GRUP WHATSAPP
iii
MENGENAL PERILAKU PENGGUNA GRUP WHATSAPP
ISBN: 9 7 8 - 6 2 3 - 8 8 6 2 0 - 0 - 9
iv
DAFTAR ISI
Prakata .............................................. vi
Kata Pengantar ....................................... ix
Pendahuluan .......................................... 1
v
PRAKATA
vi
kecerdasan buatan. Open AI berbasis di San Fransisco,
California, Amerika Serikat.
vii
Terima kasih disampaikan juga kepada Prof. Dr. Ir. Ujang
Sumarwan, M.Sc., yang telah bersedia memberikan Kata
Pengantar. Inspirasi menulis buku dari beliau selalu akan
diingat dan diwujudnyatakan sebagai bagian pengabdian kepada
masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.
viii
KATA PENGANTAR
Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Dr. Yahya Agung Kuntadi
atas terbitnya buku ini. Semoga buku ini memberikan wawasan
yang luas tentang perilaku konsumen di Indonesia terutama
dalam berkomunikasi menggunakan aplikasi pesan. Terima kasih.
ix
PENDAHULUAN
1
pengguna aplikasi WhatsApp itu. Tentunya akan menjadi sebuah
pekerjaan raksasa untuk mengamati perilaku manusia pengguna
aplikasi WhatsApp dalam jumlah sebesar itu. Oleh karena itu
buku ini mencoba menuliskan perilaku manusia pengguna WhatsApp
dalam scope kecil saja, bahkan sangat spesifik, yaitu perilaku
pengguna grup WhatsApp. Meski sudah dibatasi seperti itu,
namun hal ini masih dalam tahap pengenalan yang berarti masih
dalam tahap eksplorasi perilaku pengguna grup WhatsApp. Hal
ini masih perlu dilanjutkan dengan berbagai langkah pengamatan
bahkan penelitian yang lebih dalam dan menggunakan metoda-
metoda yang sesuai kaidah ilmiah dalam menyingkap banyak
fenomena terkait perilaku pengguna grup WhatsApp.
2
lingkungan di masa depan. Salah satu area yang akan mewarnai
wajah aplikasi WhatsApp di masa depan adalah teknologi server
yang digunakan dengan hadirnya teknologi blockchain. Kemudian
juga perubahan lingkungan atau pasar industri messaging apps
yang dapat saja mendukung dua penantang aplikasi WhatsApp
yaitu Cypviser dan Dust Messenger yang sudah berbasis
teknologi blockchain. Di bagian akhir bab ini dibahas tentang
kemungkinan integrasi teknologi-teknologi baru yang sedang
dikembangkan dengan aplikasi WhatsApp. Diharapkan melalui
integrasi teknologi-teknologi tersebut dengan WhatsApp akan
memenuhi kebutuhan para pengguna messaging apps yang semakin
berkembang kompleks di masa depan.
Tidak ada gading yang tak retak, maka disadari buku ini masih
perlu penyempurnaan. Namun demikian setidaknya buku ini sudah
mencapai dua hal pokok, yaitu pertama, buku ini sudah
mengenalkan perilaku pengguna grup WhatsApp ke sidang pembaca
lebih luas dan kedua, buku ini ditulis dengan semangat
eksperimen, melalui asistensi aplikasi AI (Artificial
Intellegence) – Chat GPT yang sejak diluncurkan November 2022
membuat kegemparan di seluruh dunia. Buku ini bisa termasuk
dalam barisan pertama buku yang ditulis dengan bantuan AI yaitu
ChatGPT. Semoga apa yang sudah dimulai ini dapat dilanjutkan
dan dikembangkan lebih baik lagi untuk kemaslahatan publik.
3
BAB 1
MENGENAL LEBIH DEKAT WHATSAPP
Salah satu aplikasi yang saat ini paling banyak digunakan orang
di dunia adalah WhatsApp. WhatsApp sendiri merupakan aplikasi
perpesanan (messaging apps) untuk mengirim dan menerima pesan
teks, pesan suara, foto, video, dokumen, dan jenis media
lainnya melalui internet.
4
WhatsApp menyediakan berbagai fitur yang menjadikannya sebagai
messaging apps terpopuler di seluruh dunia. Beberapa fitur
tersebut antara lain:
1. Enkripsi end-to-end:
WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end untuk memastikan
bahwa pesan hanya dapat dilihat oleh pengirim dan
penerima. Ini berarti bahkan WhatsApp tidak dapat membaca
atau mencegat pesan pengguna.
2. Panggilan Suara dan Video:
WhatsApp memungkinkan pengguna melakukan panggilan suara
dan video berkualitas tinggi dengan pengguna WhatsApp
lainnya, di mana pun lokasinya.
3. Obrolan Grup (Group chats):
WhatsApp memungkinkan pengguna untuk membuat obrolan grup
hingga 256 anggota, sehingga memudahkan untuk
berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan kolega.
4. Berbagi File:
Pengguna dapat dengan mudah berbagi foto, video, dokumen,
dan file lainnya dengan kontak mereka melalui WhatsApp.
5. Pembaruan Status (Status update):
Pengguna dapat memperbarui status mereka dengan foto,
video, dan teks, memungkinkan teman dan keluarga untuk
tetap mengetahui aktivitas mereka.
6. Akun Bisnis:
WhatsApp menawarkan akun bisnis dengan fitur seperti pesan
otomatis, balasan cepat, dan label, memudahkan bisnis
untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
5
4. Jangkauan Global:
WhatsApp memiliki basis pengguna yang besar di seluruh
dunia, membuatnya mudah untuk terhubung dengan teman,
keluarga, dan kolega terlepas dari lokasinya.
6
Dari informasi tersaji pada Gambar 2, dapat disimpulkan bahwa
potensi pertumbuhan pengguna WhatsApp di USA, Meksiko,
Indonesia, India dan Rusia masih besar karena masih di bawah
50%. Hal ini tentu menjadi kabar baik untuk peluang bisnis
WhatsApp ke depannya karena WhatsApp adalah messaging apps
terpopuler dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan
di seluruh dunia.
7
WhatsApp di Indonesia
8
Negara-negara Asia Timur seperti China, Korea Selatan dan
Jepang tidak muncul dalam data tersebut karena memang WhatsApp
kurang populer digunakan. Orang-orang di China lebih suka
menggunakan WeChat, sedangkan di Jepang messaging apps paling
banyak digunakan adalah LINE. Orang-orang Korea Selatan lebih
sering menggunakan Kakao Talk untuk berkomunikasi. Rasa
nasionalisme sepertinya menjadi faktor munculnya fenomena
tersebut karena WeChat adalah buatan China, LINE adalah buatan
Jepang dan Kakao Talk buatan Korea Selatan.
9
dengan adanya berbagai emoticon serta fitur status yang selalu
dapat diperbarui untuk menunjukkan aktivitas terkini pengguna
WhatsApp sebagai bagian eksistensi diri di grup pertemanan.
# Basis penggunaan
Estimasi jumlah pengguna WhatsApp di seluruh dunia per 2021
sebesar 2 milyar orang. Sedangkan pengguna aktif Telegram
di seluruh dunia per 2021 diestimasi sebesar 500 juta orang.
# Enkripsi End-to-End
WhatsApp dan Telegram sama-sama menawarkan enkripsi end-to-
end untuk pesan yang memastikan bahwa pesan aman dan tidak
dapat dicegat oleh pihak ketiga.
10
# Kemampuan berbagi file
Telegram memungkinkan pengguna untuk berbagi file yang
lebih besar, hingga 2GB, sementara WhatsApp memiliki batas
maksimum 100MB untuk video dan 16MB untuk jenis file
lainnya.
# Kustomisasi
Telegram memungkinkan penyesuaian yang lebih besar, dengan
opsi untuk tema, stiker, dan bot khusus, sementara WhatsApp
memiliki opsi penyesuaian yang lebih terbatas.
4. Fungsionalitas serbaguna:
WhatsApp lebih dari sekadar messaging apps. Ini juga
menawarkan berbagai fitur, seperti panggilan suara dan
video, obrolan grup, dan kemampuan untuk berbagi konten
multimedia. Keserbagunaan ini menjadikannya pilihan
populer untuk berbagai pengguna, dari individu hingga
bisnis.
11
5. Koneksi sosial:
Di Indonesia, koneksi sosial sangat dihargai, dan WhatsApp
membantu memfasilitasi koneksi ini. Orang Indonesia
menggunakan WhatsApp untuk tetap terhubung dengan teman
dan keluarga, berbagi berita dan informasi, serta
membangun dan memelihara jejaring sosial. Ini telah
membantu menjadikan WhatsApp sebagai bagian sentral dari
tatanan sosial negara.
1. Platform:
WhatsApp adalah aplikasi perpesanan seluler lintas
platform yang tersedia di iOS, Android, Windows Phone,
dan sistem operasi seluler lainnya.
2. Protokol:
WhatsApp menggunakan Protokol Sinyal, yang merupakan
protokol enkripsi ujung-ke-ujung sumber terbuka yang
dirancang untuk mengamankan komunikasi perpesanan.
3. Enkripsi:
WhatsApp menggunakan enkripsi ujung ke ujung untuk semua
pesan, panggilan, foto, dan video yang dibagikan di
platform. Ini berarti hanya pengirim dan penerima yang
dapat membaca pesan, dan bahkan WhatsApp pun tidak dapat
mengakses isi pesan tersebut.
4. Arsitektur server:
WhatsApp menggunakan arsitektur klien-server, di mana
aplikasi seluler bertindak sebagai klien dan
berkomunikasi dengan server WhatsApp untuk mengirim dan
menerima pesan.
5. Penggunaan data:
WhatsApp menggunakan jumlah data yang sangat kecil
dibandingkan dengan aplikasi perpesanan lainnya yaitu
sekitar 0,01 kilobit data, menjadikannya cara yang efisien
dan hemat biaya untuk berkomunikasi dengan teman dan
keluarga. Meski demikian WhatsApp dapat menggunakan
banyak ruang penyimpanan di Hape, terutama jika WhatsApp
digunakan untuk mengirim dan menerima foto dan video dalam
jumlah besar. Ini dapat menyebabkan masalah dengan kinerja
Hape dan manajemen penyimpanan.
6. Bahasa pengembangan:
WhatsApp terutama dikembangkan menggunakan bahasa
pemrograman seperti Erlang, C++, dan Java.
7. Tanggal rilis:
WhatsApp dirilis di iOS pada tahun 2009 dan di Android
pada tahun 2010. Sejak saat itu, WhatsApp telah mengalami
12
banyak pembaruan dan peningkatan, menambahkan fitur baru
dan pembaruan keamanan di sepanjang jalan.
13
1. Administrator grup memiliki kemampuan untuk menambah atau
menghapus anggota, mengubah nama, deskripsi atau gambar
grup, dan menetapkan aturan atau pedoman grup.
14
7. Tidak ada promosi diri:
Anggota harus menghindari penggunaan grup untuk promosi
diri atau iklan kecuali sudah mendapat kesepakatan
bersama.
8. Menjaga kerahasiaan:
Anggota tidak boleh berbagi informasi rahasia atau detail
pribadi anggota lain dalam grup.
Komunikasi bisnis:
Di Malaysia, WhatsApp banyak digunakan oleh pemilik usaha
kecil untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan mengelola
pesanan. Misalnya, toko roti kecil mungkin menggunakan
WhatsApp untuk menerima pesanan dari pelanggan dan mengirimkan
pembaruan tentang kapan pesanan mereka akan siap.
Keterlibatan komunitas:
Di Filipina, WhatsApp digunakan oleh pejabat pemerintah daerah
untuk berinteraksi dengan warga dan memberikan informasi
tentang layanan publik. Misalnya, walikota setempat mungkin
menggunakan WhatsApp untuk mengirim pembaruan tentang
perbaikan jalan, pemadaman listrik, atau masalah komunitas
lainnya.
Pendidikan:
Di Singapura, WhatsApp digunakan oleh guru dan siswa untuk
berkomunikasi tentang tugas, ujian, dan hal-hal terkait kelas
lainnya. Misalnya, seorang pengajar mungkin menggunakan
WhatsApp untuk mengirimkan pengingat tentang ujian yang akan
15
datang, atau untuk membagikan artikel berita yang relevan
dengan kursus tersebut.
Komunikasi keluarga:
Di banyak negara, termasuk Indonesia, WhatsApp digunakan oleh
keluarga untuk tetap berkomunikasi dan berbagi berita dan
pembaruan. Misalnya, seorang ibu mungkin menggunakan WhatsApp
untuk mengirim foto dan pembaruan tentang hari pertama sekolah
anaknya, atau untuk mengoordinasikan pertemuan keluarga.
Penipuan:
WhatsApp telah digunakan oleh penipu untuk mengelabui pengguna
agar memberikan informasi pribadi atau uang. Misalnya, penipu
mungkin berpura-pura sebagai teman atau anggota keluarga dan
meminta uang untuk menutupi keadaan darurat.
Masalah privasi:
WhatsApp telah dikritik karena kebijakan privasinya, terutama
sejak diakuisisi oleh Facebook. Beberapa pengguna khawatir
tentang bagaimana data mereka digunakan dan dibagikan, dan
apakah pesan mereka benar-benar pribadi.
16
Penting untuk menyadari aspek negatif WhatsApp ini dan
mengambil langkah untuk mengurangi dampaknya. Ini mungkin
termasuk memeriksa fakta informasi sebelum meneruskannya,
melaporkan pelecehan atau penipuan kepada administrator grup,
menetapkan batasan penggunaan aplikasi, dan berhati-hati dalam
berbagi informasi pribadi.
Brasil:
Pada tahun 2018, WhatsApp diblokir sementara di Brasil setelah
perusahaan menolak untuk mematuhi perintah pengadilan untuk
menyerahkan data pengguna dalam penyelidikan kriminal. Kasus
ini memicu perdebatan tentang enkripsi dan privasi, karena
enkripsi end-to-end WhatsApp mempersulit perusahaan untuk
mematuhi perintah tersebut.
India:
Pada tahun 2018, WhatsApp terlibat dalam serangkaian hukuman
mati tanpa pengadilan di India, yang dipicu oleh rumor dan
informasi palsu yang disebarkan melalui aplikasi. Pemerintah
India mengancam tindakan hukum terhadap WhatsApp jika
perusahaan tidak mengambil langkah-langkah untuk mengekang
penyebaran informasi yang salah.
Israel:
Pada tahun 2019, sebuah perusahaan spyware Israel bernama NSO
Group dituduh menggunakan kerentanan di WhatsApp untuk meretas
ponsel jurnalis, aktivis, dan individu lainnya. WhatsApp
menggugat NSO Group, menuduh bahwa perusahaan tersebut
melanggar undang-undang AS dengan menggunakan WhatsApp untuk
melakukan pengawasan.
Amerika Serikat:
Pada tahun 2020, sekelompok pengguna WhatsApp menggugat
perusahaan atas kebijakan privasi terbarunya, yang mereka duga
melanggar hak privasi mereka. Gugatan tersebut berpendapat
bahwa praktik berbagi data WhatsApp dengan Facebook menipu dan
melanggar kebijakan privasi perusahaan itu sendiri.
Indonesia:
Pada 2017, seorang pria dijatuhi hukuman 18 bulan penjara
karena menghina presiden di WhatsApp. Pria itu telah
membagikan foto presiden yang di-photoshop di grup WhatsApp,
yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang ketat
Indonesia yang melarang penghinaan terhadap kepala negara.
Malaysia:
Pada 2018, seorang wanita dijatuhi hukuman satu minggu penjara
karena menghina mantan perdana menteri negara itu di WhatsApp.
17
Wanita itu membagikan pesan di WhatsApp yang menuduh mantan
perdana menteri itu melakukan korupsi.
Thailand:
Pada tahun 2020, seorang aktivis mahasiswa ditangkap dan
didakwa melakukan penghasutan karena membagikan artikel berita
di grup WhatsApp yang mengkritik monarki Thailand. Insiden
tersebut memicu protes dan seruan untuk mereformasi undang-
undang lèse-majesté Thailand yang ketat, yang melarang kritik
terhadap monarki.
18
BAB 2
PERILAKU DALAM GRUP WHATSAPP
1. Teori behaviorisme
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia dipelajari
melalui interaksi dengan lingkungannya. Semua perilaku
dapat dijelaskan melalui pengamatan dan pengukuran
perilaku manusia yang nampak terlihat nyata dan
mengesampingkan faktor internal yang tidak kelihatan
seperti pikiran dan emosi.Teori ini didukung sejumlah ahli
seperti: Pavlov, Watson dan Skinner.
2. Teori kognitif
Teori ini berfokus pada peran pikiran manusia dalam
menghasilkan perilaku. Menurut teori ini, perilaku
19
manusia dipengaruhi proses kognitif seperti: persepsi,
pemikiran dan memori (ingatan). Jadi teori ini lebih
menekankan pada hal yang tidak kelihatan dalam manusia
yang mempengaruhi perilakunya. Teori ini didukung para
ahli seperti: Piaget, Neisser dan Vygotsky.
3. Teori psikoanalitik
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi
ketidaksadaran dan pengalaman masa lalu yang tersembunyi
dalam pikirannya. Psikoanalisis berfokus pada peran
emosi, hasrat dan konflik dalam membentuk perilaku
manusia. Teori ini didukung oleh Freud, Jung dan Adler.
4. Teori sosial
Teori ini menyakini bahwa perilaku manusia dipengaruhi
lingkungan sosialnya dan teori ini berfokus pada bagaimana
individu manusia berinteraksi dengan lingkungan sosial
(kelompok) mereka. Teori ini mendapat dukungan para ahli
seperti: Bandura, Festinger dan Milgram.
20
kelompok ini dapat membedakan satu grup WhatsApp dengan
yang lain, terlebih bila latar belakang anggota grup-grup
tersebut relatif homogen. Kohesivitas kelompok akan
nampak juga dalam perilaku pengguna grup WhatsApp.
5. Teori humanistik
Teori ini berfokus pada kemampuan manusia mengembangkan
potensi diri mereka sendiri sehingga mencapai
kebahagiaan. Teori humanistik menjelaskan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan manusia seperti:
rasa aman, cinta dan atau penghargaan. Teori ini didukung
oleh Maslow, May dan Rogers.
6. Teori evolusioner
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh faktor evolusioner yaitu: adaptasi dan seleksi alam.
Teori evolusioner berfokus pada cara perilaku manusia
berkembang dan beradaptasi dalam lingkungannya seiring
perubahan waktu. Teori ini didukung oleh Darwin, Buss dan
Cosmides.
21
WhatsApp maka digunakan beberapa teori perilaku agar semakin
nyata penjelasannya sehingga mudah dipahami.
Sebelum lebih jauh membahas perilaku orang dalam grup
WhatsApp, maka ada baiknya disampaikan perbedaan antara
tindakan, perilaku dan kebiasaan.
1. Tindakan
Tindakan merupakan suatu upaya atau usaha yang disengaja untuk
melakukan sesuatu. Tindakan sering dilakukan untuk mencapai
tujuan atau memenuhi kebutuhan seseorang. Tindakan juga dapat
diartikan sebagai rencana atau strategi yang dibuat sebelum
melakukan suatu hal. Contoh tindakan antara lain: Tindakan
membaca buku dilakukan untuk menyelesaikan tugas sekolah.
2. Perilaku
Perilaku adalah segala tindakan, ucapan atau respon seseorang
terhadap lingkungannya. Perilaku dapat berupa perwujudan
ekspresi seseorang baik terlihat nyata maupun tidak terlihat
nyata (eksplisit maupun implisit). Perilaku dapat berupa
tindakan tidak disengaja (spontan). Contoh perilaku antara
lain: berbicara dengan teman, menonton pertunjukkan seni atau
tidur.
3. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perilaku yang dilakukan secara rutin dan
konsisten sehingga membentuk pola berulang dalam kehidupan
sehari-hari. Kebiasaan seringkali dilakukan tanpa disadari dan
sulit diubah. Contoh kebiasaan antara lain: berbicara dengan
teman setiap sore, menonton pertunjukkan seni sebulan sekali,
atau tidur sebelum jam 10 malam.
22
1. Mengirim pesan teks.
Perilaku ini merupakan perilaku utama karena memang fungsi
aplikasi WhatsApp adalah sebagai media kirim pesan dalam
berbagai bentuk antara lain teks tulisan dan emoji.
Seseorang kirim pesan teks menggunakan WhatsApp untuk
berkomunikasi dengan teman, rekan kerja, keluarga atau
relasi baru kenal. Sifat pesan yang dikirim antara lain
berupa: percakapan santai, senda gurau, percakapan serius,
bahkan transaksi bisnis.
23
6. Membaca konten viral
Pengguna WhatsApp juga memiliki perilaku suka membaca
konten viral yang diteruskan oleh teman-teman lingkaran
jaringan WhatsApp-nya. Konten tersebut dapat berupa meme,
berita, video, gambar atau pesan-pesan. Membaca konten
viral biasanya dimaksudkan agar bisa ikut percakapan off-
line di antara kawan atau keluarga.
7. Melirik pesan
Perilaku pengguna grup WhatsApp yang paling sering ditemui
adalah perilaku melirik atau mengintip pesan. Hal ini
mayoritas dilakukan pengguna yang tidak ingin terlibat
aktif dalam sebuah interaksi komunikasi atau hanya pasif
menikmati pesan atau interaksi yang terjadi tanpa memberi
respon. Centang biru adalah fitur WhatsApp untuk dapat
mengetahui bahwa suatu pesan sudah dibaca orang lain dalam
sebuah grup WhatsApp.
8. Menghapus pesan-pesan
Apabila pesan dalam sebuah grup WhatsApp dianggap sudah
terlalu banyak atau tidak berkenan bagi pengguna maka
perilaku menghapus pesan-pesan menjadi hal yang dilakukan
pengguna grup WhatsApp. Pesan-pesan dalam grup WhatsApp
membuat memori hape menjadi penuh sehingga dapat mengganggu
kinerja hape. Oleh karenanya perilaku menghapus pesan-pesan
menjadi salah satu solusi agar memori hape tidak kehabisan
tempat menyimpan data. Selain itu menghapus pesan juga
dilakukan bila pesan tersebut dianggap tidak patut atau
tidak berkenan di hati pengguna grup whatsApp.
24
Perilaku orang dalam grup WhatsApp merujuk pada fitur-fitur
yang tersedia di WhatsApp. Dapat dikatakan hal itu merupakan
features led behavior, karena interaksi anggota grup WhatsApp
dilakukan on-line menggunakan fasilitas platform aplikasi
WhatsApp yang terus diperbarui versinya. Pembaruan versi
WhatsApp tidak selalu penambahan fitur baru namun ada kalanya
meluaskan kemampuan fitur yang ada sehingga pengguna WhatsApp
dapat mengekspresikan opini atau perasaaannya lebih baik dan
beragam dalam berkomunikasi dengan pengguna WhatsApp lainnya.
Dari beberapa perilaku yang disebut di atas, maka perilaku
mengirim pesan merupakan perilaku yang paling populer bagi
pengguna WhatsApp karena sesuai tujuan aplikasi WhatsApp.
1. Kontributor
Peran ini dimainkan oleh anggota yang aktif dalam suatu
percakapan. Jumlah postingan anggota ini lebih banyak dari
rata-rata postingan anggota grup WhatsApp. Anggota yang
berperan sebagai kontributor banyak berbagi ide,pendapat
dan informasi kepada anggota lainnya.
2. Inisiator
Anggota yang memainkan peran ini sering memulai percakapan
dengan memposting pesan, foto, video atau infografi yang
kemudian memicu anggota lain untuk menanggapi. Inisiator
pandai mencari topik-topik yang menarik bagi anggota grup
WhatsApp untuk menanggapinya, kadang dapat memicu
perdebatan atau adu argumentasi yang seru.
3. Organiser
Peran ini muncul bila grup WhatsApp sepakat untuk mengadakan
kegiatan sehingga ada anggota yang memainkan peran sebagai
organiser. Melalui pesan di grup whatsApp maka organiser
membagi tugas kepada anggota lain. Selain itu organiser
merencanakan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
4. Moderator
Peran ini sebenarnya disebut juga administrator atau admin.
Anggota yang berperan ebagai admin grup WhatsApp memiliki
peran sentral dalam tata kelola grup WhatsApp. Ia mengatur
percakapan anggota tetap pada jalurnya sesuai aturan grup
dan mengenakan sanksi bila ada pelanggaran oleh anggota.
5. Advisor
Anggota yang berperan sebagai advisor biasanya orang yang
dituakan atau dihormati oleh anggota grup WhatsApp. Apabila
terjadi suatu masalah dalam grup WhatsApp atau ada anggota
25
yang meminta konsultasi maka advisor akan memberikan
tanggapan terhadap hal tersebut. Saran dan arahan dari
advisor umumnya diikuti anggota grup WhatsApp.
6. Spektator
Kebanyakan anggota memilih peran sebagai spektator yang
lebih suka hanya menyaksikan dinamika grup WhatsApp tanpa
memberikan reaksi tanggapan dengan berbagai alasan. Umumnya
keengganan terlibat dalam dinamika tersebut karena
memandang hal tersebut tidak terkait dengan anggota
tersebut atau dianggap kurang penting untuk diberi
tanggapan. Alasan lain yaitu: tidak ingin membangun konflik
dengan anggota lainnya atau kurang mengenal anggota lainnya
terlebih jika jumlah anggota grup cukup besar.
26
b. Berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan. Anggota yang
memilikipengalaman atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dapat membagikan informasi tersebut ke dalam grup
WhatsApp. Contohnya, memberikan saran tentang perjalanan
atau liburan, berbagi pengalaman belajar, atau membahas
topik yang bermanfaat seperti kesehatan atau keuangan.
27
c. Menyebarkan hoax atau informasi palsu yang memicu
perselisihan anggota grup dan berurusan dengan aparat
penegak hukum. Contohnya, informasi bahwa vaksin Covid 19
mengandung elemen tertentu yang merusak dan membahayakan
kesehatan tubuh manusia.
28
BAB 3
29
akan lebih bervariasi dan bermagnitude besar dibanding grup
WhatsApp yang anggotanya lebih kecil. Hal ini disebabkan
karena komunikasi antar orang dalam jumlah kecil akan lebih
mudah dikendalikan dibanding dalam jumlah besar. Semakin
banyak anggota maka semakin banyak pendapat yang berpeluang
berbeda dengan banyak variasi. Bila terjadi risiko perbedaan
pendapat anggota maka dipastikan menyebabkan dinamika grup
WhatsApp yang mempengaruhi relasi para anggotanya.
30
Sebagai contoh karateristik anggota grup mempengaruhi dinamika
grup WhatsApp adalah dalam grup yang para anggotanya hobi
memasak. Meski para anggota grup memiliki hobi yang sama namun
pengalaman dan keterampilan memasaknya tidak sama karena
berbeda latar belakang atau pengalaman kerja. Oleh karena itu
bila ada suatu resep yang dibagikan dalam grup untuk diujicoba
akan mendapat respon dan reaksi yang berbeda-beda dari anggota
grup whatsApp tersebut.
5. Teknologi
Teknologi dan platform yang digunakan untuk berkomunikasi
dapat mempengaruhi dinamika grup WhatsApp. Umumnya aplikasi
WhatsApp dijalankan menggunakan hape. Saat ini teknologi hape
sangat bervariasi sesuai kemajuan produk yang dirilis oleh
tiap manufaktur merek hape tersebut. Teknologi hape yang lebih
maju dengan sistem operasi terbaru tentunya memungkinkan
anggota memaksimalkan fitur-fitur yang disediakan aplikasi
WhatsApp dibanding hape yang masih berteknologi lebih rendah
dengan sistem operasi yang lebih lama. Platform yang mudah
digunakan dan memiliki fitur-fitur yang berguna dapat membantu
mempertahankan interaksi yang produktif. Platform aplikasi
WhatsApp umumnya adalah androids dan IoS sehingga kadang
komunikasi antar anggota yang memiliki platform berbeda akan
menimbulkan sedikit perbedaan dalam mengirim dan menerima
pesan WhatsApp. Hal ini bisa saja menimbulkan dinamika grup
bila tidak diantisipasi.
6. Konteks
Konteks atau situasi di luar grup, seperti perubahan sosial
politik, atau ekonomi juga dapat mempengaruhi dinamika grup.
Situasi ini dapat mempengaruhi topik yang dibahas dan cara
anggota merespon pesan dari anggota lain. Faktor ini nampaknya
yang paling dominan mempengaruhi dinamika grup WhatsApp
khususnya di Indonesia. Banyak isu yang berkembang di
Indonesia setiap harinya yang menarik ditanggapi dalam grup
WhatsApp. Apalagi orang Indonesia senang berinteraksi melalui
medsos. Oleh karena itu menjadi perhatian penting bagi
administrator grup WhatsApp untuk mampu mengendalikan arah
percakapan sesuai konteksnya agar tidak terjadi risiko
perselisihan yang disebabkan pesan-pesan di luar konteks yang
memicu kesalahpahaman anggota.
31
Sebagai contoh faktor konteks mempengaruhi dinamika grup
WhatsApp adalah pada saat pandemi Covid-19 di mana banyak grup
WhatsApp membahas isu kesehatan dan keselamatan dari ancaman
virus Covid-19. Banyak tips dan info dibagikan anggota-anggota
grup WhatsApp bahkan diteruskan ke grup-grup lainnya. Namun
demikian dinamika yang positif itu patut diwaspadai tidak
menjadi kegaduhan perselisihan bila informasi yang dibagikan
ternyata hoax. Oleh karena itu penting melakukan check and re-
chek informasi terkait konteksnya sebelum membagikan atau
meneruskannya ke pihak lain.
Ternyata siklus hidup atau life cycle tidak hanya ditemui pada
produk komersial saja sehingga ada konsep tentang Product Life
Cycle. Namun untuk grup WhatsApp jika diamati lebih dekat dan
cermat maka akan ditemui suatu siklus hidup yang mirip dengan
siklus hidup produk komersial tersebut.
1. Fase Forming
Pada fase ini pertama kali grup WhatsApp dibuat oleh
penggunanya untuk keperluan tertentu melalui fitur grup baru
yang muncul setelah mengetuk ikon titik tiga pada pojok kanan
atas aplikasi WhatsApp. Fase ini berlangsungnya tidak lama,
hanya dalam hitungan menit dari kesepakatan pembuatan grup
32
atau niat membuat grup. Hanya diperlukan sedikitnya satu orang
pengguna WhatsApp untuk memulai pembentukan grup WhatsApp.
Namun memang terasa janggal bila grup WhatsApp yang dibentuk
hanya terdiri dari dua orang saja karena komunikasi sama saja
dengan hubungan langsung via jaringan pribadi (japri),
sehingga minimal ada tiga orang anggota suatu grup WhatsApp.
2. Fase Growing
Pada fase ini jumlah anggota grup WhatsApp bertambah cepat
salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pembentukan grup
tersebut, terlebih bila grup dibentuk untuk koordinasi yang
melibatkan sejumlah orang sehingga semuanya harus ditambahkan
ke dalam grup. Biasanya dalam waktu hingga seminggu jumlah
anggota grup WhatsApp yang baru dibentuk akan stabil. Bila ada
penambahan anggota pada waktu selanjutnya umumnya jumlah tidak
banyak. Maksimum jumlah anggota dalam satu grup WhatsApp
adalah 512 anggota sejak Juni 2022.
3. Fase Romantic
Pada fase ini ditandai oleh aktivitas grup WhatsApp yang
meningkat tajam. Indikatornya adalah banyaknya pesan yang
dibagi (posting) oleh anggota-anggota grup. Ada kalanya selama
beberapa hari pertama grup dibentuk, hape akan sering bergetar
dan berbunyi hingga malam hari. Hal ini menunjukkan tingginya
aktivitas anggota grup sehingga diibaratkan orang sedang jatuh
cinta dengan grup whatsApp yang baru dibentuk itu. Umumnya
lama fase ini adalah 1 bulan.
33
pencapaian tujuan grup dibentuk. Pada fase ini juga ada
kecenderungan para anggota grup membagikan berbagai konten
yang kadang tidak relevan dengan tujuan grup WhatsApp
dibentuk. Oleh karena itu dapat membawa pada ke fase berikutnya
yaitu fase Storming.
4. Fase Storming
Pada fase ini mulai terjadi perselisihan atau kesalahpahaman
antar anggota grup. Umumnya bermula dari hal-hal sepele yang
bisa berupa salah ketik (typo), emoji yang dianggap kurang
pas, hingga tulisan yang dianggap menyinggung rasa. Apabila
ada anggota yang tersinggung atau marah karena konten atau
pesan yang dibagi anggota lainnya maka akan terjadi saling
balas postingan. Kadang hal ini menciptakan tiga pihak yaitu
dua pihak anggota yang saling berlawanan plus satu pihak
anggota sebagai penengah atau netral. Ketiga pihak ini akan
aktif menggunakan grup WhatsApp untuk menjelaskan posisi dan
duduk perkara menurut perspektifnya sembari berusaha
membuktikan bahwa kesalahan berada di pihak lain bagi pihak
yang sedang bersitegang. Sedangkan untuk pihak penengah atau
netral akan berusaha meredakan emosi para anggota yang
bertikai melalui klarifikasi pada kedua pihak atau
mengingatkan tata tertib grup. Umumnya grup WhatsApp mengalami
fase Storming ini antara 3 hingga 6 bulan. Namun sepanjang
hidup grup whatsApp selanjutnya masih akan ada satu dua
perselisihan antar anggota yang sudah bisa ditangani lebih
baik.
5. Fase Mature
Pada fase ini grup sudah lebih dewasa menyikapi berbagai hal
yang terjadi dalam komunikasi antar anggotanya. Postingan
dalam grup jumlahnya relatif stabil hanya dari sejumlah
anggota yang aktif. Banyak anggota grup hanya pasif mengintip
atau membuka pesan yang diposting tanpa memberikan reaksi atau
tanggapan. Pada fase ini sepertinya sudah ada spesialisasi
jenis pesan yang diposting dari anggota grup. Ada anggota yang
senang memposting pesan bertema tertentu, kemudian ada anggota
lain senang yang memposting bentuk pesan-pesan tertentu
seperti gambar, video atau meme serta ada juga anggota grup
yang senang membalas komentar anggota lainnya.
34
Pada fase mature ini sebenarnya sudah dapat diketahui apakah
grup WhatsApp tersebut memenuhi tujuan pembentukannya. Bila
dipandang belum memenuhi tujuan pembentukan grup maka
administrator grup dapat mengarahkan anggota grup dalam
berinteraksi komunikasi untuk mendukung pencapaian tujuan
grup. Masa paling lama dalam siklus hidup grup WhatsApp adalah
pada fase ini rata-rata umumnya minimal 1 tahun.
6. Fase Dormant
Pada fase ini grup WhatsApp mengalami kejenuhan berinteraksi
komunikasi antar anggotanya. Setelah menjalani waktu cukup
lama biasanya lebih dari dua tahun maka suatu grup WhatsApp
memasuki fase Dormant, suatu fase yang ditandai oleh sangat
jarangnya posting dari anggotanya sehingga grup seperti
tertidur dalam jangka waktu lama karena tidak ada aktivitas.
Sesekali ada anggota yang memposting pesan namun tidak ada
tanggapan atau respon dari anggota lain. Penyebab kondisi ini
antara lain: para anggota tidak lagi memiliki minat dan
antusiasme berkomunikasi melalui grup WhatsApp tersebut karena
tidak terlalu kenal dekat; para anggota berpandangan grup
WhatsApp tersebut sudah tidak lagi relevan dengan
kepentingannya karena tujuan pembentukkan grup sudah tercapai;
atau Administrator grup sudah tidak memiliki perhatian merawat
grup WhatsApp tersebut.
7. Fase Dissolving
Grup WhatsApp tidak selamanya ada dan di fase inilah grup
WhatsApp berakhir atau bubar. Pada saat ini para anggota bisa
sepakat atau tidak sepakat untuk membubarkan WhatsApp. Bila
tidak semua anggota grup WhatsApp sepakat bubar namun
administrator grup memandang grup WhatsApp tersebut sudah
waktunya bubar maka pembubaran grup dapat dilakukan oleh
administrator grup sesuai wewenang yang diberikan aplikasi
WhatsApp. Pembubaran grup dilakukan oleh administrator grup
dengan cara sebagai berikut:
a. Buka grup WhatsApp yang akan dibubarkan
b. Klik ikon “more” (tiga titik vertikal) di sudut kanan atas
layar
c. Pilih opsi “group info”
d. Gulir ke bawah dan klik “exit group”
e. Jika ada pilihan muncul maka pilih “delete group” untuk
hapus permanen
35
f. Konfirmasi pilihan dengan menekan “delete” yang muncul di
jendela pop-up.
Siklus hidup suatu grup WhatsApp adalah unik dan tidak bisa sama
atau identik meski sebuah grup WhatsApp yang sama dibentuk lagi
setelah grup sebelumnya dibubarkan. Relasi antara siklus hidup
grup WhatsApp dan grup WhatsApp adalah hubungan satu dan satu
(one on one). Oleh karena itu setiap grup WhatsApp memiliki siklus
hidupnya masing-masing.
Pada siklus hidup grup WhatsApp normal maka setiap fase dari fase
Forming hingga Dissolving dilalui berurutan dengan waktu tiap
fasenya proporsional, dalam arti sesuai yang berlaku pada umumnya
grup-grup WhatsApp. Namun pada siklus hidup grup WhatsApp
anomali, terjadi hal berbeda, yang tidak umum dialami grup-grup
WhatsApp lainnya. Peristiwa anomali pada siklus hidup grup
WhatsApp dapat terjadi di semua fase mulai fase Forming hingga
Dissolving.
36
Ada anomali terjadi saat grup WhatsApp di fase Forming, misalnya
waktu yang diperlukan untuk pembentukan suatu grup ternyata lebih
lama dari rata-rata waktu umumnya yang dalam hitungan menit sejak
disepakati pembentukan suatu grup WhatsApp. Anomali yang terjadi
pada fase Growing, misalnya penambahan anggota suatu grup
berjalan lambat karena laju penambahan anggota masih rendah belum
mencapai target jumlah anggota dalam waktu seminggu sejak
pembentukan grup. Untuk anomali pada fase Romantic, dapat terjadi
bila suatu grup mengalami fase ini hanya pendek sekali dibanding
umumnya grup-grup WhatsApp lainnya yaitu kurang dari 1 bulan.
Sedangkan anomali terjadi pada fase Storming bila suatu grup
berada dalam fase ini relatif lebih lama dari umumnya grup-grup
WhatsApp lainnya, yaitu lebih dari 6 bulan. Berada dalam
ketidakstabilan untuk waktu lama mengancam keberlanjutan grup
WhatsApp dan menghambat pencapaian tujuan pembentukannya. Anomali
pada fase Mature dapat saja terjadi apabila berlangsung lebih
cepat dari umumnya terjadi pada grup-grup WhatsApp lainnya, yaitu
kurang dari 1 tahun. Terakhir anomali dapat terjadi pada fase
Dissolving apabila memakan waktu lebih lama dari umumnya yang
dialami grup-grup WhatsApp lainnya. Pembubaran grup dapat
berlarut bila ada hal-hal yang belum mendapat kesepakatan solusi
ataupun administrator grup belum rela atau ikhlas membubarkan
grup.
37
hape calon korban ke dalam perangkat lunak yang dirancang
untuk memecahkan kata sandi atau mengambil alih akun
WhatsApp-nya. Pembajak juga bisa memasukkan nomor calon
korban ke situs yang memiliki kemampuan memata-matai ataupun
mengambil alih kendali akun WhatsApp calon korban.
Adapun cara mencegah grup WhatsApp disusupi akun asing maka perlu
dilakukan beberapa tindakan berikut:
38
faktor sebelum membuka akun WhatsApp sebagai tindakan
keamanan tambahan.
39
tercapai, maka secara sadar, administrator bersama anggota grup
dapat sepakat merubah atau menggeser tujuan grup WhatsApp
tersebut. Sedangkan tujuan grup dapat berubah atau bergeser
secara tak sadar, bila dalam interaksi komunikasi dalam grup
ternyata ada topik-topik yang mendominasi pembicaraan secara
konsisten dalam waktu cukup lama tanpa ada keberatan dari
administrator dan anggota grup. Hal yang sudah berjalan tersebut
secara tidak sadar menggeser tujuan awal grup. Biasanya peristiwa
ini terjadi bila sebagian besar anggota dan administrator grup
tidak memonitor grup secara rutin dan ketat karena berbagai
alasan. Tujuan grup yang bergeser secara tidak sadar akan memicu
respon anggota grup pada satu titik waktu dan menimbulkan
perdebatan terkait hal itu. Ada pro – kontra terhadap pergeseran
tujuan grup yang bisa memunculkan konflik.
40
Perubahan karakteristik tidak bisa dihindari grup WhatsApp
seiring waktu berlalu namun dapat diantisipasi agar tidak
menimbulkan konflik yang memengaruhi dinamika grup. Salah satu
antisipasi yang dapat dilakukan adalah bahwa saat pembentukan
grup WhatsApp sudah disadari lalu disepakati apabila terjadi
potensi perubahan karakteristik anggota grup seiring waktu
berjalan maka akan dilakukan protokol atau penyesuaian-
penyesuaian untuk menurunkan risiko konflik. Detil protokol atau
penyesuaian-penyesuaian tersebut harus dituangkan tertulis dan
disepakati para anggota grup WhatsApp untuk menjadi rujukan
apabila perubahan karakteristik tersebut terjadi. Berikut
beberapa contoh protokol antisipasi perubahan karakteristik
anggota grup: apabila mayoritas usia anggota grup sudah di atas
45 tahun maka topik-topik pergaulan dunia gemerlap akan jarang
diposting seperti tatkala anggota-anggota grup masih berusia di
bawah 30 tahun. Atau bila ada anggota grup yang berpindah wilayah
maka disepakati untuk tidak meneruskan keanggotaannya dalam grup
tersebut.
41
BAB 4
MASA DEPAN WHATSAPP
SWOT WhatsApp
42
pengguna dalam jumlah besar tersebut tersebar di lima benua
dengan mayoritas berada di Asia, khususnya India dan Indonesia
yang jika digabungkan memiliki jumlah pengguna WhatsApp
sekitar 600 juta. Tentu saja hal ini akan menarik untuk promosi
berbagai produk.
43
biaya panggilan telepon dan SMS (Short Message Service)
tradisional. Selain itu biaya panggilan video dan roaming
(jelajah) menjadi beban pengguna jasa telekomunikasi sebelum
menggunakan aplikasi WhatsApp. Biaya yang dikeluarkan pengguna
WhatsApp adalah biaya jasa internet yang sesungguhnya tidak
hanya digunakan untuk WhatsApp saja tetapi keperluan akses
aplikasi lainnya.
44
2. Tidak semua fitur WhatsApp tersedia bagi pengguna
Pada negara-negara tertentu WhatsApp tidak menyediakan fitur-
fitur lengkap bagi para penggunanya. Hal ini terkait dengan
kebijakan pemerintah di negara-negara tersebut. Beberapa
negara dengan alasan kepentingan nasional masing-masing
memiliki pembatasan hukum atau regulasi yang menghalangi
pengguna WhatsApp menggunakan fitur panggilan suara dan video.
Hal ini dapat membuat pengguna beralih ke messaging apps
lainnya. Bahkan ada negara yang memblokir semua fitur aplikasi
WhatsApp sehingga praktis tidak bisa digunakan orang-orang di
negara tersebut. Ada juga negara yang mengijinkan penggunaan
fitur panggilan suara dan video dengan biaya tambahan. Hal ini
dimaksudkan untuk membatasi orang yang menggunakan fitur
tersebut.
45
dari serangan siber dapat mengganggu keamanan percakapan
pengguna WhatsApp.
46
b. Fitur-fitur baru: Pesaing WhatsApp terus mengembangkan
fitur-fitur baru, seperti kemampuan untuk melakukan
panggilan suara dan video dengan lebih banyak orang secara
bersamaan, atau fitur-fitur seperti pengiriman pesan yang
menghilang setelah waktu tertentu. Jika pengguna ingin
menggunakan fitur-fitur ini, mereka mungkin memilih untuk
menggunakan aplikasi messaging yang menawarkannya.
4. Regulasi
Semakin lama semakin disadari bahwa messaging apps menjadi
bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,maka
pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk mengaturnya dengan
lebih ketat. Peraturan ini dapat mencakup pembatasan enkripsi,
privasi data, dan aspek lain dari fungsionalitas messaging
apps yang diandalkan pengguna. Beberapa negara memiliki hukum
dan regulasi ketat terkait privasi dan penggunaan data, yang
dapat membatasi penggunaan WhatsApp di negara-negara tersebut
dan juga memengaruhi pertumbuhan pengguna aplikasi. Salah satu
poin regulasi di banyak negara yang dianggap ancaman bagi
WhatsApp adalah keharusan berbagi data pengguna dengan badan
pemerintah terkait. Di samping itu belum diaturnya secara
jelas berbagai hal terkait aplikasi WhatsApp ditambah
ketidakpastian penegakan hukum di beberapa negara menjadi
ancaman regulasi terhadap WhatsApp semakin besar. Regulasi
pemerintah yang ideal bagi WhatsApp adalah regulasi yang
melindungi penggunanya namun tetap mendorong pertumbuhan
bisnis WhatsApp serta memperhatikan keselarasan dengan
regulasi-regulasi lain yang ada di suatu negara.
47
premium atau model bisnis langganan bagi penggunanya. Selain
itu, WhatsApp dapat mengenalkan fitur pembayaran dalam
aplikasinya sehingga pengguna dapat melakukan transaksi
langsung melalui WhatsApp seperti membayar tagihan atau
membeli produk. Diversifikasi aliran pendapatan akan membuat
WhatsApp dapat mengurangi ketergantungan pada satu model
bisnis dan lebih memastikan berkelanjutan usahanya dalam
jangka panjang.
48
AR stickers dapat digunakan pengguna WhatsApp lebih
kreatif menulis pesan chat yang menyenangkan. Terakhir,
WhatsApp dapat menggunakan AR pada iklan yang muncul di
platform tersebut sehingga memberi pengalaman lebih
menarik bagi pengguna dan pelaku usaha. Secara keseluruhan
penggunaan AR pada aplikasi WhatsApp akan memberikan
pengalaman lebih interaktif dan menarik bagi para
penggunanya dalam berkomunikasi.
49
suara yang diterima. Jika pengguna tidak dapat
mendengarkan pesan suara yang diterima, mereka dapat
menggunakan fitur transkripsi untuk membaca pesan
tersebut.
50
Namun, sebagai server sentralisasi, WhatsApp juga memiliki
keuntungan dalam hal skalabilitas dan manajemen yang lebih
mudah karena semua data disimpan pada satu tempat, sehingga
memudahkan pengendalian dan pengelolaan. Hal ini memungkinkan
WhatsApp untuk menyediakan fitur-fitur yang kompleks dan
berbagai layanan tambahan, seperti panggilan suara dan video,
layanan berlangganan, dan lain-lain.
51
karakteristik teknologi sentralisasi dan desentralisasi yang
untuk penggunaannya di messaging apps.
a. Terpusat:
Semua data pengguna dan pesan disimpan pada satu server
utama yang terpusat, dan pengguna harus terhubung ke
server tersebut untuk mengakses layanan.
b. Skala besar:
Server sentralisasi biasanya dapat menampung jutaan atau
bahkan miliaran pengguna, memungkinkan aplikasi untuk
skalabilitas yang tinggi.
c. Kendali pusat:
Karena data pengguna dan pesan disimpan di server utama,
pengembang aplikasi memiliki kendali penuh atas
penggunaan data tersebut.
d. Risiko keamanan:
Dengan memiliki satu titik pusat penyimpanan data, server
sentralisasi memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi,
karena serangan pada server utama dapat mengakibatkan
kebocoran data atau layanan tidak tersedia.
52
Kekuatan teknologi sentralisasi server:
a. Skalabilitas:
Aplikasi terpusat sering dirancang untuk menangani
sejumlah besar pengguna dan dapat lebih mudah diskalakan
untuk mengakomodasi pertumbuhan.
b. Kemudahan penggunaan:
Aplikasi terpusat biasanya memiliki antarmuka yang ramah
pengguna dan seringkali lebih mudah digunakan dan
dinavigasi daripada aplikasi terdesentralisasi.
c. Dukungan:
Karena aplikasi terpusat sering kali dikembangkan oleh
perusahaan atau organisasi besar, mereka dapat menawarkan
dukungan pelanggan dan sumber daya yang kuat bagi
pengguna.
d. Masalah privasi:
Aplikasi terpusat menyimpan data pengguna di server
terpusat, yang membuatnya lebih rentan terhadap peretasan
atau pelanggaran data. Pengguna juga memiliki kontrol yang
lebih sedikit atas data mereka.
e. Penyensoran:
Aplikasi terpusat dapat tunduk pada kebijakan penyensoran
atau moderasi konten, yang dapat membatasi kebebasan
berbicara dan berekspresi.
a. Risiko keamanan:
Karena data pengguna dan pesan disimpan di satu tempat,
risiko keamanan meningkat karena serangan pada server
utama dapat menyebabkan kebocoran data atau layanan
menjadi tidak tersedia dan dapat diakses pengguna.
c. Kurangnya privasi:
Dalam server sentralisasi, pengembang aplikasi memiliki
kendali penuh atas data pengguna dan pesan yang dikirimnya
sehingga dapat mempengaruhi privasi pengguna.
53
d. Biaya:
Server sentralisasi membutuhkan infrastruktur yang kuat
dan andal untuk menjaga ketersediaan layanan. Hal ini
menuntut biaya yang lebih tinggi bagi pengembang aplikasi.
a. Terdistribusi:
Semua data pengguna dan pesan disimpan pada beberapa
server yang terdistribusi secara geografis, sehingga
pengguna dapat terhubung ke server terdekat untuk
mengakses layanan.
b. Kontrol pengguna:
Dalam server desentralisasi, pengguna memiliki kendali
penuh atas data mereka sehingga tidak ada satu entitas
yang mengendalikan seluruh data.
54
Kekuatan teknologi desentralisasi server:
a. Skalabilitas:
Dalam server desentralisasi, data dan layanan dapat
didistribusikan di antara beberapa server, sehingga dapat
mengatasi masalah skalabilitas yang dihadapi oleh server
sentralisasi. Namun hal ini diasumsikan server-server
yang berada dalam jaringan model desentralisasi memiliki
spesifikasi standar dan bekerja sama dengan baik dalam
platform sama.
e. Kendali pengguna:
Dalam server desentralisasi, pengguna memiliki kendali
penuh atas data mereka dan tidak ada satu entitas yang
mengendalikan seluruh data. Namun demikian koordinasi
serta manajemen antar server tetap diperlukan. Untuk
mewujudkan hal itu diperlukan sistem protokol standar yang
direviu periodik agar selalu efektif dan efisien.
55
d. Masalah sinkronisasi:
Karena data terdistribusi di antara beberapa server,
server desentralisasi dapat mengalami masalah
sinkronisasi, terutama jika ada beberapa pengguna yang
memerlukan akses ke data yang sama secara bersamaan.
e. Kurangnya standarisasi:
Karena server desentralisasi dapat dikembangkan dan
dioperasikan oleh berbagai pihak, kurangnya standarisasi
dapat mempersulit interoperabilitas antara sistem yang
berbeda.
56
menggunakan jaringan peer-to-peer alih-alih mengandalkan
server terpusat untuk menyimpan dan mengirimkan data, yang
dapat memberikan lebih banyak privasi dan keamanan bagi
pengguna. Teknologi Blockchain, yang merupakan teknologi dasar
di balik banyak aplikasi terdesentralisasi, dapat memberikan
manfaat tambahan seperti kekekalan dan transparansi.
57
yang layak untuk menjadi messaging apps utama seperti
WhatsApp.
Dust Messenger
58
baru seperti pesan suara, obrolan grup, dan kemampuan untuk
berbagi file dan foto dengan aman. Perusahaan juga telah
memperluas basis pengguna dan kemitraannya, dan telah menjadi
pilihan populer bagi individu dan organisasi yang menghargai
privasi dan keamanan.
Cypviser
59
mengandalkan satu server untuk merutekan pesan, Cypviser
menggunakan jaringan peer-to-peer untuk mengirimkan data. Ini
mempersulit peretas atau aktor jahat lainnya untuk mencegat
atau merusak pesan.
60
keamanan, dan kolaborasi. Seiring perkembangan teknologi di
berbagai bidang, teknologi komunikasi akan terus berkembang
dan beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya.
61
Ketiga, dibutuhkan pengembangan infrastruktur jaringan yang
andal yang dapat mendukung kebutuhan bandwidth tinggi dari
aplikasi VR dan AR. Ini termasuk koneksi internet berkecepatan
tinggi, jaringan latensi rendah, dan server berkinerja tinggi
yang dapat memproses dan mengirimkan data dalam jumlah besar
dengan cepat dan efisien.
62
BAB 5
SARI PENTING PERILAKU PENGGUNA GRUP
WHATSAPP
63
Dalam setiap grup WhatsApp terdapat admistrator grup. Pembuat
grup WhatsApp secara default menjadi administrator grup
pertama yang memiliki izin dan tanggung jawab tambahan,
termasuk kemampuan untuk mengelola grup dan anggotanya.
Disarankan untuk sebuah grup WhatsApp minimal memiliki dua
administrator grup.
64
merasa terjebak karena pesan tersebut cepat menyebar. Selain
itu aplikasi WhatsApp juga dapat digunakan untuk berbagai
tindak pidana, antara lain penipuan, di mana penipu
mengelabuhi pengguna WhatsApp agar memberikan informasi
pribadi atau uang. Kemudian tindak memata-matai pengguna
sehingga privasinya terganggu.
65
menstimulasi seseorang untuk bertindak dan berperilaku secara
konsisten berulang untuk mencapai tujuannya.
66
Beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika grup WhatsApp
antara lain: tujuan dan topik, jumlah anggota, kebijakan
administrator, karakteristik anggota, teknologi dan konteks.
Ternyata siklus hidup atau life cycle tidak hanya ditemui pada
produk komersial saja sehingga ada konsep tentang Product Life
Cycle. Namun untuk grup WhatsApp jika diamati lebih dekat dan
cermat maka akan ditemui suatu siklus hidup yang mirip dengan
siklus hidup produk komersial tersebut.
67
yang ada di hadapan aplikasi WhatsApp adalah: peningkatan
pendapatan, pengembangan fitur baru dan integrasi teknologi
baru.
68
semakin sadar akan risiko berbagi informasi pribadi secara
online. Platform komunikasi yang memprioritaskan privasi dan
keamanan pengguna, seperti perpesanan terenkripsi ujung ke
ujung, dapat menjadi lebih populer.
69
DAFTAR PUSTAKA
70
TENTANG PENULIS
71