PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) harus memiliki komitmen dalam
melayani masyarakat. Ditegaskan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 untuk
mewujudkan tujuan nasional dibutuhkan pegawai ASN yang dapat
menjalankan tugas pelayanan publik, tugas pemerintah, dan tugas
pembangunan tertentu. PNS sebagai pelayan masyarakat harus memiliki nilai-
nilai seperti Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi sebagai acuan dalam melaksanakan tugas jabatannya.
Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kesejahteraan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4
faktor utama, yaitu factor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan
keturunan. Faktor yang terbesar dan sangat mempengaruhi kesehatan adalah
factor lingkungan. Upaya kesehatan lingkungan sebagai bentuk kegiatan
preventif ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik
fisik, kimia, biologi, maupun social yang memungkinkan setiap individu atau
masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya
(Undang – Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan promosi dan
pemeliharaan tertinggi tingkat fisik, mental, dan kesejahteraan social, dimana
ada pencegahan resiko mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan oleh
kondisi pekerjaan, ada perlindungan pekerja dari resiko yang dapat
merugikan kesehatan, menempatkan dan memelihara pekerja dalam
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan peralatan fisiologis dan psikologis
yang tidak membahayakan nyawa. Kesehatan dan keselamatan kerja menjadi
yang terutama saat seseorang menjadi bagian dari suatu pekerjaan, apapun
pekerjaannya. Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan yang
bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental, maupun social, dengan usaha –
usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit – penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan factor – factor pekerjaan dan lingkungan kerja
serta terhadap penyakit – penyakit umum. Perawat merupakan salah satu
profesi yang sangat membutuhkan kesehatan dan keselamatan kerja. Resiko
terpajan penyakit dari pasien sangatlah tinggi sehingga kesehatan dan
keselamatan kerja haruslah diutamakan. Selain didukung oleh lingkungan
kerja rumah sakit, kesadaran dari setiap perawat sangatlah membantu demi
tercapainya keselamatan saat bekerja. Pelaksanaan kesehatan dan
keselamatan kerja itu sendiri bertujuan untuk mencegah berbagai potensi
bahaya yang ada di rumah sakit. Potensi bahaya yang dikenali dengan baik
dapat melindungi pekerja sehingga mereka dapat bekerja dengan aman, sehat,
dan produktif.
Ruang IGD merupakan unit yang berhubungan dengan pasien
secara langsung 24 jam dalam sehari. Beban kerja dan tingkat stress yang
tinggi dalam menghadapi kondisi kritis mengharuskan perawat bekerja
dengan cepat dan tepat.. RSUD Tapan merupakan Rumah Sakit Pemerintah
yang berada di ujung selatan dari Kabupaten Pesisir Selatan yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Kerinci dan Mukomuko. RSUD Tapan
diharapkan menjadi pelopor kesehatan di ujung selatan dan menjadi salah
satu Rumah Sakit Rujukan. IGD RSUD Tapan merupakan IGD yang
melayani hal – hal yang berkenaan dengan kegawatdaruratan medis bagi
pasien 24 jam sehari serta pertolongan pengobatan pada hari – hari libur.
Kondisi yang darurat dan butuh kecepatan tindakan seringkali membuat
perawat lupa menggunakan APD yang berdampak langsung pada
keselamatan dirinya. Selain itu, alur pelayanan pasien di IGD RSUD Tapan
masih belum berjalan sesuai yang diharapkan. Ditambah lagi dengan belum
adanya format pengkajian keperawatan di IGD. Tentu saja hal ini akan sangat
mempengaruhi terhadap proses pelayanan di Rumah Sakit Tapan.
Berdasarkan isu masalah yang ada di IGD RSUD Tapan dan telah
di analisis dengan menggunakan analisis USG, maka dipilihlah salah satu isu
yaitu “Kurang Optimalnya Penerapan SOP tentang Pemakaian APD di IGD
RSUD Tapan. Hal ini berkaitan dengan aktualisasi manajemen ASN. Dengan
alasan tersebut, maka penulis menyusun Rancangan Aktualisasi “Optimalisasi
Penerapan SOP tentang Pemakaian APD di IGD RSUD Tapan”.
B. Identifikasi Isu
Skala Nilai
5 Sangat Besar
4 Besar
3 Sedang
2 Kecil
1 Sangat Kecil
1. Urgency
2. Seriously
Seberapa serius isu itu harus di bahas dikaitkan dengan akibat yang
timbul.
3. Growth
A. DESKRIPSI LOKUS
1. Gambaran Umum
Visi:
Misi:
4. Struktur organisasi
Kasubag TU
Idris, SKM
NIP 19701222 199203 1 004
2. Role Model
Role model adalah sosok atau tokoh yang akan dijadikan panutan
di unit kerja dan di butuhkan di tempat kerja sehingga layak untuk
dijadikan teladan.
Pada pelaksanaan habituasi dan dalm laporan Aktualisasi, penulis
menetapkan role model pada Bapak drg. Asrul dimana tokoh tersebut
penulis anggap sebagai atasan yang dapat memberikan teladan dan contoh
baik dari segi personalnya maupun kinerjanya. Penetapan role model di
dasarkan pula oleh konstribusi para pegawai terhadap penyusunan laporan
aktualisasi penulis baik data maupun sumbangan pikiran terkait isu yang
telah di tetapkan oleh penulis.
Bapak drg. Asrul yang saat ini merupakan Direktur Utama Rumah
Sakit Pratama Tapan, yang mempunyai kepedulian terhadap bawahan /
pegawainya, di buktikan dengan sejak di bawah kepemimpinan beliau
semua karyawan sudah merasakan kesejahteraan dengan selama ini
bekerja tidak di gaji,serta turut berkonstribusi dalam penyusunan Laporan
Aktualisasi. Beliau memahami segala hal terkait laporan yang di buat
Penulis, oleh karena itu penulis menetapkan Bapak drg. Asrul sebagai role
model bagi penulis.