Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga

Vol. 6, Nomor 2, 2018


Halaman 141-152

Kebermaknaan Hidup pada Mahasiswa Semester Akhir


Veny Hidayat
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta; Jl. Colombo No.1, Karang Malang,
Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
e-mail: venyh@uny.ac.id

Abstract. The lives of students, especially under graduate students usually


have certain problems in their lives that have an impact on psychological.
Various studies show how a person is able to deal with problems in his life
by means of how he understands his life. The purpose of this research is to
find out how undergraduate students take meaning on every event in their
lives. Judging from the objectives, this research is explorative that is to
explore broadly the causes or things that influence. This study uses a
qualitative method & approach with an open questionnaire as a data
collection method. The research subjects were the final semester students in
the Department of Psychology, Faculty of Education, Yogyakarta State
University. The results of this study are the meaningfulness of the life of the
final students derived from religion as a factor interpreting the majesty of
God and gratitude, social interaction in the family and perceived
environment when helping others and boasting of the family. The life
benefits felt by the final semester students are also new challenges and
moments that affect emotionally including feelings of love.
Keywords: Meaning of life, Under graduate student

Abstrak. Kehidupan mahasiswa, khususnya mahasiswa tingkat akhir


biasanya memiliki permasalahan tertentu dalam hidupnya yang
berdampak pada masalah psikologis. Berbagai studi menunjukkan
bagaimana seseorang mampu menghadapi permasalahan dalam
hidupnya dengan cara bagaimana ia memaknai kehidupannya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber makna hidup
mahasiswa semester akhir. Ditinjau dari tujuan, penelitian ini adalah
eksploratif yaitu untuk menggali secara luas sebab atau hal yang
mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan metode & pendekatan
kualitatif dengan angket terbuka sebagai metode pengumpulan
datanya. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester akhir di
Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Yogyakarta. Hasil penelitian ini adalah kebermaknaan hidup
mahasiswa akhir bersumber dari agama sebagai faktor memaknai
keagungan Tuhan dan kebersyukuran, interaksi sosial di keluarga
maupun dengan lingkungan yang dirasakan ketika membantu orang
lain dan membanggakan keluarga. Kebermakanan hidup yang
dirasakan oleh mahasiswa semester akhir juga adanya tantangan dan
momen baru yang berpengaruh secara emosi termasuk perasaan cinta.
Kata Kunci : Makna hidup, Mahasiswa semester akhir

Makna hidup merupakan hal yang (2007) mengatakan bahwa kebermaknaan


dimaknai secara subjektif dan berbeda antara hidup merupakan hal yang mendasar yang
orang satu dengan yang lain. Bastaman mengarahkan seorang manusia berperilaku.

141
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

Seseorang yang mampu melakukan Mahasiswa merupakan kelompok


pemaknaan hidup maka akan terlihat Ia lebih sosial yang terdiri dari para pemuda yang
mampu menyelesaikan permasalahan dididik untuk memiliki kemampuan berfikir
kehidupan dengan lebih bijak dan logis, konstuktif, menguasai perkembangan
bersemangat. Semangat tersebut dirasakan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
karena adanya gambaran yang jelas visioner. Harapan yang besar dari masyarakat
mengenai tujuan hidup yang ingin dicapai, kepada mahasiswa karena mereka dianggap
baik tujuan jangka pendek maupun jangka sebagai calon penerus Bangsa Indonesia.
panjang. Adanya kejelasan tujuan tersebut, Mahasiswa memiliki peran salah satunya
membuat seseorang akan merumuskan sebagai agent of change. Namun peran
bagaimana cara yang harus dilakukan untuk tersebut terkadang belum optimal karena
mencapai tujuan dan juga mampu melakukan disebabkan faktor internal maupun faktor
introspeksi diri untuk bisa menilai eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang
keberhasilan yang telah diraih. Hasil berasal dari dalam diri mahasiswa itu sendiri,
introspeksi tersebut membuat masing-masing seperti kurangnya motivasi, kesadaran diri,
pribadi lebih mampu memaknai pemaknaan tentang tujuan hidup, serta
kehidupannya. Prenda dan Lachman (2001) pemahaman nilai-nilai etos kesuksesan.
menegaskan bahwa kebermaknaan hidup itu Faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dipengaruhi bagaimana seseorang itu dari lingkungan sekitar yang mempengaruhi
merencanakan kehidupannya dan mampu seperti teman, aktivitas kegiatan yang
melakukan kontrol diri terhadap tantangan dilakukan serta pengaruh gaya hidup budaya
yang sudah diprediksi selama membuat luar. Pengalaman kehidupan yang dialami
perencanaan tersebut sehingga berkorelasi mahasiswa akan membentuk masing-masing
positif dengan kepuasan hidupnya. pribadi dan kebermaknaan hidup yang
Kemampuan dan cara setiap orang memaknai dirasakannya.
hidupnya berbeda satu dengan yang lain dan Kebermaknaan hidup merupakan
tidak semua orang mampu melakukan konstruk yang komprehensif yang
introspeksi dan evaluasi diri untuk tujuan dikonseptualisasikan dalam beberapa cara.
mendapakan kebermaknaan dalam hidupnya. Brandstätter, Baumann, & Borasio (2012)
Penting kesadaran dari masing-masing mendefinisikan makna dalam hidup sebagai
pribadi agar mampu mendapatkan persepsi individual, pemahaman atau
kebermaknaan dalam setiap peristiwa hidup kepercayaan mengenai hidupnya, aktivitas,
yang dialaminya termasuk mahasiswa nilai, dan hal-hal yang dianggap penting oleh
semester akhir.

142
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

seseorang. Makna dalam hidup merupakan bersifat asertif, kemampuan memberikan


konstruk yang multidimensi. dukungan emosional, kemampuan dalam
Makna dalam hidup meliputi mengatasi konflik. Seftiani dan Herlena
penilaian moral berdasarkan dari nilai (2018) hasil analisis menunjukan bahwa
individu dan sosial yang dianut oleh individu kecerdasar spiritual dapat menjadi prediktor
(Wong, 2012). Makna hidup tersebut dapat kesejahteraan subjektif mahasiswa
dibedakan menjadi dua level yaitu global dan Berdasarkan hal tersebut, maka
situasional (Hupkens, Machielse, Goumans, pertanyaan penelitian yang diajukan dalam
& Derkx, 2016). Level global, meliputi penelitian ini adalah; apa sumber-sumber
pertanyaan mengenai siapa sesungguhnya makna hidup makasiswa semester akhir yang
saya? Apa yang harus saya lakukan dengan mempengaruhi kehidupan mereka dan
hidup saya, agar hidup saya bermakna?. Bagaimanakah dinamika psikologis
Sementara level situasional, meruakan makna mahasiswa semester akhir memandang
dari momen atau kejaidan sehari-hari. Level kehidupan? Untuk menjawab pertanyaan
situasional merujuk pada usaha untuk penelitian diatas, peneliti akan melakukan
memahami nilai dan tujuan dari setiap penyebaran angket terbuka terkait makna
pengalaman yang dialami sehari-hari. hidup pada mahasiswa semester akhir di
Makna Hidup penting dimiliki oleh Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan
mahasiswa. Kebermaknaan hidup akan Universitas Negeri Yogyakarta.
menumbuhkan semangat dalam diri Metode
mahasiswa untuk memiliki tujuan dalam Identifikasi subjek
hidup yang akan membuat mereka berusaha Secara keseluruhan, subjek yang
untuk dapat mencapai kebermaknaan hidup paling banyak terlibat dalam penelitian ini
yang diimpikan yang nantinya berdampak adalah mahasiswa semester akhir jurusan
pada perbaikan pola pikir dan pola hidup Psikologi FIP UNY yang berjumlah 65
mahasiswa salah satunya adalah semangat orang. Mahasiswa tersebut diberi angket
untuk menyelesaikan studi tepat waktu terbuka untuk menuliskan apa makna hidup
dengan tetap mengoptimalkan prestasi yang mereka. Setelah seluruh jawaban subjek
dimiliki (Prenda and Lachman, 2001). terkumpul, peneliti akan mengorganisasikan
Rezky (2012) mengatakan bahwa data temuan ke dalam suatu folder, agar
kebermaknaan hidup pada mahasiswa tersusun rapi.
dipengaruhi oleh kompetensi interpersonal Penelitian ini menggunakan metode
dengan aspek kemampuan berinisiatif, penelitian kualitatif. Analisis secara
kemampuan bersikap terbuka, kemampuan kualitatif juga dilakukan untuk membuat

143
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

konsep kebermakanaan hidup yang dialami diberikan Tuhan dalam hidup saya
mahasiswa terkait dengan dimensi makna e. saya jadi bersemangat dan lebih
hidup dan berbagai peristiwa yang membuat giar untuk lebih berusaha dan
mahasiswa bermakna dalam hidupnya. berdoa
Analisis secara kualitatif dilakukan dengan f. Saat aku bisa melakukan dan
membuat koding dan kategorisasi pada pola menjalani hidup dengan semangat
jawaban mahasiswa. Asumsi peneliti dan keberkahan
menggunakan koding dan kategorisasi dalam g. Keyakinan bahwa kehidupan
penelitian ini dikarenakan peneliti ingin akhirat jauh lebih baik daripada
menggali secara luas tentang makna hidup dunia dan seisinya.
mahasiswa semester akhir. Inilah sebabnya
h. Umroh
subjek yang dipilih adalah mhasiswa
2. Tema 2, Keluarga terdiri dari
semester akhir, agar mendapatkan
pernyataan:
pemahaman mengenai kebermaknaan hidup
a. Batu loncatan untuk mengubah
berdasarkan sudut pandang mereka yang
keadaan keluarga
sedang menempuh pendidikan di semester
b. Isi pesan Ayah sangat rasional dan
akhir.
menjadi dasar menjalani kehidupan
Hasil
c. Karena pada saat itu menjadi lebih
Berdasarkan data yang didapatkan
dekat dengan keluarga
pada angket yang disebarkan berupa
d. Peristiwa tersebut (sakit) berhasil
pertanyaan terkait makna hidup bagi
saya lewati karena saya jauh dari
mahasiswa, didapatkan sumber-sumber
keluarga
kebermaknaan hidup mahasiswa semester
e. saya mulai merasa betah demi
akhir yang dikelompokkan oleh peneliti
demi menemani ayah bersama ibu
dalam beberapa tema yaitu:
dan adik
1. Tema 1, Agama terdiri dari pernyataan
f. Pada saat ayah saya terkena
:
serangan stroke
a. Sadar bahwa saya adalah kecil
g. Mengingatkan perjalanan panjang
didunia ini sehingga harus
yng sudah dialami dan dijalani oleh
memperbaiki diri
orangtua saya
b. Bersukur pada Tuhan
h. saya mampu mewujudkan
c. Belajar di forum keagamaan
keinginan ayah dan ibu untuk
d. saya lebih bersyukur atas apa yang
melanjutkan kejenjang perkuliahan

144
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

di UNY beruntung
i. Ikut orang tua bekerja dan bertemu c. Membuat acara penggalangan dana
banyak clientnya untuk anak-anak penderita kanker
j. Saya jadi tahu bagaimana beratnya d. Mendapat teman-teman yang baik
beban orang tua saya untuk e. Melakukan pengabdian di asrama
menafkahi anak-anaknya tunanetra
k. Saat melihat orang tua dan guru f. Penilaian orang terdekat pada diri
tersenyum bahagia saya
l. Saat saya bisa menikmati waktu g. Memberikan bantuan kepada orang
baik sendiri maupun bersama lain yang kurang mampu dibanding
dengan keluarga dan teman-teman. saya
m. Berkumpul dengan keluarga besar h. Sering di-bully oleh teman-teman
di Hari Raya Idhul Fitri saya pada saat SMP-SMA.
n. Peristiwa saat masuk SD dan i. Ketika ada teman yang curhat
tinggal hanya berdua dengan ayah, kepada saya.
karena Ibu harus bekerja di kota j. Saya dapat bertemu dengan teman
lain. yang minat dan kesukaannya sama
o. Karena menurut saya kebahagiaan seperti saya, saya juga dapat
yang paling hakiki dalam hidup belajar banyak dari mereka
saya adalah membuat orang tua k. Pergi ke suatu tempat yang
saya bahagia memiliki saya dan biasanya dengan orang
menurut saya hidup saya terasa tua/keluarga tetapi sekarang lebih
bermakna dan hidup ketika saya sering pergi bersama teman-teman
bisa menjadi contoh yang postif l. Naik gunung pertama kali bersama
bagi banyak orang teman-teman.
3. Tema 3, Interaksi Sosial terdiri dari m. Saat saya bisa menikmati waktu
pernyataan: baik sendiri maupun bersama
a. Adanya kehadiran teman baru dan dengan keluarga dan teman-teman.
bias membina hubungan lebih n. Saat bisa berkumpul dengan
dekat, mengobrol & menagis keluarga, teman & orang-orang
bersama. Menjadi lebih dekat yang menyayangi saya &
dengan orang lain menghabiskan waktu bersama
b. Membantu sesama yang kurang (tanpa beban pikiran, misalnya

145
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

tugas) j. Olimpiade psikologi Indonesia 4


o. Adanya kehadiran teman baru dan cabang futsal (UNY vs UBAYA)
bias membina hubungan lebih k. Saat saya mengikuti organisasi
dekat, mengobrol & menagis fakultas, yaitu BEM UNY
bersama. Menjadi lebih dekat l. Saya menganggap, bahwa pada
dengan orang lain saat itu saya mulai belajar
p. Membantu sesama yang kurang bagaimana hidup disebuah
beruntung lingkungan masyarakat yang baru
4. Tema 4, Momen baru terdiri dari kami kenal. Saya merasa
pernyataan: bermanfaat untuk orang lain, dapat
a. Ketika saya sakit ketika sedang membantu mereka adalah suatu

berkuliah di Yogyakarta prestasi pada diri saya sendiri

b. Kesempatan live mixing audio di m. Karena kita merasakan

acara konser di DIY dan Juara II mendapatkan uang sendiri rasanya


GPMB XXX III di Bekasi 2017 sangat puas dan sebagian uangnya

c. Memutuskan untuk pindah sekolah dikasihkan kepada orang yang

ke pulau lain tidak mampu.

d. Pada saat ayah saya terkena n. Meninggalkan posisi nyaman,

serangan stroke bekerja hampir 15 tahun dan tiba-


tiba belajar hal yang baru dan
e. Lulus SBMPTN, masuk Psikologi
makin bermakna ketika sedikit
UNY
demi sedikit menampakkan
f. Memberikan kejutan pada sat
hasilnya
ulangtahun pernikahan orangtua
5. Tema 5, Emosi terdiri dari pernyataan:
saya
a. Selama seminggu dihantui takut
g. Mengikuti kegiatan dari organisasi
akan mati
kampus
b. Mengubah hidup, kadang baik dan
h. Menjadi wakil untuk mengikuti
sebaliknya
lawatan sejarah saat SMA, karena
memberikan pengetahuan dan c. Memberikan perasaan senang yang

pengalaman yang tidak didapatkan tidak terdefinisikan

pada pelajaran biasa d. Saya jadi merasa lebih tenang dan

i. Kepanitiaan UNY English bersemangat serta positif

Competition e. Mengajarkan saya bahwa saya

146
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

mampu untuk take care of myself o. Bullying by teacher, mengambil


dan harus lebih peduli akan hikmah bahwa guru tidak pantas
kesehatan. seperti itu.
f. Karena merupakan keinginan sejak p. Saya benci anak itu dan tidak ingin
mulai menyukai dunia musik dan melihatnya lagi. Namun, suatu hari
mendapat hadiah, kebanggaan dan anak itu berhasil mengubah
presma pandangan saya tentang dia.
g. Setiap malam saya menangis ingin q. Bangkit kembali dari keterpurukan
pulang sampai akhirnya saya mulai saat saya sering di-bully oleh
merasa betah demi ayah teman-teman saya pada saat SMP-
h. Hal tersebut sangat memukul saya SMA, membuat saya lebih berhati-
dan seluruh keluarga saya. hati dalam berbuat sesuatu, selalu
i. Kejadian yang berkesan untuk saya berpikir positif, dan menebarkan
dan keluarga kebaikan pada orang lain.

j. Berusaha menjadi orang yang r. Keberadaan saya dapat memberi

bermanfaat bagi orang lain dan manfaat bagi orang lain.


keceriaan anak-anak membuat s. Saya sudah hampir putus asa untuk
hidup sangat berwarna melihat hasil pengumuman, tetapi
k. Memotivasi saya untuk bangkit Alhamdulillah saya lulus. Hal ini
lagi, saya benar-benar bisa sangat bermakna karena

memiliki pandangan baru tentang merupakan hasil kerja keras saya


hidup, tentang kebermanfaatan selama ini.

hidup saya. t. Tim futsal UNY berhasil lolos


l. Membuat saya memiliki rasa babak 8 besar setelah bertanding
bersalah, terkucilkan, pikiran dengan tim UBAYA yang
negatif terhadap diri saya menguras tenaga dan emosi

m. Kehangatan dalam keluarga yang anggota tim

dulu pernah saya jalani adalah u. Suatu hal yang luar biasa ada rekan
momen-momen paling berharga yang mau mengingat detail sepele

bagi saya. dari saya.

n. Saya merasa puas dan bangga 6. Tema 6, Cinta yang terdiri dari

ketika dapat membantu orang lain pernyataan:


dengan usaha saya sendiri. a. Merasakan berpacaran

147
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

b. Jalan-jalan dan ngobrol dengan d. Pada saat naik gunung


‘calon pasangan’ mendapati berbagai kesulitan
c. Merasa dicintai dan disayangi seperti hujan, badai, dingin,
kalo pada saat ngumpul-ngumpul gelap, dll. Namun pada akhirya
d. Membuat saya belajar bahwa bisa mencapai puncak
segala sesuatu membutuhkan e. Merasa benar-benar
pengorbanan dan doa mempertaruhkan hidup saya
7. Tema 7, Tantangan yang terdiri dari karena kondisi tubuh saya yang
pernyataan: sedang tidak fit dan mengalami

a. Menghadapi tugas-tugas baru sakit pada paru-paru. Saya

yang menantang berfikir tidak kaan mampu untuk


mencapai puncak terlebih dulu
b. Peristiwa tersebut (sakit) berhasil
karena kondisi cuaca yang saat
saya lewati karena saya jauh dari
itu sedang hujan dan sangat
keluarga
berkabut.
c. Saat itu saya merasa sangat berat
Berdasarkan jawaban angket yang
untuk pindah sekolah dan
ketika dikoding terlihat ada beberapa tema
memulai beradaptasi lagi.
yang menjadi sumber kebermaknaan hidup

Gambar 1. Hasil penelitian

148
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

Diskusi Konsep ibadah dalam ajaran Islam sangat


Berdasarkan hasil angket yang luas yaitu meliputi ibadah ritual/khusus
diberikan terkait makna hidup, terlihat bahwa (mahdhoh) dan ibadah muamalah (ibadah
faktor emosi dan interaksi sosial menjadi sosial). Ibadah mahdoh adalah ibadah yang
faktor yang lebih banyak menjadi sumber syarat dan rukunnya sudah baku tidak boleh
makna hidup pada mahasiswa semester akhir. ditambah atau dikurangi, seperi wudhu,
Faktor agama merupakan sumber makna shalat, zakat, puasa, haji dan lain-lain.
hidup yang dirasakan oleh mahasiswa Sedangkan ibadah muamalat/sosial adalah
semester akhir dimana mereka memahami aktifitas apa saja, yang penting tidak dilarang
keagungan Tuhan, kebersyukuran dan oleh agama, seperti kuliah, bekerja,
bagaimana berproses untuk bisa berorganisasi, bisnis, menjadi konsultan dll.
melaksanakan tuntutan agama dengan lebih Sehingga kebermaknaan hidup di dalam
baik lagi karena merasa belum menjadi Islam bisa dikatakan kalau ibadahnya baik
hambaNya yang bertaqwa. ritual maupun sosialnya berjalan selaras. Hal
Sedangkan faktor sosial nampak tersebut juga selaras dengan hasil penelitian
terlihat antara lain bahwa mahasiswa merasa yang dilakukan oleh Ritonga & Listiari
kebermaknaan hidup mereka ketika mampu (2006) bahwa ada hubungan positif antara
untuk membantu orang lain dan berperan religiusitas dengan kebermaknaan hidup.
dalam berbagai kegiatan dan momen baru Semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang
yang dirasakan memberikan pengaruh dalam maka semakin tinggi kebermaknaan
kehidupan mereka. Mereka merasa interaksi hidupnya.
sosial dan momen baru yang dilewati mampu Selain itu kebermaknaan hidup yang
membentuk kemandirian dalam hidup, dirasakan oleh mahasiswa semester akhir
kematangan emosi, perasaan dicintai dan juga adalah keluarga. Keluarga dirasa
kemampuan menyelesaikan tantangan dalam menjadikan diri mereka bermakna ketika
kehidupan. mampu membanggakan orang tua, mampu
Di dalam ajaran agama Islam mewujudkan keinginan pribadi dan keluarga
sesungguhnya tujuan hidup manusia untuk untuk bisa sukses serta motivasi dari orang
Allah (QS. Al An’am 6:162) dan jalan tua untuk lebih baik di kehidupannya saat ini
menuju kesana dengan ibadah kepada Allah dan kedepannya. Pengalaman hidup dan
semata. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam momen baru yang menggugah emosi seperti
Alquran surat Adz-Dzariyat ayat 56 :” Dan perasaan dicinta dan menerima tantangan
tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia baru juga dianggap sebagai sumber
kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.” kebermaknaan hidup yang dirasakan oleh

149
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

mahasiswa semester akhir sebagai suatu interaksi sosial dan momen baru yang
proses pendewasaan diri. dilewati mampu untuk mereka lebih
Kesimpulan memaknai hidup, membentuk
Berdasarkan hasil penelitian diatas, kemandirian dalam hidup, kematangan
maka dapat disimpulkan bahwa sumber- emosi, perasaan dicintai dan kemampuan
sumber kebermaknaan hidup pada menyelesaikan tantangan dalam
mahasiswa semester akhir adalah: kehidupan.
1. Agama 4. Moment Baru
Pada tingkatan agama, kebermaknaan Pada tingkatan kebermaknaan tentang
hidup yang didapatkan oleh mahasiswa moment baru, kebermaknaan hidup
tingkat akhir diantaranya ialah yang didapatkan oleh mahasiswa tingkat
munculnya kesadaran untuk terus akhir diantaranya ialah mendapatkan
memperbaiki diri secara spiritual, pelajaran dan energi atau semangat baru
meningkatkan rasa syukur atas segala ketika mampu untuk membantu orang
yang telah diperoleh, mendapatkan rasa lain dan berperan dalam berbagai
ketenangan saat beribadah, dan kegiatan dan momen baru tersebut
munculnya keinginan untuk menimba dirasakan dapat memberikan pengaruh
ilmu dan mempelajari secara mendalam positif dalam kehidupan mereka
tentang ilmu agama. 5. Cinta
2. Keluarga Pada tingkatan cinta, kebermaknaan
Pada tingkatan keluarga, kebermaknaan hidup didapatkan oleh mahasiswa
hidup yang didapatkan oleh mahasiswa diantaranya saat berpacaran dan
tingkat akhir diantaranya ialah rasa memiliki pasangan yang dapat diajak
kecintaan dan tanggung jawab untuk bersama, saling berkorban dan saling
membahagiakan orang tua semakin memberikan kasih sayang.
meningkat, dan kejadian-kejadian atau 6. Emosi
moment tertentu yang terjadi dalam Pada tingkatan emosi, kebermaknaan
keluarga menjadi pelajaran yang sangat hidup yang didapatkan oleh mahasiswa
berharga. tingakt akhir diantaranya ialah
3. Interaksi Sosial merasakan kebanggaan apabila dapat
Pada tingkatan interaksi sosial, melakukan sesuatu yang bermanfaat
kebermaknaan hidup yang didapatkan untuk lingkungan sekitarnya, mampu
oleh mahasiswa tingkat akhir mengatasi rasa amarah dan benci
diantaranya ialah mereka merasa terhadap orang lain serta adanya

150
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

kesadaran untuk terus memperbaiki diri Bronk, K. C., Hill, P. L., Lapsley, D. K.,
dan mulai merasakan takut akan Talib, T. L., & Finch, H. (2009).
kematian. Purpose, hope, and life satisfaction in
7. Tantangan three age groups. Journal of Positive
Pada tantangan, kebermaknaan hidup Psychology, 4(6), 500–510.
yang didapatkan oleh mahasiswa tingakt https://doi.org/10.1080/1743976090327
akhir diantaranya ialah munculnya sifat 1439
kemandirian karena jauh dari anak Derkx, P. (2015, April 21). The Future of
keluarga (merantau), berani untuk Humanism. The Wiley Blackwell
menghadapi tantangan dan tugas baru Handbook of Humanism.
yang sebelumnya belum pernah https://doi.org/doi:10.1002/9781118793
dikerjakan, namun terkadang muncul 305.ch21
juga sikap pasrah untuk kasus-kasus Duane Schultz. (1991). Psikologi
tertentu yang sudah di luar Pertumbuhan : Model-Model
kemampuannya untuk mengatasi Kepribadian Sehat. Yogyakarta:
permasalahan tersebut. Kanisius.
Kepustakaan Erfiana, L. R. (2018). Hubungan Antara
Bastaman. (2007). Logoterapi: Psikologi Kebermaknaan Hidup dengan
untuk menemukan makna hidup dan kemandirian pada Remaja, 300.
meraih hidup bermakna. Jakarta: PT. Frankl VE. (2003). Logoterapi: Terapi
Raja Grafindo Persada. Psikologi Melalui Pemaknaan
Baumeister, R. F., Vohs, K. D., Aaker, J. L., Eksistensi. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
& Garbinsky, E. N. (2013). Some key Hupkens, S., Machielse, A., Goumans, M., &
differences between a happy life and a Derkx, P. (2016). Meaning in life of
meaningful life. Journal of Positive older persons: An integrative literature
Psychology, 8(6), 505–516. review. Nursing Ethics.
https://doi.org/10.1080/17439760.2013. https://doi.org/10.1177/0969
830764 Martono, S., & Sulistiowati. (2011). Analisis
Brandstätter, M., Baumann, U., Borasio, G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
D., & Fegg, M. J. (2012). Systematic Motivasi Belajar Mahasiswa (Studi
review of meaning in life assessment Kasus di STIKOM Surabaya). STIKOM
instruments. Psycho-Oncology, 21(10), Surabaya, 1–5.
1034–1052. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
https://doi.org/10.1002/pon.2113 381422-7.10047-1

151
Jurnal Psikologi Integratif Prodi Psikologi UIN Sunan Kalijaga
Vol. 6, Nomor 2, 2018
Halaman 141-152

Prenda, K. M., & Lachman, M. E. (2001).


Planning for the future: A life
management strategy for increasing
control and life satisfaction in
adulthood. Psychology and Aging,
16(2), 206–216.
https://doi.org/10.1037/0882-
7974.16.2.206
Rezky, R. R. (2012). Hubungan Antara
Kompetensi Interpersonal dengan
Kebermaknaan Hidup Mahasiswa Unika
Soegijapranata. Skripsi. Semarang:
Fakultas Psikologi Universitas Katolik
Soegijapranata
Ritonga, B., & Listiari, E. (2006).
Kebermaknaan Hidup Mahasiswa
Sekolah Tinggi Theologia Nazarene
Indonesia Ditinjau dari Tingkat
Religiusitasnya. Jurnal Psikologi, 2(1).
Seftiani, N. A., & Herlena, B. (2018).
Kecerdasan Spiritual sebagai Prediktor
Kesejahteraan Subjektif pada
Mahasiswa. Jurnal Psikologi Integratif,
6(1), 101-115.
Wong, P. T. P. (2012). Towards of dual-
system models of what makes life worth
living. The Human Quest for Meaning:
Theories, Research, and Applications,
3–21.

152

Anda mungkin juga menyukai