Anda di halaman 1dari 2

1.

Mengapa Claire mengganti nama suaminya, kepala pelayannya, kasimnya, dan kaki
tangannya? Apa yang mungkin dikemukakan di sini mengenai hubungan antara
kekuasaan dan dehumanisasi?

2. Di akhir drama, apakah Claire benar-benar mendapatkan keadilan? Berapa harganya?

3. Apa alasan negara Guellen yang miskin? Bagaimana alasan ini mendorong kesimpulan
dari drama tersebut?

4. Atas kejahatan atau kejahatan apa saya bersalah? Apakah dia pernah mencapai
penebusan?

5. Bagaimana hubungan Claire, warga kota, dan saya dengan "aturan hukum"? Apakah
mereka menganggap diri mereka “di atas” hukum, atau apakah mereka tunduk pada
perintah hukum?

6. Apa yang penting dari adegan di stasiun kereta api saat saya mencoba melarikan diri
dari Guellen?

7. Bagaimana drama ini mengkritik Gereja?

8. Mengapa Claire menjaga tubuh Ill? Apa dampaknya terhadap rangkaian pernikahannya?

9. Apa peran pers dalam drama tersebut? Bagaimana mereka menafsirkan peristiwa yang
terjadi di Guellen? Bagaimana penampilan Duerrenmatt di mata pers?

10. Apa yang penting dari nasib macan kumbang yang dibawa Claire ke Guellen?

11. Guellen adalah komunitas yang "adil". Setuju atau tidak setuju?

12. Mengapa nilai-nilai humanis Kepala Sekolah pada akhirnya gagal?

13. Claire berkata kepada Dokter dan Kepala Sekolah: "Perasaan kemanusiaan, Tuan-tuan,
tidak masuk akal bagi seorang jutawan biasa; dengan sumber daya keuangan seperti
milik saya, Anda mampu menciptakan tatanan dunia baru. Dunia mengubah saya
menjadi pelacur. Saya akan berubah dunia menjadi rumah bordil." Mengapa pidato ini
penting, dan apa yang diungkapkannya mengenai pengaruh kekayaan?

14. Apa pentingnya kepala pelayan Claire, baik sebagai simbol maupun sebagai alat plot?
Jawab:

1. Claire mengganti nama suaminya, kepala pelayannya, kasimnya, dan kaki tangannya sebagai
tindakan kekuasaan yang menunjukkan dehumanisasi. Tindakan ini dapat mencerminkan
bagaimana kekuasaan dapat digunakan untuk merendahkan martabat orang lain dengan
menghilangkan identitas mereka. Hal ini menggambarkan bahwa orang yang memiliki
kekuasaan dapat memperlakukan orang lain sebagai objek tanpa identitas atau martabat.

2. Keadilan yang diterima oleh Claire tergantung pada interpretasi setiap orang. Keadilan
dimaknai secara beragam, baik dari sudut pandang hukum, agama, maupun sosial. Dalam
konteks hukum, keadilan sering dikaitkan dengan terpenuhinya hak dan kewajiban setiap
individu. Namun, konsep keadilan juga melibatkan aspek sosial dan kemanusiaan, yang dapat
mempengaruhi bagaimana seseorang merasa bahwa keadilan telah tercapai. Oleh karena itu,
apakah Claire benar-benar mendapatkan keadilan di akhir cerita, tergantung dari perspektif dan
nilai-nilai yang dipegang oleh masing-masing pembaca. Yang menjadi soal adalah bagaimana
keadilan ditafsirkan dan diwujudkan dalam konteks yang lebih luas.

3. Tindakan Claire yang membeli pabrik-pabrik di kota Guellen dan kemudian menghentikan
produksi di sana memang menjadi faktor utama yang menyebabkan keruntuhan ekonomi di
kota Guellen. Hal ini mengarah pada kesimpulan bahwa tindakannya memicu kemiskinan dan
keputusasaan yang melanda masyarakat Guellen. Dengan demikian, tindakan Claire dapat
dianggap sebagai salah satu faktor yang memperkuat tema keadilan sosial dan dampak
destruktif dari ketidakadilan di masyarakat, yang menjadi fokus utama dari drama "Kunjungan
Nyonya Tua".

6. Dalam adegan tersebut, Ill berharap bisa naik kereta api dan meninggalkan kota, tetapi
kereta api tidak pernah tiba, dan dia dipaksa untuk menghadapi konsekuensi dari tindakan
masa lalunya. Adegan ini sangat penting karena menyoroti tema keadilan dan gagasan bahwa
seseorang tidak dapat melarikan diri dari konsekuensi dari tindakan mereka. Upaya Alfred Ill
untuk melarikan diri pada akhirnya sia-sia, dan dia terpaksa menghadapi penduduk kota dan
tuntutan mereka akan keadilan.

7. Friedrich Dürrenmatt dalam drama ini mengkritik gereja dengan menggambarkannya sebagai
sebuah institusi yang bersedia mengorbankan nilai-nilai moralnya demi keuntungan material.
Dalam drama ini, penduduk kota Guellen, termasuk para pemimpin gereja, bersedia
mengabaikan prinsip-prinsip mereka dan mendukung pelaksanaan keadilan demi keuntungan
finansial. Kritik ini mencerminkan skeptisisme Dürrenmatt terhadap institusi dan kemampuan
mereka untuk menegakkan integritas moral dalam menghadapi godaan untuk kepentingan
pribadi.

Anda mungkin juga menyukai