Anda di halaman 1dari 20

Banda Aceh 20 Maret 2017

Kepada Yth,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Serambi Mekkah
DI_
Tempat

Dengan Hormat

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hurmia
NPM : 1316010130
Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan (AKK)

Dengan ini saya bermaksud mengajukan judul skripsi sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Strata (S-1) di Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Serambi Mekkah.

Adapun judul yang saya ajukan adalah :

1. Faktor-Faktor Predisposisi Yang Berhubungan Dengan Lama Penggunaan


KB AKDR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir


Rendah (BBLR) Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee
Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017Kota Banda Tahun 2017

3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalam


Mengendalikan Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan
Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

Demikian judul ini saya ajukan, semoga salah satu dari judul ini dapat
diterima untuk pembuatan skripsi saya, atas perhatiannya saya ucapkan terima
kasih
penyususn

Hurmia
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI YANG BERHUBUNGAN DENGAN
LAMA PENGGUNAAN KB AKDR DI WILAYAH PUSKESMAS
CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2017

1.1 Latar Belakang

Perkembangan laju peningkatan penduduk di dunia dewasa ini tidak

menggembirakan demikian juga dalam masa yang akan datang tanpa adanya

usaha-usaha pembangunan di segala bidang yang telah dilaksanakan dengan

maksimal tidaklah berfaedah. Pertumbuhan penduduk Indonesia cenderung

mengalami peningkatan tiap tahunnya, jumlah penduduk Indonesia selama dua

puluh lima tahun mendatang terus meningkat yaitu dari 238,5 juta pada tahun

2010 menjadi 305,6 juta (Bappenas, 2013).

Sensus penduduk yang dilakukan pada tahun 2010 diketahui bahwa

jumlah penduduk Indonesia sebesar 237.641.326 orang, yang terdiri atas

119.630.913 penduduk laki-laki dan 118,010.413 penduduk perempuan. Jumlah

penduduk indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,49% pertahun dari jumlah

penduduk di tahun sebelumnya (Profil Kesehatan Indonesia, 2010).

Pertumbuhan penduduk yang tinggi sudah tentu menimbulkan masalah

yang rumit bagi pemerintah dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan taraf

hidup warga negaranya. Untuk mengendalikan jumlah penduduk yang besar laju

pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, pemerintah mencanangkan suatu

Program Keluarga Berencana (KB) nasiona. Program KB nasional merupakan


program pembangunan sosial dasar yang sangat penting artinya bagi

pembangunan nasional dan kemajuan bangsa (BKKBN, 2008).

Menurut Suratun (2008) program KB sebagai salah satu kebijakan

pemerintahan dalam bidang kependudukan memiliki implikasi yang tinggi

terhadap pembangunan kesehatan, oleh sebab itu program KB memiliki posisi

strategi dalam upaya pengendalian laju pertumbuhan penduduk. Pada tahun 2003

pogram KB telah sukses mengendalikan laju dan pertumbuhan penduduk menjadi

1,49% pertahun dari 2,34% pada tahun 1970 sampai 1980, serta telah mampu

menurunkan rata-rata angka kelahiran atau TFR dari 5,6% anak per wanita usia

subur (WUS) pada tahun 1970 menjadi 2,6% anak per WUS tahun 2002 sampai

2003. Program KB pada tahun 2004 dinilai berjalan lamban sehingga angka

kelahiran mencapai 4,5 juta per tahun (BKKBN, 2011).

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dapat diterima masyarakat dunia,

termasuk Indonesia dan menempati urutan ke-3 dalam pemakaian. Efektivitas

pemakaian AKDR cukup tinggi yaitu mencapai 0,6–0,8 kehamilan/100

perempuan dalam 1 tahun pertama. Kontrasepsi AKDR pada 2 tahun terakhir

menempati posisi paling tinggi diantara metode kontrasepsi jangka panjang

khususnya yang non hormonal. Kontrasepsi AKDR mempunyai kelebihan

antara lain praktis dan ekonomis, tidak harus mengingat seperti minum pil, tidak

ada efek sistemik, mencegah kehamilan dalam jangka panjang (BKKBN, 2000).

Jumlah peserta KB baru di Indonesia secara nasional pada Agustus 2011

sebanyak 687.715 orang. Metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan

adalah suntik sebanyak 356,532 orang (51,84%) pil paling banyak 211.220 orang
(30,71%), kondom sebanyak 54,875 orang (8,56%), AKDR sebanyak 30,455

orang (4,43%), implant sebanyak 24.924 orang (3,62%), MOW sebanyak 5.357

orang (0,78%), dan MOP sebanyak 352 orang (0,05%) (BKKBN, 2011).

Berdasarkan data BKKBN (2011) bahwa alat kontrasepsi AKDR merupakan

urutan keempat dari ketujuh jenis alat kontrasepsi yaitu seperti suntuk, pil,

kondom yang banyak diminati oleh pasangan usia subur dan wanita usia subur

dibandingkan dengan AKDR, implant, MOW, dan MOP yang kurang diminati

oleh PUS dan WUS.

AKDR merupakan metode kontrasepsi yang reversibel, berjangka panjang,

dan dapat dipakai 5-10 tahun. AKDR merupakan metode kontrasepsi yang sangat

efektif dengan 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan atau satu kegagalan dalam 125-

170 kehamilan dan AKDR dapat segera efektif setelah pemasangan (Pinem,

2009).

AKDR memiliki efektivitas sebesar 99,7%. Efektivitas KB AKDR ini

lebih baik dibandingkan KB jenis lain, seperti koitus interuptus efektivitasnya

mencapai 81%, kondom efektivitasnya mencapai 85%, diafragma efektivitasnya

mencapai 82%, spermisida efektivitasnya mencapai 80%, pil efektivitasnya

mencapai 97%, suntik efektivitasnya mencapai 95%, dan impant efektivitasnya

mencapai 97% (Hartanto, 2004).

Dewasa ini diperkirakan lebih dari 100 juta wanita yang menggunkan

kontrasepsi berupa AKDR, sebagian besar penggunaannya terdapat di Cina. Di

negara maju, angka penggunaan AKDR sebanyak 6%. Penggunaan kontrasepsi

AKDR di Indonesia sebesar 22,6% dari semua pengguna metode kontrasepsi,


AKDR sekarang ini diyakini sebagai salah satu alat yang secara efektif mampu

menghindari terjadinya kehamilan dalam rentang waktu yang cukup panjang yaitu

5-10 tahun (Hanafiah, 2005).

Menurut Green yang dikutip dalam Pinem (2009) mengungkapkan ada

beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku seseorang dalam

menggunakan AKDR yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kenyakinan,

dan nilai-nilai), faktor pemungkin (sarana dan prasarana, fasilitas kesehatan) dan

faktor penguat (peran suami, tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku

petugas kesehatan). Berdasarkan teori Lawrence Green untuk penelitian ini yang

akan diteliti hanya faktor predisposisi yaitu pengetahuan, sikap,

kepercayaan/nilai-nilai.

Penggunaan AKDR dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu

penelitian yang telah dilakukan oeh Imroni, Fajar, dan febry (2009) di Desa Parit

kecamatan Indralaya Utara melaporkan bahwa pengguna AKDR 59,8% ibu yang

mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah, sedangkan 40,2% ibu lainnya

memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi; 51,7% ibu yang mempunyai sikap

positif, sedangkan 48,3% ibu lainya mempunyai sikap yang negatif; 55,2% suami

berperan dalam penggunaan KB pada ibu, sedangkan 44,8% suami lainnya tidak

berperan dalam penggunaan KB pada ibu.

Penelitian yang pernah dilakukan oleh Yanti (2010) menyatakan bahwa

faktor pengetahuan ibu dan faktor sikap ibu mempunyai hubungan dalam

menggunakan metode AKDR. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Imbarwati

(2009) melaporkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan kurang baik


dalam memilih menggunakan AKDR sebesar 56,8%. Penelitian yang dilakukan

oleh Mulastin (2010), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebagian besar

responden bersikap mendukung sebanyak 71 responden (50.7%).

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penting untuk dilakukan

penelitian dengan judul “Faktor-Faktor Predisposisi Yang Berhubungan

Dengan Lama Penggunaan KB AKDR Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017”.

2.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa permasalahan yang ada

di masyarakat antara lain:

2.2.1 Bagaimana tingkat pengetahuan, kepercayaan atau keyakinan dan nilai

pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) tentang

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

2.2.2 Kenapa WUS dan PUS tidak mau menggunakan AKDR untuk membatasi

dan mengontrol kehamilan.

2.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor predisposisi yang berhubungan dengan

lama penggunaan KB AKDR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan

Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan penggunaan KB

AKDR.
b. Untuk mengetahui hubungan sikap dengan penggunaan KB AKDR.

c. Untuk mengetahui hubungan kepercayaan atau keyakinan dan nilai

dengan penggunaan KB AKDR.

A. Manfaat Penelitian

Manfaat aplikatif antara lain

1. Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi perpustakaan hingga menjadi dasar

pemikiran untuk pelaksanaan penelitian yang selanjutnya.

2. Bagi peneliti, untuk menerapkan/mengaplikasikan teori yang didapat

selama mengikuti pendidikan

3. Praktis

Bagi pihak puskesmas, sebagai bahan masukan dalam mengambil langkah

menuju perbaikan dalam meningkatkan minat masyarakat untuk

menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

1.5 Kerangka Teori


Faktor yang mempengaruhi
kejadianpenggunaan AKDR
Pengetahuan Penggunaan AKDR
Sikap
Kepercayaan dan nilai-nilai
Peran petugas kesehatan
fasilitas

Gambar 1.1 Kerangka Teoritis


1.6 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep ini dikembangkan berdasarkan teori Green dalam Pinem

(2009), yaitu faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan/keyakinan dan

nilai-nilai), faktor pemungkin (sarana dan prasarana) dan faktor penguat (peran

suami, tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku petugas kesehatan)

adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen terdiri dari faktor predisposisi (pengetahuan,

sikap, dan kepercayaan/nilai-niai). Sedangkan variabel dependen terdiri dari lama

penggunaan KB AKDR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

Variabel Independen Variabel Dependen


Faktor predisposisi

1. Pengetahuan Lama Penggunaan KB AKDR


2. Sikap
3. Kepercayaan/nilai-nilai

(Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian)

1.7 Populasi dan Sampel

1.7.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Akseptor KB yang menggunakan KB

AKDR Di Wilayah Kerja Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya

1.7.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah Akseptor KB yang menggunakan KB

AKDR Di Wilayah Kerja Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee


Kabupaten Aceh Jaya. Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan

total Sampling,

1.8 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross

sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI
BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH PUSKESMAS
CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA
TAHUN 2017

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu keadaan fisiologis yang menjadi dambaan

setiap pasangan suami istri. Dari setiap kehamilan yang di harapkan adalah

lahirnya bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan yang

cukup. Masa kehamilan adalah salah satu fase penting dalam pertumbuhan anak

karena calon ibu dan bayi yang akan di kandungnya membutuhkan gizi yang

cukup banyak (Depkes RI, 2004).

Salah satu sasaran yang ditetapkan pada Indonesia adalah menurunkan

angka kematian maternal menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup dan angka

kematian neonatal menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup, Masalah yang dihadapi

oleh pemerintah Indonesia adalah tingginya prevelensi anemia ibu hamil yaitu

50,9% dan sebagian besar penyebabnya adalah kekurangan Zat besi yang

diperlukan untuk pembentukan hemoglobin, sehingga yang ditimbulkan di sebut

anemia kekurangan zat besi (Depkes, RI, 2003).

Distribusi kematian neonatal sebagian besar di indonesia khususnya di

wilayah jawa dan bali (66,7%) dan di daerah pedesaan (58,6%). Menurut umur

kematian yaitu 79,4% adalah angka kematian neonatal yaitu pada usia 0-7 hari

dan 20,6% terjadi pada usia 8-28 hari. Penyebab kematian menunjukkan bahwa

proposi penyebab kematian neonatal kelompok umur 0-7 hari tertinggi adalah
prematur dan berat badan lahir rendah (35%), kemudian lahir asfiksia 33,6%

(Depkes RI, 2003).

Menurut Survei Demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003,

pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar propinsi

dengan variasi yang sangat besar yaitu propinsi Nusa Tenggara Barat mencapai

103 per 1.000 kelahiran hidup (terendah). Sekitar 57% kematian bayi terjadi pada

bayi umur di bawah 1 bulan dan utamnya di sebabkan oleh gangguan perinatal

dan bayi berat lahir rendah (BBLR) (Depkes RI, 2003).

Pemantaun kesehatan dan status gizi ibu hamil baik pada awal kehamilan

dan selama masa kehamilan merupakan upaya pendekatan yang potensial dalam

kaitannya dengan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak. Situasi pelayanan

obstetrik di Indonesia dimana sebagian besar persalinan masih ditolong oleh

dukun (>60%). Semetara lebih dari 60% bidan di desas-desa masih memerlukan

peningkatan keterampilan dan pengetahuan terutama keterlambatan dalam

mendeteksi kehamilan dapat teratasi apalagi terhadap kehamilan yang berisiko

tinggi sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu dan perinatal dapat

berkurang (Sediaoetama, 2004).

Ada beberapa faktor yang menyebabkan BBLR, beberapa diantaranya

adanya paritas dan usia ibu. Usia ibu berat kaitannya dengan berat bayi lahir.

Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi untuk

melahirkan bayi BBLR yaitu 2-4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan

pada wanita yang cukup umur, faktor usia ibu antara kurang dari 20 tahun dan

usia lebih dari 35 tahun penyebab Asphyxia neonatorum. Pada umur yang masih
muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum

optimal sehingga dapat mempengaruhi organ janin dalam rahim. Selain itu emosi

dan kejiwaan belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut

belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi

komplikasi (Setianingrum, 2005).

Selain faktor usia, faktor paritas juga mempengaruhi BBLR. Seorang

wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan

kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia),

terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang atau melintang

(Setianingrum, 2005). Paritas antara 1 dan > 4 memiliki resiko 2,3 kali lebih besar

dibandingkan dengan paritas 2-3. Kehamilan dan persalinan yang mempunyai

resiko adalah anak pertama dan persalinan anak keempat atau lebih karena pada

anak pertama adanya kekakuan dari otot atau cervik yang kaku memberikan tahan

yang jauh lebih besar dan dapat memperpanjang persalinan sedangkan pada anak

keempat atau lebih adanya kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang

sudah berulangkali direngangkan kehamilan, sehingga nutrisi yang dibutuhkan

janin berkurang, dinding rahim dan dinding perut sudah kendor, kekenyalan sudah

berkurang hingga kekuatan mendesak ke bawah tidak seberapa sehingga dapat

memperpanjang proses persalinan (Setianingrum, 2005).

Faktor yang paling berpengaruh besar menyebabkan terjadinya persalinan

dengan BBLR adalah dari faktor risiko dari ibu diantaranya umur ibu saat hamil,

jumlah paritas ibu, jarak kehamilan, pekerjaan, status gizi ibu, dll. Jumlah paritas

yang tinggi berisiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR karena perubahan
pada bentuk uterus akibat kehamilan berulang, sehingga terjadi kerusakan

pembuluh darah dinding uterus yang mempengaruhi sirkulasi nutrisi kejanin, yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin (Kemenkes RI, 2011).

Dari uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir

Rendah (BBLR) Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan diatas, maka yang

menjadi permasalahan adalah kejadian BBLR di Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kejadian BBLR Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan usia ibu dalam kehamilan dengan kejadian

BBLR di Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.3.2.2 Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dalam kehamilan dengan kejadian

BBLR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.


1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dalam kehamilan dengan

kejadian BBLR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.3.2.4 Untuk mengetahui hubungan paritas dalam kehamilan dengan kejadian

BBLR Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabee

Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian

BBLR yang dapat dijadikan evaluasi dan pengambilan kebijakan di Dinas

Kesehatan Aceh Jaya.

1.4.2 Sebagai bahan masukan kepada pihak Rumah Sakit sehingga dapat

melakukan konseling kepada ibu hamil mengenai pentingnya pemeriksaan

kehamilan sebagai deteksi dini ibu hamil risiko tinggi dalam rangka

mencegah bayi lahir BBLR.

1.4.3 Sebagai bahan masukan atau sebagai sumber informasi yang berguna bagi

mahasiswa keperawatan mengenai kejadiaan bayi BBLR.

1.5 Kerangka Teoritis

Faktor kesehatan ibu :


1. Anemia
2. Umur Variabel terikat :
3. Paritas
Berat Bayi Lahir Rendah
4. Jarak kehamilan
5. Pekerjaan (BBLR)

Gambar 2.1: Kerangka Teoritis

Sumber : Depkes RI 2003, Sibagariang, 2010, Depkes RI 2005


1.6 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Depkes RI 2003, Sibagariang,

2010, Depkes RI 2005 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Variabel Independen Variabel Dependen

Umur Ibu

Paritas
Berat bayi lahir
Rendah (BBLR)
Jarak Kehamilan

Pekerjaan

Gambar 3.1: Kerangka Konsep Penelitian

1.7.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua bayi yang lahir dengan berat

badan rendah

1.7.2 Sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian Semua bayi yang lahir

dengan berat badan rendah

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross

sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA
DALAM MENGENDALIKAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS CALANG KECAMATAN KRUENG SABEE
KABUPATEN ACEH JAYA TAHUN 2017

1.1 Latar Belakang

Salah satu hasil dari pembangunan kesehatan memberikan dampak pada

peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH). Peningkatan usia harapan hidup

berdampak terhadap peningkatan jumlah lansia yaitu usia 60 tahun ke atas

(Depkes RI, 2003). Pada tahun 2006 terdapat 19 juta jiwa lansia dengan usia

harapan hidup 66.2 tahun, pada tahun 2009 terdapat 19.32 juta jiwa (8.37 % dari

total penduduk). Diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lansia mencapai 29 juta

jiwa dengan usia harapan hidup mencapai 71.1 tahun (Depsos RI, 2009).

Biro Pusat Statistik (BPS) (2010), melaporkan lanjut usia di DKI pada

tahun 2009 berjumlah 693.465 jiwa (7.0% dari total penduduk). Di Jakarta Utara

pada tahun 2010 jumlah lanjut usia presentasinya 297.749 jiwa (24.7% dari total

penduduk).

Lanjut usia akan mengalami penurunan fungsi tubuh akibat perubahan

fisik, psikososial, kultural, spiritual. Perubahan fisik akan mempengaruhi berbagai

sistem tubuh salah satunya adalah sistem kardiovaskuler. Masalah kesehatan

akibat dari proses penuaan dan sering terjadi pada sistem kardiovaskuler yang

merupakan proses degeneratif, diantaranya yaitu penyakit hipertensi. Penyakit

hipertensi pada lansia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan hipertensi

sistolik diatas 140 mmHg dan diastoliknya menetap atau kurang dari 90 mmHg
yang memberi gejala yang berlanjut, seperti stroke, penyakit jantung koroner

(Kellicker, 2010).

Berdasarkan permasalahan tersebut maka penulis tertarik mengambil judul

tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam

mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan Krueng

Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017”.

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan dukungan emosional, dukungan

penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan instrumental dengan perilaku

lansia dalam mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan

Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

1.3 Tujuan Khusus

1.3.1 Untuk mengetahui hubungan dukungan emosional dengan perilaku lansia

dalam mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

1.3.2 Untuk mengetahui hubungan dukungan penghargaan dengan perilaku lansia

dalam mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

1.3.3 Untuk mengetahui hubungan dukungan informasi dengan perilaku lansia

dalam mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang

Kecamatan Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017


1.3.4 Untuk mengetahui dukungan instrumental dengan perilaku lansia dalam

mengendalikan hipertensi Di Wilayah Puskesmas Calang Kecamatan

Krueng Sabee Kabupaten Aceh Jaya Tahun 2017

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Bagi penulis sebagai tambahan pengetahuan serta dapat memperoleh

informasi tentang perilaku lansia terhadap pengentalian hipertensi.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Sebagai bahan masukan sumbangan pemikiran untuk tentang perilaku

lansia terhadap pengentalian hipertensi.

1.4.2.2 Sebagai masukan bagi provider khususnya Petugas puskesmas

1.4.2.3 Menambah bahan informasi yang dapat dijadikan bahan refensi bagi

pengembangan ilmu atau penelitian lebih lanjut bagi yang membutuhkan

khususnya tentang perilaku lansia dalam mengendalikan hipertensi.

1.5 Kerangka Teori


Dukungan Keluarga
Berupa:
Perilaku lansia dalam
1. Dukungan Emosional mengendalikan hipertensi..
2. Dukungan Penghargaan
3. Dukungan Informasi
4. Dukungan Instrumental

Gambar 1.1 Kerangka Teoritis


1.6 Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan teori tentang Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

lansia dalam mengendalikan hipertensi.

Variabel Independen Variabel Dependen


Dukungan Emosional

Dukungan Penghargaan Perilaku Lansia Dalam


Mengendalikan
Dukungan Informasi Hipertensi.

Dukungan Instrumental

1.7 Populasi dan Sampel

1.7.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada Di Wilayah

Kerja Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabe Kabupaten Aceh Jaya

1.7.2 Sampel.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian lansia yang ada Di Wilayah

Kerja Puskesmas Calang Kecamatan Krueng Sabe Kabupaten Aceh Jaya

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan desain penelitian cross

sectional, dimana variabel bebas dan terikat diteliti pada secara bersamaan.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI,. 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia
Subur (WUS). direktorat Gizi Masyarakat dan Binkesmas, Jakarta.

Depkes, RI, 2004. Profil Kesehatan indonesia Sehat. Menuju Indonesia Sehat
2010.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2004.pdf.

Depkes RI. (2012). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Usaid : Jakarta

Kemenkes RI. (2013). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Kemenkes


RI: Jakarta

Maryunani, Anik. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Cv. Trans
Info Media: Jakarta

Setianingrum, Susiana Iud Winanti. 2005. Hubungan Antara Kenaikan Berat


Badan, Lingkar Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Trisemester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolali
Tahun 2005. Jurnal. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai