Kepada Yth,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Serambi Mekkah
DI_
Tempat
Dengan Hormat
Nama : Hurmia
NPM : 1316010130
Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)
Dengan ini saya bermaksud mengajukan judul skripsi sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Strata (S-1) di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Serambi Mekkah.
Demikian judul ini saya ajukan, semoga salah satu dari judul ini dapat
diterima untuk pembuatan skripsi saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih
penyususn
Hurmia
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN
LAMA PENGGUNAAN KB AKDR DI WILAYAH PUSKESMAS
CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2017
menggembirakan demikian juga dalam masa yang akan datang tanpa adanya
puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun
yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf
hidup warga negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar laju
strategi dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2003
1,49% pertahun dari 2,34% pada tahun 1970 sampai 1980, serta telah mampu
menurunkan rata-rata angka kelahiran atau TFR dari 5,6% anak per wanita usia
subur (WUS) pada tahun 1970 menjadi 2,6% anak per WUS tahun 2002 sampai
2003. Program KB pada tahun 2004 dinilai berjalan lamban sehingga angka
antara lain praktis dan ekonomis, tidak harus mengingat seperti minum pil, tidak
ada efek sistemik, mencegah kehamilan dalam jangka panjang (BKKBN, 2000).
adalah suntik sebanyak 356,532 orang (51,84%) pil paling banyak 211.220 orang
(30,71%), kondom sebanyak 54,875 orang (8,56%), AKDR sebanyak 30,455
orang (4,43%), implant sebanyak 24.924 orang (3,62%), MOW sebanyak 5.357
orang (0,78%), dan MOP sebanyak 352 orang (0,05%) (BKKBN, 2011).
urutan keempat dari ketujuh jenis alat kontrasepsi yaitu seperti suntuk, pil,
kondom yang banyak diminati oleh pasangan usia subur dan wanita usia subur
dibandingkan dengan AKDR, implant, MOW, dan MOP yang kurang diminati
dan dapat dipakai 5-10 tahun. AKDR merupakan metode kontrasepsi yang sangat
efektif dengan 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan atau satu kegagalan dalam 125-
170 kehamilan dan AKDR dapat segera efektif setelah pemasangan (Pinem,
2009).
Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang menggunkan
menghindari terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang yaitu
dan nilai-nilai), faktor pemungkin (sarana dan prasarana, fasilitas kesehatan) dan
faktor penguat (peran suami, tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku
petugas kesehatan). Berdasarkan teori Lawrence Green untuk penelitian ini yang
kepercayaan/nilai-nilai.
penelitian yang telah dilakukan oeh Imroni, Fajar, dan febry (2009) di Desa Parit
kecamatan Indralaya Utara melaporkan bahwa pengguna AKDR 59,8% ibu yang
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi; 51,7% ibu yang mempunyai sikap
positif, sedangkan 48,3% ibu lainya mempunyai sikap yang negatif; 55,2% suami
berperan dalam penggunaan KB pada ibu, sedangkan 44,8% suami lainnya tidak
faktor pengetahuan ibu dan faktor sikap ibu mempunyai hubungan dalam
pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang
2.2.2 Kenapa WUS dan PUS tidak mau menggunakan AKDR untuk membatasi
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
AKDR.
b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan penggunaan KB AKDR.
A. Manfaat Penelitian
1. Institusi Pendidikan
3. Praktis
nilai-nilai), faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dan faktor penguat (peran
suami, tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas kesehatan)
adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel
1.7.1 Populasi
1.7.2 Sampel
total Sampling,
sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH PUSKESMAS
CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2017
setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang di harapkan adalah
lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang
cukup. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak
karena calon ibu dan bayi yang akan di kandungnya membutuhkan gizi yang
angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka
kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup, Masalah yang dihadapi
oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevelensi anemia ibu hamil yaitu
50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan Zat besi yang
wilayah jawa dan bali (66,7%) dan di daerah pedesaan (58,6%). Menurut umur
kematian yaitu 79,4% adalah angka kematian neonatal yaitu pada usia 0-7 hari
dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari. Penyebab kematian menunjukkan bahwa
proposi penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-7 hari tertinggi adalah
prematur dan berat badan lahir rendah (35%), kemudian lahir asfiksia 33,6%
pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar propinsi
dengan variasi yang sangat besar yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai
103 per 1.000 kelahiran hidup (terendah). Sekitar 57% kematian bayi terjadi pada
bayi umur di bawah 1 bulan dan utamnya di sebabkan oleh gangguan perinatal
Pemantaun kesehatan dan status gizi ibu hamil baik pada awal kehamilan
dan selama masa kehamilan merupakan upaya pendekatan yang potensial dalam
dukun (>60%). Semetara lebih dari 60% bidan di desas-desa masih memerlukan
tinggi sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal dapat
adanya paritas dan usia ibu. Usia ibu berat kaitannya dengan berat bayi lahir.
melahirkan bayi BBLR yaitu 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan
pada wanita yang cukup umur, faktor usia ibu antara kurang dari 20 tahun dan
usia lebih dari 35 tahun penyebab Asphyxia neonatorum. Pada umur yang masih
muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum
optimal sehingga dapat mempengaruhi organ janin dalam rahim. Selain itu emosi
dan kejiwaan belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut
wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan
terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang atau melintang
(Setianingrum, 2005). Paritas antara 1 dan > 4 memiliki resiko 2,3 kali lebih besar
resiko adalah anak pertama dan persalinan anak keempat atau lebih karena pada
anak pertama adanya kekakuan dari otot atau cervik yang kaku memberikan tahan
yang jauh lebih besar dan dapat memperpanjang persalinan sedangkan pada anak
keempat atau lebih adanya kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang
janin berkurang, dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalan sudah
dengan BBLR adalah dari faktor risiko dari ibu diantaranya umur ibu saat hamil,
jumlah paritas ibu, jarak kehamilan, pekerjaan, status gizi ibu, dll. Jumlah paritas
yang tinggi berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR karena perubahan
pada bentuk uterus akibat kehamilan berulang, sehingga terjadi kerusakan
pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi kejanin, yang
1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan usia ibu dalam kehamilan dengan kejadian
1.4.1 Sebagai bahan masukan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian
1.4.2 Sebagai bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit sehingga dapat
kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka
1.4.3 Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi
Umur Ibu
Paritas
Berat bayi lahir
Rendah (BBLR)
Jarak Kehamilan
Pekerjaan
1.7.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Semua bayi yang lahir dengan berat
badan rendah
1.7.2 Sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Semua bayi yang lahir
sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA
DALAM MENGENDALIKAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2017
(Depkes RI, 2003). Pada tahun 2006 terdapat 19 juta jiwa lansia dengan usia
harapan hidup 66.2 tahun, pada tahun 2009 terdapat 19.32 juta jiwa (8.37 % dari
total penduduk). Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia mencapai 29 juta
jiwa dengan usia harapan hidup mencapai 71.1 tahun (Depsos RI, 2009).
Biro Pusat Statistik (BPS) (2010), melaporkan lanjut usia di DKI pada
tahun 2009 berjumlah 693.465 jiwa (7.0% dari total penduduk). Di Jakarta Utara
pada tahun 2010 jumlah lanjut usia presentasinya 297.749 jiwa (24.7% dari total
penduduk).
akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang
hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi
sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau kurang dari 90 mmHg
yang memberi gejala yang berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner
(Kellicker, 2010).
1.4.2.3 Menambah bahan informasi yang dapat dijadikan bahan refensi bagi
Dukungan Instrumental
1.7.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada Di Wilayah
1.7.2 Sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang ada Di Wilayah
sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI,. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia
Subur (WUS). direktorat Gizi Masyarakat dan Binkesmas, Jakarta.
Depkes, RI, 2004. Profil Kesehatan indonesia Sehat. Menuju Indonesia Sehat
2010.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2004.pdf.
Depkes RI. (2012). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Usaid : Jakarta
Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Cv. Trans
Info Media: Jakarta