PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berbeda oleh karena itu dikenal istilah mineral makro dan mineral mikro. Mineral
makro adalah mineral yang dibutuhkan dalam jumlah besar seperti natirum, klor,
kalsium, magnesium dan belerang. Di dalam tubuh mineral berfungsi sebagai zat
tulang, gigi dan jaringan lunak, otot, darah dan sel saraf dan Sebagian lainnya
pangan seperti susu, daging sapi, telur ikan, sereali, sayuran dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
TINJAUAN PUSTAKA
yang terdapat pada suatu bahan pangan dan merupakan residu organic dari proses
pembakaran atau oksidasi komponen organic bahan pangan. Kadar abu dari suatu
Unsur mineral juga dikenal sebagai zat anorganik atau kadar abu. Dalam
karena itulah disebut abu. Abu merupakan resiu anorganik dari prose pembakaran
atau oksidasi komponen organic bahan pangan. Penetapan kadar abu digunakan
untuk menentukan baik tidaknya suatu proses pengolahan dan untuk mengetahui
jenis bahan yang digunaka sebagai parameter nilai gizi bahan pangan.
Penentuan abu total dapat di kerjakan dengan pengabuan secara langsung (kering)
dan dapat pula secara basah atau cara tidak langsung. Perbedaan pengabuan cara
a. Cara kering biasa digunakan untuk penentuan total abu dalam suatu bahan
makanan dan hasil pertanian sedangkan cara basah untuk trace elemen.
b. Cara kering untuk penentuan abu yang larut dan tidak larut dalam air serta
abu yang tidak larut dalam asam memerlukan waktu yang relative lama
c. Cara kering memerlukan suhu yang relative tinggi, sedangkan cara basah
d. Cara kering dapat digunakan untuk sampel yang relative banyak, sedang
sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk bahan yang membentuk buih waktu di
panaskan harus dikeringkan dahulu dalam oven dan ditambahkan zat anti buih
dilakukan dengan muffle yang dapat di atur suhunya, tetapi apabila tidak
peroleh sisa pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya
bahan dilakukan dalam keadaan dingin, untuk itu maka krus yang berisi abu
yang diambil dari dalam muffle harus lebih dulu di masukkan ke dalam oven
dengan zat penyerap uap air misalnya silika gel atau kapur aktif atau kalsium
penetuan trace element dan logam beracun. Pengabuan cara basah prisnipnya
proses pengabuan. Kedua asam ini merupakan oksidator yang kuat. Dengan
penambahan oksidator ini akan menurukan suhu 350 oC. Dengan demikian
komponen yang dapat menguap atau terdekomposisi pada suhu tinggi dapat
tetap di pertahankan dalam abu yang berarti penentuan kadar abu lebih
baik.
dipanaskan selanjutnya di saring dengan kertas saring whatman nomor 52. Residu
merupakan abu yang tidak laru dalam asam yang terdiri atas pasir dan silika.
Apabila abu banyak mengandung abu jenis ini maka dapat diperkirakan proses
Penentuan abu yang larut dalam air di lakukan dengan melarutkan abu ke
kandungan buah-buahan yang diawetkan. Cara yang umum dalam penentuan abu
yang larut adalah dengan mengabukan residu yang terdapat dalam kertas saring
bebas abu padap erlakukan terseubt. Abu yang larut dalam air adalah selisih berat
abu mula-mula dengan berat abu yang ada dalam residu tersebut.
W 2−W
% kadar abu=
❑
Harini, N., Marianty, R., Wahyudi A.V. 2019. Analisis Pangan. ZIfatama