Anda di halaman 1dari 16

REDESAIN AUTISM THERAPHY CENTER MUTIARA HATI DI SURABAYA

Fathia Rahman; Ronim Azizah


Arsitektur, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Abstrak
Prevalensi Aangka Kejadian) kelahiran anak autisme yang mengalami peningkatan setiap
tahunnya, berdasarkan data terakhir dari Centers for Disease Control memperkirakan
prevalensi anak dengan gangguan spektrum autisme pada tahun 2018 meningkat 15%
dibanding tahun 2014 menjadi 1: 59. Pusat terapi di Surabaya banyak yang belum sesuai
dengan Standar terutama pada Pusat Mutiara Hati yang memiliki sarana dan prasarana
yang kurang lengkap. Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis mengusung untuk
meredesain Pusat Terapi Mutiara Hati dan akan di relokasi dengan tujuan untuk menjadi
fasilitas pendukung penyembuhan dan pusat informasi bagi penyandang autisme yang
lengkap dan dapat menyesuaikan karakteristik dari penyandang autisme dengan
penerapan sensoring, modelling , dan Actuating pada perancangan fasilitas pusat terapi
ini adalah penggabungan antara konsep arsitektur perilaku yang tetap memperhatikan
standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Fasilitas yang di sediakan disini yaitu
terapi ABA, terapi, auditori, fisioterapi, terapi sensori integrasi, terapi sosial, dan
Asrama.

Kata Kunci: Redesain, Autism, Pusat Terapi, Mutiara Hati, Arsitektur Perilaku.

Abstract
The prevalence (incidence) to the latest data from the Centers for Disease Control, it is
estimated that the prevalence of children with autism spectrum disorders in 2018 will
increase by 15% compared to 2014 to 1: 59. Many therapy centers in Surabaya are not
suitable. with standards, especially at the Mutiara Hati Center which has incomplete
facilities and infrastructure. Based on these problems, the authors propose to redesign the
Mutiara Hati Therapy Center and will be relocated with the aim of becoming a complete
healing support facility and information center for people with autism and able to adapt
the characteristics of people with autism with the application of sensoring, modeling, and
actuating in the design of the center's facilities. This therapy is a combination of
architectural behavioral concepts that still pay attention to the standards set by the
Government. The facilities provided here are ABA therapy, therapy, auditory,
physiotherapy, sensory integration therapy, social therapy, and boarding.

Keywords: Redesain, Autism, theraphy Center, Behavior Architecture

1
1. PENDAHULUAN
Prevelensi (Jumlah kasus penyakit dalam waktu tertentu) Hasil penelitian Center of disease
Control(CDC) menunjukan jumlah kasus autism mengalami peningkatan yang signifikan. Jumlah
kasus kelahiran anak autis di dunia mengalami kenaikan yang tinggi Center of Disease Control
(CDC) di Amerika manaksir prevelensi anak dengan gangguan Autism di tahun 2018 yakni 1:59
yang artinya dari 59 anak terdapat satu anak autism, mengalami eskalasi sebesar 15% (Kemenkes,
2020). Mudjito menjelaskan, di Jawa Timur ditambahkannya autisme center ini karena empat tempat
sudah lama tidak mampu menampung peminat baru. Salah satu autis center di malang yang memiliki
kapasitas hanya mampu menampung 50 orang namun mempunyai daftar tunggu yang mencapai
ratusan orang, 22% dari penderita anak autis di Surabaya yang dapat tertangani dengan baik.
Terdapat tempat terapi dapat menampung 30 sampai dengan 60 anak autism.

Fokus pada salah satu Pusat terapi di Yayasan Mutiara Hati yang berada di wilayah Surabaya.
Mutiara Hati ini akan di redesain dan di relokasi ke lahan yang lebih luas karena banyaknya
permasalahan terkait aksesibilitas, sirkulasi, dan sebagianya yang perlu menyesuaikan dengan
karakteristik anak autis. Ruang pada Yayasan ini ada beberapa ruangan yang hanya mengandalkan
pembatas ruang atau partisi sebagai dinding untuk membagi kelas. Selain itu pada Yayasan ini hanya
dapat memberikan beberapa fasilitas terapi yang ditujukan untuk anak Autis itu sendiri.

Yayasan Mutiara Hati ini memiliki berbagai program terapi untuk anak autism seperti terapi
perilaku, terapi wicara, sensori integrasi, dan okupansi untuk jenis Autistic disorder dan syndrom
asperger. Terapi yang dikhususkan perawatan medis yang teratur, fisik, okupansi, terapi wicara, dan
akademis dikhususkan untuk jenis rett syndrom untuk penanganan anak autis berusia 2,5 tahun
sampai 15 tahun. Luas bangunan 418m2 bangunan ini yang akan di relokasi karena beberapa
pertimbangan seperti tidak lengkapnya fasilitas karena mempengaruhi keberhasilan terapi,
penggunaan material yang diterapkan pada bangunan masih perlu diperhatikan karena tidak ramah
anak,

2. METODE

Data diperoleh berdasarkan teori-teori dari jurnal, buku, peraturan pemerintah ataupun
referensi lain yang berkaitan dengan konsep bangunan autisme mulai dari tinjauan tentang autisme,
perilaku autisme sebagai pendukung proses perkembangan autisme dari internet yang nantinya akan
dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan analisis pada pembuatan konsep.

2.1 Studi Preseden

Dilakukan dengan mempelajari lebih dalam dan mengenal secara mendetail terhadap

2
bangunan sejenis, guna mendapat masukan dan asumsi sebagai gambaran pada perencanaan. Studi
yang di lakukan adalah mengenai jenis-jenis fasilitas, luasan ruang, gubahan massa bangunan, fasade
bangunan, sistim struktur dan utilitas maupun detail khusus yang merupakan ciri bangunan pusat
terapi anak autisme.

2.2 Studi Komparatif

Studi komparatif dilakukan dengan melakukan studi preseden pada beberapa pusat layanan
autisme mulai dari pusat terapi autisme, SLB, sekolah inklusi, dan bangunan lain yang berhubungan
dengan penyandang autisme sebagai salah satu acuan dalam merancang autism therapy center.

Metode yang diaplikasikan dalam penelitian ini merupakan Metode analisa kualitatif dengan
melakukan observasi, studi literatur, dan wawancara yang digunakan untuk paparan deskriptif
dengan menelaah regulasi pemerintah dan standar terkait penanganan yang direkomendasikan bagi
anak autis yang telah dipublikasikan terlebih dulu.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Evaluasi Purna Huni
Yayasan Mutiara Hati merupakan sekolah dan terapi yang dikhususkan dengan anak
berkebutuhan khusus autisme dan down syndrome yang diresmikan pada tanggal 4 November tahun 2004
dengan luas tanah akreditasi “B” dengan kurikulum pendidikan khusus SMALB 2013 dengan jumlah 56
siswa. Yayasan Mutiara Hati ini memasukan berbagai program terapi anak autism seperti : terapi
perilaku, terapi wicara, sensori integrasi, dan okupasi untuk jenis Austistic disorder dan Syndrom
asperger. Sedangkan untuk jenis Rett syndrom menggunakan Dari hasil penelitian sebelumnya,
bangunan masih berada dilahan yang tidak sesuai dengan kebutuhan anak, aksesibilitas yang kurang
mendukung, fasilitas terapi pada Yayasan Mutiara Hati ini masih tidak lengkap, pencahayaan dan
penghawaan yang digunakan tidak memenuhi standar, penggunaan material yang perlu perbaikan, partisi
antar ruang tidak menggunakan pelindung yang kedap suara, sudut ruangan masih tajam, material
bangunan masih banyak yang perlu mengalami perbaikan. Permasalahan-permasalahan terkait sangat
berpengaruh pada proses terapi. Dapat diambil kesimpulan bahwa perlunya perbaikan pada bangunan ini
di lahan yang memiliki potensi besar, oleh karena itu pusat terapi ini nantinya akan di redesain dan akan
di relokasi ke lahan yang lebih besar agar kedepannya bisa mendukung fasilitas terapi yang lengkap dan
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

3.2 Lokasi Tapak


Autism Therapy Center yang berlokasi di Di jalan Rungkrut surabaya ini akan direlokasi di Jalan
Ritz Golf Residence dengan luasan ± 15.278,06 m2 merupakan kawasan Perumahan dan pemukiman

3
sehingga mendukung usaha pengurangan kebisingan pada area yang membutuhkan ketenangan yang
dimana kawasan ini sangat tepat untuk didirikannya pusat terapi, Kondisi topografi pada area site
merupakan daerah yang berkontur landai. Karena lokasi ini yang berada di daerah Surabaya Barat yang
mempunyai garis kontur dari permukaan laut, akan tetapi kontur pada lokasi site ini masih bersifat landai
atau relatif datar. Topografi yang cenderung datar ini, kondisinya dapat difungsikan juga sebagai daerah
resapan yang cukup potensial. Batas-batas tapak sebagai berikut :
Utara : Perumahan
Selatan : Ruang terbuka
Timur : Permukiman
Barat : lahan Kosong

Gambar 1. Lokasi Tapak Terpilih


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Ditinjau dari kedudukannya dalam struktur kota, wilayah perencanaan Perumahan Bukit Vila
Regensi (Jl. Ritz Embassy) Berdasarkan RTRW Surabaya 2020, Termasuk dalam kawasan
perencanaan unit permukiman dan perumahan. Wilayah perencanaan unit distrik Bukit Vila Regensi
terletak ± 66,693.45 m² Persyaratan lokasi sesuai dengan Peraturan Tata Kota Kecamatan Sambi
kerep, Kelurahan Lontar :

Tabel 1. RTRW Surabaya


Aturan
No KDB
Maksimum
1 KLB 175%
2 KDB 50%
Ketinggian 3,5
3
Bangunan Lantai
Sumber : Analisis Penulis, 2023

Perbandingan ditabel atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi pemilihan site tersebut sangat sesuai
dengan potensi yang tersedia. Lokasi tersebut berada di lokasi yang strategis dan berada di lingkup

4
tata guna lahan yang sesuai, selain itu lokasi site yang dipilih memiliki akses jalan yang mudah
dicapai karena berada di jalur kolektor primer di wilayah Surabaya Barat. Lokasi ini merupakan
lahan kosong yang terletak di jalan Ritz Embassy, jalan ini mempunyai kepadatan rendah dan cukup
strategis.

3.3 Gagasan Perancangan

Proses sensoring, dua aspek dimiliki. tentang masalah perilaku dimana mempertimbangkan
perilaku yang mungkin tidak sama dari perilaku anak pada umumnya. Teori tersebut tidak lepas dari
dari tiga aspek yaitu dimensi dan skala, bukaan dan pencahayaan, serta penggunaan warna dan
material. kemudian proses selanjutnya adalah proses modelling. Membahas bagaimana kebutuhan
ruang berdasarkan kriteria anak autism. Yang terakhir proses actuating. Proses ini adalah proses
pengaplikasian ke desain ruang terapi autis, dapat dilihat didalam tabel dibawah ini :

Gambar 2. Konsep Penerapan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

3.4 Konsep Tapak


1) View

Gambar 3. Analisa View


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Autism Therapy Center yang berlokasi di Di jalan Rungkrut surabaya ini akan di Relokasi di
Jalan Ritz Golf Residence dengan luasan ± 15.278,06 m2 merupakan kawasan Perumahan dan
5
pemukiman sehingga mendukung usaha pengurangan kebisingan pada area yang membutuhkan
ketenangan yang dimana kawasan ini sangat tepat untuk didirikannya pusat terapi, Kondisi
topografi pada area site merupakan daerah yang berkontur landai. Karena lokasi ini yang berada di
daerah Surabaya Barat yang mempunyai garis kontur dari permukaan laut, akan tetapi kontur pada
lokasi site ini masih bersifat landai atau relatif datar. Topografi yang cenderung datar ini,
kondisinya dapat difungsikan juga sebagai daerah resapan yang cukup potensial.

2) Sirkulasi

Gambar 4. Analisa Sirkulasi

Sumber : Analisis Penulis, 2023

Jl. Ritz Golf family adalah dua jalan dengan dua arah dengan lebar 8 meter, yang juga memiliki
jalan alternatif yang berada di Jl. Lontar Lidah Kulon. Namun situasi arus kendaraan yang berlalu
lalang sangat rendah dan cukup kondusif, karena jalan ke Utara merupakan jalan perumahan.
Sehingga memiliki potensi paling besar sebagai titik pandang pengamat untuk mengenali objek,
berada pada bagian Utara dan Barat, walaupun sudut pandang lebih dominan dari sudut pandang
Utara dan Barat, pada perancangan juga tidak mengenyampingkan tampilan tampak depan yang
menghadap sisi Timur.
3) Aksebilitas

Gambar 5. Analisa Aksebilitas


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Titik A letak pecapaiannya terlalu dekat apabila dijadikan enterance, lebih Sulit dilihat jika dari
arah Barat, Titik B berada pada bagian tengah, letaknya lebih mudah dicapai dan mudah dilihat dari
arah Timur maupun Selatan. Diharapkan Pengunjung dapat diarahkan untuk menikmati bangunan

6
terlebih dahulu sebelum masuk. Titik C pencapaian dari arah Timur terlalu jauh dari arah Barat
lebih susah dilihat dan dikenali lebih cocok untuk dijadikan pintu keluar sehingga tidak membuat
kemacetan di sekitar area lingkungan site. Maka yang digunakan sebagai main entarnce adalah titik
b karena letaknya strategis dan titik c sebagai pintu keluar.
4) Matahari

Gambar 6. Analisa Matahari


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Orientasi matahari dari arah Timur ke Barat. Site yang berada di Jl. Ritz Golf Family Residance
ini arah hadapnya adalah ke sebelah Utara. Sisi Barat merupakan daerah yang paling pana. Zona
yang paling sesuai diletakkan di sebelah Barat ini adalah zona service, karena udara panas dapat
diserap oleh dinding lebar tersebut dan menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang yang ada di
dalam ruangan solusinya adalah menggunakan vegetasi berupa pohon tinggi dan rindang agar
matahari langsung tidak masuk ke bangunan.

5) Angin

Gambar 7. Analisa Angin


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Angin dapat dibedakan menjadi dua yaitu angin musim dan angin lokal. Pada musim hujan,
angin musim bertiup dari arah barat laut – tenggara, Untuk mengantisipasi adanya angin kencang
maka dalam site perancangan perlu adanya vegetasi berupa pohon-pohon tinggi. Agar angin yang
masuk ke dalam site dapat disaring dan dikurangi oleh pohon-pohon, sehingga suasana di dalam site
7
menjadi sejuk. Fasilitas-fasilitas terapi yang berada di luar seperti taman bermain dan kolam

3.5 Besaran Ruang


Tabel 2 Analisis Kebutuhan Ruang
No Zona Luas (m2)
1 Zona Terapi 3,512 m2
2 Boardiing House 942 m2
3 Zona Informasi 1.064 m2
4 Zona Parkiran 2311 m2
Total 7. 829 m2

3.6 Konsep Perancangan

Gambar 8. Zoning
Sumber : Analisis Penulis, 2023
Tatanan tapak atau zonasi digunakan untuk membagi zona-zona yang berada di lokasi site.
Zonasi dalam lokasi site dibagi menjadi 3 yaitu zona publik untuk daerah yang dapat dicakup oleh
siapapun, zona semi privat untuk daerah yang dapat dicakup oleh beberapa penghuni saja dan zona
privat untuk daerah yang dapat dicakup oleh orang tertentu saja Konsep Ruang Dalam.

Gambar 9. Tatanan Massa

Sumber : Analisis Penulis, 2023

8
Gambar 10. Tata Letak Bangunan
Sumber : Analisis Penulis, 2023

Tatanan massa diadopsi dari bentuk permainan balok anak dengan komposisi dasar lingkaran,
persegi dan pada bangunan pusat terapi anak autisme ini saling berhadapan satu sama lain sehingga
menimbulkan interaksi antar bangunan. Pada perletakkan tatanan massa juga dihadirkan adanya
taman didalamnya. yang tidak hanya dimanfaatkan sebagai keindahan saja tetapi terjalin interaksi
anak autisme dengan tanaman. Dengan adanya taman mereka dapat mempelajari apa itu yang
disebut daun, bunga, tangkai dll. Terjalinnya interaksi manusia dan lingkungan.

Konsep Tampilan Bangunan


1) Eksterior Bangunan
Konsep tampilan eksterior dalam perancangan sekolah tinggi ilmu kesehatan di Jepara
Menggunakan material yang tidak merugikan lingkungan dan mendukung adanya efisiensi energi pada
bangunan seperti Curtain wall, paving block atau grass block, Kayu dan lain sebagainya.

Gambar 11. Fasad Luar


Sumber : Analisis Penulis, 2023
9
Gambar 12. Konsep Penerapan pada Bangunan
Sumber : Analisis Penulis, 2023

Gambar 13. Konsep Penerapan pada Bangunan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Bentuk massa bangunan penerima ini menggunakan dua bentuk yaitu lingkaran dan persegi
yang digabung, sehingga bentuk bangunannya memberikan kesan menerima dan terbuka
untuk anak autisme dan para pengunjung yang lainnya untuk belajar dan mengetahui
tentang anak autisme

10
Gambar 14. Konsep Penerapan pada Bangunan Asrama
Sumber : Analisis Penulis, 2023

Sesuai dengan tema rancangan yang bangunan ini memiliki kesan yang simple, dimaksut
Simple dapat diterapkan pada tampilan bangunan terapi ini memiliki bentuk yang sederhana
tanpa harus ada pemberian banyak permainan-permainan ornament pada tampilan luar
bangunan ataupun pada ruang interior bangunan,selain itu bangunan ini di buat simple
karena anak autisme tidak dapat membayangkan suatu yang abstrak

Gambar 15. Konsep Penerapan pada Bangunan Terapi


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Bangunan terapi ini juga safety karena memberikan relling pada balkon sehingga aman
untuk anak autisme apabila berada di balkon, sehingga tercipta suasana yang lebih dinamis,
safety, and simple sebagai pemenuhan tema simple, safety, and dinamis

Gambar 16. Konsep Penerapan pada Bangunan Terapi


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Bangunan terapi hydroterapi ini bentuknya lebih dynamis daripada bangunan terapi yang

11
satunya, karena bangunan ini difungsikan sebagai terapi hydroterapi dan area bermain yang
tidak membutuhkan konsentrasi yang tinggi.

2) Interior
Selain itu untuk konsep ruang dalam yang menggunakan pendekatan cybernetics yang sudah
dijelaskan pada sebelumnya maka diperoleh konsep untuk perancangan ruang terapi sebagai
berikut :
1) Konsep Ruang Terapi One on One
Ruang yang dapat memusatkan perhatian. Ruang memiliki pola orientasi terpusat untuk
memusatkan perhatian anak.

Gambar 17. Konsep Pola Orientasi Ruang Terpusat


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Ruang yang dibutuhkan tidak terlalu besar, cukup untuk satu anak dan 2 terapis lengkap
dengan meja dan kursi. Lay out dibuat berhadapan agar kegiatan terapis dan anaka autis untuk
melakukan kontak mata, konsentrasi dapat berjalan dengan baik

Gambar 18. Konsep Layout meja dan kursi dalam Ruangan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Sirkulasi ruang sederhana. Pola sirkulasi dalam ruangan berupa sirkulasi linier

Gambar 19. Konsep Sirkulasi Pada Ruangan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Warna-warna yang dibutuhkan adalah warna pastel dengan intensitas tidak penuh
Penggunaan material akustik ruangan

12
Gambar 20. Konsep Konsep Penggunaan Material Akustik
Sumber : Analisis Penulis, 2023

2) Konsep Ruang Terapi Sosial


a. Ruang yang dapat memusatkan perhatian.
b. Ruang yang dibutuhkan tidak terlalu besar, cukup untuk 3 anak dan 2 terapis lengkap
dengan meja dan kursi

Gambar 21. Konsep Layout


Sumber : Analisis Penulis, 2023
c. Tidak ada bukaan seperti jendela kaca yang dapat mengganggu konsentrasi ketika
sedang melakukan kegiatan terapi. Pencahayaan yang tidak langsung, agar mereka
merasa lebih nyaman.

Gambar 22. Konsep Pencahayaan dalam Ruang


Sumber : Analisis Penulis, 2023
d. Layout anak dibuat berbentuk huruf ‘U’ dengan terapis berada di tengah- tengah
mereka agar kegiatan terapis dan anak autis untuk melakukan kontak mata, konsentrasi
dapat berjalan dengan baik.

Gambar 23. Layout Ruang


Sumber : Analisis Penulis, 2023
e. Penggunaan bahan-bahan yang tidak mengandung racun, non toksik, aman, tidak licin,
bentuk tidak tajam, dan lembut.
f. Warna-warna yang dibutuhkan adalah warna pastel dengan intensitas tidak penuh.

13
3) Konsep Ruang Terapi Fisik
Dari Proses desain yang telah dijabarkan maka diperoleh konsep untuk perancangan terapi fsik,
yaitu sebagai berikut :
a. Bukaan Pencahayaan Alami lebih diutamakan.

Gambar 24. Konsep Bukaan dan Pencahayaan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

b. Penggunaan elemen-elemen yang dapat merangsang sensor fisik dan motorik anak, seperti
peralatan Fisioterapi.
c. Transparansi yang jelas pada ruang sehingga anak merasa aman karena merasa diawasi.
Setiap ruang memiliki karakter ruang dalam masing-masing yang disesuaikan dengan
fungsi kegiatannya. Ruang dalam yang polos tanpa detail pada ruang-ruang terapi
utama, hal ini bertujuan untuk tidak mengganggu konsentrasi anak saat terapi. Namun
dapat ditambah sedikit motif seperti pada lantai yang berguna untuk menarik perhatian
anak autisme, sekaligus sebagai pengarah.

3.7 Aplikasi Sistem Bangunan

Gambar 25. Struktur


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Balok grid yang Anda jelaskan merupakan pilihan yang baik untuk membangun pusat terapi anak
autisme. Sistem ini memberikan kekuatan dan kestabilan yang diperlukan untuk memastikan
keamanan bangunan dan kenyamanan penghuninya. Kolom dibebani beban secara aksial oleh
balok, kemudian mentransfer beban tersebut ke tanah. Kolom yang memikul balok tidak melentur

14
ataupun melendut karena kolom pada umumnya mengalami gaya aksial tekan saja.
1) Sistem Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami

Gambar 26. Sistem Pencahayaan


Sumber : Analisis Penulis, 2023

Anak-anak dengan autisme seringkali memiliki gangguan sensorik yang meliputi sensitivitas yang
berlebihan terhadap stimulus tertentu, termasuk cahaya. Kilauan cahaya yang terlalu terang atau
sinar matahari langsung yang kuat dapat mengganggu penglihatan dan menimbulkan
ketidaknyamanan bagi anak-anak dengan autisme Sinar matahari langsung, terutama pada hari-
hari yang sangat cerah mengganggu penglihatan anak autis, sehingga mereka menghindari sinar
matahari langsung di ruang-ruang terbuka.

b. Pencahayaan Buatan

Gambar 27. Layout Ruang

Sumber : Analisis Penulis, 2023

Pencahayaan yang difus atau merata dapat membantu mengurangi bayangan yang tajam dan kontras
yang berlebihan. Gunakan penutup pada lampu atau lampu latar yang memiliki penyebaran cahaya
yang baik. Hal ini membantu menciptakan pencahayaan yang lebih merata dan meneduhkan di
ruangan seperti contohnya, yaitu sebagai berikut :

15
a. Ambient Lighting, memberikan pencahayaan umum yang lembut dan merata.
b. Task Lighting, merupakan pencahayaan memusat kuat di suatu area yang membutuhkan
konsentrasi tinggi, misalnya membaca. Penempatan lampu sebaiknya diletakkan di plafond
karena selain memberikan penerangan yang cukup merata dalam ruang juga aman bagi anak
dimana berada di luar jangkauan mereka sehingga aman

Gambar 28. Layout Ruang


Sumber : Analisis Penulis, 2023

4. PENUTUP

Redesain Autism Theraphy Center Mutiara Hati ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan yang sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan keriteria kebutuhan anak autism.
Adanya sarana pendidikan tersebut diharapkan dapat memaksimalkan proses terapi.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. (2016). STANDAR
(2020, April 2). Diambil kembali dari Kemenkes: http://p2p.kemkes.go.id/hari-peduli-autisme-sedunia-pentingnya-
pendampingan-dan-edukasi-bagi-anak-gangguan-spektrum-autisme-ditengah-pandemi-covid-19/
Abdul Rahman, T. E. (2013). Design of educational facilities for autistic children., 698.
Diba, F. (2015). autism care Center. Phycholgy.
Hafidza, M. (2021). Kriteria Ruang Sekolah Khusus Penyandang Autisme. Jurnak Imiah Desai Interiror, vol (7)
18-26.
Handojo. (2003). Autisma. Jakarta: Bhuana Ilmu Popeler.
Helmi. (2008). Redesain Kawasan Pendaratan Ikan di Rembang. eprints.ums.ac.id: http://eprints.ums.ac.id, 1015.
JB, W. (1914). An Introduction to comprative. Physoclogy.
Lucy. (2009). TErapi akupuntur yang bermanfaat. 90.
Mamluatul. (2010). Pusat Pendidikan dan Terapi Autis Batu Malang. Universitas Islam Negerei Maulana Malik
Ibrahim.
.
16

Anda mungkin juga menyukai