PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KONVERSI ENERGI
JURUSAN MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.........................................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................2
2.1 Jenis-Jenis Motor Listrik.............................................................................................3
2.2 Tiga Komponen Utama Motor DC..............................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah.............................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan............................................................................................................8
3.2 Langkah Kerja.............................................................................................................8
BAB IV TUGAS DAN ANALISIS DATA.........................................................................10
4.1 Data Percobaan..........................................................................................................10
4.1.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, N = f(V) dengan If = konstan...............10
4.1.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, N = f(If) dengan V = konstan.......11
4.2 Hasil Pengamatan......................................................................................................11
4.2.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, If = 0.4 dan 0.35...................................11
4.2.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, V = 300 dan 270...........................13
4.3 Tugas.........................................................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................17
5.1 Kesimpulan................................................................................................................17
5.2 Saran..........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
Motor DC (Direct Current) adalah salah satu jenis motor listrik yang banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi. Motor DC digerakkan oleh arus searah, yang menghasilkan
gerakan putaran pada porosnya. Keunggulan motor DC meliputi kemudahan
pengendalian kecepatan, torsi yang dapat diatur, dan respons yang cepat terhadap
perubahan beban. Motor DC sering digunakan dalam robotika, otomasi industri,
kendaraan listrik, dan berbagai sistem yang memerlukan gerakan mekanis.
Dalam praktikum ini, kami akan membahas tentang "Motor DC Penguat Terpisah,"
yang merupakan konsep yang penting dalam kendali motor DC. Motor DC penguat
terpisah adalah sistem yang terdiri dari motor DC, penguat daya (power amplifier), dan
kendali. Konsep ini memungkinkan pengendalian yang lebih presisi dan responsif
terhadap motor DC, sehingga sangat relevan dalam aplikasi yang memerlukan gerakan
yang tepat dan kontrol yang akurat.
I.2 Tujuan Penelitian
Mekanisme kerja motor listrik secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya. Ketika arus listrik mengalir
melalui kawat yang berada dalam medan magnet, gaya akan diberikan pada kawat
tersebut sesuai dengan hukum elektromagnetik. Gaya ini dapat menyebabkan gerakan
kawat jika kawat tersebut bebas bergerak.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan. Ketika kawat yang membawa arus dibentuk menjadi lingkaran
atau loop, sisi-sisinya akan mengalami gaya yang berlawanan arah di bagian yang
berlawanan dari medan magnet. Hal ini menghasilkan torsi atau momen putar pada
lingkaran tersebut.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan. Pasangan
gaya yang terjadi pada lingkaran yang membawa arus ini menghasilkan torsi atau
momen putar yang dapat digunakan untuk memutar kumparan atau bagian lain dari
motor listrik.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Motor listrik seringkali memiliki
banyak loop pada kumparan dinamonya untuk meningkatkan kekuatan dan
seragamnya tenaga putar yang dihasilkan. Medan magnet yang diperlukan untuk
motor ini dihasilkan oleh kumparan medan.
Selain itu, dalam pemahaman motor listrik, penting untuk memahami beban motor. Beban
merujuk pada keluaran tenaga putar atau torsi yang diperlukan oleh motor sesuai dengan
kecepatan yang dibutuhkan. Beban umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:
Beban torque konstan: Beban di mana permintaan tenaga putarnya bervariasi dengan
kecepatan operasi, tetapi torsi (torque) nya tetap. Contoh beban seperti conveyor,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
Beban dengan variabel torque: Beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan
operasi. Contoh beban seperti pompa sentrifugal dan fan, di mana torsi bervariasi
sebagai kuadrat kecepatan.
Beban dengan energi konstan: Beban dengan permintaan torsi yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh beban seperti peralatan mesin.
Gambar 2 Motor listrik
a. Kutub medan
Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang di antara kutub medan.
Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih
elektromagnet.
b. Dinamo
Dinamo yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban.
Pada motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub.
Arus yang masuk ke dinamo membuatnya menjadi elektromagnet, yang
berputar sampai kutub utara dan selatan dinamo berganti lokasi.
c. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo.
Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber
daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC dapat dikendalikan dengan
mengatur:
Tegangan dinamo: Meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan.
Arus medan: Menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah
arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
Hubungan antara kecepatan, flux medan, dan tegangan dinamo dapat dijelaskan dalam
persamaan berikut:
d. Motor DC Kompon/Gabungan
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt.
Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara
paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A).
Motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil.
Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan
yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat ditangani oleh motor ini.
Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat
pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%)
tidak cocok.
Arus Arus
Tegangan Putaran
Eksitasi Jangkar
No. Jangkar Rotor (n)
(If) Motor (Ia)
(V)
Rpm Ampere Ampere
1. 30 348 0,5
2. 60 769 0,6
3. 90 1158 0,65
4. 120 1228 0,65
0.35
5. 150 1544 0,7
6. 180 2329 0,8
7. 210 2752 0,8
8. 240 3158 0,95
IV.1.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, N = f(If) dengan V = konstan
Tegangan Arus
Arus Putaran
Jangkar Jangkar
No. Eksitasi Rotor (n)
(V) Motor (Ia)
(If)
Rpm Volt Ampere
1. 0.38 2663 0.8
2. 0.35 2704 0.8
3. 0.3 2808 210 0.8
4. 0.25 2974 0.8
5. 0.2 3225 0,8
Tegangan Arus
Arus Putaran
Jangkar Jangkar
No. Eksitasi Rotor (n)
(V) Motor (Ia)
(If)
Rpm Volt Ampere
1. 0.38 2242 0.7
2. 0.35 2277 0.8
3. 0.3 2361 180 0.8
4. 0.25 2487 0.8
5. 0.2 2731 0,9
3000 2705
2500 2268
2000
RPM,
1492
1500 1261
1135
1000 730
500 349
0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)
2500 2329
2000
1544
RPM
1000 769
500 348
0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
IV.2.2 Hubungan
30 Arus
60Ektitasi
90 Terhadap
120 Putaran,
150 V = 180
180 210dan 210
240
Tegangan (V)
2000
1500
RPM
1000
500
0
0.38 0.35 0.3 0.25 0.2
If (A)
1500
1000
500
0
0.38 0.35 0.3 0.25 0.2
If (A)