Anda di halaman 1dari 52

TEKNIK SURVEI

LALU LINTAS
2022

Agustus 2022

POLITEKNIIK KESELAMATAN TRASNPORTASI JALAN


Ditulis oleh: Pipit Rusmandani

1
Daftar Isi
........................................................................................................................... 1
SURVEI INVENTARISASI.......................................................................................4
RUAS JALAN DAN PERSIMPANGAN.....................................................................4
A. Pendahuluan...........................................................................................4
B. Maksud dan Tujuan.................................................................................4
C. Target Data yang Diperoleh.....................................................................4
D. Langkah-Langkah Pengambilan Data.......................................................5
E. Kapasitas Jalan........................................................................................4
SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS.....................................................................6
A. Pendahuluan...........................................................................................6
B. Tujuan Survei.......................................................................................... 6
C. Lokasi Survei........................................................................................... 6
D. Waktu Survei.......................................................................................... 7
E. Metode Yang Di Gunakan........................................................................7
F. Pemrosesan Data.................................................................................. 12
G. Survei pada persimpangan....................................................................12
SURVEI KECEPATAN............................................................................................ 1
A. Pendahuluan...........................................................................................1
B. Metode yang digunakan..........................................................................1
C. Survei tundaan pada simpang.................................................................7
D. Penyajian hasil........................................................................................8
SURVEI PARKIR................................................................................................... 2
A. On-street parking....................................................................................2
B. Off-street parking....................................................................................2
C. Karakteristik Parkir................................................................................. 2
D. Formulir Survei Parkir............................................................................. 3
SURVEI PEJALAN KAKI.........................................................................................6
A. Pengumpulan data..................................................................................6
2
B. Perencanaan trotoar...............................................................................6
C. Perencanaan fasilitas penyeberangan.....................................................6
SIMULASI KINERJA LALU LINTAS..........................................................................2
A. Pemodelan Lalu Lintas Menggunakan VISSIM..........................................2
1. Measure of Effectiveness (MOE)..............................................................5
B. Teknik Analisa Data.................................................................................6

3
SURVEI INVENTARISASI
RUAS JALAN DAN PERSIMPANGAN

A. Pendahuluan
Ruang lalu lintas kendaraan pada suatu jaringan jalan, persimpangan perlu dilakukan
inventarisasi guna mengetahui kondisi geometrik jalan dan persimpangan, pemetaan
kondisi ruang lalu lintas, pemetaan kondisi perlengkapan jalan dan persimpangan.
Survei inventarisasi jalan adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui kondisi jalan
dalam sebuah daerah studi, dengan metode pengamatandan pengukuran serta skala
tertentu.
Survei inventarisasi persimpangan adalah survei yang dilakukan untuk mengetahui
kondisi persimpangan dalam sebuah daerah studi, dengan metode pengamatan dan
pengukuran serta skala tertentu.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pelaksanaan survei adalah untuk mengetahui kondisi ruas jalan dan
persimpangan yang ada dalam wilayah suatu kota.
Survei inventarisasi merupakan survei yang dilakukan sebagai pendukung analisis yang
dilakukan dalam setiap survei lalu lintas lainnya. Tujuan survei inventarisasi biasaynya
akan menyesuaikan dari hasil yang di harapkan.
Tujuan dilakukan survei inventarisasi yaitu untuk:
1. Mengetahui kondisi eksisting ruang lalu lintas pada ruas jalan dan persimpangan
2. Mengetahui kondisi pelengakapan jalan dan persimpangan;
3. Menghitung kapasitas jalan dan persimpangan
C. Target Data yang Diperoleh
Target data survei inventarisasi yaitu:
1. Nama Jalan
2. Panjang ruas jalan
3. Kondisi dan tata letak Rambu lalu lintas
4. Kondisi dan tata letak perlengkapan jalan lainnya
5. Lebar lajur efektif ruas jalan
6. Lebar trotoar
7. Lebar kerb
8. Lebar bahu jalan
9. Lebar median
10. Lebar drainase kanan dan kiri
11. Tipe perkerasan jalan
4
12. Tipe jalan
13. Klasifikasi jalan
14. Jumlah lajur
15. Jumlah jalur
16. Lokasi simpang
17. Jumlah kaki simpang
18. Radius persimpangan
19. Sistem pengendalian persimpangan
20. Jumlah kaki simpang
21. Jumlah dan lebar lajur simpang
22. Jumlah dan lamanya fase sinyal APIIL
23. Dimensi dan tata letak Bundaran
24. Lebar masuk pendekat persimpangan
25. Lebar keluar pendekat persimpangan
26. Lebar bagian jalinan
27. Fasilitas lalin
28. Jenis, jumlah dan kondisi lampu lalu lintas
29. Setting lampu lalin
D. Langkah-Langkah Pengambilan Data
1. Peralatan yang dipergunakan
a. Alat penentu titik ordinat
b. Walking measure
c. Rol meter
d. Clip board
e. Alat tutlis

2. Formulir Survei inventarisasi jalan

5
FORMULIR SURVEI INVENTARISASI
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Interval: ………………menitan

Nama Jalan Lebar Efektif Median Bahu Trotoar Drainase Jenis Tipe Kondisi Ket
Jalan Panjang Lebar Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Perkerasan Jalan Alinyemen
(m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m) (m)

1
2
CONTOH-CONTOH GAMBAR INVENTARISASI PADA SIMPANG

3
4
FORMULIR SURVEI Tanggal
SIMPANG BERSINYAL Kota
GEOMETRI PENGATURAN Simpang
Ukuran Kota
LALU LINTAS LINGKUNGAN Perihal
Periode
G1 G2 G3 G4 Waktu SIklus
C=…
Waktu hilang total:
LTI= IG =
Gambar penampang simpang

KONDISI LAPANGAN
Kondisi Tipe Hambatan Median Kelandanian Belok Kiri Jarak Lebar pendekat (m)
Pendekat Lingkungan Samping (Ya/tdk) +/- % langsuang ke Pendekat Masuk Belok Kiri Keluar
Jalan (tinggi/rendah) (Y/T) kend (WA) W langsung W keluar
parkir masuk
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1
2
Bagian Jalianan

3
E. Kapasitas Jalan
1. Kapasitas Jalan Perkotaan
C= C0 x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
dimana:
C = Kapasitas
CO = Kapasitas dasar (smp/jam)
FCw = Faktor penyesuaian lebar jalur lalu-lintas
FCsp = Faktor penyesuaian pemisahan arah
FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping
FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

Langkah kerja menentukan kapasitas ruas jalan perkotaan


a. Tentukan kapasitas dasar (CO)

b. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu-Lintas (FCw)


c. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisahan Arah (FCwb)
d. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCsf)
1) Jalan dengan bahu

4
2) Jalan dengan kereb

3) Faktor penyesuaian FCsf untuk jalan enam-lajur

dimana:
FC6,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan enam-lajur
FC4,SF = faktor penyesuaian kapasitas untuk jalan empat-lajur

e. Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)

2. Kapasitas Jalan Antar Kota

5
SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS

Tujuan : memberikan gambaran cara melakukan survei pencacahan lalu lintas serta cara
melakukan pengolahan data hasil survei

A. Pendahuluan
Pencacahan lalu lintas bertujuan untuk mengetahui besarnya volume lalul intas yang
berkaitan dengan pergerakan kendaraan pada tempat tertentu pada bagian jalan yang
dipilih. Data volume lalu lintas dapat digunakan untuk berbagai keperluan baik untuk
perencanaan jalan dan fasilitasnya maupun untuk mengatur, mengevaluasi dan
mengontrol arus alu lintas yang terjadi.
Kualitas suatu ruas jalan dapat dinilai dari perbandingan antara volume lalu lintas yang
lewat pada ruas jalan tersebut dibadingakan dengan kapasitas (v/c ratio) dan
kecepatan perjalanan pada ruas jalan tersebut(travel speed). Semakintinggi
perbandingan v/c, semakin rendah kualitas jalan tersebut. Sebaliknya semakin tinggi
kecepatan perjalanannya, semakin tinggi kualitas jalan tersebut.

B. Tujuan Survei
Survei pencacahan lalu lintas bertujuan untuk mencatat setiap kendaraan yang lewat
(melewati suatu titik atau garis tertentu) sehingga didapatkan informasi:
1) Pola arus lalu lintas
2) Volume lalu ntas tiap pergerakan
3) Komposisi kendaraan dalam lalu lintas
4) Faktor untuk memprediksi volume lalu lintas yang akan datang
5) Tingkat okupansi kendaraan dalam lalu lintas
C. Lokasi Survei
Lokasi survei ditentukan berdasarkan tujuan survei. Dalam rangka mengetahui volume
lalul intas untuk tujuan perencanaan lalu lintas di suatu jaraingan jalan (dalam wilayan
studi), biasanya dilakukan pencacahan kendaraan pada kordon/batas luar dan pada
beberapa ruas di sepanjangscreen line yang membagi studi menjadi 2 bagian. Data
pada daerah screen line diperlukan untuk mendeteksi perubahan volume dan arah lalu
lintas yang disebabkan oleh perubahan tata guna lahandan pola perjalan.perlu pula
dilakukan pembagian lokasi survei berdasarkan kelas jalan yang ada (utama atau minor)
dan pemilihan lokasi tertentu seperti daerah CBD untuk mengukur aktivitas lalu lintas
yang di bangkitkan oleh adanya daerah bisnis tersebut. Suravai pencacahan dilakukan
pada ruas jalan dan di mulut pertemuan jalan (simpang).

6
D. Waktu Survei
Waktu survei bergantung pada data yang ingin didapatkan.öeriode waktu survei
dilakukan setiap 15 menit.
1) Untuk mendapatkan data LHR (lalu lintas harian rata-rata). Survei sebaiknya
dilakukan selama 7 x 24 jam (satu minggu). Survei haarus dilakukan pada hari-hari
normal. Maksud hari normal adalah:
a) Bukan hari libur peringatan tertentu
b) Bukan hari libur sekolah
c) Tidak ada suatu kejadian tertentu yang mengganggu pola arus lalul lintas
(misal: demontrasi, kampanya)
2) Untuk mendapatkan data arus lalu lintas jam puncak, sebaiknya survei dilakukan
pada hari yang mewakili dari normal kerja (senin sampai dengan kamis) dan hari
normal libur (hari minggu). Waktu survei pada jam sibuk, pagi, siang dan sore,
masing masing survei sekitar 3 jam.harus diamati dulu jam yang sibuk tersebut
pada jam berapa.
E. Metode Yang Di Gunakan
Metode yang digunakan dalam pencacaan lalu lintas ada berbagai macam seperti
berikut ini:
 Manual: dengan atau tanpa alat (counter)
 Data loggers
 Otomatis: infra merah, photo elektrik, pneumatic rubber
 Video recording: dengan atau tanpa computer
1. Pencacahan kendaraan secara manual
a. Umum
Banyaknya petugas survei yang dibutuhkan tergantung pada volume lalu
lintas dan jenis kendaraan yang akan dicacah. Secara kasar, seorang petugas
survei dapat mencacah 500-600 kendaraan/jam dengan baik. Perriode waktu
pencacahan disesuakan dengan tujuan survei. Pencacahan tanpa alat
dilakukan dengan mencoretkan garis pada formulir survei. Satu garis
digunakan untuk satu kendaraan. Pencacahan dengan counter dilakukan
secara kumulatif dan angka kumulatif dituliskan di formulir survei pada setiap
akhir periode. Satu firmulir survei digunakan untuk satu penggal waktu
tertentu yang telah ditetapkan. Selama survei juga perlu dicatat berbagai
kondisi lapangan yang mempengaruhi volume lalu lintas, misalnya:
 Cuaca : cerah, mendung, hujan
 Pekerjaan fisik di jalan: pelapisan jalan, penggalian tanah untuk kabel,
pembuatan marka jalan, dll
 Pengaturan lalu lintas sementara: pengalihan lalu lintas sementara,dll
 Kecelakaan lalu lintas
b. Pencacahan kendaraan berdasarkan jenisnya

7
Pembagian jenis kendaraan dalam lalu lintas disesuaikan dengan tujuan
survei, misalnya: dibedakan antara yang bermotor dan yang tidak bermotor,
dibedakan anatara tiap jenis kendaraan yang ada, dibedakan atas satuan
mobil penumpang.
Berikut ini diberikan contoh pembgian kendaraan bermotor:
1) Kendaraan bermotor roda dua
2) Mobil penumpang: sedan, taxi, minicab, vans, jeep.
3) Bus kecil, bus besar
4) Truk ringan dengan daya angkut barang sampai dengan 2 ton
5) Truk sedang dengan daya angkut barang 2-8 ton
6) Truk berat 3 as dengan daya angkut barang sampai dengan 8 ton.

Untuk keperluan analisis lalu lintas diperlukan satu satuan besaran arus lalu
lintas yang sama dalam satuan mobil penumpang (smp). Untuk keperluan
tesebut masing-masing kendaraan dikonversikan ke dalam satuan smp.
Berdasarkan manual kapaistas jalan indosnesia (1997) kendaraan yang
mempunyai nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) yang sama
dikelompokan kedalam 4 tipe yaitu :
1) Kendaraan ringan: sedang, taxi, minivab, van, jeep, mikrolet, bis kecil
dan truk ringan
2) Kendaraan berat: bisa besar, truk 2 as dan truk 3 as
3) Sepeda motor
4) Kendaraan tak bermotor
Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk masing-masing tipe kendaraan
yang lewat pada bagian jalan yang distudi mempunyai nilai yang berbeda
antara simpang dan di ruas.
Untuk daerah simpang yang berlampu lalu lintas besarnya emp bergantung
pada tipe pendekat yang berlaku pada sistem pengaturan sinyal (terlindung
atau terlawan).sedangkan untuk simpang yang tak berlampu lalu lintas nilai
emp-nya sama dengan yang berlampu lalu lintas, kecuali sepeda motr yang
nilainya 0,5.
Untuk bagian ruas jalan perkotaan nilai emp bergantung pada tipe jalan
(jalan terbagi atau tidak terbagi) dan arus lalu lintas total (untuk tipe jalan
tak terbagi) atau arus lalu lintas per lajur (untuk tipe jalan terbagi atau satu
arah.
1) Jalan Luar Kota
Ekivalensi kendaraan nenumpang (emp) untuk jalan 2/2 UD

8
Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan empat-lajur dua-arah
(4/2) (terbagi dan tak terbagi)

Emp untuk jalan enam-lajur dua-arah terbagi (6/2 D)

9
Keterangan:
Kendaraan Berat Menengah (MHV),
Bus Besar (LB), Truk Besar (LT) (termasuk Truk kombinasi) Sepeda Motor
2) Jalan perkotaan
Emp untuk jalan perkotaan tak-terbagi

Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu-arah

3) Simpang

10
c. Pencacahan kendaraan dalam waktu yang pendek
Pencacahan ini bertujuan untuk memperkirakan volume lalu lintas secara
kasr. Misalnya pencacahan volume lalu lintas selama 4 jam untuk
memperkirakan LHR secara kasar.
2. Pencacahan kendaraan secara otomatis
Pencacahan lalu kendaran secara manual mempunyai kelemahan anatara lain
adanya kesalahan pencacahan dan pencacahkan sulit dilakukan secara terus
menerus. Untuk menutup kekurangan tersebut dilakukan pencacahan kendaraan
secara otomatis yang sampai saat ini dianggap sebagai suatu cara terbaik untuk
memperlirakan volume lalu lintas. Unutk tujuan ini dibutuhkan beberapa biaya
investasi peralatan, pemeliharaan peralatan, transportasi, sistem pengolahan
data dan tenaga opersional. Semua unsur ini harus dipenuhi agar biaya investasi
yang mahal tidak sia-sia.
Ada dua jenis alat yang sering digunakan ialah inductance loop detection dan
pneumatic tube detection. Diantara keduanya. Inductance loop detection lebih
dipercaya karena pneumatic tube detectionmempunyai kelemahan yan cukup
penting. Kelemahan tersebut ialah alat tersebut mencacah jumlah gandar bukan
jumlah kendaraan. Untuk mendapatkan data volume kendaraan yang melintas,
diperlukan suatu koreksi.
Metode pencacahan otomatis yang lain diantaranya:
a. Selang udara (Pneumatic Tube)
Untuk mendapatkan variasi harian, bulanan dan tahuan maka survei harus
dilakukan untuk perioda waktu yang cukup panjang. Dengan demikian perlu
dipergunakan alat yang mencacah secara otomatis, yaitu berupa detector
yang mendeteksi kendaraan yang melintasinya atau berupa kamera video
yang mendetaksi secara visual.
b. Pelat Elektrik
Pelat elektrik merupakan alat yang terdiri dari pelat baja yang ditanam
dibawah permukaan jalan. Gas dimasukan dalam rangkaian alat ini pada saat
pemasangan. Setiap sumbu kendaraan yang melewati pelat ini akan
menimbulkan aliran listrik dan mengaktifkan alat pencatat.
c. Induksi putar
Induksi putar ada;ah kawat listrik yang diletakan di bawah permukaan jalan.
Apabila arus listrik dialirkan pada kawat tersebut, maka akan terbentuk
medan magnit. Medan magnit ini akan terganggu apabila logam seperti
kendaraan melintasinya, dan gangguan tersebut dicatat oleh alat pencatat
sebagai 1 kendaraan.
11
d. Radar
Detector radar yang di gantungkan di atas jalan yang secra menerus
mengirimkan dan menerima sinyal radio pada frekuensi tertentu, yang
digunakan untuk menghitung volume pada kendaraan pada jalan yang sangat
sibuk dan memiliki banyak jembatan. Setiap frekuesni dari gelombang yang di
pantulkan berbeda dengan gelombang pancarnya berarti ada kendaraan
yang lewat, dan kemudian ini dicatat sebagai satu kendaraan.
e. Detektor ultrasonic
Ada dua jenis detector ultrasonic, yaitu jenis pulsa dan resonansi. Jenis pulsa
dioperasikan dengan memakai gelombang suara yang dipancarkan dari
detector yang tergantung di atas jalan, dan gelombang tersebut dipantulkan
Kembali oleh permukaan jalan. Kendaraan yang lewat di bawah unit detector
akan memantulkan gelombang yang lebih pendek, yang mana kemudian
dicatat sebagai kendaraan. Jenis detector resonansi memerlukan alat pancar
di satu sisi dari jalan dan alat penerima di sisi lainnya. Kendaraan yang leat
diantaranya akan memutuskan alur (beam) energi ultrasonic, dan ini dicatat
sebagai datu kendaraa
F. Pemrosesan Data
Setelah diperoleh data dari masing-masing jenis kendaraan dan arah lalu lintas dalam
satuan kendaraan, selanjutnya angka tersbut dikalikan dengan emp masing-masing tipe
kendraan yang menghasilkan volume dalam satuan smp. Untuk keperluan jam puncak,
maka dipilih jam tertentu yang memberikan lalu lintas terbesar. Pemrosesan data dapat
menggunakan program Microsoft excel. Dengan membuat work sheet yang ada, dapat
disusun hasil-hasil survei menjadi data yang lebih informatif sesuai dengan kebutuhan.

G. Survei pada persimpangan


1) Persiapan
Survei dilakukan pada suatu persimpangan bersinyal untuk mencatat/menghitung data
volume lalulintas. Sebelum mulai menghitung volume lalulintas, harus diamati dan
dicatat data-data berikut ini:
1. Geometrik simpang: lebar lengan pendekat, lebar bagian masuk/keluar
2. Sinyal lampu lalulintas: waktu hijau, merah kuning, waktu siklus
2) Peralatan Survei
Peralatan yang digunakan untuk melakukan survei ini adalah
1. Hand counter: untuk menghitung volume kendaraan
2. Stopwatch/arloji untuk menghitung waktu sinyal
3. Roll meter
4. Walking measure
5. Formulir pencatatan
3) Surveyor/Obyek Pengamatan

12
Kebutuhan jumlah surveyor pada survei ini tergantung pada volume kendaraan, type
kendaraan yang diamati, dan banyaknya pergerakan pada lengan simpang. Obyek yang
harus diamati/dicatat adalah jumlah kendaraan pada masing-masing arah dan tujuan.
Pengamatan dilakukan dengan interval 15 menitan. Selain itu harus dibedakan jenis
kendaraan yang diamati, meliputi:
1. Sepeda motor roda dua dan tiga
2. Kendaraan ringan:
a. Kendaraan pribadi/Mobil penumpang
b. Kendaraan umum micro bus
c. Pick up dan mobil hantaran
3. Kendaraan berat:
a. Kendaraan umum bus besar
b. Micro truk
c. Truk dengan 2 as
d. Truk dengan 3 as
e. Mobil gandengan/ trailer
4. Kendaraan tak bermotor:
a. Gerobak
b. Sepeda
c. Becak
4) Formulir Survei
Data-data yang dikumpulkan dalam pengamatan lapangan diisikan pada formulir survei
seperti berikut ini
I.

13
Hari/Tanggal Survei :
Nama Simpang :
Cuaca : Cerah/mendung/Hujan
Nama Surveiyor :……………………….

Nomor Pergerakan :

Waktu Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Kendaraan


Kendaraan Umum Kendaraan Bus Besar Truk Truk Tronton Motor tidak
Pribadi Bermotor

…….:………. Kiri
…….:………. Lurus
…….:………. Kanan
…….:……….
…….:………. Kiri
Lurus
Kanan

1
REKAPITULASI HASIL SURVEI GERAKAN MEMBELOK DI PERSIMPANGAN

1
FORMULIR SURVEI PENCACAHAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN
Hari/Tanggal Survei :
Nama Ruas Jalan :
Cuaca : Cerah/mendung/Hujan
Nama Surveiyor :……………………….

Waktu Kendaraan Ringan Kendaraan Berat Sepeda Kendaraan


Kendaraan Kendaraan Bus Truk Truk Motor tidak
Umum Pribadi Besar Tronton Bermotor

00.:15
…….:……….
…….:……….
…….:……….
…….:……….

2
SURVEI KECEPATAN
Tujuan : memberikan penjelasan cara melakukan survei kecepatan dan tundaan
A. Pendahuluan
Survei ini perlu dilakukan untuk mengevaluasi lalu intas pada suatu ruas
jalan atau jaringan jalan berdasarkan kecepatan setempat dan kecepatan
perjalanan pada ruas jalan tersebut dan mengidentifikasi masalah yang
timbul. Kecepatan setempat dilakukan dengan pengukuran kecepatan
individu yang melintasi suatu titik tertentu pada ruas jalan. Kecepatan
setempat dipergunakan untuk memperkirakan distribusi kecepatan
kendaraan dalam arus yang terjadi pada suatu lokasi dan kondisi yang
sedangberkalu saat itu.sedangkan survei kecepatan perjalanan dilakukan
untuk menentukan lama waktu perjalanan yang dibutuhkan oleh kendaraan
untuk menempuh rute tertentu dari suatu jaringan jalan.

B. Metode yang digunakan


1) Spot speed (survei kecepatan setempat)
a. Keguanaan
 Menentukan kecepatan rata-rata pada suatu lokasi
 Untuk menentukan rentang nilai kecepatan pada suatu
lokasi.menggabungkan kecepatan kendaraan yang
berkecepatan tinggi dan kendaraan yang berkecepatan
rendah dapat mengurangi keselamatan, sehingga salah
satu dari teknik-teknik utama perekayasaan lalulintas
adalah berupa pemisahan terhadap kendaraan yang
berkecepatan tinggi dan kendaraan yang bekecepatan
rendah.
 Untuk menentukan kecepatan maksimum pada suatu
lokasi, kemungkinan untuk memeriksa pengamat
terhadap batas-batas kecepatan dan kesesuain desain
geometric jalan
 Untuk mengkaitkan kecepatan dengan tingkat
kecepakaan pada suatu lokasi
1
 Untuk menentukan efektifitas dari rencara manajemen
lalulintas dalam mengendalikan arus lalu lintas.
Khususnya survei ini dapat dilaksanakan sebelum dan
sesudah dilakukannya perbaikan-perbaikan, dalam
rangka menentukan perubahan yang terjadi
terhadapkecepatan dan arus lalu lintas yang disebabkan
oleh adanya perbaikan tersebut.

b. Metode-metode survei kecepatan sesaat


Survei kecepatan setempat merupakan survei yang sangat
sederhana dan praktis. Pengalaman sebelumnya telah
menunjukan bahwa 5 buah metode seperti sebagai berikut ini
merupakan metode yang paling praktis.
1) Metode 2 orang pengamat
Suatu jarak antara 20 hingga 100 metr diukur secara akurat, 1
orang pengamat berdiri pada setiap ujungnya. Pengamat
pertama menurunkan tanggannya begitu sebuah kendaraan
melewati dan pengamat ke 2 memulai menekan stop watchnya.
Pengamat ke-2 tersebut kemudian menghentikan stop
wachtnya begitu kendaraan melewatinya, dan kemudian
mencatat waktunya.
Keuntungan dari metode ini adalah bawa suvai hanya
membutuhkan suatu organisasi, Latihan dan bahan peralatan
yang minimal/sederhana.
Kerugiannya adalah keakuratan terbatas, dimana disebabkan
karena adanya reaksi manuasia dalam mengukur waktu, dan
kesalahan penglihatan. Pengumpulan datanya lambat dan
contohnya sampel kecil.

2) Meetode enoscope
Metode ini sama seperti pada metode 2 orang pengamat,
kecuali digunakannya alat enoscope sebagai pengganti para
pengamat. Suatu enoscope ditempatkan pada suatu ujung atau
kedua ujungnya, apabila digunaan salah satu buah enoscope
pada salah sayu ujungnya, maka satu orang pengamat berdiri
pada ujung lainnya, apabila digunakan 2 buah enoscope pada
2
kedua ujungnya, maka 1 orang pengamat berdiri pada tengah-
tengah. Apabila kendaraan melewati enoscope tersebut, maka
akan terlihat suatu pantulan kilatan cahaya dikaca.pengamat
mualai menekan tombol stop watch. Apabila kendaraan
melewati ujung lainnya, dengan jarak kedua enoscope tersebut
telah ditentukan, maka kemudian pengamat kemudian
menghentikan stop watch dan mencatat waktu yang dgunakan
untuk menempuh jarak terebut.
Keterangan: enscope adalah alat yang berbentuk kotak dengan
sua buah lubang yang saling tegak lurus dan sidalamnya
terdapat cermin yang dapat memantulkan cehaya (bayangan
benda) yang melintas pada suatu lubang yang lain.
Keuntungan :
 Alat enscope akan mengurangu kessalahan-kesalahan
penglihatan
 Mudah dan murah biaya untuk pengorganisasian, Latihan
dan peralatannya.
Kerugian
 Kesalahan manusia dalam masalah wktu reaksi. Makin
pendek jarak yang ditetapkan, maka semakin besar pula
kesalahan manusia tersebut.
 Tidak dapat digunkan untuk alu lintas padat dan jalan
yang berlajur banyak
 Pengumpulan data pada survei ini lambat, dan hanya
dapat mengumpulkan contoh (sampel) kecil yang sedikit.
 Kecepatan rata-rata sebenarnnya diukur da;am suatu
jarat yang pendek (bukan pada suatu titiik/setempat).
Meskipun demikian hal ini merupakan suatu perkiraan
yang masih dapat diterima sebagai kecepatan setempat.
 Peralatan yang dipasang ditepi jaan dapa memakibatkan
para mengemudi memperlambat laju kendaraannya
karena tertaik untuk melihat alat tersebut atau karena
merasa berjalan melebihi batas kecepatan.oleh sebab itu
survei ini tidak dapat mencatat kecepatan mengemudi
normal.

3
3) Metode speed meter
Sebagai pengganti penggunaan terhadap tenaga manusia
untuk mengamati suatu kendaraan yang lewat. Maka telah
dikembangkan suatu peralatan mesin untuk melakukan
tugas yang sama. Sebagai contoh alat vanner meter yang
menggunakan 2 pipa karet/rubber road tubes (sama
seperti alat pencacahan lalulintas), dimana secara
elektronik akan mengukur waktu anatara 2 pulsa udara
begitu as roda kendaraan melintas pipa karet yang
pertama kemudian melintasi pipa karet satunya.
Keuntungan nya adalah bahwa alat pengukur waktu
mekanis ini akan menghilangkan keselahan-kesalahan
manusia. Keruagiannya peralatan mahal, para pelaksana
survei memerlukan Latihan untuk menggunakan peralatan
tersut dan pemasangan peralatan akan memakan waktu
dan memerlukan pengorganisasian yang baik.

4) Radar meter
Radar meter menggunakan prisnsip bahwa suatu
gelombang radio yang dipencarkan dar alat tesebut adalah
dipantulkan Kembali oleh kendaraan, dan hasil perubahan
frekuensinya adalah dikaitkan terhadap kecepatan
kendaraan serta dapat diukur oleh peralatan tersebut.
Keuntungannya adalah peralatanini tidak menarik
perhatian dan tidak dapat terlihat oleh pengemudi,
sehingga tidak menyebabkan mereka mengurangi
kecepatannya. Kerugiannya yaitu mahal, memerlukan
petugas yang terlath,öengoperasian harus silakukan
secara hati-hati agar dapat membedakan masing-masing
kendaraan.

5) Time lapse photography


Time lapse photograpy dapat menggunakan metide film
biasa atau menggunakan rekaman video. Film dapat
diputar terus, atau sebai alternatifnya alat kamera
pemotret biasa dapat diambil gambarnya pada interval
4
waktu regular. Keuntungannya merupakan sistem yang
terbaik untuk merekam secara permanen beragam
karakteritik arus lalu intas, sepeti kecepatan, volume,
headway dan alih gerak kendaraan dan dapat digunakan
untuk volume yang tinggi dan jalan-jalan berlajur banyak.
Kerugiannya diperlukan lokasi yang tinggi, bergantung
pada peralatan yang rumitdan operator terlatih, film
harus diproses (memakan waktu dan mahal)

2) Moving care observer method


Cara pelaksanaan survei ini adalah dengan menggunakan sebuah
kendaraan pengamat yang melakukan perjalanan pada masing-
masing arah di suatu ruas jalan tertentu yang diketahui panjangnya,
dianjurkan dilakukan sebanyak 6 kali tiap arah atau setidaknya 3 kali
tiap arahnya.
Untuk pelaksanaan survei ini dibutuhkan minimal 3 orang personil
pelaksana, 1 orang pengemudi dan 1 unit kendaraan penumpang.
Personil pelaksana pertama bertugas mencacah kendaraan yang
berpapasan dengan kendaraan yang dipakai untuk pengukuran.
Personil pelaksana kedua bertugas mencacah kendaraan yang
menyalip atau disalip oleh kendaraan yang dipakai untuk
pengukuran. Pencacahan dapat dilakukan dengan menggunakan
hand counter, sedangkan waktu dapat diukur dengan menggunakan
stopwatch dan jam. Pengukuran biasanya dilakukan di suatu bagian
jaringan jalan yang mencakup beberapa pertemuan jalan utama.
Kelambatan di pertemuan jalan tersebut dicatat pada saat kendaraan
pengukuran melewati pertemuan jalan tersebut. Apabila banyaknya
kendaraan yang menyalip sama dengan banyaknya kendaraan yang
disalip, maka kecepatan kendaraan pengukuran sama dengan
kecepatan rata-rata lalu lintas.
Data yang harus dicatat adalah:
a. Panjang ruas jalan yang diamati (L)
b. Waktu berhenti atau berjalan sangat lambat, yaitu total
waktu hambatan yang dialami selama perjalanan survei
c. Waktu perjalanan dari titik awal ke titik akhir / dari A ke B
(tab), yaitu waktu tempuh total perjalanan
5
d. Jumlah kendaraan yang disiap saat berjalan dari titik awal ke
titik akhir, jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
e. Jumlah kendaraan yang menyiap saat berjalan dari titik awal
ke titik akhir, jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
f. Jumlah kendaraan yang berpapasan / kendaraan yang
berjalan dari arah berlawanan (Mab), jenis kendaraan: sedan,
bus, truk, motor
g. Pada saat berjalan dari B ke A data sejenis juga didapatkan
(dengan notasi berlawanan); tba, Oba, Mba
Parameter volume lalulintas, waktu rerata perjalanan, dan
kecepatan rata-rata lalulintas dapat dihitung dengan cara:
a. Jumlah kendaraan yang disiap – jumlah kendaraan yang
menyiap saat berjalan dari titik awal ke titik akhir (Oab dan
Oba), jenis kendaraan: sedan, bus, truk, motor
b. Waktu perjalanan rata-rata dari A ke B (tab’);
' Oab
t ab=tab +
qab
c. Volume lalu lintas rata-rata dari A ke B (qab);
(Mba−Oab)
qab=
(tab+ tba)
d. Kecepatan rata-rata lalulintas dari A ke B (Sab)
L
Sab=
t ' ab
3) Floating vehicle
Sebuah kendaraan dikemudikan di sepanjang rute, dan si pengemudi
diinstruksikan untuk menyoap kendaraan lain sejumlah kendaraan
lain yang menyaiap dia (mengambang didalam arus lalulintas).
Seseorang pemnagamat mencatat waktu perjalanannya termasuk
ketermbalatan yang terjadi.
4) Video recording dari tempat tinggi
Seseorang pengamat ditempatkan pada suatu tempat yang tinggi,
misalnya pada bangunan yang tinggi diatas bukit, sehingga pengamat
tesebut dapat melihat pergrakan masing-masing kendaraan pada
jarak yang telah ditentukan (diperlukan). Kemudian dicatat waktu
dari masing-masing kendaraan yang menempuh jarak tersebut.

5) Registetration numer matching

6
Survei ini dihunkan untuk mengetahui asal tujuan kendaraan, yang lebih
banyak digunakan di bidang perancangan transportasi.

C. Survei tundaan pada simpang


Tundaan pada simpang adalah meruakan persoalan utama dalam analisis
kemacetan. Studi tundaan pada simpang sangat berguna
untukmengevaluasi efisiensi atau efektifitas pengaturan lalulintas simpang.
Cara dibawah ini merepakan metode yang sangat cepat dan sederhana
untuk melaksanakan survei perkiraan hambatan yang terjadi pada suatu
persimpangan. 2 orang pengamat ditempatkan di masing-masing kaki
persimpangan berikut ini:
1) Petugas pengamat (1) mencacah semua kendaraan yang memasuki
persimpangan dari kaki persimpangan yang bersangkutan untuk
waktu selama 5 menit. Kendaraan-kendaraan tersebut
dikalsifikasikan atas kendaraan “berbenti “ dan “tidak berhenti” pada
kaki persimpangan tersebut.
2) Petugas (2) dalam waktu interval 15 detik, mencacah jumlah
kendaraan yang berhenti (stationer) dan sedang menunggu untuk
memasuki persimpangan pada kaki persimpangan tersebut. Perlu
diacatat bahwa beberapa kendaraan mungkin dihitung lebih dari satu
kalibila kendaraan tersebut berhenti (antri) lebih dari 15 detik.hasil
pengamatan kemudian disusun ke dalam tabel seperti contoh pada
tabel berikut ini.
Tebel tundaan simpang
Jumlah kendaraan yang Jumlah Jumlah kendaraan
terhenti pada kaki kendaraan yang yang tidak terhenti
simpang (interval waktu terhenti
pencatatan15 detik)
2 6 7 4 0 0 0 1 4 6
0 0 0 0 2 7 11 6 1 0
0 0 0 3 4 6 2 0 0 0
1 7 13 12 4 1 0 0 4 9
11 8 2 0 0 0 3 7 7 4
0 0 0 4 11 4 1 0 2 4

Jumlah kendaraan yang


terhenti = 191 79 15
7
Contoh perhitungan:
Volume total = 79 +15 =94
Presentase kendaraan berhenti = (79/94 x 100) x 0,96 =81%
Tundaan henti = jumlah nilai sampelx interval waktu pencatatan x 0,92
= 191 x 15 x 0,92 = 2636 kendaraan detik
Tundaan pendekat = tundaan henti x 1,3 = 2636 x 1,3 = 3427 kendaraan detik
Tundaan henti tiap kendaraan = tundaan henti/volume totl = 2636/94 = 28 detik
Tundaan pendekat tiap kendaraan = tundaan pendekat/volume total = 3427/94
=36 detik
D. Penyajian hasil
Hasil-hasil survei kecepatan paling baik jika disajikan dalam bentuk grafik.
Kecepatan setempat (spot speed) dapat terlihat sangat baik dengan
menggunakan kurva-kurva frekuensi (dianalisis secara statistic), akan tetapi
masih banyak bentuk penyajian yang lainnya seperti berikut ini:
1. Diagram batang (bar chart atau histogram) dan kurva frewensi
distribusi pada umumnya digunakan untuk memperlihatkan proporsi
dari kendaraan-kendaraan yang berjalan dengan kecepatan berbeda-
beda. Suatu metode statistic khusus yang sering digunakan adalah
kecepatan persentil ke 85, yaitu suatu kecepatan yang menghasilkan
85% dari seluruh kendaraan berjalan dibawah kecepatan tersebut.
2. Peta kontur waktu: garis-garis dapat digambarkan pada suatu peta
yang menunjukan jumah menit atau jam waktu perjalanan yang
ditempuh dari suatu titik tertentu.
3. Profil kecepatan: menunjukan variasi-variasi dari kecepatan du
sepanjang suatu rute.
4. Peta zona kecepatan: zona-zona kecepatan digambarkan pada suatu
peta untuk menunjukan variasi daerah nilai (range) kecepatan-
kecepatan yang terdapat pada daerah-daerah yang berbeda.
5. Peta zona hambatan: sama sepeti peta zona kecepatan, zona
hambatan dapat pula dinyatakan dalam peta.

8
9
FORMULIR SURVEI MOVING CAR OBSERVER (MCO)
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Waktu : Surveyor : ………………………
Lokasi Survei: …………………; Rute survei:…………… Panjang : ………….m/km

1
2
FORMULIR SURVEI KECEPATAN SESAAT
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Jarak :

No Jenis Kendaraan Waktu Datang Waktu Tiba Lama

FORMULIR SURVEI KECEPATAN SESAAT


Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Jarak :

No Kecepatan sepeda Kecepatan Kecepatan Kecepatan


Motor kendaraan kendaraan kendaraan
ringan berat tidak
bermotor

1
SURVEI PARKIR

A. On-street parking
Karakteristik parkir on-street adalah area parkir tersebut tidak mempunyai titik spesifik
untuk keluar masuk kendaraan, sehingga survei parkir pada area on-street parking
dilakukan dengan cara patroli. Prosedur pelaksanaan survei patroli adalah sebagai berikut:
1. Daerah studi dibagi menjadi beberapa daerah patroli yang ukurannya ditetapkan
sedemikain rupa agar 1 surveyor dapat menyelesaikan patroli lengkap setiap periode
waktu tertentu (misalnya 15 menit).
2. Setiap ruang parkir diberi nomor.
3. Selama patroli dicatat nomor kendaraan yang berada pada tiap nomor ruang parkir.
4. Durasi parkir dihitung dengan mengalikan periode waktu 1 patroli dengan frekuensi
suatu kendaraan dijumpai secara berturutan.
B. Off-street parking
Pada fasilitas parkir tipe off-street, terdapat pintu masuk dan pintu keluar yang digunakan
sebagai akses oleh kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir tersebut. Dengan
demikian survei pada area off street parking dapat dilakukan di gerbang parkir. Surveyor
cukup mencatat nomor kendaraan yang masuk maupun keluar di pintu masuk/keluar.
Prosedur pelaksanaan survey ini adalah sebagai berikut
1. Kendaraan yang keluar dan masuk gerbang parkir dicatat nomor kendaraannya dan
waktu keluar / masuknya.
2. Pencatatan waktu dilakukan sampai ke menit terdekat.
3. Durasi parkir dihitung dengan menghitung waktu keluar dan waktu masuk
C. Karakteristik Parkir
Suatu fasilitas parkir kendaraan dapat dievaluasi dengan menggunakan beberapa
parameter yang merefleksikan kinerja tempat parkir tersebut. Karakteristik parkir yang
menggambarkan kinerja fasilitas parkir adalah
1. Durasi Parkir Durasi parkir adalah rentang waktu (lama waktu) kendaraan yang
diparkir di tempat parkir.
Durasi parkir dinyatakan dengan persamaan: D
urasi parkir = TOut – TIn
dengan:
Tin : Waktu kendaraan masuk ke tempat parkir
Tout : Waktu kendaraan keluar tempat parkir
2. Akumulasi Parkir

2
Akumulasi parkir didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang sedang berada pada
suatu tempat parkir pada selang waktu tertentu. Akumulasi parkir dihitung dengan
persamaan:
Akumulasi = Qin – Qout + Qs
dengan:
Qin : ∑ kendaraan yang masuk lokasi parkir
Qout : ∑ kendaraan yang keluar lokasi parkir
Qs : ∑ kendaraan yang telah ada di lokasi parkir sebelum pengamatan dilakukan
3. Tingkat Pergantian (Parking Turn Over)
Tingkat pergantian parkir adalah jumlah kendaraan yang telah memanfaatkan lahan
parkir pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia, yang
dinyatakan dengan persamaan
turn Qp
¿ Petek parkir yang tersedia
dengan
Qp : jumlah kendaraan yang parkir per interval waktu tertentu, semisal dari jam 07:00
s/d 19:00
4. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang telah menggunakan ruang parkir pada
suatu lahan parkir tertentu dalam satu satuan waktu tertentu (biasanya per hari).
5. Kapasitas Parkir
6. Kapasitas parkir adalah banyaknya kendaraan yang dapat dilayani oleh suatu lahan
parkir selama waktu pelayanan
7. Indeks Parkir Indeks parkir didefinisikan sebagai persentase dari akumulasi jumlah
kendaraan pada selang waktu tertentu dibagi dengan ruang parkir yang tersedia
dikalikan 100%.
Akumulasi Parkir
Indeks Parkir= x 100 %
Petak parkirtersedia
8. Rata-rata Durasi
Parkir Rata-rata durasi parkir adalah nilai rata-rata lama waktu parkir dari semua
kendaraan yang menggunakan fasilitas parkir.
d 1+ d 2+ …..+ dn
Rata−rata durasi=
n
dengan:
d1 ... dn : durasi kendaraan ke 1 s/d ke n
n : jumlah kendaraan yang parkir

D. Formulir Survei Parkir


Formulir survei parkir on-street dan off-street parking adalah:

3
FORMULIR SURVEI PARKIR (SISTEM PATROLI)
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Interval: ………………menitan

Interval Ke: Interval Ke: Interval Ke:


Jam:……..;………… Jam:……..;………… Jam:……..;…………
Type kendaraan: S: sepeda motor; M: mobil

No Plat Type No Plat Kend Type No Plat Kend Type


Kend
1 1 1
2 2 2
3 3 3
4 4 4
5 5 5
6 6 6
7 7 7
8 8 8
9 9 9
10 10 10
11 11 11
12 12 12
13 13 13
14 14 14
15 15 15
16 16 16
17 17 17
18 18 18
19 19 19
20 20 20
21 21 21
22 22 22
23 23 23
24 24 24
25 25 25
26 26 26
27 27 27
28 28 28
29 29 29
30 30 30

4
31 31 31
32 32 32
33 33 33
34 34 34
35 35 35
ORMULIR SURVEI PARKIR (TAMAN/TEMPAT PARKIR)
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Interval: ………………menitan

Waktu Nomor Type Waktu Nomot Plat Type


Jam Menit Detik Plat kendaraan Jam Menit Detik Kendaraan kendaraan
Kendaraan

5
Type kendaraan: S: sepeda motor; M: mobil

SURVEI PEJALAN KAKI


Setiap perencanaan survei selalu
dimulai dengan pertanyaan :
Mengapa survei perlu
dilakukan?
Setiap perencanaan survei selalu
dimulai dengan pertanyaan :
Mengapa survei perlu
dilakukan?
A. Pengumpulan data
Pengumpulan data meliputi:
1. volume lalu-lintas kendaraan (V);
2. volume lalu-lintas pejalan kaki (Pk);
3. volume lalu-lintas penyeberang jalan (P);
4. data Geometrik.

B. Perencanaan trotoar
1. Identifikasi jenis kawasan di lokasi mana trotoar akan dibangun.
2. Tentukan besarnya arus pejalan kaki dalam orang/menit/meter satu seksi yang
mewakili ruas jalan.
3. Dengan menggunakan persamaan (1), hitung lebar jalur pejalan kaki W dalam meter.

6
4. Kalau ada fasilitas pelengkap, tetapkan penambahan lebar Jalur Pejalan Kaki

C. Perencanaan fasilitas penyeberangan


1. Hitung besarnya volume lalu lintas kendaraan tiap jam dalam dua arah
(kendaraan/jam)
2. Hitung besarnya volume penyeberang jalan yang menyeberang pada ruas jalan
sepanjang 100 meter tiap jam (pejalan kaki/jam).
3. Hitung nilai PV² .
4. Tentukan fasilitas penyeberangan yang sesuai dengan Tabel 5.
Tabel 5 - Kriteria penentuan fasilitas penyeberangan sebidang

Dimana :
P = Arus lalu lintas penyeberangan pejalan kaki sepanjang 100 meter, dinyatakan
dengan orang/jam;
V = Arus lalu lintas kendaraan dua arah per jam, dinyatakan kendaraan/jam
5. Bila nilai yang diperoleh lebih besar dari nilai yang ada dalam tabel, maka dapat
dipertimbangkan pemilihan fasilitas penyeberangan tidak sebidang
6. Rencanakan desain fasilitas penyeberangan pejalan kaki sesuai dengan persyaratan
yang telah diuraikan dalam ketentuan teknis.

7
1
Contoh perhitungan lebar trotoar
Kebutuhan lebar trotoar dihitung berdasarkan volume pejalan kaki rencana (V). Volume pejalan
kaki rencana (V) adalah volume rata-rata per menit pada interval puncak. V dihitung
berdasarkan survey penghitungan pejalan kaki yang dilakukan setiap interval 15 menit selama
jam sibuk dalam satu hari untuk 2 (dua) arah. Lebar pejalan kaki dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
V
W = +N
35

Keterangan:
W adalah Lebar efektif trotoar (m)
V adalah Volume pejalan kaki rencana/dua arah (orang/meter/menit)
N adalah Lebar tambahan sesuai dengan keadaan setempat (m). Nilai N ditentukan dalam Tabel
A.1.

Tabel. A.1
N (meter) Keadaan
1,5 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki tinggi
1,0 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki sedang
0,5 Jalan di daerah dengan bangkitan pejalan kaki rendah

Contoh:
V=Volume pejalan kaki/dua arah adalah 40/meter/menit
N=daerah perbelanjaan, di mana bangkitan pejalan kaki sedang = 1
Maka:
40
W = + 1= 2,14 meter
35

Maka di daerah tersebut, lebar efektif minimum trotoar yang harus disediakan adalah 2,14 m.

1
FORMULIR REKAPITULASI SURVEI PEJALAN KAKI
Hari/tanggal: ………………… Cuaca: cerah / mendung / hujan
Lokasi Survei: ………………… Surveyor : ………………………
Interval: ………………menitan

Interval Jumlah Penyeberang Arus Lalu Lintas PV² Ket


Waktu Arah1 Arah2 (P)/Jam Arah1 Arah2 V

1
SIMULASI KINERJA LALU LINTAS

A. Pemodelan Lalu Lintas Menggunakan VISSIM


Dewasa ini, model simulasi lalu lintas telah menjadi alat penting dan populer dalam
pemodelan sistem transportasi. Salah satu keuntungan utama menggunakan alat tersebut
adalah dimungkinkan untuk menilai alternatif dan skenario yang berbeda sebelum
diimplementasikan (Aghabayk, Sarvi, Young, & Kautzsch, 2013). Salah satu software simulasi lalu
lintas yang popular digunakan adalah VISSIM.
VISSIM adalah model simulasi mikrokospik berbasis perilaku yang dikembangkan untuk
memodelkan lalu lintas perkotaan dan operasi angkutan umum serta arus pejalan kaki (PTV,
2011). Simulasi mikrokospik berarti mensimulasikan pergerakan kendaraan individu dalam arus
lalu lintas. Dua komponen mendasar di dalamnya adalah car-following model dan lane-changing
model (Aghabayk et al., 2013).
VISSIM menggunakan model perilaku pengemudi psiko-fisik yang dikembangkan oleh
WIEDEMANN (1974) (PTV, 2011). VISSIM telah mengalami kalibrasi melalui beberapa
pengukuran lapangan di Universitas Teknis Karlsruhe (sejak 2009 menjadi KIT-Karlsruher Institut
für Technologie) di Jerman. Secara garis besar pembuatan model dengan menggunakan VISSIM
melalui langkah-langkah berikut (Dey, Roy, & Uddin, 2018):

1. Penentuan Measure of Effectiveness (MOE). Pada langkah ini kita harus menentukan
ukuran kinerja, mengidentifikasi parameter input yang tidak dapat dikendalikan dan
parameter input yang dapat dikendalikan. Parameter input yang tidak dapat
dikendalikan mencakup geometri jalan, volume lalu lintas, waktu sinyal saat ini, dll.
Parameter input yang dapat dikendalikan dalam program simulasi dapat mencakup jarak
lajur, waktu tunggu sebelum bergabung, headway minimum, jarak pandang minimum ke
depan, dll.
2. Pengumpulan data. Setelah langkah-langkah efektivitas telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah pengumpulan data dari lapangan, baik untuk parameter input yang
dapat dikendalikan maupun tidak.
3. Pembuatan model jaringan VISSIM. Dalam membuat model dilakukan dengan membuat
link lalu menghubungkannya, menginput base data (2D/3D models, vehicle types dan
vehicle classes, desired speed distribution serta vehicle compositions), menginput volume
lalu lintas, dan menentukan rute perjalanan.
4. Kalibrasi dengan mengubah nilai pada parameter driving behavior yang ditentukan.
5. Validasi dengan membandingkan MOE antara hasil observasi dengan model.
6. Menjalankan simulasi.
Seperti halnya software yang lain, VISSIM memerlukan adanya kalibrasi terhadap
parameter-parameternya untuk dapat memastikan reliabilitas dan validitas model tersebut
dengan melihat kesesuaian antara nilai parameter dan data lalu lintas yang didapatkan melalui
observasi (Rrecaj & Bombol, 2015). Dalam kasus penggunaan VISSIM di Indonesia, penyesuaian
2
nilai-nilai pada parameter tersebut dibutuhkan agar dapat tepat memodelkan kondisi tipikal lalu
lintas di Indonesia, yaitu lalu lintas tercampur dengan perilaku mengemudi yang cenderung
agresif (Romadhona, 2018).
Nilai yang diubah adalah nilai-nilai yang merupakan bagian dari parameter driving
behavior secara trial and error sampai dengan dapat mendekati kondisi lalu lintas yang
sebenarnya (Irawan & Putri, 2015). Driving behavior pada VISSIM terdiri dari parameter-
parameter sebagai berikut (PTV, 2011):
a. Car following model. Terdapat tiga macam car following model, yaitu Wiedemann 74 yang
cocok untuk urban traffic, Wiedemann 99 yang cocok untuk interurban (motorway), dan no
interaction (kendaraan tidak mengenali kendaraan lain) yang biasanya dipakai untuk
menyerderhanakan perilaku pejalan kaki. Wiedemann 74 dan Wiedemann 99 memiliki
parameter yang berbeda. Parameter untuk Wiedemann 74 adalah sebagai berikut:
1) Average standstill distance (ax): menentukan jarak rata-rata yang diinginkan
antarkendaraan yang berhenti
2) Additive part of desired safety distance (bx_add) dan Multiplic. part of desired safety
distance (bx_mult): digunakan dalam penghitungan jarak aman.

b. Lane change behavior. Terdapat dua pilihan dalam lane change behavior, yaitu:
1) Free Lane Selection: kendaraan dapat menyalip dari lajur manapun.
2) Right Side Rule resp. Left Side Rule: kendaraan memungkinkan menyalip di jalur cepat
hanya jika kecepatan di jalur cepat lebih dari 60 km/jam. Untuk kecepatan yang lebih
lambat, kendaraan di jalur lambat diijinkan untuk menyalip dengan perbedaan
kecepatan maksimal 20 km / jam.
Selain itu terdapat beberapa parameter lain dalam lane change behavior, yaitu:
1) Waiting time before diffusion: jumlah waktu maksimum kendaraan dapat menunggu
di posisi berhenti darurat saat menunggu celah untuk mengganti jalur agar tetap
berada di rutenya.
2) Min. Headway (front/rear): jarak minimum terhadap kendaraan di depannya yang
harus tersedia untuk melakukan perubahan jalur dalam kondisi macet.
3) To slower lane if collision time: hanya digunakan saat Lane Change Behavior diset
menjadi Right Side Rule resp. Left Side Rule. Hal ini menggambarkan waktu minimum
menuju ke kendaraan berikutnya di jalur lambat sehingga kendaraan di jalur cepat
berubah ke jalur lebih lambat.
4) Safety distance reduction factor:
5) Maximum deceleration for cooperative braking.
6) Overtake reduced speed areas: pilihan ini tidak diaktifkan secara default.
c. Lateral behavior. Parameter dalam lateral behavior memungkinkan kendaraan untuk
melakukan perjalanan pada posisi lateral yang berbeda dan juga menyalip kendaraan lain
dalam jalur yang sama jika lebar mencukupi. Parameter yang tersedia untuk lateral behavior
adalah sebagai berikut:

3
1) Desired position at free flow: posisi lateral yang diinginkan dari kendaraan di dalam
jalur ketika sedang dalam aliran bebas. Pilihan yang tersedia: Middle of Lane, Any or
Right resp. Left.
2) Observe vehicles on next lane(s): kendaraan juga mempertimbangkan posisi lateral
kendaraan yang berjalan di jalur yang berdekatan dan menjaga jarak lateral
minimum.
3) Diamond shaped queuing: mengiiinkan untuk antrean stagger (mis. untuk
pengendara sepeda) sesuai dengan bentuk realistis dari kendaraan.
4) Consider next turning direction: untuk lalu lintas yang tidak berbasis jalur (none lane
based traffic).
5) Overtake on same lane: tetapkan kelas kendaraan yang diijinkan untuk dilewati
dalam jalur yang sama oleh kendaraan kelas tertentu.
6) Min. Lateral Distance: jarak minimum untuk kendaraan yang melewati satu sama
lain dalam jalur yang sama dan untuk jarak lateral ke kendaraan di jalur yang
berdekatan
d. Behavior at signal controllers. Parameter dalam behavior at signal controller adalah sebagai
berikut:
1) Reaction to amber signal: perilaku kendaraan di depan sinyal yang menunjukkan amber.
2) Behavior at red/amber signal: perilaku kendaraan di depan kendali sinyal yang
menunjukkan merah / kuning.
3) Reduced safety distance close to a stop line: perilaku kendaraan yang dekat dengan garis
berhenti.
Parameter yang diubah disesuaikan dengan kondisi lalu lintas di lokasi studi. Nilai-nilai
dari parameter yang diubah tersebut dapat ditentukan berdasarkan observasi di lokasi studi
maupun dengan berdasarkan pada penelitian terdahulu. Setelah kalibrasi dilakukan dengan
mengubah beberapa parameter sebagaimana disebutkan di atas, maka selanjutnya dilakukan
validasi untuk memastikan ketepatan model dalam menggambarkan kondisi yang sebenarnya.
Rrecaj dan Bombol (2015) telah merangkum validasi VISSIM yang telah dilakukan oleh beberapa
peneliti sebelumnya sebagaimana pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisi yang Digunakan dalam Validasi VISSIM (Rrecaj & Bombol, 2015)
Measure of Performance (MOP) - Travel time
of Fitness function - Queue length
- Maximum flow rate
- Travel time distributions, OD matrix
- Delay measurement
- Speed-flow
- Capacity
- Speed, volume and CPI
Analysis of parameter - F-test
Consistency - Non parametric moses, wilkoxon test
- T-test

4
- Anova
- Non parametric test chi square test
- Pattern recognition
- RMSPE

Selain yang telah disampaikan oleh Rrecaj dan Bombol (2015) di atas, ditemukan juga
cara mengukur validasi dengan membandingkan jumlah volume yang keluar dengan volume
yang diinput ke VISSIM (Romadhona, 2018). Jika selisih kurang dari 10% maka model dianggap
valid. Nilai GEH (Geoffrey E. Havers) dan MAPE (Mean Absolute Percentage Error) juga dapat
digunakan indikator penentuan validitas model VISSIM (Irawan & Putri, 2015). GEH digunakan
untuk menguji volume sedangkan MAPE digunakan untuk menguji volume dan panjang antrian.
GEH merupakan turunan dari chi square, dengan rumus sebagai berikut (Irawan & Putri,
2015):

(1)
Keterangan:
q: data volume lalu lintas

Adapun pengambilan keputusan untuk GEH sebagaimana pada Tabel 2.

Tabel 2. Keputusan untuk GEH (Irawan & Putri, 2015)


GEH < 5,0 Diterima
5,0 ≤ GEH ≤ 10,0 Peringatan; kemungkinan model eror atau data buruk
GEH > 10,0 Ditolak

Rumus MAPE sebagaimana di bawah ini (Irawan & Putri, 2015):

(2)

Keterangan:
n: jumlah data
At: data observasi
Ft: data model simulasi

Pada penelitian ini validasi akan dilakukan untuk volume dan kecepatan dengan
menggunakan GEH dan MAPE.

1. Measure of Effectiveness (MOE)

5
Dalam menjelaskan arus lalu lintas setidaknya terdapat delapan variabel dasar, dengan
tiga variabel utamanya adalah kecepatan (v), volume (q), dan kepadatan (k) (Khisty & Lall, 2003).
Tiga variabel lain yang digunakan dalam analisis arus lalu lintas adalah headway (h), spacing (s)
dan occupancy (R0. Berhubungan dengan spacing dan headway terdapat dua parameter yang
lain, yaitu clearance ( c ) dan gap (g).

Tiga variabel utama tersebut dijelaskan sebagai berikut (Khisty & Lall, 2003):
a. Kecepatan. Kecepatan didefinisikan sebagai laju pergerakan, yaitu jarak per satuan waktu.
Kecepatan biasanya dinyatakan dalam km/jam. Kecepatan lalu lintas dapat diukur sebagai
(Kementerian Perhubungan, 2015):
1) Kecepatan setempat (spot speed), yaitu kecepatan sesaat di lokasi tertentu pada suatu
ruas jalan. Terdapat dua jenis kecepatan rata-rata setempat (mean spot speed), yaitu
kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) dan kecepatan rata-rata ruang (time space
speed).
2) Kecepatan tempuh (travel speed), yaitu kecepatan rata-rata arus lalu lintas dihitung dari
panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan yang melalui segmen jalan.
3) Kecepatan arus bebas (free flow speed), yaitu kecepatan rata-rata teoritis lalu lintas pada
kerapatan sama dengan nol, yaitu tidak ada kendaraan lain yang lewat.
b. Volume. Volume merupakan jumlah sebenarnya dari kendaraan yang diamati atau
diperkirakan melalui suatu titik selama rentang waktu tertentu. Berbeda dengan tingkat arus
(rate of flow) yaitu jumlah kendaraan yag melalui suatu titik dalam waktu kurang dari 1 jam,
yang diekuivalenkan ke tingkat rata-rata per jam.
c. Kepadatan (density). Kepadatan didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati
suatu panjang tertentu dari lajur atau jalan, dirata-ratakan terhadap waktu. Biasanya
kepadatan dinyatakan dalam kendaraan per kilometer (kend/km).

Measure of effectiveness (MOE) merupakan ukuran yang digunakan untuk menjelaskan


dan mengukur elemen sistem lalu lintas (Findley, Schroeder, Cunningham, & Brown, 2016). MOE
yang biasa digunakan adalah tundaan, travel time, kecepatan, number of stops, panjang antrian,
dan kepadatan. Jenis MOE yang berbeda digunakan untuk mengukur aspek-aspek yang berbeda
dalam sistem operasi lalu lintas, sering kali juga digunakan lebih dari satu parameter moe untuk
mendapatkan gambaran yang komprehensif. Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah
waktu tempuh dan kepadatan.

B. Teknik Analisa Data


Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Data sekunder berupa data geometrik, volume kendaraan, data kecepatan sebelum maupun
setelah penerapan chicane, direkap menggunakan Ms. Excel dalam bentuk tabel dan grafik.
b. Pembuatan model simulasi VISSIM, yaitu dengan cara:
1) Membuat link dan connector
2) Menginput base data, yaitu jenis kendaraan pada 2D/3D models, vehicle types dan
vehicle classes, desired speed distribution serta vehicle compositions

6
3) Menginput volume lalu lintas pada vehicle inputs
4) Menentukan rute perjalanan pada static vehicle routing decisions
5) Melakukan kalibrasi dengan metode trial and error dengan mengubah nilai
parameter perilaku pengemudi (driving behavior)
6) Menjalankan simulasi
b. Melakukan validasi model dengan menggunakan rumus GEH dan MAPE
c. Melakukan perbandingan kinerja lalu lintas pada kondisi eksisting maupun penerapan kedua
model chicane, dengan parameter waktu tempuh dan kepadatan.
Bagan alir simulasi VISSIM dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:.

Bagan alir simulasi VISSIM

Anda mungkin juga menyukai