Tugas Uas Pai New 2024 - D3 Rmik - 30523068 - Vivilya Ayu Rismaya
Tugas Uas Pai New 2024 - D3 Rmik - 30523068 - Vivilya Ayu Rismaya
Dosen Pengampu :
Safari Hasan,S.IP.,M.MRS
Penyusun:
Dalam mencapai prestasi yang optimal, etos kerja memiliki peran sentral. Untuk
mencapai prestasi yang optimal, etos kerja Muslim harus didasarkan pada nilai-nilai
Islam, seperti kejujuran, integritas, kerja keras, ketekunan, dan tawakal. Kita harus
selalu berusaha untuk menjadi orang yang jujur, dapat dipercaya, dan memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola waktu dan tugas-tugas yang diberikan.
Selain itu, kita juga harus selalu membuka diri untuk belajar dan mengembangkan diri
agar dapat bersaing dengan baik dalam lingkungan kerja global. Dalam menghadapi
tantangan, kita harus membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan
atasan, mengikuti pelatihan atau kursus yang dapat membantu kita mengembangkan
kemampuan dan keahlian, mencari mentor atau teman sejawat yang dapat
memberikan dukungan dan motivasi, serta selalu mengingat dan mempraktikkan nilai-
nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pekerjaan. Dengan cara ini,
kita dapat membangun etos kerja yang kuat dan mencapai prestasi yang optimal. Bagi
seorang muslim, etos kerja tidak hanya sekadar upaya untuk mencapai tujuan materi,
tetapi juga merupakan wujud ibadah dan pengabdian kepada Allah. Dalam
pandangan Islam, bekerja dengan tekun, jujur, dan penuh tanggung jawab merupakan
bagian integral dari kehidupan seorang Muslim. Tulisan ini akan membahas
bagaimana etos kerja yang dilandasi oleh nilai-nilai Islam dapat menjadi pilar penting
dalam meraih prestasi yang bermakna dan sekaligus menjadikan setiap aktivitas
sehari-hari sebagai bentuk ibadah.
Penulis
2
PENDAHULUAN
Pengertian makna “etos” berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang bermakna watak
atau karakter. Secara menyeluruh, pengertian etos meliputi karakteristik dan
sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang bersifat khusus tentang
seorang individu atau sekelompok manusia. Dari perkataan “etos” akan muncul kata
“etika” dan “etis” yang merujuk kepada makna “akhlaq/perilaku” atau bersifat
“akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau suatu kelompok, termasuk suatu
golongan bangsa. Juga dikatakan bahwa “etos” berarti jiwa khas suatu kelompok
manusia, yang dari jiwa khas itu akan berkembang pandangan bangsa mengenai
yang baik dan yang buruk, yakni, etikanya.
Kerja dalam pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia,
baik dalam hal materi maupun non-materi, intelektual atau fisik maupun hal-hal yang
berkaitan dengan masalah keduniawian atau keakhiratan.
Islam adalah agama yang mengatur segala aspek, seorang penulis perancis Jack
Aster dalam bukunya, islam dan perkembangan ekonomi, mengatakan, islam adalah
sebuah sistem hidup yang aplikatif dan secara bersamaan mengandung nilai-nilai
ahlaq yang tinggi. Kedua hal ini berkaitan erat, tidak pernah terpisahkan satu dengan
lainya. Dari sini bisa dipastikan kaum muslimin, tidak akan menerima sistem ekonomi
kapitalis. Ekonomi yang mengambil kekuatanya dari wahyu al-Quran pasti ekonomi
yang berahlak. Ahlaq ini mampu memberikan makna baru terhadap nilai, dan mampu
mengisi kekosongan pikiran yang nyaris muncul akibat alat industrialisasi. (Yusuf,
1997: 23)
Etos Kerja dapat diartikan sebagai pemikiran bagaimana melakukan kegiatan yang
bertujuan mendapatkan hasil atau mencapai hasil yang diinginkan. Etos kerja ini
perlu dibahas, karena bagi umat Islam sangat diperlukan. Tentu pembahasan ini
harus bagi seorang muslim karena akan menjadi peta dalam kesuksesan dunianya,
dan dunia merupakan tempat mereka menggapai kehidupan surga,yang merupakan
3
impian setiap muslim. Kesuksesan di akhirat tersebut juga tidak terlepas dari
kesuksesan di dunia melalui ibadah dan amalan sebagaimana diajarkan oleh agama
Islam. (Sriyanti, 2007: 139).
Pentingnya etos kerja terletak pada peran kritisnya dalam membentuk karakter
seseorang dan mengarahkannya menuju prestasi yang luar biasa. Etos kerja tidak
hanya mencakup aspek pekerjaan semata, melainkan menjadi pondasi dari kualitas
hidup secara keseluruhan. Sebuah etos kerja yang kuat menjadi pendorong untuk
meraih ambisi, meresapi nilai-nilai positif, dan mengatasi rintangan dengan tekad
yang tak tergoyahkan.
Dalam konteks prestasi, etos kerja bukan hanya sekadar kunci pembuka pintu
kesuksesan, tetapi juga peta jalan yang membimbing individu melalui perjalanan
panjang pencapaian. Etos kerja memberikan struktur dan disiplin yang diperlukan
untuk menghadapi komples.
4
Hubungan antara pekerjaan dan ibadah dalam Islam, pekerjaan dipandang sebagai
bentuk ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik, integritas, dan kesungguhan
untuk mencari rezeki yang halal. Sebagai bagian dari ibadah, Islam mengajarkan
bahwa pekerjaan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab, kejujuran, dan
dedikasi. Oleh karena itu, melalui pekerjaan yang dilakukan dengan niat yang benar,
seseorang dapat meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.
Selain itu, pemenuhan kewajiban terhadap keluarga dan masyarakat juga dianggap
sebagai bentuk ibadah. Dengan memastikan bahwa pekerjaan dilakukan dengan
tujuan yang baik dan hasilnya digunakan untuk kepentingan yang benar, seorang
muslim dapat menyucikan aktivitas sehari-harinya menjadi ibadah yang bernilai.
5
Kondisi fisik dan mental seseorang dapat memainkan peran dalam sejauh
mana mereka dapat berkomitmen dan berkembang dalam pekerjaan.
5. Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan di tempat kerja, termasuk sejauh mana pemimpin
memberikan inspirasi dan dukungan, dapat memengaruhi etos kerja
karyawan.
Sebagai seorang muslim tanggung jawab dalam pekerjaan yang mencerminkan etos
kerja seorang muslim yang baik dapat melalui prinsip-prinsip seperti amanah
(kepercayaan), ikhlas (ikhlas), dan ihsan (berbuat baik). Menjalankan tugas dengan
integritas, kedisiplinan, dan tanggung jawab adalah cara untuk memperlihatkan
komitmen terhadap nilai-nilai islam dalam lingkungan profesional.
Doa dan tawakal memainkan peran penting dalam meraih prestasi kerja dengan
memberikan ketenangan pikiran, kepercayaan diri, dan keteguhan hati. Doa
membantu mendapatkan bimbingan dan keberkahan, sementara tawakal
mengajarkan untuk berserah diri kepada kehendak Tuhan, mengurangi kecemasan,
6
dan meningkatkan fokus pada usaha yang dilakukan. Kombinasi doa, tawakal, dan
usaha sungguh-sungguh dapat memberikan dampak positif pada pencapaian prestasi
kerja.
Contoh studi kasus :
Misalnya, seorang profesional yang memiliki proyek besar di tempat kerjanya dapat
menghadapi tekanan dan ketidakpastian. Dengan berkomitmen tinggi terhadap
tugasnya, ia menggabungkan doa dan tawakal sebagai sumber kekuatan dan
ketenangan. Melalui doa, ia memohon bimbingan dan keberkahan, sementara dengan
tawakal, ia melepaskan kekhawatiran yang berlebihan dan berserah kepada Tuhan.
Dengan fokus dan usaha keras, profesional ini berhasil menyelesaikan proyek dengan
sukses, mencerminkan bagaimana elemen doa dan tawakal dapat mendukung
pencapaian prestasi kerja.
Integritas dan kejujuran dalam etos kerja muslim membawa dampak positif yang
7
signifikan dalam lingkungan kerja diantaranya :
1. Kepercayaan
Integritas dan kejujuran membangun kepercayaan di antara sesama pekerja,
atasan, dan klien, menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
2. Komitmen
Karyawan yang berpegang teguh pada nilai integritas dan kejujuran cenderung
lebih berkomitmen terhadap pekerjaan dan organisasi mereka.
3. Kesejahteraan Psikologis
Lingkungan kerja yang didasarkan pada nilai-nilai moral menciptakan
kesejahteraan psikologis, mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan kerja.
4. Prestasi Berkelanjutan
Karyawan yang menjunjung tinggi integritas dan kejujuran lebih mungkin
mencapai prestasi berkelanjutan karena tindakan yang dilakukan sesuai dengan
nilai-nilai etis.
5. Reputasi Positif
Etos kerja yang mencerminkan integritas dan kejujuran dapat meningkatkan
reputasi organisasi di mata masyarakat dan pemangku kepentingan.
Dengan demikian, dampak positif ini tidak hanya menguntungkan individu secara
pribadi, tetapi juga memperkaya dinamika dan keberlanjutan lingkungan kerja secara
keseluruhan.
8
pekerjaan. Dalam Islam, ketekunan dianggap sebagai salah satu nilai yang paling
penting, karena hal ini dapat membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan dan
memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan memiliki ketekunan yang baik, kita
dapat meraih prestasi yang optimal dan memberikan kontribusi yang positif bagi
masyarakat
Dalam Islam, konsep ketekunan atau istiqamah memiliki makna penting. Istiqamah
berasal dari kata "qama" yang berarti berdiri tegak atau lurus.
Beberapa aspek konsep ini melibatkan :
9
Dengan istiqamah, seorang Muslim diharapkan untuk menjalani hidup dengan
konsistensi dan keteguhan untuk mencapai keberkahan dunia dan akhirat.
Dengan adanya hadis tersebut, Islam mengajarkan umatnya untuk menghargai setiap
10
detik waktu, menghindari pemborosan, dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk
mencapai kebaikan serta mendekatkan diri kepada Allah.
11
Kejujuran
Integritas
kerja keras
ketekunan
dan tawakal.
Sebagai umat muslim, kita harus selalu berusaha untuk menjadi orang yang jujur,
dapat dipercaya, dan memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola waktu dan
tugas-tugas yang diberikan. Selain itu, kita juga harus selalu membuka diri untuk
belajar dan mengembangkan diri agar dapat bersaing dengan baik dalam lingkungan
kerja global. Dengan memiliki etos kerja yang baik dan kemampuan yang memadai,
kita dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan dan masyarakat
secara global.
1. Waktu Shalat
Menjaga waktu shalat lima kali sehari bisa menjadi tantangan di lingkungan
kerja yang sibuk. Penting untuk mencari solusi yang memungkinkan pekerja
Muslim untuk melaksanakan ibadah tanpa menghambat produktivitas.
3. Harmonisasi Nilai
Beberapa nilai Islam mungkin bertentangan dengan praktik atau kebijakan
tertentu di tempat kerja. Menemukan keseimbangan dan memahami
bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dapat menjadi tantangan.
12
4. Persepsi dan Stereotip
Beberapa orang mungkin memiliki persepsi atau stereotip terhadap Muslim,
yang dapat memengaruhi hubungan di tempat kerja. Pendidikan dan
pemahaman bersama dapat membantu mengatasi hal ini.
5. Aktivitas Sosial
Terlibat dalam aktivitas sosial di luar pekerjaan dapat menjadi tantangan,
terutama jika aktivitas tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip agama.
Namun, sebagai umat Muslim, kita harus selalu berusaha untuk mengatasi tantangan
ini dengan cara mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari,
termasuk dalam pekerjaan. Kita juga harus selalu membuka diri untuk belajar dan
beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berbeda, serta menjaga integritas dan
ketekunan dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan. Dengan cara ini, kita
dapat mengatasi tantangan dan memberikan kontribusi yang positif bagi perusahaan
dan masyarakat secara global.
13
3. Pendidikan Kebudayaan dan Agama
Mengadakan pelatihan atau seminar untuk meningkatkan pemahaman
bersama tentang budaya dan agama, membantu mengurangi stereotip dan
meningkatkan toleransi di antara rekan kerja.
4. Kebijakan Inklusif
Membuat kebijakan yang mendukung keberagaman, mencakup aspek seperti
liburan agama, cuti untuk ibadah, dan pendekatan yang sensitif terhadap
perbedaan budaya.
5. Promosi Kesetaraan
Memastikan kesetaraan peluang dan penilaian kinerja yang adil tanpa
memandang latar belakang agama atau budaya.
6. Kelompok Dukungan
Membentuk kelompok dukungan atau jaringan karyawan yang memiliki
kepentingan atau nilai-nilai bersama, termasuk kelompok untuk karyawan
Muslim, untuk saling mendukung dan berbagi pengalaman.
14
KESIMPULAN
Dalam essai ini, telah dibahas tentang pentingnya etos kerja dalam konteks Muslim
untuk mencapai prestasi optimal. etos kerja Muslim harus didasarkan pada nilai-nilai
Islam, seperti kejujuran, integritas, kerja keras, ketekunan, dan tawakal. Nilai-nilai ini
dapat membantu seseorang mencapai prestasi yang optimal dalam pekerjaan,
termasuk dalam mengatasi tantangan, membangun hubungan yang baik dengan
rekan kerja dan atasan, dan mengembangkan kemampuan dan keahlian. Selain itu,
tawakal dapat membantu seseorang mengatasi kegagalan dan menjaga motivasi
dalam mencapai tujuan. Dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pekerjaan, penting
untuk selalu mengingat dan mempraktikkan nilai-nilai Islam dalam segala hal yang
kita lakukan. Dengan cara ini, kita dapat membangun etos kerja yang kuat dan
mencapai prestasi yang optimal. Etos kerja tersebut mencakup komitmen tinggi
terhadap tanggung jawab, kedisiplinan, integritas, dan penerapan nilai-nilai Islam
dalam setiap aspek kehidupan. Dengan menggabungkan spiritualitas dan dedikasi
terhadap pekerjaan, para Muslim diharapkan dapat mencapai kesuksesan yang
tidak hanya materi, tetapi juga spiritual. Sebagai hasilnya, etos kerja Muslim dapat
menjadi fondasi kuat bagi pencapaian prestasi optimal dalam berbagai bidang
kehidupan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fuaddi, H. (2018). Etos kerja dalam perspektif islam. Al-Amwal, 07(01), 20–31.
Kirom, C. (2018). Etos Kerja dalam Islam. Tawazun: Journal of Sharia Economic Law, 01(01),
57–72.
Sriyanti, et all. (2007). Etika Membangun Masyarakat Islam Modern (Vol. 2). Graha Ilmu.
16