Anda di halaman 1dari 2

TUGAS SOSIOLOGI

Nama : Agis Amelia Sa’adah


Kelas : XII Mipa 1
BAB 1 Perubahan Sosial

Analisis terkait keadaan social yang cenderung dipertahankan di SMAN 1 Sumatera

Barat

Batas antara siswa laki-laki dan perempuan atau yang lebih sering dikatakan dengan
hijab, merupakan salah satu budaya Smanssu yang cenderung atau masih di pertahankan
bahkan hingga sekarang. Selama periode tahun ajaran 2021/2022 – 2023/2024, budaya ini
selalu di sosialisasikan secara berkala, terutama kepada siswa tahun ajaran baru yang baru
masuk ke Smanssu. Hijab di Smanssu ini sekurang-kurangnya berjarak satu meter antara
siswa laki-laki dan perempuan. Dan siswa laki-laki dan perempuan ini tidak di perbolehkan
berbicara hanya berdua saja, dimanapun itu, jika itu merupakan hal yang mendesak mereka
harus membawa temannya untuk menemani. Budaya hijab yang di pertahankan di Smanssu
ini memiliki maksud yang baik untuk siswa-siswi nya. Karna saat sekarang ini sering kali
terjadi yang namanya pergaulan bebas antar lelaki dan perempuan, hijab ini lah yang
berfungsi sebagai pencegahan siswa-siswi tersebut dan menjauhkan mereka dari pergaulan
bebas tersebut. Dan karna di Smanssu ini mayoritas agamanya adalah islam, otomatis budaya
ini sejalan dengan syariat agama islam.

Faktor yang mempengaruhi:

 Sosialisasi yang diajarkan sejak pertama kali masuk ke Smanssu


 Tradisi (salah satu hal yang dilakukan secara turun-temurun)
 Ciri khas Smanssu terutama dalam hal “Keunggulan dalam Berkarakter”.

Analisis terkait perubahan sosial yang terjadi di SMAN 1 Sumatera Barat

Smanssu merupakan sekolah yang terkenal dengan keunggulan peserta didiknya.


Dengan peserta didik yang unggul, tentunya mereka akan mendisiplinkan diri dan lingkungan
mereka. Salah satu contoh kedisiplinan mereka adaah dengan terus menjaga kebersihan
lingkungan mereka baik di sekolah maupun di asrama. Hal ini bertujuan agar terciptanya
lingkungan belajar yang bersih dan nyaman. Tetapi, dalam dua tahun belakangan ini, banyak
peserta didik yang abai akan kebersihan sekitar mereka. Sudah ada peserta didik yang mulai
kebiasaan buruk mereka dengan membuang sampah sembarangan. Padahal kapasitas tempat
sampah di Smanssu sekarang dua kali lebih banyak dari dua tahun sebelumnya. Bahkan ada
juga peserta didik yang membuang sampah asal-asalan, dengan melemparnya ke tempat
sampah contohnya, tetapi sampah mereka tidak masuk tepat di tempat sampah tersebut.
Apalagi terkait kebersihan asrama. Kebersihan asrama terus menurun setiap tahunnya. Dari
pertama saya masuk ke Smanssu asrama bisa dikatan rapi, bersih, dan tertata. Tapi sekarang,
jangankan rapi dan tertata, untuk kata “bersih” saja saya rasa masih sedikit kurang pantas
untuk dikatakan. Tentunya ini juga berkaitan dengan kedisiplinan peserta didik yang juga
menurun sehingga dalam hal kebersihan pun mereka abai. Belum lagi terkait shalat di masjid,
baik itu siswa putra maupun putri. Semakin kesini, semakin berkurang jama’ah masjid siswa-
siswa tingkat atas (kelas 11 dan 12). Hal ini balik lagi pada hal pertama yang dibahas yaitu
kedisiplinan. Perubahan lain yang terlihat adalah system “full day school”. Dari awal hingga
tahun ajaran 2022/2023, Smanssu terus menerapkan sekolah 6 hari seperti biasanya. Tapi di
tahun ajaran 2023/2024 ini, system full day school ini resmi diterapkan mulai dari awal bulan
Juli 2023 kemarin. Perubahan lainnya yaitu, bertambahnya “wakil” di struktur kepemimpinan
Smanssu, yaitu, wakil sarana prasarana dan wakil humas atau hubungan masyarakat.

Faktor yang mempengaruhi perubahan:

 Keinginan untuk mengeksplor hal baru


 Timbulnya keinginan untuk mengadakan perbaikan
 Kesadaran akan kesulitan yang dihadapi dalam system atau peraturan sebelumnya
 Masuknya budaya baru akibat pengaruh globalisasi (terkait kedisiplinan, yaitu abai
terhadap sekitar/ sikap apatisme)
 Kesadaran akan kekurangan yang terdapat pada system sebelumnya sehingga
mengharuskan untuk dilakukannya perbaikan yang dibutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai