Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTEK

PENGUKURAN RESISTANSI BELITAN


MEDAN, BELITAN JANGKAR,
DAN TAHANAN ISOLASI MESIN DC

Nama : Adila Syifa Prayogi


NIM : 2102321012
Kelompok :1

Nama anggota kelompok :


1. Adam Hidayat
2. Adila Syifa Prayogi
3. Ahlul Haq Can
4. Andika Maulanan Yunus
5. Andisa Syaharani
6. Amarullah Ramadhan

Tanggal Praktek : 5 Desember 2023


Tanggal Penyerahan Laporan : 12 Desember 2023
Dosen : Ir.Benhur Nainggoan, MT

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI REKAYASA KONVERSI ENERGI
JURUSAN MESIN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penelitian.........................................................................................................1
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI.......................................................................................................2
2.1 Jenis-Jenis Motor Listrik.............................................................................................3
2.2 Tiga Komponen Utama Motor DC..............................................................................4
2.3 Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah.............................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................................8
3.1 Alat dan Bahan............................................................................................................8
3.2 Langkah Kerja.............................................................................................................8
BAB IV TUGAS DAN ANALISIS DATA.........................................................................10
4.1 Data Percobaan..........................................................................................................10
4.1.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, N = f(V) dengan If = konstan...............10
4.1.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, N = f(If) dengan V = konstan.......11
4.2 Hasil Pengamatan......................................................................................................11
4.2.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, If = 0.4 dan 0.35...................................11
4.2.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, V = 300 dan 270...........................13
4.3 Tugas.........................................................................................................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................17
5.1 Kesimpulan................................................................................................................17
5.2 Saran..........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Motor DC (Direct Current) adalah salah satu jenis motor listrik yang banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi. Motor DC digerakkan oleh arus searah, yang menghasilkan
gerakan putaran pada porosnya. Keunggulan motor DC meliputi kemudahan
pengendalian kecepatan, torsi yang dapat diatur, dan respons yang cepat terhadap
perubahan beban. Motor DC sering digunakan dalam robotika, otomasi industri,
kendaraan listrik, dan berbagai sistem yang memerlukan gerakan mekanis.
Dalam praktikum ini, kami akan membahas tentang "Motor DC Penguat Terpisah,"
yang merupakan konsep yang penting dalam kendali motor DC. Motor DC penguat
terpisah adalah sistem yang terdiri dari motor DC, penguat daya (power amplifier), dan
kendali. Konsep ini memungkinkan pengendalian yang lebih presisi dan responsif
terhadap motor DC, sehingga sangat relevan dalam aplikasi yang memerlukan gerakan
yang tepat dan kontrol yang akurat.
I.2 Tujuan Penelitian

1. Mengoperasikan motor DC dengan jenis penguat terpisah.


2. Memahami prinsip kerja motor DC.
3. Mengamati dan menjelaskan karakteristik pengaturan putaran motor DC.
I.3 Manfaat Penelitian

Dengan mengikuti praktikum ini, diharapkan mahasiswa dapat mengembangkan


pemahaman yang lebih baik tentang kendali motor DC penguat terpisah, mampu
merancang sistem kendali yang efisien, dan mengaplikasikan pengetahuan ini dalam
berbagai situasi praktis. Laporan ini juga dapat menjadi referensi bagi mereka yang
tertarik dalam bidang kendali motor dan sistem otomasi.
BAB II
DASAR TEORI

Mekanisme kerja motor listrik secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya. Ketika arus listrik mengalir
melalui kawat yang berada dalam medan magnet, gaya akan diberikan pada kawat
tersebut sesuai dengan hukum elektromagnetik. Gaya ini dapat menyebabkan gerakan
kawat jika kawat tersebut bebas bergerak.
2. Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan. Ketika kawat yang membawa arus dibentuk menjadi lingkaran
atau loop, sisi-sisinya akan mengalami gaya yang berlawanan arah di bagian yang
berlawanan dari medan magnet. Hal ini menghasilkan torsi atau momen putar pada
lingkaran tersebut.
3. Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/torque untuk memutar kumparan. Pasangan
gaya yang terjadi pada lingkaran yang membawa arus ini menghasilkan torsi atau
momen putar yang dapat digunakan untuk memutar kumparan atau bagian lain dari
motor listrik.
4. Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan
elektromagnetik yang disebut kumparan medan. Motor listrik seringkali memiliki
banyak loop pada kumparan dinamonya untuk meningkatkan kekuatan dan
seragamnya tenaga putar yang dihasilkan. Medan magnet yang diperlukan untuk
motor ini dihasilkan oleh kumparan medan.
Selain itu, dalam pemahaman motor listrik, penting untuk memahami beban motor. Beban
merujuk pada keluaran tenaga putar atau torsi yang diperlukan oleh motor sesuai dengan
kecepatan yang dibutuhkan. Beban umumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok:
 Beban torque konstan: Beban di mana permintaan tenaga putarnya bervariasi dengan
kecepatan operasi, tetapi torsi (torque) nya tetap. Contoh beban seperti conveyor,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
 Beban dengan variabel torque: Beban dengan torsi yang bervariasi dengan kecepatan
operasi. Contoh beban seperti pompa sentrifugal dan fan, di mana torsi bervariasi
sebagai kuadrat kecepatan.
 Beban dengan energi konstan: Beban dengan permintaan torsi yang berubah dan
berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh beban seperti peralatan mesin.
Gambar 2 Motor listrik

II.1 Jenis-Jenis Motor Listrik

Gambar 2.1 Jenis motor listrik

Motor listrik dapat dikategorikan berdasarkan pasokan input, konstruksi, dan


mekanisme operasinya. Berikut adalah klasifikasi jenis utama motor listrik.
Motor DC / Arus Searah
Motor DC merupakan motor listrik yang dapat mengubah daya masukan listrik arus
searah menjadi daya keluar mekanik. Motor DC/arus searah, sebagaimana namanya,
menggunakan arus langsung yang tidak berubah arah secara teratur. Motor DC
digunakan pada penggunaan khusus di mana diperlukan penyalaan torsi yang tinggi
atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas.
Motor DC adalah motor yang memerlukan suplai tegangan searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Berdasarkan
karakteristiknya, motor arus searah ini memiliki daerah pengaturan putaran yang luas
dibandingkan dengan motor arus bolak-balik, sehingga masih banyak digunakan pada
pabrik-pabrik yang mesin produksinya memerlukan pengaturan putaran yang luas.
Gambar 2.1.1 Motor DC

II.2 Tiga Komponen Utama Motor DC

a. Kutub medan
 Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dinamo yang
menggerakan bearing pada ruang di antara kutub medan.
 Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan: kutub utara dan kutub selatan.
 Untuk motor yang lebih besar atau lebih kompleks, terdapat satu atau lebih
elektromagnet.
b. Dinamo
 Dinamo yang berbentuk silinder dihubungkan ke as penggerak untuk
menggerakan beban.
 Pada motor DC yang kecil, dinamo berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub.
 Arus yang masuk ke dinamo membuatnya menjadi elektromagnet, yang
berputar sampai kutub utara dan selatan dinamo berganti lokasi.
c. Komutator
 Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC.
 Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah arus listrik dalam dinamo.
 Komutator juga membantu dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber
daya.
Keuntungan utama motor DC adalah sebagai pengendali kecepatan, yang tidak
mempengaruhi kualitas pasokan daya. Motor DC dapat dikendalikan dengan
mengatur:
 Tegangan dinamo: Meningkatkan tegangan dinamo akan meningkatkan
kecepatan.
 Arus medan: Menurunkan arus medan akan meningkatkan kecepatan.
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunaannya pada umumnya dibatasi
untuk beberapa penggunaan berkecepatan rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang
seperti peralatan mesin dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan perubahan arah
arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar. Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk
penggunaan di area yang bersih dan tidak berbahaya sebab resiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif mahal dibanding motor AC.
Hubungan antara kecepatan, flux medan, dan tegangan dinamo dapat dijelaskan dalam
persamaan berikut:

Gaya elektromagnetik: E = KΦN


Torsi: T = KΦI Nm
Dengan:
E = gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (volt)
Φ = flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = kecepatan dalam RPM
T = torsi elektromagnetik
I = arus dinamo
K = konstanta persamaan
Sebuah motor DC terdiri dari gilungan kawat (coil) yang berputar pada medan magnet. Arus
pada coil dialirkan melalui brush yang kontak langsung dengan split ring. Coil berada pada
medan magnet tetap, dan gaya yang dikeluarkan oleh arus pada kawat menghasilkan torsi
pada coil.
Motor DC dalam sebuah proses produksi banyak digunakan sebagai alat produksi. Dengan
fungsinya sebagai salah satu alat produksi, maka motor DC sangat perlu diamati stabilitasnya.
Salah satu langkah untuk mengamati stabilitas motor adalah mengamati kecepatan motor.
Untuk mengamati kecepatan motor, dapat digunakan metode telemetri, yaitu metode
pengukuran kecepatan motor jarak jauh. Dengan metode ini, tidak perlu berdekatan dengan
motor untuk mengetahui kecepatan motor. Dengan gelombang radio, dapat digunakan
sebagai media untuk mentransmisikan kecepatan motor. Sehingga kecepatan motor dapat
diketahui di tempat lain tanpa menggunakan kabel.
II.3 Jenis-Jenis Motor DC/Arus Searah

a. Motor DC sumber daya terpisah/ Separately Excited


 Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah, maka disebut motor DC sumber
daya terpisah/separately excited.
b. Motor DC sumber daya sendiri/ Self Excited: motor shunt
 Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan dinamo (A).
 Oleh karena itu, total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan
dan arus dinamo.

Gambar 2.3.1 Motor shunt

c. Motor DC daya sendiri: motor seri


 Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan dinamo (A).
 Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus dinamo (jangkar).
 Kecepatan motor seri dibatasi pada 5000 RPM.
 Harus dihindari menjalankan motor DC seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
 Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torsi penyalaan
awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist.
Gambar 2.3.2 Motor seri

d. Motor DC Kompon/Gabungan
 Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt.
 Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara
paralel dan seri dengan gulungan dinamo (A).
 Motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil.
 Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan medan
yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat ditangani oleh motor ini.
 Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk alat
pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar (12%)
tidak cocok.

Gambar 2.3.3 Motor kompon


BAB III
METODE PENELITIAN

III.1 Alat dan Bahan

 Motor DC: 1 buah


 Tachometer: 1 buah
 Voltmeter (V): 2 buah
 Ampermeter (A): 2 buah
 Kabel penghubung: 16 buah (Panjang = 10, pendek = 6)
 Penyearah tiga fasa: 1 buah
 Multi tester: 1 buah
III.2 Langkah Kerja

Gambar 3.2 Diagram skematik

(a) Untuk karakteristik N=f(V), If= Konstan:


1. Rangkai sesuai dengan gambar 9.
2. Nyalakan saklar penguat medan hingga mencapai arus If konstan sebesar 0,45
A.
3. Nyalakan saklar untuk tegangan motor. Atur tegangan motor dari 0 V hingga
360 V secara bertahap atau hingga mencapai putaran 3600 Rpm dengan
langkah-langkah seperti yang tertera dalam Tabel 1.
4. Catat putaran motor untuk setiap nilai tegangan yang diatur seperti yang
tercantum dalam Tabel 1.
5. Ulangi langkah-langkah 1 hingga 3 dengan If=0,35 A atau nilai lain yang
ditentukan.
6. Catat semua nilai putaran motor dan masukkan ke dalam Tabel 2.
(b) Untuk karakteristik N=f(if), V= Konstan:
1. Catat data pada pelat nama mesin DC.
2. Rangkai rangkaian sesuai dengan diagram pada gambar 9.
3. Nyalakan saklar suplai arus medan hingga mencapai If=0,45 A secara bertahap.
4. Nyalakan saklar suplai tegangan masukan motor pada tingkat 300 V yang tetap.
5. Kurangi eksitasi medan sebesar 0,05 A secara bertahap dari 0,45 A hingga
mencapai putaran N=3000 rpm, dan catat putaran tersebut dalam Tabel 3.
6. Kembalikan eksitasi medan ke 0,45 A seperti semula.
7. Turunkan tegangan masukan motor hingga mencapai 270 V.
8. Ulangi langkah 5 dan catat putaran dalam Tabel 4.
9. Turunkan tegangan masukan motor hingga mencapai nol dan matikan saklar
suplai.
10. Turunkan arus penguat medan hingga mencapai nol dan matikan saklar suplai
medan.
BAB IV
TUGAS DAN ANALISIS DATA

IV.1 Data Percobaan

IV.1.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, N = f(V) dengan If = konstan

Tabel 4.1.1.1 Hubungan putaran terhadap eksitasi

Putaran Arus Arus


Tegangan
Rotor (n) Eksitasi Jangkar
No. Jangkar
(If) Motor (Ia)
(V)
Rpm Ampere Ampere
1. 30 349 0,7
2. 60 730 0,7
3. 90 1135 0,7
4. 120 1261 0,7
0.42
5. 150 1492 0,7
6. 180 2268 0,7
7. 210 2705 0,9
8. 240 3299 0,9

Tabel 4.1.1.2 Hubungan putaran terhadap eksitasi

Arus Arus
Tegangan Putaran
Eksitasi Jangkar
No. Jangkar Rotor (n)
(If) Motor (Ia)
(V)
Rpm Ampere Ampere
1. 30 348 0,5
2. 60 769 0,6
3. 90 1158 0,65
4. 120 1228 0,65
0.35
5. 150 1544 0,7
6. 180 2329 0,8
7. 210 2752 0,8
8. 240 3158 0,95
IV.1.2 Hubungan Arus Ektitasi Terhadap Putaran, N = f(If) dengan V = konstan

Tabel 4.1.2.1 Hubungan eksitasi terhadap putaran

Tegangan Arus
Arus Putaran
Jangkar Jangkar
No. Eksitasi Rotor (n)
(V) Motor (Ia)
(If)
Rpm Volt Ampere
1. 0.38 2663 0.8
2. 0.35 2704 0.8
3. 0.3 2808 210 0.8
4. 0.25 2974 0.8
5. 0.2 3225 0,8

Tabel 4.1.2.2 Hubungan eksitasi terhadap putaran

Tegangan Arus
Arus Putaran
Jangkar Jangkar
No. Eksitasi Rotor (n)
(V) Motor (Ia)
(If)
Rpm Volt Ampere
1. 0.38 2242 0.7
2. 0.35 2277 0.8
3. 0.3 2361 180 0.8
4. 0.25 2487 0.8
5. 0.2 2731 0,9

IV.2 Hasil Pengamatan

IV.2.1 Hubungan Putaran Terhadap Eksitasi, If = 0.4 dan 0.35

Grafik Tegangan Terhadap RPM Pada If konstan


0,42A
3500 3299

3000 2705
2500 2268

2000
RPM,

1492
1500 1261
1135
1000 730

500 349

0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)

Grafik 1Grafik Tegangan Terhadap RPM Pada If konstan 0,42A


Grafik V Terhadap Ia Pada If Konstan 0,42A
1
0.9 0.9
0.9
0.8
0.7 0.7 0.7 0.7 0.7 0.7
0.7
0.6
0.5
If (A)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)

Grafik 2Grafik V Terhadap Ia Pada If Konstan 0,42A

Grafik Tegangan Terhadap RPM Pada If konstan


0,35A
3500 3158
3000 2752

2500 2329

2000
1544
RPM

1500 1158 1228

1000 769

500 348

0
30 60 90 120 150 180 210 240
Tegangan (V)

Grafik 3Grafik Tegangan Terhadap RPM Pada If konstan 0,35A

Grafik 4Grafik V Terhadap Ia Pada If Konstan 0,35A


Grafik V Terhadap Ia Pada If Konstan 0,35A
1 0.95
0.9 0.8 0.8
0.8 0.7
0.7 0.65 0.65
0.6
0.6 0.5
0.5
If (A)

0.4
0.3
0.2
0.1
0
IV.2.2 Hubungan
30 Arus
60Ektitasi
90 Terhadap
120 Putaran,
150 V = 180
180 210dan 210
240
Tegangan (V)

Grafik If Terhadap RPM Pada Tegangan Konstan


180V
3000 2731
2487
2500 2277 2361
2242

2000

1500
RPM

1000

500

0
0.38 0.35 0.3 0.25 0.2
If (A)

Grafik 5Grafik If Terhadap RPM Pada Tegangan Konstan 180V

Grafik 6Grafik If Terhadap RPM Pada Tegangan Konstan 210V


Grafik If Terhadap RPM Pada Tegangan Konstan
210V
3500 3225
2974
3000 2704 2808
2663
2500
2000
RPM

1500
1000
500
0
0.38 0.35 0.3 0.25 0.2
If (A)

Anda mungkin juga menyukai