Anda di halaman 1dari 79

MENGENAL PERILAKU PENGGUNA

GRUP WHATSAPP

Dr. YAHYA AGUNG KUNTADI

Komunitas Gadjah Mada

iii
MENGENAL PERILAKU PENGGUNA GRUP WHATSAPP

Hak penerbit 2O23 Komunitas Gadjah Mada


Email: komunitasgadjahmada@gmail.com
Edisi pertama – cetakan pertama
Juni 2O23

Diijinkan untuk mengutip dan memperbanyak dengan


seijin penerbit sesuai aturan lisensi publik
creative commons dengan menyebutkan sumbernya.

Penulis : Yahya Agung Kuntadi


Editor : Putri Panca Setiati
Perancang sampul : Studio multimedia KGM

Diterbitkan dan dicetak oleh: Komunitas Gadjah Mada

ISBN: 9 7 8 - 6 2 3 - 8 8 6 2 0 - 0 - 9

iv
DAFTAR ISI

Prakata .............................................. vi
Kata Pengantar ....................................... ix

Pendahuluan .......................................... 1

1.Mengenal lebih dekat WhatsApp ...................... 4


a. WhatsApp di Indonesia
b. Perbandingan WhatsApp dengan messaging app lainnya
c. Alasan WhatsApp populer di Indonesia
d. Mengenal teknis WhatsApp
e. Sekilas grup WhatsApp
f. Tata tertib dalam grup WhatsApp
g. Penggunaan grup WhatsApp dalam masyarakat

2.Perilaku dalam grup WhatsApp ....................... 19


a. Teori-teori dalam grup WhatsApp
b. Jenis perilaku dalam grup WhatsApp
c. Peran anggota dalam grup WhatsApp
d. Perilaku positif dan negatif anggota dalam grup
WhatsApp

3.Dinamika grup WhatsApp ............................. 29


a. Faktor berpengaruh pada dinamika grup WhatsApp
b. Siklus hidup grup WhatsApp
c. Jenis siklus hidup grup WhatsApp
d. Berbagai kasus dalam dinamika grup WhatsApp

4.Masa depan WhatsApp ................................ 42


a. SWOT WhatsApp
b. Teknologi server WhatsApp
c. What’s next after WhatsApp
d. Proyeksi masa depan WhatsApp

5.Sari penting perilaku pengguna grup WhatsApp ....... 63

Daftar Pustaka ....................................... 70

Tentang Penulis ...................................... 71

v
PRAKATA

Media sosial sudah menjadi bagian hidup sehari-hari masyarakat


di berbagai belahan dunia. Semua lapisan masyarakat yang
datang dari berbagai profesi, umur dan status sosialnya sudah
begitu akrab dengan media sosial. Hal ini karena manusia
sebagai mahluk sosial membutuhkan komunikasi dengan sesamanya.
Kebutuhan tersebut mendapat pemenuhan melalui media sosial,
terlebih di jaman kemajuan teknologi informasi yang begitu
pesat sejak tahun 2000.

Ada banyak jenis media sosial yang dikenal masyarakat, namun


hanya segelintir yang populer melintas batas negara. Salah
satu media sosial yang populer tersebut adalah aplikasi
WhatsApp, aplikasi yang paling banyak penggunanya di dunia
messaging apps. Diestimasi, lebih dari 2 milyar penduduk dunia
telah menggunakan aplikasi WhatsApp dalam berkomunikasi
sehari-harinya. Oleh karena itu menjadi menarik untuk melihat
lebih dekat apa saja perilaku pengguna aplikasi WhatsApp itu.

Buku ini bercerita tentang perilaku pengguna aplikasi WhatsApp


khususnya pengguna fitur grup WhatsApp. Dalam aplikasi
WhatsApp, selain komunikasi one-to-one sesama pengguna ada
juga model komunikasi one-to-many dalam sebuah grup
beranggotakan pengguna WhatsApp. Perilaku pengguna grup
WhatsApp ini menarik untuk diamati dan diketahui lebih dekat.
Memang perilaku manusia secara umum dapat dijelaskan melalui
teori-teori perilaku yang telah diketahui. Namun secara khusus
belum pernah ada informasi dan penjelasan mengenai perilaku
pengguna suatu grup WhatsApp. Perilaku manusia dalam grup atau
kelompok yang selama ini diketahui adalah perilaku dalam grup
nyata bukan dalam dunia maya, apalagi dalam sebuah aplikasi
media sosial, yang bernama WhatsApp. Buku ini bisa dihitung
sebagai salah satu buku pertama yang mengupas perilaku manusia
dalam grup dunia maya, khususnya pengguna grup aplikasi
WhatsApp.

Di tengah kemajuan teknologi yang sangat pesat khususnya


teknologi informasi maka manusia memasuki era baru yang
disebut dengan era teknologi kecerdasan buatan (Artificial
Intellegence. Teknologi AI demikian sering disebut merupakan
teknologi yang dirancang mendekati otak manusia melalui
algoritma komputer untuk merespon stimulan lingkungannya,
mirip cara otak manusia merespon stimulan lingkungan di mana
manusia itu berada. Meski masih belum mendekati kecerdasan
manusia seutuhnya namun perkembangan teknologi AI di tahun
2022 telah berhasil menciptakan instrumen AI yang lebih baik
dari para pendahulunya dengan peluncuran ChatGPT oleh OpenAI.
Didirikan pada tahun 2015 antara lain oleh Elon Musk, Sam
Altman, Greg Brockman, dan beberapa orang lainnya, Open AI
adalah sebuah perusahaan teknologi yang berfokus pada
penelitian kecerdasan buatan dan pengembangan sistem

vi
kecerdasan buatan. Open AI berbasis di San Fransisco,
California, Amerika Serikat.

Kemunculan ChatGPT telah membuat gempar orang di dunia, dan


dalam waktu lima hari saja setelah rilis, sudah berhasil
mencatat 1,5 juta unduhan. Pencapaian luar biasa bagi sebuah
aplikasi jika dibandingkan dengan FaceBook yang perlu 10 bulan
setelah rilis mencapai angka tersebut atau Instagram yang
perlu 2,5 bulan setelah rilis baru mencapai hal yang sama.
Banyak juga kontroversi yang muncul dengan kehadiran aplikasi
ChatGPT ini. Seperti pisau yang dapat digunakan untuk hal-hal
positif namun juga bisa untuk hal-hal negatif, maka demikian
juga ChatGPT.

Salah satu penggunaan positif ChatGPT yang coba dilakukan


adalah menjadikan ChatGPT sebagai mitra penulis buku. Buku ini
ditulis dengan bantuan AI, yaitu ChatGPT. Mungkin buku ini
merupakan salah satu buku pertama yang hadir di publik di mana
salah satu penulisnya adalah AI, yaitu ChatGPT. Menulis buku
jaman Now, tidak perlu lagi repot seperti dulu karena sudah
co-writer yang siap membantu. Chat GPT ternyata memiliki
kemampuan untuk menjadi co-writer.

Dalam menggunakan bantuan teknologi AI, khususnya ChatGPT


untuk menulis buku diperlukan pengetahuan mengenai topik
tulisan, cara mendapatkan informasi yang dibutuhkan, lalu
memeriksa dan menyelaraskan bahasa tulisan yang dihasilkan
ChatGPT agar sesuai fakta dan tata bahasa Indonesia baku. Salah
satu concern terhadap ChatGPT, sampai saat ini adalah tingkat
akurasinya terhadap validitas data dan fakta. Oleh karena itu
penting untuk tetap melakukan check and re-check atas apa yang
disampaikan ChatGPT.

Di setiap bab buku ini terdapat bantuan dari aplikasi ChatGPT


sehingga jika diperkirakan dalam prosentase maka bobot bantuan
penulisan buku ini oleh aplikasi ChatGPT diperkirakan 40
persen. Berapa prosentase yang wajar atau etis penulisan
sebuah buku dibantu oleh aplikasi AI, belum ada rujukannya.
Masalah etika atau kewajaran penggunaan aplikasi AI untuk
penulisan buku merupakan tera nova, area yang masih
diperdebatkan banyak pihak. Oleh karena itu menjadi pendapat
dari masing-masing pihak yang harus saling menghormati.
Perkembangan teknologi AI masih terus berlanjut dan
diperkirakan akan semakin luas penggunaanya dalam kehidupan
sehari-hari manusia.

Apapun yang menjadi pendapat masing-masing pihak terkait


penggunaan teknologi AI dalam kehidupan manusia, tulisan dalam
buku ini kiranya memberi manfaat bagi banyak pihak untuk
mengenal lebih dekat perilaku pengguna grup WhatsApp. Selain
itu kiranya buku ini dapat memberi kontribusi bagi
pengembangan ilmu perilaku dan berbagai kebijakan pihak
berwenang terkait media sosial.

vii
Terima kasih disampaikan juga kepada Prof. Dr. Ir. Ujang
Sumarwan, M.Sc., yang telah bersedia memberikan Kata
Pengantar. Inspirasi menulis buku dari beliau selalu akan
diingat dan diwujudnyatakan sebagai bagian pengabdian kepada
masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

Apabila, masih ada kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam


buku ini merupakan tanggungjawab dan bagian saya sebagai
penulis manusia bukan penulis mesin yaitu aplikasi AI,
ChatGPT. Masukan dari sidang pembaca selalu dihargai untuk
perbaikan penulisan di masa mendatang. Biarlah segala
kemuliaan dan hormat hanya untuk Dia yang layak menerimanya.

Dr. Yahya Agung Kuntadi

viii
KATA PENGANTAR

Saya ucapkan selamat kepada saudara Dr. Yahya Agung Kuntadi


atas terbitnya sebuah buku yang sangat menarik, yang berjudul
Mengenal Perilaku Pengguna grup WhatsApp. Buku ini menjadi
sangat penting karena memberikan wawasan baru mengenai salah
satu perilaku konsumen di Indonesia yaitu perilaku pengguna
grup WhatsApp.

Sebuah teori perilaku konsumen menyebutkan bahwa referensi


atau group reference atau kelompok acuan adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Dalam perspektif
ini maka grup WhatsApp dapat dipandang sebagai kelompok acuan
yang akan memengaruhi setiap anggota di dalamnya. Buku Yahya
Agung Kuntadi ini mengupas dengan mendalam bagaimana perilaku
konsumen sebagai pengguna grup WhatsApp tersebut.

Buku ini memberikan wawasan yang sangat luas, bagaimana salah


satu perilaku konsumen yang kita dapatkan dari berbagai
perilaku pada saat mereka berkomunikasi di dalam grup
WhatsApp. Yahya Agung Kuntadi juga memberikan ulasan dan
pembahasan tentang berbagai teori dalam grup WhatsApp kemudian
jenis perilaku dalam grup WhatsApp serta peran anggota dalam
grup WhatsApp. Selanjutnya Dr. Yahya Agung Kuntadi juga
membahas perilaku positif dan negatif anggota dalam grup
WhatsApp.

Saya sangat merekomendasikan para peneliti, akademisi maupun


para praktisi untuk membaca buku ini yang selanjutnya dapat
mengambil pelajaran dari buku ini di dalam membangun
komunikasi yang baik di dalam grup WhatsApp.

Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Dr. Yahya Agung Kuntadi
atas terbitnya buku ini. Semoga buku ini memberikan wawasan
yang luas tentang perilaku konsumen di Indonesia terutama
dalam berkomunikasi menggunakan aplikasi pesan. Terima kasih.

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan,M.Sc.


Guru Besar Ilmu Perilaku Konsumen, IPB

ix
PENDAHULUAN

Perilaku manusia selalu menarik untuk diamati. Hal itu sudah


dilakukan ribuan tahun dan masih terus berlanjut hingga nanti.
Berbagai metoda dan subyek pengamatan perilaku manusia telah
dilakukan oleh kalangan ilmuwan maupun masyarakat awam, baik
secara periodik dan metodik merujuk metode ilmiah maupun
secara spontan dan sporadis. Hasil pengamatan tersebut
dituangkan dalam berbagai bentuk juga. Ada dalam tulisan, ada
dalam audio visual dan bahkan ada dalam bentuk tiga dimensi
berupa artefak. Semua itu memiliki manfaat bagi yang membaca,
melihat dan menikmatinya dari berbagai lapisan masyarakat,
karena sesungguh hal itu merupakan refleksi perilaku mereka
juga sebagai manusia.

Perilaku manusia di era modern punya perbedaan dan persamaan


dengan era-era sebelumnya. Hal itu karena perubahan lingkungan
serta budaya maupun tatanan kehidupan di bidang agama,
ekonomi, sosial, hukum, seni, serta ilmu pengetahuan dan
teknologi turut mempengaruhi perilaku manusia. Pengaruh ilmu
pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi
terhadap perilaku manusia di era modern memang sangat besar.
Teknologi informasi yang demikian maju melahirkan banyak hal
baru, salah satunya aplikasi media sosial.

Perilaku manusia dalam menggunakan aplikasi media sosial


menjadi menarik untuk diperhatikan karena merupakan bagian
dari keseharian hidup masyarakat di banyak tempat di dunia.
Banyak penelitian yang sudah dilakukan terhadap perilaku
manusia yang menggunakan aplikasi media sosial kemudian
hasilnya dipublikasikan di jurnal-jurnal ilmiah. Umumnya
penelitian-penelitian tersebut menemukan adanya pengaruh
adopsi inovasi teknologi terhadap kehidupan masyarakat baik
secara individu maupun kelompok. Pengaruh tersebut ada yang
merubah perilaku manusia bersifat positif namun ada juga yang
sebaliknya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku
bersifat positif maupun negatif dalam adopsi inovasi dan
teknologi baik oleh individu maupun kelompok masyarakat.
Mengetahui faktor-faktor tersebut akan bermanfaat untuk
membantu terwujudnya hal-hal baik agar terjadi dalam individu
maupun kelompok akibat adopsi inovasi dan teknologi. Karena
pada akhirnya, inovasi dan teknologi dimaksudkan untuk
mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia.

Salah satu adopsi inovasi dan teknologi yang masif dan


sistematis di era kemajuan teknologi informasi ini adalah
adopsi aplikasi media sosial melalui jaringan internet. Salah
satu aplikasi media sosial yang saat ini sedang populer adalah
messaging apps yang bernama WhatsApp. Menurut sebuah lembaga
survei internasional, Statista diketahui jumlah pengguna
aplikasi WhatsApp pada tahun 2020 telah mencapai 2 milyar.
Menjadi menarik jika memperhatikan perilaku sekitar 2 milyar

1
pengguna aplikasi WhatsApp itu. Tentunya akan menjadi sebuah
pekerjaan raksasa untuk mengamati perilaku manusia pengguna
aplikasi WhatsApp dalam jumlah sebesar itu. Oleh karena itu
buku ini mencoba menuliskan perilaku manusia pengguna WhatsApp
dalam scope kecil saja, bahkan sangat spesifik, yaitu perilaku
pengguna grup WhatsApp. Meski sudah dibatasi seperti itu,
namun hal ini masih dalam tahap pengenalan yang berarti masih
dalam tahap eksplorasi perilaku pengguna grup WhatsApp. Hal
ini masih perlu dilanjutkan dengan berbagai langkah pengamatan
bahkan penelitian yang lebih dalam dan menggunakan metoda-
metoda yang sesuai kaidah ilmiah dalam menyingkap banyak
fenomena terkait perilaku pengguna grup WhatsApp.

Sebelum membahas perilaku pengguna grup WhatsApp maka pada Bab


1 akan disampaikan secara singkat penjelasan mengenai aplikasi
WhatsApp, mulai dari ide pembuatannya oleh Jan Koum dan Brian
Acton lalu dilanjut dengan informasi teknis mengenai aplikasi
WhatsApp, termasuk fitur grup WhatsApp yang menjadi pokok
bahasan buku ini dan potret adopsi aplikasi WhatsApp di
beberapa negara termasuk Indonesia.

Pada Bab 2, mulai disampaikan perilaku umum para pengguna grup


WhatsApp, meliputi teori-teori umum perilaku yang bisa
digunakan untuk mengamati perilaku pengguna grup WhatsApp
lebih dalam lagi, kemudian dijelaskan jenis-jenis perilaku
pengguna dalam grup WhatsApp, apa saja peran anggota grup
WhatsApp,dan akhirnya ditutup dengan penjelasan perilaku
positif dan negatif pengguna grup WhatsApp.

Pada Bab 3, dijelaskan mengenai dinamika yang terjadi dalam


grup WhatsApp. Dimulai dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
dinamika tersebut dapat terjadi, lalu siklus hidup grup
WhatsApp yang sesungguh menjadi kontribusi utama buku ini
bagai pemahaman terhadap perilaku pengguna grup WhatsApp,
karena dalam bagian ini disampaikan tentang siklus hidup grup
WhatsApp yang memiliki tujuh tahap siklus hidup. Siklus hidup
grup WhatsApp ini merupakan hasil pengamatan terhadap berbagai
grup WhatsApp yang ada di Indonesia yang semoga dapat diteliti
lebih lanjut untuk generalisasinya. Masih di bab ini,
disampaikan juga jenis-jenis siklus hidup grup WhatsApp yang
meliputi siklus hidup berdasarkan waktu durasinya dan
berdasarkan lintasan waktu tempuhnya pada setiap fase siklus
hidup. Di akhir bab ini disampaikan lima contoh kasus dinamika
yang terjadi dalam sebuah grup WhatsApp.

Pada Bab 4, dibahas mengenai masa depan aplikasi WhatsApp.


Menyadari bahwa sifat teknologi yang terus-menerus diperbarui
atau disempurnakan seiring waktu berjalan maka aplikasi
WhatsApp juga akan mengalami hal tersebut. Pada bab ini
disampaikan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities dan Threats) aplikasi WhatsApp. Dari analisis
SWOT tersebut maka dapat diproyeksikan masa depan aplikasi
WhatsApp menghadapi tantangan kemajuan teknologi dan perubahan

2
lingkungan di masa depan. Salah satu area yang akan mewarnai
wajah aplikasi WhatsApp di masa depan adalah teknologi server
yang digunakan dengan hadirnya teknologi blockchain. Kemudian
juga perubahan lingkungan atau pasar industri messaging apps
yang dapat saja mendukung dua penantang aplikasi WhatsApp
yaitu Cypviser dan Dust Messenger yang sudah berbasis
teknologi blockchain. Di bagian akhir bab ini dibahas tentang
kemungkinan integrasi teknologi-teknologi baru yang sedang
dikembangkan dengan aplikasi WhatsApp. Diharapkan melalui
integrasi teknologi-teknologi tersebut dengan WhatsApp akan
memenuhi kebutuhan para pengguna messaging apps yang semakin
berkembang kompleks di masa depan.

Pada Bab 5, yang merupakan bab terakhir buku ini, disampaikan


sari penting dari uraian pengenalan perilaku pengguna grup
WhatsApp dalam buku ini. Bab ini merupakan ringkasan poin-poin
penting yang perlu diperhatikan sidang pembaca terkait
perilaku pengguna grup WhatsApp. Tentu saja dalam bab ini juga
disampaikan beberapa saran sebagai tindaklanjut pengamatan
ataupun penelitian lebih dalam mengenai perilaku pengguna grup
WhatsApp secara khusus dan pengguna aplikasi WhatApp secara
umum.

Tidak ada gading yang tak retak, maka disadari buku ini masih
perlu penyempurnaan. Namun demikian setidaknya buku ini sudah
mencapai dua hal pokok, yaitu pertama, buku ini sudah
mengenalkan perilaku pengguna grup WhatsApp ke sidang pembaca
lebih luas dan kedua, buku ini ditulis dengan semangat
eksperimen, melalui asistensi aplikasi AI (Artificial
Intellegence) – Chat GPT yang sejak diluncurkan November 2022
membuat kegemparan di seluruh dunia. Buku ini bisa termasuk
dalam barisan pertama buku yang ditulis dengan bantuan AI yaitu
ChatGPT. Semoga apa yang sudah dimulai ini dapat dilanjutkan
dan dikembangkan lebih baik lagi untuk kemaslahatan publik.

3
BAB 1
MENGENAL LEBIH DEKAT WHATSAPP

Komunikasi teks di era Hape (handphone) pertengahan tahun 90-


an mulai dari apa yang dulu dikenal sebagai SMS (Short Message
Services) lalu berkembang menjadi BBM ( BlackBerry Messenger)
yang lebih banyak fiturnya seiring kehadiran telepon pintar
(smartphone) BlackBerry besutan RIM (Research In Motion) dari
Kanada. Sejak saat itu milyaran manusia di berbagai penjuru
dunia makin akrab dengan komunikasi teks via Hape. Aplikasi
komunikasi teks via smartphone itu semakin banyak ragamnya
saat ini, apalagi didukung jaringan internet yang semakin luas
dan handal.

Salah satu aplikasi yang saat ini paling banyak digunakan orang
di dunia adalah WhatsApp. WhatsApp sendiri merupakan aplikasi
perpesanan (messaging apps) untuk mengirim dan menerima pesan
teks, pesan suara, foto, video, dokumen, dan jenis media
lainnya melalui internet.

WhatsApp diawali dari kejadian tidak disengaja Jan Koum saat


ia tidak bisa menjawab panggilan telepon penting saat di Gym
karena ia tidak bawa HP. Hal itu membuat Jan Koum berpikir
bagaimana jika ada sebuah aplikasi yang mampu digunakan untuk
berkomunikasi meski Hape tidak sedang dibawa atau tidak sering
diperiksa pemiliknya. Selain itu privasi dan keaman menjadi
fitur utama aplikasi dengan enkripsi end-to-end yang
melindungi pesan pengguna agar tidak dicegat pihak ketiga.

Ide tersebut digodok dan dikembangkan Jan Koum menjadi


aplikasi dengan mengajak temannya saat bekerja di Yahoo! Yaitu
Brian Acton. Tak berapa lama kemudian di tahun 2009, ide itu
berwujud menjadi versi awal WhatsApp.

Versi pertama WhatsApp diluncurkan di App Store untuk iPhone


pada tahun 2009. Awalnya, aplikasi ini tidak terlalu populer,
tetapi dengan cepat mendapatkan daya tarik karena semakin
banyak orang mulai menggunakan smartphone. Pada tahun 2010,
WhatsApp dirilis untuk hape Android, dan pada tahun 2011,
aplikasi tersebut dengan cepat memiliki lebih dari 1 juta
pengguna. Suatu pencapaian yang luar biasa.

Salah satu alasan pesatnya pertumbuhan WhatsApp adalah


kesederhanaannya. Tidak seperti messaging apps lain pada saat
itu, WhatsApp tidak memiliki iklan apa pun, dan pengguna tidak
perlu membuat akun. Sebagai gantinya, aplikasi menggunakan
nomor hape seseorang sebagai pengenal uniknya, yang membuatnya
mudah digunakan dan dibagikan ke teman.

Alasan lain mengapa WhatsApp menjadi messaging apps yang


disukai adalah karena punya fitur banyak serta manfaat yang
dirasakan langsung untuk keseharian hidup penggunanya.

4
WhatsApp menyediakan berbagai fitur yang menjadikannya sebagai
messaging apps terpopuler di seluruh dunia. Beberapa fitur
tersebut antara lain:
1. Enkripsi end-to-end:
WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end untuk memastikan
bahwa pesan hanya dapat dilihat oleh pengirim dan
penerima. Ini berarti bahkan WhatsApp tidak dapat membaca
atau mencegat pesan pengguna.
2. Panggilan Suara dan Video:
WhatsApp memungkinkan pengguna melakukan panggilan suara
dan video berkualitas tinggi dengan pengguna WhatsApp
lainnya, di mana pun lokasinya.
3. Obrolan Grup (Group chats):
WhatsApp memungkinkan pengguna untuk membuat obrolan grup
hingga 256 anggota, sehingga memudahkan untuk
berkomunikasi dengan teman, keluarga, dan kolega.
4. Berbagi File:
Pengguna dapat dengan mudah berbagi foto, video, dokumen,
dan file lainnya dengan kontak mereka melalui WhatsApp.
5. Pembaruan Status (Status update):
Pengguna dapat memperbarui status mereka dengan foto,
video, dan teks, memungkinkan teman dan keluarga untuk
tetap mengetahui aktivitas mereka.
6. Akun Bisnis:
WhatsApp menawarkan akun bisnis dengan fitur seperti pesan
otomatis, balasan cepat, dan label, memudahkan bisnis
untuk berkomunikasi dengan pelanggan.

Kemudian berbicara tentang manfaat WhatsApp bagi penggunanya


dibanding messaging apps lainnya dapat disebutkan di sini
beberapa manfaat yaitu:
1. Kemudahan Penggunaan:
WhatsApp mudah digunakan dan memiliki antarmuka
(interface) yang sederhana, sehingga dapat diakses oleh
pengguna segala usia dan kemampuan teknis.
2. Keamanan:
Enkripsi end-to-end WhatsApp memastikan bahwa pesan
bersifat pribadi dan aman, memberikan ketenangan pikiran
kepada pengguna saat berkomunikasi dengan orang lain.
3. Hemat biaya:
WhatsApp menggunakan data internet untuk mengirim pesan
dan melakukan panggilan, menjadikannya alternatif hemat
biaya untuk pesan SMS tradisional dan panggilan telepon.

5
4. Jangkauan Global:
WhatsApp memiliki basis pengguna yang besar di seluruh
dunia, membuatnya mudah untuk terhubung dengan teman,
keluarga, dan kolega terlepas dari lokasinya.

Sekarang dilihat dari sepuluh negara yang memiliki pengguna


WhatsApp terbanyak menurut Statista (2021) tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Sepuluh besar negara pengguna WhatsApp


(Sumber: Statista, 2021)

Dari sepuluh besar negara pengguna WhatsApp, ternyata


Indonesia menduduki posisi ketiga setelah India dan Brazil
dengan jumlah pengguna hampir 85 juta orang. Hal ini berarti
sekitar 31% orang Indonesia sudah menjadi pengguna WhatsApp.
Sedangkan di Brazil sudah mencapai kisaran 55% lalu di India
baru berkisar 35%. Dibandingkan di negara-negara maju seperti
USA lalu Jerman dan Italia serta Spanyol misalnya maka kisaran
pengguna WhatsApp dibanding total penduduknya bisa dilihat
pada Gambar 2.

Gambar 2. Persentase pengguna WhatsApp terhadap total populasi


negara(Sumber: Statista, 2021)

6
Dari informasi tersaji pada Gambar 2, dapat disimpulkan bahwa
potensi pertumbuhan pengguna WhatsApp di USA, Meksiko,
Indonesia, India dan Rusia masih besar karena masih di bawah
50%. Hal ini tentu menjadi kabar baik untuk peluang bisnis
WhatsApp ke depannya karena WhatsApp adalah messaging apps
terpopuler dengan lebih dari 2 miliar pengguna aktif bulanan
di seluruh dunia.

Apabila kita ingin mengetahui karakteristik WhatsApp, maka


dapat disebutkan beberapa hal seperti berikut:

Karakteristik #1. Berfokus pada perpesanan:


Tidak seperti platform media sosial lainnya, WhatsApp pada
dasarnya adalah messaging apps. Fokus utamanya adalah
memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi satu sama lain
melalui one-to-one messaging dan grup, daripada berbagi konten
secara publik sehingga bisa lebih privat.

Karakteristik #2. Enkripsi end-to-end:


WhatsApp dikenal dengan fitur privasi dan keamanannya yang
kuat, termasuk enkripsi end-to-end. Artinya, pesan, foto, dan
video yang dikirim melalui aplikasi dilindungi dari penyadapan
atau dilihat oleh siapa pun kecuali pengirim dan penerima.

Karakteristik #3. Mobile first:


WhatsApp dirancang dari bawah ke atas sebagai aplikasi Hape,
dan tetap menjadi platform yang berfokus pada Hape. Meskipun
sekarang sudah banyak dapat diakses melalui browser web di
komputer. Namun aplikasi ini berkinerja lebih optimal saat
digunakan pada smartphone dan tablet.

Karakteristik #4. Tanpa iklan:


Tidak seperti banyak platform media sosial lainnya, WhatsApp
tidak menampilkan iklan kepada penggunanya. Ini karena
WhatsApp berkomitmen untuk menyediakan pengalaman perpesanan
yang pribadi dan bebas iklan. Hal ini disukai pengguna yang
tidak ingin ada gangguan saat berkomunikasi.

Karakteristik #5. Limited sharing:


Meskipun WhatsApp memungkinkan pengguna untuk berbagi foto,
video, dan dokumen, kemampuan berbaginya jauh lebih terbatas
daripada platform media sosial lainnya. Misalnya, pengguna
tidak dapat kirim file besar, membuat profil publik,
membagikan postingan secara publik, atau mengikuti pengguna
lain. Hal ini sebagai konsekuensi dari desain ukuran teknis
WhatsApp yang relatif lebih kecil dibanding platform media
sosial lainnya yaitu mengirim pesan teks biasanya WhatsApp
menggunakan sekitar 0,01 kilobit data, sedangkan mengirim foto
atau video dapat menggunakan data antara 0,3 hingga 3 megabyte
tergantung ukuran file. Panggilan suara dan video menggunakan
lebih banyak data, panggilan suara menggunakan sekitar 0,15
megabit per menit, dan panggilan video menggunakan sekitar 0,5
megabit per menit.

7
WhatsApp di Indonesia

WhatsApp diluncurkan di Indonesia pada tahun 2012 dan dengan


cepat mendapatkan popularitas di antara para pengguna
smartphone yang terus bertumbuh jumlahnya. Salah satu faktor
pendorong popularitas tersebut karena WhatsApp menjadi
alternatif lebih murah mengirim pesan dibanding SMS yang
mengenakan tarif per pesan.

Meski awalnya, WhatsApp digunakan untuk komunikasi pribadi


dengan teman dan keluarga. Namun, seiring waktu WhatsApp juga
mulai digunakan untuk keperluan bisnis dan organisasi karena
banyak orang sudah memasang aplikasi ini sehingga memudahkan
koordinasi berbagai hal dalam bisnis dan organisasi.

Salah satu faktor kunci yang berkontribusi terhadap kesuksesan


WhatsApp di Indonesia adalah upaya lokalisasi aplikasi
tersebut. WhatsApp bekerja sama dengan mitra lokal untuk
memastikan bahwa aplikasi tersebut disesuaikan dengan
kebutuhan dan preferensi pengguna orang Indonesia. Ini
termasuk menambahkan dukungan untuk Bahasa Indonesia serta
mengembangkan fitur yang dirancang khusus untuk pasar
Indonesia.

Salah satu area utama di mana WhatsApp memiliki pengaruh di


Indonesia adalah di ranah e-commerce. Karena semakin banyak
orang Indonesia mulai berbelanja online, maka bisnis dan
pengecer mulai menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi dengan
pelanggan dan memproses pesanan. Terlebih adanya fitur status
di WhatsApp yang bisa digunakan untuk promosi produk. Hal ini
menguatkan WhatsApp untuk memfasilitasi transaksi peer-to-
peer, dengan pengguna membeli dan menjual barang dan jasa
secara langsung melalui aplikasi.

Tidak hanya dalam bisnis dan organisasi namun WhatsApp juga


berperan dalam lanskap politik Indonesia. Selama pemilihan
presiden 2019, misalnya, WhatsApp digunakan kampanye politik
untuk menyebarkan informasi dan berinteraksi dengan pemilih.
Meski demikian WhatsApp juga dikritik karena perannya dalam
menyebarkan berita palsu (hoax) dan disinformasi. Hal ini
perlu dicarikan solusi ke depannya diantaranya melalui
regulasi pemerintah dan edukasi publik yang lebih sistematis.

Menurut survei tahun 2021 oleh Hootsuite, jumlah pengguna


WhatsApp di Indonesia mencapai 130 juta orang dengan rata-rata
pemakaian 27 menit per hari. Indonesia menduduki peringkat ke
tiga setelah India dan Brazil. Berikut data sepuluh besar
negara rata-rata waktu penggunaan WhatsApp per orang. Dari
data tersebut ampak bahwa penggunaan WhatsApp menjadi semakin
sentral dalam kehidupan orang. Bila mengambil contoh Indonesia
maka untuk 130 juta orang penggunaan WhatsApp di Indonesia
mencapai 3.510.000.000 menit atau 975 ribu jam per tahun.

8
Negara-negara Asia Timur seperti China, Korea Selatan dan
Jepang tidak muncul dalam data tersebut karena memang WhatsApp
kurang populer digunakan. Orang-orang di China lebih suka
menggunakan WeChat, sedangkan di Jepang messaging apps paling
banyak digunakan adalah LINE. Orang-orang Korea Selatan lebih
sering menggunakan Kakao Talk untuk berkomunikasi. Rasa
nasionalisme sepertinya menjadi faktor munculnya fenomena
tersebut karena WeChat adalah buatan China, LINE adalah buatan
Jepang dan Kakao Talk buatan Korea Selatan.

Gambar 3. Sepuluh besar negara rata-rata waktu penggunaan


WhatsApp per orang(Sumber: Statista, 2021)

Profil pengguna WhatsApp di Indonesia dibandingkan dengan


negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, didominasi
oleh kalangan usia muda. Hal ini juga dialami oleh negara-
negara tetangga Indonesia sebagaimana tersaji pada Gambar 4.

Gambar 4. Profil pengguna WhatsApp di beberapa negara Asia


Tenggara(Sumber: Statista, 2022)

Nampak dari Gambar 4, bahwa mayoritas pengguna WhatsApp di


Indonesia, Fillipina, Malaysia dan Singapura berusia di bawah
35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa WhatsApp sesuai dengan
kebutuhan orang-orang muda yang aktif berkomunikasi terlebih

9
dengan adanya berbagai emoticon serta fitur status yang selalu
dapat diperbarui untuk menunjukkan aktivitas terkini pengguna
WhatsApp sebagai bagian eksistensi diri di grup pertemanan.

WhatsApp kurang mendapat sambutan pada segmen usia 45 tahun ke


atas yang mengindikasikan perkembangan teknologi informasi
perpesanan tidak dapat diikuti oleh segmen usia ini. Kelompok
ini masih lebih akrab dengan SMS atau voice call untuk
berkomunikasi.

Pengguna aplikasi WhatsApp berjenis kelamin laki-laki sebesar


56,5% menurut survey Statista tahun 2022.

Pengguna Whatsapp versi bisnis di Indonesia masih sangat


sedikit diperkirakan sekitar 5 juta orang. Hal ini disebabkan
masih banyak yang belum mengetahui kegunaan WhatsApp versi
bisnis serta perbedaannya dibanding WhatsApp standar. Alasan
lain meski sudah mengetahui adanya WhatsApp versi bisnis namun
orang tetap tidak mau menggunakan karena menganggap tidak
banyak bedanya dengan versi standar.

WhatsApp di Indonesia telah menjadi bagian hidup banyak orang.


Apalagi mudah di-install dan mudah dipelajari cara
penggunaannya. Tidak hanya menulis pesan namun orang dapat
merekam pesan suara untuk disampaikan via WhatsApp. Dual mode
fitur tersebut membuat WhatsApp disukai banyak orang di
Indonesia yang secara tradisional lebih akrab dengan budaya
lisan dibanding tulisan.

Perbandingan WhatsApp dengan messaging apps lainnya

Apabila dibandingkan dengan messaging apps lain, semisal


Telegram sebagai pesaing terdekat WhatsApp, maka akan
diketahui hal-hal yang menjadi kekuatan dan kelemahan
WhatsApp. Berikut adalah perbandingan WhatsApp dengan Telegram
baik secara teknis maupun non-teknis.

# Basis penggunaan
Estimasi jumlah pengguna WhatsApp di seluruh dunia per 2021
sebesar 2 milyar orang. Sedangkan pengguna aktif Telegram
di seluruh dunia per 2021 diestimasi sebesar 500 juta orang.

# Enkripsi End-to-End
WhatsApp dan Telegram sama-sama menawarkan enkripsi end-to-
end untuk pesan yang memastikan bahwa pesan aman dan tidak
dapat dicegat oleh pihak ketiga.

# Fitur chat group


Baik WhatsApp dan Telegram menawarkan fitur chat group,
tetapi Telegram memungkinkan chat group dengan jumlah orang
lebih besar hingga 200.000 anggota, sementara WhatsApp
memiliki batas maksimum 256 anggota per grup.

10
# Kemampuan berbagi file
Telegram memungkinkan pengguna untuk berbagi file yang
lebih besar, hingga 2GB, sementara WhatsApp memiliki batas
maksimum 100MB untuk video dan 16MB untuk jenis file
lainnya.

# Panggilan Suara dan Video


Baik WhatsApp dan Telegram menawarkan fitur panggilan suara
dan video, tetapi WhatsApp lebih disukai karena kualitas
panggilan dan antarmuka yang ramah pengguna.

# Kustomisasi
Telegram memungkinkan penyesuaian yang lebih besar, dengan
opsi untuk tema, stiker, dan bot khusus, sementara WhatsApp
memiliki opsi penyesuaian yang lebih terbatas.

Alasan WhatsApp populer di Indonesia

1. Komunikasi hemat biaya:


Di Indonesia, pesan SMS tradisional bisa jadi mahal,
terutama bagi mereka yang mengirim banyak pesan. WhatsApp
menawarkan alternatif hemat biaya yang memungkinkan
pengguna mengirim pesan teks, pesan suara, dan konten
multimedia tanpa biaya (selain biaya data). Ini
menjadikannya pilihan yang menarik bagi orang Indonesia
yang ingin tetap terhubung dengan teman dan keluarga tanpa
menguras kantong.

2. Antarmuka yang ramah pengguna:


Antarmuka WhatsApp intuitif dan mudah digunakan, bahkan
bagi mereka yang tidak paham teknologi. Ini membuatnya
dapat diakses oleh berbagai pengguna, termasuk mereka yang
mungkin baru menggunakan ponsel cerdas atau messaging
apps.

3. Sesuai kebutuhan lokal:


WhatsApp telah melakukan upaya bersama untuk menyesuaikan
aplikasinya dengan kebutuhan dan preferensi pengguna
Indonesia. Ini termasuk menambahkan dukungan untuk Bahasa
Indonesia, serta mengembangkan fitur yang dirancang
khusus untuk pasar Indonesia. Ini telah membantu
menjadikan WhatsApp lebih relevan dan bermanfaat bagi
pengguna Indonesia.

4. Fungsionalitas serbaguna:
WhatsApp lebih dari sekadar messaging apps. Ini juga
menawarkan berbagai fitur, seperti panggilan suara dan
video, obrolan grup, dan kemampuan untuk berbagi konten
multimedia. Keserbagunaan ini menjadikannya pilihan
populer untuk berbagai pengguna, dari individu hingga
bisnis.

11
5. Koneksi sosial:
Di Indonesia, koneksi sosial sangat dihargai, dan WhatsApp
membantu memfasilitasi koneksi ini. Orang Indonesia
menggunakan WhatsApp untuk tetap terhubung dengan teman
dan keluarga, berbagi berita dan informasi, serta
membangun dan memelihara jejaring sosial. Ini telah
membantu menjadikan WhatsApp sebagai bagian sentral dari
tatanan sosial negara.

Mengenal teknis WhatsApp

1. Platform:
WhatsApp adalah aplikasi perpesanan seluler lintas
platform yang tersedia di iOS, Android, Windows Phone,
dan sistem operasi seluler lainnya.

2. Protokol:
WhatsApp menggunakan Protokol Sinyal, yang merupakan
protokol enkripsi ujung-ke-ujung sumber terbuka yang
dirancang untuk mengamankan komunikasi perpesanan.

3. Enkripsi:
WhatsApp menggunakan enkripsi ujung ke ujung untuk semua
pesan, panggilan, foto, dan video yang dibagikan di
platform. Ini berarti hanya pengirim dan penerima yang
dapat membaca pesan, dan bahkan WhatsApp pun tidak dapat
mengakses isi pesan tersebut.

4. Arsitektur server:
WhatsApp menggunakan arsitektur klien-server, di mana
aplikasi seluler bertindak sebagai klien dan
berkomunikasi dengan server WhatsApp untuk mengirim dan
menerima pesan.

5. Penggunaan data:
WhatsApp menggunakan jumlah data yang sangat kecil
dibandingkan dengan aplikasi perpesanan lainnya yaitu
sekitar 0,01 kilobit data, menjadikannya cara yang efisien
dan hemat biaya untuk berkomunikasi dengan teman dan
keluarga. Meski demikian WhatsApp dapat menggunakan
banyak ruang penyimpanan di Hape, terutama jika WhatsApp
digunakan untuk mengirim dan menerima foto dan video dalam
jumlah besar. Ini dapat menyebabkan masalah dengan kinerja
Hape dan manajemen penyimpanan.

6. Bahasa pengembangan:
WhatsApp terutama dikembangkan menggunakan bahasa
pemrograman seperti Erlang, C++, dan Java.

7. Tanggal rilis:
WhatsApp dirilis di iOS pada tahun 2009 dan di Android
pada tahun 2010. Sejak saat itu, WhatsApp telah mengalami

12
banyak pembaruan dan peningkatan, menambahkan fitur baru
dan pembaruan keamanan di sepanjang jalan.

8. Pengaruh akuisisi facebook:


Setelah WhatsApp diakuisisi Facebook pada 2014, maka ada
sisi positifnya antara lain peningkatan sumberdaya
WhatsApp termasuk platform dan fitur-fitur. Pengguna
WhatsApp dapat menautkan akun ke profil Facebook dan
berbagi informasi. Namun ada sisi negatifnya antara lain
adanya tampilan iklan di WhatsApp yang membuat
ketidaknyamanan banyak pengguna WhatsApp.

Sekilas grup WhatsApp

Grup WhatsApp adalah fitur pada aplikasi WhatsApp yang


memungkinkan pengguna membuat grup obrolan dengan banyak
orang. Dengan grup WhatsApp, pengguna dapat menambahkan teman,
anggota keluarga, kolega, atau kontak lain ke dalam satu
obrolan, memungkinkan mereka berkomunikasi dan berbagi
informasi satu sama lain dalam lingkungan yang pribadi dan
aman.

Grup WhatsApp dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti


mengoordinasikan acara atau rapat, berbagi berita dan
informasi, mendiskusikan topik yang diminati, atau sekadar
tetap berhubungan dengan teman dan keluarga.

Untuk membuat grup WhatsApp, pengguna harus membuka aplikasi


dan menavigasi ke tab "Obrolan". Dari sana, mereka dapat
mengetuk tombol "Grup Baru", memilih kontak yang ingin mereka
tambahkan ke grup, lalu memberi nama grup tersebut. Setelah
grup dibuat, semua anggota dapat mengirim dan menerima pesan,
foto, video, dan dokumen, serta dapat saling melihat pembaruan
status dan informasi profil.

Pembuat grup WhatsApp secara default menjadi administrator


grup pertama yang memiliki izin dan tanggung jawab tambahan,
termasuk kemampuan untuk mengelola grup dan anggotanya.
Administrator grup dapat bertambah sesuai kebutuhan dengan
pemberian status administrator kepada anggota grup oleh
administrator grup yang terlebih dulu ada. Jumlah
administrator grup tidak dibatasi oleh WhatsApp. Namun terlalu
banyak administrator grup membuat potensi konflik dan
kebingungan saat pengambilan keputusan grup tersebut. Namun
disarankan untuk sebuah grup WhatsApp minimal memiliki dua
administrator grup.

Adapun tugas dan kewenangan administrator grup antara lain


sebagai berikut:

13
1. Administrator grup memiliki kemampuan untuk menambah atau
menghapus anggota, mengubah nama, deskripsi atau gambar
grup, dan menetapkan aturan atau pedoman grup.

2. Administrator grup dapat mengontrol tingkat akses yang


dimiliki anggota grup lain, seperti mencegah anggota
mengirim pesan atau mengubah info grup. Jika ada anggota
yang melanggar aturan,maka administrator grup dapat
menghapusnya dari grup, atau bahkan memblokirnya sama
sekali untuk menggunakan WhatsApp.

3. Administrator grup memoderasi percakapan dalam grup dan


memastikan semua anggota mematuhi aturan dan pedoman grup
yang disepakati.

Secara keseluruhan, administrator grup memainkan peran penting


dalam memastikan bahwa grup berfungsi dengan lancar dan semua
anggota berkomunikasi secara efektif dan saling menghormati.
Penting bagi administrator grup untuk bersikap adil, tidak
memihak, dan responsif terhadap kebutuhan dan kekhawatiran
anggota. Keterampilan komunikasi dan kepemimpinan yang baik
menjadi sangat penting untuk efektivitas administrasi grup
WhatsApp.

Tata tertib dalam grup WhatsApp

1. Hormati anggota lain:


Semua anggota grup harus memperlakukan satu sama lain
dengan hormat dan menahan diri dari segala bentuk ujaran
kebencian, pelecehan, atau intimidasi.

2. Tetap pada topik:


Grup harus memiliki tujuan yang jelas dan anggota harus
tetap pada topik saat memposting pesan, gambar, atau
tautan.

3. Dilarang mengirim spam:


Anggota harus menghindari mengirim pesan spam atau
berulang kali berbagi konten yang sama di grup.

4. Tidak ada serangan pribadi:


Anggota harus menghindari melakukan serangan pribadi atau
mengkritik anggota lain dalam grup.

5. Dilarang berbagi konten yang tidak pantas:


Anggota tidak boleh membagikan konten apa pun yang
menyinggung, pornografi, atau ilegal.

6. Hindari berbagi informasi yang belum diverifikasi:


Anggota harus berhati-hati saat berbagi informasi dan
memverifikasi keaslian informasi sebelum membagikannya di
grup.

14
7. Tidak ada promosi diri:
Anggota harus menghindari penggunaan grup untuk promosi
diri atau iklan kecuali sudah mendapat kesepakatan
bersama.

8. Menjaga kerahasiaan:
Anggota tidak boleh berbagi informasi rahasia atau detail
pribadi anggota lain dalam grup.

9. Hormati keputusan administrator grup:


Anggota harus menghormati keputusan yang dibuat oleh
administrator grup dan menghindari mempertanyakan
otoritas mereka.

10. Dilarang meneruskan pesan tanpa persetujuan:


Anggota tidak boleh meneruskan pesan apa pun dari grup ke
orang lain tanpa persetujuan pengirim.

Penggunaan grup WhatsApp dalam masyarakat

Berikut adalah beberapa contoh positif bagaimana WhatsApp


digunakan dalam kehidupan nyata dalam berbagai konteks:

Komunikasi perawatan kesehatan:


Di Indonesia, WhatsApp digunakan oleh dokter dan pasien untuk
berkomunikasi tentang masalah kesehatan dan rencana
pengobatan. Misalnya, pasien dapat mengirimkan foto gejalanya
ke dokter, yang kemudian dapat mendiagnosis dan meresepkan
pengobatan melalui WhatsApp.

Komunikasi bisnis:
Di Malaysia, WhatsApp banyak digunakan oleh pemilik usaha
kecil untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan mengelola
pesanan. Misalnya, toko roti kecil mungkin menggunakan
WhatsApp untuk menerima pesanan dari pelanggan dan mengirimkan
pembaruan tentang kapan pesanan mereka akan siap.

Keterlibatan komunitas:
Di Filipina, WhatsApp digunakan oleh pejabat pemerintah daerah
untuk berinteraksi dengan warga dan memberikan informasi
tentang layanan publik. Misalnya, walikota setempat mungkin
menggunakan WhatsApp untuk mengirim pembaruan tentang
perbaikan jalan, pemadaman listrik, atau masalah komunitas
lainnya.

Pendidikan:
Di Singapura, WhatsApp digunakan oleh guru dan siswa untuk
berkomunikasi tentang tugas, ujian, dan hal-hal terkait kelas
lainnya. Misalnya, seorang pengajar mungkin menggunakan
WhatsApp untuk mengirimkan pengingat tentang ujian yang akan

15
datang, atau untuk membagikan artikel berita yang relevan
dengan kursus tersebut.

Komunikasi keluarga:
Di banyak negara, termasuk Indonesia, WhatsApp digunakan oleh
keluarga untuk tetap berkomunikasi dan berbagi berita dan
pembaruan. Misalnya, seorang ibu mungkin menggunakan WhatsApp
untuk mengirim foto dan pembaruan tentang hari pertama sekolah
anaknya, atau untuk mengoordinasikan pertemuan keluarga.

Secara keseluruhan, WhatsApp digunakan dalam berbagai cara


positif untuk memfasilitasi komunikasi, berbagi informasi, dan
membangun koneksi dalam komunitas dan keluarga. Dengan
menyediakan platform komunikasi yang sederhana dan mudah
diakses, WhatsApp membantu mendekatkan orang-orang dan
meningkatkan kehidupan mereka dengan cara yang bermakna.

Sayangnya, seperti teknologi lainnya, WhatsApp dapat


disalahgunakan atau memiliki konsekuensi negatif. Berikut
adalah beberapa contoh cara negatif penggunaan WhatsApp:

Misinformasi dan berita palsu:


Salah satu masalah terbesar WhatsApp adalah penyebaran
informasi yang salah dan berita palsu. Karena pesan di WhatsApp
sering diteruskan dan dibagikan secara luas, sulit untuk
memverifikasi keakuratan informasi. Dalam beberapa kasus,
informasi palsu menyebabkan kepanikan dan kekerasan.

Cyberbullying dan pelecehan:


Grup WhatsApp dapat menjadi tempat berkembang biaknya
cyberbullying dan pelecehan, khususnya di kalangan remaja.
Pesan yang menyinggung atau mengancam dapat dengan cepat
menyebar melalui grup, dan korban mungkin merasa terjebak dan
tidak dapat melarikan diri dari pelecehan terus-menerus.

Penipuan:
WhatsApp telah digunakan oleh penipu untuk mengelabui pengguna
agar memberikan informasi pribadi atau uang. Misalnya, penipu
mungkin berpura-pura sebagai teman atau anggota keluarga dan
meminta uang untuk menutupi keadaan darurat.

Kecanduan dan gangguan:


Seperti platform media sosial lainnya, WhatsApp dapat membuat
ketagihan dan menyebabkan gangguan dan penundaan. Beberapa
pengguna mendapati diri mereka menghabiskan waktu berjam-jam
di aplikasi, memeriksa pesan dan pembaruan baru.

Masalah privasi:
WhatsApp telah dikritik karena kebijakan privasinya, terutama
sejak diakuisisi oleh Facebook. Beberapa pengguna khawatir
tentang bagaimana data mereka digunakan dan dibagikan, dan
apakah pesan mereka benar-benar pribadi.

16
Penting untuk menyadari aspek negatif WhatsApp ini dan
mengambil langkah untuk mengurangi dampaknya. Ini mungkin
termasuk memeriksa fakta informasi sebelum meneruskannya,
melaporkan pelecehan atau penipuan kepada administrator grup,
menetapkan batasan penggunaan aplikasi, dan berhati-hati dalam
berbagi informasi pribadi.

Ada beberapa kasus hukum yang melibatkan penyalahgunaan


WhatsApp. Berikut adalah beberapa contohnya di beberapa
negara:

Brasil:
Pada tahun 2018, WhatsApp diblokir sementara di Brasil setelah
perusahaan menolak untuk mematuhi perintah pengadilan untuk
menyerahkan data pengguna dalam penyelidikan kriminal. Kasus
ini memicu perdebatan tentang enkripsi dan privasi, karena
enkripsi end-to-end WhatsApp mempersulit perusahaan untuk
mematuhi perintah tersebut.

India:
Pada tahun 2018, WhatsApp terlibat dalam serangkaian hukuman
mati tanpa pengadilan di India, yang dipicu oleh rumor dan
informasi palsu yang disebarkan melalui aplikasi. Pemerintah
India mengancam tindakan hukum terhadap WhatsApp jika
perusahaan tidak mengambil langkah-langkah untuk mengekang
penyebaran informasi yang salah.

Israel:
Pada tahun 2019, sebuah perusahaan spyware Israel bernama NSO
Group dituduh menggunakan kerentanan di WhatsApp untuk meretas
ponsel jurnalis, aktivis, dan individu lainnya. WhatsApp
menggugat NSO Group, menuduh bahwa perusahaan tersebut
melanggar undang-undang AS dengan menggunakan WhatsApp untuk
melakukan pengawasan.

Amerika Serikat:
Pada tahun 2020, sekelompok pengguna WhatsApp menggugat
perusahaan atas kebijakan privasi terbarunya, yang mereka duga
melanggar hak privasi mereka. Gugatan tersebut berpendapat
bahwa praktik berbagi data WhatsApp dengan Facebook menipu dan
melanggar kebijakan privasi perusahaan itu sendiri.

Indonesia:
Pada 2017, seorang pria dijatuhi hukuman 18 bulan penjara
karena menghina presiden di WhatsApp. Pria itu telah
membagikan foto presiden yang di-photoshop di grup WhatsApp,
yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap undang-undang ketat
Indonesia yang melarang penghinaan terhadap kepala negara.

Malaysia:
Pada 2018, seorang wanita dijatuhi hukuman satu minggu penjara
karena menghina mantan perdana menteri negara itu di WhatsApp.

17
Wanita itu membagikan pesan di WhatsApp yang menuduh mantan
perdana menteri itu melakukan korupsi.

Thailand:
Pada tahun 2020, seorang aktivis mahasiswa ditangkap dan
didakwa melakukan penghasutan karena membagikan artikel berita
di grup WhatsApp yang mengkritik monarki Thailand. Insiden
tersebut memicu protes dan seruan untuk mereformasi undang-
undang lèse-majesté Thailand yang ketat, yang melarang kritik
terhadap monarki.

18
BAB 2
PERILAKU DALAM GRUP WHATSAPP

Perilaku manusia adalah segala sesuatu yang dilakukan manusia,


termasuk tindak, reaksi dan respon terhadap lingkungannya.
Perilaku manusia dipengaruhi banyak faktor, antara lain:
faktor biologis, psikologis, sosial dan lingkungan. Salah satu
perilaku yang menarik diamati adalah perilaku anggota grup
WhatsApp.

Perilaku dalam grup WhatsApp di dunia maya sebenarnya cerminan


dari perilaku keseharian di dunia nyata. Meski demikian karena
ada perbedaan medium dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaan maka ada saja perbedaan perilaku manusia antara di
dunia maya dan dunia nyata. Masih banyak perilaku orang dalam
dunia maya yang belum disingkap dan dipahami sebagaimana
perilaku orang di dunia nyata. Tentu saja hal ini menjadi jelas
karena memang dunia maya masih baru dikenal peradaban manusia
dibanding dunia nyata, terlebih dunia maya hadir karena
kemajuan teknologi informasi khususnya komputer.

Teori-teori perilaku dalam grup WhatsApp

Dalam memahami perilaku manusia kita dapat merujuk pada teori-


teori perilaku yang sudah diperkenalkan para ahli dari
berbagai disiplin keilmuan. Berikut beberapa teori perilaku
manusia yang sering disebut dalam pembahasan perilaku.

1. Teori behaviorisme
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia dipelajari
melalui interaksi dengan lingkungannya. Semua perilaku
dapat dijelaskan melalui pengamatan dan pengukuran
perilaku manusia yang nampak terlihat nyata dan
mengesampingkan faktor internal yang tidak kelihatan
seperti pikiran dan emosi.Teori ini didukung sejumlah ahli
seperti: Pavlov, Watson dan Skinner.

Perilaku pengguna grup WhatsApp didapatkan melalui


pembelajaran dari lingkungannya. Saat ada teman, keluarga
atau orang-orang di lingkungannya mengunduh dan memasang
aplikasi WhatsApp dalam hapenya maka hal itu akan menjadi
rujukan tindakan yang diikuti seseorang yang baru mengenal
aplikasi WhatsApp. Selanjutnya pengguna baru aplikasi
WhatsApp akan mempelajari fitur-fitur WhatsApp bisa
secara otodidak ataupun dibantu teman atau keluarga di
lingkungannya. Perilaku tersebut yang dijelaskan melalui
teori behaviorisme bahwa lingkungan seseorang mengajarkan
pengguna grup WhatsApp.

2. Teori kognitif
Teori ini berfokus pada peran pikiran manusia dalam
menghasilkan perilaku. Menurut teori ini, perilaku

19
manusia dipengaruhi proses kognitif seperti: persepsi,
pemikiran dan memori (ingatan). Jadi teori ini lebih
menekankan pada hal yang tidak kelihatan dalam manusia
yang mempengaruhi perilakunya. Teori ini didukung para
ahli seperti: Piaget, Neisser dan Vygotsky.

Menggunakan teori kognitif dapat disampaikan bahwa


perilaku pengguna grup WhatsApp terbentuk dari analisis
pengguna terhadap aplikasi WhatsApp termasuk fitur-
fiturnya serta analisis pengguna terhadap interaksi
sosial yang didapatkan dari lingkungannya baik secara on-
line maupun off-line. Meskipun pengguna aplikasi
WhatsApp, khususnya fitur grup WhatsApp datang dari
berbagai lapisan masyarakat, namun karena tampilan
sederhana, navigasi fitur-fitur yang mudah dipahami,
serta teknis pengoperasiannya yang mudah juga membuat
pengguna aplikasi WhatsApp secara kognitif mudah mencerna
dan menganalisis kapabilitas aplikasi tersebut untuk
disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya.

3. Teori psikoanalitik
Teori ini menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi
ketidaksadaran dan pengalaman masa lalu yang tersembunyi
dalam pikirannya. Psikoanalisis berfokus pada peran
emosi, hasrat dan konflik dalam membentuk perilaku
manusia. Teori ini didukung oleh Freud, Jung dan Adler.

Dalam penggunaan fitur grup WhatsApp seringkali saat


mengirim pesan atau membalas pesan dari pihak lain
sehingga menimbulkan interaksi komunikasi tentang suatu
topik bahasan, para pengguna grup WhatsApp dipengaruhi
oleh alam bawah sadar atau pengalaman masa lalunya. Pesan
yang diterima dalam grup WhatsApp akan ditanggapi pengguna
grup WhatsApp dengan berbagai cara dan rujukan, yang salah
satunya adalah pengalaman masa lalu mereka. Hal ini sering
memicu perdebatan antar anggota sebuah grup WhatsApp,
karena para anggota menggunakan rujukan pengalaman masa
lalu mereka masing-masing.

4. Teori sosial
Teori ini menyakini bahwa perilaku manusia dipengaruhi
lingkungan sosialnya dan teori ini berfokus pada bagaimana
individu manusia berinteraksi dengan lingkungan sosial
(kelompok) mereka. Teori ini mendapat dukungan para ahli
seperti: Bandura, Festinger dan Milgram.

Perilaku pengguna dalam grup WhatsApp dapat dijelaskan


juga melalui peran lingkungan sosialnya masing-masing.
Dalam setiap grup WhatsApp yang latar belakang anggotanya
heterogen akan lebih jelas terlihat pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku anggota grup WhatsApp,
dibandingkan bila latar belakang anggotanya relatif lebih
homogen. Selain itu, pengaruh lingkungan sosial atau

20
kelompok ini dapat membedakan satu grup WhatsApp dengan
yang lain, terlebih bila latar belakang anggota grup-grup
tersebut relatif homogen. Kohesivitas kelompok akan
nampak juga dalam perilaku pengguna grup WhatsApp.

5. Teori humanistik
Teori ini berfokus pada kemampuan manusia mengembangkan
potensi diri mereka sendiri sehingga mencapai
kebahagiaan. Teori humanistik menjelaskan bahwa perilaku
manusia dipengaruhi kebutuhan-kebutuhan manusia seperti:
rasa aman, cinta dan atau penghargaan. Teori ini didukung
oleh Maslow, May dan Rogers.

Pengguna grup WhatsApp umumnya tertarik bergabung atau


membuat grup WhatsApp karena didorong adanya kebutuhan.
Hal ini turut mempengaruhi perilaku pengguna grup
WhatsApp. Kebutuhan tiap anggota grup WhatsApp dapat saja
bermacam-macam, namun dalam sebuah grup WhatsApp ada
kebutuhan sama yang mengikat para anggota grup WhatsApp.
Bila kebutuhan tersebut sudah tercapai atau tidak
terpenuhi maka mungkin saja ada anggota yang keluar atau
meninggalkan grup WhatsApp.

6. Teori evolusioner
Teori ini mengemukakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi
oleh faktor evolusioner yaitu: adaptasi dan seleksi alam.
Teori evolusioner berfokus pada cara perilaku manusia
berkembang dan beradaptasi dalam lingkungannya seiring
perubahan waktu. Teori ini didukung oleh Darwin, Buss dan
Cosmides.

Pada teori terakhir ini, perilaku pengguna grup WhatsApp


dapat dijelaskan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi
dalam lingkungan juga mempengaruhi perilaku pengguna grup
WhatsApp. Perubahan yang bersifat evolusioner biasanya
akan direspon sesuai konteks di mana anggota-anggota grup
WhatsApp itu berada. Bila perubahan yang terjadi tidak
dapat direspon baik maka kemungkinan terburuk adalah
bubarnya grup WhatsApp. Perilaku anggota grup WhatsApp
yang memperhatikan faktor adaptasi menjadi penting
diamati saat adanya perubahan lingkungan yang dialami para
anggota grup tersebut. Jika ada anggota yang tidak mampu
beradaptasi terhadap perubahan dalam sebuah grup Whatsapp
maka yang bersangkutan dapat merasa tersisih atau terasing
dan akhirnya akan keluar atau meninggalkan grup.

Semua teori tentunya memiliki kelemahan maupun kekuatan


masing-masing dalam menjelaskan suatu fenomena. Menjadi
penting bagaimana menggunakan teori-teori tersebut dalam
menjelaskan suatu hal agar mencapai tujuan yang diinginkan.
Adakala menggunakan beberapa teori, alih-alih hanya
menggunakan satu teori dalam menjelaskan suatu fenomena. Oleh
karena itu untuk menjelaskan perilaku orang dalam grup

21
WhatsApp maka digunakan beberapa teori perilaku agar semakin
nyata penjelasannya sehingga mudah dipahami.
Sebelum lebih jauh membahas perilaku orang dalam grup
WhatsApp, maka ada baiknya disampaikan perbedaan antara
tindakan, perilaku dan kebiasaan.

1. Tindakan
Tindakan merupakan suatu upaya atau usaha yang disengaja untuk
melakukan sesuatu. Tindakan sering dilakukan untuk mencapai
tujuan atau memenuhi kebutuhan seseorang. Tindakan juga dapat
diartikan sebagai rencana atau strategi yang dibuat sebelum
melakukan suatu hal. Contoh tindakan antara lain: Tindakan
membaca buku dilakukan untuk menyelesaikan tugas sekolah.

2. Perilaku
Perilaku adalah segala tindakan, ucapan atau respon seseorang
terhadap lingkungannya. Perilaku dapat berupa perwujudan
ekspresi seseorang baik terlihat nyata maupun tidak terlihat
nyata (eksplisit maupun implisit). Perilaku dapat berupa
tindakan tidak disengaja (spontan). Contoh perilaku antara
lain: berbicara dengan teman, menonton pertunjukkan seni atau
tidur.

3. Kebiasaan
Kebiasaan adalah perilaku yang dilakukan secara rutin dan
konsisten sehingga membentuk pola berulang dalam kehidupan
sehari-hari. Kebiasaan seringkali dilakukan tanpa disadari dan
sulit diubah. Contoh kebiasaan antara lain: berbicara dengan
teman setiap sore, menonton pertunjukkan seni sebulan sekali,
atau tidur sebelum jam 10 malam.

Dalam konteks penggunaan WhatsApp maka dapat dipahami pada


awalnya WhatsApp digunakan sebagai tindakan seseorang memenuhi
kebutuhan komunikasinya, kemudian menjadi perilaku karena
dalam tindakan pemenuhan kebutuhan komunikasi dapat diwujudkan
secara pesan eksplisit melalui teks tulisan atau suara baik
yang direkam maupun langsung diucapkan dalam percakapan serta
secara pesan implisit melalui emoji, video atau gambar yang
dikirimkan. Perilaku menggunakan WhatsApp yang rutin atau
berulang secara konsisten membentuk kebiasaan seseorang dalam
menggunakan WhatsApp. Kebiasaan ini terbentuk dari faktor
internal seperti: keyakinan, sikap, nilai-nilai yang dianut,
dan motivasi yang melahirkan kebutuhan seseorang untuk
menggunakan WhatsApp mencapai tujuannya dan faktor eksternal
seperti: lingkungan fisik, sosial serta budaya yang
menstimulasi seseorang untuk bertindak dan berperilaku secara
konsisten berulang untuk mencapai tujuannya.

Jenis perilaku dalam grup WhatsApp

Tentu saja ada bermacam perilaku orang dalam grup WhatsApp,


namun berikut dicoba dipaparkan beberapa perilaku yang umum
disaksikan dalam sebuah grup WhatsApp.

22
1. Mengirim pesan teks.
Perilaku ini merupakan perilaku utama karena memang fungsi
aplikasi WhatsApp adalah sebagai media kirim pesan dalam
berbagai bentuk antara lain teks tulisan dan emoji.
Seseorang kirim pesan teks menggunakan WhatsApp untuk
berkomunikasi dengan teman, rekan kerja, keluarga atau
relasi baru kenal. Sifat pesan yang dikirim antara lain
berupa: percakapan santai, senda gurau, percakapan serius,
bahkan transaksi bisnis.

2. Mengirim foto, gambar dan video


Perilaku ini umumnya untuk memberi penjelasan visual yang
lebih hidup agar pesan lebih mudah dipahami penerima melalui
bantuan foto, gambar dan video. Akhir-akhir ini sering
dijumpai pengiriman gambar dalam bentuk infografik dengan
warna dan komposisi yang menarik. Ada istilah yang
mengatakan satu gambar mengekspresikan sejuta kata atau
pics stronger than words, mungkin sesuai dengan perilaku
yang satu ini.

3. Melakukan panggilan suara dan video


Perilaku menggunakan fitur panggilan suara dan video untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi secara langsung dan hidup
(live) atau rekaman dengan pihak yang ingin diketahui
kondisinya secara real time melintasi batas geografi agar
terpuaskan panca indera penglihatan dan pendengarannya.
Fitur ini juga membantu pemahaman pesan yang disampaikan
kedua pihak terlibat komunikasi. Bagi pengguna yang lebih
terbiasa dengan budaya komunikasi lisan maka fitur ini
sangat sesuai.

4. Berkomunikasi dalam grup WhatsApp


Fitur WhatsApp group mengakomodasi pola komunikasi one-to-
many yang artinya seseorang dapat menyampaikan pesan
langsung ke beberapa orang sekaligus tanpa perlu
menghubungi satu per satu karena semua orang tersebut berada
dalam satu grup WhatsApp. Hal ini membuat komunikasi lebih
efektif dan efisien. Perilaku berkomunikasi ke grup menjadi
pilihan favorit pengguna WhatsApp.

5. Memperbarui status WhatsApp


Perilaku memperbarui status akun WhatsApp sering dilakukan
pengguna WhatsApp untuk mewartakan ke lingkaran jaringan
WhatsApp-nya mengenai berbagai hal terkini atau momen
penting pengguna WhatsApp tersebut agar diketahui teman-
teman dalam lingkaran jaringan WhatsApp-nya. Foto atau
video singkat yang diunggah pada status WhatsApp hanya
memiliki durasi 24 jam.

23
6. Membaca konten viral
Pengguna WhatsApp juga memiliki perilaku suka membaca
konten viral yang diteruskan oleh teman-teman lingkaran
jaringan WhatsApp-nya. Konten tersebut dapat berupa meme,
berita, video, gambar atau pesan-pesan. Membaca konten
viral biasanya dimaksudkan agar bisa ikut percakapan off-
line di antara kawan atau keluarga.

7. Melirik pesan
Perilaku pengguna grup WhatsApp yang paling sering ditemui
adalah perilaku melirik atau mengintip pesan. Hal ini
mayoritas dilakukan pengguna yang tidak ingin terlibat
aktif dalam sebuah interaksi komunikasi atau hanya pasif
menikmati pesan atau interaksi yang terjadi tanpa memberi
respon. Centang biru adalah fitur WhatsApp untuk dapat
mengetahui bahwa suatu pesan sudah dibaca orang lain dalam
sebuah grup WhatsApp.

8. Menghapus pesan-pesan
Apabila pesan dalam sebuah grup WhatsApp dianggap sudah
terlalu banyak atau tidak berkenan bagi pengguna maka
perilaku menghapus pesan-pesan menjadi hal yang dilakukan
pengguna grup WhatsApp. Pesan-pesan dalam grup WhatsApp
membuat memori hape menjadi penuh sehingga dapat mengganggu
kinerja hape. Oleh karenanya perilaku menghapus pesan-pesan
menjadi salah satu solusi agar memori hape tidak kehabisan
tempat menyimpan data. Selain itu menghapus pesan juga
dilakukan bila pesan tersebut dianggap tidak patut atau
tidak berkenan di hati pengguna grup whatsApp.

9. Mengoleksi emoji dan meme


Salah satu favorit pengguna grup WhatsApp dalam
berkomunikasi adalah memakai emoji atau meme. Banyak
kreativitas dalam membuat emoji atau meme untuk
mengekspresikan opini, emosi bahkan maksud pengirim pesan
di aplikasi WhatsApp. Banyaknya emoji dan meme yang menarik,
membuat para pengguna grup WhatsApp mengoleksinya dan
menggunakan bila membutuhkan untuk pesan yang dikirimnya.

10. Waktu membaca pesan


Umumnya anggota grup WhatsApp membaca pesan pada waktu pagi
hari sebelum melakukan aktivitas rutin harian, yaitu sejak
subuh sekitar jam 4.30 hingga jam 9.00. Kemudian, pesan-
pesan dalam grup WhatsApp dibaca lagi saat sebelum tidur
malam, mulai sekitar jam 19.00 hingga jam 23.00. Selain
membaca pesan, kadang anggota grup WhatsApp juga merespon
sehingga aktivitas grup WhatsApp terlihat paling aktif pada
waktu pagi dan malam. Demikianlah perilaku anggota grup
WhatsApp dalam membaca pesan-pesan menurut waktu. Namun ada
juga anggota grup WhatsApp yang jarang membaca pesan karena
alasan-alasan tertentu, misalnya tidak memiliki minat dan
kepentingan lagi terhadap grup WhatsApp namun masih berada
dalam grup tersebut sebagai anggota pasif.

24
Perilaku orang dalam grup WhatsApp merujuk pada fitur-fitur
yang tersedia di WhatsApp. Dapat dikatakan hal itu merupakan
features led behavior, karena interaksi anggota grup WhatsApp
dilakukan on-line menggunakan fasilitas platform aplikasi
WhatsApp yang terus diperbarui versinya. Pembaruan versi
WhatsApp tidak selalu penambahan fitur baru namun ada kalanya
meluaskan kemampuan fitur yang ada sehingga pengguna WhatsApp
dapat mengekspresikan opini atau perasaaannya lebih baik dan
beragam dalam berkomunikasi dengan pengguna WhatsApp lainnya.
Dari beberapa perilaku yang disebut di atas, maka perilaku
mengirim pesan merupakan perilaku yang paling populer bagi
pengguna WhatsApp karena sesuai tujuan aplikasi WhatsApp.

Peran anggota dalam grup WhatsApp

Dalam grup WhatsApp bisa nampak beberapa peran yang dimainkan


anggota-anggotanya seperti: kontributor, inisiator,
organiser, moderator, advisor atau spektator.

1. Kontributor
Peran ini dimainkan oleh anggota yang aktif dalam suatu
percakapan. Jumlah postingan anggota ini lebih banyak dari
rata-rata postingan anggota grup WhatsApp. Anggota yang
berperan sebagai kontributor banyak berbagi ide,pendapat
dan informasi kepada anggota lainnya.

2. Inisiator
Anggota yang memainkan peran ini sering memulai percakapan
dengan memposting pesan, foto, video atau infografi yang
kemudian memicu anggota lain untuk menanggapi. Inisiator
pandai mencari topik-topik yang menarik bagi anggota grup
WhatsApp untuk menanggapinya, kadang dapat memicu
perdebatan atau adu argumentasi yang seru.

3. Organiser
Peran ini muncul bila grup WhatsApp sepakat untuk mengadakan
kegiatan sehingga ada anggota yang memainkan peran sebagai
organiser. Melalui pesan di grup whatsApp maka organiser
membagi tugas kepada anggota lain. Selain itu organiser
merencanakan bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan.

4. Moderator
Peran ini sebenarnya disebut juga administrator atau admin.
Anggota yang berperan ebagai admin grup WhatsApp memiliki
peran sentral dalam tata kelola grup WhatsApp. Ia mengatur
percakapan anggota tetap pada jalurnya sesuai aturan grup
dan mengenakan sanksi bila ada pelanggaran oleh anggota.

5. Advisor
Anggota yang berperan sebagai advisor biasanya orang yang
dituakan atau dihormati oleh anggota grup WhatsApp. Apabila
terjadi suatu masalah dalam grup WhatsApp atau ada anggota

25
yang meminta konsultasi maka advisor akan memberikan
tanggapan terhadap hal tersebut. Saran dan arahan dari
advisor umumnya diikuti anggota grup WhatsApp.

6. Spektator
Kebanyakan anggota memilih peran sebagai spektator yang
lebih suka hanya menyaksikan dinamika grup WhatsApp tanpa
memberikan reaksi tanggapan dengan berbagai alasan. Umumnya
keengganan terlibat dalam dinamika tersebut karena
memandang hal tersebut tidak terkait dengan anggota
tersebut atau dianggap kurang penting untuk diberi
tanggapan. Alasan lain yaitu: tidak ingin membangun konflik
dengan anggota lainnya atau kurang mengenal anggota lainnya
terlebih jika jumlah anggota grup cukup besar.

Seorang anggota grup WhatsApp dapat memainkan lebih dari satu


peran dalam grup WhatsApp sebagaimana tersebut diatas. Selain
itu anggota grup WhatsApp juga dapat berganti peran. Maksudnya
dalam satu waktu berperan sebagai inisiator lalu waktu lain
berperan sebagai advisor. Namun ada peran yang tidak mudah
untuk berganti-ganti setiap waktu, yaitu moderator atau
administrator. Biasanya anggota yang berperan sebagai
moderator atau administrator tetap memainkan peran tersebut
untuk jangka waktu lama.

Perilaku positif dan negatif anggota grup WhatsApp

Perilaku anggota grup WhatsApp dapat dikategorikan menurut


sifatnya yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Perilaku
anggota grup baik yang bersifat positif maupun negatif
memiliki dampak terhadap grup serta individu. Untuk dampak
terhadap grup, perilaku positif akan memberi dampak membangun
atau menguatkan grup WhatsApp. Namun perilaku negatif
sebaliknya akan mengancam atau menghancurkan grup WhatsApp.
Sedangkan untuk dampak terhadap individu, perilaku positif
akan bermanfaat bagi anggota grup lainnya dan bagi individu
yang berperilaku positif akan semangat terus memposting
berbagai konten sebagai respon terhadap apresiasi yang
diberikan anggota grup lainnya. Namun perilaku negatif akan
menyinggung anggota grup lainnya. Bagi individu yang
berperilaku negatif akan mendapat masalah dari tanggapan keras
hingga potensi pengaduan ke jalur hukum oleh anggota grup lain.

Berikut ini adalah beberapa perilaku positif anggota grup


WhatsApp:

a. Menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi para anggota


lain.
Contohnya, anggota yang menyampaikan informasi tentang
lowongan pekerjaan, informasi mengenai acara atau event,
atau informasi seputar kesehatan dan keamanan.

26
b. Berbagi pengalaman dan ilmu pengetahuan. Anggota yang
memilikipengalaman atau ilmu pengetahuan yang bermanfaat
dapat membagikan informasi tersebut ke dalam grup
WhatsApp. Contohnya, memberikan saran tentang perjalanan
atau liburan, berbagi pengalaman belajar, atau membahas
topik yang bermanfaat seperti kesehatan atau keuangan.

c. Menyelesaikan konflik dengan baik Jika ada perbedaan


pendapat atau konflik dalam sebuah grup WhatsApp. Hal ini
dapat dilakukan dengan berbicara secara baik-baik, mencari
solusi bersama, atau meminta maaf jika ada kesalahan yang
dilakukan. Contoh kasus, seorang anggota yang menyatakan
pendapatnya secara kasar dan mengganggu kenyamanan grup,
kemudian anggota lain memberikan feedback dan membicarakan
solusi agar tidak terjadi lagi.

d. Mengajukan ide-ide atau masukan positif untuk mencapai


tujuan grup. Contoh, anggota mengajukan ide-ide baru atau
memberikan masukan konstruktif terhadap rencana yang sudah
ada.

e. Memberikan dukungan dan motivasi kepada anggota grup


lainnya.
Contohnya, bila ada anggota yang mengalami masalah maka
diberikan semangat bahkan penggalangan dana untuk
membantunya.

f. Menjaga suasana percakapan antar anggota tetap positif


dengan menghindari topik-topik yang sensitif atau
berpotensi memicu perselisihan. Selain itu juga
mengingatkan anggota lain bila melanggar aturan grup.
Contohnya, menghindari topik SARA atau pilihan politik
yang mudah memicu perdebatan yang menyinggung perasaan
anggota-anggota grup.

g. Memfasilitasi percakapan yang terjadi agar lebih efektif


dan produktif. Contoh kasus: Seorang anggota grup
mengajukan ide dan menyusun rencana kerja bersama yang
dapat membantu mencapai tujuan proyek lebih efisien.

Sedangkan berikut ini beberapa perilaku negatif anggota grup


WhatsApp:

a. Mengirim spam atau pesan berlebihan yang tidak relevan


atau mengganggu anggota lain. Contoh kasus, anggota yang
mengirim pesan-pesan tidak jelas dan tidak berkaitan
dengan topik pembicaraan, atau mengirim gambar atau video
secara berulang-ulang.
b. Mengirim pesan yang mengandung unsur kebencian atau
pornografi yang dapat merusak suasana dalam grup WhatsApp
dan dapat membuat anggota lain merasa tidak nyaman atau
tersinggung. Contohnya, anggota yang mengirimkan pesan
berbau rasis, diskriminatif atau pelecehan seksual.

27
c. Menyebarkan hoax atau informasi palsu yang memicu
perselisihan anggota grup dan berurusan dengan aparat
penegak hukum. Contohnya, informasi bahwa vaksin Covid 19
mengandung elemen tertentu yang merusak dan membahayakan
kesehatan tubuh manusia.

d. Tidak menghormati aturan atau etika dalam percakapan


yang sudah ditetapkan dalam grup. Contoh kasus, anggota
yang sering mengirim pesan berlebihan, tidak memperhatikan
waktu atau jam aktif grup, atau mengirim pesan yang tidak
sesuai dengan tema grup.

e. Memancing konflik dengan anggota grup lain melalui


komentar atau pesan provokatif. Contohnya, seorang anggota
diketahui punya pandangan berbeda dalam perdebatan suatu
hal, lalu dikomentari anggota lain dengan menyinggung
pribadinya yang dalam bahasa latin Argumentum Ad Hominem.

28
BAB 3

DINAMIKA GRUP WHATSAPP

Perilaku anggota dalam sebuah grup WhatsApp akan berpengaruh


terhadap dinamika grup tersebut. Ada bermacam dinamika grup
WhatsApp yang menarik diperhatikan agar menjadi pembelajaran
dan semakin baik mengelolanya untuk pencapaian tujuan grup
WhatsApp itu sendiri. Dinamika grup WhatsApp adalah interaksi
dan hubungan yang berkembang di antara anggota sebuah grup
WhatsApp. Ini mencakup bagaimana anggota grup berkomunikasi
satu sama lain, bagaimana mereka membagikan informasi,
bagaimana mereka menyelesaikan konflik, dan bagaimana mereka
membangun hubungan positif satu sama lain dalam lingkungan
virtual.

Faktor-faktor berpengaruh pada dinamika grup WhatsApp

Beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika grup WhatsApp


adalah sebagai berikut ini:

1. Tujuan dan topik grup WhatsApp


Salah satu faktor penting yang mempengaruhi dinamika grup
WhatsApp adalah tujuan grup WhatsApp itu dibentuk. Tujuannya
bisa bersifat serius atau santai. Bila tujuan pembentukan grup
WhatsApp bersifat serius maka dinamika yang terjadi akan
bersifat formal cenderung kaku terikat pada aturan yang
berlaku pada anggota-anggotanya. Bila ada perselisihan atau
perbedaan pandangan akan diselesaikan merujuk pada aturan
tersebut. Relasi yang terjadi dalam grup WhatsApp semacam ini
adalah relasi struktural hirarki karena para anggota
diwajibkan fokus pada pencapaian tujuan. Sedangkan grup
WhatsApp yang bersifat santai memiliki dinamika bersifat
fleksibel mengikuti konteks atau situasi yang berlaku.
Penyelesaian perselisihan dalam grup WhatsApp yang tujuannya
bersifat santai bisa menggunakan pendekatan kekeluargaan,
pertemanan, atau nilai-nilai sosial yang dianut grup WhatsApp
itu.

Sebuah grup WhatsApp bisnis mungkin lebih serius dan fokus


dibanding grup reuni pertemanan. Tujuan dan topik grup
WhatsApp yang jelas akan membantu mengarahkan komunikasi dan
meningkatkan produktivitas. Dapat dicontohkan sebuah grup
WhatsApp proyek kantor,akan membahas tentang peran anggota
dalam kerjasama proyek, pengaturan jadwal hingga berbagi
dokumen terkait. Sedangkan grup WhatsApp reuni pertemanan bisa
membahas berbagai topik yang tidak terkait satu sama lain namun
bisa mengajak anggotanya terlibat dalam percakapan dalam
suasana santai senda gurau.

2. Jumlah anggota grup WhatsApp


Dinamika grup WhatsApp dipengaruhi jumlah anggotanya. Untuk
grup WhatsApp yang jumlah anggotanya besar tentu dinamika nya

29
akan lebih bervariasi dan bermagnitude besar dibanding grup
WhatsApp yang anggotanya lebih kecil. Hal ini disebabkan
karena komunikasi antar orang dalam jumlah kecil akan lebih
mudah dikendalikan dibanding dalam jumlah besar. Semakin
banyak anggota maka semakin banyak pendapat yang berpeluang
berbeda dengan banyak variasi. Bila terjadi risiko perbedaan
pendapat anggota maka dipastikan menyebabkan dinamika grup
WhatsApp yang mempengaruhi relasi para anggotanya.

Grup dengan jumlah anggotanya kecil misalnya grup WhatsApp


keluarga yang dibentuk untuk komunikasi harian antar anggota
keluarga. Menanyakan kabar dan bercerita aktivitas harian
anggotanya. Dengan jumlah terbatas maka bila ada hal yang belum
dipahami atau berpotensi perselisihan akan cepat diklarifikasi
dan diredam risikonya.Sebaliknya grup dengan jumlah anggota
besar seperti grup WhatsApp lingkungan RT bila ada hal yang
berpotensi menimbulkan perselisihan akan lebih sulit
dikendalikan karena ada anggota yang mungkin telah bersikap
berbeda sebelum sempat diberi penjelasan.

3. Kebijakan administrator grup WhatsApp


Faktor kebijakan atau peraturan yang ditetapkan administrator
grup WhatsApp mempengaruhi dinamika grup tersebut. Kebijakan
yang jelas dan transparan bisa membantu mendorong interaksi
yang produktif dan menghindari risiko terjadi konflik antar
anggota. Apabila dijumpai hal-hal yang belum diatur dalam
kebijakan yang ada maka administrator grup sebaiknya
mengakomodasinya agar dinamika grup tidak berkembang ke arah
kontra produktif. Kebijakan atau aturan tersebut perlu
konsisten diterapkan sehingga semua anggota grup merasakan
keadilan dan perlakuan sama, tidak ada diskriminasi.

Salah satu contoh kebijakan administrator grup WhatsApp


mempengaruhi dinamika grup adalah kebijakan pada sebuah grup
WhatsApp bisnis yang melarang anggota mem-posting konten yang
tidak berhubungan dengan bisnis tersebut. Apabila ternyata ada
anggota mem-posting konten politik misalnya tentu akan
mendapat respon dan reaksi dari anggota lainnya sehingga
dinamika grup akan terjadi kegaduhan.

4. Karakteristik anggota grup WhatsApp


Tidak dipungkiri bahwa karakteristik anggota juga akan
mempengaruhi dinamika yang terjadi dalam grup WhatsApp.
Karakteristik tersebut antara lain: usia, gender, daerah asal,
suku/ras, kepribadian, pendidikan, pengalaman kerja atau
minat. Apabila karakteristik anggota bersifat homogen maka
dinamika yang terjadi akan tidak bervariasi atau fluktuatif
dibanding bila karakteristik anggota bersifat heterogen.
Kesamaan latar belakang misalnya akan lebih membantu saling
memahami komunikasi anggota grup WhatsApp. Sebaliknya jika
latar belakang anggota yang berbeda-beda dengan variasi cukup
besar mendorong risiko kesalah pahaman komunikasi yang lebih
besar.

30
Sebagai contoh karateristik anggota grup mempengaruhi dinamika
grup WhatsApp adalah dalam grup yang para anggotanya hobi
memasak. Meski para anggota grup memiliki hobi yang sama namun
pengalaman dan keterampilan memasaknya tidak sama karena
berbeda latar belakang atau pengalaman kerja. Oleh karena itu
bila ada suatu resep yang dibagikan dalam grup untuk diujicoba
akan mendapat respon dan reaksi yang berbeda-beda dari anggota
grup whatsApp tersebut.

5. Teknologi
Teknologi dan platform yang digunakan untuk berkomunikasi
dapat mempengaruhi dinamika grup WhatsApp. Umumnya aplikasi
WhatsApp dijalankan menggunakan hape. Saat ini teknologi hape
sangat bervariasi sesuai kemajuan produk yang dirilis oleh
tiap manufaktur merek hape tersebut. Teknologi hape yang lebih
maju dengan sistem operasi terbaru tentunya memungkinkan
anggota memaksimalkan fitur-fitur yang disediakan aplikasi
WhatsApp dibanding hape yang masih berteknologi lebih rendah
dengan sistem operasi yang lebih lama. Platform yang mudah
digunakan dan memiliki fitur-fitur yang berguna dapat membantu
mempertahankan interaksi yang produktif. Platform aplikasi
WhatsApp umumnya adalah androids dan IoS sehingga kadang
komunikasi antar anggota yang memiliki platform berbeda akan
menimbulkan sedikit perbedaan dalam mengirim dan menerima
pesan WhatsApp. Hal ini bisa saja menimbulkan dinamika grup
bila tidak diantisipasi.

Sebagai contoh adalah penggunaan fitur polling di grup


WhatsApp yang bisa memudahkan pengambilan keputusan atau fitur
penyimpanan rekaman pesan (voice note) dalam grup sehingga
memudahkan pula anggota grup mendengarkan rekaman tersebut
saat sibuk dengan pekerjaan lain. Fitur-fitur yang disediakan
teknologi itu mempengaruhi dinamika grup WhatsApp karena ada
anggota yang memakainya dan ada juga yang belum atau tidak
memakainya. Tentu saja hal ini akan mempengaruhi interaksi
antar anggota dalam grup.

6. Konteks
Konteks atau situasi di luar grup, seperti perubahan sosial
politik, atau ekonomi juga dapat mempengaruhi dinamika grup.
Situasi ini dapat mempengaruhi topik yang dibahas dan cara
anggota merespon pesan dari anggota lain. Faktor ini nampaknya
yang paling dominan mempengaruhi dinamika grup WhatsApp
khususnya di Indonesia. Banyak isu yang berkembang di
Indonesia setiap harinya yang menarik ditanggapi dalam grup
WhatsApp. Apalagi orang Indonesia senang berinteraksi melalui
medsos. Oleh karena itu menjadi perhatian penting bagi
administrator grup WhatsApp untuk mampu mengendalikan arah
percakapan sesuai konteksnya agar tidak terjadi risiko
perselisihan yang disebabkan pesan-pesan di luar konteks yang
memicu kesalahpahaman anggota.

31
Sebagai contoh faktor konteks mempengaruhi dinamika grup
WhatsApp adalah pada saat pandemi Covid-19 di mana banyak grup
WhatsApp membahas isu kesehatan dan keselamatan dari ancaman
virus Covid-19. Banyak tips dan info dibagikan anggota-anggota
grup WhatsApp bahkan diteruskan ke grup-grup lainnya. Namun
demikian dinamika yang positif itu patut diwaspadai tidak
menjadi kegaduhan perselisihan bila informasi yang dibagikan
ternyata hoax. Oleh karena itu penting melakukan check and re-
chek informasi terkait konteksnya sebelum membagikan atau
meneruskannya ke pihak lain.

Siklus hidup grup WhatsApp

Ternyata siklus hidup atau life cycle tidak hanya ditemui pada
produk komersial saja sehingga ada konsep tentang Product Life
Cycle. Namun untuk grup WhatsApp jika diamati lebih dekat dan
cermat maka akan ditemui suatu siklus hidup yang mirip dengan
siklus hidup produk komersial tersebut.

Sebuah grup WhatsApp berdasar aktivitasnya mengalami alur


kronologi mulai fase dibentuk (forming) lalu berkembang dan
berakhir bubar (dissolving). Dalam fase perkembangan bisa
dirinci lagi mulai fase growing, fase romantic, fase storming,
fase mature, dan fase dormant. Siklus hidup grup WhatsApp
selengkapnya pada Gambar 5.

Gambar 5. Siklus hidup grup WhatsApp

Berikut penjelasan tiap fase dalam siklus hidup sebuah grup


WhatsApp.

1. Fase Forming
Pada fase ini pertama kali grup WhatsApp dibuat oleh
penggunanya untuk keperluan tertentu melalui fitur grup baru
yang muncul setelah mengetuk ikon titik tiga pada pojok kanan
atas aplikasi WhatsApp. Fase ini berlangsungnya tidak lama,
hanya dalam hitungan menit dari kesepakatan pembuatan grup

32
atau niat membuat grup. Hanya diperlukan sedikitnya satu orang
pengguna WhatsApp untuk memulai pembentukan grup WhatsApp.
Namun memang terasa janggal bila grup WhatsApp yang dibentuk
hanya terdiri dari dua orang saja karena komunikasi sama saja
dengan hubungan langsung via jaringan pribadi (japri),
sehingga minimal ada tiga orang anggota suatu grup WhatsApp.

Pada fase ini dituliskan nama grup WhatsApp yang disesuaikan


dengan tujuan pembentukannya. Nama grup WhatsApp dibatasi
maksimal 100 karakter.

2. Fase Growing
Pada fase ini jumlah anggota grup WhatsApp bertambah cepat
salah satunya untuk memenuhi kebutuhan pembentukan grup
tersebut, terlebih bila grup dibentuk untuk koordinasi yang
melibatkan sejumlah orang sehingga semuanya harus ditambahkan
ke dalam grup. Biasanya dalam waktu hingga seminggu jumlah
anggota grup WhatsApp yang baru dibentuk akan stabil. Bila ada
penambahan anggota pada waktu selanjutnya umumnya jumlah tidak
banyak. Maksimum jumlah anggota dalam satu grup WhatsApp
adalah 512 anggota sejak Juni 2022.

Proses penambahan anggota grup WhatsApp otomatis bisa melalui


undangan ke calon anggota yang mengatur setelan akunnya pada
bagian privasi lalu sub bagian grup yang memilih opsi semua
orang. Namun jika akun calon anggota diatur setelannya
tersebut memilih opsi kontak saya berarti hanya semua pengguna
WhatsApp yang ada dalam daftar kontak, bisa menambahkan ke
grup WhatsApp baru. Ada juga pilihan tidak semua pengguna
WhatsApp yang ada dalam daftar kontak bisa menambahkan bila
calon pengguna memilih opsi kontak saya, kecuali..., yang
memungkinkan mem-blok beberapa pengguna WhatsApp dalam daftar
kontaknya dapat menambahkannya ke grup WhatsApp baru. Terakhir
calon anggota juga dapat menolak semua pengguna WhatsApp yang
ada dalam daftar kontaknya bisa menambahkannya ke suatu grup
WhatsApp bila akunnya diatur pada opsi kontak saya,
kecuali..., lalu semua yang ada dalam daftar kontaknya diberi
tanda centang sehingga calon anggota itu tidak akan pernah
dapat diundang atau ditambahkan ke sebuah grup WhatsApp.

3. Fase Romantic
Pada fase ini ditandai oleh aktivitas grup WhatsApp yang
meningkat tajam. Indikatornya adalah banyaknya pesan yang
dibagi (posting) oleh anggota-anggota grup. Ada kalanya selama
beberapa hari pertama grup dibentuk, hape akan sering bergetar
dan berbunyi hingga malam hari. Hal ini menunjukkan tingginya
aktivitas anggota grup sehingga diibaratkan orang sedang jatuh
cinta dengan grup whatsApp yang baru dibentuk itu. Umumnya
lama fase ini adalah 1 bulan.

Eforia sesaat terhadap pembentukan grup akan diekspresikan


para anggota melalui berbagai cara. Salah satunya adalah
semangat berbagi konten yang diharapkan dapat mendukung

33
pencapaian tujuan grup dibentuk. Pada fase ini juga ada
kecenderungan para anggota grup membagikan berbagai konten
yang kadang tidak relevan dengan tujuan grup WhatsApp
dibentuk. Oleh karena itu dapat membawa pada ke fase berikutnya
yaitu fase Storming.

4. Fase Storming
Pada fase ini mulai terjadi perselisihan atau kesalahpahaman
antar anggota grup. Umumnya bermula dari hal-hal sepele yang
bisa berupa salah ketik (typo), emoji yang dianggap kurang
pas, hingga tulisan yang dianggap menyinggung rasa. Apabila
ada anggota yang tersinggung atau marah karena konten atau
pesan yang dibagi anggota lainnya maka akan terjadi saling
balas postingan. Kadang hal ini menciptakan tiga pihak yaitu
dua pihak anggota yang saling berlawanan plus satu pihak
anggota sebagai penengah atau netral. Ketiga pihak ini akan
aktif menggunakan grup WhatsApp untuk menjelaskan posisi dan
duduk perkara menurut perspektifnya sembari berusaha
membuktikan bahwa kesalahan berada di pihak lain bagi pihak
yang sedang bersitegang. Sedangkan untuk pihak penengah atau
netral akan berusaha meredakan emosi para anggota yang
bertikai melalui klarifikasi pada kedua pihak atau
mengingatkan tata tertib grup. Umumnya grup WhatsApp mengalami
fase Storming ini antara 3 hingga 6 bulan. Namun sepanjang
hidup grup whatsApp selanjutnya masih akan ada satu dua
perselisihan antar anggota yang sudah bisa ditangani lebih
baik.

Kadang perselisihan yang cukup sengit tidak dapat dijembatani


baik oleh pihak penengah serta administrator grup maka akan
terjadi beberapa kemungkinan berikut:
a. Salah satu pihak yang berselisih akan keluar dari grup atas
kehendak sendiri atau istilahnya left group.
b. Admnistrator grup mengeluarkan salah satu pihak atau kedua
pihak yang berselisih karena melanggar aturan grup.
c. Salah satu pihak yang berselisih akan melanjutkan
perselisihan ke jalur hukum.
d. Kedua belah pihak yang berselisih tetap berada dalam grup
namun relasi keduanya menjadi dingin.

5. Fase Mature
Pada fase ini grup sudah lebih dewasa menyikapi berbagai hal
yang terjadi dalam komunikasi antar anggotanya. Postingan
dalam grup jumlahnya relatif stabil hanya dari sejumlah
anggota yang aktif. Banyak anggota grup hanya pasif mengintip
atau membuka pesan yang diposting tanpa memberikan reaksi atau
tanggapan. Pada fase ini sepertinya sudah ada spesialisasi
jenis pesan yang diposting dari anggota grup. Ada anggota yang
senang memposting pesan bertema tertentu, kemudian ada anggota
lain senang yang memposting bentuk pesan-pesan tertentu
seperti gambar, video atau meme serta ada juga anggota grup
yang senang membalas komentar anggota lainnya.

34
Pada fase mature ini sebenarnya sudah dapat diketahui apakah
grup WhatsApp tersebut memenuhi tujuan pembentukannya. Bila
dipandang belum memenuhi tujuan pembentukan grup maka
administrator grup dapat mengarahkan anggota grup dalam
berinteraksi komunikasi untuk mendukung pencapaian tujuan
grup. Masa paling lama dalam siklus hidup grup WhatsApp adalah
pada fase ini rata-rata umumnya minimal 1 tahun.

6. Fase Dormant
Pada fase ini grup WhatsApp mengalami kejenuhan berinteraksi
komunikasi antar anggotanya. Setelah menjalani waktu cukup
lama biasanya lebih dari dua tahun maka suatu grup WhatsApp
memasuki fase Dormant, suatu fase yang ditandai oleh sangat
jarangnya posting dari anggotanya sehingga grup seperti
tertidur dalam jangka waktu lama karena tidak ada aktivitas.
Sesekali ada anggota yang memposting pesan namun tidak ada
tanggapan atau respon dari anggota lain. Penyebab kondisi ini
antara lain: para anggota tidak lagi memiliki minat dan
antusiasme berkomunikasi melalui grup WhatsApp tersebut karena
tidak terlalu kenal dekat; para anggota berpandangan grup
WhatsApp tersebut sudah tidak lagi relevan dengan
kepentingannya karena tujuan pembentukkan grup sudah tercapai;
atau Administrator grup sudah tidak memiliki perhatian merawat
grup WhatsApp tersebut.

Fase Dormant dapat dialami semua grup WhatsApp lebih dari


sekali. Bila kondisi-kondisi pencetus munculnya kepasifan
aktivitas grup dalam waktu lama terpenuhi maka terjadi fase
Dormant. Peran administrator grup menjadi penting untuk
mengakhiri fase Dormant suatu grup WhatsApp. Biasanya
administrator grup akan sering memposting pesan dan menyapa
para anggota grup untuk membangkitkan dinamika grup WhatsApp.
Upaya administrator grup mengakhiri fase Dormant perlu dibantu
beberapa anggota grup agar aktivitas grup WhatsApp kembali
seperti di fase-fase sebelumnya.

7. Fase Dissolving
Grup WhatsApp tidak selamanya ada dan di fase inilah grup
WhatsApp berakhir atau bubar. Pada saat ini para anggota bisa
sepakat atau tidak sepakat untuk membubarkan WhatsApp. Bila
tidak semua anggota grup WhatsApp sepakat bubar namun
administrator grup memandang grup WhatsApp tersebut sudah
waktunya bubar maka pembubaran grup dapat dilakukan oleh
administrator grup sesuai wewenang yang diberikan aplikasi
WhatsApp. Pembubaran grup dilakukan oleh administrator grup
dengan cara sebagai berikut:
a. Buka grup WhatsApp yang akan dibubarkan
b. Klik ikon “more” (tiga titik vertikal) di sudut kanan atas
layar
c. Pilih opsi “group info”
d. Gulir ke bawah dan klik “exit group”
e. Jika ada pilihan muncul maka pilih “delete group” untuk
hapus permanen

35
f. Konfirmasi pilihan dengan menekan “delete” yang muncul di
jendela pop-up.

Durasi fase pembubaran berlangsung paling cepat dari semua


fase-fase dalam siklus hidup grup WhatsApp. Hal ini disebabkan
sudah tidak adanya keinginan dari semua pihak dalam grup untuk
melanjutkan keberadaan grup WhatsApp itu.

Rentang waktu siklus hidup grup WhatsApp mulai dari hitungan


menit hingga tahun. Dalam hitungan menit jika setelah suatu grup
WhatsApp dibuat kemudian sudah memenuhi tujuannya dan tidak
diperlukan lagi maka belum masuk hitungan jam, bisa dibubarkan
oleh administrator grup WhatsApp tersebut. Sebaliknya jika
setelah suatu grup WhatsApp dibentuk dan masih dirasakan belum
memenuhi tujuannya serta masih dirasakan perlu maka keberadaan
grup WhatsApp tersebut bisa memasuki hitungan tahun.

Siklus hidup suatu grup WhatsApp adalah unik dan tidak bisa sama
atau identik meski sebuah grup WhatsApp yang sama dibentuk lagi
setelah grup sebelumnya dibubarkan. Relasi antara siklus hidup
grup WhatsApp dan grup WhatsApp adalah hubungan satu dan satu
(one on one). Oleh karena itu setiap grup WhatsApp memiliki siklus
hidupnya masing-masing.

Jenis siklus hidup grup WhatsApp

Siklus hidup grup WhatsApp dapat dikategorikan berdasar


durasinya, sebagai berikut:
a. Siklus hidup pendek (Short life cycle)
b. Siklus hidup sedang (Medium life cycle)
c. Siklus hidup panjang (Long life cycle)

Sebuah grup WhatsApp dikategorikan dalam siklus hidup pendek


apabila hanya bertahan atau exist kurang dari satu bulan.
Sedangkan grup WhatsApp yang dikategorikan dalam siklus hidup
sedang antara 1 bulan hingga 12 bulan atau 1 tahun. Kategori
siklus hidup panjang apabila grup WhatsApp sudah berusia lebih
dari 1 tahun.

Selain itu siklus hidup grup whatsApp dapat dikategorikan


berdasarkan lintasan waktu tempuhnya pada setiap fase siklus
hidup. Kategori siklus hidup ini sebagai berikut:
a. Siklus hidup normal
b. Siklus hidup anomali

Pada siklus hidup grup WhatsApp normal maka setiap fase dari fase
Forming hingga Dissolving dilalui berurutan dengan waktu tiap
fasenya proporsional, dalam arti sesuai yang berlaku pada umumnya
grup-grup WhatsApp. Namun pada siklus hidup grup WhatsApp
anomali, terjadi hal berbeda, yang tidak umum dialami grup-grup
WhatsApp lainnya. Peristiwa anomali pada siklus hidup grup
WhatsApp dapat terjadi di semua fase mulai fase Forming hingga
Dissolving.

36
Ada anomali terjadi saat grup WhatsApp di fase Forming, misalnya
waktu yang diperlukan untuk pembentukan suatu grup ternyata lebih
lama dari rata-rata waktu umumnya yang dalam hitungan menit sejak
disepakati pembentukan suatu grup WhatsApp. Anomali yang terjadi
pada fase Growing, misalnya penambahan anggota suatu grup
berjalan lambat karena laju penambahan anggota masih rendah belum
mencapai target jumlah anggota dalam waktu seminggu sejak
pembentukan grup. Untuk anomali pada fase Romantic, dapat terjadi
bila suatu grup mengalami fase ini hanya pendek sekali dibanding
umumnya grup-grup WhatsApp lainnya yaitu kurang dari 1 bulan.
Sedangkan anomali terjadi pada fase Storming bila suatu grup
berada dalam fase ini relatif lebih lama dari umumnya grup-grup
WhatsApp lainnya, yaitu lebih dari 6 bulan. Berada dalam
ketidakstabilan untuk waktu lama mengancam keberlanjutan grup
WhatsApp dan menghambat pencapaian tujuan pembentukannya. Anomali
pada fase Mature dapat saja terjadi apabila berlangsung lebih
cepat dari umumnya terjadi pada grup-grup WhatsApp lainnya, yaitu
kurang dari 1 tahun. Terakhir anomali dapat terjadi pada fase
Dissolving apabila memakan waktu lebih lama dari umumnya yang
dialami grup-grup WhatsApp lainnya. Pembubaran grup dapat
berlarut bila ada hal-hal yang belum mendapat kesepakatan solusi
ataupun administrator grup belum rela atau ikhlas membubarkan
grup.

Berbagai kasus dalam dinamika grup WhatsApp

Di tengah penggunaan media sosial yang masif di Indonesia mulai


2010 maka banyak terjadi berbagai kasus terkait media sosial
termasuk messaging apps – WhatsApp. Hal tersebut turut menyumbang
dinamika yang terjadi pada grup WhatsApp. Berikut beberapa kasus
dalam dinamika grup WhatsApp:

Kasus #01 – Grup WhatsApp disusupi akun asing


Beberapa grup WhatsApp mengalami kasus penyusupan akun asing yang
masuk dalam daftar anggota grup. Modus penyusupan ini dapat
dilakukan melalui nomor hape salah satu anggota yang telah dibajak
orang tidak dikenal. Pembajakan nomor WhatsApp dapat dilakukan
melalui beberapa cara, antara lain:

a. Teknik phishing, adalah teknik pembajak mencoba menipu


dengan memancing calon korban membagikan informasi pribadi
seperti kata sandi atau kode verifikasi melalui situs web
atau aplikasi palsu yang menyerupai layanan WhatsApp.
b. Teknik hacking melibatkan pemecahan kata sandi atau
melakukan serangan langsung (brute force) pada akun WhatsApp
calon korban dengan mencoba kombinasi kata sandi yang
berbeda-beda sampai berhasil memecah masuk. Biasanya
pembajak sudah mempelajari beberapa waktu semua hal terkait
calon korbannya agar mendapat pentunjuk (clue) kombinasi
kata sandi yang digunakan calon korban.
c. Teknik putting number umum digunakan pembajak terhadap
nomor WhatsApp calon korban adalah dengan memasukkan nomor

37
hape calon korban ke dalam perangkat lunak yang dirancang
untuk memecahkan kata sandi atau mengambil alih akun
WhatsApp-nya. Pembajak juga bisa memasukkan nomor calon
korban ke situs yang memiliki kemampuan memata-matai ataupun
mengambil alih kendali akun WhatsApp calon korban.

Apabila sebuah grup WhatsApp disusupi akun asing maka pembicaraan


dalam grup sudah bocor (leaked) ke pihak-pihak luar, selain itu
akun asing bila merupakan akun administrator grup maka dapat
mengendalikan grup menurut kehendaknya sendiri, seperti
mengaktifkan opsi hanya administrator grup yang bisa memposting
pesan atau konten ke grup atau mengeluarkan anggota.

Adapun cara mencegah grup WhatsApp disusupi akun asing maka perlu
dilakukan beberapa tindakan berikut:

1. Menetapkan administrator grup yang terpercaya,berintegritas


dan bertanggungjawab memelihara grup melalui pengawasan
keamanan grup dan memeriksa usulan penambahan anggota baru
grup.

2. Mengaktifkan fitur undangan grup di aplikasi WhatsApp


yang memungkinkan hanya orang-orang tertentu yang dapat
bergabung dengan grup dengan menggunakan tautan undangan. Hal
ini dapat memastikan tautan undangan grup tidak dibagi ke
orang yang tidak dikenal atau tidak dapat dipercaya.

3. Membatasi akses anggota ke fitur-fitur grup, seperti


pengaturan siapa yang dapat mengubah informasi grup, mengirim
pesan, atau mengundang anggota baru. Pembatasan akses ini
untuk mencegah anggota yang tidak dipercaya mengubah
pengaturan atau menyebarkan spam.

4. Memeriksa secara teratur anggota grup agar dapat mengambil


tindakan terhadap anggota yang mencurigakan dan jika perlu
menghapus atau mengeluarkannya. Hal ini penting untuk
memastikan hanya anggota terpercaya yang dapat mengakses
informasi dalam grup.

5. Mengaktifkan fitur verifikasi dua faktor dalam grup


yang merupakan fitur keamanan untuk membantu melindungi akun
WhatsApp dari penyusupan. Fitur verifikasi dua faktor adalah
fitur yang memerlukan pengguna untuk mengatur PIN enam digit
yang akan diminta saat memverifikasi nomor hape pada perangkat
baru. Prosedur mengaktifkan fitur verifikasi dua faktor
dilakukan melalui menu "Settings" pada aplikasi WhatsApp,
kemudian pilih "Account" dan "Two-Step Verification". Untuk
mendukung keamanan verifikasi dua faktor diperlukan pembuatan
PIN enam digit yang digunakan saat verifikasi nomor WhatsApp
pada perangkat hape baru. Selain itu mengantisipasi pengguna
lupa PIN maka diminta menambahkan alamat email untuk
pengiriman tautan membuka akun WhatsApp. Secara periodik,
WhatsApp meminta pengguna memasukkan PIN verifikasi dua

38
faktor sebelum membuka akun WhatsApp sebagai tindakan
keamanan tambahan.

Kasus #02 – Grup WhatsApp menjadi ajang konflik


Beberapa grup WhatsApp mengalami kasus menjadi ajang konflik isu-
isu ekternal yang tidak terkait dengan tujuan pembentukan grup
karena dipicu adanya perselisihan anggota mengenai hal-hal yang
tidak ada hubungan dengan grup WhatsApp. Biasanya kasus ini
menimpa grup WhatsApp di saat penyelenggaraan kegiatan politik
seperti pemilu. Isu-isu kompetisi pemilu dapat dibawa ke grup
oleh anggota-anggota yang tidak patuh aturan sehingga menimbulkan
perselisihan dan konflik yang tidak perlu.

Untuk mencegah terjadinya kasus semacam ini yang meningkatkan


dinamika grup, maka administrator grup perlu tegas dan cekatan
menegakkan peraturan lalu menyikapi secara dini potensi
perselisihan yang terjadi akibat postingan seorang anggota.
Selain administrator grup maka anggota lainnya pun diharapkan
dapat saling mengingatkan bila ada yang memposting hal-hal pemicu
perdebatan dan perselisihan antar anggota sehingga membuat
konflik atau masalah yang lebih besar.

Kasus #03 – Grup WhatsApp tidak berfungsi secara teknis


Terkadang dinamika dalam grup WhatsApp disebabkan oleh gangguan
teknis baik dari sisi jaringan internet ataupun sistem aplikasi
WhatsApp itu sendiri. Apabila hal tersebut terjadi maka akan
timbul kegaduhan di antara anggota grup WhatsApp. Sejak dibeli
Facebook pada tahun 2014 hingga 2022, telah tercatat sedikitnya
dua puluh kali terjadi gangguan pada aplikasi WhatsApp yang
menyebabkan para pengguna tidak dapat mengirim dan menerima pesan
sebagaimana mestinya. Umumnya lama gangguan teknis tersebut masih
dalam bilangan jam. Penyebab gangguan teknis tersebut tidak
disampaikan resmi oleh WhatsApp sehingga banyak dugaan bahkan
spekulasi yang muncul terkait hal itu, misalnya server yang
kelebihan beban, adanya bug dalam algoritma, hingga keteledoran
manusia (human error).

Gangguan teknis yang menyebabkan grup whatsApp tidak berfungsi


tentu saja membawa dinamika tersendiri bagi para anggotanya.
Namun biasanya untuk mengatasi kebutuhan komunikasi saat
terjadinya gangguan itu, para anggota grup WhatsApp menggunakan
jalur komunikasi lain seperti email,hape, atau messaging apps
lain kompetitor WhatsApp. Meski demikian persepsi reliabilitas
anggota grup terhadap aplikasi WhatsApp menjadi turun dan
merugikan WhatsApp. Selain itu gangguan teknis yang sering
terjadi membuat aplikasi WhatsApp berisiko dibajak atau disusupi
pihak lain yang bertujuan buruk.

Kasus #04 – Grup WhatsApp bergeser dari tujuan awal


Dalam perjalanan siklus hidup grup WhatsApp dapat terjadi
pergeseran tujuan secara sadar maupun tidak sadar yang
mempengaruhi dinamika grup WhatsApp. Apabila tujuan pembentukan
suatu grup WhatsApp dipandang sudah tidak relevan atau sudah

39
tercapai, maka secara sadar, administrator bersama anggota grup
dapat sepakat merubah atau menggeser tujuan grup WhatsApp
tersebut. Sedangkan tujuan grup dapat berubah atau bergeser
secara tak sadar, bila dalam interaksi komunikasi dalam grup
ternyata ada topik-topik yang mendominasi pembicaraan secara
konsisten dalam waktu cukup lama tanpa ada keberatan dari
administrator dan anggota grup. Hal yang sudah berjalan tersebut
secara tidak sadar menggeser tujuan awal grup. Biasanya peristiwa
ini terjadi bila sebagian besar anggota dan administrator grup
tidak memonitor grup secara rutin dan ketat karena berbagai
alasan. Tujuan grup yang bergeser secara tidak sadar akan memicu
respon anggota grup pada satu titik waktu dan menimbulkan
perdebatan terkait hal itu. Ada pro – kontra terhadap pergeseran
tujuan grup yang bisa memunculkan konflik.

Berubahnya tujuan suatu grup WhatsApp bukanlah hal dilarang.


Namun demikian perlu dilakukan secara sadar karena hal itu akan
mengurangi risiko konflik yang mempengaruhi dinamika grup
tersebut. Oleh karena itu cara mencegah perubahan atau pergeseran
tujuan grup secara tidak sadar adalah memperkuat kepedulian dan
peran administrator serta anggota grup. Secara rutin dipantau
topik-topik yang dibahas grup tersebut serta memberi koreksi bila
ada penyimpangan. Selain itu bila dipandang tujuan awal grup
perlu digeser atau dirubah maka dapat ditawarkan usulan tujuan
baru grup dengan segala argumen kebermanfaatannya.

Kasus #05 – Perubahan karakteristik anggota grup WhatsApp


Perubahan selalu terjadi dalam kehidupan manusia, termasuk dalam
interaksi komunikasi di grup WhatsApp. Salah satu perubahan yang
perlu dicermati terkait dengan dinamika grup WhatsApp adalah
perubahan karakteristik anggota-anggotanya. Biasanya grup
WhatsApp dibentuk dengan karakteristik awal anggota yang sudah
diketahui dan disepakati untuk diterima menjadi bagian grup.
Namun demikian dalam perjalanan waktu, tidak menutup kemungkinan
terjadi perubahan karakter anggota karena satu dan lain hal.
Perubahan karakteristik tersebut akan memengaruhi dinamika grup
yang bisa secara perlahan maupun cepat. Salah satu karakteristik
anggota grup WhatsApp yang berubah seiring waktu adalah aspek
demografi. Apabila karakteristik awal pembentukan grup WhatsApp
adalah anggota berusia muda maka dalam perjalanan waktu hal-hal
yang dahulu dianggap relevan, ternyata tidak relevan lagi saat
usia para anggota grup tersebut sudah berumur. Selain aspek
demografi, maka aspek geografi juga dapat memengaruhi perubahan
karakteristik anggota grup whatsApp. Apabila karakteristik awal
pembelajaran grup WhatsApp adalah anggota dari satu wilayah maka
dalam perjalanan waktu, seiring mobilitas penduduk, beberapa
anggota sudah tidak berdiam di wilayah yang sama sehingga
kebutuhannya tidak lagi homogen dengan anggota lain yang masih
tinggal di wilayah saat pembentukan grup WhatsApp. Masih bisa
ditambahkan lagi aspek-aspek lain yang merubah karakteristik
anggota grup WhatsApp seiring waktu berjalan.

40
Perubahan karakteristik tidak bisa dihindari grup WhatsApp
seiring waktu berlalu namun dapat diantisipasi agar tidak
menimbulkan konflik yang memengaruhi dinamika grup. Salah satu
antisipasi yang dapat dilakukan adalah bahwa saat pembentukan
grup WhatsApp sudah disadari lalu disepakati apabila terjadi
potensi perubahan karakteristik anggota grup seiring waktu
berjalan maka akan dilakukan protokol atau penyesuaian-
penyesuaian untuk menurunkan risiko konflik. Detil protokol atau
penyesuaian-penyesuaian tersebut harus dituangkan tertulis dan
disepakati para anggota grup WhatsApp untuk menjadi rujukan
apabila perubahan karakteristik tersebut terjadi. Berikut
beberapa contoh protokol antisipasi perubahan karakteristik
anggota grup: apabila mayoritas usia anggota grup sudah di atas
45 tahun maka topik-topik pergaulan dunia gemerlap akan jarang
diposting seperti tatkala anggota-anggota grup masih berusia di
bawah 30 tahun. Atau bila ada anggota grup yang berpindah wilayah
maka disepakati untuk tidak meneruskan keanggotaannya dalam grup
tersebut.

41
BAB 4
MASA DEPAN WHATSAPP

SWOT WhatsApp

Masa depan WhatsApp terlihat cerah, karena masih menjadi salah


satu messaging apps paling populer di dunia. Berikut ini
berbagai alasan untuk mendukung masa depan WhatsApp, terlebih
pasca akuisisi oleh Facebook. Penjelasan dapat ditata menurut
analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terkait
masa depan WhatsApp. Berikut penjelasan mengenai analisis SWOT
aplikasi WhatsApp sebagaimana tersaji pada Gambar 6.

Gambar 6. Analisis SWOT aplikasi WhatsApp

Kekuatan WhatsApp menghadapi masa depan

1. Memiliki Fitur-fitur yang terus dikembangkan


Sebagai perusahaan induk WhatsApp, Facebook, telah
berinvestasi dalam pengembangan aplikasi, dengan menambahkan
fitur-fitur baru dan meningkatkan perlindungan keamanan dan
privasinya. Pada Juni 2022 kapasitas pengguna untuk bergabung
dalam satu obrolan di aplikasi WhatsApp adalah 512 orang. Hal
ini memungkinkan pengguna berkomunikasi dengan kelompok besar
secara efektif karena pesan dikirim dan diterima secara
instan. Fitur-fitur yang ada saat ini di aplikasi WhatsApp
antara lain panggilan suara dan video, pengiriman file, grup
obrolan, sticker dan emoji. Selama pandemi Covid-19,
penggunaan fitur panggilan suara dan video di aplikasi
WhatsApp meningkat 50%.

2. Basis pengguna dalam jumlah besar


Pengguna aktif WhatsApp diestimasi pada 2022 mencapai 2,4
milyar dan diprediksi akan terus meningkat. Jumlah pengguna
yang besar ini memungkinkan pengguna WhatsApp terhubung dengan
teman dan keluarga dari berbagai negara maupun budaya. Basis

42
pengguna dalam jumlah besar tersebut tersebar di lima benua
dengan mayoritas berada di Asia, khususnya India dan Indonesia
yang jika digabungkan memiliki jumlah pengguna WhatsApp
sekitar 600 juta. Tentu saja hal ini akan menarik untuk promosi
berbagai produk.

Integrasi WhatsApp dengan Facebook dan Instagram pada tahun


2014 memungkinkan pengguna WhatsApp mengirim pesan lintas-
platform dan berkomunikasi dengan teman atau keluarga yang
tidak memasang aplikasi WhatsApp di alat komunikasinya. Selain
itu, pengguna WhatsApp juga dapat menggunakan layanan-layanan
yang disediakan oleh Facebook dan Instagram, misalnya pengguna
WhatsApp dapat menggunakan akun Facebook mereka untuk masuk ke
WhatsApp dan terhubung dengan teman-temannya di Facebook dan
Instagram melalui WhatsApp. Selain itu integrasi antara
WhatsApp, Facebook dan Instagram juga akan membentuk basis
massa lebih besar dengan jumlah per 2022 diestimasi untuk
masing-masing adalah 1,4 milyar pengguna Instagram, 2,9 milyar
untuk Facebook dan 2,4 milyar untuk WhatsApp.

3. WhatsApp Business untuk UMKM


Selain fitur, hal baru lainnya yang diperkenalkan WhatsApp
adalah WhatsApp Business, yang dirancang membantu usaha mikro,
kecil dan menengah (UMKM) untuk terhubung dengan pelanggan
melalui aplikasi. WhatsApp Business menyertakan fitur seperti
profil bisnis, pesan otomatis, balasan cepat, statistik pesan
dan label untuk membantu bisnis mengelola percakapan mereka
dengan pelanggan secara lebih efisien. Tentu saja fitur-fitur
tersebut akan terus berkembang disesuaikan kebutuhan UMKM.
WhatsApp Business dapat membantu UMKM untuk mengoptimalkan
waktu dan usaha dalam berkomunikasi dengan pelanggan,
meningkatkan respons pelanggan, dan memperkuat citra merek.
Peningkatan penjualan UMKM yang menggunakan WhatsApp business
dapat mencapai antara 30-40%.

4. Sistem keamanan dan perlindungan pengguna


Bidang lain yang menjadi fokus WhatsApp adalah meningkatkan
keamanan dan perlindungan privasinya. WhatsApp di tahun 2020
memperkenalkan enkripsi end-to-end untuk semua pesan, yang
berarti hanya pengirim dan penerima yang dapat membaca pesan,
bahkan WhatsApp sendiri tidak dapat mengaksesnya. WhatsApp
juga menawarkan autentikasi dua faktor dan fitur keamanan
lainnya untuk membantu melindungi data pengguna. Fitur end-
to-end encryption pada WhatsApp membuat pesan lebih aman dari
penyadapan oleh pihak ketiga.Selama tahun 2020, WhatsApp
mengenkripsi lebih dari 100 miliar pesan setiap hari. Selain
itu, WhatsApp juga menawarkan fitur verifikasi dua faktor
untuk meningkatkan keamanan akun pengguna.

5. Gratis penggunaan aplikasi WhatsApp


Salah satu kekuatan terbesar WhatsApp adalah bahwa aplikasi
dapat digunakan secara gratis. Pengguna hanya perlu terhubung
ke internet untuk menggunakan WhatsApp, sehingga menghemat

43
biaya panggilan telepon dan SMS (Short Message Service)
tradisional. Selain itu biaya panggilan video dan roaming
(jelajah) menjadi beban pengguna jasa telekomunikasi sebelum
menggunakan aplikasi WhatsApp. Biaya yang dikeluarkan pengguna
WhatsApp adalah biaya jasa internet yang sesungguhnya tidak
hanya digunakan untuk WhatsApp saja tetapi keperluan akses
aplikasi lainnya.

6. Mudah penggunaan WhatsApp


WhatsApp memiliki antarmuka (interface) yang sederhana dan
mudah digunakan. Pengguna dapat dengan mudah mengirim pesan,
melakukan panggilan suara dan video, serta menggunakan fitur-
fitur lainnya tanpa perlu memiliki kemampuan teknis tinggi.
Secara intuitif, pengguna dapat menggunakan WhatsApp karena
antarmukanya sederhana, tampilan jelas dan mudah dinavigasi
sehingga cepat familiar bagi pengguna.

Hal ini membuat WhatsApp menjadi aplikasi yang sangat mudah


dipelajari dan digunakan oleh pengguna baru. Selain itu
WhatsApp bisa dijalankan pada semua platform seperti iOS atau
Android pada hape. Kemudian bisa dijalankan pada sistem
operasi seperti Windows atau Linux Opensource pada desktop
atau laptop.

7. Kualitas audio dan panggilan video WhatsApp


Audio dan panggilan video di WhatsApp memiliki kualitas yang
baik dan minim gangguan bahkan pada jaringan koneksi internet
yang lemah sekalipun misalnya di daerah yang sulit dijangkau
(remote area).Hal ini memungkinkan pengguna untuk
berkomunikasi secara verbal dan visual dengan orang lain,
meskipun berada di tempat yang berbeda. Koneksi internet
minimal yang direkomendasikan untuk panggilan suara di
WhatsApp sebesar 128 kbps. Namun, untuk mendapatkan kualitas
suara yang lebih baik, disarankan untuk menggunakan koneksi
internet dengan kecepatan minimal 256 kbps. Sedangkan untuk
panggilan video direkomendasikan koneksi internet minimal
sebesar 512 kbps. Untuk mendapatkan kualitas video yang lebih
baik disarankan kecepatan koneksi internet yang digunakan
minimal 1 Mbps.

Kelemahan yang harus diatasi WhatsApp

1. WhatsApp tidak punya fitur monetisasi


WhatsApp belum dapat menghasilkan pendapatan secara langsung
bagi Facebook induk usahanya, karena tidak punya fitur
monetisasi. Hal ini membuat WhatsApp bergantung pada sumber
pendapatan tidak langsung seperti iklan di Facebook. Meski
demikian secara tidak langsung WhatsApp telah memberi dampak
kenaikan pendapatan bagi Facebook melalui pengguna WhatsApp
yang diintegrasikan dengan Facebook. Kelemahan ini setidaknya
dapat menghambat pertumbuhan dan pengembangan aplikasi
WhatsApp.

44
2. Tidak semua fitur WhatsApp tersedia bagi pengguna
Pada negara-negara tertentu WhatsApp tidak menyediakan fitur-
fitur lengkap bagi para penggunanya. Hal ini terkait dengan
kebijakan pemerintah di negara-negara tersebut. Beberapa
negara dengan alasan kepentingan nasional masing-masing
memiliki pembatasan hukum atau regulasi yang menghalangi
pengguna WhatsApp menggunakan fitur panggilan suara dan video.
Hal ini dapat membuat pengguna beralih ke messaging apps
lainnya. Bahkan ada negara yang memblokir semua fitur aplikasi
WhatsApp sehingga praktis tidak bisa digunakan orang-orang di
negara tersebut. Ada juga negara yang mengijinkan penggunaan
fitur panggilan suara dan video dengan biaya tambahan. Hal ini
dimaksudkan untuk membatasi orang yang menggunakan fitur
tersebut.

3. Fitur WhatsApp hanya bisa untuk nomor telpon terdaftar


Tidak semua nomor dalam buku telpon hape dapat dikirimi pesan
dengan aplikasi WhatsApp apabila tidak terdaftar di WhatsApp.
Hal ini kadang membuat sulit untuk berkomunikasi dengan kontak
baru atau orang yang belum memasang aplikasi WhatsApp atau
belum terdaftar di WhatsApp. Selain itu, pengguna WhatsApp
tidak dapat mengundang nomor telpon yang belum terdaftar itu
bergabung dalam grup WhatsApp.

4. WhatsApp tidak bisa kirim pesan dalam format berbeda


Tidak semua jenis file dapat dikirim dan diterima oleh aplikasi
WhatsApp. Ada beberapa file dalam format berbeda yang tidak
bisa dikirim dan diterima WhatsApp seperti file dokumen
presentasi,atau audio visual tertentu. File audio atau video
yang tidak didukung oleh codec atau format yang digunakan oleh
WhatsApp mungkin tidak dapat diputar atau ditampilkan dengan
benar di aplikasi. Kompatibilitas aplikasi WhatsApp dengan
berbagai jenis file masih terbatas. Hal ini dimaksud untuk
alasan proteksi atau keamanan aplikasi dan pengguna whatsApp.
Beberapa jenis file yang tidak bisa dikirim WhatsApp misalnya:
file dengan extensi EXE, ZIP atau RAR.

Ancaman terhadap masa depan WhatsApp

Seperti perangkat lunak atau aplikasi lainnya, WhatsApp tidak


kebal terhadap ancaman atau tantangan yang berpotensi
memengaruhi masa depannya. Berikut adalah beberapa kemungkinan
ancaman terhadap WhatsApp:

1. Masalah keamanan dan privasi


WhatsApp dikenal dengan fitur keamanan dan privasinya yang
kuat, tetapi telah menghadapi kritik di masa lalu karena
pelanggaran dan kerentanan data. Karena aplikasi perpesanan
terus menjadi lebih populer, peretas dan penjahat dunia maya
dapat menemukan cara baru untuk mengeksploitasi kerentanan
dalam keamanan WhatsApp. Oleh karena itu ancaman yang datang

45
dari serangan siber dapat mengganggu keamanan percakapan
pengguna WhatsApp.

Meskipun WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end, namun masih


ada potensi untuk pelanggaran keamanan dan privasi yang dapat
memengaruhi penggunaan aplikasi dan reputasi merek. Ancaman
ini dapat mencakup peretasan oleh pihak ketiga atau
pelanggaran oleh karyawan WhatsApp sendiri. Oleh karena itu
perlu selalu diperbarui sistem keamanan WhatsApp secara
periodik dengan protokol ketat dan akuntabel.

Ancaman keamanan dan privasi pengguna juga datang sebagai efek


penggabungan WhatsApp dan Facebook. Beberapa kebijakan privasi
pengguna yang dikeluarkan Facebook sempat membuat pengguna
WhatsApp khawatir tentang penyalahgunaan data pribadi mereka
oleh WhatsApp dan perusahaan induknya, Facebook. Hal ini dapat
mempengaruhi kepercayaan pengguna dan memengaruhi pertumbuhan
pengguna aplikasi WhatsApp. Oleh karena itu diperlukan jaminan
kepastian perlindungan regulasi pemerintah terkait penggunaan
data pribadi pengguna WhatsApp secara khusus dan media sosial
lainnya pada umumnya.

2. Persaingan dari messaging apps lainnya


Ancaman terhadap aplikasi WhatsApp salah satunya datang dari
persaingan sesama messaging apps yang menawarkan fitur serupa
seperti Line,Telegram, Signal, dan WeChat. Para pesaing
tersebut, terlebih Telegram sebagai pesaing terdekat WhatsApp,
terus mengembangkan teknologi dan fitur-fitur mereka agar
dapat meraih kepercayaan pengguna yang lebih luas sehingga
meningkatkan pangsa pasarnya. Kebutuhan para pengguna yang
semakin kompleks khususnya dalam hal keamanan namun tetap
simple dan fleksibel menjadi acuan pemain di industri
messaging apps seiring dengan perkembangan jaman. Ancaman
perpindahan pengguna WhatsApp ke messaging apps lainnya akan
mempengaruhi pendapatan aplikasi pada akhirnya yang ada juga
secara tidak langsung melalui Facebook sebagai induk
perusahaan.

3. Perubahan preferensi pengguna


Perubahan preferensi pengguna dapat menjadi ancaman bagi
WhatsApp karena pengguna dapat beralih ke platform pesaing
jika mereka menemukan fitur-fitur atau kebijakan WhatsApp
tidak memenuhi kebutuhan atau keinginan mereka. Beberapa
faktor yang dapat memengaruhi preferensi pengguna antara lain:
a. Keamanan dan privasi: Pengguna semakin memperhatikan
keamanan dan privasi data pribadi mereka, terutama setelah
beberapa kasus pelanggaran privasi yang terjadi di masa
lalu. Jika pengguna merasa bahwa platform mereka tidak
dapat menjamin keamanan dan privasi data mereka, mereka
dapat beralih ke aplikasi messaging yang lebih aman,
seperti Signal atau Telegram.

46
b. Fitur-fitur baru: Pesaing WhatsApp terus mengembangkan
fitur-fitur baru, seperti kemampuan untuk melakukan
panggilan suara dan video dengan lebih banyak orang secara
bersamaan, atau fitur-fitur seperti pengiriman pesan yang
menghilang setelah waktu tertentu. Jika pengguna ingin
menggunakan fitur-fitur ini, mereka mungkin memilih untuk
menggunakan aplikasi messaging yang menawarkannya.

c. Integrasi dengan layanan lain: Beberapa pengguna


mungkin menginginkan aplikasi messaging yang terintegrasi
dengan layanan lain seperti toko online atau layanan
transfer uang, yang dapat mempermudah kehidupan sehari-
hari mereka. Beberapa aplikasi messaging pesaing
WhatsApp, seperti WeChat dan Line, menawarkan fitur-fitur
seperti ini, yang dapat menjadi daya tarik bagi pengguna.

4. Regulasi
Semakin lama semakin disadari bahwa messaging apps menjadi
bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,maka
pemerintah di seluruh dunia berusaha untuk mengaturnya dengan
lebih ketat. Peraturan ini dapat mencakup pembatasan enkripsi,
privasi data, dan aspek lain dari fungsionalitas messaging
apps yang diandalkan pengguna. Beberapa negara memiliki hukum
dan regulasi ketat terkait privasi dan penggunaan data, yang
dapat membatasi penggunaan WhatsApp di negara-negara tersebut
dan juga memengaruhi pertumbuhan pengguna aplikasi. Salah satu
poin regulasi di banyak negara yang dianggap ancaman bagi
WhatsApp adalah keharusan berbagi data pengguna dengan badan
pemerintah terkait. Di samping itu belum diaturnya secara
jelas berbagai hal terkait aplikasi WhatsApp ditambah
ketidakpastian penegakan hukum di beberapa negara menjadi
ancaman regulasi terhadap WhatsApp semakin besar. Regulasi
pemerintah yang ideal bagi WhatsApp adalah regulasi yang
melindungi penggunanya namun tetap mendorong pertumbuhan
bisnis WhatsApp serta memperhatikan keselarasan dengan
regulasi-regulasi lain yang ada di suatu negara.

Peluang WhatsApp meraih masa depan

Ada beberapa peluang yang dimiliki WhatsApp dalam menghadapi


masa depan untuk menguatkan posisinya di industri messaging
apps. Berikut penjelasan peluang-peluang tersebut.

1. Peningkatan pendapatan usaha


WhatsApp telah menjadi messaging apps yang paling populer di
dunia. Namun, WhatsApp belum memanfaatkan seluruh potensi
pendapatan dari pengguna aktifnya. Jumlah pengguna aktif yang
mencapai bilangan antara 2 hingga 3 milyar merupakan potensi
pasar bagi pemasaran banyak produk. Peluang bagi WhatsApp
adalah mencari cara meningkatkan pendapatan usaha dengan
memanfaatkan basis pengguna aktifnya. Monetisasi basis
pengguna WhatsApp dapat dieksplorasi melalui iklan, fitur

47
premium atau model bisnis langganan bagi penggunanya. Selain
itu, WhatsApp dapat mengenalkan fitur pembayaran dalam
aplikasinya sehingga pengguna dapat melakukan transaksi
langsung melalui WhatsApp seperti membayar tagihan atau
membeli produk. Diversifikasi aliran pendapatan akan membuat
WhatsApp dapat mengurangi ketergantungan pada satu model
bisnis dan lebih memastikan berkelanjutan usahanya dalam
jangka panjang.

2. Pengembangan fitur baru WhatsApp


WhatsApp memiliki banyak pengguna aktif dan pengguna baru yang
bergabung setiap hari. Pengembangan fitur baru dapat membantu
WhatsApp mempertahankan pengguna dan menarik pengguna baru.
Fitur-fitur baru yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan
pengguna dapat membantu WhatsApp untuk lebih unggul di pasar.
Fitur-fitur yang bisa dikembangkan WhatsApp antara lain fitur
untuk kolaborasi bisnis seperti video conference lalu
pengaturan rapat yang langsung dari aplikasi dan pembayaran
transaksi non-tunai. Selain itu fitur keamanan WhatsApp
seperti enkripsi end-to-end yang lebih kuat dan pemindai
malware yang handal perlu selalu dikembangkan agar memastikan
pengguna aman dari serangan keamanan.

3. Penggunaan atau integrasi teknologi baru


Peluang yang terbuka bagi WhatsApp di masa depan adalah
integrasi atau penggunaan teknologi baru ke dalam aplikasi
untuk meningkatkan kemampuan pelayanan WhatsApp kepada para
penggunanya. Beberapa teknologi baru yang perlu
dipertimbangkan sebagai peluang bagi WhatsApp antara lain:

a. AI (Artificial Intellegence) dapat meningkatkan kemampuan


WhatsApp dalam beberapa aspek seperti pemrosesan bahasa
alami (Natural Language Processing) sehingga WhatsApp
dapat memahami pesan yang dikirim dan memberi respon tepat
seperti saran balasan cepat atau menerjemahkan pesan antar
bahasa. Kemudian, WhatsApp juga dapat menggunakan Chatbot
AI untuk memberikan informasi layanan secara otomatis.
Selain itu AI dapat memampukan WhatsApp melakukan analisis
sentimen untuk memahami perasaan pengguna dalam pesan yang
dikirim dan memberi respon yang sesuai misalnya untuk
solusi suatu masalah. Terakhir, AI juga dapat digunakan
aplikasi WhatsApp dalam mengenal wajah pengguna melalui
teknologi pengenalan wajah yang dipasang dalam aplikasi
WhatsApp sehingga meningkatkan keamanan akun pengguna.

b. AR (Augmented Reality) yang digunakan pada aplikasi


WhatsApp akan dapat memberikan pengalaman yang lebih
interaktif dan menarik dalam berkomunikasi bagi
penggunanya. Salah satunya adalah penambahan filter AR
pada fitur video call di aplikasi WhatsApp akan membuat
pengguna lebih interaktif dalam berkomunikasi. Selain itu
pointers AR dapat digunakan untuk memudahkan pengguna
menunjukkan objek atau lokasi di sekitar mereka,kemudian

48
AR stickers dapat digunakan pengguna WhatsApp lebih
kreatif menulis pesan chat yang menyenangkan. Terakhir,
WhatsApp dapat menggunakan AR pada iklan yang muncul di
platform tersebut sehingga memberi pengalaman lebih
menarik bagi pengguna dan pelaku usaha. Secara keseluruhan
penggunaan AR pada aplikasi WhatsApp akan memberikan
pengalaman lebih interaktif dan menarik bagi para
penggunanya dalam berkomunikasi.

c. Blockchain dapat diintegrasikan pada WhatsApp untuk


memperkuat keamanan data dan privasi pengguna, serta untuk
mengembangkan fitur-fitur baru seperti transaksi keuangan
yang aman. Integrasi blockchain pada WhatsApp dapat
meningkatkan keamanan dan privasi data pengguna. Sebagai
contoh, blockchain dapat memberikan pengguna kendali penuh
atas data pribadi mereka dan melindungi data dari
penggunaan yang tidak sah. WhatsApp dapat menggunakan
teknologi blockchain untuk memastikan bahwa data pengguna
seperti riwayat chat, foto, video, dan file lainnya
tersimpan secara aman dan tidak dapat diakses oleh pihak
ketiga yang tidak sah. Dalam hal ini, WhatsApp dapat
menggunakan blockchain sebagai sarana untuk mengenkripsi
dan mendistribusikan data pengguna ke seluruh jaringan
pengguna yang terhubung secara terdesentralisasi,
sehingga data pengguna tidak disimpan di satu server
sentral yang rentan terhadap serangan. Terakhir,
blockchain dapat digunakan WhatsApp untuk mengembangkan
fitur pembayaran yang aman dan terdesentralisasi. WhatsApp
dapat menggunakan cryptocurrency atau token khusus untuk
membayar dalam aplikasi dan memberikan pengguna kemampuan
untuk melakukan transaksi tanpa perantara.

d. Virtual assistants adalah teknologi yang dapat digunakan


WhatsApp untuk menyelesaikan tugas pengguna dan memberikan
saran-saran berdasarkan preferensi pengguna. Beberapa
tugas sehari-hari yang bisa dilakukan virtual assistant
pada aplikasi WhatsApp misalnya memesan makanan, membeli
tiket, mencari informasi, rekomendasi produk dan lain
sebagainya. Integrasi virtual assistant pada WhatsApp
dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan tugas sehari-
hari dengan mudah dan cepat, serta memberikan pengalaman
pengguna yang lebih interaktif dan personal.

e. Voice recognition merupakan teknologi pengenalan suara yang


digunakan pada aplikasi WhatsApp untuk memungkinkan
pengguna melakukan panggilan suara dengan lebih mudah dan
cepat. Teknologi tersebut membantu panggilan suara di
WhatsApp dengan mengenali dan memahami perintah suara
pengguna. Selain itu perintah suara dalam teknologi
tersebut dapat digunakan untuk membuka aplikasi WhatsApp,
mencari kontak, atau mengirim pesan ke orang tertentu.
Terakhir, integrasi teknologi pengenalan suara juga dapat
membantu pengguna WhatsApp dalam mentranskripsi pesan

49
suara yang diterima. Jika pengguna tidak dapat
mendengarkan pesan suara yang diterima, mereka dapat
menggunakan fitur transkripsi untuk membaca pesan
tersebut.

f. Internet of Things (IoT) merupakan teknologi baru yang dapat


mengintegrasikan aplikasi WhatsApp ke berbagai peralatan
berbasis teknologi informasi atau internet. Melalui
teknologi IoT ini maka pengguna WhatsApp dapat
mengendalikan berbagai peralatan atau perlengkapan sehari-
hari di rumahnya secara jarak jauh (remote). Menjadi
penting bagi pengembangan aplikasi WhatsApp agar dapat
berintegrasi dengan IoT adalah standar protokol sistem
operasi dan interface yang reliabel antara aplikasi
WhatsApp dengan berbagai peralatan berbasis IoT tersebut.

g. Extended reality (XR) yang diintegrasikan pada WhatsApp


meliputi fitur Augmented Reality (AR), Virtual Reality
(VR) dan Mixed Reality (MR) akan memberikan pengalaman yang
lebih imersif bagi pengguna dalam berkomunikasi.
Pengalaman lebih interaktif itu didapat pengguna WhatsApp
yang berkomunikasi dalam lingkungan virtual atau AR.
Pengguna dapat merasakan seperti berada dalam lingkungan
yang sama dengan teman mereka meskipun mereka berada di
tempat yang berbeda, serta dapat berbagi pengalaman dengan
teman-teman mereka melalui konten AR/VR yang menarik dan
unik. Selain itu,pengguna dapat mengobrol dengan teman
mereka dalam lingkungan AR. Misalnya, pengguna dapat
memilih karakter avatar dan berbicara dengan teman mereka
di lingkungan virtual yang menarik dan interaktif.

Teknologi server WhatsApp

Server WhatsApp adalah server sentralisasi yang memfasilitasi


komunikasi di antara pengguna WhatsApp. Ini berarti bahwa
semua data pengguna dan pesan disimpan pada satu titik pusat,
yaitu server WhatsApp yang terpusat.

Pengguna WhatsApp menggunakan aplikasi untuk terhubung ke


server WhatsApp, dan semua pesan dan informasi pengguna
diproses melalui server tersebut. Oleh karena itu, WhatsApp
memiliki kendali penuh atas data pengguna dan pesan.

Meskipun WhatsApp menggunakan enkripsi end-to-end untuk


melindungi privasi pengguna, karena data disimpan pada satu
titik pusat, maka ada risiko kebocoran data dan potensi
pelanggaran privasi. Selain itu, karena server WhatsApp
terpusat, pengguna mengandalkan WhatsApp untuk menjamin
keamanan dan keandalan layanan, yang berarti jika terjadi
gangguan di server pusat, maka seluruh layanan WhatsApp akan
terganggu.

50
Namun, sebagai server sentralisasi, WhatsApp juga memiliki
keuntungan dalam hal skalabilitas dan manajemen yang lebih
mudah karena semua data disimpan pada satu tempat, sehingga
memudahkan pengendalian dan pengelolaan. Hal ini memungkinkan
WhatsApp untuk menyediakan fitur-fitur yang kompleks dan
berbagai layanan tambahan, seperti panggilan suara dan video,
layanan berlangganan, dan lain-lain.

Lokasi pasti dari server pusat WhatsApp tidak diumumkan secara


resmi. Namun, menurut beberapa laporan, server pusat WhatsApp
terletak di beberapa negara seperti Amerika Serikat,
Singapura, Belanda, dan beberapa negara lainnya di seluruh
dunia. Hal ini untuk perlindungan dari risiko penyerangan
server WhatsApp.

WhatsApp menggunakan beberapa pusat data di seluruh dunia


untuk menyediakan layanan mereka dan mempercepat pengiriman
pesan. Pusat data ini terdiri dari sejumlah server yang
tersebar di berbagai negara untuk mengurangi waktu respon dan
mempercepat pengiriman pesan. Namun, semua data pengguna dan
pesan disimpan di pusat data utama di lokasi yang tidak
diumumkan secara resmi.

Salah satu alasan utama WhatsApp menggunakan teknologi server


sentralisasi adalah untuk memudahkan manajemen data pengguna
dan memastikan pengiriman pesan yang cepat dan andal. Dalam
sistem sentralisasi, semua data pengguna dan pesan disimpan
pada satu titik pusat, yang memudahkan pengontrolan dan
pengelolaan data serta memungkinkan WhatsApp untuk menyediakan
fitur-fitur kompleks dan berbagai layanan tambahan seperti
panggilan suara dan video.

Selain itu, WhatsApp juga menggunakan server sentralisasi


untuk meningkatkan keamanan dan privasi pengguna dengan
menyediakan enkripsi end-to-end. Enkripsi ini memungkinkan
pesan dan data pengguna dikirim secara aman dari satu pengguna
ke pengguna lain tanpa bisa dibaca oleh pihak ketiga termasuk
WhatsApp sendiri.

Namun, sebagai server sentralisasi, WhatsApp juga memiliki


beberapa kelemahan, seperti risiko kebocoran data dan potensi
pelanggaran privasi, serta risiko gangguan jika terjadi
gangguan di server pusat. Meski demikian WhatsApp terus
berusaha untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem keamanan
dan privasi mereka dan mengambil tindakan untuk memastikan
layanan tetap tersedia dan andal. Semua itu dilakukan untuk
menjaga kepercayaan para penggunanya.

Sesungguhnya selain teknologi server sentralisasi, maka


dikenal juga teknologi server desentralisasi. Teknologi
sentralisasi server dan desentralisasi server memiliki
karakteristik masing-masing. Untuk memilih salah satunya perlu
mengenal karakteristik tiap teknologi tersebut. Berikut adalah

51
karakteristik teknologi sentralisasi dan desentralisasi yang
untuk penggunaannya di messaging apps.

Karakteristik teknologi sentralisasi server

Teknologi server sentralisasi adalah teknologi yang menyimpan


seluruh data pengguna dan pesan pada satu server utama yang
terpusat. Dalam model ini, server utama bertanggung jawab
untuk memproses, menyimpan, dan mengelola semua data dan pesan
pengguna. Server sentralisasi masih merupakan pilihan yang
populer untuk aplikasi dengan skala besar dan kompleksitas
yang tinggi. Karakteristik teknologi sentralisasi server ini
sebagai berikut:

a. Terpusat:
Semua data pengguna dan pesan disimpan pada satu server
utama yang terpusat, dan pengguna harus terhubung ke
server tersebut untuk mengakses layanan.

b. Skala besar:
Server sentralisasi biasanya dapat menampung jutaan atau
bahkan miliaran pengguna, memungkinkan aplikasi untuk
skalabilitas yang tinggi.

c. Kendali pusat:
Karena data pengguna dan pesan disimpan di server utama,
pengembang aplikasi memiliki kendali penuh atas
penggunaan data tersebut.

d. Risiko keamanan:
Dengan memiliki satu titik pusat penyimpanan data, server
sentralisasi memiliki risiko keamanan yang lebih tinggi,
karena serangan pada server utama dapat mengakibatkan
kebocoran data atau layanan tidak tersedia.

e. Kebutuhan infrastruktur yang kuat:


Server sentralisasi membutuhkan infrastruktur yang kuat
dan andal untuk menjaga ketersediaan layanan yang tinggi.

f. Ketergantungan pada server:


Ketergantungan pada server utama juga dapat memengaruhi
ketersediaan layanan, terutama jika server utama
mengalami masalah atau downtime.

Sedangkan kekuatan dan kelemahan teknologi sentralisasi server


adalah sebagai berikut:

52
Kekuatan teknologi sentralisasi server:

a. Skalabilitas:
Aplikasi terpusat sering dirancang untuk menangani
sejumlah besar pengguna dan dapat lebih mudah diskalakan
untuk mengakomodasi pertumbuhan.

b. Kemudahan penggunaan:
Aplikasi terpusat biasanya memiliki antarmuka yang ramah
pengguna dan seringkali lebih mudah digunakan dan
dinavigasi daripada aplikasi terdesentralisasi.

c. Dukungan:
Karena aplikasi terpusat sering kali dikembangkan oleh
perusahaan atau organisasi besar, mereka dapat menawarkan
dukungan pelanggan dan sumber daya yang kuat bagi
pengguna.

d. Masalah privasi:
Aplikasi terpusat menyimpan data pengguna di server
terpusat, yang membuatnya lebih rentan terhadap peretasan
atau pelanggaran data. Pengguna juga memiliki kontrol yang
lebih sedikit atas data mereka.

e. Penyensoran:
Aplikasi terpusat dapat tunduk pada kebijakan penyensoran
atau moderasi konten, yang dapat membatasi kebebasan
berbicara dan berekspresi.

f. Ketergantungan pada otoritas pusat:


Aplikasi terpusat bergantung pada otoritas pusat untuk
beroperasi, yang dapat menciptakan kerentanan jika
otoritas tersebut disusupi atau gagal.

Kelemahan teknologi sentralisasi server:

a. Risiko keamanan:
Karena data pengguna dan pesan disimpan di satu tempat,
risiko keamanan meningkat karena serangan pada server
utama dapat menyebabkan kebocoran data atau layanan
menjadi tidak tersedia dan dapat diakses pengguna.

b. Ketergantungan pada server utama:


Ketergantungan pada satu titik pusat dapat memengaruhi
ketersediaan layanan, terutama jika server utama
mengalami masalah atau gangguan (downtime).

c. Kurangnya privasi:
Dalam server sentralisasi, pengembang aplikasi memiliki
kendali penuh atas data pengguna dan pesan yang dikirimnya
sehingga dapat mempengaruhi privasi pengguna.

53
d. Biaya:
Server sentralisasi membutuhkan infrastruktur yang kuat
dan andal untuk menjaga ketersediaan layanan. Hal ini
menuntut biaya yang lebih tinggi bagi pengembang aplikasi.

Karakteristik teknologi desentralisasi server

Teknologi server desentralisasi adalah teknologi yang


menyimpan data pengguna dan pesan pada beberapa server yang
terdistribusi secara geografis. Dalam model ini tidak ada
server utama yang bertanggungjawab atas semua data dan pesan
pengguna, melainkan data disimpan pada beberapa server yang
bekerja bersama-sama. Contoh messaging apps yang menggunakan
server desentralisasi antara lain Signal, Telegram, dan
Status. Karakteristik teknologi desentralisasi server ini
sebagai berikut:

a. Terdistribusi:
Semua data pengguna dan pesan disimpan pada beberapa
server yang terdistribusi secara geografis, sehingga
pengguna dapat terhubung ke server terdekat untuk
mengakses layanan.

b. Kontrol pengguna:
Dalam server desentralisasi, pengguna memiliki kendali
penuh atas data mereka sehingga tidak ada satu entitas
yang mengendalikan seluruh data.

c. Keamanan yang lebih baik:


Server desentralisasi dapat memberikan keamanan yang
lebih baik karena data pengguna dan pesan tidak disimpan
pada satu titik pusat, sehingga serangan pada satu server
tidak akan memengaruhi seluruh sistem.

d. Lebih sedikit ketergantungan pada satu server:


Dalam server desentralisasi, data dan layanan dapat
didistribusikan di antara beberapa server, sehingga
ketergantungan pada satu server utama dikurangi.

e. Privasi yang lebih baik:


Karena pengguna memiliki kendali penuh atas data mereka
maka server desentralisasi dapat memberikan privasi yang
lebih baik daripada server sentralisasi.

f. Infrastruktur yang lebih fleksibel:


Server desentralisasi memungkinkan untuk infrastruktur
yang lebih fleksibel dan mudah diatur sesuai kebutuhan.

Sedangkan kekuatan dan kelemahan teknologi desentralisasi


server adalah sebagai berikut:

54
Kekuatan teknologi desentralisasi server:

a. Skalabilitas:
Dalam server desentralisasi, data dan layanan dapat
didistribusikan di antara beberapa server, sehingga dapat
mengatasi masalah skalabilitas yang dihadapi oleh server
sentralisasi. Namun hal ini diasumsikan server-server
yang berada dalam jaringan model desentralisasi memiliki
spesifikasi standar dan bekerja sama dengan baik dalam
platform sama.

b. Keamanan dan privasi yang lebih baik:


Karena data pengguna dan pesan tidak disimpan pada satu
titik pusat, maka server desentralisasi dapat memberikan
keamanan dan privasi yang lebih baik.

c. Lebih sedikit ketergantungan pada satu server:


Dalam server desentralisasi, data dan layanan dapat
didistribusikan di antara beberapa server, sehingga
ketergantungan pada satu server utama dikurangi.

d. Infrastruktur yang lebih fleksibel:


Server desentralisasi memungkinkan untuk infrastruktur
yang lebih fleksibel dan mudah diatur sesuai kebutuhan.

e. Kendali pengguna:
Dalam server desentralisasi, pengguna memiliki kendali
penuh atas data mereka dan tidak ada satu entitas yang
mengendalikan seluruh data. Namun demikian koordinasi
serta manajemen antar server tetap diperlukan. Untuk
mewujudkan hal itu diperlukan sistem protokol standar yang
direviu periodik agar selalu efektif dan efisien.

Kelemahan teknologi desentralisasi server:

a. Kurangnya kontrol pusat:


Dalam server desentralisasi, tidak ada satu entitas yang
memiliki kontrol penuh atas seluruh sistem, sehingga bisa
mempersulit koordinasi dan manajemen.

b. Skalabilitas yang lebih sulit:


Server desentralisasi dapat menghadapi masalah
skalabilitas karena data dan layanan terdistribusi di
antara beberapa server yang mungkin tidak dapat bekerja
sama dengan baik.

c. Dibutuhkan infrastruktur yang lebih besar:


Server desentralisasi membutuhkan infrastruktur yang
lebih besar karena data dan layanan didistribusikan di
antara beberapa server.

55
d. Masalah sinkronisasi:
Karena data terdistribusi di antara beberapa server,
server desentralisasi dapat mengalami masalah
sinkronisasi, terutama jika ada beberapa pengguna yang
memerlukan akses ke data yang sama secara bersamaan.

e. Kurangnya standarisasi:
Karena server desentralisasi dapat dikembangkan dan
dioperasikan oleh berbagai pihak, kurangnya standarisasi
dapat mempersulit interoperabilitas antara sistem yang
berbeda.

Meskipun teknologi server desentralisasi telah menjadi lebih


populer beberapa waktu terakhir karena keamanan dan privasi
yang lebih baik yang ditawarkan, tetapi pengembang aplikasi
perlu mempertimbangkan baik keuntungan dan kelemahan dari
kedua teknologi tersebut di atas untuk memilih yang paling
sesuai untuk layanan mereka. Tiap aplikasi yang dikembangkan
memiliki kebutuhan masing-masing yang berbeda. Oleh karena itu
jenis teknologi penggunaan server untuk tiap aplikasi juga
berbeda menurut kebutuhannya.

What next after WhatsApp

Pertanyaan yang muncul mengikuti kesuksesan WhatsApp sebagai


messaging apps paling populer di dunia bertahun-tahun adalah:

What next after WhatsApp ?

Dalam industri messaging apps pernah dicatat sejarah


kesuksesan BlackBerry Messenger di sekitar tahun 2010-2012
sebagai aplikasi paling populer di dunia. Namun setelah itu
digantikan oleh WhatsApp sebagai aplikasi terpopuler. Beberapa
aplikasi pesaing WhatsApp telah berusaha mengambil alih posisi
aplikasi terpopuler dari tangan WhatsApp, namun belum berhasil
hingga kini. Teknologi yang digunakan para pesaing tersebut
relatif sama. Namun apabila ada pesaing yang datang
menggunakan teknologi berbeda yang menawarkan fitur-fitur yang
lebih menarik bagi pengguna maka ceritanya akan lain bagi
WhatsApp.

Salah satu teknologi yang diunggulkan dan dipakai oleh pesaing


WhatsApp dalam industri messaging apps adalah teknologi
blockchain. Munculnya messaging apps berbasis desentralisasi
dan blockchain, bertujuan untuk memberikan pengalaman
perpesanan yang lebih aman dan pribadi dengan menghilangkan
kebutuhan akan server terpusat yang dapat diretas atau
diawasi.

Kehadiran messaging apps berbasis desentralisasi dan


blockchain menjadi salah satu ancaman potensial terhadap model
terpusat (sentralisasi) WhatsApp. Aplikasi terdesentralisasi

56
menggunakan jaringan peer-to-peer alih-alih mengandalkan
server terpusat untuk menyimpan dan mengirimkan data, yang
dapat memberikan lebih banyak privasi dan keamanan bagi
pengguna. Teknologi Blockchain, yang merupakan teknologi dasar
di balik banyak aplikasi terdesentralisasi, dapat memberikan
manfaat tambahan seperti kekekalan dan transparansi.

Meskipun teknologi blockchain berpotensi mengganggu banyak


industri, termasuk platform komunikasi, teknologi ini belum
diadopsi secara luas sebagai pengganti aplikasi seperti
WhatsApp. Namun, ada beberapa platform komunikasi sudah
berbasis blockchain seperti Dust Messenger dan Crypviser.

Penggunaan blockchain dalam platform komunikasi menawarkan


beberapa manfaat potensial, termasuk:

Desentralisasi: Komunikasi pada platform berbasis blockchain


dapat sepenuhnya terdesentralisasi, artinya tidak ada otoritas
pusat yang mengendalikan sistem. Ini dapat memberikan
keamanan, privasi, dan kebebasan yang lebih besar dari
penyensoran.

Enkripsi: Platform komunikasi berbasis blockchain sering


menggunakan enkripsi ujung ke ujung, yang memberikan keamanan
lebih besar untuk pesan dan data lain yang dibagikan di
platform.

Transparansi: Penggunaan teknologi blockchain dapat memberikan


transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar untuk platform
komunikasi, karena semua transaksi dan data dicatat di buku
besar publik.

Namun, ada juga beberapa kelemahan potensial menggunakan


teknologi blockchain untuk platform komunikasi, termasuk:

Adopsi terbatas: Teknologi Blockchain masih tergolong baru dan


belum banyak diadopsi oleh masyarakat umum. Ini berarti
mungkin sulit untuk menarik basis pengguna yang besar ke
platform komunikasi berbasis blockchain.

Kompleksitas teknis: Teknologi Blockchain bisa rumit dan sulit


dipahami bagi banyak pengguna, yang mungkin membatasi daya
tariknya.

Skalabilitas: Teknologi blockchain saat ini mungkin tidak


dapat menangani volume pesan dan data yang tinggi yang
dikirimkan pada aplikasi perpesanan populer seperti WhatsApp.

Secara keseluruhan, sementara platform komunikasi berbasis


blockchain memiliki potensi untuk menawarkan keamanan dan
privasi yang lebih baik bagi pengguna, namun masih ada beberapa
tantangan yang perlu diatasi sebelum dapat menjadi alternatif

57
yang layak untuk menjadi messaging apps utama seperti
WhatsApp.

Dust Messenger dan CypViser adalah dua contoh messaging apps


yang memanfaatkan teknologi blockchain untuk meningkatkan
keamanan dan privasi. Baik Dust Messenger dan CypViser adalah
pendatang yang relatif baru di pasar messaging apps, dan masih
harus dilihat seberapa sukses mereka dalam menarik pengguna
dari platform mapan seperti WhatsApp. Namun, penggunaan
teknologi blockchain dan penekanan pada privasi dan keamanan
menjadikannya alternatif yang menarik bagi pengguna yang
peduli dengan privasi komunikasi mereka.

Dust Messenger

Dust Messenger adalah aplikasi perpesanan seluler yang


menawarkan perpesanan terenkripsi ujung ke ujung, pesan
penghancuran diri, dan tidak ada pelacakan atau pengumpulan
data aktivitas pengguna. Dust Messenger menggunakan blockchain
untuk menyimpan metadata terenkripsi tentang pesan yang
dikirim, bukan di server terpusat. Ini berarti bahwa metadata
didistribusikan di seluruh jaringan node, sehingga semakin
sulit bagi penyerang untuk mengakses dan memanipulasi. Selain
itu, Dust Messenger menggunakan protokol keamanan yang disebut
Signal, yang menyediakan pesan aman untuk komunikasi teks,
suara, dan video.

Dust Messenger adalah aplikasi perpesanan aman yang


dikembangkan oleh tim di Radical App, yang didirikan oleh
pengusaha dan advokat privasi Mark Cuban pada tahun 2014.
Aplikasi ini dirancang untuk memberi pengguna cara yang aman
dan pribadi untuk berkomunikasi satu sama lain, gratis dari
pengawasan dan pelacakan data.

Pengembangan Dust Messenger awalnya didorong oleh kekhawatiran


tentang meningkatnya prevalensi pelanggaran dan peretasan
data, serta meningkatnya jumlah informasi pribadi yang
dikumpulkan dan dibagikan oleh layanan online. Tim di Aplikasi
Radikal percaya bahwa ada kebutuhan untuk aplikasi perpesanan
yang memprioritaskan privasi dan keamanan pengguna, dan
dibangun di atas arsitektur terdesentralisasi yang tidak dapat
dengan mudah diretas atau dieksploitasi.

Dust Messenger dirilis pada tahun 2014 dan dengan cepat


memperoleh reputasi sebagai salah satu aplikasi perpesanan
paling aman yang tersedia. Aplikasi ini menggunakan enkripsi
end-to-end untuk melindungi semua pesan dan lampiran dari
akses tidak sah, dan juga mencakup sejumlah fitur keamanan
lainnya, seperti penghapusan otomatis pesan, enkripsi
perangkat-ke-perangkat, dan pencegahan tangkapan layar.

Bertahun-tahun sejak rilis awal, Dust Messenger terus


berkembang dan meningkat. Aplikasi ini telah menambahkan fitur

58
baru seperti pesan suara, obrolan grup, dan kemampuan untuk
berbagi file dan foto dengan aman. Perusahaan juga telah
memperluas basis pengguna dan kemitraannya, dan telah menjadi
pilihan populer bagi individu dan organisasi yang menghargai
privasi dan keamanan.

Secara keseluruhan, Dust Messenger merupakan inovasi yang


signifikan di bidang perpesanan yang aman, dan telah membantu
meningkatkan kesadaran tentang pentingnya privasi dan keamanan
data di era digital. Meskipun aplikasi ini masih menghadapi
tantangan dan persaingan dari aplikasi perpesanan lainnya,
aplikasi ini telah menunjukkan bahwa ada permintaan yang
meningkat untuk alat komunikasi yang terdesentralisasi dan
aman, dan ada kebutuhan untuk inovasi berkelanjutan di ruang
ini.

Dust Messenger diperkenalkan ke Indonesia pada tahun 2018 dan


mendapatkan popularitas di kalangan pengguna yang mengutamakan
privasi dan keamanan. Platform ini telah menjalin kemitraan
dengan bisnis dan organisasi lokal, seperti Asosiasi
Blockchain Indonesia, untuk mempromosikan penggunaannya di
negara tersebut. Namun, itu masih memiliki basis pengguna yang
relatif kecil dibandingkan dengan aplikasi perpesanan yang
lebih mapan seperti WhatsApp.

Cypviser

CypViser adalah aplikasi perpesanan serupa yang menggunakan


teknologi blockchain untuk mengamankan saluran komunikasinya.
Aplikasi ini menggunakan arsitektur terdesentralisasi, yang
berarti pesan dikirim melalui jaringan node, bukan melalui
server terpusat. Ini mempersulit penyerang untuk mencegat atau
memanipulasi pesan. CypViser juga menggunakan enkripsi end-
to-end, sehingga pesan dilindungi dari penyadapan atau
penyadapan.

Cypviser adalah aplikasi perpesanan berbasis blockchain yang


diluncurkan pada tahun 2018. Aplikasi ini dikembangkan oleh
tim yang berbasis di Jerman dan Swiss, dan bertujuan untuk
memberi pengguna cara yang aman dan pribadi untuk
berkomunikasi.

Cypviser menggunakan teknologi blockchain untuk mengenkripsi


dan menyimpan semua pesan dan panggilan, memastikan bahwa
mereka aman dan tidak dapat dicegat oleh pihak ketiga. Aplikasi
ini juga dilengkapi enkripsi end-to-end dan arsitektur zero-
knowledge, yang berarti hanya pengirim dan penerima yang dapat
mengakses isi pesan atau panggilan.

Salah satu fitur unik Cypviser adalah penggunaan jaringan node


terdesentralisasi untuk memfasilitasi komunikasi. Tidak
seperti aplikasi perpesanan terpusat seperti WhatsApp, yang

59
mengandalkan satu server untuk merutekan pesan, Cypviser
menggunakan jaringan peer-to-peer untuk mengirimkan data. Ini
mempersulit peretas atau aktor jahat lainnya untuk mencegat
atau merusak pesan.

Cypviser juga menyertakan berbagai fitur keamanan lainnya,


seperti kemampuan untuk mengatur pesan penghancur otomatis dan
kemampuan untuk menyembunyikan obrolan dari antarmuka utama
aplikasi. Aplikasi ini juga menyertakan dompet cryptocurrency
bawaan, yang memungkinkan pengguna mengirim dan menerima
pembayaran cryptocurrency di dalam aplikasi.

Secara keseluruhan, Cypviser dirancang untuk memberi pengguna


cara yang aman dan pribadi untuk berkomunikasi, sekaligus
menawarkan kenyamanan aplikasi perpesanan modern. Penggunaan
teknologi blockchain dan jaringan terdesentralisasi
menjadikannya pemain unik di pasar aplikasi perpesanan.

CypViser,belum mendapatkan banyak daya tarik di Indonesia.


Platform ini terutama menargetkan pengguna di Uni Eropa dan
memiliki ketersediaan terbatas di Asia Tenggara. Ia menawarkan
fitur-fitur seperti perpesanan terenkripsi, panggilan aman,
dan obrolan anonim, tetapi belum membuat terobosan signifikan
ke pasar Indonesia.

Proyeksi masa depan WhatsApp

Salah satu kebutuhan potensial untuk komunikasi di masa depan


adalah pengalaman yang lebih personal dan interaktif. Seiring
kemajuan teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented
Reality), mungkin muncul kebutuhan orang untuk berkomunikasi
di lingkungan yang lebih imersif, seperti ruang rapat virtual
atau interactive games.

Selain itu, masalah privasi dan keamanan dapat menjadi lebih


kritis di masa mendatang, karena orang semakin sadar akan
risiko berbagi informasi pribadi secara online. Platform
komunikasi yang memprioritaskan privasi dan keamanan pengguna,
seperti perpesanan terenkripsi ujung ke ujung, dapat menjadi
lebih populer.

Kebutuhan potensial lain untuk komunikasi di masa depan dapat


berupa alat kolaborasi yang ditingkatkan untuk pekerjaan jarak
jauh atau pembelajaran jarak jauh. Karena semakin banyak orang
bekerja atau belajar dari rumah (Work from Home), maka platform
komunikasi yang menawarkan fitur seperti kolaborasi waktu
nyata pada dokumen, konferensi video, dan manajemen proyek
berpeluang menjadi lebih umum ditemui dalam masyarakat.

Secara keseluruhan, meskipun platform seperti WhatsApp telah


merevolusi cara kita berkomunikasi, namun demikian masih ada
ruang untuk peningkatan dalam hal personalisasi, privasi,

60
keamanan, dan kolaborasi. Seiring perkembangan teknologi di
berbagai bidang, teknologi komunikasi akan terus berkembang
dan beradaptasi untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya.

Meskipun ada kemajuan signifikan dalam teknologi VR dan AR


dalam beberapa tahun terakhir, namun dirasakan masih belum
cukup memberikan pengalaman komunikasi yang sepenuhnya imersif
dan memuaskan bagi penggunanya. Beberapa alasannya adalah
sebagai berikut:

Salah satu keterbatasan utama teknologi VR dan AR saat ini


adalah kurangnya adopsi dan aksesibilitas yang meluas. Untuk
mengatasi hal itu diperlukan headset VR dan perangkat
pendukung AR yang lebih terjangkau harganya oleh banyak orang
di seluruh dunia. Selain itu, kualitas pengalaman yang sangat
bervariasi karena tergantung pada perangkat yang digunakan dan
kualitas koneksi internet, membuat antusiasme minat terhadap
VR dan AR belum merata di semua orang.

Tantangan lain adalah aspek sosial dan psikologis komunikasi.


Meskipun VR dan AR dapat memberikan pengalaman visual dan
pendengaran yang imersif, keduanya mungkin tidak sepenuhnya
menangkap nuansa interaksi sosial, seperti bahasa tubuh dan
isyarat nonverbal. Ada juga risiko ketergantungan berlebihan
pada teknologi, yang dapat menghambat keterampilan dan
interaksi sosial di kehidupan nyata. Hal ini membuat orang-
orang yang berinteraksi dan berkomunikasi dengan VR dan AR
belum merasakan hal-hal yang didapat jika berkomunikasi secara
tradisional.

Namun, tetap ada potensi besar bagi VR dan AR untuk mengubah


cara kita berkomunikasi dan berinteraksi satu sama lain di
masa mendatang. Misalnya, VR dan AR dapat digunakan untuk
menciptakan pengalaman belajar dan kolaborasi jarak jauh yang
lebih menarik dan imersif, atau untuk memfasilitasi wisata dan
eksplorasi virtual. Dengan kemajuan berkelanjutan dalam
teknologi dan tingkat adopsi yang meningkat, kita akan melihat
penggunaan VR dan AR yang lebih inovatif dalam komunikasi di
masa mendatang.

Implementasi teknologi VR dan AR untuk komunikasi memerlukan


beberapa prasyarat. Pertama, diperlukan pengembangan perangkat
keras canggih yang dapat mendukung aplikasi VR dan AR. Ini
termasuk prosesor yang kuat, layar beresolusi tinggi, dan
sensor canggih seperti kamera dan giroskop.

Kedua, membutuhkan pengembangan perangkat lunak yang dapat


membuat dan menjalankan pengalaman VR dan AR yang imersif. Ini
termasuk membuat model 3D, merancang antarmuka pengguna, dan
mengembangkan algoritme perangkat lunak yang dapat melacak
pergerakan pengguna dan merespons secara waktu nyata.

61
Ketiga, dibutuhkan pengembangan infrastruktur jaringan yang
andal yang dapat mendukung kebutuhan bandwidth tinggi dari
aplikasi VR dan AR. Ini termasuk koneksi internet berkecepatan
tinggi, jaringan latensi rendah, dan server berkinerja tinggi
yang dapat memproses dan mengirimkan data dalam jumlah besar
dengan cepat dan efisien.

Keempat, diperlukan pengembangan standar dan protokol untuk


aplikasi VR dan AR untuk memastikan interoperabilitas dan
kompatibilitas antara sistem dan perangkat yang berbeda.

Terakhir, diperlukan pengembangan antarmuka yang ramah


pengguna dan kendali intuitif yang memungkinkan pengguna
berinteraksi dengan lingkungan VR dan AR secara mulus dan
intuitif.

Meski ada berbagai kemajuan signifikan yang dicapai, namun


masih banyak tantangan yang harus diatasi sebelum teknologi VR
dan AR dapat diadopsi secara luas untuk tujuan komunikasi.
Tantangan-tantangan ini meliputi tingginya biaya perangkat
keras, terbatasnya ketersediaan konten VR dan AR, serta
kebutuhan akan perangkat lunak dan infrastruktur jaringan yang
lebih canggih.

WhatsApp yang hari ini mendominasi kegiatan komunikasi


interaktif orang di banyak negara di dunia satu saat akan
mengalami perubahan yang dipengaruhi beberapa teknologi baru
seperti blockchain, VR dan AR. Kebutuhan pasar dan lingkungan
bisnis yang terus berubah dapat mendorong lebih cepatnya
perubahan dalam industri messaging apps, di mana aplikasi
WhatsApp berada.

62
BAB 5
SARI PENTING PERILAKU PENGGUNA GRUP
WHATSAPP

Perilaku pengguna grup WhatsApp menarik perhatian untuk


diamati karena telah menjadi fenomena dalam kehidupan
masyarakat. Bahkan diantara kita bisa jadi mempunyai
pengalaman langsung dan bisa konfirmasi berbagai perilaku yang
ada dalam grup WhatsApp, khususnya dalam konteks masyarakat
Indonesia.

Telah dipaparkan mulai awal dalam buku ini, mengenai sejarah


aplikasi WhatsApp untuk mengenal lebih dekat dan memahami
bagaimana proses pembuatannya. Ternyata aplikasi WhatsApp
dibuat bukan by design namun karena dorongan kebutuhan
pembuatnya – Jan Koum yang tidak bisa menjawab panggilan
telepon penting saat di Gym karena ia tidak bawa HP. Hal itu
membuat Jan Koum berpikir bagaimana jika ada sebuah aplikasi
yang mampu digunakan untuk berkomunikasi meski Hape tidak
sedang dibawa atau tidak sering diperiksa pemiliknya. Selain
itu privasi dan keaman menjadi fitur utama aplikasi dengan
enkripsi end-to-end yang melindungi pesan pengguna agar tidak
dicegat pihak ketiga. Ide tersebut dikembangkan bersama
rekannya saat bekerja di Yahoo! Yaitu Brian Acton. Tak berapa
lama kemudian di tahun 2009, ide itu berwujud menjadi versi
awal WhatsApp.

WhatsApp sejak diluncurkan pada tahun 2009 dengan cepat meraih


popularitasnya hingga di tahun 2020 menurut Statista telah
mencapai 2 milyar pengguna. Hal ini salah satunya disebabkan
karena penggunaan aplikasi yang gratis, mudah, tampilan
sederhana dan kinerjanya secara teknis relatif memuaskan
khususnya fitur encryption end-to-end yang memberi
perlindungan keamanan dan privasi penggunanya. Beberapa negara
memiliki pengguna WhatsApp terbesar menurut Statista pada
tahun 2021 seperti India dengan 487,5 juta lalu Brazil 118,5
juta pengguna, Indonesia 84,8 juta pengguna, USA 79,6 juta
pengguna dan Rusia 67 juta pengguna. Rata-rata waktu yang
dihabiskan pengguna untuk aplikasi WhatsApp 20 menit per hari.

Grup WhatsApp adalah fitur pada aplikasi WhatsApp yang


memungkinkan pengguna membuat grup obrolan dengan banyak
orang. Dengan grup WhatsApp, pengguna dapat menambahkan orang
dalam daftar kontaknya ke dalam satu obrolan, memungkinkan
mereka berkomunikasi dan berbagi informasi satu sama lain
dalam lingkungan yang pribadi dan aman. Grup WhatsApp dapat
digunakan untuk berbagai tujuan. Untuk membuat grup WhatsApp,
pengguna harus membuka aplikasi dan menavigasi ke tab
"Obrolan". Dari sana, mereka dapat mengetuk tombol "Grup
Baru", memilih kontak yang ingin mereka tambahkan ke grup,
lalu memberi nama grup tersebut.

63
Dalam setiap grup WhatsApp terdapat admistrator grup. Pembuat
grup WhatsApp secara default menjadi administrator grup
pertama yang memiliki izin dan tanggung jawab tambahan,
termasuk kemampuan untuk mengelola grup dan anggotanya.
Disarankan untuk sebuah grup WhatsApp minimal memiliki dua
administrator grup.

Adapun tugas dan kewenangan administrator grup antara lain:


Pertama, menambah atau menghapus anggota, mengubah nama,
deskripsi atau gambar grup, dan menetapkan aturan atau pedoman
grup; Kedua, mengontrol tingkat akses yang dimiliki anggota
grup lain, seperti mencegah anggota mengirim pesan atau
mengubah info grup. Jika ada anggota yang melanggar
aturan,maka administrator grup dapat menghapusnya dari grup,
atau bahkan memblokirnya sama sekali untuk menggunakan
WhatsApp; dan Ketiga, memoderasi percakapan dalam grup dan
memastikan semua anggota mematuhi aturan dan pedoman grup yang
disepakati.

Dalam setiap grup WhatsApp memiliki tata tertib atau peraturan


yang harus dipatuhi anggotanya. Hal-hal yang menjadi tata
tertib atau peraturan tersebut dibuat sesuai kesepakatan
anggota grup WhatsApp namun setidaknya ada beberapa hal yang
perlu dipertimbangkan dimasukkan ke dalam tata tertib atau
peraturan sebuah grup WhatsApp karena lazim diadopsi. Hal-hal
tersebut antara lain: Menghormati anggota lain, pembicaraan
tetap pada topik tujuan grup, pelarangan mengirim spam, tidak
menyerang pribadi anggota grup, tidak membagi konten tidak
pantas, menghindari berbagi informasi belum terverifikasi
(unverified information), menghindari berbagi iklan tanpa ijin
administrator grup, tidak membagi informasi rahasia anggota
tanpa ijin yang bersangkutan dan pihak terkait, menghormati
keputusan administrator grup, tidak meneruskan pesan tanpa
persetujuan administrator grup dan pengirim pesan.

Banyak penggunaan positif aplikasi WhatsApp dalam kehidupan


masyarakat antara lain di sektor kesehatan, aplikasi WhatsApp
digunakan oleh dokter dan pasien dalam konsultasi klinis,di
sektor bisnis digunakan pemilik UMKM berkomunikasi dan
mengelola pesan pelanggan, bahkan juga mempromosikan produk
lewat status profile pengguna, di sektor pendidikan digunakan
oleh guru dan siswa berkomunikasi tentang tugas, ujian dan hal
lain terkait studi serta digunakan dalam interaksi komunitas
dengan pemerintah terkait pelayanan publik.

Namun demikian aplikasi WhatsApp ada juga yang menggunakannya


untuk hal-hal negatif. Salah satu masalah terbesar penggunaan
WhatsApp adalah penyebaran informasi yang salah atau fitnah
dan berita palsu atau hoax. Karena pesan di WhatsApp sering
diteruskan dan dibagikan secara luas, sulit untuk
memverifikasi keakuratan informasi. Aplikasi WhatsApp juga
dapat digunakan sebagai sarana bullying atau pelecehan melalui
pesan yang menyinggung atau mengancam sehingga korban bisa

64
merasa terjebak karena pesan tersebut cepat menyebar. Selain
itu aplikasi WhatsApp juga dapat digunakan untuk berbagai
tindak pidana, antara lain penipuan, di mana penipu
mengelabuhi pengguna WhatsApp agar memberikan informasi
pribadi atau uang. Kemudian tindak memata-matai pengguna
sehingga privasinya terganggu.

Perilaku dalam grup WhatsApp di dunia maya sebenarnya cerminan


dari perilaku keseharian di dunia nyata. Meski demikian karena
ada perbedaan medium dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaan maka ada saja perbedaan perilaku manusia antara di
dunia maya dan dunia nyata. Masih banyak perilaku orang dalam
dunia maya yang belum disingkap dan dipahami sebagaimana
perilaku orang di dunia nyata. Tentu saja hal ini menjadi jelas
karena memang dunia maya masih baru dikenal peradaban manusia
dibanding dunia nyata, terlebih dunia maya hadir karena
kemajuan teknologi informasi khususnya komputer.

Dalam memahami perilaku manusia kita dapat merujuk pada teori-


teori perilaku yang sudah diperkenalkan para ahli dari
berbagai disiplin keilmuan, antara lain teori behaviorisme,
teori kognitif, teori psikoanalitik, teori sosial,teori
humanistik dan teori evolusioner.

Untuk membahas perilaku orang dalam grup WhatsApp lebih akurat


maka perlu disamakan persepsi lebih dulu mengenai tindakan,
perilaku dan kebiasaan. Tindakan merupakan suatu upaya atau
usaha yang disengaja untuk melakukan sesuatu. Tindakan sering
dilakukan untuk mencapai tujuan atau memenuhi kebutuhan
seseorang. Sedangkan perilaku adalah segala tindakan, ucapan
atau respon seseorang terhadap lingkungannya. Perilaku dapat
berupa perwujudan ekspresi seseorang baik terlihat nyata
maupun tidak terlihat nyata (eksplisit maupun implisit). Dan
terakhir adalah kebiasaan yang merupakan perilaku yang
dilakukan secara rutin dan konsisten sehingga membentuk pola
berulang dalam kehidupan sehari-hari. Kebiasaan seringkali
dilakukan tanpa disadari dan sulit diubah.

Dalam konteks penggunaan WhatsApp maka dapat dipahami bahwa


pada awalnya WhatsApp digunakan sebagai tindakan seseorang
memenuhi kebutuhan komunikasinya, kemudian menjadi perilaku
karena dalam tindakan pemenuhan kebutuhan komunikasi dapat
diwujudkan secara pesan eksplisit melalui teks tulisan atau
suara baik yang direkam maupun langsung diucapkan dalam
percakapan serta secara pesan implisit melalui emoji, video
atau gambar yang dikirimkan. Perilaku menggunakan WhatsApp
yang rutin atau berulang secara konsisten membentuk kebiasaan
seseorang dalam menggunakan WhatsApp. Kebiasaan ini terbentuk
dari faktor internal seperti: keyakinan, sikap, nilai-nilai
yang dianut, dan motivasi yang melahirkan kebutuhan seseorang
untuk menggunakan WhatsApp mencapai tujuannya dan faktor
eksternal seperti: lingkungan fisik, sosial serta budaya yang

65
menstimulasi seseorang untuk bertindak dan berperilaku secara
konsisten berulang untuk mencapai tujuannya.

Beberapa jenis perilaku orang dalam grup WhatsApp antara lain


perilaku mengirim pesan teks, mengirim foto dan video,
melakukan video call, berkomunikasi dalam grup WhatsApp,
memperbarui status WhatsApp dan membaca konten viral.

Perilaku orang dalam grup WhatsApp merujuk pada fitur-fitur


yang tersedia di WhatsApp. Dapat dikatakan hal itu merupakan
features led behavior, karena interaksi anggota grup WhatsApp
dilakukan on-line menggunakan fasilitas platform aplikasi
WhatsApp yang terus diperbarui versinya.

Dalam grup WhatsApp bisa nampak beberapa peran yang dimainkan


anggota-anggotanya seperti: kontributor, inisiator,
organiser, moderator, advisor atau spektator. Seorang anggota
grup WhatsApp dapat memainkan lebih dari satu peran dalam grup
WhatsApp sebagaimana tersebut diatas. Selain itu anggota grup
WhatsApp juga dapat berganti peran. Maksudnya dalam satu waktu
berperan sebagai inisiator lalu waktu lain berperan sebagai
advisor. Namun ada satu peran yang tidak mudah untuk berganti-
ganti setiap waktu, yaitu moderator atau administrator.
Biasanya anggota yang berperan sebagai moderator atau
administrator tetap memainkan peran tersebut untuk jangka
waktu lama.

Perilaku anggota grup WhatsApp dapat dikategorikan menurut


sifatnya yaitu perilaku positif dan perilaku negatif. Perilaku
anggota grup baik yang bersifat positif maupun negatif
memiliki dampak terhadap grup serta individu. Untuk dampak
terhadap grup, perilaku positif akan memberi dampak membangun
atau menguatkan grup WhatsApp. Namun perilaku negatif
sebaliknya akan mengancam atau menghancurkan grup WhatsApp.
Sedangkan untuk dampak terhadap individu, perilaku positif
akan bermanfaat bagi anggota grup lainnya dan bagi individu
yang berperilaku positif akan semangat terus memposting
berbagai konten sebagai respon terhadap apresiasi yang
diberikan anggota grup lainnya. Namun perilaku negatif akan
menyinggung anggota grup lainnya dan bagi individu yang
berperilaku negatif akan mendapat masalah dari tanggapan keras
hingga potensi pengaduan ke jalur hukum oleh anggota grup lain.

Perilaku anggota dalam sebuah grup WhatsApp akan berpengaruh


terhadap dinamika grup tersebut. Dinamika grup WhatsApp adalah
interaksi dan hubungan yang berkembang di antara anggota
sebuah grup WhatsApp. Ini mencakup bagaimana anggota grup
berkomunikasi satu sama lain, bagaimana mereka membagikan
informasi, bagaimana mereka menyelesaikan konflik, dan
bagaimana mereka membangun hubungan positif satu sama lain
dalam lingkungan virtual.

66
Beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika grup WhatsApp
antara lain: tujuan dan topik, jumlah anggota, kebijakan
administrator, karakteristik anggota, teknologi dan konteks.

Ternyata siklus hidup atau life cycle tidak hanya ditemui pada
produk komersial saja sehingga ada konsep tentang Product Life
Cycle. Namun untuk grup WhatsApp jika diamati lebih dekat dan
cermat maka akan ditemui suatu siklus hidup yang mirip dengan
siklus hidup produk komersial tersebut.

Sebuah grup WhatsApp berdasar aktivitasnya mengalami alur


kronologi mulai fase dibentuk lalu berkembang dan berakhir
bubar. Dalam fase perkembangan bisa dirinci lagi mulai fase
penambahan anggota grup awal, fase romatisme, fase storming,
fase mature dan fase dormant.

Rentang waktu siklus hidup grup WhatsApp mulai dari hitungan


menit hingga tahun. Dalam hitungan menit jika setelah suatu
grup WhatsApp dibuat kemudian sudah memenuhi tujuannya dan
tidak diperlukan lagi maka belum masuk hitungan jam, bisa
dibubarkan oleh administrator grup WhatsApp tersebut.
Sebaliknya jika setelah suatu grup WhatsApp dibentuk dan masih
dirasakan belum memenuhi tujuannya serta masih dirasakan perlu
maka keberadaan grup WhatsApp tersebut bisa memasuki hitungan
tahun.
Siklus hidup suatu grup WhatsApp adalah unik dan tidak bisa
sama atau identik meski sebuah grup WhatsApp yang sama dibentuk
lagi setelah grup sebelumnya dibubarkan. Relasi antara siklus
hidup grup WhatsApp dan grup WhatsApp adalah hubungan satu dan
satu (one on one). Oleh karena itu setiap grup WhatsApp
memiliki siklus hidupnya masing-masing.

Siklus hidup grup WhatsApp dapat dikategorikan berdasar


durasinya yaitu: siklus hidup pendek (Short life cycle),
siklus hidup sedang (Medium life cycle), dan siklus hidup
panjang (Long life cycle). Selain itu siklus hidup grup
whatsApp dapat dikategorikan berdasarkan lintasan waktu
tempuhnya pada setiap fase siklus hidup yaitu: siklus hidup
normal dan siklus hidup anomali.

Masa depan WhatsApp terlihat cerah, karena masih menjadi salah


satu messaging apps paling populer di dunia. Hal tersebut dapat
dijelaskan menurut analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman terkait masa depan WhatsApp. Kekuatan aplikasi
WhatsApp antara lain: memiliki berbagai fitur, jumlah basis
pengguna yang besar, WA business UMKM, sistem keamanan,
penggunaan gratis, mudah digunakan dan kualitas audio visual.
Kelemahan aplikasi WhatsApp antara lain: belum punya fitur
monetisasi, tidak semua fitur tersedia di semua negara, fitur
hanya untuk nomor terdaftar di WhatsApp dan belum bisa kirim
pesan dalam format file berbeda. Ancaman yang dihadapi
aplikasi WhatsApp adalah: keamanan privasi, persaingan pasar,
perubahan preferensi pasar dan regulasi. Sedangkan peluang

67
yang ada di hadapan aplikasi WhatsApp adalah: peningkatan
pendapatan, pengembangan fitur baru dan integrasi teknologi
baru.

Untuk meningkatkan pendapatan usaha aplikasi whatsApp dapat


dilakukan dengan memanfaatkan basis pengguna aktifnya.
Monetisasi basis pengguna WhatsApp dapat dieksplorasi melalui
iklan, fitur premium atau model bisnis langganan bagi
penggunanya. Pengembangan fitur baru dapat membantu WhatsApp
mempertahankan pengguna dan menarik pengguna baru. Fitur-fitur
baru yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan pengguna dapat
membantu WhatsApp untuk lebih unggul di pasar. Integrasi
teknologi baru ke dalam aplikasi WhatsApp di masa depan untuk
meningkatkan kemampuan pelayanan WhatsApp kepada para
penggunanya. Teknologi baru tersebut antara lain AI, AR,
Blockchain, Virtual Assistant, Voice Recognition, IoT dan XR.

Server WhatsApp adalah server sentralisasi yang memfasilitasi


komunikasi di antara pengguna WhatsApp. Ini berarti bahwa
semua data pengguna dan pesan disimpan pada satu titik pusat,
yaitu server WhatsApp yang terpusat. Sesungguhnya selain
teknologi server sentralisasi, maka dikenal juga teknologi
server desentralisasi. Teknologi sentralisasi server dan
desentralisasi server memiliki karakteristik masing-masing.
Untuk memilih salah satunya perlu mengenal karakteristik tiap
teknologi tersebut.

Pertanyaan yang muncul mengikuti kesuksesan WhatsApp sebagai


messaging apps paling populer di dunia bertahun-tahun adalah:
What next after WhatsApp ? Beberapa aplikasi pesaing WhatsApp
telah berusaha mengambil alih posisi aplikasi terpopuler dari
tangan WhatsApp, namun belum berhasil hingga kini. Teknologi
yang digunakan para pesaing tersebut relatif sama. Namun
apabila ada pesaing yang datang menggunakan teknologi berbeda
yang menawarkan fitur-fitur yang lebih menarik bagi pengguna
maka ceritanya akan lain bagi WhatsApp. Salah satu teknologi
yang diunggulkan dan dipakai oleh pesaing WhatsApp dalam
industri messaging apps adalah teknologi blockchain. Kehadiran
messaging apps berbasis desentralisasi dan blockchain menjadi
salah satu ancaman potensial terhadap model terpusat
(sentralisasi) WhatsApp. Dust Messenger dan CypViser adalah
dua contoh messaging apps yang memanfaatkan teknologi
blockchain untuk meningkatkan keamanan dan privasi. Keduanya
berpotensi menantang WhatsApp melalui penggunaan teknologi
blockchain berbasis desentralisasi.

Berbagai kebutuhan komunikasi di masa depan akan berupa


pengalaman yang lebih personal dan interaktif. Seiring
kemajuan teknologi VR (Virtual Reality) dan AR (Augmented
Reality), mungkin muncul kebutuhan orang untuk berkomunikasi
di lingkungan yang lebih imersif, seperti ruang rapat virtual
atau interactive games. Kemudian masalah privasi dan keamanan
dapat menjadi lebih kritis di masa mendatang, karena orang

68
semakin sadar akan risiko berbagi informasi pribadi secara
online. Platform komunikasi yang memprioritaskan privasi dan
keamanan pengguna, seperti perpesanan terenkripsi ujung ke
ujung, dapat menjadi lebih populer.

69
DAFTAR PUSTAKA

Artificial Intellegence. 2023. ChatGPT. OpenAI.


https://chat.openai.com/

Statista. 2021. Number of WhatsApp users in selected countries


worldwide as of June 2021. https://www.statista.com/
statistics/289778/countries-with-the-most-facebook-
users/

Statista. 2022. Distribution of WhatsApp users worldwide as of


3rd quarter 2022, by gender. https://www.statista.com/
statistics/1305750/distribution-whatsapp-users-by-
gender/

70
TENTANG PENULIS

Penulis menyelesaikan program studi sarjana


pada tahun 1992, di Jurusan Teknologi
Industri Pertanian, Fakultas Teknologi
Pertanian, Institut Pertanian Bogor, di
bawah bimbingan Ir. Soesarsono Wijandi, MSc.
Selanjutnya penulis menyelesaikan program
Wijawiyata Manajemen-28 pada tahun 1993 dan
Magister Manajemen pada tahun 1996, di
Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jakarta, di
bawah bimbingan Vincentius Winarto, PhD., dan
mendapat penghargaan Hassan Soedjono Award sebagai lulusan
terbaik. Tahun 2020 menyelesaikan program doktoral di Sekolah
Bisnis IPB University dengan IPK 4.0 di bawah bimbingan Prof.
Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc., Dr. Mukhamad Najib, S.T.P.,
M.M., dan Dr. Siti Jahroh, B.Sc., M.Sc. Sepanjang karirnya
sebagai profesional, penulis telah bekerja sejak tahun 1993
di perusahaan nasional serta multinasional dengan berbagai
posisi yang dimulai dari: Assisten Sales Manager, Sales
Manager, Branch Manager, Account Manager, Divisional Manager,
Sales Director, Finance Director, dan Human Resources
Director. Penulis berwirausaha tahun 2000-2008, di bidang
jasa pengendalian hama dengan jumlah karyawan 100 orang.
Penulis adalah tenaga kependidikan di Universitas Gadjah Mada
sejak 2008 hingga sekarang, diawali sebagai Manajer Riset
Industri – LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat), yang banyak menangani kolaborasi UGM dengan
industri dimulai saat Hi-Link Project kerja sama UGM dan JICA,
di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang,
Cikarang, Merak dan Cilegon.

Buku-buku penulis yang sudah diterbitkan adalah: 1). Kajian


Karakteristik Riset dan Pengembangan Industri Besar, ISBN 978-
602-73329-0-4; 2). Dua Pandangan Terhadap Isu Kontroversial
dalam Etika Bisnis, ISBN 978-602-73329-3-5; 3). Pro dan Kontra
- Apakah Kapitalis Tetap Hidup di Masa Depan, ISBN 978-602-
73329-2-8; 4).Menalar Menggugah Dunia-seri 1, ISBN 978-623-
91070-1-7; 5.) Menalar Menggugah Dunia-seri 2, ISBN 978-623-
91070-2-4; 6). Menalar Menggugah Dunia-seri 3, ISBN 978-623-
91070-3-1; 7). Menalar Menggugah Dunia-seri 4, ISBN 978-623-
91070-4-8; 8). Modul Pendampingan Coaching Wirausaha Baru :
Industri Kecil Menengah Pangan - Perikanan Hasil Laut, ISBN
978-623-91070-5-5; 9). Penulis Bab “Green Campuss and Green
Consumers: Concept and implementation in Indonesia" dalam buku
“Green Consumer and Marketing”, ISBN 978-623-256-053-6; 10).
Penulis Bab “Peran Kelas Menengah dalam Pengembangan e-
Commerce di Indonesia” dalam buku “Strategi Pemasaran dalam
Perspektif Perilaku Konsumen”, ISBN 978-602-440-493-2; 11).
Prioritas Pertimbangan Industri Untuk Adopsi Inovasi Dari
Universitas, ISBN 978-623-91070-9-3.

71

Anda mungkin juga menyukai