motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
KEPUTUSAN
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH B3
DI WILAYAH KERJA KLINIK PRATAMA .........
PENANGGUNG JAWAB
KLINIK PRATAMA .........
Mengingat
: a. Undang Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
1
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
MEMUTUSKAN
Ketiga : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan
perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di .........
2
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
NOMOR :
Dengan ini menunjuk nama tersebut di bawah ini sebagai penanggung jawab pengelolaan
B3 dan limbah B3 / sanitarian :
Ditetapkan di .........
3
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
NOMOR :
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
4
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
2. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Tujuan umum pedoman ini adalah untuk menjamin keselamatan, keamanan dan
kesehatan petugas , pasien, masyarakat dan lingkungan dari risiko kontaminasi penyakit
dan pencemaran
B. Tujuan khusus pedomaan ini adalah :
3. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan yang melaksanakan pelayanan
UKP dan UKM di Klinik pratama .....................
1. Petugas medis
2. Petugas Paramedis
3. Petugas Kesehatan Masyarakat
4. Petugas Klinik pratama
4. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pedoman pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan pengelolaan limbah
B3 di Klinik pratama ..................... Kecamatan Banyuwangi melalui tahapan sebagai berikut:
B. Pengelolaan Limbah B3
1. Inventarisasi limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
2. Pengurangan dan pemilahan Limbah B3;
3. Penyimpanan Limbah B3;
4. Pengangkutan dan pengolahan
5
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
5. BATASAN OPERASIONAL
1. Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain.
2. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah bahan yang
karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup
manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Simbol B3 adalah gambar yang menunjukkan klasifikasi B3.
4. Label adalah uraian singkat yang menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3.
5. Kemasan adalah wadah atau tempat yang bagian dalamnya terdapat B3 dan
dilengkapi penutup.
6. Tempat penyimpanan kemasan B3 adalah bangunan atau dalam bentuk lain yang
digunakan untuk menyimpan kemasan B3.
7. Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan
8. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa
suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3, dengan karakteristik
a. Infeksius;
b. Benda tajam;
c. Patologis;
e. Radioaktif;
f. Farmasi;
g. Sitotoksik;
9. Limbah B3 cair adalah Limbah cair yang mengandung B3 antara lain Limbah larutan
fixer, Limbah kimiawi cair, dan Limbah farmasi cair.
10. Limbah infeksius adalah Limbah yang terkontaminasi organisme patogen yang tidak
secara rutin ada di lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan virulensi yang
cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
11. Limbah patologis adalah Limbah berupa buangan selama kegiatan operasi, otopsi,
6
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
dan/atau prosedur medis lainnya termasuk jaringan, organ, bagian tubuh, cairan tubuh,
dan/atau spesimen beserta kemasannya.
12. Limbah sitotoksik adalah Limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh dan/atau menghambat pertumbuhan sel hidup
13. Air Limbah adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
14. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat
bahaya dan/atau sifat racun.
15. Limbah B3 dari fasilitas pelayanan kesehatan, yang selanjutnya disebut limbah B3,
adalah Limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
kegiatan sejenis.
16. Limbah padat fasilitas pelayanan kesehatan adalah semua Limbah rumah fasilitas
pelayanan kesehatan yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdiri dari Limbah B3 padat dan nonmedis.
17. Limbah B3 padat adalah Limbah padat yang terdiri dari Limbah infeksius, Limbah benda
tajam, Limbah bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan, atau sisa kemasan, Limbah
patologis, Limbah radioaktif, Limbah farmasi, Limbah sitotoksik, Limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi, dan Limbah tabung gas (kontainer bertekanan).
18. Limbah padat non-medis adalah Limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di fasilitas
pelayanan kesehatan di luar medis yang berasal dari dapur,perkantoran, taman, dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
19. Limbah gas adalah semua Limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di fasilitas pelayanan kesehatan seperti insinerator,
dapur, perlengkapan generator, anastesi, dan pembuatan obat sitotoksik
7
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tenaga Kesehatan Lingkungan yang memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan yaitu :
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN.
8
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
BAB III STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
9
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
Standar Fasilitas
10
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
Ruang lingkup kegiatan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah bahan
berbahaya dan beracun sebagai berikut :
1. Pengurangan
2. Pemilahan
3. Pewadahan
4. Penyimpanan
5. Pengangkutan
6. Pengolahan
B. METODE
C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
11
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
b. Melakukan klasifikasi B3 bersifat:
1) Mudah meledak (explosive);
2) Pengoksidasi (oxidizing);
3) Sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4) Sangat mudah menyala (highly flammable);
5) Mudah menyala (flammable);
6) Amat sangat beracun (extremely toxic);
7) Sangat beracun ( highly toxic);
8) Beracun (toxic);
9) Berbahaya (harmful);
10) Iritasi (irritant);
11) Korosif (corrosive);
12) Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to environment);
13) Karsinogenik (carcinogenic);
14) Teratogenik (teratogenic);
15) mutagenic (mutagenic); dan bahaya lain berupa gas bertekanan (pressure gas).
Bentuk dasar, ukuran dan bahan Simbol berbentuk bujur sangkar diputar 45
derajat sehingga membentuk belah ketupat berwarna dasar putih dan garis tepi
belah ketupat tebal berwarna merah (lihat gambar A). Simbol yang dipasang pada
kemasan disesuaikan dengan ukuran kemasan. Sedangkan simbol pada kendaraan
pengangkut dan tempat penyimpanan kemasan B3 minimal berukuran 25 cm x 25
cm.
JENIS SIMBOL B3
Gambar 1 :
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive).
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing),
Gambar 2 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxidizing).
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable),
Gambar 3 :
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)
Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0⁰C dan titik didih
lebih rendah atau sama dengan 35oC, padatan atau cairan yang memiliki titik nyala
0oC – 21oC; Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau
pada titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60oC (140oF) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara
760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode ”Closed-Up Test”;
Gambar 4 :
Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic),
Simbol B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Bersifat racun bagi manusia, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit
yang cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau
13
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
mulut. Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan atas uji LD50 (amat sangat
beracun, sangat beracun dan beracun); dan/ataubSifat bahaya toksisitas akut.
Gambar 5 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan baik berupa padatan, cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
Gambar 6 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Padatan maupun cairan yang jika terjadi kontak secara langsung dan/atau terus
menerus dengan kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau peradangan;
Toksisitas sistemik pada organ target spesifik karena paparan tunggal dapat
menyebabkan iritasi pernafasan, mengantuk atau pusing;
Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit; dan/atau
Iritasi/kerusakan parah pada mata yang dapat menyebabkan iritasi serius pada mata.
Gambar 7 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Suatu bahan yang memiliki karakteristik menyebabkan iritasi
(terbakar) pada kulit; menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi > 6,35 mm/tahun dengan
temperatur pengujian 55oC; atau mempunyai pH sama atau kurang
dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5
untuk B3 yang bersifat basa.
14
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
Gambar 8 :
Simbol B3 klasifikasi berbahaya bagi lingkungan
Simbol ini untuk menunjukkan suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat merusak atau menyebabkan kematian
pada ikan atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain yang dapat ditimbulkan,
seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon), persistent di
lingkungan (misalnya PCBs = Polychlorinated Biphenyls).
Gambar 9 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic).
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka panjang atau berulang
dengan bahan ini dapat menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut: karsinogenik
yaitu penyebab sel kanker; teratogenik yaitu sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio; mutagenic yaitu sifat bahan yang
menyebabkan perubahan kromosom yang berarti dapat merubah genética; toksisitas
sistemik terhadap organ sasaran spesifik; toksisitas terhadap sistem reproduksi;
dan/atau gangguan saluran pernafasan
Gambar 10 :
Simbol B3 klasifikasi bersifat gas bertekanan
Simbol ini untuk menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan ini
bertekanan tinggi dan dapat meledak bila tabung dipanaskan/terkena panas atau
pecah dan isinya dapat menyebabkan kebakaran.
15
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
16
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
Pemilahan bahan berbahaya sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara antara
lain:
17
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
Limbah B3 yang belum akan diolah harus disimpan di TPS limbah
B3. Bangunan TPS di Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus
memenuhi persyaratan ketentuan teknis sebagai berikut:
18
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
m. TPS dilengkapi dengan tempat penyimpanan SPO penanganan
Limbah B3, SPO kondisi darurat, dan buku pencatatan (logbook)
Limbah B3.
n. TPS dilakukan pembersihan secara periodik dan limbah hasil
pembersihan disalurkan ke jaringan pipa pengumpul air limbah
dan atau unit pengolah air limbah (IPAL).
disimpan pada TPS dengan suhu lebih kecil atau sama dengan 0oC
(nol derajat celsius) dalam waktu sampai dengan 90 (sembilan
puluh) hari.
2) Limbah medis kategori infeksius, patologis, dan benda tajam dapat
19
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
20
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
21
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
5. Pengangkutan
22
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
e. Limbah Farmasi
Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
distributor, sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak
memungkinkan dikembalikan, dapat dimusnahkan menggunakan
insinerator atau diolah ke perusahaan pengolahan Limbah B3.
f. Limbah Sitotoksis
Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan dilarang dibuang dengan cara
penimbunan (landfill) atau dibuang ke saluran limbah umum.
g. Limbah Bahan Kimiawi
1) Pengolahan limbah kimia biasa dalam jumlah kecil maupun besar
harus diolah ke perusahaan pengolahan Limbah B3 apabila
Fasilitas Pelayanan Kesehatan tidak memiliki kemampuan dalam
mengolah limbah kimia.
2) Limbah kimia dalam bentuk cair harus ditampung dalam kontainer
yang kuat dan terbuat dari bahan yang mampu memproteksi efek
dari karakteristik atau sifat limbah bahan kimia tersebut.
3) Bahan kimia dalam bentuk cair sebaiknya tidak dibuang ke jaringan
pipa pembuangan air limbah, karena sifat toksiknya dapat
mengganggu proses biologi dalam unit pengolah air limbah (IPAL).
4) Untuk limbah bahan pelarut dalam jumlah besar seperti pelarut
halogenida yang mengandung klorin atau florin tidak boleh diolah
dalam mesin insinerator, kecuali insineratornya dilengkapi dengan
alat pembersih gas.
5) Cara lain adalah dengan mengembalikan bahan kimia tersebut ke
distributornya.
h. Limbah Radioaktif
1) Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menggunakan sumber
radioaktif yang terbuka untuk keperluan diagnosa, terapi, atau
penelitian harus menyiapkan tenaga khusus yang terlatih khusus di
bidang radiasi.
2) Tenaga tersebut bertanggung jawab dalam pemakaian bahan
radioaktif yang aman dan melakukan pencatatan. Petugas proteksi
23
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
radiasi secara rutin mengukur dan melakukan pencatatan dosis
radiasi limbah radioaktif (limbah radioaktif sumber terbuka).
Setelah memenuhi batas aman (waktu paruh minimal),
diperlakukan sebagai limbah medis.
7. Pengolahan akhir.
a. Pengolahan Secara Eksternal
Pengolahan secara eksternal dilakukan melalui kerja sama dengan
pihak pengolah atau penimbun Limbah B3 yang telah memiliki izin.
b. Fasilitas Pelayanan Kesehatan (penghasil) wajib bekerja sama dengan
pihak ketiga yakni pengolah dan pengangkut yang dilakukan secara
terintegrasi dengan pengangkut yang dituangkan dalam satu nota
kesepakatan antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pengolah, dan
pengangkut.
c. Pengangkutan Limbah B3 dilakukan dengan cara:
1) Cara pengangkutan Limbah B3 harus dilengkapi dengan SPO dan
dapat dilakukan pemutakhiran secara berkala dan
berkesinambungan.
2) Pengangkutan Limbah B3 harus dilengkapi dengan perjanjian kerja
sama secara three parted yang ditandatangani oleh pimpinan dari
pihak Fasilitas Pelayanan Kesehatan, pihak pengangkut Limbah
B3, dan pengolah atau penimbun limbah B3.
24
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan pengendalian dan pengelolaan
limbah B3 direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini tingkat Puskesmas . Logistik yang
diperlukan dalam pengelolaan B3 dan limbahnya meliputi :
1. Safety box
2. Kresek berwarna kuning, merah, coklat dan ungu.
3. Biaya pengolahan limbah B3
Anggaran pengelolaan limbah B3 menggunakan alokasi dana APBD yakni DOP
Puskesmas Kertosari dan BOK ( Bantuan Operasional Kesehatan)
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
BAB VII
25
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
BAB IX
26
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Kertosari dalam pengendalian
dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah B3 dengan tetap memperhatikan
prinsip dan proses kegiatan sesuai peraturan yang berlaku..
Ditetapkan di .........
27
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
No Kegiatan Jadwal
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Membuat tim siaga bencana
2 Melakukan identifikasi kebakaran
3 Membuat broser, poster, tanda bahaya
kebakaran
28
KLINIK ....................
motto
Jalan ...........................................
Telepon .........................
30