak 6-7 siswa perempuan dari masing masing menggunakan (1=Salah, 0=benar), satu item
kelas dan dihasilkan 150 siswa dengan kriteria menggunakan 9 pilihan setiap pilihan yang benar
inklusi yaitu Usia 16-18 tahun (Late Adolescent) mendapatkan satu skor, 1 item ( 1 dan 2 dosis=0, 3
dan mempunyai gadget yang mendukung aplikasi dosis=1).Semakin tinggi semakin tinggi
zoom/gmeet dan akses internet. sedangkan untuk pengetahuan.Niat yaitu niat untuk melakukan vaksi
Kriteria Eksklusi yaitu Siswi yang tidak hadir saat HPV (1 item) dinilai skala likert (1= sangat rendah,
penelitian berlangsung. Setelah didapatkan 150 5= sangat tinggi) Skor yang lebih tinggi pada item
siswa perempuan selanjutnya akan dibagi menjadi menunjukkan kesediaan lebih tinggi untuk
2 kelompok dengan mengurutkan nomor urut siswa melakukan vaksinasi HPV.
perempuan 1-75 menjadi kelompok intervensi dan
76-150 menjadi kelompok kontrol. Ketika proses HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian, pada saat peneliti melakukan rekruitmen
partisipan hanya terdapat 68 partisipan dalam Analisa Univariat
masing-masing kelompok yang mengikuti a. Karakteristik Responden
penelitian. Sehingga didapatkan total responden
pada kelompok intervensi dan kontrol yaitu 136 Tabel 4.1 Demografik karakteristik responden berdasarkan
umur, kelas, jurusan, pendidikan orangtua dan pendapatan
siswa. Setealh itu peneliti memberikan kuesioner orangtua.
data demografi dan kuisioner pretest menggunakan
kusioner yang dikembangkan (Huang et al., 2021) Variabel Intervensi Kontrol p-value
(n=68) (n=68)
menggunakan google form secara langsung pada
pertemuan pertama kelompok intervensi sedangkan
Umur Mean± 16,41±0,55 16,26±0, a
pada kelompok kontrol diberikan diwaktu yang 0,099
berbeda. Peneliti memberikan intervensi SD 3 477
Kelas X 32 (47,1%) 38 b
pendidikan kesehatan berbasis PMT secara offline 0,127
(55,9%)
dan online yang berlangsung selama 2 minggu dan XI 36 (52,9%) 30
dalam 1 minggu terdapat 2 sesi dengan setiap sesi (44,1%)
berlangsung 60-90 menit. Posttest dilakukan pada
Jurusan IPA 33 (48,5%) 37 0,611
b bahwa karakteristik kelompok intervensi dan
(54,4%) kelompok kontrol bersifat homogen.
IPS 35 (51,5%) 31
(45,6%) b. Gambaran Intention pada kelompok
Pendidik Tidak 0 (0%) 0 (0%) b intervensi dan kelompok kontrol
0,444
an Sekola
Tabel 4.2 Gambaran intention total skor keseluruhan pada
Orangtu h kelompok intervensi dan kelompok kontrol
a
SD 8 (11,8%) 7 Variabel Mean Std. Min Max
(10,3%) Devias
SMP 16 (23,5%) 18 i
(26,5%)
SMA 39 (57,4%) 31 Kelompok
(45,6%) Intervensi
Sarjana 5 (7,4%) 10
(14,7%) Pre Test 43,294 9,425 24 67
Magist 0 (0%) 2 (2,9%)
er Post Test 59,132 8,191 36 75
Doctor 0 (0%) 0 (0%)
Kelompok
Pendapa Sampai 23 (33,8%) 27 b Kontrol
0,154
tan dengan (39,7%)
Orangtu Rp.2.00 Pre Test 41,235 7,449 21 56
a 0.000
Post Test 42,500 7,234 22 57
Antara 18 (26,5%) 20
Rp.2.00 (29,4%) Berdasarkan Tabel 4.2 didapatkan peningkatan
0.000 – mean pada kelompok intervensi yaitu menjadi
Rp.5.00 59,132 (SD 8,191), Sedangkan pada kelompok
0.000 kontrol yaitu menjadi 42,500 (SD 7,234).
> 0 (0%) 9
Rp.5.00 (13,2%) Tabel 4.3 Gambaran Intention untuk melakukan vaksinasi
0.000 Human Papilloma Virus (HPV) pada Remaja putri per-domain.
Tidak 27 (39,7%) 12
tentu (17,6%) Variabel Intervensi (n = 68) Kontrol (n = 68)
a= Hasil independen t test, b= Hasil chi square
Mean ± Min ± Mean ± Min
Berdasarkan pada tabel 4.1 didapatkan SD Max SD ±
bahwa usia rata-rata responden pada kelompok Max
intervensi yaitu 16,41±0,553 dan pada kelompok
kontrol yaitu 16,26±0,477. Kelas responden pada Keparahan
kelompok intervensi paling banyak yaitu kelas XI
sebanyak 36 orang (52,9%) dan pada kelompok Pre Test 8,632± 3±15 8,823± 3±15
kontrol yaitu kelas X sebanyak 38 orang (55,9%). 3,142 2,461
Jurusan responden pada kelompok intervensi paling
Post Test 11,838± 5±15 8,705± 3±15
banyak yaitu IPS sebanyak 35 orang (51,5%) dan
2,629 2,279
pada kelompok kontrol yaitu IPA sebanyak 37
orang (54,4%). Pendidikan orangtua responden Kerentanan
paling banyak pada kedua kelompok sama yaitu
SMA. Pendapatan orangtua responden paling Pre Test 8,205± 4±14 7,500± 4±14
banyak pada kelompok intervensi yaitu Tidak tentu 2,847 2,617
sebanyak 27 orang (39,7%) dan pada kelompok
kontrol yaitu Sampai dengan Rp.2.000.000 Post Test 10,411± 4±18 8,735± 4±14
sebanyak 27 orang (39,7%). Berdasarkan hasil 3,490 2,836
analisa perbedaan karakteristik responden terhadap
usia, kelas, jurusan, pendidikan orangtua, dan Keefektifan
pendapatan orangtua pada kelompok intervensi dan Tanggapan
kelompok kontrol dengan menggunakan chi square
dan independen t test didapatan bahwa tidak Pre Test 9,852± 4±15 9,411± 3±15
terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua 2,813 2,450
kelompok karakteristik responden yang bermakna
Post Test 12,647± 4±15 9,308± 3±15 Pre Test 41,235± -,992 0,325
1,998 2,227 Kontrol 7,449

Kepercayaan Post Test 42,500±


Diri Kontrol 7,234
Pre Test 8,794± 3±15 8,220± 3±12 Berdasarkan Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa
2,403 1,968 terdapat perubahan yang signifikan setelah
diberikan intervensi pendidikan kesehatan berbasis
Post Test 12,176± 5±15 8,294± 5±15 Protection Motivation Theory (PMT). Pada
2,252 1,893 kelompok intervensi intention sebelum dan sesudah
Pengetahuan
diberikan intervensi diperoleh nilai p-value sebesar
0,000 (<0,05) yang artinya Ho ditolak dan Ha
Pre Test 4,955± 2±10 4,691± 2±8 diterima, sedangkan pada kelompok kontrol tidak
1,757 1,721 terjadi perubahan yang signifikan dengan nilai p-
value sebesar 0,325 (>0,05) yang artinya Ho
Post Test 7,720± 3±11 4,897± 2±9 ditolak dan Ha diterima. Sehingga, terdapat
1,534 1,594 pengaruh yang signifikan setelah diberikan
pendidikan kesehatan berbasis Protection
Intention Motivation Theory (PMT) terhadap Intention untuk
melakukan vaksinasi human papilloma virus (HPV)
Pre Test 2,85± 1±5 2,59± 1±5 pada remaja putri.
0,902 1,011
b. Pengaruh pendidikan kesehatan berbasis
Post Test 4,34± 2±5 2,56± 1±5 protection motivation theory (PMT) Terhadap
0,857 0,853 intention untuk melakukan vaksinasi human
papilloma virus (HPV) pada remaja putri.
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas menunjukkan hasil
rata-rata pre test dan post test dengan menggunakan Tabel 4.5 Pengaruh pendidikan kesehatan berbasis protection
motivation theory (PMT) Terhadap intention untuk melakukan
kuesioner yang dikembangkan oleh (Huang et al., vaksinasi human papilloma virus (HPV) pada remaja putri.
2021) yang berisi 21 item pertanyaan dan terdapat
6 domain diantaranya yaitu keparahan, kerentanan, Source Type III Df Mean F Sig.
keefektifan tanggapan, kepercayaan diri, Sum of Square
pengetahuan dan intention. Hasil diatas yang Squares
menunjukkan niai rata-rata tertinggi terdapat pada
domain keefektifan tanggapan kelompok intervensi Correc a
9436,158 2 4718,0 78,71 ,000
yaitu 12,647 (SD 1,998), untuk keseluruhan ted 79 1
domain terjadi peningkatan hasil rata-rata antara Model
pre test dan post test pada kelompok intervensi.
Interce 14730,938 1 14730, 245,7 ,000
Analisa Bivariat pt 938 54
a. Perbedaan pengaruh Pendidikan kesehatan Total 30,563 1 30,563 ,510 ,476
berbasis Protection Motivation Theory (PMT) skor
Terhadap Intention untuk melakukan vaksinasi Pre
Human Papilloma Virus (HPV) pada kelompok Test
intervensi dan kontrol.
Kelom 9396,914 1 9396,9 156,7 ,000
Tabel 4.4 Perbedaan pengaruh pendidikan kesehatan berbasis
Protection Motivation Theory (PMT) Terhadap intention untuk pok 14 68
melakukan vaksinasi Human papilloma virus (HPV) pada
kelompok intervensi dan kontrol Error 7972,246 133 59,942

Variabel Mean± T p-value Total 368599,00 136


SD 0

Pre Test 43,294± -10,032 0,000 Correc 17408,404 135


Intervensi 9,425 ted
Total
Post Test 59,132±
Intervensi 8,191 a.R Squared = ,542 (Adjusted R Squared = ,535)
Berdasarkan tabel 4.5 diatas diketahui bahwa ketika individu memiliki persepsi keparahan yang
terdapat pengaruh yang signifikan pada nilai post tinggi, minat mereka untuk melakukan vaksinasi
test intention setelah diberikan intervensi dengan p- pun akan tinggi.
value 0,000 (<0,05). Berdasarkan R Squared
didapatkan 0,542 yang artinya sebesar 0,542% Pada domain kerentanan nilai rata-rata
Pendidikan kesehatan berbasis Protection sebelum diberikan intervensi tingkat kerentanan
Motivation Theory (PMT) berpengaruh terhadap responden rendah yaitu 8,205 (SD 2,847) dari
intention. Berdasaran hasil tersebut, maka dapat pertanyaan yang menjelaskan seberapa besar
disimpulkan pemberian intervensi pendidikan tingkat kerentanan responden terhadap infeksi
kesehatan berbasis Protection Motivation Theory human papilloma virus (HPV) yang diukur
(PMT) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap menggunakan 1 sangat rendah dan 5 sangat tinggi.
intention untuk melalukan vaksinasi Human Selaras dengan hasil penelitian Reiter et al (2022)
PapillomaVirus (HPV) pada remaja putri. yang menunjukkan tingakat kerentanan responden
rendah. Hal ini dikarenakan responden tidak pernah
PEMBAHASAN terpapar pengetahuan mengenai human papilloma
virus dan vaksinnya. Selain itu persepsi keparahan
Gambaran Intention Responden akan penyakit HPV juga rendah sehingga persepsi
kerentanan penyakitpun akan rendah. Menurut
Berdasarkan hasil penelitian diatas Erawan et al (2021) bahwa minat yang tinggi untuk
didapatkan bahwa gambaran rata-rata intention melakukan vaksinasi dikaitkan dengan kerentanan
sebelum diberikan intervensi rendah yaitu 2,85 (SD yang dirasakan. Sehingga ketika memiliki persepsi
0,902) dari pertanyaan ‘seberapa besar kerentanan yang tinggi, minat untuk melakukan
kemungkinan Anda akan memulai vaksinasi HPV vaksinasipun akan tinggi.
dimasa mendatang’ dengan nilai 1 sangat rendah
dan 5 sangat tinggi. Selaras dengan hasil penelitian Pada domain keefektifan tanggapan nilai
yang dilakukan Reiter et al (2022) yang menujukan rata-rata sebelum diberikan intervensi tingkat
rata-rata intention yaitu 3,32 (SD 0,94). Hal ini keefektifan tanggapan responden rendah yaitu
dikarenakan pada penelitian ini dan penelitian yang 9,852 (SD 2,813) dari pertanyaan yang
dilakukan Reiter et al (2022) memiliki hasil menjelaskan seberapa setuju mengenai keefektifan
pengetahuan mengenai Human papilloma virus vaksin human papiloma virus (HPV) yang diukur
(HPV) dan vaksin HPV rendah. Selain itu pada menggunakan 1 sangat tidak setuju dan 5 sangat
penelitian ini karena responden merupakan siswa setuju. Selaras dengan hasil penelitian Reiter et al
sekolah menengah atas (SMA) dan pengetahuan (2022) yang menunjukkan tingkat keefektifan
mengenai human papilloma virus (HPV) dan tanggapan responden rendah. Hal ini dikarenakan
vaksin HPV rendah itu dikarenakan pada siswa responden tidak pernah terpapar pengetahuan
SMA tidak ada pembelajaran yang membahas mengenai human papilloma virus dan vaksinnya
terkait penyakit reproduksi seperti infeksi HPV sehingga keefektifan tanggapan terkait vaksin HPV
sehingga responden tidak pernah terpapar pun akan rendah. Menurut Erawan et al (2021)
pengetahuan yang membahas Human bahwa manfaat yang dirasakan terhadap minat
PapillomaVirus (HPV) dan vaksin HPV. Menurut untuk menerima vaksin berkonsekuensi bahwa
Santhanes et al (2018) Individu yang memiliki semakin tinggi manfaat menerima vaksin, semakin
pengetahuan yang baik lebih cenderung tinggi minat untuk menerima vaksin.
menyatakan niat untuk melakukan vaksinasi HPV.
Pada domain kepercayaan diri nilai rata-
Pada domain keparahan nilai rata-rata rata sebelum diberikan intervensi tingkat
sebelum diberikan intervensi tingkat keparahan kepercayaan diri responden rendah yaitu 8,794 (SD
responden rendah yaitu 8,632 (SD 3,142) dari 2,403) dari pertanyaan yang menjelaskan seberapa
pertanyaan yang menjelaskan seberapa besar percaya diri responden terhadap melakukan
tingkat keparahan jika terinfeksi human papilloma vaksinasi human papilloma virus (HPV) yang
virus (HPV) dengan nilai ukur yaitu 1 sangat diukur menggunakan 1 sangat tidak setuju dan 5
rendah dan 5 sangat tinggi. Selaras dengan hasil dangat setuju. Selaras dengan hasil penelitian
penelitian Reiter et al (2022) yang menunjukkan Reiter et al (2022) yang menunjukkan tingkat
tingkat keparahan responden rendah. Hal ini kepercayaan diri responden rendah. Hal ini
dikarenakan responden tidak pernah terpapar dikarenakan responden tidak pernah terpapar
pengetahuan mengenai human papilloma virus dan pengetahuan mengenai human papilloma virus dan
vaksinnya sehingga persepsi keparahan vaksinnya. Selain itu tingkat keefektifan tanggapan
penyakitpun akan rendah. Menurut Erawan et al akan vaksin HPV pun rendah, sehingga
(2021) bahwa tinggi dan rendahnya minat untuk menyebabkan kepercayaan diri responden pun akan
melakukan vaksinasi berkaitan erat dengan tinggi rendah. Menurut Erawan et al (2021) manfaat yang
dan rendahnya keparahan yang dirasakan. Sehingga dirasakan didefinisikan sebagai keyakinan positif
individu tentang vaksinasi semakin tinggi manfaat tindakan yang dihasilkan akan baik. Perilaku
menerima vaksin, semakin tinggi minat untuk kesehatan seseorang ditentukan oleh niat orang
menerima vaksin. tersebut terhadap tujuan kesehatan, apakah
dukungan yang diterima dari masyarakat sekitar,
Pada domain pengetahuan nilai rata-rata ada atau tidaknya pengetahuan atau informasi
sebelum diberikan intervensi tingkat pengetahuan tentang kesehatan (Jirwanto, 2021).
responden rendah yaitu 4,955 (SD 1,757) dari
pertanyaan mengenai pengetahuan human Pendidikan kesehatan merupakan salah
papilloma virus (HPV) dan vaksin human satu intervensi yang banyak digunakan untuk
papilloma virus (HPV) diukur dengan benar dan meningkatkan niat (Permatasari & Suprayitno,
salah. Selaras dengan penelitian Zomordi et al 2021). Penggunaan teori dapat membantu penyedia
(2022) bahwa nilai rata-rata pengetahuan mengenai pelayanan kesehatan dalam merancang intervensi
human papilloma virus (HPV) rendah yaitu 4,60 yang efektif untuk perubahan perilaku (Huang et
(SD 1,20). Hal ini karena persamaan rata2 umur al., 2021). Salah satu teori yang dapat mengubah
yaitu pada penelitian ini 16 tahun sedangkan pada perilaku seseorang adalah Protection Motivation
penelitian Zomordi et al., (2022) yaitu 18 tahun. hal Theory (PMT).
ini menunjukkan bahwa umur 16-18 termasuk
kedalam masa remaja akhir yang dimana menurut Menurut Rogers (1975) Protection
Farina (2021) umur bisa mempengaruhi individu motivation theory (PMT) bisa dirubah melalui
dalam bersikap dimana individu yang lebih dewasa komunikasi yang bersifat persuasif dan akhirnya
akan lebih matur dalam berpikir. Menurut membentuk niat individu menunjukkan perilaku
Utaminingtyas & Royhan Padangsidimpuan (2020) protektif. Pendidikan kesehatan yang didasari
juga umur menjadi faktor penentu dalam tingkat dengan kerangka PMT yaitu terdiri dari dua
pengetahuan dan minat sehingga umur penilaian yaitu penilaian ancaman dan proses
mempengaruhi perilaku seseorang terhadap objek penilaian. penilaian ancaman yaitu berdasarkan
tertentu. kerentanan infeksi yang dirasakan serta
keparahanya, ketika rasa takut ini dirasakan maka
Berdasarkan hasil penelitian diatas secara tidak langsung dapat meningkatkan motivasi
didapatan bahwa terdapat peningkatan nilai rata- protektif karena meningkatnya keparahan dan
rata pada setiap domain pada kelompok intervensi kerentanan yang dirasakan. Lalu coping appraisal
setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan adalah cara seseorang memilah untuk menghadapi
berbasis protection motivation theory (PMT). hal yang membahayakan, diantaranya keefektifan
Selain itu didapatkan nilai rata-rata post test tanggapan yaitu penerapan perilaku yang dapat
diantara domain kontruksi inti PMT yaitu membereskan ancaman atau hal yang
keparahan, kerentanan, keefektifan tanggapan, dan membahayakan, berikutnya ada keyakinan diri
kepercayaan diri didapatkan nilai post test yang seseorang mengenai kemampuan dirinya agar
paling rendah terdapat pada domain kerentanan menunjukan perilaku secara efektif. Ketika kedua
yaitu 10,411 (SD 3,490). Sedangkan nilai rata-rata jenis evaluasi di atas berjalan ke arah yang positif,
post test paling tinggi berada pada domain mereka akan menciptakan motivasi protektif yaitu
keefektifan tanggapan yaitu 12,647 (SD 1,998). dengan meningkatnya intention.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada penelitian
ini pendidikan kesehatan berbasis PMT lebih Meskipun tidak bisa di bandingkan secara
efektif pada domain keefektifan tanggapan langsung tetapi pendidikan kesehatan dapat
daripada domain kerentanan. meningkatkan intention. Selaras dengan penelitian
Minh et al (2020) yang menyatakan bahwa setelah
Perbedaan Pengaruh Pendidikan kesehatan menerima edukasi bincang kesehatan human
berbasis Protection Motivation Theory (PMT) papilloma virus (HPV), ibu dari siswa laki-laki
Terhadap Intention untuk melakukan vaksinasi memiliki pengetahuan HPV yang jauh lebih tinggi
Human Papilloma Virus (HPV) pada kelompok dibandingkan dengan ibu yang tidak mengikuti
intervensi dan kontrol edukasi bincang HPV tersebut. Kelompok
intervensi juga memiliki niat vaksinasi HPV yang
Berdasarkan hasil penelitian diatas jauh lebih tinggi dari pada kelompok kontrol
menunjukkan terdapat hasil yang signifikan pada dengan p-value (p<0,05).
pre dan post test pada kelompok intervensi,
Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada Hasil penelitian Zomordi et al (2022) juga
peningkatan yang signifikan pada hasil pre dan post menjelaskan bahwa niat untuk melakukan vaksin
test . Hal ini karena intention (niat) merupakan HPV pada kelompok intervensi secara signifikan
kemauan yang disertai dengan perbuatan, dan lebih tinggi daripada kelompok kontrol dengan p-
intention salah satu barometer untuk memperbaiki value (p<0,001). Ada pula penelitian lain yaitu
tindakan. Jika seseorang memiliki intention baik menurut hasil penelitian Marshall et al (2022)
menyebutkan bahwa intervensi pendidikan Menurut Santy et al (2020) Pendidikan
kesehatan dengan vidio mendapatkan hasil yang kesehatan dengan metode diskusi dapat
signifikan secara statistik dalam pengetahuan dan memberikan individu lebih banyak kesempatan
niat vaksinasi HPV dengan p-value (p<0,05). untuk mengungkapkan pendapatnya, menarik
kesimpulan atau merumuskan pendekatan yang
Penelitian lain yaitu menurut Chu et al berbeda untuk memecahkan masalah.
(2021) sebelum intervensi hanya 16% ibu
melaporkan bahwa mereka mungkin untuk Berdasarkan hasil penelitian Chu et al
memvaksinasi anak mereka, sedangkan setelah (2021) menyebutkan bahwa intervensi yang
intervensi 83% ibu melaporkan bahwa mereka dilakukan menggunakan presentasi setiap
mungkin untuk memvaksinasi anak mereka. Semua pertemuan secara efektif meningkatkan
perbandingan sebelum dan sesudah intervensi pengetahuan, sikap dan niat ibu terkait vaksin HPV
berbeda secara signifikan dengan p-value di afrika timur untuk memvaksinasi anak mereka.
(p<0,0001). Berdasarkan hasil penelitian Marshall et al (2022)
menjelaskan bahwa pendidikan kesehatan yang
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh menggunakan metode audio visual menghasilkan
pemberian intervensi pendidikan kesehatan peningkatan yang signifikan terhadap niat dan
berbasis protection motivation theory (PMT) semua peserta intervensi menganggap vidio yang
terhadap intention pada kelompok intervensi. Hal ditampilkan menarik dan berguna. Berdasarkan
ini selaras dengan penelitian yang dilakukan hasil penelitian Zomordi et al (2022) pendidikan
Conley et al (2023) bahwa intervensi yang kesehatan yang didalamnya terdapat sesi diskusi
diinformasikan dengan konstruksi PMT menghasilkan niat yang meningkat setelah
mempengaruhi intention (niat) perilaku seseorang diberikan intervensi.
melalui presepsi risiko, self efficacy, dan respon
yang efektif. Pengaruh pemberian intervensi pendidikan
kesehatan berbasis protection motivation theory
Pengaruh Pendidikan kesehatan berbasis (PMT) berdasarkan hasil analisis uji ANCOVA
Protection Motivation Theory (PMT) Terhadap mendapatkan nilai signifikansi 0,000 (<0,05). Pada
Intention untuk melakukan vaksinasi Human penelitian Conley (2023) pemberian intervensi
Papilloma Virus (HPV) pada Remaja putri. pendidikan kesehatan berbasis protection
motivation theory (PMT) memberikan pengaruh
Pada penelitian ini intervensi pendidikan yang signifikan dengan p value <0,04, Sehingga
kesehatan berbasis protection motivation theory dapat diketahui bahwa pendidikan kesehatan
(PMT) diberikan kepada kelompok intervensi berbasis protection motivation theory (PMT)
dengan metode ceramah menggunakan power memiliki pengaruh terhadap peningkatan intention
point, menampilkan vidio dan diskusi selama 2 pada remaja putri.
minggu dalam 4 sesi dan berlangsung selama 60-90
menit, sedangkan pada kelompok kontrol intervensi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
diberikan setelah post test. Hal ini selaras dengan pendidikan kesehatan berbasis protection
penelitian Zomordi et al (2022) yang menggunakan motivation theory (PMT) merupakan intervensi
waktu selama 60-90 menit dan intervensi dilakukan yang efektif dalam meningatkan intention pada
sebanyak 4 sesi. remaja putri, pendidikan kesehatan berbasis
protection motivation theory (PMT) tidak hanya
Menurut Laela et al (2022) Metode memberikan informasi, tetapi juga memberikan
ceramah berjalan dengan baik pada program motivasi pada remaja putri untuk melakukan
pendidikan kesehatan dengan jumlah responden vasinasi human papilloma virus (HPV).
yang banyak karena ceramah merupakan cara yang
paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, KESIMPULAN DAN SARAN
memudahkan penjelasan secara lisan bagi penyuluh
dan ada kesempatan untuk diskusi tanya jawab A. Kesimpulan
dengan responden. Ini menciptakan suasana aktif,
lebih hidup dan lebih fokus. 1. Rata-rata usia pada responden yaitu 16 tahun
baik pada kelompok intervensi maupun
Menurut Laela et al (2022) Penggunaan kelompok kontrol. Pada kelompok intervensi
media video dalam bidang pendidikan kesehatan didapatkan kelas yang paling banyak yaitu kelas
memudahkan dalam menerima informasi. Media XI dengan jurusan paling banyak yaitu IPS,
vidio mempunyai dampak yang berpengaruh Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan
terhadap perubahan perilaku masyarakat. Cara ini kelas yang paling banyak yaitu X dengan
merangsang indra pendengaran dan indra jurusan paling banyak yaitu IPA. Pendidikan
penglihatan sehingga hasil yang dicapai lebih terakhir pada orangtua responden paling banyak
maksimal. yaitu SMA. Pendapatan orangtua responden
paling banyak yaitu tidak tentu dan sampai Arie, S. (2019). HPV: WHO calls for countries to
dengan Rp.2.000.000. suspend vaccination of boys. BMJ (Clinical
Research Ed.), 367(2008), l6765.
2. Gambaran nilai rata-rata pre test pada kelompok https://doi.org/10.1136/bmj.l6765
intervensi pada setiap domain yaitu keparahan,
kerentanan, keefektifan tanggapan,kepercayaan Carin, A. A., Sund, R. ., & Lahkar, B. K. (2020).
diri, pengetahuan, dan intention rendah yaitu HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN
43,294 (SD 9,425). Setelah diberikan intervensi TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP
pendidikan kesehatan berbasis Protection KESEDIAAN PEMBERIAN VAKSIN HPV
Motivation Theory (PMT) nilai rata-rata PADA WANITA. Journal of Controlled
keseluruhan domain meningkat menjadi 59,132 Release, 11(2).
(SD 8,191).
Chu, H., Ko, L. K., Ibrahim, A., Bille Mohamed,
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat F., Lin, J., Shankar, M., Amsalu, F., Ali, A.
kenaikan nilai rata-rata intention yang A., Richardson, B. A., Taylor, V. M., &
signifikan pada kelompok intervensi, sedangkan Winer, R. L. (2021). The impact of an
pada kelompok kontrol tidak ada kenaikan nilai educational forum intervention on East
rata-rata intention yang signifikan. African mothers’ HPV vaccine-related
knowledge, attitudes, and intentions to
4. Hasil penelitian menunjukkan adanya kenaikan vaccinate their adolescent children. Vaccine,
rata-rata intention setelah diberikan intervensi 39(28), 3767–3776.
pendidikan kesehatan berbasis Protection https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2021.05.029
Motivation Theory (PMT) pada kelompok
intervensi dengan hasil p value 0,000 (<0,05). Conley, C. C., Wernli, K. J., Knerr, S., Li, T.,
Leppig, K., Ehrlich, K., Farrell, D., Gao, H.,
5. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya Bowles, E. J. A., Graham, A. L., Luta, G.,
kenaikan rata-rata tanpa diberikan intervensi Jayasekera, J., Mandelblatt, J. S., Schwartz,
pendidikan kesehatan berbasis Protection M. D., & O’Neill, S. C. (2023). Using
Motivation Theory (PMT) pada kelompok Protection Motivation Theory to Predict
kontrol dengan hasil p value 0,325 (>0,05). Intentions for Breast Cancer Risk
Management: Intervention Mechanisms from
6. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh a Randomized Controlled Trial. Journal of
pemberian intervensi pendidikan kesehatan Cancer Education, 38(1), 292–300.
berbasis Protection Motivation Theory (PMT) https://doi.org/10.1007/s13187-021-02114-y
terhadap intention untuk melakukan vaksinasi
Human Papilloma Virus (HPV) pada remaja Conner, M., & Norman, P. (2005). Predicting
putri. Health Behaviour: reseaarch and practice
with social congnition model. Predicting
B. Saran Health Behaviour, 1–402.
https://fhs.thums.ac.ir/sites/fhs/files/user31/P
1. Bagi Profesi Keperawatan _R_E_D_I_C_T_I_N_G.pdf#page=98
Semoga penelitian ini dapat diaplikasikan oleh Dethan, C. M., & Suariyani, N. L. P. (2017).
profesi keperawatan untuk memberikan pendidikan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Perilaku
kesehatan yang berbasis Protection Motivation Vaksinasi Hpv Pada Siswi Sma Swasta.
Theory (PMT) untuk meningkatkan intention untuk Media Kesehatan Masyarakat Indonesia,
melakukan vaksinasi Human Papilloma Virus 13(2), 167.
(HPV) pada remaja putri. https://doi.org/10.30597/mkmi.v13i2.1989
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dewi, P. I. S., Purnami, L. A., & Heri, M. (2021).
Sikap Remaja Putri tentang Kanker Serviks
Semoga penelitian ini dapat menambah wawasan
dengan Motivasi Remaja Melakukan
dan ide dalam melakukan penelitian yang berkaitan
Vaksinasi HPV. Jurnal Keperawatan
dengan Pendidikan Kesehatan berbasis Protection
Silampari, 5(1), 51–58.
Motivation Theory (PMT) pada remaja putri.
https://doi.org/10.31539/jks.v5i1.2377
Namun selain dilakukan kepada remaja putri
pendidikan kesehatan ini juga dapat disampaikan Djama, N. T. (2017). Kesehatan Reproduksi
pada remaja laki-laki. Remaja. Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate,
10(1), 30.
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.32763/juke.v10i1.15
Erawan, M. A. S. P., Zaid, Z., Pratondo, K., & Huang, R., Wang, Z., Yuan, T., Nadarzynski, T.,
Lestari, A. Y. (2021). Predicting Covid-19 Qian, H. Z., Li, P., Meng, X., Wang, G.,
Vaccination Intention: The Role of Health Zhou, Y., Luo, D., Wang, Y., Cai, Y., & Zou,
Belief Model of Muslim Societies in H. (2021). Using protection motivation
Yogyakarta. Al-Sihah: The Public Health theory to explain the intention to initiate
Science Journal, 13(1), 36. human papillomavirus vaccination among
https://doi.org/10.24252/al-sihah.v13i1.20647 men who have sex with men in China.
Tumour Virus Research, 12, 200222.
Faisal, M., Dhuha, A., Irawan, M. P., Juwita, S., & https://doi.org/10.1016/j.tvr.2021.200222
Wulandini, P. (2022). Edukasi Kanker
Serviks dan Efektivitas Vaksin HPV Sejak Jannah, M. (2017). Remaja Dan Tugas-Tugas
Dini di SMAN 2 Pekanbaru. Jurnal Abdimas Perkembangannya Dalam Islam.
Kesehatan (JAK), 4(2), 329. Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 1(1), 243–
https://doi.org/10.36565/jak.v4i2.359 256.
https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i1.
Fajrin, D. H. (2019). Hubungan Pengetahuan 1493
Remaja Putri Tentang Kanker Serviks
Dengan Minat Penggunaan Vaksin Hpv. Jirwanto, H. (2021). Hubungan Tingkat
Health Care Media, 3(6), 45–48. Pengetahuan Kanker Serviks Dengan Minat
https://stikeswch-malang.e-journal.id/Health/ Untuk Vaksinasi HPV Pada MahasiswiI
article/view/120 Fakultas Kedokteran Universitas HKBP
Nommensen Medan. Nommensen Journal of
Farina. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan Medicine, 6(2), 58–61.
dengan minat masyarakat mengikuti https://doi.org/10.36655/njm.v6i2.492
vaksinasi covid-19 di kelurahan kuin utara
kota banjarmasin. Pelaksanaan Vaksinasi Kemenkes RI. (2007). Vaksin HPV untuk perangi
Covid-19 Di Indonesia: Hak Atau Kewajiban kanker serviks.
Warga Negara, 10, 1–10.
Laela, D. S., Permana, A. I., Insanuddin, I., &
Fatimah, M. (2022). Protection Motivation Theory Sirait, T. (2022). Pengaruh penyuluhan
(PMT) Teori dan Aplikasi. Jurnal Ilmiah metode kombinasi ceramah dan video
Universitas Batanghari Jambi, 22(2), 1145. terhadap sikap lansia mengenai kebutuhan
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.2341 pemakaian gigi tiruan di Pondok Lansia
Tulus Kasih. Padjajaran Journal of Dental
Geopal, J. R., & Melani Rakhmi Mantu. (2022). Researcher and Students, 6(3), 232–239.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN https://doi.org/10.24198/pjdrs.v6i3.17228
SISWI SMAN 3 KOTA JAMBI MENGENAI
VAKSIN HPV PADA JANUARI-MARET Marshall, S., Moore, A. C., Fleming, A., & Sahm,
2022. 4. https://doi.org/: L. J. (2022). A Video-Based Behavioral
https://doi.org/10.33024/mnj.v4i11.7434 Intervention Associated with Improved HPV
Knowledge and Intention to Vaccinate.
Gultom, D. A. (2021). Patogenitas Human Vaccines, 10(4), 1–10.
Papillomavirus (HPV) dalam Onkogenesis https://doi.org/10.3390/vaccines10040562
Kanker Serviks dan Pengembangan Vaksin
Pencegahannya. Jurnal Pro-Life, 8(2), 134– Minh, D. N., Taneepanichskul, N., & Hajek, R.
147. (2020). Effectiveness of a health talk
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/prolife/arti education program on human papillomavirus
cle/view/3206 (HPV) knowledge, attitudes, and intentions to
vaccinate children among mothers of
Hidayah, siti, H. (2012). IMPLEMENTASI NIAT secondary school boys in Thua Thien Hue
(INTENTION) DALAM KEHIDUPAN Province, Vietnam. Risk Management and
KERJA. 3(oktober). Healthcare Policy, 13, 1207–1214.
https://doi.org/10.2147/RMHP.S259097
Nick, N., Torabizadeh, C., & Ghahartars, M. Santy, P., Ramli, N., & Purwita, E. (2020).
(2021). Perceived supportive paradox after Literatur review: Pendidikan kesehatan
diagnosing human papillomavirus: A melalui diskusi kelompok dan curah
qualitative content analysis. International pendapat terhadap pengetahuan dan sikap
Journal of Community Based Nursing and pasangan usia subur (PUS) Akseptor KB
Midwifery, 9(2), 92–105. AKDR.
https://doi.org/10.30476/ijcbnm.2021.88802.
1547 Sari, A. D., Lutfi, N., Syadida, H., Dirani, D.,
Cholifah, N., Asriningrum, T. P., Yekti, P.
Notoadmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan & K., Binati, B., Cahyasari, I. A., Hidayatullah,
Prilaku Kesehatan. In Jakarta: EGC. N. S., Mulya, L. A., Firman, A. T., &
Nugraheni, G. (2020). Profil Pengetahuan
Novita Siregar, D. (2021). Monograf Vaksin HPV Dan Keyakinan Vaksinasi Hpv Sebagai
Pencegahan Kanker Serviks Sedini Mungkin. Upaya Pencegahan Kanker Serviks Pada
In Angewandte Chemie International Edition, Mahasiswi Di Universitas Airlangga,
6(11), 951–952. Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 6(1),
14. https://doi.org/10.20473/jfk.v6i1.21824
Permatasari, D., & Suprayitno, E. (2021).
Pendidikan Kesehatan Reproduksi pada Septiyana, R. (2022). Faktor yang Berpengaruh
Remaja. Jurnalempathy Com, 2(1), 1–5. pada Niat Vaksinasi Covid-19 Berdasarkan
https://doi.org/10.37341/jurnalempathy.v2i1. Theory of Planned Behaviour di Desa
46 Pegandon. Care Journal, 1(2), 26–39.
https://doi.org/10.35584/carejournal.v1i2.42
Rahmadini, A. F., Kusmiati, M., & Sunarti, S.
(2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan Setiawati, D. (2014). Human Papilloma Virus Dan
dengan Perilaku Remaja Terhadap Kanker Serviks. Al-Sihah : Public Health
Pencegagan Kanker Serviks Melalui Science Journal, VI(2), 450–451.
Vaksinasi HPV. Jurnal Formil (Forum
Ilmiah) Kesmas Respati, 7(3), 317. Sichero, L., Giuliano, A. R., & Villa, L. L. (2019).
https://doi.org/10.35842/formil.v7i3.458 Human Papillomavirus and Genital Disease
in Men: What We Have Learned from the
Rani Thoma, S. (2010). Human papilloma virus. HIM Study. Acta Cytologica, 63(2), 109–
British Medical Journal. 117. https://doi.org/10.1159/000493737
https://doi.org/10.1136/bmj.1.5332.699
Utaminingtyas, F., & Royhan Padangsidimpuan, A.
Reiter, P. L., Gower, A. L., Kiss, D. E., Shoben, A. (2020). Efektivitas Penyuluhan Kesehatan
B., Katz, M. L., Bauermeister, J. A., Paskett, Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
E. D., & McRee, A. L. (2022). Effects of a Gizi Seimbang Pada Balita Di Kelurahan
web-based HPV vaccination intervention on Tingkir Lor, Kota Salatiga Effectiveness of
cognitive outcomes among young gay, Health Education on the Level of Maternal
bisexual, and other men who have sex with Knowledge on Balanced Nutrition for Under-
men. Human Vaccines and Five Children . Medikes (Media Informasi
Immunotherapeutics, 18(6). Kesehatan), 7(1), 171.
https://doi.org/10.1080/21645515.2022.2114
261 Wentzensen, N., Clarke, M. A., & Perkins, R. B.
(2021). Impact of COVID-19 on cervical
Rogers, R. W. (1975). A Protection Motivation cancer screening: Challenges and
Theory of Fear Appeals and Attitude opportunities to improving resilience and
Change1. The Journal of Psychology, 91(1), reduce disparities. Preventive Medicine,
93–114. 151(February), 106596.
https://doi.org/10.1080/00223980.1975.9915 https://doi.org/10.1016/j.ypmed.2021.106596
803
West SG, Finch JF, C. P. (2016). Structural
Santhanes, D., Yong, C. P., Yap, Y. Y., Saw, P. S., equation models with nonnormal variables:
Chaiyakunapruk, N., & Khan, T. M. (2018). problems and remedies. In: Hoyle RH. 56–
Factors influencing intention to obtain the 75.
HPV vaccine in South East Asian and
Western Pacific regions: A systematic review WHO. (2009). WHO position on HPV vaccines.
and meta-analysis. Scientific Reports, 8(1), 27(52), 7236–7237.
1–11. https://doi.org/10.1038/s41598-018- https://doi.org/10.1016/j.vaccine.2009.05.019
21912-x
Widodo, B. (2016). Pendidikan Kesehatan Dan
Aplikasinya di SD/MI. Madrasah, 7(1), 12.
https://doi.org/10.18860/jt.v7i1.3306

Winarto, H., Habiburrahman, M., Dorothea, M.,


Wijaya, A., Nuryanto, K. H., Kusuma, F.,
Utami, T. W., & Anggraeni, T. D. (2022).
Knowledge, attitudes, and practices among
Indonesian urban communities regarding
HPV infection, cervical cancer, and HPV
vaccination. PLoS ONE, 17(5 May), 1–29.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0266139

Xu, Y., Bi, W., Liu, T., Jiang, Y., Wang, Q., &
Fan, R. (2021). Factors associated with
intention of human papillomavirus
vaccination among Chinese college students:
implications for health promotion. Human
Vaccines and Immunotherapeutics, 17(12),
5426–5432.
https://doi.org/10.1080/21645515.2021.2007
014

Zomordi, G., Maryam, M., Hasanzadeh, M., &


Ghavami, V. (2022). The effect of education
based on the theory of planned behavior on
the intention of vaccination against human
papillomavirus in female students: A
controlled educational trial. July.
https://doi.org/10.4103/jehp.jehp_1145_21

Anda mungkin juga menyukai