diarangkan
200-300oC
bebas asap
ditimbang Diabukan >550 C o
bobot konstan
Perhitungan
kadar abu
Pengabuan cara kering
Pada penentuan abu total, pengabuan dalam krus por-
selin pada suhu 400-700 (paling umum + 550 oC) mem –
beri hasil memuaskan. Untuk analisa mineral individual
perlu pengabuan dalam krus platina.
Bila pengabuan gagal memberikan abu bebas karbon,
abu dibasahi, dikeringkan dan diabukan ulang sampai
berwarna putih/abu-abu putih . Kadang perlu ditambah
H2O2 atau as.nitrat untuk membantu reaksi pengabuan.
Pengabuan kering untuk mendestruksi bahan organik
untuk penentuan mineral runutan (trace) jarang dite-
rapkan karena mineralnya dapat hilang menguap.
Thiers (1957) merekomendasikan pengabuan kering dng
alat khusus dng bantuan hot-plate & lampu infra-merah
dng suhu meningkat bertahap sampai 450oC.
Penentuan abu secara basah
Pengabuan cara basah digunakan terutama untuk
mendigesti sampel guna menentukan mineral ‘trace’
dan mineral beracun .
Diingini penambahan asam tunggal, namun biasanya
tidak praktis untuk destruksi sempurna seny.organik.
Asam sulfat saja memerlukan waktu dekomposisi yng
lama. Penambahan K-sulfat akan mempercepat dekom
posisi .
Campuran as.sulfat dan as.nitrat atau camp. Asam
Sulfat-Nitrat-Perklorat merupakan prosedur yg paling
dapat diterima. As.perklorat merupkn oksidator kuat
tetapi beresiko mudah meledak. Lima gram gandum
dapat didestruksi sempurna dalam 10 menit dng asam
nitrat + 70% perklorat ( 1:2 ) . Bandingkan dng (nitrat +
sulfat) yg memerlukan waktu 8 jam .
Penentuan abu secara basah