Anda di halaman 1dari 116

ANALISIS PUSKESMAS

NGESREP
Koas Stase Ilmu Kesehatan Masyarakat
Periode 07 Februari – 06 Maret 2022
LATAR BELAKANG
PUSKESMAS NGESREP
Geografi
Puskesmas Ngesrep merupakan Puskesmas yang terletak di
Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
Dengan batas wilayah:
Utara : Kelurahan Jatingaleh
Timur : Jalan Tol
Selatan : Kelurahan Srondol Wetan
Barat : Sungai Kaligarang
Puskesmas Ngesrep dibangun pada tahun 1972, dengan luas
wilayah 6,23 km2 yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan
Ngesrep, Kelurahan Sumurboto, dan Kelurahan Tinjomoyo
dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas 5 km.
Rata-rata setiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 /
roda 4 .
Jumlah Penduduk
Tingkat Pendidikan Penduduk
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Tujuan
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk menganalisa data, mengidentifikasi
masalah, menganalisis penyebab masalah, dan menyusun rencana intervensi mengenai
struktur organisasi, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, jejaring dan jaringan,
anggaran, UKM promosi kesehatan, UKM KIA-KB, UKM P2P, UKM Kesehatan
Lingkungan, dan UKM Gizi di Puskesmas Ngesrep
STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS NGESREP
Struktur Organisasi Puskesmas Ngesrep
Pembahasan
Menurut PERMENKES no 43 tahun 2019
Pembahasan
Kepala Puskesmas
Untuk dapat diangkat sebagai kepala Puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan:
1. berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara;
2. memiliki pendidikan bidang kesehatan paling rendah sarjana S-1 (strata satu) atau D-4 (diploma empat);
3. pernah paling rendah menduduki jabatan fungsional tenaga kesehatan jenjang ahli pertama paling sedikit 2 (dua) tahun;
4. memiliki kemampuan manajemen di bidang kesehatan masyarakat;
5. masa kerja di Puskesmas paling sedikit 2 (dua) tahun; dan
6. telah mengikuti pelatihan manajemen Puskesmas.
Kepala Tata Usaha
Tenaga kesehatan dengan tingkat pendidikan paling rendah Diploma 3 yang memahami administrasi keuangan dan sistem
informasi kesehatan.Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan diantaranya Koordinator tim Manajemen Puskesmas,
Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah tangga, dan keuangan.
Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan Kesehatan masyarakat
1. pelayanan promosi kesehatan
2. pelayanan kesehatan lingkungan
3. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKM
4. pelayanan gizi yang bersifat UKM
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
6. pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
Pembahasan
Penanggung jawab UKM esensial dan keperawatan Kesehatan masyarakat
1. Pelayanan KIA
2. Pelayanan Promosi Kesehatan
3. Pelayanan kesehatan lingkungan dan keluarga
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat
6. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit menular
7. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
Penanggung jawab UKM pengembangan, membawahi upaya pengembangan yang dilakukan puskesmas
1. Pelayanan Kesehatan lansia
2. Pelayanan Kesehatan kerja dan olahraga
3. Pelayanan Kesehatan jiwa
4. Pelayanan Kesehatan indra
5. Pelayanan Kesehatan haji
6. Pelayanan asuhan mandiri
7. Pelayanan UKS-UKGS
8. Pelayanan Kesehatan tradisional komplementer
9. Pelayanan kesehatan Pos Pembinaan terpadu (POSBINDU)
Pembahasan
Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, Puskesmas Ngesrep
1. pelayanan pemeriksaan umum
2. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
4. pelayanan gawat darurat
5. pelayanan gizi yang bersifat UKP
6. pelayanan persalinan
7. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
8. pelayanan rawat inap
Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring puskesmas
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas keliling
3. Praktik bidan desa
4. Jejaring Puskesmas
Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
Penanggung jawab mutu
Pembahasan
Penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan laboratorium, Puskesmas Ngesrep
1. pelayanan pemeriksaan umum
2. pelayanan kesehatan gigi dan mulut
3. pelayanan kesehatan keluarga yang bersifat UKP
4. pelayanan gawat darurat
5. pelayanan gizi yang bersifat UKP
6. pelayanan persalinan
7. pelayanan rawat inap untuk Puskesmas yang menyediakan
8. pelayanan rawat inap
Penanggung jawab jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring puskesmas
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas keliling
3. Praktik bidan desa
4. Jejaring Puskesmas
Penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan Puskesmas.
Penanggung jawab mutu
Pembahasan
• Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab atas seluruh penyelenggaraan kegiatan di
Puskesmas, pembinaan kepegawaian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan
bangunan, prasarana, dan peralatan.
• Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan administrasi
perkantoran Puskesmas. Kepala Tata Usaha membawahi beberapa kegiatan diantaranya
Koordinator tim Manajemen Puskesmas, Sistem Informasi Puskesmas, kepegawaian, rumah
tangga, dan keuangan.
Masalah
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas dan dianalisis sesuai
Permenkes no 43 tahun 2019, Puskesmas ngesrep tidak terdapat
masalah dalam struktur organisasi.
SUMBER DAYA MANUSIA
PUSKESMAS NGESREP
Analisis Situasi
❑ Berdasarkan profil tenaga kerja Puskesmas Ngesrep, jumlah tenaga kerjanya yaitu : 53 orang
1. 33 Pegawai Negri Sipil (PNS)
2. 20 Pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD/Non-PNS)
Analisis Standar Ketenagaan Minimal
Puskesmas Ngesrep merupakan Puskesmas Perkotaan Non-rawat inap Berdasarkan standar ketenagaan minimal untuk Puskesmas
Kawasan Perkotaan yang memiliki pelayanan non-rawat inap yang tertera pada Permenkes RI No. 43 tahun 2019, perbandingan
standar ketenagaan minimal Puskesmas dan tenaga kerja yang tersedia pada Puskesmas Ngesrep dapat dilihat pada :

No Jenis Tenaga Jumlah tenaga kerja berdasarkan Syarat Jumlah tenaga kerja Keterangan
Ketenagaan Permenkes No. 43 tahun 2019 di Puskesmas
kawasan perkotaan Ngesrep
1 Dokter dan atau dokter layanan 1 4 Sesuai
primer
2 Dokter gigi 1 1 Sesuai
3 Perawat 5 8 Sesuai
4 Bidan 4 12 Sesuai
5 Tenaga promosi kesehatan dan 2 2 Sesuai
ilmu perilaku
6 Tenaga sanitasi lingkungan 1 1 Sesuai

7 Nutrisionis 1 2 Sesuai
Analisis Standar Ketenagaan Minimal
No Jenis Tenaga Jumlah tenaga kerja berdasarkan Syarat Jumlah tenaga kerja Keterangan
Ketenagaan Permenkes No. 43 tahun 2019 di Puskesmas
kawasan perkotaan Ngesrep
8 Tenaga apoteker dan/atau tenaga 1 3 Sesuai
teknis kefarmasian
9 Ahli teknologi laboratorium 1 3 Sesuai
medik
10 Tenaga sistem informasi 1 1 Sesuai
kesehatan
11 Tenaga administrasi keuangan 1 1 Sesuai
12 Tenaga katatausahaan 1 1 Sesuai
13 Pekarya 2 5 Sesuai

Berdasarkan analisis standar ketenagaan minimal yang tertera pada Tabel diatas, sumber daya manusia kesehatan pada Puskesmas
Ngesrep memenuhi standar ketenagaan minimal Permenkes RI No. 43 Tahun 2019 untuk Puskesmas perkotaan dengan pelayanan
non-rawat inap.
Pembahasan
• Sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan (termasuk
tenaga kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjang
kesehatan yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam
upaya dan manajemen kesehatan.
• Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Masalah
Berdasarkan data yang didapat dari puskesmas dan dianalisis sesuai
Permenkes no 43 tahun 2019 standar tenaga kerja di Puskesmas
ngesrep tidak terdapat masalah dalam bidang sumber daya manusia.
SARANA PRASARANA
PUSKESMAS NGESREP
Tanah dan Bangunan
Bangunan utama puskesmas dibangun pada tahun 1972, kemudian mengalami beberapa kali
mengalami rehabilitasi.
Ruangan :
● R. Pemeriksaan Umum ● R. Tata Usaha
● R. Ka Puskesmas ● R. Farmasi
● R. Kesehatan Gigi & Mulut ● R. KIE
● R. Pertemuan ● R. Persalinan, Pasca Persalinan, dan R.
● R. TB & Kusta Rawat Inap Persalinan
● R. Konseling ● R. sterilisasi
● Poli KIA, KB, imunisasi ● R. cuci linen
● R. MTBS ● Gudang umum
● Poli lansia ● Dapur
● R. Laboratorium ● Kamar mandi/WC
● R. ASI
●Sistem Ventilasi (Penghawaan)
Sistem ventilasi ruangan pada puskesmas Ngesrep yaitu sistem ventilasi alami dan
mekanis seperti AC dan kipas. Udara disekitar Puskesmas Ngesrep terbilang bersih jauh
dari polusi kendaraan bermotor serta banyaknya pohon disekitar puskesmas.
●Sistem Pencahayaan :
Bangunan puskesmas memiliki pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan yang ada terdistribusi rata dan cukup pada setiap ruangan.
●Air bersih :
Sumber air bersih diperoleh langsung dari sumber air berlangganan atau PDAM dengan
baku mutu yang memenuhi dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
●Pembuangan Limbah :
Puskesmas memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Limbah) untuk mengelola limbah medis.
●Sistem hygiene :
Tersedia hand sanitizer pada setiap ruangan pelayanan di puskesmas serta terdapat
fasilitas untuk mencuci tangan berupa wastafel
●Sistem Kelistrikan :
Sumber daya listrik berasal dari PLN dan sumber daya listrik cadangan berasal dari
generator listrik
●Sistem komunikasi :
Alat komunikasi yang tersedia pada puskesmas adalah pesawat telfon yang berjumlah 2
buah
●Sistem Gas Medik :
Sistem gas medik yang tersedia pada puskemas yaitu tabung oksigen dan regulator oksigen
●Sistem Proteksi Petir :
Sistem proteksi petir juga tersedia pada puskesmas sejumlah 1 buah
●Sistem Proteksi Kebakaran :
Terdapat alat pemadan api berupa APAR portable dengan ukuran 3 kg
●Sarana Evakuasi :
Puskesmas Ngesrep memiliki jalur atau jalan penyelaman darurat yang ditandai
dengan papan bertuliskan jalur evakuasi yang sebagaimana telah diatur dalam
PERMENKES No 43 tahun 2019
●Sistem pengendalian kebisingan :
Puskesmas Ngesrep mengendalikan kebisingan dari jalan raya dengan penanaman
pohon di sekitar puskesmas.
●Kendaraan Puskesmas :
Puskesmas Ngesrep memiliki 2 kendaraan beroda 4, 1 untuk ambulans dan 1 untuk
operasional, serta 7 kendaraan roda 2.
SARANA PRASARANA SELAMA COVID-19
Selama pandemi COVID-19, di Puskesmas Ngesrep dilengkapi dengan sarana dan prasarana
tambahan yang bertujuan untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di fasyankes. Sarana
prasarana tambahan berupa :
1. Peralatan untuk screening terhadap setiap pengunjung yang datang, yaitu thermogun.
2. Sekat transparan sebagai pembatas antara dokter dan pasien
3. Jarak tempat pemeriksaan dokter dan pasien diperlebar
4. Penggabungan pelayanan poli umum dan MTBS
5. Ruang untuk swab antigen dan ruang tunggu
6. Ruang vaksinasi COVID-19
7. Penjarakan kursi pengunjung

Perubahan tersebut sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas Pada Masa
Pandemi COVID-19 Kemenkes RI 2020.
PEMBAHASAN
Puskesmas telah memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan,
ketenagaan, kefarmasian, dan laboratorium juga persyaratan prasarana berupa
sistem ventilasi, sistem pencahayaan, sistem air bersih, sanitasi, dan hygiene,
sistem kelistrikan, sistem komunikasi, sistem gas medik, sistem proteksi petir,
sistem proteksi kebakaran, dan sistem evakuasi seperti yang tertera dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 pasal 10.
JARINGAN DAN JEJARING
PUSKESMAS NGESREP
• Puskesmas Ngesrep merupakan Puskesmas yang terletak di Kelurahan Ngesrep,
Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.
• Dengan batas wilayah:
• Utara : Kelurahan Jatingaleh
• Timur : Jalan Tol
• Selatan : Kelurahan Srondol Wetan
• Barat : Sungai Kaligarang
• Puskesmas Ngesrep dibangun pada tahun 1972, dengan luas wilayah 6,23 km2
yang terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Ngesrep, Kelurahan Sumurboto, dan
Kelurahan Tinjomoyo dengan jarak tempuh terjauh dari desa ke Puskesmas 5 km.
Rata-rata setiap desa dapat dijangkau dengan kendaraan roda 2 / roda 4 .
Analisis Situasi
Berdasarkan data dasar Puskesmas Ngesrep, didapatkan data berupa jaringan dan jejaring
Puskesmas Ngesrep adalah sebagai berikut :
Jaringan : Tidak ada
Jejaring :59 UKBM (upaya kesehatan bersumber daya masyarakat) di puskesmas,
terdiri dari :
1. 3 keluraga siaga
2. 27 posyandu balita
3. 21 posyandu lansia
4. 4 posbindu
5. 1 pos UKK
6. 3 posyandu remaja
Analisis Situasi
Analisis Situasi
Sistem Pelaporan
Permenkes No. 43 tahun 2019 Pasal 58 menyebutkan bahwa jejaring puskesmas
wajib melaporkan kegiatan dan hasil kegiatan pelayanan Kesehatan kepada
Puskesmas di wilayah kerjanya sewaktu-waktu dan/atau secara berkala setiap bulan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Sistem pelaporan dari jejaring ke puskesmas Ada 59 ukbm dan 25 jejaring lainnya
di Puskesmas Ngesrep pelaporannya yaitu untuk KIA, imunisasi, gizi, PTM, dan ISPA
dilaporkan berkala yaitu setiap 1 bulan sekali, sedangkan untuk TBC dan IMS
dilaporkan setiap ditemukannya kasus dengan format yang telah ditentukan oleh
Puskesmas Ngesrep. Dimana pelaporan tersebut sistemnya yaitu PJ jejaring
mengirimkan laporan kasus melalui grup WA yang berisi PJ jejaring atau
mengirimkan laporan via email ke Puskesmas Ngesrep dengan format yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Puskesmas Ngesrep
Sistem Pelaporan KIA
➢ Pelaporan bumil :

➢ Buku KIA → permohonan dari FKTP swasta untuk permintaan buku KIA per
pasien ke puskesmas
➢ Triple Eliminiasi (HbSAg, Sifilis, HIV) → Dilaporkan saat K1 agar terapi efisien
➢ Persalinan :

➢ Nifas :
Sistem Pelaporan
IMUNISASI
➢ Semua imunisasi dasar (program pemerintah) → form permintaan vaksin
➢ Monitoring cakupan imunisasi → laporan

➢ KIPI
Sistem Pelaporan
GIZI
➢ Rujukan dari jejaring untuk penatalaksanaan gizi buruk di puskesmas dan untuk
mendapatkan MP-ASI
➢ Gizi buruk dengan komplikasi yang ditemukan di jejaring → dirujuk ke RS dengan
berkoordinasi dengan puskesmas
➢ Usia balita wajib membawa buku KIA saat mengakses faskes, informasi tumbuh
kembang anak didapat dari KMS
PTM
➢ Screening
➢ Pelaporan manual Lb1 (data kesakitan)
Sistem Pelaporan
TBC
➢ Penegakan diagnosa TB → pemeriksaan sputum BTA dilakukan di puskesmas, bila
membutuhkan pemeriksaan foto thorax bisa dilakukan oleh FKTP swasta (dengan merujuk
ke faskes lanjutan)
➢ Obat paket TB DOTS diberikan oleh puskesmas
➢ Fasyankes Jejaring melakukan monitoring perkembangan penyakit dan pengobatan
Sistem Pelaporan
Sistem Pelaporan
ISPA
➢ Pelaporan manual dengan format keterangan

IMS
➢ Kasus fluor albus kecurigaan kasus IMS → pemeriksaan di puskesmas, terapi dilakukan oleh
dokter FKTP swasta
➢ Kasus HIV + langsung → ditatalaksana sesuai program HIV
➢ Puskesmas berkoordinasi dengan jejaring dalam pengelolaan dan monitoring perkembangan
pasien
Pembahasan
Berdasarkan Permenkes No. 43 Tahun 2019 pada pasal 58 dijelaskan bahwa dalam rangka mewujudkan
kerja Puskesmas yang sehat, Puskesmas didukung oleh jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
Puskesmas.

Jaringan

Jaringan pelayanan puskesmas berdasarkan Permenkes No.43 Tahun 2019 pasal 58 ayat 2 terdiri atas
puksesmas pembantu, puskesmas keliling dan praktik bidan desa.

Berdasarkan data Jaringan pada Puskesmas Ngesrep didapatkan → Tidak terdapat puskesmas pembantu,
praktik bidan desa, serta puskesmas keliling
Terdapat 1 buah mobil puskesmas keliling, namun hanya dikerahkan untuk kepentingan logistik maupun
transportasi dan tidak ada program tersendiri untuk puskesmas keliling
Pembahasan
Hal ini tidak menjadi masalah bagi pihak puskesmas dikarenakan cakupan puskesmas Ngesrep
terdiri dari 3 kelurahan yang masih dapat dijangkau dengan mudah oleh Puskesmas.
Berdasarkan Permenkes No. 43 tahun 2019 pasal 58 bahwa :
➢ Puskesmas pembantu didirikan dengan perbandingan 1 puskesmas pembantu untuk melayani 2
sampai 3 desa atau kelurahan → Puskesmas Ngesrep hanya mencakup 3 kelurahan yang
masih dapat dijangkau Puskesmas
➢ Untuk praktik bidan desa yang meliputi 1 wilayah desa dan dapat diperbantukan pada desa
yang tidak ada bidan → jejaring puskesmas ngesrep sudah mempunyai 5 bidan praktik
mandiri yang tersebar di 3 kelurahan tersebut
➢ Pukesmas keliling untuk meningkatkan jangkauan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang
belum terjangkau oleh pelayanan dalam gedung Puskesmas → Puskesmas Ngesrep memiliki
jejaring berupa klinik pratama, klinik utama, dan 9 praktik dokter mandiri
Pembahasan
Jejaring

Untuk data Jejaring pada Puskesmas Ngesrep didapatkan : 59 UKBM


(upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat), 1 klinik pratama, 1 klinik
utama, 1 laboratorium kesehatan, 5 bidan praktik mandiri, 9 dokter
praktik mandiri, 1 dokter gigi praktik mandiri, 1 dokter spesialis praktik
mandiri, 4 apotik, 1 optik, dan 1 UKS.
Pembahasan
JEJARING
1. UKBM Polindes (Pos Bersalin Desa) , Poskesdes (Pos Kesehatan Desa), Poskestren,
Posyandu Lansia (Pos Pelayanan Terpadu Usia Lanjut), Posbindu PTM (Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular ), Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu )
2. UKS wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan membentuk perilaku
hidup sehat bagi anak usia sekolah.
3. Klinik menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar dan/atau spesialistik, yang diselenggarakan oleh lebih dari satu
jenis tenaga kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis. Tenaga medis adalah
dokter, dokter spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis.
4. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pembahasan
5. Apotek adalah saranan pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktek kefarmasian oleh apoteker
6. Laboratorium Klinik pelayanan pemeriksaan specimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk
menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit, dan
pemulihan kesehatan
7. Tempat praktik mandiri Tenaga kesehatan memiliki kemampuan atau
kompetensi kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap professional untuk dapat menjalankan praktik. Setiap praktik
mandiri membutuhkan sertifikat kompetensi atau surat tanda terhadap
kompetensi tenaga kesehatan untuk dapat menjalankan praktik di
seluruh Indonesia setelah lulus uji Kompetensi.
Pembahasan
Sedangkan puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama dengan lebih mengutamakan upaya promotive dan preventif
di wilayah kerjanya
Masalah
Sistem pelaporan yang belum lengkap dari masing-masing jaringan dan jejaring, dimana pelaporan
hanya berupa jumlah kasus yang terdiri dari KIA, gizi, imunisasi, ISPA, dan PTM tiap bulannya serta
pelaporan TB dan IMS setiap kasus
Analisis Penyebab Masalah
Input

➢ Man : Kurangnya pemahaman SDM mengenai sistem pelaporan


jaringan dan jejaring puskesmas
➢ Money : Tidak ada masalah
➢ Methode : Tidak ada masalah
➢ Mechine : Tidak ada masalah
➢ Material : Data laporan jaringan dan jejaring puskesmas yang kurang
lengkap hanya jumlah kasus tanpa menyertakan data lengkap pasien
Analisis Penyebab Masalah
Proses

➢ P1 (Perencanaan) :
○ Tidak ada masalah (Terdapat pertemuan jejaring setiap tahunnya guna menjelaskan mengenai sistem
pelaporan)
➢ P2 (Pelaksanaan & Penggerakan) :
○ Pelaporan data yang hanya berupa jumlah kasus tanpa menyertakan kelengkapan data pasien
➢ P3 (Pengawasan, Pengendalian, penilaian):
○ Tidak ada masalah

Lingkungan
Tidak ada masalah
Analisis Penyebab Masalah
Man
Input Kurangnya pemahaman SDM mengenai sistem pelaporan
jaringan dan jejaring puskesmas
Method
T
Tidak ada masalah Material
Data laporan jaringan dan jejaring puskesmas yang kurang lengkap
hanya jumlah kasus tanpa menyertakan data lengkap pasien

Money
Tidak ada masalah Mechine
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah Sistem pelaporan
yang belum lengkap
P2 P1 dari masing-masing
Tidak ada jaringan dan jejaring,
Pelaporan data yang hanya berupa Tidak ada masalah
masalah dimana pelaporan
jumlah kasus tanpa menyertakan hanya berupa jumlah
kelengkapan data pasien P3 ada masalah
Tidak kasus yang terdiri dari
Tidak ada masalah KIA, gizi, imunisasi,
ISPA, dan PTM tiap
Proses Lingkungan bulannya serta
pelaporan TBdan IMS
setiap kasus
Rencana Intervensi
Masalah Strategi Program Kegiatan Tujuan Lokasi Sasaran Monitoring Pelaksana
Pemecahan Evaluasi
Masalah

SDM dari Pemberdayaan Memberikan Mengadakan Meningkatkan Lokasi : Mengevaluasi SDM


masing-masi SDM Puskesmas pelatihan pelatihan kualitas dan Puskesmas pemahaman pelaksana dan
kepada SDM kinerja SDM Ngesrep dan kinerja penanggung
ng jaringan
masing-masin penanggung jaringan dan Sasaran : SDM mengenai jawab
dan jejaring g SDM jawab jejaring penanggung sistem jaringan dan
yang kurang penanggung jaringan dan puskesmas jawab pelaporan jejaring
terlatih jawab jejaring Ngesrep pelaporan jaringan dan Puskesmas
jaringan dan Puskesmas dari masing- jejaring Ngesrep
dalam
jejaring Ngesrep masing Puskesmas
penyusunan Puskesmas mengenai jaringan dan Ngesrep
laporan Ngesrep penyusunan jejaring
laporan yang puskesmas
Penyelenggar
sesuai Ngesrep
a: Puskesmas
Ngesrep
ANGGARAN
PUSKESMAS NGESREP
Analisis Situasi
Data dasar
brdasarkan data sekunder, didapatkan bahwa sumber anggaran Puskesmas Ngesrep
berasal dari :
1. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD)
a. Dana gaji pegawai
b. Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
1. Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
Dana BOK (Bantuan Operasional Kesehatan) dialokasikan:
- 63% untuk UKM esensial
- 37% untuk COVID-19
1. Dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Seperti sumber dana lainnya yang berasal dari:
a. Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
- Kapitas (BPJS)
- Non kapitasi (Klaim Pasien Bersalin) : fasilitas RB PONED
a. Dana retribusi (sesuai PERDA)
b. Lain-lain
Pasal 13
Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara memperoleh kapitasi
sebesarRp.6.000,00 (enam ribu rupiah) apabila memiliki dokter paling sedikit
3 (tiga)orang dengan perbandingan 1 (satu) orang dokter berbanding dengan
palingbanyak 5.000 (lima ribu) Peserta, memiliki dokter gigi paling sedikit 1
(satu)orang, dan membuka waktu pelayanan 24 (dua puluh empat) jam
setiap hari

6000 x jumlah peserta puskesmas x 12 = dana kapitasi


Jumlah peserta BPJS Puskesmas Ngesrep = 1.151.174.550 : (6000 X 12)
= 15. 988 peserta
Pembahasan
1. Perincian sumber dana Puskesmas Ngesrep sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Pada Pasal 61 Ayat (1) disebutkan bahwa pendanaan di Puskesmas bersumber dari:
- Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD)
- Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
Dana APBN untuk bidang kesehatan yang digunakan adalah DAK Non Fisik yaitu BOK
Berpedoman pada:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDANG KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2021
- Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
Seperti dana BLUD kapitasi dan non-kapitasi, Prolanis, Jampersal, dana retribusi
Pembahasan
2. Puskesmas Ngesrep menerima sumber dana dari BLUD dan pelaksanaannya sesuai dengan PERATURAN
MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH Pasal 63, 64,65
Biaya BLUD merupakan:
a. Biaya operasional (mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD untuk menjalankan tugas dan
fungsi). Terdiri dari:
1. Biaya pelayanan : berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan. (biaya pegawai; biaya
bahan; biaya jasa pelayanan; biaya pemeliharaan; biaya barang dan jasa; dan biaya pelayanan
lain-lain)
2. Biaya umum dan administrasi : tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan (biaya
pegawai, biaya administrasi kantor, biaya pemeliharaan, biaya barang dan jasa, biaya promosi,
dan lain-lain)
a. Biaya non operasional (mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD untuk menunjang
pelaksanaan tugas dan fungsi), seperti:
biaya bunga, biaya administrasi bank, biaya kerugian penjualan aset tetap, biaya kerugian penurunan
nilai, biaya non operasional lainnya.
Pembahasan
3. Puskesmas Ngesrep melakukan evaluasi BLUD sesuai dengan
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007
TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN
LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 127
1. Evaluasi dan penilaian kinerja BLUD dilakukan setiap tahun oleh
kepala daerah dan/atau dewan pengawas
2. Bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan
BLUD sebagaimana ditetapkan dalam renstra bisnis (rencana
strategis bisnis) dan RBA (Rencana Bisnis dan Anggaran)
Pembahasan
4. Puskesmas mendapat sumber dana dari BOK dan seusai dengan PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN ALOKASI KHUSUS NON FISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 1 ayat 2
Bantuan Operasional Kesehatan yang selanjutnya disebut BOK adalah dana yang digunakan untuk meringankan
beban masyarakat terhadap pembiayaan bidang kesehatan, khususnya pelayanan di Pusat Kesehatan Masyarakat,
penurunan angka kematian ibu, angka kematian bayi, dan malnutrisi

Pasal 4 ayat 4
BOK Puskesmas diarahkan untuk mendukung operasional, yang meliputi:
a. Pelaksanaan derakan masyarakat hidup sehat di wilayah kerja
b. Kegiatan kesehatan masyarakat tingkat Puskesmas
c. Upaya deteksi dini, preventif, dan respon penyakit
d. Pemicuan sanitasi total berbasis masyarakat desa/kelurahan prioritas
e. Dukungan operasional UKM; dan
f. Penyediaan tenaga dengan perjanjian kerja
Pembahasan
5. Puskesmas mengalokasikan dan BOK sebesar 63% untuk UKM esensial dan 37%
untuk pencegahan dan penanggulangan COVID 19 sesuai dengan:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2021
TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN ALOKASI KHUSUS NON FISIK
BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2021

Pasal 5 ayat 2 dan 3


- BOK untuk UKM Esensial dialokasikan sebesar minimal 60% dari
masing-masing total pagu alokasi BOK provinsi, BOK kabupaten/kota, dan BOK
Puskesmas
- BOK untuk upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19 dialokasikan
sebesar 35% sampai dengan maksimal 40% dari masing-masing total pagu
alokasi BOK provinsi, BOK kabupaten/kota, dan BOK Puskesmas
Pembahasan
6. Semua transaksi penerimaan APBD adaah non tunai sesuai dengan Peraturan Walikota Semarang No.
53 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai
Pasal 3
Tujuan dalam pelaksanaan sistem transaksi non tunai adalah mewujudkan sistem penerimaan dan
pengeluaran APBD yang efektif, efisien, transparan, aman, dan memberikan manfaat yang baik sera
mendukung upaya pencegahan korupsi
Pasal 5
Setiap penerimaan pendapatan APBD wajib melalui sistem pembayaran non tunai. Penerimaan
Pendapatan sebagaimana dimaksud meliputi:
a. Pendapatan asli daerah
b. Dana Primbangan termasuk DAK
c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Pasal 8
Pengecualian transaksi non tunai seperti belanja honor narasumber dan tim diluar PNS Pemerintah
Kota Semarang; Pengeluaran belanja transport/ uang saku peserta kegitaan/ masyarakat; pengeluaran
BBM; perbaikan kendaraan dinas; pembayaran belanja makan dan minum untuk jamuan; pembayaran
belanja penambahan daya listrik; pembayaran belanja pajak kendaraan bermotor; dll harus tetap
diutamakan untuk dilakukan secara non tunai
Pembahasan
7. Puskesmas telah membuat rencana pelaksanaan kegiatan per tahun untuk monitoring kegiatan
sesuai dengan:
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2021 TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN ALOKASI KHUSUS NON FISIK BIDANG KESEHATAN TAHUN
ANGGARAN 2021
Pasal 10
Pengelolaan DAK Non fisik Bidang Kesehatan di daerah meliputi:
a. Pengusulan kegiatan
b. Penyusunan rencana kegiatan
c. Penganggaran
d. Pelaksanaan kegiatan
e. Pelaporan; dan
f. Pemantauan dan evaluasi
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 61 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TEKNIS
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH
Pasal 2 ayat 6
Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja BLUD disusun dan disajikan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja
pemerintah daerah
Pembahasan
8. Puskesmas menetapkan anggaran retribusi sesuai dengan
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 8 TAHUN 2010
TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

Meliputi: tarif pelayanan:


a. Rawat jalan
b. Tindakan medik
c. Tindakan medik gigi
d. Pemeriksaan Penunjang Medik
Masalah
Identifikasi Masalah
Tidak ditemukan masalah, manajemen keuangan telah dilakukan sesuai
dengan regulasi atau peraturan yang ada

Analisis Penyebab Masalah


Analisis penyebab masalh tidak dilakukan

Rencana Intervensi
Tidak dilakukan
UKM KESEHATAN KELUARGA
PUSKESMAS NGESREP
Kesehatan Ibu dan KB
Cakupan Capaian
Target Sasaran
No Indikator Target (a) Sasaran (b) Hasil (Hasil/ (Cakupan/
(a x b)
Sasaran) Target)
1 Jumlah K1 100% 489 489 489 100% 100%
2 Jumlah K4 100% 481 481 481 100% 100%
Jumlah Persalinan oleh tenaga
3 100% 460 460 460 100% 100%
kesehatan di Fasilitas kesehatan
4 Jumlah Kunjungan Ibu Nifas 95% 460 437 460 100% 105%
Jumlah Deteksi Faktor Risiko Pada Ibu
5 30% 489 146,7 200 41% 136%
Hamil
Jumlah Pendampingan Ibu Hamil
6 80% 128 102,4 128 100% 125%
RisikoTinggi
Jumlah Penanganan Komplikasi
7 100% 7 7 7 100% 100%
Obstetri sesuai standar
8 Jumlah Kematian Ibu 100% 0 0 0 100% 100%
9 Jumlah Pelayanan Peserta KB Aktif 70% 5375 3762,5 3707 69% 99%

10 Jumlah Pelayanan KB Pasca Salin 35% 460 161 322 70% 200%
Jumlah Pelayanan Peserta KB Aktif
11 12,5% 3762 470,25 116 3% 24,7%
dengan Efek Samping Obat
Jumlah Pelayanan Peserta KB Aktif
12 3,5% 3762 131,67 1 0,03% 0,76%
dengan Komplikasi
Kesehatan Anak Cakupan Capaian
Target Sasaran
No Indikator Target (a) Sasaran (b) Hasil (Hasil/ (Cakupan/
(a x b)
Sasaran) Target)
1 Jumlah KN 100% 447 447 447 100% 100%
2 Jumlah Kunjungan Bayi 100% 447 447 465 104% 104%
Jumlah Neonatus resiko tinggi /
3 15% 447 67,05 27 6% 40%
komplikasi yang ditangani
Cakupan bayi berat lahir rendah /
4 8,0% 447 35,76 28 6,3% 78%
BBLR yang ditangani
Jumlah kematian Bayi yang
5 100% 4 4 4 100% 100%
ditemukan
Jumlah yang di deteksi dan
6 stimulasi tumbuh kembangnya/
SDIDTK
a. Balita …………….. Anak 95% 2426 2304,7 2392 99% 104%
b. Anak prasekolah ………. Anak 88% 602 529,76 408 68% 77%

7 Sekolah SD/MI dengan dokter kecil 100% 10 10 4 40% 40%


Jumlah siswa SD kelas 1-6 yang
8 100% 2866 2866 2866 100% 100%
dijaring
jumlah pelayanan kesehatan
9 korban kekerasan thd perempuan 100% 1 1 1 100% 100%
dan anak
Kesehatan Remaja
Capaian
Target Sasaran Cakupan
No Indikator Target (a) Sasaran (b) Hasil (Cakupan/
(a x b) (Hasil/Sasaran)
Target)
Jumlah Siswa SLTP/MTs kelas
1 100% 290 290 290 100% 100%
7-9 yang diperiksa
Jumlah Remaja putri yang
2 80% 2283 1826,4 2102 92% 115%
mendapat tablet Fe
Jumlah Remaja yang
3 50% 4786 2393 2093 44% 87%
mendapatkan Penyuluhan
Jumlah remaja mendapatkan
4 10% 4788 478,8 205 4,3% 43%
konseling
Daftar Masalah
No Indikator Pencapaian Besarnya Masalah

Jumlah yang dideteksi dan stimulasi tumbuh kembangnya


1 77% 23%
/ SDIDTK pada anak prasekolah

2 Sekolah SD/MI dengan dokter kecil 40% 60%

3 Jumlah remaja yang mendapatkan penyuluhan 87% 13%

4 Jumlah remaja mendapatkan konseling 43% 57%


Prioritas Masalah
Kriteria
No Indikator NPD (A+B)xC NPT (A+B)xCxD Urutan
A B C D
Jumlah yang dideteksi dan
stimulasi tumbuh
1 1 8 3 1 27 27 III
kembangnya / SDIDTK
pada anak prasekolah
Sekolah SD/MI dengan
2 3 6 3 1 27 27 III
dokter kecil
Jumlah remaja yang
3 1 11 4 1 44 44 II
mendapatkan penyuluhan
Jumlah remaja
4 3 12 4 1 60 60 I
mendapatkan konseling
Analisis Penyebab Masalah
Input
Man : tidak ada masalah
Money : tidak ada masalah
Method : tidak ada masalah
Material : tidak ada masalah
Machine : tidak ada masalah

Proses
P1 (Perencanaan) : belum ada inovasi adaptasi program selama pandemi
P2 (Pelaksanaan & Penggerakan) : tidak ada masalah
P3 (Pengawasan, pengendalian, dan penilaian) : tidak ada masalah

Lingkungan
Pandemi COVID-19
Analisis Penyebab Masalah
Input

Man
Method
Tidak ada masalah
Tidak ada masalah

Material

Tidak ada masalah Jumlah remaja


Money yang
Tidak ada masalah Mechine mendapatkan
Tidak ada masalah konseling
reproduksi
hanya
P1
Belum ada inovasi untuk
Pandemi mencapai
P2 adaptasi program selama
pandemi COVID 19 43% dari
Tidak ada masalah
target
P3

Tidak ada masalah

Proses Lingkungan
Rencana Intervensi
Program
Monitoring dan
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana
Evaluasi
Masalah
1. Jumlah remaja Bina suasana Layanan • Pengenalan layanan Meningkatkan Lokasi : Monitoring : Puskesmas
yang kader konseling konseling online angka Media Pendataan Ngesrep
(WhatsApp dan telepon)
mendapatkan kesehatan online konseling online konseling setiap
kepada kader kesehatan
konseling hanya remaja dan remaja, kemudian kader remaja bulan
mencapai 43% menambah mengenalkan kepada melalui
dari target sistem remaja kemudahan Sasaran : Evaluasi : Evaluasi
konseling • Pembinaan materi konseling Kader angka konseling
melalui reproduksi singkat online kesehatan remaja setiap 3
kepada kader kesehatan
media online remaja untuk mendorong
remaja di bulan
remaja melakukan wilayah
konseling kerja
• Pembukaan layanan Puskesmas
konseling online selama Ngesrep
hari Senin-Jumat pukul
14.00-17.00 (diluar jam
kerja puskesmas)
UKM PROMOSI KESEHATAN
PUSKESMAS NGESREP
KAMPANYE PHBS – Pengkajian PHBS yang
dilakukan Puskesmas
Target Sasaran Cakupan Capaian
No Indikator Target (a) Sasaran (b) Hasil
(a x b) (Hasil/Sasaran) (Cakupan/Target)

1 Rumah Tangga 100% 150 150 150 100% 100%

2 Institusi Pendidikan 100% 13 13 13 100% 100%

3 Sarana Pelayanan Kesehatan 100% 6 6 11 183% 183%

Tempat-tempat Umum ( Tempat


4 100% 16 16 32 200% 200%
Ibadah, Ponpes,dll )
KAMPANYE PHBS – Intervensi PHBS yang dilakukan
Puskesmas
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Capaian
No Indikator Hasil
(a) (b) (a x b) (Hasil/Sasaran) (Cakupan/Target)

1 Rumah Tangga 100% 150 150 150 100% 100%

2 Institusi Pendidikan ( Sekolah, Madrasah ) 100% 13 13 21 162% 162%

Sarana Pelayanan Kesehatan ( RS, BP,


3 100% 6 6 11 183% 183%
Klinik 24 jam, BP gigi, dll )

Jumlah tempat-tempat Umum (Tempat


4 100% 32 32 32 100% 100%
Ibadah, warung, Ponpes,dll)
PENYULUHAN PROGRAM KESEHATAN – Jumlah
Kegiatan Penyuluhan di Puskesmas dan Jaringannya
Cakupan
Sasaran Target Sasaran Capaian
No Indikator Target (a) Hasil (Hasil/
(b) (a x b) (Cakupan/Target)
Sasaran)

1 jumlah penyuluhan individu 100% 120 120 190 158% 158%

2 jumlah kunjungan rumah 100% 120 120 190 158% 158%

3 jumlah penyuluhan kelompok 100% 60 60 166 277% 277%

Pembuatan iklan layanan masyarakat


4 100% 1 1 1 100% 100%
melalui Film Pendek
Analisis Penyebab Masalah
Input
Man : tidak ada masalah
Money : tidak ada masalah
Method : tidak ada masalah
Material : tidak ada masalah
Machine : tidak ada masalah

Proses
P1 (Perencanaan) : tidak ada masalah
P2 (Pelaksanaan & Penggerakan) : tidak ada masalah
P3 (Pengawasan, pengendalian, dan penilaian) : tidak ada masalah

Lingkungan
Tidak ada masalah
UKM KESEHATAN LINGKUNGAN
PUSKESMAS NGESREP
Pengawasan dan Pengendalian Kualitas Air
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Jumlah sampel air bersih/ air minum yang
70% 54 37,8 52 96% 138%
diambil dan diperiksa
Jumlah sampel air bersih/ air minum yang tidak
100% 3 3 3 100% 100%
memenuhi syarat dan dilakukan intervensi
Jumlah sampel mak/ min yang diperiksa 70% 4 2,8 4 100% 143%
Jumlah sampel mak/ min yang tidak memenuhi
100% 1 1 1 100% 100%
syarat kesehatan dan dilakukan intervensi
Pengawasan dan Pengendalian Penyehatan
Lingkungan Pemukiman
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Jumlah rumah yang diperiksa 30% 6267 1880,1 1650 26% 88%
Jumlah rumah diperiksa yang tidak memenuhi
100% 32 32 32 100% 100%
syarat dan dilakukan intervensi
Jumlah rumah yang diperiksa SABnya, yang tidak
100% 14 14 14 100% 100%
memenuhi syarat dan dilakukan intervensi
Jumlah rumah yang diperiksa jambannya, yang
100% 3 3 3 100% 100%
tidak memenuhi syarat dan dilakukan intervensi
Jumlah rumah yang diperiksa sampahnya, yang
100% 8 8 8 100% 100%
tidak memenuhi syarat dan dilakukan intervensi
Jumlah rumah yang diperiksa limbahnya, yang
100% 7 7 7 100% 100%
tidak memenuhi syarat dan dilakukan intervensi
Pembinaan Penyehatan Lingkungan Sehat
1) Pengelolaan Sampah di Puskesmas
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Adanya kegiatan komposting di puskesmas 100% 12 12 12 100% 100%

2) Klinik Sanitasi
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Adanya rujukan pasien penderita penyakit
100% 21 21 21 100% 100%
berbasis lingkungan dari BP
Adanya konseling dari petugas Penyehatan
Lingkungan di puskesmas kepada pasien rujukan 100% 21 21 21 100% 100%
dari BP
Kunjungan rumah terhadap pasien yang sudah
30% 21 6,3 10 48% 159%
dikonseling
Pembinaan Penyehatan Lingkungan Sehat
3) Pemantauan Kualitas Air Limbah
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
SWA pantau limbah cair 100% 312 312 312 100% 100%
Adanya kegiatan uji kualitas limbah cair 100% 12 12 12 100% 100%

4) Pemanfaatan Sanitarian Kit


Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Adanya kegiatan pemantauan kualitas
100% 66 66 66 100% 100%
lingkungan dengan mengguanakan sanitarian kit
Pembinaan Penyehatan Lingkungan Sehat
5) Aplikasi Si Kempling
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Pendataan 5 Pilar STBM dengan aplikasi Si
100% 1880 1880 381 20% 20%
Kempling
Daftar Masalah
No Indikator Pencapaian Besar Masalah
Jumlah rumah yang diperiksa pada Pengawasan dan
1 88% 12%
Pengendalian Penyehatan Lingkungan Pemukiman
2 Pendataan 5 Pilar STBM dengan aplikasi Si Kempling 20% 80%
Prioritas Masalah
Kriteria NPD NPT
No Indikator Urutan
A B C D (A+B)xC (A+B)xCxD
Jumlah rumah yang diperiksa pada
1 Pengawasan dan Pengendalian Penyehatan 1 5,4 3,2 1 20,5 20,5 2
Lingkungan Pemukiman
Pendataan 5 Pilar STBM dengan aplikasi Si
2 2 6,6 3,8 1 32,68 32,68 1
Kempling
Analisis Penyebab Masalah
Input
Man : hanya ada 1 petugas yang melakukan pendataan
Money : tidak ada masalah
Method : tidak ada masalah
Material : tidak ada masalah
Machine : tidak ada masalah

Proses
P1 (Perencanaan) : tidak ada masalah
P2 (Pelaksanaan & Penggerakan) : kondisi pandemi COVID-19 menyebabkan adanya batasan kunjungan ke
rumah warga sehingga pendataan 5 pilar STBM dengan aplikasi Si Kempling menjadi kurang optimal
P3 (Pengawasan, pengendalian, dan penilaian) : tidak ada masalah

Lingkungan
Tidak ada masalah
Analisis Penyebab Masalah
Input

Man : hanya ada 1


petugas pendataan
Method : tidak ada masalah
hanya
Material : tidak ada masalah Pencapaian
pendataan 5 Pilar
Money : tidak ada
Machine : tidak ada STBM dengan
masalah
masalah aplikasi Si
Kempling ialah
20% , sehingga
P2 : kondisi pandemi COVID-19 belum mencapai
P1 : tidak ada
Tidak ada target
menyebabkan adanya batasan kunjungan masalah
masalah
ke rumah warga

P3 : tidak ada masalah

Proses Lingkungan
Rencana Intervensi
Program
Monitoring &
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana
Evaluasi
Masalah
Pendataan 5 Pemberdayaan Pengisian Survei & Mengoptimalkan Kepala Monitoring: SDM UKM
Pilar STBM Masyarakat kuesioner pendataan & keluarga yang Pemantauan kesehatan
dengan aplikasi online melalui mempermudah berada di pendataan 5 lingkungan
Si Kempling kuesioner pendataan 5 pilar wilayah kerja pilar STBM Puskesmas
hanya online serta STBM Puskesmas Ngesrep
mencapai 20% dilanjutkan Ngesrep
(belum monitoring Evaluasi:
mencapai dengan Meningkatnya
target) melampirkan cakupan
dokumentasi pendataan 5
pilar STBM
UKM GIZI
PUSKESMAS NGESREP
Pemantauan Balita dan Ibu Hamil

Target Capaian
Target Sasara Cakupan
No Indikator Sasaran (a x Hasil (Cakupan/Targe
(a) n (b) (Hasil/Sasaran)
b) t)
Jumlah balita yang naik berat
1 89.4% 7580 6776.5 6380 84% 94%
badannya
Jumlah balita gizi buruk yang
2 2.5% 2568 64.2 8 0% 12%
ditemukan (BB/U)
Jumlah baduta stunting yang
3 16.6% 1274 211.5 43 3.4% 20%
ditemukan (TB/U)
Jumlah pelacakan gizi buruk (Juml
4 100% 8 8 8 100% 100%
BB/U dilacak)
5 Jumlah Ibu hamil KEK 5.2% 484 25.2 39 8% 155%
Pelayanan Gizi pada Masyarakat

Target Cakupan Capaian


Target Sasaran
No Indikator Sasaran (a x Hasil (Hasil/Sasara (Cakupan/Targ
(a) (b)
b) n) et)
Jumlah bufas mendapat vitamin A
1 94.0% 432.4 100% 106%
2 kapsul 460 460
Jumlah bumil yang mendapat 90
2 97.40% 468.5 100% 103%
tablet Fe 481 481
3 Jumlah bumil yang diperiksa Hb 100% 489 489 489 100% 100%
Jumlah BGM gakin (6-24 bl)
4 80% 7 5.6 100% 125%
mendapat MP-ASI 7
Jumlah gizi buruk mendapat
5 100% 2 100% 100%
perawatan 2 2
6 Pemantauan gizi buruk di RS 100% 2 2 2 100% 100%
7 Jumlah bumil KEK yang ditangani 100% 39 39 39 100% 100%
Penyelidikan Epidemiologi

Target Cakupan Capaian


Target Sasaran
No Indikator Sasaran (a x Hasil (Hasil/Sasaran (Cakupan/Targe
(a) (b)
b) ) t)

1 Pemantauan Status Gizi 100% 2568 2568 1005 100% 100%


Pemantauan Konsumsi Garam
2 98.2% 21 20.6 42 200% 204%
Beryodium
3 Kadarzi 82% 21 17.2 42 200% 244%
ASI Eksklusif

Target Cakupan Capaian


Targe Sasaran
No Indikator Sasaran (a x Hasil (Hasil/Sasaran (Cakupan/Targe
t (a) (b)
b) ) t)

80.5
1 Promosi ASI Eksklusif 691 556.3 839 121% 150.8%
%
65.4
2 Cakupan ASI Eksklusif 504 329.6 263 52% 80%
%
BESAR MASALAH

No. Indikator Pencapaian Besar Masalah


1 Cakupan ASI Eksklusif 80% 20%
ANALISIS PENYEBAB
MASALAH
ANALISIS FISHBONE
Input

Man

Tidak ada masalah


Method

Tidak ada masalah


Material

Tidak ada masalah


Money

Tidak ada masalah Machine Pencapaian


Tidak ada masalah program cakupan
ASI eksklusif
hanay 80% dari
P1 target

P2 Tidak ada masalah Lonjakan kasus COVID-19

Tidak ada masalah Poduksi ASI ibu menurun dan ibu


P3 bekerja sehingga tidak ada waktu
menyusui sehingga bayi drop-out
Tidak ada masalah

Proses Lingkungan
RENCANA INTERVENSI
Program
Lokasi & Monitoring
Masalah Strategi pemecahan Kegiatan Tujuan Pelaksana
sasaran & evaluasi
masalah
Pencapai Pember SUSIGA Membentuk Meningk Lokasi : Monitoring Petugas
an dayaan BUHASI kelompok edukasi atkan Wilayah setiap gizi
program masyar (Suami mengenai ASI cakupan kerja bulan Puskesmas
cakupan akat. Siaga Ibu eksklusif yang ASI Puskesmas melalui kuis Ngesrep.
ASI Bahagia mencakup suami eksklusif Ngesrep. yang
eksklusif Meng-ASI-hi dan istri yang pada dilaksanak
hanya ). sedang bayi usia Sasaran : an di dalam
80% dari mengandung dan 0-6 Suami istri grup WA.
target. yang memiliki bayi bulan. yang sedang
berusia 0-6 bulan. mengandung
Dibuat sebuah dan yang
grup WA untuk memiliki bayi
diadakan diskusi, 0-6 bulan.
sharing, dan
edukasi rutin
mengenai ASI
eksklusif.
UKM P2P
PUSKESMAS NGESREP
Pelayanan Imunisasi
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil (cakupan/targ
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran)
et)
DPT-HB3-HiB 3 95% 504 478,8 506 100% 106%
Campak (Measles Rubella) 95% 504 478,8 504 100% 105%
Polio 4 95% 504 478,8 506 100% 106%
DT pada murid SD/ SDLB/ SLB/ MI Kelas 1 98% 483 473,34 481 100% 102%
Campak pada murid SD/ SDLB/ SLB/ MI
98% 483 473,34 482 100% 102%
Kelas 1
Td pada murid SD/ SDLB/ SLB/ MI Kelas 2 98% 467 457,66 464 99% 101%
Td pada murid SD/ SDLB/ SLB/ MI Kelas 5 98% 507 496,86 505 100% 102%
TD bumil lengkap 80% 489 391,2 379 78% 97%
HB0 95% 504 478,8 506 100% 106%
Tingkat kelengkapan prasarana medis 100% 4 4 4 100% 100%
Pengamatan Epidemiologi
Target
Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Sasaran
Indikator Hasil
(hasil/sasara (cakupan/tar
(a) (b) (axb)
n) get)
Grafik mingguan penyakit potensial 100% 52 52 52 100% 100%
Tindak lanjut penanggulangan KLB
100% 1 1 1 100% 100%
PD3I dan keracunan makanan
Pemantauan wilayah setempat
100% 1 1 1 100% 100%
imunisasi
Penemuan kasus AFP 100% 1 1 1 100% 100%
Kelengkapan laporan:
a. harian / W-1 100% 52 52 52 100% 100%
b. mingguan / W-2 100% 52 52 52 100% 100%
c. bulanan / C-1 100% 12 12 12 100% 100%
Ketepatan laporan:
a. harian / W-1 100% 52 52 52 100% 100%
b. mingguan / W-2 100% 52 52 52 100% 100%
c. bulanan / C-1 100% 12 12 12 100% 100%
P2B2 (Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang)
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil (cakupan/targ
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran)
et)
Pelaksanaan PE semua kasus DD 100% 48 48 54 113% 113%
Ketepatan laporan PE DD (<24 jam) 100% 48 48 49 102% 102%
Penyelidikan epidemiologi (PE) penyakit
95% 14 13 14 100% 105%
DBD
Ketepatan laporan PE DBD (<24 jam,
90% 14 13 13 93% 103%
>24-48 jam, >48 jam)
PE penyakit Leptospirosis/ suspek AI/
suspek chikungunya/ penyakit bersumber 95% 2 2 2 100% 105%
binatang
Pemberantasan Penyakit: Diare dan ISPA
Target
Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Sasaran
Indikator Hasil
(hasil/sasara (cakupan/tar
(a) (b) (axb)
n) get)
Penemuan penderita diare 70% 908 635,6 383 42% 60%
Cakupan balita dengan pneumonia
60% 257 154,2 20 8% 13%
yang ditangani
Pemberantasan Penyakit: Kusta
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Cakupan kusta yang selesai pengobatan 0% 0 0 0 100% 100%

Pemberantasan Penyakit: Hepatitis


Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Cakupan bumil yang dites HBS Ag 100% 489 489 454 93% 93%
Cakupan bayi yang mendapat HBIG 100% 4 4 4 100% 100%
PPTB (Program Penanggulangan TB)
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil (cakupan/targ
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran)
et)
Cakupan pengobatan semua kasus TB yang
90% 99 89,1 40 40% 45%
diobati (CDR)
Tren peningkatan angka notifikasi semua
kasus TB yang diobati (CNR) per 100.000 100% 276 276 111 40% 40%
penduduk
Angka keberhasilan pengobatan pasien TB
90% 40 36 38 95% 106%
semua kasus (TSR)
Cakupan penemuan kasus TB resisten obat
70% 0 0 0 100% 143%
(TSR-RO)
Angka keberhasilan pengobatan TB
75% 1 0,75 1 100% 133%
resisten obat (TSR TB-RO)
Persentase pasien TB yang mengetahui
80% 40 32 40 100% 125%
status HIV
IMS, HIV, dan AIDS
Target
Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Sasaran
Indikator Hasil
(hasil/sasara (cakupan/tar
(a) (b) (axb)
n) get)
Cakupan bumil yang dites sifilis 100% 489 489 465 95% 95%
Cakupan kasus IMS yang diobati 100% 9 9 9 100% 100%
Cakupan IMS yang dites HIV 100% 9 9 9 100% 100%
Ibu hamil yang dites HIV dan tahu
100% 489 489 465 95% 95%
hasilnya
Jumlah klien yang dites HIV 100% 785 785 747 95% 95%
Jumlah klien positif HIV yang dirujuk
100% 7 7 7 100% 100%
ke layanan PDP
Cakupan HIV positif yang diskrining
100% 7 7 7 100% 100%
gejala TB
Penyakit Tidak menular
Target Sasaran Target Sasaran Cakupan Pencapaian
Indikator Hasil
(a) (b) (axb) (hasil/sasaran) (cakupan/target)
Jumlah penderita hipertensi 100% 5886 5886 3664 62% 62%
Jumlah pasien DM 100% 822 822 467 57% 57%
Kelengkapan laporan PTM 100% 12 12 12 100% 100%
Ketepatan laporan PTM 100% 12 12 12 100% 100%
Jumlah pasien gangguan jiwa yang dilayani di
100% 84 84 82 98% 98%
puskesmas
Daftar Masalah
No Indikator Pencapaian Besar Masalah
1 TD bumil lengkap 97% 3%
2 Penemuan penderita diare 60% 40%
Cakupan balita dengan pneumonia yang
3 13% 87%
ditangani
Cakupan pengobatan semua kasus TB yang
4 45% 55%
diobati (CDR)
Tren peningkatan angka notifikasi semua
5 kasus TB yang diobati (CNR) per 100.000 40% 60%
penduduk
6 Cakupan ibu hamil yang dites sifilis 95% 5%
7 Ibu hamil yang dites HIV dan tahu hasilnya 95% 5%
8 Jumlah penderita hipertensi 62% 38%
9 Jumlah penderita DM 57% 43%
Jumlah pasien gangguan jiwa yang dilayani
10 98% 2%
di puskesmas
11 Jumlah klien yang dites HIV 95% 5%
12 Cakupan bumil yang dites HBS Ag 93% 7%
Prioritas Masalah
Kriteria NPD NPT
No Indikator Urutan
A B C D (A+B)xC (A+B)xCxD
1 TD bumil lengkap 1 8,2 3,2 1 29,44 29,44 8
2 Penemuan penderita diare 3 11,8 2,8 1 41,44 41,44 3
Cakupan balita dengan pneumonia yang
3 5 8,8 2,2 1 30,36 30,36 7
ditangani
Cakupan pengobatan semua kasus TB yang
4 4 12,2 3,2 1 51,84 51,84 2
diobati (CDR)
Tren peningkatan angka notifikasi semua
5 kasus TB yang diobati (CNR) per 100.000 4 12,6 3,2 1 53,12 53,12 1
penduduk
6 Cakupan ibu hamil yang dites sifilis 1 7,2 2,6 1 21,32 21,32 11
7 Ibu hamil yang dites HIV dan tahu hasilnya 1 7,6 2,6 1 22,36 22,36 9
8 Jumlah penderita hipertensi 3 11,2 2,8 1 39,76 39,76 4
9 Jumlah penderita DM 3 11,2 2,8 1 39,76 39,76 4
Jumlah pasien gangguan jiwa yang dilayani
10 1 3,4 2,2 1 9,68 9,68 12
di puskesmas
11 Jumlah klien yang dites HIV 1 8,8 2,2 1 21,56 21,56 10
12 Cakupan bumil yang dites HBS Ag 1 9,2 3,4 1 34,68 34,68 6
Analisis Penyebab Masalah
Input
Man : tidak ada masalah
Money : tidak ada masalah
Method : tidak ada masalah
Material : tidak ada masalah
Machine : tidak ada masalah

Proses
P1 (Perencanaan) : tidak ada masalah
P2 (Pelaksanaan & Penggerakan) : kondisi pandemi COVID-19 menjadi hambatan untuk kegiatan kader dan penelusuran kasus positif TB
P3 (Pengawasan, pengendalian, dan penilaian) : tidak ada masalah

Lingkungan
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya deteksi & pengobatan TB
Stigma negatif masih melekat pada penderita TB dan adanya rasa takut dikucilkan bila menderita TB
Analisis Penyebab Masalah
Input

Man : tidak ada


masalah
Method : tidak ada masalah

Material : tidak ada masalah


Pencapaian
Money : tidak ada peningkatan
masalah Machine : tidak ada angka notifikasi
masalah
kasus TB ialah
40% , sehingga
belum mencapai
P3 : tidak ada masalah
• Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai target
pentingnya deteksi & pengobatan TB
• Stigma negatif masih melekat pada penderita TB
P2 : kondisi pandemi COVID-19
(malu, menganggap aib) dan adanya rasa takut
menjadi hambatan untuk kegiatan kader
dikucilkan bila menderita TB.
dan penelusuran kasus positif TB
P1 : tidak ada
masalah
Lingkungan
Proses
Rencana Intervensi
Program
Monitoring &
No Masalah Strategi Pemecahan Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana
Evaluasi
Masalah
Peningkatan Bina suasana Penyediaan - Menyediakan layanan - Meningkatkan Masyarakat - Pemantauan Petugas
angka publik telemedicine konsultasi dan kemauan di wilayah peningkatan UKM P2P
notifikasi kasus untuk pelaporan pelaporan terduga TB masyarakat untuk kerja angka notifikasi Puskesmas
TB hanya terduga TB dari secara daring untuk lapor & periksa ke Puskesmas kasus TB, Ngesrep
mencapai 40% masyarakat memepermudah puskesmas bila Ngesrep - Pemahaman
(belum secara mandiri masyarakat dalam mengalami gejala masyarakat
mencapai dan edukasi menjangkau pelayanan TB sehingga terkait
target) mengenai TB kesehatan. Hal ini juga dapat dilakukan pentingnya
diharapkan dapat tatalaksana yang deteksi &
memudahkan petugas tepat pengobatan TB
yankes untuk - Adanya
investigasi/ penjaringan partisipasi aktif
kasus TB dari masyarakat
- Pembagian informasi dalam upaya
melalui media sosial promotif &
terkait TB seperti poster preventif TB
edukasi pencegahan &
penanggulangan TB

Anda mungkin juga menyukai