Anda di halaman 1dari 4

Amsal 23:17-18

HARAPAN YANG PASTI

Syalom kawan-kawan!

Senang sekali bisa berjumpa dengan kawan-kawan dalam ibadah pemuda malam ini. Ini adalah
kali ke-dua beta beribadah di sini. Pertama kali tahun 2017, tepatnya di tanggal 17 September
2017. Saat itu beta berstatus sebagai mahasiswa baru di Fakultas Teologi. Tanggal 15 masuk
asrama, lalu pada hari minggu tanggal 17, beta beribadah di sini. Empat tahun berlalu dan puji
Tuhan ini hari bisa ada lagi di sini

Kawan-kawan, perkenankan beta untuk memulai ketong pung percakapan dan refleksi tentang
firman Tuhan ini malam dengan perkenalan singkat. Beta pung nama lengkap Ruth Alvin
Manao. Kawan-kawan bisa sapa beta dengan pangilan Ruth atau Ute. Beta adalah bagian dari
keluarga besar Fakultas Teologi angkatan tahun 2017. Puji Tuhan, tanggal 15 Juli kemarin sudah
selesai ujian skripsi. Beta dari Labat, tetangga dengan Kaka Shyeba. Beta rasa itu saja yang perlu
beta sampaikan.

Kawan-kawan yang Tuhan Yesus kasihi!

Ketong pung percakapan dan refleksi firman Tuhan ini malam akan didasari pada tema “Harapan
Yang Pasti.”

Bt punya dua pertanyaan:

 Apakah di antara kawan-kawan ada yang pernah di-PHP?


 Bagaimana kawan-kawan pung perasaan saat di-PHP?

Tentu sonde ada yang suka kalau di kasih harapan palsu. Apalagi kalau su bersabar dalam jangka
waktu cukup lama lantas sesuatu yang ketong terima itu sonde sesuai dengan ekspetasi. Itu
menyedihkan sekali.

Kawan-kawan, selama ketong masih berkutat dengan kehidupan, ketong pasti pernah
mengharapkan sesuatu, dan sesuatu yang ketong harapkan itu pasti adalah hal yang baik menurut
pandangan ketong. Apalagi ketika ketong ada dalam usia muda, tentu harapan bukan sesuatu
yang asing.

 Ketong mengharapkan nilai yang bagus


 Ketong mengharapkan lulus ujian
 Ketong mengharapkan dicintai dengan tulus
 Ketong mengharpkan masa depan yang cerah
 Ketong mengharapkan suskes di usia muda
 Ketong mengharapkan kesehatan dan umur panjang bagi orang tua, dst
Beta yakin, kawan-kawan juga punya sederet harapan di usia muda, apapun itu. Entah terkait
dengan keluarga, pendidikan, pekerjaan, hubungan, dan lain-lain.

Ketika dikirimkan teks Alkitab dan tema refleksi Firman Tuhan oleh Ka Shyeba, beta sendiri
merasa diberkati. Oleh karena itu, beta juga akan bagikan kepada kawan-kawan

Adakah di antara kawan-kawan yang pernah membaca keseluruhan pasal dalam kitab Amsal? 31
pasal.

Beta baru dua kali membaca keseluruhan pasal dalam kitab Amsal. Kitab Amsal terdiri dari
berbagai perkataan bijak. Di setiap ayat dalam satu pasal, ketong sering menemukan topik yang
berbeda-beda. Inilah keunikan dari kitab Amsal. Tujuan dari penulisan kitab Amsal adalah
memberikan hikmat dan tuntunan agar pembaca hidup sesuai kehendak Tuhan. Kitab Amsal juga
ditujukan bagi orang muda supaya orang muda memperoleh kecerdasan secara moral dan mental.
Jadi kawan-kawan, kalau mau memperoleh kecerdasan secara moral dan mental, rajin-rajinlah
membaca kitab Amsal, juga kitab-kitab yang lain

Firman Tuhan yang ketong baca saat ini dari Amsal 23:17-18 tergolong pada bagian kata-kata
orang bijak.

Ke-dua ayat ini merupakan suatu kesatuan. Ayat 17 menarasikan pengajaran tentang perbedaan
sikap antara orang-orang yang takut akan Tuhan dengan orang-orang yang berdosa. “Janganlah
hatimu iri kepada orang-orang yang berdosa, tetapi takutlah akan Tuhan senantiasa.” Pada saat
itu, orang Israel mengenal konsep sebab-akibat. Orang yang melakukan kejahatan pasti menuai
malapetaka atau kegagalan, dan orang-orang yang melakukan kebaikan pasti menuai berkat dari
Tuhan. Tetapi, ada sesuatu yang menarik dari ayat 17. Di sana ketong melihat suatu nasihat
untuk jangan iri kepada orang berdosa. Menyedihkan sekali kalau orang-orang yang takut akan
Tuhan merasa iri dengan orang yang berdosa.

Dia punya analogi seperti ini kawan-kawan:

 Kita iri kepada orang yang punya fasilitas mewah padahal apa yang dia punya itu adalah
hasil korupsi
 Kita iri dengan kawan yang memang kita sama-sama dari kampung tetapi selama kuliah
dia punya penampilan berubah drastis. Covernya bayar regis, beli buku, tapi ternyata
uang dari orang tua dipakai untuk mempercantik diri dan merubah penampilan.

Ketong mendapatkan suatu nasihat yang indah sekali di ayat 18. Ketika baca ini ayat, beta ingat
sekali masa-masa perkenalan di Fakultas Teologi. Ketika mabim, ketong biasanya punya tiga
buku: buku perkenalan, buku refleksi, dan buku catatan materi. Di setiap buku harus terlampir
nama lengkap, hobi, tempat tanggal lahir, gereja pengutus, dan moto hidup. Hampir sebagaian
besar punya moto hidup itu terambil Amsal 23:18. Beta kira hanya ketong punya angkatan saja
yang seperti itu, tetapi ternyata angkatan-angkatan setelah ketong juga demikian.
Ini salah satu ayat yang terkenal sekali. Jadi ayat favorit banyak orang.

Tetapi sonde mengherankan kalau dijadikan ayat favorit, sebab sebagaian besar orang memang
merasa diberkati dan dikuatkan

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.”

Kemarin, dalam ibadah persiapan bersama kawan-kawan pemuda, seorang kawan menceritakan
tentang salah satu pengalaman pelayanan kawan-kawan pemuda Diaspora. Baru saja terealisasi
Kunjungan Jemaat Desa. Puji Tuhan kegiatan tersebut terlaksana dengan baik karena
dukungan dari pihak gereja dan pemerintah. Tetapi, di balik kesuksesan kegiatan tersebut, panitia
sesungguhnya menggumuli banyak hal. Ketika peserta melihat kegiatan berjalan dengan baik,
sesungguhnya panitia sudah dan sedang berjuang dengan keras untuk keberlangsungan kegiatan.
Ini sesuatu yang wajar dalam lingkaran kepanitiaan; mengkhawatirkan pendanaan, meragukan
apakah kegiatan berjalan dengan baik atau tidak, mempertanyakan dukungan dari pihak-pihak
terkait, dan seterusnya. Namun, ada satu hal menarik yang beta temukan dari percakapan
kemarin. Dalam segala kerumitan dan kegelisahan tentang keberlangsungan kegiatan, kawan-
kawan pemuda menaruh harapan hanya kepada Tuhan. Kawan-kawan memiliki kerinduan untuk
memberikan dampak yang baik, menjadi berkat melalui kegiatan Kunjungan Jemaat Desa di
Sabu. Karena kawan-kawan menaruh semua harapan itu dalam Tuhan, maka Tuhan menjadikan
segala sesuatu baik, bahkan jauh lebih baik dari yang kawan-kawan harapkan

Lantas, apa intisari dari Firman Tuhan yang ketong baca malam ini?

Ketong sekarang sedang menuju pada akhir bulan Juli. Beta yakin kawan-kawan rajin gereja dan
pasti tahu kalau sepanjang bulan Juli ini, pokok pemberitaan di gereja-gereja GMIT berkutat
seputar pendidikan. Kalau bicara tentang pendidikan pasti akan singgung tentang masa depan.

Semua orang mengharapkan masa depan yang cerah. Entah itu dalam hal pekerjaan, keluarga,
hubungan, dan seterusnya.

Kawan-kawan, masa depan itu adalah sesuatu yang akan terjadi di kemudian hari. Ketong sonde
tahu apa yang akan terjadi dengan ketong pung hidup di dua bulan mendatang, satu tahun
mendatang, tiga tahun mendatang, dan seterusnya. Ketong berdosa dan ketong terbatas untuk
tahu tentang itu semua.

 Ketong sonde tahu besok-besok ketong kerja di mana


 Ketong sonde tahu ketong hidup berapa lama di dunia
 Ketong sonde tahu ketong berjodoh dengan siapa nanti?
Tadi beta scroll tik-tok dan beta temukan orang-orang pung curhatan di kolom komentar.
Kebetulan lagu yang jadi backsound itu dia pung lirik begini, “Ya sudah, terserah..
S’karang sa su rela, dan seterusnya.” Lalu, ada satu komentar bilang begini, “Tujuh tahun
pacaran, tapi ujung-ujung jaga orang pung jodoh.” Ada banyak komentar-komentar
serupa seperti itu. Ketong terbatas dan ketong ketong sonde tahu apakah orang yang saat
ini jadi ketong pung pacar adalah ketong pung jodoh atau bukan.

Banyak hal sonde ketong pahami. Tetapi, sebagai muda-mudi Kristen, ketong harus
mengimani kalau segala harapan yang ketong taruhkan dalam tangan Tuhan, pasti
mendatangkan kebaikan. Ketong mengharapkan sesuatu yang baik di masa depan, lantas apa
yang bisa ketong lakukan di masa kini?

Karena begini kawan-kawan, apa yang ketong rasakan dan apa yang ketong alami di masa
kini adalah hasil dari keputusan dan peristiwa-peristiwa di masa lalu. Jadi antara masa lalu,
masa kini, dan masa depan, itu saling bertalian. Ketong sekarang kuliah karena pada masa
lalu ketong memilih untuk kuliah. Ketong mengikuti ibadah saat ini karena ketong memilih
untuk menikmati Tuhan punya hadirat dibandingkan mengerjakan hal lain, beta memimpin
ibadah saat ini karena beta memilih untuk melayani Tuhan, ketong pacaran dengan seseorang
karena ketong memilih untuk berbagi kasih melalui itu hubungan dengan orang yang ketong
kasihi, serta contoh-contoh lain.

Oleh karena itu, beta mau tekankan kepada ketong semua, sebagai muda-mudi Kristen, mari
ketong serahkan ketong punya harapan semua di dalam tangan Tuhan, sambil terus
mengupayakan yang terbaik di masa kini. Dengan demikian, ketong pasti menerima berkat
dan rahmat Tuhan di hari-hari mendatang.

Tuhan Yesus memberkati ketong dengan Firman-Nya.

Amin.

Anda mungkin juga menyukai